REWARD DAN PUNISHMENT
DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH PADA MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM OLEH OLEH : MAHFU MAHFUZ Z BUDI BUDI NIM :3072050
DOSEN PEMBIMBING PROF. DR. H. HAIDAR PUTRA DAULAY, MA DR. AL RASYIDIN, M.AG
SEMESTER II PROGRAM STUDI S-3/DOKTOR PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCA-SARJANA IAIN SUMATERA UTARA MEDAN 2008
REWARD DAN PUNISHMENT
DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM ن الرحيمالرح ا بس م ا A. Pendahuluan
Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya bahwa semua yang dilakukan manusia di dunia tanpa terkecuali, sekecil apapun, memiliki konsekuensi di akhirat kelak. Semua kebaikan memperoleh ganjaran positif berupa pahala, dan semua hal buru burukk yang yang dila dilaku kukan kan akan akan meni menimb mbul ulkan kan dosa dosa dan menda mendapat pat hukum hukuman an yang yang setimpal. setimpal. Allah SWT memastika memastikann hal itu dalam berbagai firman-Nya. firman-Nya. Beberapa di antaranya semisal :
لّ ِإٍ َ م َع ْ ن َِ ن ُوَم َْت َ َل ٍ ن ْآقُر ِ ُ ْهنِ وُْ َت َا َ ٍ ن ْشَأ فِي ُ ن ُوتَك َا َ ٍّة َ ذ ِ َاْ ث ِ َ ّب َعُع ُ ْز َ َا َ ِ ه ِف َ ُو ضُِت ْذ ِ إ ًد ُو ُ ْش ُ ْكََع ّاُ ِيّف ِلَإ ر َ ْ َ َلَ ن ن ِ َذ َِ غَر َْصننَ ل َ َاءنّم سن فِي َ ل َ ِ ن ن ْ َ فِي ٍ ِ ٍ َاِ Dan tidaklah kamu berada dalam suatu keadaan dan tidak dalam membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidaklah mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan pengetahuan Tuhanmu Tuhanmu biarpun sebesar zarrah di bumi ataupun di langit. langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Q.S. 10 : 61)
َ ُوَ م َْ و ُو َا مَا ِب ُُ ُج ْ ََ ْ ِ ِ َْ َ ْ ُ َُِ ْسَ ْ ِ ََْ ُعَ ْ َ ت َ ْو َ Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. 24 : 24)
ُو َا مَا ِب ْ ُُُ ْج َ ُ َ ْ َ َت ْ ِ ِْ َْ َاُم َك ُت َ ْ ِ ِ َو ْف َ َىَع ُ ِْخ َخ َ ْو َ ْ َ ُوِس ْك َ Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka mereka dan mem memberi beri kesaksi kesaksianl anlah ah kaki mereka mereka terhada terhadap p apa yang dahulu dahulu mereka usahakan.
(Q.S. 36 : 65)
Ketiga ayat di atas menjadi landasan bagaimana proses kehidupan umat manusia senantiasa berlangsung di bawah pengawasan Penciptanya, dan segala yang dila dilaku kukan kan manus manusia ia sepan sepanja jang ng hidu hidupny pnyaa adala adalahh bent bentuk uk akti aktivi vita tass yang yang harus harus dipertanggungjawabkan dan pasti akan memperoleh balasan.
َُ ر َ شَر ٍ ّةَذ َ َا ْ ِثْ َ م َْ َ َ ُ َ ر َ ًر َْ ٍّةة َذذَ َا ْ ِثْ َ م ْ َ َم َف Barangsiapa Barangsiapa yang mengerjakan mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. 99 :7-8)
Bentuk Bentuk pertang pertanggung gungjaw jawaba abann dimaks dimaksud ud akan berimp berimplik likasi asi kepada kepada bentuk bentuk paling akhir dari penghargaan dan hukuman yang akan diterima manusia kelak, yaitu sorga sebagai reward dan neraka sebagai punishment .
Pada dasarnya pendidikan dalam Islam berlangsung seumur hidup, sehingga tidak tidak salah salah menyebut menyebut bahwa bahwa proses proses kehidup kehidupan an umat manusia manusia adalah adalah sama sama dan sebangu sebangunn dengan dengan proses proses pendid pendidika ikann itu sendir sendiri.i. Sebagai Sebagaiman manaa proses proses kehidupa kehidupann memerl memerlukan ukan Pengawa Pengawas, s, mempers mempersya yaratk ratkan an pertangg pertanggungj ungjawa awaban ban dan mempero memperoleh leh balasan, demikian pulalah adanya proses pendidikan. Makalah ini memaparkan beberapa topik persoalan seputar “balasan” dalam dunia pendidikan, pendidikan, yang muncul dalam bentuk penghargaan penghargaan dan hukuman (reward & punishment ; selanjutnya disingkat R & P)., yang bahasannya mencakup pengertian,
tujuan pemberian beserta dasar-dasar pertimbangan dalam aplikasinya, dan terakhir menyangkut bentuk-bentuknya.
