MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN
TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
OLEH
KELOMPOK IX
ANGGOTA : 1. OVI ROSITA AZUMAR
2. SISKA
3.
DOSEN : ABNA HIDAYATI, S.Pd, M.Pd
FILSAFAT PENDIDIKAN
MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan sebuah masa yang ditandai dengan perubahan pola kehidupan hidup manusia serta perkembangan teknologinya. Perkembangan pesatnya kehidupan manusia saat ini terdapat di segala bidang kehidupan, baik di bidang ekonomi, sosial maupun teknologi. Globalisasi memudahkan manusia dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari karena manusia dimanjakan oleh mesin-mesin canggih dan teknologi modernnya. Karena kemudahan-kemudahan ini sehingga membuat manusia melupakan jati dirinya.
Menyadari bahwa ada yang mengatakan bahwa kodrat manusia itu baik, ada juga yang mengatakan bahwa kodrat manusia itu buruk, ada juga yang mengatakan bahwa kodrat manusia itu tidak baik dan tidak buruk (netral) dan lain sebagainya. Maka diperlukan adanya pengetahuan tentang tujuan hidup manusia itu.
Sehubungam dengan itu, tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi tanpa arah, bahkan salah langkah dan tidak sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan yang berusaha untuk membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan suatu tujuan pendidikan yang jelas dan direncanakan.
Namun, tidak semua tujuan yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, yaitu ketika output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas, telah ditemukan kasus-kasus seperti korupsi, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya yang dilakukan oleh seorang yang telah mengenyam sebuah pendidikan. Kejadian ini dapat diidentifikasi sebagai kurangnya pemahaman tentang hakekat tujuan hidup dan tujuan pendidikan dalam pribadi orang tersebut.
Dari contoh kejadian kasus di atas, dapat diambil suatu pertanyaan, "Bagaimanakah sebetulnya tujuan hidup dan tujuan pendidikan itu?" Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini. Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan keterangan-keterangan, telah ditemukan pernyataan para ulama maupun pakar dalam menjelaskannya dan hal-hal yang terkait dengannya.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul " TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN"
Rumusan Masalah
Bagaimana tujuan hidup yang sebenarnya ?
Bagaimana tujuan pendidikan yang sebaiknya ?
Tujuan
Memenuhi salah satu syarat mata kuliah filsafat pendidikan.
Memberikan pengetahuan mengenai tujuan hidup dan tujuan pendidikan kepada pembaca.
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai baiknya jalan hidup ini.
Manfaat
Mendapatkan nilai sebagai prasyarat dalam mata kuliah filsafat pendidikan
Menambah ilmu umtuk pembaca, sehimgga pembaca mengetahui apa yang belum diketahuinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan
2.1.1 Tujuan Hidup Manusia
Tujuan hidup itu penting, setiap orang hampir dapat dipastikan punya tujuan hidupnya masing-masing. Berdasarkan tujuan hidupnya, manusia bisa dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu Pencari Kebahagiaan, Pencari Ketenangan, Pencari Kepuasan, dan Orang yang Tidak Punya Tujuan.
Pencari kebahagiaan (happiness)
Orang-orang yang tujuan hidupnya mencari kebahagiaan cenderung punya kehidupan yang dinamis. Pencari kebahagiaan dibagi menjadi 6 tipe:
Penumpuk Harta (Wealth Oriented)
Si Penumpuk Harta adalah mereka yang bahagia kalau punya uang banyak atau harta yang melimpah. Orang yang tipenya seperti ini biasanya disebut materialistis. Mereka cenderung pelit dan penuh perhitungan. Untung-rugi adalah mekanisme kerja mereka. Prinsip hidup mereka sama dengan prinsip ekonomi, "Dengan pengorbanan minimum, dapat hasil tertentu. Atau dengan pengorbanan tertentu, dapat hasil maksimum."
