Evaluasi Ekonomi Perancangan Pabrik Kimia (Budhijanto)
MOD M ODA A L I N V E STA ST A SI T OTAL OTA L ( T OTAL OTA L CAP CA P I T AL I NVE ST ME NT): NT): modal (sejumlah uang) yang diperlukan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas produksi beserta fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan sehingga pabrik bisa beroperasi ditambah biaya-biaya yang diperlukan pada awal beroperasinya pabrik.
Mo M odal i nvestasi total = M odal tetap + Mo M odal ke kerr j a Mo M odal tetap (F i xe xed d Ca C api tal) adalah semua biaya yang dikeluarkan pada saat pembangunan pembangunan fasilitas-fasilitas produksi dan fasilitas-fasilitas pendukung suatu pabrik.
Mo M odal ke kerr j a ( Wor Wor ki kin ng C api tal) adalah biaya-biaya yang diperlukan pada awal beroperasinya pabrik. Biaya ini diperlukan untuk start-up pabrik dan pembiayaan beberapa bulan pertama dari operasi sebelum pendapatan dari pabrik mulai diperoleh. © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 1
MODAL TETAP (FIXED CAPITAL = FC) Modal tetap = 85 s/d 90 % dari modal investasi total. Menurut Aries dan Newton (1955), modal tetap terdiri atas: 1. Pembelian Peralatan Sampai di Tempat Delivered Equipment) ( Delivered 2. Pemasangan Peralatan Equipment Installation) ( Equipment Piping ) 3. Pemipaan ( Piping 4. Instrumentasi dan control ( Instrumentation Instrumentation and Controls) Contro ls) 5. Isolasi ( Insulation Insulation) 6. Alat-alat listrik Electrical Equipment and materials) ( Electrical Buildings including 7. Bangunan ( Buildings services) 8. Tanah dan perbaikannya ( Land Land and Yard Improvements Improvemen ts) 9. Utilitas/Fasilitas-fasilitas Pendukung (Utilities/Service Facilities) Biaya Fisik dari Pabrik hysi call Pla P lant nt C ost = PPC) (P hysica Engineering, 10. Teknik dan konstruksi ( Engineering, Construction and Supervision) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 2
MODAL TETAP (FIXED CAPITAL = FC) Modal tetap = 85 s/d 90 % dari modal investasi total. Menurut Aries dan Newton (1955), modal tetap terdiri atas: 1. Pembelian Peralatan Sampai di Tempat Delivered Equipment) ( Delivered 2. Pemasangan Peralatan Equipment Installation) ( Equipment Piping ) 3. Pemipaan ( Piping 4. Instrumentasi dan control ( Instrumentation Instrumentation and Controls) Contro ls) 5. Isolasi ( Insulation Insulation) 6. Alat-alat listrik Electrical Equipment and materials) ( Electrical Buildings including 7. Bangunan ( Buildings services) 8. Tanah dan perbaikannya ( Land Land and Yard Improvements Improvemen ts) 9. Utilitas/Fasilitas-fasilitas Pendukung (Utilities/Service Facilities) Biaya Fisik dari Pabrik hysi call Pla P lant nt C ost = PPC) (P hysica Engineering, 10. Teknik dan konstruksi ( Engineering, Construction and Supervision) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 2
Biaya Langsung dari Pabrik lant C ost = (D i r ect P lant = DPC) 11. Upah/Biaya kontraktor (Contractor’s Fee) 12. Biaya tak terduga (Contingency) Model tetap (F i xed C api tal = FC)
Rincian dari masing-masing komponen FC untuk suatu proses kimia dapat dibaca pada table 1, p. 156, Peters and Timmerhaus, 3 ed, 1984. PERHITUNGAN/PERKIRAAN MODAL TETAP Purchased Equipment Cost (PEC) dihitung secara rinci sebagai basis. Ditambah biaya-biaya lain untuk membawa peralatan sampai ke lokasi pabrik diperoleh Delivered Equipment Cost (DEC). Komponen 2 s/d 9 dari PPC dihitung sebagai prosentase terhadap PEC. Teknik dan konstruksi ( Engineering, Construction and Supervision) 20 – 30 30 % PPC Upah/Biaya kontraktor (Contractor’s Fee) 4 – 10 10 % DPC Biaya tak terduga (Contingency) 10 – 25 25 % DPC © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 3
P E MBE LI AN P E RALATAN RALATAN (PU (PURCH ASE ASE D E QUI PME NT COS COST) Estimasi biaya peralatan dapat diperoleh dari berbagai sumber; di antaranya (Turton et al., p. 148): 1.Data harga mutakhir dari vendor 2.Data harga pembelian peralatan yang sejenis yang dibeli di masa lalu. Data harga harus dikoreksi dengan indeks harga. 3.Data harga pembelian peralatan dibaca dari grafik data berbagai jenis peralatan. Misalnya: Data harga berbagai macam alat tahun 1954 dapat dibaca pada Fig. 1 – 52, 52, p. 21 – 72, 72, Aries and Newton, 1955. Data harga berbagai macam alat Januari 1979 dapat dibaca pada Figures di Chapter 13, 14, dan 15, Peters and Timmerhaus, 1984 (3 ed.). Ada 3 macam harga yang harus diperhatikan dalam pembelian alat, yaitu (Perry and Green, p. 25-65 – 25-66): 25-66): 1.Free On Board (FOB) Purchased Equipment Cost: harga alat tidak termasuk biaya pengiriman (alat bisa jadi masih berada di pabrik pembuatnya pembuatnya © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 4
atau berada di pelabuhan terdekat dari pabrik pembuatnya). pembuatnya). 2.Delivered (DEL) Purchased Equipment Cost: harga alat sudah termasuk biaya pengiriman sampai sampai ke lokasi proyek. 3.Installed (INST) Purchased Equipment Cost: harga alat sampai terpasang. Biaya instalasi sudah termasuk biaya unpacking, mounting, and connecting up to existing auxiliaries or utilities. Seringkali data harga tidak jelas disebutkan sebagai FOB, DEL, atau INST. Jika tidak disebutkan dengan jelas, sebaiknya diasumsi sebagai FOB. Sebagai estimasi: EDEL = (1,1 s/d 1,25)EFOB 1,1 untuk pembelian domestic 1,25 untuk import EDEL = delivered purchased equipment cost EFOB = FOB purchased equipment cost EINST = (1,4 s/d 2,2)EDEL EINST = Installed purchased equipment cost Efek Kapasitas pada Biaya Pembelian Peralatan (Purchased Equipment Cost)
E b
cb E a ca
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
n
Page 5
dimana Ea = harga pembelian peralatan a E b = harga pembelian peralatan b ca = kapasitas peralatan a c b = kapasitas peralatan b n = eksponen harga Nilai n untuk berbagai jenis peralatan dapat dibaca pada table 5, p. 167, Peters and Timmerhaus. Contoh: Peralatan Kisaran n kapasitas Centrifugal blower 103-104 0,59 ft3/min Shell and tube heat 100-400 0,60 exchanger, floating head, ft2 carbon steel Tank, flat head, carbon steel 102-104 0,57 gal Motor, squirrel cage, 5-20 hp 0,69 induction, 440 volts, explosion proof Tray, sieve, carbon steel 3-10 ft 0,86 diameter Jika tidak tersedia data n, maka n diberi nilai 0,6. Persamaannya menjadi:
cb E b E a ca © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
0 ,6
Page 6
Persamaan ini dikenal sebagai six-tenthsrule (Faktor enam per sepuluh). Hal yang perlu diperhatikan: 1.Persamaan efek kapasitas pada biaya pembelian peralatan ini sebaiknya tidak digunakan untuk pebandingan kapasitas alat yang satu melebihi 10 kali kapasitas alat yang lain. 2.Dua alat dikatakan serupa jika tipe konstruksi, bahan konstruksi, kisaran suhu dan tekanan operasi, dan variablevariable relevan lainnya serupa. Efek Waktu pada Biaya Pembelian Peralatan (Purchased Equipment Cost) N x E x E y N y dimana Ex, Ey = harga peralatan pada tahun x dan y Nx, Ny = indeks harga pada tahun x dan y Indeks harga ini (Peters and Timmerhaus, p. 160): 1.Memberikan suatu estimasi umum. Tidak ada indeks harga yang memperhitungkan semua factor, seperti kemajuan teknologi atau kondisi local.