B. Pengertian Pengertian R & P dalam Pendidikan Pendidikan Islam Islam
Pendidikan, seperti halnya juga Pendidikan Islam, memiliki sejumlah unsur pokok sebagai pendukung, antara lain pendidik, peserta didik, tujuan, materi, metode, dan alat pendidikan. Sejumlah pakar pendidikan Islam menyebut R & P adalah metode, sementara yang lainnya menilainya sebagai alat pendidikan. Perbedaan pandangan ini nampaknya muncul dari perbedaan pemaknaan bahasa dan perbedaan perspektif. Dalam bahasa Arab, terdapat sejumlah padanan untuk metode yaitu uslub, thoriqoh, kaifiyat, manhaj, juga nizhom, sedang alat padanannya adalah alat juga, washilah dan wasithoh. Ditinjau Ditinjau dari perspektif perspektif pendidik pendidik,, R & P bisa dipandang dipandang sebagai salah satu alat pendidikan yang dapat digunakan pendidik untuk menyampaikan mate materi ri (bah (bahan an)) pend pendiidika dikann kepa kepada da pes pesert erta didi didik. k. Dalam alam pers perspe pekt ktif if ini ini kita kita
mengasumsikan bahwa pendidiklah yang aktif menggunakannya sebagai alat, dan peserta didik berada dalam posisi pasif. Hal ini utamanya terjadi pada peserta didik tingkat awal. Tetapi jika kita memandangnya dari perspektif peserta didik, maka R & P adalah metode yang dapat dia gunakan mendorong (memotivasi) dirinya dalam menguasai materi pendidikan. Di sini peserta didik berada pada posisi aktif, dan lazimnya berada dalam dalam status status pendidi pendidikan kan tingkat tingkat menenga menengahh dan tinggi tinggi,, dimana dimana pesert pesertaa didik didik akan menggunakan menggunakan metoda R & P dengan tujuan tujuan memaksimal memaksimalisir isir perolehan perolehan R (eward ) dan meminimalisir P (unishment ). ). Akan tetapi, ‘Abdurrahman al-Nahlawi memandang metode sebagai salah satu alat pendidikan.1 Ada dua jenis alat dalam penilaiannya. Pertama, wasa’ith al-tarbiyah yaitu, alat-alat material atau manusia yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan, al-tarbiyah atau alat-alat seperti pendidik, keluarga, madrasah, masjid. Kedua, wasa’il al-tarbiyah
maknawi psikis, yaitu metode-metode yang digunakan dalam menyampaikan ilmu. Al-Nahlawi kemudian membagi metode pendidikan menjadi dua, yang pertama dia sebut alat preventif dan yang kedua alat kuratif. Kedalam yang pertama termasuk perintah, nasihat, dorongan, dan pembiasaan, dimana dorongan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk reward . Kedalam yang kedua ia masukkan larangan, ancaman, dan hukuman,2 yang ketiganya dalam makalah ini masuk pada kategori punishment . Reward secara
bahasa bermakna ganjaran. Meski secara harfiah bisa bermakna
negatif, negatif, tetapi lazimnya lazimnya digunakan dalam pengertian pengertian yang positif, positif, sebagaimana sebagaimana juga dimaksudkan dalam bahasan makalah ini. Reward juga bermakna hadiah, upah, ataupun ataupun penghargaan. Bahkan pahala juga dapat dimaknai dengan reward . Dalam Al-Qur’an ‘Abdurrahman al-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha fi al-Bayt wa alMadrasah wa al-Mujtama’ (Beirut : Dar al-Fikr, 1979) h. 119. 2 Ibid. Lihat juga Hery Noer Aly , Prinsip-p Prinsip-prins rinsip ip dan Metoda Metoda Pendidikan Pendidikan Islam (Bandung : Diponegoro, 1992), h. 189. 1
beberapa pengertian pengertian reward tersebut muncul dalam beberapa istilah. Antara lain dalam jazaa’ ). Q.S. 56:24 yang menyamakan reward dengan balasan ( jazaa’ ).
َ ُو َم ْ َ وُو َا مَا ِب زَاء َج Sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (A reward for what they used to do)3
ُ َا حْس ِّْ ل ِإ ِ سَا ْ ِح ْ َاءجَز َْ Adakah balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)? (Is there any reward for good other than good?)(Q.S.55 : 60)
Dala Dalam m ayat ayat lain lain dite ditemu mukan kan kata kata ters tersebu ebutt yang yang menu menunj njuk ukkan kan bala balasa sann yang yang dimaksud yang bisa negatif dan bisa juga positif.
