TINJAUAN PUSTAKA Definisi
Demam enterik yang disebabkan ole S.T yphi disebut disebut demam tioid. Onset gejala bertahap. ...... ISO 745 Demam tifoid (tifus a bdominalis, bdominalis, enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada salura n pencernaan dengan dengan gejala demam yang ya ng lebih dari 7 hari, gangguan gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa ta npa gangguan gangguan kesadaran. Hasan 1985. 1985. ,
1,2,3
Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi ( S. typhi) , basil gram negatif, berflagel, dan S. typhi), tidak berspora. S. typhi memiliki 3 macam maca m antigen yaitu antigen O (somatik ( somatik berupa kompleks polisakarida) polisakarida), antigen H (flagel) (flagel), dan antigen Vi. Dala m serum penderita penderita demam tifoid akan terbentuk antibodi terhadap ketiga macam antigen tersebut. Noer 1996 ,
Kuman ini tumbuh dalam suasana aerob dan fa kultatif anaerob. Kuman ini mati pada suhu 56ºC dan pada keadaan kering. Di dalam air dapat bertahan hidup selama 4 minggu dan hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu. Hasan, 1985. 1985. Epidemiologi
Demam tifoid dan paratifoid merupakan merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia dan da n Oceania, termasuk t ermasuk Indonesia. Indonesia. Penyakit ini t ergolong penyakit penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman minuman yang terkontaminasi. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Di Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi terja di pada umur 3-19 3- 19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Ada dua sumber penularan S.typhi : pasien yang menderita demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu rrier yaitu orang yang telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan S. typhi dalam tinja selama lebih dari satu tahun. Mansjoer, 2000
Patogenesis
Infeksi S.typhi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus kemudian melalui pembuluh limfe masuk ke peredaran darah sa mpai di organ-organterutama organ-organterutama hati dan limpa. li mpa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah ( bakteremia) bakteremia ) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak pada mukosa mukosa diatas plaque peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin yang dieksresikan oleh basil S.typhi sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus(Hasan 1985 1985 ,
Gejala
Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-14 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak ba dan lemas dan lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat. Kemudian disusul gejala klinis, yaitu : Noer 1996 ,
1. Demam Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada minggu kedua penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga. 2. Gangguan saluran pencernaan Pada penderita demam tifoid dapat ditemukan bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden ). Lidah ditutupi selaput putih kotor ( coated t ounge) dengan pinggir yang hiperemis, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi,akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare. 3. Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah. Disamping gejala-gejala yang biasa ditemukan tersebut kadang-kadang ditemukan pula gejala lain berupa roseola pada punggung dan ekstremitas dan bradikardia pada a nak 1 besar. Hasan 1985. ,
R elaps
Relaps atau kambuh merupakan keadaan berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi berlangsung lebih ringan dan lebih singkat. Biasanya terjadi dalam minggu kedua 1,4 setelah suhu badan normal kembali. Diagnosis
Menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak merupakan hal yang tidak mudah mengingat gejala dan tanda- tanda yang tidak khas.1 Diagnosis demam tifoid dapat dibuat dari a namnesis
berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran. Untuk memastikan diagnosis tersangka demam tifoid maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut Hasan 1985. ,
1,4
:
1. Darah tepi - Anemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau perdarahan usus. - Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000/uL. - Limfositosis relatif dan anaeosinofilia pada permulaan sakit. - Trombositopeni terutama pada demam tifoid berat. 2. Pemeriksaan serologi - Serologi Widal : untuk membuat diagnosis yang diperlukan adalah titer terhadap antigen O dengan kenaikan titer 1/200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens. - Kadar Ig M dan Ig G (Typhi-dot). 3. Biakan Salmonela - Biakan darah terutama pada minggu I perjalanan penyakit. - Kultur tinja terutama pada minggu II perjalanan penyakit. Komplikasi
Dapat terjadi pada :1,4 1. Intestinal: - Perdarahan usus. Bila perdarahan yang terjadi banyak dan berat dapat terjadi melena disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan. - Perforasi usus. Biasanya dapat timbul pada minggu ketiga atau lebih. - Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tapi dapat juga tanpa perforasi usus dengan ditemukannya gejala abdomen akut, yaitu nyeri perutyang hebat, dinding abdomen tegang (def ans mu sculair ) dan nyeri tekan. 2. Diluar Intestinal Pengobat an a. Medikamentosa1,4
1. Antibiotik - Kloramfenikol (dr u g o f choice) 50-100 mg/kgBB/hari, oral atau iv, dibagi da lam 4 dosis selama 10-14 hari. - Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral selama 10 hari. - Kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari. - Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, iv atau im, sekali sehari selama 5 hari. - Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari. 2. Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran. - Deksametason 1-3 mg/kgBB/hari iv, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik. 3. Antipiretik 1,4
b. Suportif
- Tirah baring - Isolasi yang memadai - Kebutuhan cairan dan kalori yang cukup - Diet rendah serat dan mudah dicerna Prognosis
1,4
Umumnya prognosis demam tifoid pada anak baik asal penderita cepat mendapat pengobatan. Prognosa menjadi buruk bila terdapat gejala klinis yang berat, seperti : - Hiperpireksia atau febris kontinua. - Kesadaran menurun. - Malnutrisi. -
Terdapat kompliksi yang bronkopneumonie, dll.
berat
misalnya
dehidrasi
dan
asidosis,
peritonitis,
Daf tar Pust aka
1. 2. 3. 4. 5.
Hasan R. 1985.Buku kuliah Ilmu Kesehata n Anak. Infeksi Tropik. UI Press. Jakarta :, Mansjoer A2000.. Kapita Selekta Kedokteran. Demam T ifoid. UI Press Jakarta :, Noer, S1996.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. UI Press Jakarta, Sukandar, dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. PT ISFI Percetakan. Jakarta Tjay, T.H dan Rahardja.K. 2007. Obat-obat penting. Elex Media Komputindo. Jakarta