1. Anatomi Fisiologi Kelenjar Prostat Kelenjar prostat merupakan organ khusus pada lokasi yang kecil, yang hanya dimiliki oleh pria. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih (vesika urinaria) melekat pada dinding bawah kandung kemih di sekitar uretra bagian atas. Biasanya ukurannya sebesar buah kenari dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu: a. Lobus posterior b. Lobus lateral c. Lobus anterior d. Lobus medial
Batas lobus pada kelenjar prostat : a. Batas superior : basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot polos berjalan tanpa terputus dari satu organ ke organ yang lain. Batas inferior : apex prostat terletak pada permukaan atas diafragma urogenitalis. Uretra meninggalkan prostat tepat diatas apex permukaan anterior.
b. Anterior : permukaan anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis, dipisahkan dari simphisis oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum retropubica(cavum retziuz). Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. Ligamentum ini terletak pada pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi vascia pelvis.
c.
Posterior
:
permukaan
posterior
prostat
berhubungan
erat
dengan
permukaan anterior ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju corpus perinealis.
d. Lateral : permukaan lateral prostat terselubung oleh serabut anterior m. levator ani waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius menembus bagisan atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars prostatica pada pinggir lateral orificium utriculus prostaticus. prostaticus. Lobus lateral mengandung banyak kelenjar.
Fungsi Prostat :
Kelenjar prostat ditutupi oleh jaringan fibrosa, lapisan otot halus, dan substansi glandular yang tersusun dari sel epitel kolumnar. Kelenjar prostat menyekresi cairan seperti susu yang menusun 30% dari total cairan semen, dan memberi tampilan susu pada semen. Sifat cairannya sedikit alkali yang member perlindungan pada sperma di dalam vagina yang bersifat asam. Sekret prostat bersifat alkali yang membantu menetralkan keasaman vagina. Cairan prostat juga mengandung mengandung enzim pembekuan yang akan menebalkan semen dalam vagina sehingga semen bisa bertahan dalam serviks.
2. Definisi Kanker Prostat
Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. kanker prostat Kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat metastasis (menyebar) dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi.
Kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker prostat cenderung untuk menyerang pada pria berusia lebih dari lima puluh dan meskipun ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum pada laki-laki, banyak yang tidak pernah mengalami gejala, tidak menjalani terapi, dan akhirnya meninggal karena penyebab lainnya. Hal ini karena kanker prostat dalam banyak kasus, lambat berkembang, dan lambat disadari sudah menjacapi stadium lanjut.
Kanker prostat adalah kanker nomor satu yang diidentifikasi pada para pria di Amerika Serikat dan penyebab penyebab kematian tersering kedua akibat kanker pada populasi tersebut (yang pertama adalah kanker paru). Kanker prostat biasanya didiagnosis pada pria berusia lanjut di atas 65 tahun, walaupun kini banyak didiagnosis pada pria yang lebih muda.
3. Etiologi Kanker Prostat
Berdasarkan epidemiologi, terdapat empat factor yang mungkin mempengaruhi terjadinya kanker prostat, yaitu genetic, hormone, makanan dan lingkungan, serta infeksi. Risiko kanker prostat meningkat pada pria yang keluarga dekatnya mengidap penyakit ini. Hormon, diet tinggi lemak dan toksin juga disebutkan sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.
4. Manifestasi Klinis Kanker Prostat Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).
Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala-Gejala Kanker Prostat :
a) Sulit berkemih Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit –sedikit. Gejala ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses berkemih.
b) Nyeri saat berkemih Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker.
c) Keluar darah saat berkemih Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar – –samar atau hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala ini.
d) Sulit ereksi atau menahan ereksi Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.
e) Sulit Buang Air Besar Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Akibatnya, bila bila ada tumor, pencernaan pencernaan akan akan terganggu. terganggu. Namun perlu diingat, diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.
f)
Nyeri terus menerus Sering kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan dijelask an di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.
g) Sering berkemih di malam hari Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.
h) Urin yang menetes atau tidak cukup kuat Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalaupun keluar aliran tidak cukup kuat.
5. Epidemiologi Kanker Prostat
Kanker merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat melakukan invasi ke jaringan-jaringan normal atau menyebar ke organ-organ yang jauh. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan untuk kanker adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Penyakit kanker dapat diklasifikan menjadi dua bagian, yaitu karsinoma dan retikulosis.
Kelenjar prostat tempat di mana tumbuh kanker, adalah salah satu kelenjar khusus untuk pria, terletak persis di bawah (leher bawah) kandung kemih (vesica urinaria). Prostat mengelilingi bagian atas pertama saluran kemih (urethra). Salah satu peran prostat dalam perkemihan adalah membantu menyalurkan/ menyemprotkan urine keluar dari kandung kemih. Peran utamanya yang penting adalah berkaitan dengan fungsi mengeluarkan semen (cairan sperma) dan hormone seksualnya, dalam hal ini Prostat adalah penghasil sebagian besar cairan di dalam air mani (semen) yang menjaga sperma agar tetap hidup.