ْ َ ُوِم َع مَا ِب َُاؤ َ َ ِ ّ َِزز ْ َ ي ِل ِ ْ ِيَا ف َ ِ َ مَا ّس ِيَا ف ِ َِّ ىَْس ُ ْ بِا و ُوَس ْح َ ِ ّ َِز ْ َ َ Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang tela telah h me mere reka ka kerja kerjakan kan dan me memb mberi eri balasa balasan n kepa kepada da orang orang-or -orang ang yang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik)( baik)( Yea, Yea, to Allah belongs all that is in the heavens and on earth: so that He rewar rewards ds those those who do do evil, evil, according according to their deeds, and He rewards those who do good, with what is best). (Q.S.53 : 31).
3
Terjemahan Terjemahan bahasa Inggris ayat ini dan a yat-ayat berikutnya dikutip dari Program SalafiDB 4.0 dari http://salafidb.googlepages.com http://salafidb.googlepages.com..
Kata lainnya yang juga bermakna reward adalah asyabah sebagaimana terungkap dalam ayat berikut :
فِي َا َ ِ ََفِة ة َ َر ّ َ ْ َ ت َ َ ُوِ َاُْذ ِ َإ ِِْ ُ ْم ِ َ ع ُ ّ َ ي َِ ْ َ َ ًاِر َق ًا َْفف ُْمبَه َث َأ َ ْ ِ َََْع َ ِسّك َ َ زَأ َفْ ِِب ُُو ق Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) (Allah’s Good Pleasure was on the Believers when they swore fealty to thee under the Tree: He knew what was in their hearts, and He sent down tranquillity to them; and He rewarded them with a speedy/near victory) (Q.S :48 :18)
Adapun punishment sebenarnya juga berarti ganjaran, tetapi penggunaannya lebih lazim dalam dalam pengertian pengertiannya nya yang negatif negatif,, sehingga sehingga sering sering diartikan diartikan sebagai sebagai hukuman atau siksaan. Dalam Al-Qur’an, punishment ini muncul dengan kata ‘uqubah atau ‘iqaab seperti pada ayat berikut :
ّ َا ُ َ َ ُ ه َ ُوَ َ َ ّ و قوشَا ْ َُّأَِب ِ َذ ِ َق ِع ْل ا ُِ َش َّ ّ ِ ََف Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Rasul-Nya. Barangsiapa Barangsiapa menentang menentang Allah dan Rasul-Nya, Rasul-Nya, Sesungguhnya Sesungguhnya Allah sangat sangat keras hukuman hukuman-Nya -Nya.. (That (That is because because they they resis resisted ted Allah and His Messenger. and if any one resists Allah, verily Allah is severe in punishment.) (Q.S. 59 : 4). Punishment dalam pengertian siksaan disebut ‘adzab.
ٌَح َ َُ ذَاب َُ ّذذ َ ُع لّ ٍ ِ ئَْ َوَف Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya, (So on that Day, none will punish as He will punish.) (Q.S. 89 : 25)
Keseluruhan rangkaian ayat-ayat di atas menunjukkan kepada kita Islam secara komprehensif menetapkan adanya R & P sebagai implikasi dari seluruh proses perjalanan kehidupan kehidupan umat manusia. Pendidikan Pendidikan sebagai sebagai subsistem subsistem integral dari sistem sistem Islam yang ka’affah,
dengan demikian juga memiliki R & P-nya sendiri, dimana R (eward ) sebagai
balasa balasann atas atas keberha keberhasil silan an manusi manusiaa dalam dalam menjal menjalani ani tahapan tahapan-ta -tahapa hapann pada proses proses pendidikan yang ditempuhnya, dan P (unishment ) sebagai balasan atas sebagian atau seluruh kegagalan yang ditemuinya dalam proses pendidikan yang dijalaninya. Dalam bahasa Arab metode ini biasa disebut uslub al targhib wa al-tarhib.
C.
