UTS STATISTIK ERICA ALVIYANTI 06111010031
1. Jelaskan pengertian tentang korelasi ! Jawab:
Kata „korelasi‟ berasal dari bahasa Inggris correlation correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti „hubungan‟ atau „saling hubungan‟ atau „hubungan timbal balik‟. Dalam ilmu statistic pengertian korelasi adalah hubungan antardua variabel atau lebih. 2. Jelaskan tentang perbedaan antara Bivariate antara Bivariate Correlation dan Multivariate dan Multivariate Correlation! Jawab:
Bivariate Correlation adalah hubungan antara dua variabel, sedangkan Multivariate Correlation adalah hubungan antarlebih dari dua variabel. 3. Apa yang dimaksud dengan Korelasi Positif dan korelasi Negatif? (Berikan contohnya!) Jawab:
Suatu korelasi disebut korelasi positif jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi, berjalan parallel parall el artinya art inya bahwa hubungan antardua variabel (atau ( atau lebih) itu menunjukkan arah yang sama. Contoh
: Kenaikan harga Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM) diikuti dengan dengan kenaikan ongkos angkutan, sebaliknya jika harga BBM rendah maka ongkos angkutan pun murah (rendah)
Suatu korelasi disebut korelasi negative jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu berjalan dengan arah berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan. Contoh
: Makin kurang dihayati atau diamalkannya ajaran agama Islam oleh para remaja akan diikuti oleh makin meningkatnya frekuensi kenakalan remaja, atau sebaliknya.
4. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi, jika dua variabel berhubungan searah dan berhubungan berhubungan secara berkebalikan arah ? Jawab:
Tanda yang dapat dilihat pada peta korelasi, jika dua variabel berhubungan searah atau berhubungan secara berkebalikan arah yaitu, apabila pencaran titik tit ik pada peta korelasi itu semakin jauh tersebar maupun menjauhi garis linier.
5. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal? Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal, maka pancaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan. 6. Apa pula tandanya jika dua variabel mempunyai korelasi negatif tertinggi atau maksimal? Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi negative tertinggi atau maksimal, ditandai dengan pencaran titik yang terdapat terda pat pada Peta Korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kiri. 7. Jelaskan definisi tentang Angka Indeks Korelasi! Jawab:
Angka Indeks Korelasi adalah tinggi-rendah, kuat-lemah atau besar-kecilnya suatu korelasi yang dinyatakan dalam suatu angka (koefisien). 8. Sebutkan: berapa besarnya angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita selidiki korelasinya itu menunjukkan korelasi negative maksimal? Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi negative maksimal adalah – adalah – 1. 1. 9. Sebutkan: berapa besar angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita selidiki korelasinya itu menunjukkan korelasi positif tertinggi ? Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi positif tertinggi adalah + 1. 10. Pengertian apa yang dapat kita tarik, jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di atas 1,00? Jawab: Jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di atas 1,00 berarti telah terjadi
kesalahan pada perhitungannya. 11. “Bacalah” angka indeks korelasi berikut ini (apa artinya?): a. Angka Indeks Korelasi = +0,675 Jawab:
Artinya korelasi antardua variabel adalah korelasi positif.
5. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal? Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal, maka pancaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan. 6. Apa pula tandanya jika dua variabel mempunyai korelasi negatif tertinggi atau maksimal? Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi negative tertinggi atau maksimal, ditandai dengan pencaran titik yang terdapat terda pat pada Peta Korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kiri. 7. Jelaskan definisi tentang Angka Indeks Korelasi! Jawab:
Angka Indeks Korelasi adalah tinggi-rendah, kuat-lemah atau besar-kecilnya suatu korelasi yang dinyatakan dalam suatu angka (koefisien). 8. Sebutkan: berapa besarnya angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita selidiki korelasinya itu menunjukkan korelasi negative maksimal? Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi negative maksimal adalah – adalah – 1. 1. 9. Sebutkan: berapa besar angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita selidiki korelasinya itu menunjukkan korelasi positif tertinggi ? Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi positif tertinggi adalah + 1. 10. Pengertian apa yang dapat kita tarik, jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di atas 1,00? Jawab: Jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di atas 1,00 berarti telah terjadi
kesalahan pada perhitungannya. 11. “Bacalah” angka indeks korelasi berikut ini (apa artinya?): a. Angka Indeks Korelasi = +0,675 Jawab:
Artinya korelasi antardua variabel adalah korelasi positif.