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 7
2.Hasil estimasinya akan cukup akurat jika beda waktunya (tahun x dan y) kurang dari 10 tahun. 3.Karena laju inflasi untuk satu negara berbeda dengan negara lain, maka indeks harga untuk tiap negara juga berlainan. Pada evaluasi ekonomi gunakan data harga alat dalam mata uang dari negara dimana indeks harga itu dikeluarkan. 4.Beberapa jenis indeks harga dipublikasikan secara berkala di majalah-majalah. Indeks harga yang paling diterima secara umum di industri kimia dan dilaporkan di majalah Chemical Engineering adalah the Marshal and Swift (yang dulunya dikenal sebagai Marshals and Stevens) Equipment Cost Index dan the Chemical Engineering Plant Cost Index. Tabel di bawah ini berisi data the Marshal and Swift Equipment Cost Index dan the Chemical Engineering Plant Cost Index. Tahun Marshal & Chemical Swift Engineering Equipment Plant Cost Cost Index Index (1957 – (1926 = 100) 1959 = 100) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 8
1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 (September)
817 814 852 895 915 931 943 964 993 1028 1039 1057 1062 1068 1089 1094
318 324 343 355 358 361 358 359 368 381 382 387 390 391 394 397
BIAYA FISIK PABRIK: KOMPONENKOMPONE N SE LAI N PE RALATAN 1. Pemasangan Peralatan (E quipment I nstallation) Persentase terhadap biaya pembelian peralatan (FOB PEC) adalah sebagai berikut (Aries and Newton, 1955).
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 9
Material, Labor, Total, % % % 4 3 7 and 7 4 11
Foundations Platforms supports Erection of equipment Total installation
-
25
25
11
32
43
2. Pemipaan (Piping ) Type of Percent of Purchased-Equipment process Cost (FOB) plant Material, Labor, % Total, % % Solid 9 7 16 Solid17 14 31 fluid Fluid 36 30 66 3. Instrumentasi dan (I nstrumentaion and Control)
Few
or
Kontrol
Percent of PurchasedEquipment Cost (FOB) Material, Labor, Total, % % % no 4 1 5
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 10
controls Some specific controls Extensive controls
12
3
15
24
6
30
4. Isolasi (I nsulation)
Insulation
Percent of PurchasedEquipment Cost (FOB) Material, Labor, Total, % % % 3 5 8
5. Alat-alat Listrik (E lectrical E quipment and Materials) 10 – 15% dari FOB PEC. 6. Bangunan (Buildings including services)
Type of Percent of Purchased-Equipment process Cost (FOB) plant New New unit Expansion plant at at existing at an new site site existing (Grass (Battery site roots), % limit) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 11
Solid 68 25 15 Solid47 29 7 fluid Fluid 45 5 – 18*) 6 *) the lower figure is applicable to petroleum refining and related industries. 7. Tanah dan Perbaikannya (Land and Yard I mprovements) Harga tanah sangat tergantung pada lokasi/daerah dan kondisinya. Apabila total luas tanah yang dibutuhkan diketahui, maka biaya untuk pembelian tanah bisa dihitung berdasarkan data harga tanah di lokasi pabrik itu. Apabila tidak tersedia data harga tanah, maka untuk perkiraan kasar, harga tanah rata-rata untuk industri adalah 4 – 8% dari FOB PEC (Peters and Timmerhaus, 1984). Untuk estimasi kasar, biaya untuk perbaikan tanah adalah 10 – 20% dari FOB PEC (Peters and Timmerhaus, 1984). 8. Utilitas/Fasilitas-fasilitas Pendukung (Utilities/Service F acilities) Utilitas pabrik meliputi steam, air, listrik, udara tekan, bahan bakar, pendinginan (refrigerasi), dan pengolahan limbah. © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 12
Estimasi: Total biaya rata-rata untuk utilitas dan fasilitas-fasilitas pendukung di suatu solidfluid processing plant 55% FOB PEC Pabrik kecil dengan proses sinambung dan produk tunggal 30% FOB PEC Pabrik baru yang besar, multiproses, di lokasi yang baru 80% FOB PEC Catatan mengenai Labor Cost pada setiap item 1.Perkiraan labor cost sebagai persen terhadap PEC (Purchased Equipment Cost) adalah untuk tenaga kerja asing. 2.Tenaga kerja asing dianggap lebih efisien daripada tenaga kerja Indonesia. Sebagai perbandingan bisa dipakai: 1 man-hour tenaga kerja asing = 2 s/d 3 man-hour tenaga kerja Indonesia 3.Dalam proyek pendirian suatu pabrik, diharapkan sebanyak mungkin dipakai tenaga kerja lokal (Indonesia). Sebagai contoh, komposisi tenaga kerja adalah 5 % tenaga asing, 95 % tenaga Indonesia. Akhir Kuliah 11 2014
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 13
TOTAL PRODUCT COST
Total product cost (biaya produk total) adalah biaya-biaya untuk pengoperasian suatu pabrik dan penjualan produk produknya. Pada umumnya total product cost dibagi menjadi dua kategori (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 191): 1.Biaya manufaktur (=manufacturing costs =operating costs = production costs) 2.Pengeluaran umum (= General expenses) BIAYA MANUFAKTUR ( MANUF ACTUR I NG COST ) Biaya manufaktur atau biaya produksi adalah semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan operasi produksi dan biaya untuk menjalankan peralatan fisis proses. Biaya manufaktur dikelompokkan menjadi: 1.Biaya Langsung (Direct Manufacturing Cost) 2.Biaya Tidak Langsung (Indirect Manufacturing Cost) 3.Biaya Tetap (Fixed Manufacturing Cost) Berbeda dengan biaya investasi total yang dinyatakan dalam dollars, biaya produksi © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 14