Pemimpi Pasangan Ideal (Romance Oriented)
Biasanya, orang bertipe ini adalah orang yang hidupnya dipenuhi angan-angan setinggi langit tentang sosok pangeran berkuda putih ataupun bidadari surga. Umumnya, orang-orang yang seperti ini gemar tebar pesona dan cenderung genit. Namun tak sedikit juga dari tipe ini yang sifatnya pemalu. Ciri-ciri lainnya dari tipe ini adalah suka bergonta-ganti pacar atau suami/istri.
Pengejar Jabatan atau Karir (Career Oriented)
Orang yang mengejar jabatan atau karir adalah sosok yang ambisius. Sebagian besar orang tipe ini adalah orang yang haus kekuasaan. Mereka senantiasa mempunyai sifat pekerja keras dan profesional. Biasanya, para Pengejar Jabatan atau Karir adalah orang yang ahli dalam mempengaruhi orang lain.
Penikmat Popularitas (Popularity Oriented)
Mereka yang termasuk dalam tipe ini biasanya gemar mencari teman sebanyak mungkin. Mereka umumnya pandai berbicara dan mengambil hati orang lain. Menjadi terkenal adalah impian mereka. Cara mereka untuk mendapatkan ketenaran bermacam-macam, ada yang lewat prestasi, ada juga yang lewat sensasi.
Pembangun Keluarga (Family Oriented)
Para Pembangun Keluarga adalah sosok visioner yang biasanya bijak dan dewasa. Hidup mereka terletak pada hubungan yang harmonis dalam keluarga. Apapun yang mereka lakukan, tujuannya adalah untuk keluarga. Pencapaian-pencapaian tertentu yang dilakukan oleh anggota keluarga dapat membuat hati mereka bahagia, misalnya prestasi gemilang anak-anak mereka dan jumlah cucu yang banyak.
Pemburu Ilmu Pengetahuan atau Kemampuan (Knowledge-Skill Oriented)
Bagi Pemburu Ilmu Pengetahuan atau Kemampuan, kata "tahu" dan "bisa" adalah kunci kebahagiaan. Hidup mereka sebagian besar diisi dengan dua hal, yaitu belajar dan latihan. Sifat tekun dan tidak mudah menyerah pada umumnya mereka miliki. Orientasi mereka bukan terletak pada benar atau salah, melainkan pada penguasaan informasi atau kemampuan. Menjadi pakar atau ahli dalam bidang tertentu adalah cita-cita tertinggi yang harus dicapai agar mencapai puncak kebahagiaan.
Pencari ketenangan (tranquility)
Mereka yang mencari ketenangan pada umumnya memiliki kehidupan yang statis alias begitu-begitu saja. Pencari Ketenangan dibagi menjadi 2 tipe:
Pencari Kebenaran (Truth Oriented)
Orang-orang yang mencari kebenaran biasanya cenderung kritis dan selalu mencari kesalahan yang terdapat pada suatu hal. Benar dan salah bagi mereka merupakan dua hal yang harus dapat ditemukan untuk mencapai ketenangan hidup.
Pencari Jaminan/Kepastian (Assurance Oriented)
Kepastian hidup, adalah tujuan utama dari orang-orang bertipe ini. Mereka senantiasa bertahan pada satu fase hidup tertentu karena merasa nyaman berada di situ. Mereka tidak mau mengambil resiko, tidak mau keluar dari zona nyaman. Selain itu, orang-orang seperti ini biasanya sangat patuh terhadap norma-norma yang berlaku, baik itu norma hukum maupun norma agama.
Pencari kepuasan (satisfication)
Manusia yang hidupnya mengejar kepuasan semata biasanya punya kehidupan yang mengalir tanpa rencana. Mereka hanya hidup untuk hari ini. Mengenai apa yang telah terjadi kemarin atau apa yang akan terjadi besok, itu bukan urusan mereka. Orang-orang dengan tipe seperti ini sebenarnya merupakan perpaduan dari jenis Pencari Kebahagiaan, Pencari Ketenangan, dan Orang yang Tidak Punya Tujuan.