Tujua ujuann Pem Pembe beri rian an R & P dala dalam m Pen Pendi didi dika kann Isl Islam am
Pendidikan Pendidikan Islam memiliki memiliki rangkaian rangkaian unsur-unsur unsur-unsur yang saling saling terkait terkait yang diperlukan dalam mewujudkan keberhasilannya. Unsur-unsur tersebut antara lain tujuan, kurikulum, materi, metode, sarana, alat, dan pendekatan. Setiap unsur dapat dibagi lagi dalam rincian yang lebih detil, termasuk di dalamnya metode. Rasulu Rasululla llahh s.a.w s.a.w.. mencont mencontohka ohkann sejuml sejumlah ah metode metode dalam dalam penyamp penyampaia aiann pendidikan Islam, termasuk di dalamnya metode R & P.4 Pada makalah terdahulu5 telah dikemukakan dikemukakan adanya adanya metode pujian yang bertujuan memberikan memberikan kegembiraan kegembiraan kepada peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Dengan kata lain metode ini bertujuan bertujuan merangsang merangsang motivasi motivasi peserta peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran atau proses pendidikan yang yang dia terima. Sebab dalam R & P sebagai metode antara lain dikemukakan Abdullah Nashih Ulwan , Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam , jilid 2, terj. Saifullah Kamalie & Hery Noer Ali (Semarang : Asy-Syifa, 1981), 5 Budiman, “Esensi Metode dalam Perspektif Pendidikan Islam”, h. 30-32. Makalah disampaikan pada sesi kuliah Program Doktor Pendidikan Islam IAIN IA IN SU, 15 Agustus 2008. 4
Psikologi Islam, motivasi dimaknai sebagai kunci utama dalam melahirkan dan menafsirkan perbuatan manusia yang disebut niyyah dan ‘ibadah. Niyyah merupakan pendorong utama manusia untuk berbuat atau beramal, sedang ‘ibadah merupakan tujuan manusia dalam berbuat atau beramal. Maka perbuatan manusia, termasuk dalam proses pendidikan, berada pada lingkaran niyyah dan ‘ibadah.6 Demi Demiki kian an pula pula denga dengann meto metode de pembe pemberi rian an hukum hukuman an yang yang dicon diconto tohk hkan an Rasulullah s.a.w., bertujuan memotivasi peserta didik agar lebih giat dalam proses pembela pembelajar jaranny annyaa dan bersedi bersediaa belaja belajarr dari dari kesala kesalahanhan-kes kesala alahan han yang yang pernah pernah dia perbuat. perbuat. Dengan kata lain, metode pemberian pemberian hukuman tersebut adalah cobaan yang dialami peserta didik yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendisiplinkan diri. Dalam konteks yang lebih luas, metode ini efektif melatih kesabaran manusia serta sarana dalam melakukan introspeksi diri.
ُِ َ ِ َو ََ َ ٍ ْ ََ ِ ُو ْ َ ْ خَو َْ ٍ ء ْي َِب ْ ُّكَو َُْ َ َ ِبِر ّا ِ ر َ ب َ ِ َر َم ّث َ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. 2 : 155).
Sebagai cara untuk menentukan apakah semua unsur-unsur dalam pendidikan Islam Islam yang dikemuk dikemukaka akann telah telah tercapai tercapai atau tidak, tidak, maka dibutuhka dibutuhkann perangka perangkatt evaluasi. Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan, harga, atau nilai 6
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Pelajar, 2007), h.239.
berdasar berdasar kriteria kriteria tertentu tertentu terhadap terhadap sebuah kegiatan. Proses pendidikan adalah proses yang yang bertuju bertujuan, an, yang yang dirumu dirumuska skann dalam dalam bentuk bentuk tingkah tingkah laku laku yang yang diharap diharapkan kan dimiliki peserta didik setelah melalui satu proses rangkaian pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari penilaian tersebut dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena itu, tindakan atau kegiatan evaluasi tersebut dinamakan penilaian hasil belajar.7 Pada prinsipnya, penilaian hasil belajar tersebut adalah bentuk R & P bagi para peserta didik.
D.