dinyatakan dalam dollars per satuan waktu (Turton et al., 2003) atau dollars per satuan produk (output) (Aries and Newton, 1955). 1. Biaya Langsung (Direct Manufacturing Cost) Biaya langsung adalah semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan operasi produksi. Komponen-komponen biaya langsung antara lain (Aries and Newton, 1955 p. 118; Perry and Green, 1988, p. 2557): a.Bahan baku (raw materials) b.Tenaga kerja operasi (operating labor) c.Pengawasan (supervision) d.Perawatan dan perbaikan alat (maintenance and repairs) e.Plant supplies (= operating supplies) f. Royalties and patents g.Utilitas 1.a. Bahan baku Harga bahan-bahan kimia dipublikasikan secara berkala di jurnal-jurnal, seperti Chemical and Engineering News; Chemical Marketing Reporter (yang dulu dikenal sebagai the Oil, Paint, and Drug Reporter); dsb. Contoh tabel harga bahan© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 15
bahan kimia ditunjukkan pada table 33 (Aries and Newton, 1955). Harga pada table 33 tsb adalah untuk pembelian partai besar dalam US dollars per lb (kecuali disebutkan secara spesifik per satuan apa, misal harga asam asetat glacial kadar teknis dalam kemasan tangki adalah $ 0.10/lb tetapi harga o-Chlorobenzoic adalah $ 1,15/barrel). Pada umumnya biaya bahan baku suatu pabrik kimia berkisar 10 – 50% dari biaya produk total (total product cost). 1.b. Tenaga kerja operasi (operating labor) Biaya tenaga kerja (operating labor) adalah biaya untuk penggajian tenaga kerja yang bekerja semata-mata untuk pembuatan produk. Menurut Peters and Timmerhaus (1984), untuk proses-proses kimia, pada umumnya biaya tenaga kerja operasi adalah 15 % dari biaya produk total (total product cost). Kebutuhan tenaga kerja operasi (operator) untuk berbagai tipe peralatan proses dapat dibaca pada tabel 21 (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 195). Sebagai contoh: Tipe Peralatan Orang/(unit.shift) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 16
Rotary dryer Spray dryer Evaporator Reaktor batch Reaktor sinambung
0,5 1 0,25 1 0,5
1.c. Pengawasan (supervision) Biaya pengawasan adalah gaji untuk semua personil yang bertanggung-jawab terhadap pengawasan secara langsung pada jalannya proses produksi. Untuk estimasi cepat: total biaya supervisor adalah 10 % total biaya operator untuk operasi-operasi sederhana; 25 % total biaya operator untuk prosedur-prosedur yang rumit (kompleks) (Aries and Newton, 1955). Menurut Peters and Timmerhaus (1984), total biaya supervisor rata-rata adalah 15 % total biaya operator. 1.d. Perawatan dan perbaikan alat (maintenance and repairs) Biaya perawatan dan perbaikan alat meliputi semua biaya bahan dan tenaga kerja (termasuk pengawasnya) yang diperlukan dalam perawatan rutin dan perbaikan perbaikan peralatan-peralatan dan bangunan-bangunan pabrik. Perawatan dan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 17
perbaikan alat diperlukan untuk mempertahankan kondisi operasi yang efisien. Pada kondisi operasi rata-rata, biaya ini terdiri atas 50% untuk tenaga kerja dan 50% untuk bahan. Tipe peralatan Sederhana, pemakaian ringan Rata-rata Kompleks, pemakaian berat
Perawatan tahunan (% terhadap FC) 2 – 4 6 – 7 8 – 10
Atau table 25 (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 201) Type of operation Maintenance cost as percentage of fixed capital investement (on annual basis) Wages Materials Total Simple chemical 1-3 1-3 2-6 processes Average processes 2-4 3-5 5-9 with normal operating conditions © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 18
Complicated processes, severe corrosion operating conditions, or extensive instrumentation
3-5
4-6
7-11
Untuk industri-industri proses kimia, biaya total rata-rata perawatan dan perbaikan alat pertahun adalah kira-kira 6% FC (Peters and Timmerhaus, 1984). 1.e. Plant supplies (= operating supplies) Plant supplies adalah bahan-bahan (selain bahan baku) yang dibutuhkan untuk menjaga agar proses-proses harian berjalan dengan baik dan efisien. Contoh bahan bahan itu adalah gasket, kertas grafik, minyak pelumas, bahan-bahan kimia tertentu untuk test (pengujian produk), filters, respirator dan pakaian pelindung untuk operator, dsb. Biaya plant supplies per tahun diestimasi sebesar kira-kira 15% dari biaya perawatan dan perbaikan alat (maintenance and repairs). 1.f. Royalties and patents © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 19
Banyak proses manufaktur yang dipatentkan. Apabila kita mempergunakan proses itu, maka kita harus membayar sejumlah uang (royalty) kepada pemilik patent itu berdasarkan jumlah bahan yang diproduksi. Meskipun misalnya perusahaan/pabrik yang memakai proses itu adalah pemilik patentnya, perusahaan/pabrik itu tetap harus mengeluarkan biaya untuk kepemilikan hak patent (supaya hak patentnya tetap hidup dan diakui). Biaya patent and royalties biasanya menyusut sepanjang umur patent yang dilindungi secara hukum (amortized over the legally protected life of the patent). Untuk estimasi kasar, biaya royalties and patents untuk proses-proses yang dipatenkan adalah 0 – 6% dari biaya produk total (total product cost) (Peters and Timmerhaus, 1984). Estimasi kasar menurut Aries and Newton (1955): biaya royalties and patents = 1 – 5% dari harga penjualan produk. 1.g. Utilitas Biaya untuk utilitas, seperti steam, listrik, air proses, air pendingin, udara tekan, gas alam, © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 20