Orang yang tidak punya tujuan (no goal)
Ada saja orang-orang yang tidak tahu tujuan hidupnya. Jenis orang ini biasanya kebingungan dan merasakan kehampaan dalam hidupnya. Ada 2 tipe orang yang tidak punya tujuan hidup:
Pencari Tujuan Hidup (Disoriented)
Seorang pencari tujuan hidup adalah orang yang tidak tahu jati dirinya, apa maunya sesungguhnya, dan apa perannya dalam masyarakat. Mereka yang masuk dalam tipe ini hidup luntang-lantung tanpa tujuan. Mereka bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Dalam keadaan bingung dan hampa seperti itu, biasanya mereka mencari pelampiasan yang ekstrim untuk mengisi hidup dari kekosongan. Bahkan seringkali bunuh diri menjadi penyelesaian atas masalah tujuan hidup mereka.
Pencapai Tujuan Hidup (Succeed)
Ketika para Pencapai Tujuan Hidup telah mencapai tujuan hidupnya dan merasa sukses, tak sedikit mereka jatuh dalam kebingungan dan kehampaan. "Semua sudah saya dapatkan, sekarang apa lagi yang harus saya perbuat?" Begitulah yang ada di pikiran mereka. Sebagian dari orang-orang yang telah berhasil meraih tujuan hidupnya, akan memilih tujuan hidup yang berbeda dari yang sebelumnya. Namun, ada juga sebagian lainnya yang tetap bingung dan hampa hingga akhirnya melakukan pelampiasan yang ekstrim, sampai ada yang bunuh diri.
Namun, ada pula tujuan hidup menurut Al-Quran, yaitu :
Al Qur'an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin
yang menentukan nilai setiap indivisu untuk kehidupan konkrit nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang
beriman dan yang kafir untuk selamanya. Dan berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas planet-planet dan Bumi ini,
dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133). Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah.
Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. QS 95/4-6). Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur'an bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini,tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri.
Keterangan Al Qur'an seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.
Hidup Adalah Ibadah
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita."Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz Dzaariyaat:56)
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad:
عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)
"Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo'akannya".
Hidup Adalah Ujian
Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,"(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,"dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"."Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Kehidupan di Akhirat Lebih Baik dibanding Kehidupan di Dunia
Dalam QS Ali 'Imran [3]:14,"dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."Yaa Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. (HR. Bukhari)QS Adh Dhuha [93]:4,"dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)."
Hidup Adalah Sementara
Dalam QS Al Mu'min [40]:39, Allah berfirman,"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal."Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan."
Dalam filsafat pendidikan, tujuan hidup manusia adalah :
Untuk menjadi manusia yang dapat mengabdi kepada sang pencipta.
Mencari kebenaran dan keabsahan yang baik sesuai dengan filsafat dan ajaran agama.
Menjadi manusia seutuhnya dan menjadi penata social yang kuat dan berwibawa sehingga mampu menjalankan visi dalamkehidupan sebagai manusia utuh.
Dapat mengelola alam semesta dengan menggunakan akal pikiran yang telah disesuaikan dengan akal pikiran yang telah dianugerahkan Yang Maha Kuasa.
Menjadi manusia yang kaya, sehat jasmani dan rohani sehingga terjadi keseimbangan antara di dunia dan di akhirat.
2.1.2 Tujuan pendidikan
Ada banyak pandangan mengenai tujuan pendidikan, diantaranya :
Tujuan Pendidikan dalam UUD 1945 (versi Amandemen)
Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang."
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia."
Tujuan Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
Adapun tujuan pendidikan di Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama. [6]
Tujuan pendidikan nasional secara formal di Indonesia telah beberapa kali mengalami perumusan atau perubahan, dan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terakhir seperti disebutkan dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang jelas bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya tujuan tersebut.[7]
Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didikny.
Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan SMP.
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti lebih khusus dari pada tujuan Institusional.
Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-oriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan Nasional, maka tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan system pendidikan Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional. Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hokum yang tinggi dan , Kehidupan yang makmur dan sejahtera.
Tujuan pendidikan dilihat dari jenjang pendidikan, dapat dijabarkan sebagai berikut.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No. 11 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 1 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakan dasar:
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Keterampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tampaknya pendidikan dasar, yang mencakup SD dan SMP, ini sudah diorientasikan kepada upaya mendasari hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari butir ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, disamping bekal-bekal hidup yang lain.