Dasar-dasar Pertimbangan Pemberian R & P dalam Pendidikan Islam
Pertimbangan pertama dalam pemberian R & P adalah cobaan kepada umat manu manusi siaa dalam dalam kapas kapasit itas asny nyaa sebag sebagai ai pese pesert rtaa didi didik, k, apaka apakahh ia dapat dapat mela melati tihh kesabarannya jika menemui kegagalan atau kendala dalam proses pembelajaran. Dapatkah ia bersikap ridla? Atau mampukah ia mengendalikan diri dengan bersyukur jika cobaan yang datang adalah dalam bentuk prestasi prestasi yang menggembiraka menggembirakan. n. Salah satu kewajiban peserta didik menurut Al-Ghazali adalah membersihkan jiwa dari sifat-sifat negatif. 8 Tak terkira banyaknya peringatan Allah s.w.t. mengenai hal ini, di antaranya :
ُ ّْس ّس ُك ِ َْق ِ ْ ْ َوَ َ ِ ّ ُ َ ث ّ ُك ِت َْأ ّاَمَ َ ّ َْ ْ ُُو ْ َت َْ ُ ِْس َح ْ َ َىَُ ه ََ ْ ُوَ َآ ِ َّ ُ ُو ّر َ ُوَ ّىَ ْح ُو ِز ُْ َ ّء ر ّض َ َاء ْ َأْ ٌِر َق َ ر ُ ر ْ َ ّ َِل إ ْ َ 7 8
Samsul Nizar (ed.), Sejarah Pendidikan Islam , (Jakarta : Kencana, 2007), h. 22. Hasan Asari, “Filsafat Pendidikan Al-Ghazali”, Analytica Islamica , Vol Vol 6., No. 2/2004, h. 84.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman beriman bersama bersamanya: nya: "Bilak "Bilakah ah datangn datangnya ya pertolo pertolongan ngan Allah?" Allah?" Ingatl Ingatlah, ah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(Q.S. 2 : 214)
َ ُو َج ْر ُت اَْ ََِإإ ً َ ِْ ِف ر َْخ ْ َ ر ّ اِا ب ُ ُو ََْ … ….Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.(Q.S. 21 : 35)
Cobaa Cobaann dala dalam m kehi kehidu dupan pan manu manusi siaa iden identi tikk denga dengann ujia ujiann dala dalam m pros proses es pembelajaran. Setiap manusia membutuhkan ujian tersebut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan, pemahaman, dan wawasannya terhadap sesuatu persoalan yang telah dipelajarinya. Hasil-hasil ujian yang diterimanya akan terangkum dalam daftar penilaian penilaian yang isinya isinya adalah R & P baginya. baginya. Apakah ia akan bersyukur bersyukur dengan R yang diterimanya atau bersabar dengan P yang diperolehnya atau tidak. Dengan demik demikia ian, n, R & P sesu sesungg ngguhn uhnya ya adal adalah ah ujia ujiann akan akan keima keimanan nan dan dan keta ketaqw qwaa aann seseorang.
َ ُو ِ ُْْت ُّكََ ّ ْ ُوّت َ ْ طُو ِ بَ َ ْ ُ بِر َاَص ْ ُ رِْ صْ ُوَ َآ ِ ّ َا َ َا Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan dan teta tetapl plah ah bersi bersiap ap siag siaga a dan dan bert bertakw akwala alah h kepad kepada a Alla Allah, h, supa supaya ya kamu kamu beruntung.(Q.S. 3 : 200).
َِ حْس َأ ِب ُ َ جْر َ ْ ُ ر َََص ِ ّّ َ ِز ْ َ ٍََ َا ب َ َِا ع َ ُ ََ ْ ُ َ َِا ع َ ُوَ ْم َْ ُو َا َا Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang orang-orang yang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Dasar pertimbangan lainnya adalah sebagai ajang latihan mendisiplinkan diri dan dan bert bertan angg ggun ungj gjaw awab ab terh terhad adap ap semu semuaa hal hal yang ang dila dilaku kuka kann dala dalam m pros proses es pembelajaran dan proses kehidupan yang dijalani. Dalam hal ini R & P bermanfaat memotivasi manusia untuk berbuat lebih baik dan belajar lebih tekun lagi.
ٌَ َِ ْ َ َس َ مَا ِب ٍ َْ ُ Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Q.S. 74 : 38)
ُوَا ّانعَم َ ُو َأ ْن تُس َ ل َ ْ ُْ َن َس ّان ُك َ َْ َ َن َس َا َا َ ْ ن َ َ ْ ٌَق ّ ُ َ ن ْ ِت َ ُوَ م َْ Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. 2 : 134& 141)
Muhammad Muhammad Munir Mursa mengemukakan mengemukakan,,9 metode R & P digunakan sesuai perbedaan tabiat dan kadar kepatuhan manusia terhadap prinsip-prinsip dan kaidahkaidah Islam. Pengaruh yang dihasilkannya tidaklah sama. Reward lebih baik karena ber bersa sand ndar ar pada pada pemb pemban angk gkit itan an doro dorong ngan an intr intrin insi sikk manu manusi siaa dan dan kare karena nany nyaa pengaruhnya relatif akan lebih lama, sedang punishment bersandar pada dorongan 9
Muhammad Munir Mursa, Al-Tarbiyah al-Islamiyah : Ushuluha wa Tathawwuruha fi al-Bilad al-‘Arabiyyah (Cairo : ‘Alam al-Kutub, 1977), h. 55.