b. Angka Indeks Korelasi = -0,118 Jawab:
Artinya korelasi antardua variabel adalah korelasi negative. 12. Jelaskan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh Angka Indeks Korelasi! Jawab:
Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan bersifat relative, relative, yaitu angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan antarvariabel yang dicari korelasinya. Jadi angka korelasi itu bukanlah angka yang bersifat eksak , atau angka yang merupakan ukuran pada skala linear yang memiliki unit-unit yang sama besar, sebagaimana yang terdapat pada mistar pengukur panjang (mistar penggaris). 13. Berikan pengertian tentang; a. Teknik Analisis Korelasional Jawab:
Teknik Analisis Korelasional adalah teknik analisis statistic mengenai hubungan antar dua variabel atau lebih. b. Teknik Analisis Korelasional Bivariat Jawab:
Teknik Analisis Korelasional Bivariat adalah teknik analisis korelasi yang mendasarkan diri pada dua buah variabel. c. Teknik Analisis Korelasional Multivariat Jawab:
Teknik Analisis Korelasional Multivariat adalah teknik analisis korelasi yang mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel. 14. Brog dan Gall dalam bukunya Educational Research (halaman 419) mengemukakan ada 10 jenis Teknik Analisis Korelasional Bivariat. Sebutkan satu persatu! Jawab:
10 jenis Teknik Analisis Korelasional Bivariat, yaitu; 1) Teknik Korelasi Produk Momen ( Product ( Product Moment Correlation) Correlation) 2) Teknik Korelasi Tata Jenjang ( Rank Difference Correlation atau Rank Order Correlation) Correlation) 3) Teknik Korelasi Koefisien Phi ( Phi Coefficient Correlation) Correlation) 4) Teknik Korelasi Kontingensi (Contingency ( Contingency Coefficient Correlation) Correlation)
5) Teknik Korelasi Poin Biserial ( Point Biserial Correlation) 6) Teknik Korelasi Biserial ( Biserial Correlation) 7) Teknik Korelasi Kendall Tau ( Kendalls’ Tau Correlation) 8) Teknik Korelasi Rasio (Correlation Ratio) 9) Teknik The Widespread Correlation 10) Teknik Korelasi Tetrakorik (Tetrachoric Correlation). 15. Jelaskan tentang pengertian dan penggunaan dari Teknik Korelasi Product Moment dari Pearson! Jawab:
Teknik Korelasi Product Moment adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antardua variabel yang kerap kali digunakan. Karena teknik korelasi ini dikembangkan oleh Karl Pearson maka sering disebut Teknik Korelasi Pearson. Disebut Produst Moment Correlation karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan. Penggunaannya Teknik korelasi Product Momen dipergunakan apabila kita berhadapan dengan keadaan berikut : a. Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat kontinu. b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-tidaknya mendekati homogen. c. Regresinya merupakan regresi linear. 16. Apakah lambang yang dipergunakan bagi Angka Indeks Korelasi Product Moment ? Jawab:
Angka Indeks Korelasi Product Momen diberi lambang “r”. 17. Ada enam macam cara yang dapat dipergunakan bagi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment untuk Data Tunggal yang N-nya kurang dari 30. Sebutkan keenam cara dimaksud! Jawab:
Cara-caranya yaitu sebagai berikut: 1. dengan terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya 2. dengan tidak usah menghitung Deviasi Standarnya
3. dengan mendasarkan diri pada skor aslinya atau angka kasarnya 4. dengan mendasarkan diri pada (memperhitungkan) Mean-nya 5. dengan mendasarkan diri pada selisih deviasinya 6. dengan mendasarkan diri pada selisih skornya (selisih ukuran kasarnya). 18. Langkah apa yang perlu kita tempuh jika kita ingin mencari korelasi antar dua variabel, dimana Number of Cases-nya = 30 atau lebih dari 30 sedangkan datanya adalah data tunggal ? Jawab:
Langkah yang perlu ditempuh jika N = 30 atau lebih dari 30 yaitu perhitungan korelasinya dilakukan dengan menggunakan alat Bantu berupa Peta Korelasi atau Diagram Korelasi atau dikeanal dengan nama Scatter Diagram. 19. Bagaimana cara yang Saudara tempuh jika kita ingin mencari Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment , yang datanya berupa data kelompokan ( grouped data)? Jawab:
Cara yang ditempuh : a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis nolnya (H o) b. Melakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya angka indeks korelasi “r” product moment , dengan langkah sebagai berikut: (1) Menyiapkan peta korelasinya, berikut perhitungannya sehingga diperol eh: ∑fx‟, ∑fx‟2, ∑fy‟, ∑fy‟2, dan ∑x‟y‟. (2) Mencari Cx, dengan rumus;
(3) Mencari Cy, dengan rumus:
fx' N
fy ' N
(4) Mencari SDx‟ dengan rumus : SDx‟
= i
fx'
2
N
fx' N
2
(dimana i = 1)
(5) Mencari SDy‟ dengan rumus : SDx‟
= i
fy' 2
N
fy' N
(6) Mencari r xy dengan rumus :
2
(dimana i = 1)
x' y ' (C )( X x '
R xy
=
N SD x ' SD y '
y '
)
c. memberikan interpretasi terhadap r xy dapat dilakukan dengan secara sederhana (tanpa menggunakan table nilai “r” Product Moment ) atau dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment , kemudian menarik kesimpulannya. 20. Ada dua macam cara yang dapat kita tempuh dalam rangka memberikan interpretasi terhadap r xy. Jelaskan kedua macam cara tersebut! Jawab:
a. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi Product Moment secara kasar (sederhana). Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (r xy), pada umumnya dipergunakan atau ancar-ancar sebagai berikut: Besarnya “r” Product Moment (r xy )
Interpretasi:
0,00 – 0,20
Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y)
0,20 – 0,40
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90 0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
b. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment, dengan jalan berkorelasi pada tabel nilai “r” Product Moment.
Pemberian Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment dengan jalan berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” Product Moment , yang biasanya selalu tercantum dalam buku-buku statistic sebagai lampiran. Apabila yang kita gunakan adalah cara ini makan prosedur yang harus dilalui ialah sebagai berikut : 1. Merumuskan (membuat) hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho) 2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang kita ajukan tadi.
21. Data :
Skor pada Variabel Subjek
X
Y
8 4 6 5 7 4 9 6 5 6
5 5 7 6 6 5 6 7 6 7
A B C D E F G H I J
Soal: Selidikilah dengan cara seksama, apakah memang terdapat korelasi positif yang signifikananatara skor variabel X dan skor variabel Y, dengan cara: a. Merumuskan Hipotesis Alternatifnya b. Merumuskan Hipotesis Nihilnya c. Melakukan perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi r xy, dengan mencari SD-nya lebih dulu ! d. Memberikan interpretasi secara sederhana (secara kasar) terhadap r xy. e. Memberikan interpretasi terhadap r xy dengan cara berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” Product Moment.
f. Kesimpulan apa yang dapat Saudara kemukakan? Jawab:
a. Hipotesa alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. b. Hipotesa nihilnya “Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. c. Mencari Angka Indeks Korelasi r xy
Subjek
X
Y
X = X - Mx
Y = Y - My
XY
X2
Y2
A B C D E F G H I J
8 4 6 5 7 4 9 6 5 6
5 5 7 6 6 5 6 7 6 7
+2 -2 0 -1 +1 -2 +3 0 -1 0
-1 -1 +1 0 0 -1 0 +1 0 +1
-2 +2 0 0 0 +2 0 0 0 0
+4 +4 0 +1 +1 +4 +9 0 +1 0
+1 +1 +1 0 0 +1 0 +1 0 +1
Mx =
SDx
x N =
60
=
x N
10
6
2
24 10
MY
SDx =
= 1,549
r xy
=
=
=
=
y N
y N
60
=
2
10
6
6 10
= 0,775
xy N .SD x .SD y
2 10 1,549 0,775 2 12 ,00475
= 0,167 d. Interpretasi secara sederhana (secara kasar) r xy = + 0,167. Ini berarti terdapat korelasi positif (searah) di antara variabel X dan variabel Y. r xy yang diperoleh sebesar 0,167 maka terletak antara 0,00 – 0,20.
berdasarkan percobaan atau ancar-ancar maka dapat dinyatakan bahwa antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y) e. Memberikan interpretasi terhadap r xy dengan cara ber konsultasi pada table nilai “r” product moment. Hipotesa alternatifnya :
Ada (terdapat) korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan Y.