dan bahan bakar minyak, sangat bervariasi tergantung pada jumlah pemakaian, lokasi pabrik, dan sumbernya. Tabel 41 – 43 (Aries and Newton, 1955) memberikan data kebutuhan tenaga listrik, steam, dan air proses per pound produk output untuk sejumlah proses yang sudah established. Misal: Kebutuhan listrik untuk proses pembuatan asam asetat dari asetilen adalah 0,210 kwhr/lb produk. Kebutuhan steam untuk proses pembuatan asam asetat dari asetilen adalah 3,1 lb/lb produk. Kebutuhan air pendingin untuk proses pembuatan asam asetat dari asetilen adalah 43,0 gallon/lb produk. Perhitungan kebutuhan utilitas dianjurkan ditambah 25-50% dari kebutuhan efektif pabrik. Kebutuhan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perkantoran, perumahan pegawai, kehilangan (losses) dan sebagai cadangan (keperluan tak terduga = contingency). Sebagai estimasi kasar, biaya utilitas untuk proses-proses kimia biasa berkisar 10-20% dari total product cost (biaya produk total). (Peters and Timmerhaus, 1984). © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 21
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Manufacturing Cost) Biaya tidak langsung adalah semua pengeluaran yang ada sebagai akibat tidak langsung dari operasi produksi. Komponenkomponen biaya tidak langsung antara lain (Aries and Newton, 1955 p. 118; Perry and Green, 1988, p. 25-57): a.Payroll Overhead b.Laboratorium (control laboratory menurut Perry and Green, 1988) c.Plant Overhead (general plant overhead menurut Perry and Green, 1988) d.Pengepakan (packaging) e.Pengapalan/Pengangkutan (= shipping) 2.a. Payroll Overhead Payroll overhead adalah semua pengeluaran perusahaan untuk pembayaran pensiun, cuti dalam tanggungan perusahaan (paid vacations, holidays), group insurance (asuransi yang dibayarkan untuk sekelompok orang, dalam hal ini adalah sekelompok pegawai), disability pay (sejumlah uang yang dibayarkan kepada pegawai yang tidak dapat bekerja karena kondisi medis yang tidak mengijinkan), © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 22
social security (suatu program pemerintah yang menyediakan bantuan ekonomi untuk orang-orang yang berada dalam situasi tidak mempunyai pekerjaan (unemployed), tidak dapat bekerja karena kondisi medis yang tidak memungkinkan (disable), dan unemployment taxes (pajak pemerintah yang dikenakan kepada employer (pemilik usaha) karena dia mempekerjakan sejumlah orang. Pajak ini akan dipergunakan sebagai penghasilan sementara bagi pekerja-pekerja yang kehilangan pekerjaan tidak disebabkan kesalahan mereka sendiri, dan mampu serta tersedia untuk pekerjaan itu. Tujuan pajak ini adalah untuk menyediakan dana untuk menyerap beberapa gejolak ketunakaryaan pada pekerja-pekerja yang tidak punya pekerjaan, keluarga mereka, dan masyarakat bisnis). Estimasi payroll overhead adalah 15 s/d 20 % operating labor cost (tenaga kerja operasi = operator) (Aries and Newton, 1955; Perry and Green, 1988). 2.b. Laboratorium Pekerjaan laboratorium diperlukan untuk mengontrol kualitas produk (product quality control). © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 23
Estimasi biaya laboratorium adalah 10 s/d 20 % operating labor cost (tenaga kerja operasi = operator) (Aries and Newton, 1955; Perry and Green, 1988; Peters and Timmerhaus, 1984). 2.c. Plant Overhead Plant overhead adalah biaya pemeliharaan fungsi-fungsi pelayanan tertentu yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh unit produksi, seperti misalnya biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit), rekreasi, keamanan (safety), penyimpanan produk/gudang (warehousing = building for storing goods before distribution to retailers), purchasing (pembelian bahan baku misalnya) and engineering. Estimasi plant overhead adalah 50 s/d 100 % operating labor cost (tenaga kerja operasi = operator) (Aries and Newton, 1955); Menurut Perry and Green (1988), estimasi plant overhead adalah 15 s/d 150 % operating labor cost (tenaga kerja operasi = operator). Persen yang besar (sekitar 100% operating labor cost) adalah untuk pabrik-pabrik yang terdiri atas operasi-operasi yang kompleks; © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 24
atau pabrik-pabrik dengan kapasitas kecil (pabrik kecil). Persen yang kecil (sekitar 50% operating labor cost) adalah untuk pabrik-pabrik yang terdiri atas operasi-operasi yang sederhana; atau pabrik-pabrik dengan kapasitas besar (pabrik besar). 2.d. Pengepakan (packaging) Biaya pengepakan/pengemasan produk tergantung pada sifat-sifat fisis dan kimia dari produk yang dikemas, serta nilai dan kegunaannya. Harga container tergantung dari bahan (misal: glass carboys, fiber drums, steel drums, stainless-steel drums, steel cans, paper bags, dsb) dan kapasitasnya. Total biaya pengepakan sebagai persentase terhdap harga jual produk (manufacturer’s sale price) untuk berbagi industri ditunjukkan pada table 47, p. 177, Aries and Newton (1955). Product Total Biaya Pengepakan (% terhadap total product sale price) Pharmaceuticals 35 (farmasi) Hardware (metal 4 © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 25
goods for domestic use) and small parts Confectionary (sweets, chocolates, cakes, pies, pastry, etc) Paints and waxes (cat dan lilin) Cosmetics and soaps Food products Inks and adhesives (tinta dan perekat/plester) Oil products
21
13 36 24 40
35
2.e. Pengapalan/Pengangkutan (shipping) Banyak produk kimia dijual dengan dasar free on board (FOB), sehingga biaya pengapalan tidak dipertimbangkan. Tetapi bila produk dijual atas dasar sampai di tempat (delivered), maka ongkos pengapalan harus dipertimbangkan. Biaya pengiriman tergantung pada jenis kendaraan yang dipakai, jenis barang yang diangkut, dan jarak pengangkutan.1 1
Tidak ada estimasi untuk biaya shipping di literature. Kalau menurut Peters and Timmerhaus (1984) p. 208, Distribution and selling costs (including costs for sales offices, salesmen, s hipping, and advertising) adalah 2-20% total product cost; dan ini masuk general expenses. Untuk pengerjaan tugas akhir, biaya shipping and packaging bisa dijadikan satu item, dan dianggap 20% terhadap total product sale price).