rasa takut dan karena itu sifatnya negatif. Penerapan punishment ditujukan untuk memp memperb erbai aiki ki pese pesert rtaa didi didikk yang yang mela melakuk kukan an kesal kesalah ahan an sekal sekalig igus us meme memeli lihar haraa ketertiban dan disiplin peserta didik lainnya dari kemungkinan melakukan kesalahan yang sama. Karenanya dapat dikatakan bahwa punishment adalah alternatif terakhir setelah metode nasihat dan peringatan tidak berhasil memperbaiki peserta didik.10 Dasar terbaik dalam penerapannya pener apannya adalah firman Allah s.w.t. s.w.t. :
َاَْث ِّلل ِ إ َز ْ ُ َ َ فِ َ ئّس ِاَاء بج ََ َا ِ َا ْثَ ُ ر ْ َ ع ُ َهَفِ َ َس َ ْ بِا َاءج َ َ ُو مَْظ ُ َ ل ْ َُ lipat
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pem pemba bala lasan san me mela lain inka kan n seimb seimbang ang denga dengan n keja kejahat hatan annya nya,, sedan sedang g me mere reka ka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S. 6 : 160).
Prins Prinsip ip keadi keadila lann Tuhan uhan yang terl terlih ihat at pada pada ayat ayat di atas atas menun menunju jukk kkan an baga bagaim imana ana keja kejaha hatan tan atau atau dalam dalam pers perspe pekt ktif if pendi pendidi dikan kan Islam Islam,, kesa kesala lahan han atau atau kelalaian, memperoleh balasan hukuman yang proporsional.
E. Bentuk-bentuk R & P dalam Pendidikan Islam Islam R & P, apakah sebagai metoda ataukah sebagai alat, merupakan cara dalam memotivasi manusia, khususnya peserta didik, untuk bergairah dan bersemangat dalam menjalani proses pembelajaran yang ditempuhnya. Bentuk pertama yang lazim adalah adalah dengan dengan menggun menggunakan akan pujian pujian dan membuat membuat proses proses pembela pembelajar jaran an berjala berjalann 10
Hery Noer Aly , Ilmu Pendidikan Islam (Ciputat : Logos, 1999) h. 200-202.
dengan cara yang menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik. Untuk dapa dapatt mela melaks ksan anak akan an hal hal ters terseb ebut ut deng dengan an baik baik seor seoran angg pend pendid idik ik haru harusl slah ah memperlakukan peserta didik seperti anaknya sendiri. sendiri.11 Terdapat sejumlah petunjuk dalam Al-Qur’an tentang hal ini :
ِ َِ ْ ِ َا ْ ص َ ْ َ ُع َ أ ْتُس َ ل َ ً رِ ََ ًر ِ َ ب َ ْ بِاَ َا َْْ َ ّاِإ Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (Q.S. 2 : 119).
َ ُ ر ِ َ ِج سّا َ ُو ِ ّر َ ُو ِ ّاسَ ُ ِ َا ْ َ ُ ِب َا ْ َ ُوِ ّا َ ِِْ ُ ْم ِ ر َ ب َ ِ د ُُ ِ َ ُوفِظ َا ْ َ ِ ر َك ُم ْ ِ َع َ ُوّا َ ِ ُر ْ َ م ْ بِا Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat melawat (mencari ilmu) ilmu) yang ruku', yang yang sujud, yang menyuruh menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (Q.S. 9 :112).
Ayat terakhir di atas menunjukkan bagaimana orang-orang yang memuji, dalam hal ini memuji Tuhan, termasuk di antara orang-orang yang berbuat baik dan karenanya layak memperoleh kegembiraan. Tentulah apa yang tercantum dalam ayat Al-Qur’an di atas sangat layak diaplikasikan dalam dunia pendidikan Islam, dimana seorang pendidik sekali-sekali harus memuji kebaikan dan kemampuan peserta didiknya, khususnya anakanak. Pujian pastilah menggembirakan dan menjadi obat pelipur capek bagi anak-anak dalam belajar dan akan memotivasinya untuk kembali mengulang perbuatan terpujinya itu. itu. Akan Akan tetapi tetapi memuji memuji siapa pun tidak tidak boleh dilakukan dilakukan secara secara berlebi berlebihan, han, karena karena dikhawatirkan berdampak buruk bagi yang dipuji. 11
Hasan Asari , , op.cit .,., h. 88.