Selanjutnya dalam pasal yang sama, ayat 2, pada PP itu disebutkan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan:
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Keterampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah umum atau SMA ini sama dengan tujuan pendidikan dasar, hanya kalau dalam pendidikan dasar dinyatakan sebagai peletak dasar, maka dalam pendidikan menengah umum disebutkan untuk meningkatkan apa yang telah dicapai di pendidikan dasar.
Pada ayat 3 pasal yang sama dalam UU itu, tujuan pendidikan menengah Kejuruan bertujuan untuk meningkatkan:
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Keterampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Yang membedakan tujuan pendidikan menengah kejuruan atau SMK dengan tujuan pendidikan menengah umum adalah pada butir 6 yaitu mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Pada butir ini ternyata pemerintah telah memperhitungkan jenis-jenis keterampilan yang ada di SMK.
Terakhir PP itu yang akan dibahas adalah pasal yang sama ayat 4 tentang tujun pendidikan Tinggi yang mengatakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi angota masyarakat yang:
1. Berakhlak mulia
2. Memiliki pengetahuan
3. Terampil
4. Mandiri
5. Mampu menemukan, mengembangkan, dan menerapkan ilmu, teknologi, serta seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Tujuan pendidikan tinggi ini sudah komperehensif, sebab sudah mencakup ranah afeksi, kognisi, dan psikomotor, serta dilenkapi dengan kemampuan mandiri menjadi ilmuwan.
2.2 Komponen Hidup yang Benar
2.2.1 Prinsip Hidup yang Benar
Seberapa Bahagia Dirimu Akan Tergantung Pada Seberapa Besar Cintamu ke Diri Sendiri
Mulai dengan mencintai diri sendiri. Banyak orang sedang mencari kebahagiaan mereka. Tak hanya itu, masih banyak yang juga sibuk menemukan apa definisi bahagia buat diri mereka sendiri. Apa bahagia itu berarti punya banyak uang? Ketemu sama pasangan hidup yang dianggap tepat? Atau, bisa traveling keliling dunia? Well, definisi bahagia setiap orang itu beda-beda. Yang pasti, kebahagiaan bisa diraih ketika kita sudah bisa mencintai diri kita sendiri, apa adanya.
Intuisi Adalah Amunisi Ketika Hidup Sedang Ada di Luar Logika
Dengarkan kata hati
Kadang, apa yang kita lakukan atau keputusan yang kita masih banyak terpengaruh omongan orang lain. Padahal, setiap manusia yang lahir ke dunia ini dibekali dengan intuisi yang bisa jadi pegangan dan tuntunan hidupnya.Percayalah bahwa hal yang baik menurut hati kecil kita akan membawa kebaikan bagi banyak orang.
Sampaikanlah Apa yang Benar, Meski Tak Sesuai dengan Pendapat Kebanyakan Orang
Berani bicara. Orang-orang hebat seperti Plato, Nabi Musa, dan John Milton bisa sukses karena mereka tak membiarkan diri terintimidasi oleh cara pikir tradisional. Mereka berani menyampaikan apa yang mereka pikirkan, sekalipun itu nggak sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya.
Semakin Kamu Merasa Tak Sempurna, Semakin Kamu Harus Lebih Percaya Diri
Kuncinya, percaya diri. Kepercayaan diri rendah itu bukan masalah mereka yang pemalu aja, lho! Orang-orang genius bahkan punya masalah sama yang satu ini. Malah, orang yang genius biasanya bisa lebih dulu menyadari kalau apa yang akan mereka ungkapkan itu akan sulit diterima orang lain pada umumnya. Nah, hal ini yang kadang bikin seseorang akhirnya berhenti dan mengurungkan niat buat speak up! Padahal seperti yang dijabarkan, kuncinya adalah percaya pada diri kita sendiri.
Rasa Iri Bukanlah Rasa yang Manusiawi. Kita Seharusnya Tak Merasakannya.