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 26
3. Biaya Tetap (Fixed Manufacturing Cost) Biaya tetap adalah pengeluaran-pengeluaran yang selalu ada di dalam suatu pabrik, baik pabrik sedang berproduksi atau tidak; dan biaya ini tidak tergantung pada jumlah produksi (jumlah produk yang dihasilkan). Komponen-komponen biaya langsung antara lain (Aries and Newton, 1955 p. 118; Peters and Timmerhaus, 1984, p. 202): a.Depresiasi (Depreciation) b.Local Property Taxes (pajak kepemilikan) c.Insurance (asuransi) d.Rent (sewa) Biaya tetap merupakan fungsi langsung dari modal investasi. Biaya ini kira-kira 10 – 20% dari total product cost (biaya produk total). 3.a. Depresiasi Misalkan S adalah total penghasilan per tahun, C adalah total pembiayaan (pengeluaran) di luar depresiasi dan pajak per tahun; d adalah biaya depresiasi per tahun; dan adalah fractional tax rate, maka (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 273): © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 27
Net annual cash flow to company after taxes (aliran cash/uang netto per tahun ke perusahaan setelah pajak) = (S – C – d)(1 ) + d = (S – C) (1 - ) + d Dimana d = tax “credit” for depreciation 3.b. Local Property Taxes (pajak kepemilikan) Besarnya pajak kepemilikan sepenuhnya tergantung pada lokasi dimana pabrik itu didirikan. Untuk estimasi, jumlah pajak yang harus dibayarkan per tahun jika (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 202): a.Pabrik berlokasi di daerah yang padat penduduk: 2 – 4% modal tetap (fixed capital investment). b.Pabrik berlokasi di daerah yang jarang penduduk (terpencil): 1 – 2% modal tetap (fixed capital investment). 3.c. Insurance (asuransi) Besarnya asuransi tergantung pada jenis proses yang ada (faktor resiko proses) dan pada ada/tidaknya (kelengkapan) fasilitas perlindungan (misal fasilitas shower © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 28
otomatis jika tiba-tiba terjadi kebakaran, dsb.). Untuk estimasi, besarnya asuransi per tahun adalah 1% dari modal tetap. 3.d. Rent (sewa) Apabila perusahaan menyewa tanah dan bangunan, maka biaya sewa per tahun diestimasi sebesar 8 – 12% dari nilai tanah dan bangunan yang disewa.
Secara keseluruhan, biaya tetap merupakan fungsi langsung dari modal investasi. Biaya ini kira-kira 10 – 20% dari total product cost (biaya produk total). Akhir Kuliah 12 2013 PENGELUARAN UMUM (GENERAL EXPENSE ) Telah disebutkan di atas bahwa total product cost (biaya produk total) adalah biaya manufaktur (manufacturing cost ) ditambah pengeluaran umum ( general expense). Jadi, pengeluaran umum adalah biaya-biaya untuk pengoperasian suatu pabrik dan penjualan produk-produknya di luar biaya manufaktur. Menurut Aries and Newton (1955), yang termasuk pengeluaran umum adalah: 1.Biaya Administratif ( Administration) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 29
2.Biaya Pemasaran (Sales) 3.Biaya Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development ) 4.Finance 1. Biaya Administratif ( Administration) Biaya administrasi adalah pengeluaran pengeluaran yang berhubungan dengan top dan kegiatan-kegiatan management administratif, antara lain pembayaran gaji/upah yang berkaitan dengan manajemen (gaji eksekutif, administrator, sekretaris, akuntant, stenographer, juru ketik, dsb.), legal fees (pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan hukum (law), misal gaji/upah ahli hukum), biaya pemeriksaan (auditing charges), biaya untuk peralatan dan kebutuhan perkantoran (office supplies and equipment ), dan sebagainya. Biaya administratif bervariasi dari satu pabrik ke pabrik yang lain, dan tergantung pada apakah pabrik yang didirikan ini adalah pabrik baru atau hanya tambahan pada pabrik yang lama. Untuk estimasi cepat, besar biaya administratif (Aries and Newton, 1955) adalah 2 – 3% dari harga penjualan produk © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 30
(sales price), atau 3 – 6% dari biaya manufaktur (manufacturing cost). Menurut Peters and Timmerhaus (1984), besar biaya administrative adalah 20 – 30% biaya operator (operating labor). 2. Biaya Pemasaran ( Sales) Biaya pemasaran ( sales) adalah pengeluaran-pengeluaran yang muncul pada kegiatan penjualan produk pabrik itu, antara lain upah/gaji, komisi, dan biaya perjalanan untuk salesperson, biaya periklanan, technical sales service (jasa pelayanan teknis untuk konsumen), dsb. Perlu dicatat bahwa menurut Aries and Newton, shipping adalah termasuk dalam indirect manufacturing cost; sedangkan menurut Peters and Timmerhaus, shipping adalah termasuk biaya pemasaran (sales). Untuk kuliah ini, kita mengikuti penggolongan menurut Aries and Newton. Biaya pemasaran dipengaruhi banyak factor, seperti jenis produk, metode distribusi dan pemasaran, kondisi pasar, dan intensitas dari periklanan. Besarnya sangat bervariasi, yaitu 2 – 30% harga penjualan produk ( sales price). Kisaran persentase yang rendah berlaku untuk produk-produk standard yang tidak memerlukan banyak promosi/iklan dan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 31
yang dijual pada volum yang besar kepada perusahaan yang lain. Sedangkan, kisaran persentase yang besar adalah untuk produk produk baru yang memerlukan banyak promosi untuk mencapai tingkat penjualan yang sebanyak mungkin dari distributor ke konsumen. Untuk estimasi secara umum, biaya pemasaran ( sales expense) adalah 3 – 12% harga penjualan produk ( sales price), atau 5 – 22% dari biaya manufaktur (manufacturing cost ). 3. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development ) Setiap industri kimia secara terus menerus mengembangkan cara (improved processes) dan produk-produk yang baru melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Pengeluaran-pengeluaran yang terkait dengan kegiatan ini akan digunakan untuk pembayaran gaji/upah semua personnel yang terlibat secara langsung dengan kegiatan penelitian dan pengembangan, biaya tetap dan operasional dari semua mesin-mesin dan peralatan yang digunakan pada kegiatan ini, biaya untuk bahan dan supplies, biaya overhead (biaya untuk pemeliharaan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 32
property yang digunakan untuk kegiatan R&D ini), dan berbagai biaya yang lain yang terkait secara langsung dengan kegiatan R&D ini. Industri-industri kimia mengalokasikan 2.5% dari hasil penjualan produknya untuk keperluan R&D, sedangkan industri-industri secara umum (overall) rata-rata hanya 2% . Untuk estimasi, biaya R&D adalah 2 – 4% dari harga penjualan produk ( sales price) atau 3.5 – 8% biaya manufaktur (manufacturing cost ). Biaya R&D untuk berbagai industri kimia ditunjukkan pada table 52, p. 186, Aries and Newton (1955). Biaya R&D sebagai persentase dari penjualan produk Produk Biaya R & D (%) Farmasi 4,8 Bahan kimia industri 2,8 Cat 1,7 Gelas dan produk 1,2 gerabah Logam 0,9 Karet 0,9 Produk-produk kertas 0,7 dan kayu © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 33
Produk-produk minyak dan batubara
0,7
4.F inance Financing expenses meliputi biaya-biaya ekstra yang muncul dalam mendapatkan uang untuk modal investasi. Financing expense biasanya dibatasi pada pembayaran bunga atas uang yang dipinjam. Besar bunga (interest rate) ditetapkan pada saat uang/modal dipinjam. Besarnya bunga per tahun adalah 2 – 4% dari total modal yang dipinjam (Aries and Newton, 1955) atau 5 – 10% dari total modal yang dipinjam. Pada kasus modal investasi diperoleh dari dana perusahaan (uang milik perusahaan sendiri, tidak pinjam), masih merupakan bahan perdebatan apakah bunga tetap harus dibayarkan sebagai suatu biaya (sebabnya adalah karena pemilik modal adalah perusahaan itu sendiri, maka pembayaran bunga ini akan masuk ke cash flow perusahaan itu. Jadi sama saja tidak bayar bunga. Lain dengan depresiasi, bunga atas uang milik sendiri merupakan ide yang belum tentu bisa diterima/debatable). Pada perhitungan income-tax, bunga atas modal milik sendiri (bukan modal © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 34
pinjaman) tidak dapat dimasukkan sebagai cost (saya kira ini mirip dengan kasus dividends atas kepemilikan saham tidak dapat dimasukkan sebagai cost, tetapi dibayarkan setelah perhitungan income tax). Akan tetapi, pada perhitungan perancangan , bunga dapat dimasukkan sebagai biaya (salah satu item total product cost) KECUALI ada kepastian bahwa modal investasi total akan diperoleh dari dana milik perusahaan sendiri dan policy perusahaan mengijinkan bunga atas modal investasi tidak dimasukkan sebagai cost (Peters and Timmerhaus, 1984, p. 205).