Hipotesa nihilnya
: Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
dF
= N – nr
dF
= 10 – 2
dF
= 8
dF = 8 diperoleh “r” product moment pada taraf signifikansi 5% = 0,0632 dan pada taraf signifikansi 1% = 0,765. Karena r o < r t baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% 0,167 < 0,63
5%
0,167 < 0,765
1%
maka hipotesis alternatifnya ditolak sedangkan hipotesis nihilnya diterima atau disetujui. f. Kesimpulan yang dapat kita tarik adalah korelasi positif antara variabel X dan variabel Y disini bukanlah merupakan korelasi positif yang menyakinkan. 22. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi r xy dari data No. V.A di atas, dengan catatan bahwa dalam perhitungan tersebut tidak usah dicari Deviasi Standarnya! Jawab:
Indeks korelasi r xy dari data no. V.A di atas dengan catatan bahwa dalam perhitungan tersebut tidak perlu dicari deviasi standarnya. r xy
r xy
xy x y 2
2 24 6
= 0,167
2
=
2 12
23. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi r xy dari data No. V.A di atas, dengan catatan bahwa dalam memperhitungkan / mencari r xy itu didasarkan pada skor aslinya! Jawab :
Indeks korelasi r xy dari data No. V.A di atas dengan catatan bahwa dalam memperhitungkan / mencari r xy itu didasarkan pada skor aslinya. 2
2
2
Subj ek
X
Y
XY
X
Y
X-Y
(X – Y)
A
8
5
40
64
25
+3
+9
B
4
5
20
16
25
+1
+1
C
6
7
42
35
49
-1
+1
D
5
6
30
25
36
-1
+1
E
7
6
42
49
36
+1
+1
F
4
5
20
16
25
-1
+1
G
9
6
54
81
36
+3
+9
H
6
7
42
36
49
-1
+1
I
5
6
30
25
36
-1
+1
J
6
7
42
36
49
-1
+1
N = 10
60
60
362
384
366
-
26
r xy
XY X Y N . X X N .Y Y
r xy
10362 6060 10 384 602 10 366 602
r xy r xy
N .
2
2
2
2
20 240 60 20 120
r xy 0,167
24. Cari / hitunglah kembali angka Indeks Korelasi r xy dari data No. V.A di atas, dengan mempergunakan slisih skor aslinya! Jawab :
r xy
X Y X Y 2 X Y 2 N X X N Y Y
N
2
2
2
2
2
2
2
r xy
r xy
10384 366 26 26060
2 10 384 60 10 366 60 2
2
7240 7200 2 240 60
r xy 0,167
25. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi r xy dari data No. V.A di atas, dengan mempergunakan slisih deviasinya! Jawab :
Indeks korelasi r xy dari data No. V.A di atas dengan mempergunakan selisih skor deviasinya. 2
2
2
Subj ek
X
Y
x
y
x
y
d=x-y
d=(x – y)
A
8
5
2
-1
+4
+1
+3
+9
B
4
5
-2
-1
+4
+1
-1
+1
C
6
7
0
+1
0
+1
-1
+1
D
5
6
-1
0
+1
0
-1
+1
E
7
6
+1
0
+1
0
+1
+1
F
4
5
-2
-1
+4
+1
-1
+1
G
9
6
+3
0
+9
0
+3
+9
H
6
7
0
+1
0
+1
-1
+1
I
5
6
-1
0
+1
0
-1
+1
J
6
7
0
+1
0
+1
-1
+1
N = 10
60
60
-
-
+24
-
26
x y d 2 x y 2
r xy
+6
r xy
2
2
2
2
24 6 26 2 24 6
r xy 0,167
26. Cari / hitunglah kembali angka Indeks Korelasi r xy dari data No. V.A di atas, dengan memperhitunglan Mean-nya! Jawab:
Indeks korelasi r xy dari data No.V.A di atas dengan memperhitungkan meannya.
r xy =
=
=
XY M M N X N . M Y N . M x
2
y .