Jangan punya rasa iri Siapa bilang sifat iri itu manusiawi? Anggapan ini yang kadang bikin kita maklum, kalau punya rasa iri ke orang lain itu nggak apa-apa. Apalagi, ditambah embel-embel 'nggak apa-apa iri, asal positif'. Menurut Emerson, prinsip ini justru salah. Jalani hidupmu sendiri, nggak usah peduli sama 'rumput tetangga yang selalu lebih hijau'.
Meniru Orang Lain Adalah Tragedi yang Sekelas Dengan Bunuh Diri
Meniru orang lain = bunuh diri.Yup, serem nggak tuh? Setiap manusia itu terlahir unik dan beda. Jadi, ketika kita masih punya niat meniru orang lain itu sama aja kayak bunuh diri. Apapun karyamu, usahakan kalau itu otentik dan nggak meniru siapa-siapa. Pilih mana, punya karya bagus tapi nyontek atau jelek tapi dari hasil kerja keras kita sendiri?
Salah Satu Tanda Bahwa Kamu Pintar Adalah Kamu Tak Merasa Lebih Pintar Dari Orang Lain
Jangan merasa pintar. Ya ampun, hari gini masih ada yang MERASA pintar atau bahkan merasa lebih pintar dari orang lain? Kita mungkin benar-benar pintar ketika orang lain yang menilai dan bukan diri kita sendiri. Ingat, di atas langit masih ada langit, dan akan seperti itu seterusnya.
Hati-Hati! Traveling Bisa Bikin Hidupmu Lebih Baik Atau Malah Sebaliknya
Traveling, baik atau buruk? Percaya kalau pergi traveling itu bisa bikin kita bahagia? Jawabannya, mungkin iya, namun mungkin saja tidak! Kebahagiaan bukan soal tempat, intinya ada di dalam diri kita sendiri. Kita bisa memilih, pergi ke Bali dan bersenang-senang di sana atau pergi ke Bali dan menghabiskan waktu di sana buat mengingat kesedihan di masa lalu. Yang paling menarik adalah ketika kita diam di rumah tapi pikiran kita bisa traveling ke tempat-tempat yang kita inginkan dengan bahagia.
Yang Paling Buruk Bukanlah Gagal, Namun Tak Tahu Kemampuanmu Karena Takut Menjajal
Bisa karena mencoba Kita mungkin termasuk orang yang suka berteori tapi prakteknya nol besar. Nggak jarang, kita justru menghabiskan waktu buat berpikir, tapi nggak sedikitpun melangkah. Ketika punya keinginan membuat sesuatu, jangan banyak mikir tapi segera lakukan. Kalau kemudian bisa berhasil, itu bagus. Tapi, kalau ternyata gagal, setidaknya kita pernah mencoba.
Berhenti Mengeluh Kenapa Orang-Orang Tak Memahamimu, Karena Setiap Tokoh Besar di Dunia Ini Selalu Sulit Dimengerti.
Stop bilang "Kenapa sih nggak ada yang ngertiin aku?" mulai sekarang ya, guys! Kenapa? Karena Socrates, Pythagoras, Copernicus, Galileo, sampai Isaac Newton itu orang-orang yang dulunya nggak pernah bisa dimengerti lingkungan dan masyarakat sekitar mereka. Setiap orang itu punya pola pikir unik. Ketika nggak ada orang yang bisa mengerti kamu, berarti kamu keren! Well, percaya pada diri sendiri itu adalah prinsip hidup. Nasib baik itu memang benar-benar ada, tapi bukan sengaja disiapkan untukmu, lalu kamu tinggal ambil. Kebaikan dan keberuntungan akan datang ketika kamu sudah berjuang keras mendapatkannya. Dengan kata lain, kamu akan bisa melewati betapa sulitnya hidup jika kamu mempertahankan prinsip-prinsip yang datang dari hati dan pemikiranmu sendiri.
2.2.2 Pentingnya pendidikan bagi kehidupan
Seorang guru di sekolah mengatakan bahwa berpikir adalah pendidikan. Berpikir, membuka pintu ke pikiran kita dan membuat kita menerima gagasan dalam memperluas cakrawala kita dan belajar hal-hal baru.