Kelenjar prostat mulai berkembang sebelum bayi lahir dan akan terus berkembang hingga mencapai usia dewasa. Perkembangan prostat dipengaruhi oleh hormon seks pria, yaitu androgen. Hormon androgen yang utama adalah testosteron3. Secara umum kanker prostat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu kanker yang masih terbatas dalam organ prostat (kanker dini) dan yang sudah menyebar keluar prostat baik ke organ sekitar maupun metastasis (penyebaran) jauh (kanker lanjut).
Sebagai
umumnya
kanker,
diagnosis
awal
sangat
dubutuhkan
dalam
penanggulngan kanker prostat. Sebagai tanda bahaya (Warning sign) kanker prostat adalah :
Sering kali merasa ingin kencing, terutama di malam hari
Nyeri atau rasa terbakar (burning) selama miksi
Bermasalah sewaktu memulai atau menghentikan kencing, atau kencing lemah
Urine (air kencing) berdarah
Nyeri saat ejakulasi
Cairan ejakulasi berdarah
Gangguan ereksi
Nyeri pinggul atau punggung
6. Faktor Risiko Kanker Prostat
Pada kanker prostat walaupun belum ditemukan factor penyebab utamanya, tetapi ada beberapa factor risiko yang diyakini sebagai penyebab terjadinya kanker prostat yaitu :
a) Usia Lanjut Usia merupakan faktor risiko terbesar kanker prostat. Kanker prostat jarang terjadi pada pria di bawah 40 tahun, namun risiko kanker prostat akan meningkat setelah usia 50 tahun. Dua dari tiga kasus kanker prostat ditemukan pada pria usia 65 tahun. Hal ini disebabkan karena risiko penyakit pada usia lanjut meningkat seiring dengan proses penuaan dan menurunnya berbagai fungsi fisiologis tubuh.
Semakin lanjut usia, risiko terjadinya kanker prostat meningkat secara bermakna. Pria pada usia 50 tahun sekitar 33% memiliki tumor prostat kecil. Sedangkan pada usia 80 tahun sekitar 70% pria dapat dibuktikan secara histopatologi memiliki kanker prostat. Menurut American Cancer Society, pada umumnya, kanker prostat berkembang dengan perlahan.
b) Hormon Testosterone Testosteron secara alami memacu pertumbuhan kelenjar prostat. Pria yang menggunakan terapi testosteron, biasanya cenderung mengidap kanker prostat. Banyak dokter menganggap, terapi testosteron akan mempercepat berkembangnya kanker prostat yang awalnya sudah tumbuh. Terapi testosteron jangka panjang pun akan menyebabkan pembesaran kelenjar prostat.
c) Ras Orang dari ras kulit hitam memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terjadi kanker prostat disbanding ras lain. Namun peningktan risiko ini dianggap tidak independen, tetapi berhubungan dengan factor lain (counfounding factors) yang berhubungan dengan ras. Misalnya ditemukan titer hormone testosterone yang tinggi di kalangan kulit hitam berisiko kanker.
d) Riwayat keluarga Bila ada satu anggota keluarga yang mengidap penyakit ini maka risiko meningkat menjadi dua kali bagi yang lain dan bila ada dua anggota keluarga yang menderita penyakit ini maka risiko penyakit ini menjadi 2-5 kali. Faktor ini berhubungan dengan factor genetic oleh karena itu factor ini merupakan factor yang tidak dapat diubah dan dihindari.
Tingginya kanker prostat pada ras tertentu (kaum kulit hitam) membawa kecurigaan adanya peran factor genetic. Salah satu gen yang paling dicurigai penyebab kanker prostat adalah mutasi gen p53. Menurut American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan paling sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa di tengahnya.
e) Pola makan Pola makan merupakan changeable risk factor terjadinya kanker prostat. Konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi utamanya lemak hewani akan meningkatkan resiko terkena kanker prostat. Peranan lemak dalam meningkatkan risiko kanker prostat terjadi dengan beberapa mekanisme. Pertama lemak dapat mempengaruhi kadar testosterone, suatu hormone yang diperlukan untuk sel-sel prostat baik jinak maupun ganas.
Pria yang mengkonsumsi sedikit lemak akan mempunyai kadar hormone testosterone yang relative rendah. Kedua, lemak adalah sumber radikal bebas, dan yang ketiga adalah hasil metabolisme asam lemak diduga merupakan zat karsinogenik, contohnya adalah asam lemak tidak jenuh omega-6 yang dapat memacu pertumbuhan sel kanker prostat.
f) Virus Jenis retrovirus, dikenal sebagai XMRV diidentikasi kemungkinan sebagai penyebab kanker prostat.
g) Chemoprevention Berbagai bahan kimiawi obat dan zat lainnya yang diidentifikasi dapat merangsang kanker. Yang tergolong bahan kimia salah satunya adalah logam berat seperti cadmium yang terdapat pada baterai bekas yang memang bisa memicu kanker prostat.
h) Banyak Duduk Duduk berjam-jam di belakang meja ternyata meningkatkan risiko kanker prostat. Hal ini didasarkan pada kesimpulan penelitian yang dilakukan ilmuwan di Inggris baru-baru ini. Tim peneliti the university of Athens mencoba menganalisis keterkaitan antara level aktivitas fisik di tempat kerja dan tumbuhnya tumor. Peneliti menganalisis 320 pasien kanker prostat dan dibandingkan dengan kelompok pria sehat. Seluruh partisipan kemudian ditanyai tentang tipikal pekerjaan mereka.
Terungkap, pria yang bekerja sebagai pegawai, guru, atau pekerja kantoran berisiko lebih tinggi ketimbang mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berdiri atau bergerak ke sanakemari seperti buruh pabrik, tukang roti, dan tukang cukur. Setiap pria yang memasuki usia 45 tahun berpeluang mengalami pembesaran kelenjar prostat. Jika pembesaran terjadi secara berlebihan hingga membengkak sebesar buah jeruk, efeknya dapat menekan aliran kemih yang melalui uretra. Kondisi inilah yang disebut BPH5.
7. Patofisiologi Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995) Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menyebabkan penekanan intravesikal, untuk dapat mengeluarkan urin buli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000) Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung berlangsung terus akan mengakibatkan mengakibatkan hidroureter, hidroureter, hidronefrosis hidronefrosis bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995). Berkembangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika seminalis. Ca Prostat dapat juga
menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang – tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000) Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi
sel
syaraf
yang
mempersarafi
otot
polos.
Hal
ini
dapat
mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. Kanker prostat dikelompokkan menjadi 1. Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain. 2. Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA. 3. Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening. 4. Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
8. Pemeriksaan Penunjang 1. Colok dubur Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal), adakah asimetris nodul pada prostat, apa batas atas dapat diraba.
adakah
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
2. Ultrasonografi Ultrasonogr afi transrektal Ultrasonografi transrektal adalah alat yang efektif untuk menegakkan diagnosis kanker prostat. Keuntungannya adalah lebih murah dibandingkan dengan CTScan dan MRI dan tidak ada bahaya radiasi. Namun alat ini tidak dapat mendeteksi kelenjar limfe pelvis dan memiliki angka positif palsu yang tinggi (tidak dapat membedakan dengan lesi hipoekoik seperti pada BPH dan prositis) dan negative palsu yang tinggi (untuk karsinoma yang isoekoik atau hiperekoik). 3. CT-Scan CT-Scan tidak terlalu disarankan kecuali bila dicurigai terjadi penyebaran ke kelenjar limfe, sedangkan MRI tidak dianjurkan karena terjadi tumpang tindih antara gambaran jinak dan ganas kecuali bila dengan teknik yang menggunakan endorectal coil maka sangat baik untuk melihat margin infiltrasi tumor. Bone scanning atau bone survey adalah cara paling umum dan diandalkan untuk
melihat adanya metastasis pada tulang. 9. Komplikasi
Kanker penis progresif yang tidak diterapi memiliki angka kematian yang sangat tinggi (sekitar 90%).
Kanker testis dapat bermetastasis ke paru, kelenjer limfe, atau susunan saraf pusat.
Angka bertahan bertahan hidup pada kanker prostat bergantung pada stadium saat diagnosis. Sebagian besar pria yang didiagnosis berada pada stadium D akan meninggal dalam waktu 3-5 tahun.
Semua kanker saluran reproduksi pria dapat menyebabkan impotenis dan inkontinensia.
10. Penatalaksanaan
Eksis kanker penis secara bedah, dengan atau tampa rediasi dan kemoterapi.
Untuk kanker testis, dilakukan pembedahan untuk mengangkat testis yang terkena. Diberikan radiasi kemoterapi.
Pada pria dengan kanker testis dilakukan pemeriksaan sinar-X toraks dan biopsi kelenjer limfe untuk menyingkirkan metastasis
Pada sebagian pria berusia berusia lanjut dengan kanker prostat stadium A mungkin hanya diperlukan pengawasan ketat.
Prostatektomi redikal (pengangkatan prostat secara bedah) atau terapi radiasi biasanya dilakukan untuk mengobati semua tumor prostat stadium B dan C dan tumor stadium A pada pria muda. Pilih terapi dapat berupa radiasi sinar proton, penanaman benih radiasi, dan krioterapi. Tumor stadium D diterapi dengan pemberian hormon untuk memperlambat penyebaran penyakit dan tindakan-tindakan paliatif untuk mengurangi nyeri. Terapi hormon antara lain adalah obat-obat antiandrogen, terapi estrogen, dan obatobat
yang
penghambat
pelepasan
gonadotropin-releasing
hormone
hipotalamus (leuprolide). Dapat dilakukan orkitektomi (pengangkatan testis) bersama dengan terapi hormone.