ِْ َر ُب ْ َع َ ء ّاِ َر َ ُ ْ ُب ِ َمم ْ ِإ َاََّح ِ ّاّ ُ ُْب ّ َم ُ ٍ ر َْ َج بُو َ ِي ََّح َ َا ق َى ُو بِي َ ْ َ ع َة ة َ رْد ُب بِي َ ْ َ ع ِ ّ ِ ْ َْعع ِ ْب فِي ِ ه ِ طْر ٍَُ ُ ج َ َىَ ِي ع ْ ث ُ ً ُ َج َ ّ ََ ِ ه ََْع ُّ ّىَص ي ِّ َ ِم َ ُِ ج ّر َ ر َْ ْ ُ َْط َق ْ َْ ُْ َكَْ ْ َََ َاَفِ َ ْح ِْم Hadis riwayat Abu Musa r.a., ia berkata:Nabi s.a.w. mendengar seorang memuji orang lain secara berlebih-lebihan, maka beliau bersabda: Sungguh kamu telah membinasakannya atau telah memotong punggung orang itu 12
Dalam hal penerapan punishment, haruslah disadari bahwa peserta didik memiliki kesiapan yang berbeda-beda dalam hal kecerdasan ataupun respons yang dihasilkan dari penerapan punishment tersebut. Ada peserta didik bertemperamen tenang dan apa pula yang bertipe emosional, yang semuanya disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti genetika, lingkungan dan kematangan yang berbeda-beda. Berdasar perbedaan itu, maka berbeda pulalah jenis punishment yang diterapkan. Ada yang cukup dengan sindiran, ada yang perlu dipandang dengan muka masam, ada yang harus dibentak, dan ada pula yang perlu harus dipukul. Dalam hal ini prinsip logis yang harus ditetapkan, dalam arti punishment disesuaikan pula dengan jenis kesalahan. kesalahan.13
Ibn Khaldun Khaldun mengemu mengemukak kakan an bagaim bagaimana ana diperl diperlukan ukannya nya prinsi prinsipp kehatikehati-hat hatian ian dalam penerapan metode punishment ini terutama bagi peserta didik yang termasuk kategori kategori anak-an anak-anak. ak.14 Menur Menurut utny nya, a, kesal kesalah ahan an dala dalam m pener penerapa apann metode metode ters terseb ebut ut 12
/ind.
Hadis marfu’ dalam Shahih Muslim, no. 5321, dikutip dari http://hadith.al-islam.com/ Bayan
Hery Noer No er Aly, Ilmu Pendidikan Islam , h. 202. Ibn Khaldun , The Muqaddimah , vol.3, terj. Franz Rosenthal, (Princeton : Princeton University Press, 1980), h. 305-306. 13 14
merupakan bentuk pengajaran yang merusak yang berimplikasi kepada hadirnya rasa rendah diri pada diri peserta didik, menumbuhkan kemalasan dan kebencian tanpa disadari, serta menyebabkan anak-anak tidak berani mengemukakan hal yang benar. Dengan demikian pendidik justru telah mendidik anak untuk berbohong. Semisal anak yang terlambat datang setelah mengemukakan alasan yang sebenarnya tetap saja dimarahi gurunya. Hasilnya, jika pada kesempatan lain ia kembali terlambat, ia akan mencari alasan lain yang “lebih masuk akal” agar tidak dimarahi, meski yang disampaikannya bukan hal yang sebenarnya. Keadaan ini lama kelamaan akan mengendap dalam alam bawah sadar anak dan berkembang menjadi kebiasaan baru baginya. Metode pendidikan yang salah seperti itu dalam skala massif telah menghasilkan bangsa yang tidak bisa dipercaya di seluruh dunia, yaitu bangsa Yahudi. Yahudi.15 Berdasar hal itu Ibnu Khaldun menggagas, pendidik tidak boleh memberikan hukuman fisik lebih dari tiga kali kepada anak-anak kecil. Hanya saja tidak dijelaskan batasan tiga kali itu, apakah dalam satu tahun atau selama anak berada di bawah didikan guru tersebut. Senada dengan Ibn Khaldun, Al-Ghazali pun menegaskan bahwa saran dan nasehat akan lebih baik dari peringatan keras, sikap positif lebih efektif daripada cacimaki. Sebab saran dan kebaikan akan mendorong peserta didik memikirkan tingkah lakuny lakunyaa serta serta merenun merenungka gkann nasehat nasehat pendidi pendidik, k, sebali sebalikny knyaa kritik kritik yang yang kasar kasar justru justru mempertipis rasa malu, mengundang perlawanan dan menyebabkan peserta didik menjadi keras hati.16 Adapun Rasulullah s.a.w. sendiri melarang memukul anak-anak di bawah
15 16
Ibid.
Hasan Asari , , op. cit .,., h.90.
usia 10 tahun, sebagaimana dapat difahami dari hadis hasan berikut yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Abu Daud Ibnu ‘Amr bin ‘Ash r.a.17 :
اءب ا اع ع و ربو ء اءماب ةا با د لدر ر مضاجاف ب بفرقو رع Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan ketika mereka berusia sepuluh tahun , dan pisahkanlah antara mereka ketika mereka tidur. tidur.
R & P yang secara langsung banyak mempengaruhi kejiwaan peserta didik adalah hasil evaluasi periodik yang diterima. Jika baik, hal itu dipandang sebagai reward yang layak dia terima setelah melewati proses belajar dalam suatu periode. Demikian pula sebaliknya jika nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan, maka hal itu dipandang sebagai punishment . Apa pun hasilnya, akan menyebabkan peserta didik melakukan perenungan dan introspeksi diri. F. Penutup Muar Muaraa akhi akhirr dari dari selu seluru ruhh rang rangka kaia iann pros proses es pend pendid idik ikan an Isla Islam m adal adalah ah pengabdian kepada Allah s.w.t. Tujuannya tidak lain untuk memperoleh ridla-Nya. Tujuan-tujuan duniawi yang baik hanyalah tujuan antara, yang tidak boleh membuat penuntut ilmu tersesat dan memandangnya sebagai tujuan utama. Ilmu pengetahuan dibu dibutu tuhka hkann karena karena hany hanyaa orang orang beril berilmu mula lahh (‘ul (‘ulam ama) a) yang yang bisa bisa denga dengann baik baik melaksanakan perintah Tuhan serta menjauhi larangan-Nya.
17
Nashih ‘Ulwan, op.cit .,., h. 60.
ُوْ ُ ُ ر َّ ََ مَا َِّإ ُو مَْ َ َ َل ِ ّ َ َ مُو َْ َ َ ِّ َِو ْ س َ ْ َ ْ ُ ق … ِ َا َْ ْ ….Kata ….Katakanl kanlah: ah: "Adakah "Adakah sama sama orang-o orang-orang rang yang mengeta mengetahui hui dengan dengan orangorangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. 39:9).
Dalam upaya mencapai ilmu pengetahuan tersebut, manusia akan senantiasa dihadapkan kepada berbagai cobaan. Terkadang cobaan datang dalam wujud yang menyenangkan menyenangkan dan menggembirakan menggembirakan hati, tetapi sering pula cobaan datang dalam bent bentuk uk yang meny menyus usah ahkan kan dan dan membut membutuh uhkan kan pemup pemupuka ukann kesa kesaba baran ran dala dalam m menghadapinya. Apapun bentuk cobaan itu, apakah R ataukah P, keduanya adalah ujian keimanan dan ketaqwaan.
َ ُو َج ْر ُت َاَِْ َإً َ ْ ِِف ر َْخ ْ َ ر ّا بِا ُ ُو ْ َ … …Dan …Dan Kami Kami akan menguji menguji kamu dengan keburuka keburukan n dan kebaika kebaikan n sebagai sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.(Q.S.21 : 35).
Siapa yang berhasil lulus dari ujian tersebut maka termasuklah dia kepada apa yang disebutkan Allah s.w.t. s.w.t. sebagai kualitas orang or ang beriman :
ُتُه َاْآ ِ ََْ ْع َ ُِ ت َذ ِ َإ ْ ُُ ُُوب ْق َ ِ َج َ ر ُِ ذ َذ َِإ َِّ ُوِْ ُ م ْ َا ّمِإ َ ُّو َ و ََْ ِ بَ َىَ َع ًا مَا ِ ْإ ُ ْت َد َ Sesungguhnya Sesungguhnya orang-orang yang beriman beriman ialah mereka yang bila disebut nama All Allah ah geme gemeta tarl rlah ah hati hati me merreka, eka, dan dan apab apabil ila a diba dibaca caka kan n ayat ayat-a -aya yatN tNya ya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(Q.S. 8 : 2)
Dan Allah-lah yang Maha Tahu.
Kepustakaan Al-Nahlawi, ‘Abdurrahman, Ushul al-Tarbiyah al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha fi al-Bayt wa al-Madrasah wa al-Mujtama’ (Beirut : Dar al-Fikr, 1979).
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), Budiman, “Esensi Metode dalam Perspektif Pendidikan Islam”. (Makalah). Hasan Asari, “Filsafat Pendidikan Al-Ghazali”, Analytica Islamica, Vol 6., No. 2/2004. Khaldun, Ibn , The Muqaddimah, vol.3, terj. Franz Rosenthal, (Princeton : Princeton University Press, 1980).
Munir Mursa, Muhammad, Al-Tarbiyah al-Islamiyah : Ushuluha wa Tathawwuruha fi al Bilad al-‘Arabiyyah (Cairo : ‘Alam al-Kutub, 1977).
Nashih Ulwan, Abdullah , Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, jilid 2, terj. Saifullah Kamalie & Hery Her y Noer Ali (Semarang : Asy-Syifa, 1981). Nizar, Samsul (ed.), Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2007). Noer Aly, Hery , Prinsip-prins Prinsip-prinsip ip dan Metoda Pendidikan Pendidikan Islam (Bandung : Diponegoro, Diponegoro, 1992). Noer Aly, Hery , Ilmu Pendidikan Islam (Ciputat : Logos, 1999).