Tapi mengapa penting untuk belajar hal-hal baru? Mengapa penting untuk memperluas cakrawala kita? Apa pentingnya pendidikan sebenarnya? Jawaban atas pertanyaan ini terletak dalam diri kita semua. Kita menganggap pendidikan sebagai komoditas yang didambakan. Jika kita melihat orang besar berbicara, akan terasa dalam cara mereka berbicara dan pendapat yang mereka kemukakan. Ini adalah reaksi alami untuk melimpahkan perasaan kagum dan hormat kepada mereka. Oleh karena itu sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa pendidikan mengarah ke keberhasilan. Tapi itu tidak semua. Pentingnya pendidikan di masyarakat saat ini berjalan lebih dalam dari sekedar keberhasilan dalam hal duniawi.
Pendidikan melepaskan kita dari kungkungan pikiran kita dan memaksa kita untuk berpikir dan mempertanyakan suatu hal. Hal ini membuat kita sadar akan hak-hak kita di masyarakat. Dengan demikian memberi kita kekuatan untuk tidak diperbudak, baik dengan pikiran atau tindakan.
Berikut beberapa poin pentingnya pendidikan untuk kehidupan
Untuk Karir atau Pekerjaan
Pendidikan sangat penting karena untuk melengkapi kita dengan keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja serta membantu kita dalam mewujudkan tujuan karir. Keahlian merupakan pengetahuan yang mendalam mengenai suatu bidang tertentu yang dapat membuka peluang karir bagus untuk masa depan. Sehingga dengan adanya pendidikan yang layak dan baik maka dapat membantu kita sebagai manusia untuk mewujudkan impian.
Menjadi Manusia yang Lebih Baik dan Berkarakter
Pentingnya pendidikan bagi manusia berikutnya adalah untuk menjadikan manusia yang lebih baik dan berkarakter. Pendidikan selain penting untuk karir juga sangat penting untuk menjadikan manusia agar lebih baik karena membuat kita beradab. Pada umumnya Pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban. Pendidikan membuat kita sebagai manusia untuk berpikir, menganalisa, serta memutuskan. Menumbuhkan karakter pada diri sendiri juga merupakan tujuan dengan adanya pendidikan, sehingga menciptakan Sumber Daya Manusia yang lebih baik. Baca Juga Bahaya Minuman Bersoda
Membantu dalam Kemajuan Suatu Bangsa
Untuk kemajuan suatu bangsa, pendidikan sangat berperan penting di dalamnya. Sehingga manusia yang baik membutuhkan suatu pendidikan. Dalam dunia yang kompetitif dan bersaing, pendidikan adalah jalan untuk dapat bersaing. Sebagian besar menyadari dengan adanya pendidikan yang baik maka menghasilkan manusia yang baik. Tidak hanya pendidikan saja, namun juga memerlukan keahlian yang cukup dalam membuat maju suatu bangsa.
Memberikan Pengetahuan
Sebuah efek langsung dari pendidikan adalah dengan adanya mendapatkan pengetahuan yang luas. Pendidikan memberikan pelajaran yang begitu penting bagi manusia mengenai dunia sekitar, mengembangkan perspektif dalam memandang kehidupan. Pendidikan yang sebenarnya diperoleh dari pelajaran yang diajarkan oleh kehidupan kita. Maka dari itu banyak Pemerintah yang menganjurkan pendidikan yang baik di mulai sejak dini, agar ketika kelak dewasa mempunyai Sumber Daya Manusia yang baik.
Memberikan Pencerahan dalam Kehidupan
Dengan adanya pendidikan dapat menghapuskan keyakinan yang salah di dalam pikiran kita. Selain itu juga dapat membantu dalam menciptakan suatu gambaran yang jelas mengenai hal di sekitar kita, juga dapat menghapus semua kebingungan. Orang dengan pendidikan yang tinggi biasanya akan lebih bijak dalam menyelesaikan suatu masalah, hal ini dikarenakan mereka sudah mempelajari mengenai ilmu pendidikan dalam kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA