ETIKA NORMATIF & META ME TAETIKA ETIKA ETIKA NORMAT N ORMATIF IF
Etika normatif tidak berbicara lagi tentang gejala-gejala, melainkan tentang apa yang sebenarnya harus harus merupak merupakan an tindakan tindakan kita. Dalam Dalam etika etika normati normatif, f, normanorma-nor norma ma dinilai, dinilai, dan sikap manusia ditentuk ditentukan an Jadi, Jadi, etika etika normati normatiff berbicara berbicara mengenai mengenai pelbagai pelbagai norma norma yang menuntun menuntun tingkah tingkah laku manu manusia sia.. Etika Etika Normat Normatif if membe memberi ri penil penilaia aian n dan dan himba himbaua uan n kepa kepada da manus manusia ia untuk untuk bertin bertinda dak k sebagaimana sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek. (amersma, !""#$%#&. al yang sama juga dirumuskan dirumuskan dengan mengataka mengatakan n bah'a bah'a etika etika normati normatiff itu tidak tidak deskript deskriptif if melainkan preskriptif (memerintahkan&, (memerintahkan&, tidak melukiskan melainkan menentukan benar-tidaknya benar-tidaknya tingkah tingkah laku atau atau anggapa anggapan n moral. moral. )ntuk )ntuk itu ia mengad mengadakan akan argume argumentasi ntasi-arg -argumen umentasi. tasi. Jadi, Jadi, ia mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu anggapan moral dapat dianggap benar atau salah. (*ertens !""+$!& elanjutnya, etika normatif dapat dibagi ke dalam etika umum dan etika khusus. enjelasan lebih lanjut lanjut meng mengena enaii apa apa yang yang disebu disebutt etika etika umum umum dan dan etika etika khusu khusus s akan akan diur diuraik aikan an setela setelah h kita kita membahas soal metaetika. METAETIKA
/'alan meta (dari bahasa 0unani& mempunyai arti 1melebihi,1 1melampaui1. Istilah ini diciptakan untuk untuk menunju menunjukkan kkan bah'a yang dibahas dibahas di sini bukanlah bukanlah moralita moralitas s secara secara langsung langsung,, melainka melainkan n ucapan-ucapan kita di bidang moralitas (*ertens, !""+$!"&. 2etaetika, seperti dikatakan *ertens, seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf 1bahasa etis1 atau bahasa yang kita pergunakan di bidang moral. 3arena 3arena itu, persoala persoalan n yang menyang menyangkut kut metaetik metaetika a adalah adalah persoal persoalan an yang yang rumit. rumit. ertanya ertanyaan an tentang hakikat keadilan, hakikat ketidakadilan, bahkan hakikat kebaikan dan keburukan, kerapkali tidak bisa dija'ab secara memuaskan. 3erumitan metaetika yang pada dasarnya meneliti soal gaya bahasa dalam ungkapan etis ini juga disinggung 4./. 5an eursen. /dakah yang dipentingkan dalam bahasa etis itu pengetahuan sematamata (misalnya$ 1perbuatan 1perbuatan itu jahat1&6 Dalam kaitan ini eursen melihat, ada filsuf-filsuf, seperti 2a7 cheler, yang memang berpendapat bah'a manusia mengenal nilai-nilai etis. 8etapi bukankah dalam pengetahuan tentang nilai-nilai etis manusia justru mengatasi tahap pengetahuan belaka. *ukankah ucapan ucapan 1perbua 1perbuatan tan itu jahat1, jahat1, mengung mengungkapk kapkan an suatu suatu sikap6 sikap6 Jadi, Jadi, bukan bukan informasi informasi semata-m semata-mata. ata. 2enurut eursen, pendirian ini juga dianut oleh sementara filsuf analistis. 9e'at analisa serupa itu juga dapat dipergoki dipergoki kesalahan-kesalah kesalahan-kesalahan an dalam penalaran. penalaran. Demikian :.E. 2oore pernah menganal menganalisa isa penalar penalaran an naturali naturalistis stis yang ingin ingin mengemb mengembalik alikan an putusan putusan etis-nor etis-normati matiff dijadika dijadikan n konstatasi belaka mengenai fakta. 2isalnya ucapan 1ini tidak boleh1 (etis-normatif& diasalkan dari ucapan 1ini tidak boleh karena pengalaman mengajarkan, bah'a perbuatan itu merugikan1 (eursen, !""!$%%"&. 2emang salah satu masalah yang ramai dibicarakan dalam metaetika adalah apa yang disebut *ertens the is/ought question -- ini dalam penjelasan *ertens adalah judul sebuah buku terkenal yang meng mengum umpu pulk lkan an pelb pelbag agai ai kara karang ngan an ten tentang tang tema tema ini$ ini$ ;.D ;.D uds udson on (ed. (ed.&, &, The The is/O is/Oug ught ht (!"<"&. 0ang ang diperso dipersoalkan alkan di sini ialah ialah apakah apakah ucapan ucapan normati normatiff dapat dapat diturunk diturunkan an dari dari Question (!"<"&. ucapan faktual. 3alau sesuatu ada atau kalau sesuatu merupakan kenyataan ( is$ faktual&, apakah dari
situ dapat disimpulkan bah'a sesuatu harus atau boleh dilakukan ( ought $ normatif&. Dengan menggunakan peristilahan logika dapat ditarik suatu kesimpulan preskriptif. 3alau satu premis preskriptif dan premis lain deskriptif, kesimpulannya pasti preskriptif. Itu tidak menjadi masalah. 2engenai hal ini *ertens memberi contoh$ - etiap manusia harus menghormati orang tuanya (premis preskriptif&. - 9elaki itu adalah orang tua saya (premis deskriptif&. - Jadi, lelaki itu harus saya hormati (kesimpulan preskriptif&. 8api soalnya ialah apakah dua premis deskriptif pernah dapat membuahkan kesimpulan preskriptif. 3ini para filsuf yang mendalami masalah ini umumnya sepakat bah'a hal itu tidak mungkin. 3esimpulan preskriptif hanya dapat ditarik dari premis-premis yang sekurang-kurangnya untuk sebagian bersifat preskriptif juga (*ertens, !""+$%!&.