PENJUALAN DAN KEUNTUNGAN ( SALE S AND PROF I TS )
SALES adalah produk perusahaan/pabrik yang dapat dijual. Pada umumnya, harga penjualan adalah hampir dua kali lipat biaya manufaktur. Pemilihan harga jual suatu produk mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. 1.Jika produk yang sama sudah ada di pasaran, maka harga jual ditetapkan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 35
sama dengan atau di bawah harga pesaingnya. 2.Jika produk adalah baru (belum ada produk yang sama beredar di pasaran), akan tetapi pemakaiannya dapat dipenuhi oleh produk yang lain yang ada di pasaran, maka harga jual ditentukan oleh perbandingan unjuk kerja (performance) dari produk-produk itu. 3.Jika kedua kondisi di atas tidak terjadi dan tidak ada suatu kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, maka harga jual ditetapkan sebagai total biaya produksi ditambah keuntungan yang diinginkan. Besar profit yang diinginkan bisa merupakan suatu persen tertentu dari harga jual atau biaya produksi, atau bisa juga didasarkan pada ROI (return on investment = ratio total profit terhadap fixed capital investment) yang diinginkan. MODAL KERJA (WORKING CAPITAL = WC)
Modal kerja (Working Capital = WC) adalah biaya-biaya yang diperlukan pada awal beroperasinya pabrik. Jadi biaya ini diperlukan untuk start-up pabrik dan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 36
pembiayaan beberapa bulan pertama dari operasi sebelum pendapatan dari pabrik mulai diperoleh (Turton et al, 2003). Biasanya, uang ini digunakan untuk membayar upah/gaji karyawan, persediaan bahan baku (raw material inventories), dan beberapa contingencies. WC akan diperoleh kembali pada akhir proyek dan merupakan sejumlah uang yang menjamin suatu proyek dapat dimulai. Untuk kebanyakan pabrik kimia: WC = 10 – 15% FC WC = 25 % AS (AS = total nilai penjualan produk per tahun (annual product sales)). Menurut Peters and Timmerhaus (1991): WC = 10 – 20 % dari total capital investment WC bisa naik sampai 50% atau lebih dari modal investasi total (total capital investment) jika pabrik memproduksi produk yang permintaannya musiman karena besarnya inventories yang harus dijaga pada periode waktu yang tidak singkat. Menurut Aries and Newton (1955), WC terdiri atas: 1. Raw material inventory © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 37
2. 3. 4. 5.
In-process inventory Product inventory Extended Credit Available cash
Raw material inventory : persediaan bahan baku dalam gudang untuk keperluan produksi Besarnya raw material inventory: - Tergantung kecepatan penggunaan, harga, kelangkaan (ketersediaan), sumber, dan persyaratan penyimpanan. - Umumnya diperkirakan sebesar harga pembelian bahan baku untuk persediaan 1 bulan produksi. = r mm r m = kapasitas produksi per bulan (misalnya: berapa ton produk per bulan) m = harga bahan baku per satuan produk (untuk menghasilkan 1 ton produk berapa harga bahan baku yang diperlukan)
I n-process inventory : produk setengah jadi yang masih berada dalam proses Besarnya tergantung dari: © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 38
- Panjang siklus proses produksi secara total - Umumnya diperkirakan sebesar 0,5 biaya produksi total (total manufacturing cost) selama satu periode proses. - Satu periode proses setara dengan total hold-up time (waktu tinggal bahan dari titik masuk proses berupa bahan baku sampai titik keluar proses yang berupa produk yang siap dipasarkan) yang diperlukan untuk proses =r m 0,5MQ r m = kapasitas produksi per bulan (misalnya: berapa ton produk per bulan) M = biaya produksi (manufacturing cost) per unit produk Q = siklus produksi, bulan (misal: 0.5 bulan. Satuannya yang tepat 0,5 bulan/1 bulan karena dikalikan kapasitas produksi per bulan) (lihat contoh soal no. 5, Aries and Newton, p. 240)
Product inventory : produk yang berada dalam stock /gudang © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 39
Besarnya tergantung dari: - Jenis produknya, misal: Produk yang diproduksi kontinyu tetapi dijual musiman Produk tidak stabil, tidak tahan disimpan lama, atau memerlukan fasilitas penyimpanan khusus - Bila tidak ada data, umumnya diperkirakan sebesar 1 bulan manufacturing cost = r mM
E xtended credit : sejumlah uang yang belum terbayarkan (kredit) atas produk yang telah dikirimkan ke pelanggan. Biasanya periode pembayaran yang dijinkan adalah 30 hari. - Umumnya diperkirakan sebesar 2 kali 1 bulan manufacturing cost = 2r mM - Alternatif lain: 1 bulan nilai penjualan produk (sales) sesuai priode pembayaran yang umum (1 bulan sekali).
Available cash (uang tunai) : uang tunai yang selalu tersedia untuk pembayaran biaya-biaya operasi, seperti upah/gaji, © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 40
jasa-jasa, serta bahan-bahan (misal pembelian bahan baku). - sebagai perkiraan = 1 bulan manufacturing cost = r mM
ANALISIS KEUNTUNGAN PROFIT adalah kelebihan pendapatan (dari penjualan produk) setelah dikurangi dengan biaya-biaya/pengeluaran-pengeluaran. Ada dua macam keuntungan, yaitu keuntungan sebelum dipotong pajak pendapatan dan keuntungan setelah dipotong pajak pendapatan. Besarnya pajak pendapatan (income tax rate) berbeda antara satu negara dengan negara lain (tergantung lokasi pabrik). Profit dapat dihitung sebagai berikut. Penjualan (Sales) Rp. _______ Biaya Manufaktur Rp. ( Manufacturing Cost ) ________ Pengeluaran Umum Rp. (General Expense) ________ Biaya Total (Total Rp. Cost ) _______ © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 41
Keuntungan Sebelum Pajak ( Profit Before Taxes) Pajak Pendapatan ( Income Taxes)* Keuntungan Sesudah Pajak ( Profit After Taxes)
Rp. _______ Rp. _______ Rp. _______
Beberapa evaluator/estimator ekonomi lebih memilih profit before income taxes sebagai dasar menentukan profitability (kemampuan menghasilkan keuntungan) dari suatu jenis usaha, dengan pertimbangan: 1. Tax rates adalah suatu factor yang perusahaan tidak mempunyai kontrol atas besar/kecilnya; 2. Jika membandingkan profitability beberapa bidang usaha, maka semua bidang usaha ini akan mengalami factor income tax rate yang sama: jadi relative profitability dari beberapa bidang usaha itu akan menunjukkan order yang sama baik bila tax rate dimasukkan dalam evaluasi maupun tidak. Akan tetapi harus diingat bahwa alasan dari ditanamkannya suatu modal pada suatu bidang usaha adalah untuk mendapatkan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 42
profit yang real, maka pendekatan profit after tax adalah lebih realistik. METODE-METODE UNTUK MENYATAKAN PROFITABILITY ( KEMAMPUAN MENGHASILKAN KEUNTUNGAN) Lang Factor Technique FC
EL
dengan FC = modal tetap ( fixed capital ) E = harga pembelian peralatan ( Purchased Equipment) Sekali lagi, peralatan di sini adalah semua major equipment (semua peralatan yang diperlihatkan di dalam process flow diagram; dan harga di sini adalah harga sampai di tempat (delivered ) (lihat perincian di atas yang sesuai table 1 Peters and Timmerhaus) but NOT installed karena ada biaya pemasangan alat. Ingat bahwa biaya untuk equipment bisa jadi: FOB: free on board (tidak diantar, hanya sampai pelabuhan terdekat dari lokasi pabrik pembuat) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 43
DEL: delivered (diantar sampai pelabuhan terdekat dari lokasi pabrik pembeli) INST: sekaligus dipasangkan L = factor Lang Nilai dari factor Lang tergantung pada keadaan fisis prosesnya. Type of Chemical Lang factor Plant Fluid processing 4.74 plant Solid-fluid 3.63 processing plant Solid processing 3.10 plant (Turton et al, 2003, p. 158)
1. Per Cent Return on I nvestment Per cent ROI adalah laju pengembalian modal oleh keuntungan per tahun. Sesuai dengan definisi ini, persamaan untuk menghitung per cent ROI adalah sebagai berikut. P rb
P b r a
FC
x 100 %
;
P ra
P a r a
x 100 %
FC
dengan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 44
P rb = per cent ROI sebelum pajak P ra = per cent ROI setelah pajak r a = kapasitas (laju) produksi per tahun P b = keuntungan sebelum pajak per satuan produksi P a = keuntungan sesudah pajak per satuan produksi FC = fixed capital investment = modal tetap
Industry
Industrial chemicals Petroleum Pulp and paper Pharmaceuticals Metals Paints Fermentation products
Minimum acceptable per cent ROI before taxes, % Low risk High risk 11 44 16 18 24 8 21 10
39 40 56 24 44 49
Suatu industri dikatakan beresiko tinggi jika: jenis usahanya benar-benar baru (belum pernah ada sebelumnya) dimana usaha
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 45
semacam ini perlu ekstrapolasi yang besar ke skala pabrik dan kondisi pasar tidak pasti. Suatu industri dikatakan beresiko rendah jika: jenis usahanya sudah mapan (misal prosesnya sudah established) dan banyak usaha yang sama dalam skala komersial.
2.Pay-out Time Pay-out Time (POT) atau Pay-out Period (= payback period = payback time = payoff period = payoff time = cash recovery period ) didefinisikan sebagai jangka waktu (dalam tahun) minimum yang secara teoritis diperlukan untuk mengembalikan modal investasi mula-mula (the original capital investment ) dalam bentuk cash flow ke proyek berdasarkan pada pendapatan total dikurangi semua biaya kecuali depresiasi. POT before taxes
Depreciabl e FC
Average Annual Pr ofit before taxes Average Annual Depreciation
POT before taxes
POT after taxes
Depreciabl e FC P b r a
Average Annual Depreciation
Depreciabl e FC
Average Annual Pr ofit after taxes Average Annual Depreciation
POT after taxes
Depreciabl e FC P b r a 1 Average Annual Depreciation
dengan P b = keuntungan rata-rata sebelum pajak per satuan produksi © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 46
r a = kapasitas (laju) produksi rata-rata per tahun = fractional income tax rate
Industry
Industrial chemicals Petroleum Pulp and paper Pharmaceuticals Metals Paints Fermentation products
Maximum acceptable POT before taxes, tahun Low risk High risk 5 2 4 4 3 6 3 5
2 2 2 3 2 2
3.Discounted Cash F low (DCF ) Cara DCF untuk mengevaluasi profitability ini memperhitungkan time value dari uang. Perhitungannya memakai persamaan persamaan berikut ini (Peters and Timmerhaus, p. 308-310). Misalkan: Discounted cash flow rate of return (DCFRR) = i. Nilai DCFRR ini merupakan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 47
after tax interest rate dimana modal investasi dibayarkan dari proceeds yang dihasilkan proyek itu. Yang dimaksudkan dengan proceeds di sini adalah after tax cash flow to project (= after tax profit + depreciation = total income minus all costs except depreciation). Total after tax cash flow to project in year j = C j; j=1,2,3,…,n; n = service life of the project/plant The future worth of the proceeds to the project at the end of service life of the project = S. Maka: n 1
S C 1 1 i
n2
C 2 1 i
n
n j
.... C n 1 1 i C n C j 1 i j 1
Sesuai keterangan di atas, pada konsep DCFRR ini, S digunakan untuk membayarkan kembali modal investasi. Jadi S harus sama dengan future worth dari total modal awal (FC + WC) pada akhir service life n dengan interest rate juga sama dengan i setelah dikoreksi dengan nilai rongsokan dan modal kerja (SV + WC yang merupakan porsi dari modal investasi total yang tidak terdepresiasi). Koreksi SV dan WC ini perlu karena pada akhir service life, ada cash flow © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 48
tambahan yang berupa SV dan WC, yang belum dimasukkan Cn. Jadi: n
S ( FC WC )1 i
SV WC
Apabila kedua persamaan digabungkan, didapat: FC WC 1 i
n
n
SV WC C j 1 i
di
atas
n j
j 1
Nilai i (=DCFRR) dapat dihitung. Lalu bagaimana evaluasi profitability dari proyek ini? Pilihan lain dari investasi adalah uang yang dipakai untuk investasi ini dapat ditanamkan di bank. Misal bunga bank efektif setelah pajak (ingat: bunga bank kena pajak) adalah k, maka: pada akhir tahun ke n, modal telah menjadi = (FC+WC)(1+k)n. Cara evaluasinya menjadi: Besar mana antara: (FC+WC)(1+i) n dengan (FC+WC)(1+k) n Dengan kata lain: besar mana k dengan i? Proyek dikatakan menarik jika i jauh lebih besar dari k (misal: i 1.75 - 2.5k). PENGARUH KONDISI-KONDISI YANG BERUBAH PADA BIAYABIAYA DAN KEUNTUNGAN © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 49
Variasi Laju Produksi Break-even chart adalah suatu grafik yang menunjukkan pengaruh perubahan kapasitas pabrik dari kapasitas design (the operational capacity is less than the full capacity) pada biaya-biaya (total product cost) dan keuntungan. Jadi grafik dibuat untuk sebuah pabrik yang kapasitasnya sudah tertentu. Sebagai absis (sumbu horizontal) adalah jumlah satuan produksi per tahun, dari nol sampai 100% capacity (full design capacity). Sebagai sumbu vertical adalah biaya-biaya, sales (nilai penjualan), dan keuntungan per tahun. Contoh Break-even chart adalah fig. 87, p. 205, Aries and Newton (1955). Cara menggambar break-even chart adalah sebagai berikut. 1.Biaya-biaya (total product cost = manufacturing cost + general expenses) per tahun dihitung pada kapasitas maksimum (full design capacity). 2.Biaya-biaya per tahun ini dikelompokkan menjadi 3 kategori. a.Fixed costs (biaya-biaya tetap), yang meliputi: Depresiasi, Pajak (Local Property Taxes), Asuransi, dan Sewa © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 50
(rent). Besar fixed costs adalah tetap pada semua level produksi. b.Variable costs, yang meliputi: Bahan Baku (Raw Materials, DMC2), Pengepakan (Packaging containers, IMC), Utilitas (DMC), Pengiriman (Shipping, IMC), Royalties and Patents (DMC). Besar variable costs berbanding lurus dengan level produksi. Dengan demikian, besar variable cost pada kapasitas produksi nol adalah juga nol. c.Regulated costs, yang meliputi: Tenaga kerja (Labor = operating labor, DMC), Overhead (Payroll Overhead dan Plant Overhead, IMC), Pengawasan (Supervision, DMC), Laboratorium (Laboratory, IMC), General Expenses (meliputi biaya administrative (administration), biaya pemasaran (sales), biaya penelitian dan pengembangan (Research and Development), dan Finance), Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintenance and Repairs, DMC), Plant supplies (operating supplies, DMC). Besar Regulated 2
DMC=Direct Manufacturing Cost; IMC = Indirect Manufacturing Cost
© Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 51
Cost ini adalah hampir sebanding dengan level produksi. Menurut pengalaman di industri kimia, regulated cost untuk memulai produksi adalah 30% dari total regulated cost pada kapasitas maksimum dari pabrik. Nilai ini dipakai sebagai besar regulated cost pada kapasitas produksi nol. 3.Total fixed cost (Fa) digambar. Hasil adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0%,Fa) dengan (100%,Fa). Total variable cost digambar di atas F a. Hasil adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0%,Fa) dengan (100%,Fa+Va), dengan Va adalah total variable costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity). 4.Total regulated cost ditambahkan pada gambar. Hasil adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0%,Fa+0,3R a) dengan (100%,Fa+Va+R a), dengan R a adalah total regulated costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity). Garis ini menggambarkan total cost per tahun. Persamaan garis total cost ini adalah sebagai berikut. © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 52
ac
ac
F a 0 ,3 Ra F a V a Ra F a 0 ,3 Ra
r a
0
V a
0 ,7 Ra
Z
r a
Z 0
F a
V a
0 ,7 Ra
Z
0 ,3Ra
dengan ac : total cost per tahun pada r a Va : total variable costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) R a : total regulated costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) Fa : total fixed costs per tahun r a : laju produksi per tahun Z : laju produksi per tahun maksimum (100% capacity) 5.Total nilai penjualan per tahun (total annual sales, as) digambar. Sales tentu saja sebanding dengan produksi. Dengan demikian, sales akan sama dengan nol jika pabrik tidak berproduksi. Hasil adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0%,0) dengan (100%,Sa), dengan Sa adalah total nilai penjualan per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity). Persamaan garisnya adalah sebagai berikut. a S ; r Z s
a
0
0
a
0
0
a s
S a
Z
r a
dengan © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 53
as : total sales per tahun pada r a Sa : total sales per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) r a : laju produksi per tahun Z : laju produksi per tahun maksimum (100% capacity) 6.Break-even Point (BEP = titik impas) adalah titik perpotongan antara garis sales dengan garis total cost, yang menunjukkan level produksi dimana sales tepat sama dengan total cost. Pabrik yang beroperasi pada kapasitas yang lebih kecil daripada kapasitas BEP akan merugi; sebaliknya pabrik yang beroperasi pada kapasitas yang lebih besar daripada kapasitas BEP akan memperoleh untung. Kapasitas BEP dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut. ; S Z r V Z , R r F , R a
s
a
a
a
c
r a
a
07 a
a
a
03 a
F a 0 ,3 Ra Z S a
V a
0 ,7 Ra
dengan r a : laju produksi per tahun pada BEP Fa : total fixed costs per tahun R a : total regulated costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 54
Sa : total sales per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) Va : total variable costs per tahun pada level produksi maksimum (100% capacity) Z : laju produksi per tahun maksimum (100% capacity) 7.Shutdown Point (SDP) adalah level produksi di bawah kapasitas BEP dimana fixed costs tepat sama dengan selisih antara total cost dengan total sales. Jadi pada level produksi SDP, variable cost dan regulated cost dapat dilunasi oleh sales, tetapi fixed cost harus dibayar dengan uang pribadi pemilik perusahaan. Di bawah kapasitas SDP, total sales tidak hanya tidak cukup untuk membayar fixed cost, tetapi juga tidak cukup untuk membayar variable cost dan regulated cost. Dengan demikian, akan lebih murah jika pabrik ditutup (jadi pabrik bubar, dan pemilik perusahaan tinggal berkewajiban membayar fixed cost (tidak perlu membayar 0,3R a karena pabrik benar benar berhenti) dari kantongnya sendiri) daripada meneruskan operasi pabrik. © Budhijanto, Teknik Kimia UGM, 2014
Page 55