2 x
2
2 y
362 6(6)(10)
384 10(6) 366 10(6) 2
2
2 24 x 6
= 0,167 27. Data No. V.B: Skor Variabel X: 62
72
66
70
73
72
70
69
71
69
73
74
66
72
73
70
72
73
71
72
70
68
74
66
68
71
73
67
69
72
71
73
69
68
66
72
71
70
69
68
71
69
68
67
69
70
71
72
69
72
Skor Variabel Y (urutan sama dengan variabel X): 59
64
58
62
65
64
62
61
63
61
65
66
58
64
65
62
64
65
63
64
62
60
66
58
60
63
65
59
61
64
63
65
61
60
58
64
63
62
61
60
65
60
62
60
59
64
66
63
59
60
Soal: Coba selidiki dengan secara seksama, apa memang terdapat korelasi positif yang meyakinkan (signifikan) antara skor Variabel X dan Variabel Y, dengan cara: a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya b. Merumuskan Hipotesis nihilnya c. Melakukan perhitungan untuk memperleh Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment (dalam hal ini : r xy) d. Memberikan interpretasi terhadap r xy dengan menggunakan tabel Nilai “r” Product Moment , dengan Tabel Nilai “r”! e. Menarik kesimpulannya. Jawab:
a. Hipotesis alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan, antara skor variabel x dan skor variabel Y”. b. Hipotesis Nihilnya “ Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara skor variabel X dan skor variabel Y. c. Perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi r xy Product Moment Mencari nilai tertinggi (Highest Score) dan nilai terendah (lowest score)
Untuk variabel X
: H = 74
dan
L = 66
Untuk variabel Y
: H = 66
dan
L = 58
Mencari Total Range (R) ;
Untuk variabel X
: R = H – L + 1 = 74 – 66 + 1 = 9
Untuk variabel Y
: R = H – L + 1 = 66 – 58 + 1 = 9
Menetapkan besar/luasnya pengelompokan data:
Untuk variabel X; R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 1. Dengan demikian, enterval tertinggi untuk variabel X adalah 74 dan interval terendahnya 66.
Untuk variabel Y; R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 1. dengan demikian, interval tertinggi untuk variabel Y adalah 66 dan interval terendahnya 58.
Membuat Peta Korelasi X Y
66 67 68 69 70
72
73
74
1
65
2
+4
+32
1
66
6
+3
64
1
62
7
0
+28 5
1
+5
+2
5
0
0 5
61
+5 1
4
+6
+16
F(Y)
Y‟ FY‟
FY‟2
X‟Y‟
3
+4 +12
48
36
7
+3 +21
63
57
8
+2 +16
32
28
6
+1
+6
6
7
6
0
0
0
0
5
-1
-5
5
5
7
-2
-14
28
20
+54
1
63
60
71
1
1
+2
-4
2
2
+18
+6
59 58
4
+64
4
-3
-12
36
24
4
-4
-16
64
64
F(X)
4
3
5
8
6
7
9
6
2
X‟
-4
-3
-2
-1
0
+1
+2
+3
+4
-10 -8
0
+7 +18 +18 +8
+8 =
8
0
7
36
54
32
248=
X‟Y‟ 64 24 16 13
0
12
26
54
32
241=
FX‟
-16 -9
FX‟
64 27 20
50=N
+8= 282=
241=
Melalui peta korelasi di atas, telah berhasil kita ketahui : N = 50; ∑fx‟ = 8; ∑fy‟ 2 = +8 ; ∑fx‟2 = 248; ∑fy‟2 = 282 ; ∑x‟y‟ = 241.
Mencari Cx‟, dengan rumus: Cx‟ =
fx' N
8 50
0,16
Mencari Cy‟, dengan rumus: Cy‟ =
fy ' N
8 50
0,16
Mencari SDx‟, dengan rumus : SDx‟
= i
= 1
fx'
2
N
fx' N
8 50 50
248
2
2
= 1
4,96 0,16
= 1
4,9344
2
= 2,22 Mencari SDy‟, dengan rumus : SDy‟
= i
= 1
fy' 2
N
fy' N
8 50 50
282
2
2
= 1
5,64 0,16
= 1
5,6144
2
= 2,37 Mencari r xy dengan rumus :
x' y' x' y' r xy
=
N SDx'SDy'
241 =
=
50
0,160,16
2,222,37 4,82 0,0256 5,2614
= 0,911 d. Interpretasi terhadap r xy. Terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis alternative dan hipotesis nolnya: Ha =
ada korelasi positif yang signifikan antara skor variabel X dan skor variabel Y.
Ho = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara skor variabel X dan skor variabel Y. Selanjutnya kita uji kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya r xy atau r o dengan besarnya r tabel yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment dengan memperhitungkan dF-nya terlebih dahulu. dF = N – nr = 50 – 2 = 48 (konsultasi tabel nilai “r”) ternyata dF 48 tidak terdapat dalam tabel, kita pakai dF 50. dengan dF sebesar 50 diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,273, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,354. ternyata r xy atau r o (yang besarnya = 0,911) adalah jauh lebih besar daripada tabel (yang besarnya 0,273 dan 0,354). Karena r o lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nol ditolak. Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. e. Kesimpulan Tinggi – rendahnya nilai / skor Y erat sekali hubungannya dengan nilai / skor mereka pada X, dimana hubungannya itu sifatnya searah. 28. Data V.C:
Skor Variabel X: 65
68
75
94
85
93
64
67
58
50
82
99
63
80
83
92
95
74
62
84
68
73
78
59
77
70
68
62
92
93
70
56
87
89
62
79
88
84
78
74
Skor Variabel Y (urutan sama dengan variabel X): 68
72
77
94
89
97
67
69
62
54
83
90
67
84
87
94
99
77
63
84
68
75
80
61
79
70
72
60
92
96
73
58
87
90
60
89
87
85
79
74
Soal: Selidiki dengan secara seksama, apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara Variabel X dan Variabel Y, dengan cara: a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha) b. Merumuskan Hipotesis nihilnya (H o) c. Melakukan perhitungannya, untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi r xy d. Memberikan interpretasi terhadap r xy dengan menggunakan tabel Nilai “r” Product Moment . e. Menarik kesimpulannya. Jawab :
a. Hipotesis alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel x dan variabel Y”. b. Hipotesis Nihilnya “ Tidak ada korelasi positif yang signifikan, an tara variabel X dan variabel Y. c. Perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi r xy Product Moment Mencari nilai tertinggi (Highest Score) dan nilai terendah (lowest score)
Untuk variabel X
: H = 95
dan
L = 50
Untuk variabel Y
: H = 99
dan
L = 54
Mencari Total Range (R) ;
Untuk variabel X
: R = H – L + 1 = 95 – 50 + 1 = 46
Untuk variabel Y
: R = H – L + 1 = 99 – 54 + 1 = 46
Menetapkan besar/luasnya pengelompokan data:
Untuk variabel X;
R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 4. Dengan demikian, enterval tertinggi untuk variabel X adalah 95 dan interval terendahnya 48 (karena 50 bukan klipatan 4).
Untuk variabel Y; R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 4. dengan demikian, interval tertinggi untuk variabel Y adalah 99 dan interval terendahnya 54 (karena 54 bukan kelipatan 4).
Membuat Peta Korelasi X Y
49-51 52-55 56-59 60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83 84-87 88-91 92-95 3
96-99
+60
92-
3
95
+48
88-
1
91
1
0
84-
+6
+18
3
1
2
87
+4
80-
1
83
0
76-
2
79
0
72-
3
75
+3
68-
2
74
+8
64-
1
1
67
+9
+6
60-
2
63
2
+12
+6
1 1
2 0
2 0
2 +4
3
+32 +36
56-
1
59
+20
52-
1
55
+3
F(Y)
Y‟
fY‟
fY‟2
X‟Y‟
3
+5
+15
75
60
3
+4
+12
48
48
4
+3
+12
36
24
6
+2
+12
24
22
2
+1
+12
2
1
4
0
0
0
0
5
-1
-5
5
3
4
-2
-8
16
12
2
-3
-6
18
15
5
-4
-20
80
68
1
-5
-5
25
20
1
-6
-6
36
3
+3
365=
276=
F(X)
1
0
3
4
3
5
4
4
3
4
3
6
40= N
X‟
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
0
+1
+2
+3
+4
fX‟
-6
0
-12
-12
-6
-5
0
0
+1
+2
+3
+4
+3
fX‟2
36
0
48
36
12
5
0
0
3
16
27
96
279=
X‟Y‟
3
0
52
45
14
73
0
0
5
18
24
108
276=
Melalui peta korelasi di atas, telah berhasil kita ketahui: N = 40; ∑fx‟ = +3; ∑fy‟ = +3; ∑fx‟ 2 = 279; ∑fy‟ 2 = 365; ∑x‟y‟ = 276. Mencari Cx‟, dengan rumus : Cx‟ =
fx' N
3 40
0,075
Mencari Cy‟, dengan rumus: Cy‟ =
fy ' N
3 40
0,075
Mencari SDx‟, dengan rumus : SDx‟
= i
= 1
fx' 2
N
2
fx' N
3 40 40
279
2
= 1
6,975 0,015
= 1
6,975 0,005625
2
= 2,64 Mencari SDy‟, dengan rumus : SDy‟
= i
= 1
= 1
fy' 2
N 365 40
fy' N
3
2
40
9,125 0,005625
2
= 3,02 Mencari r xy dengan rumus :
x' y' x' y' r xy
=
N SDx'SDy'
2
276 =
=
40
0,0750,075
2,643,02 6,9 0,005625 57 ,9728
= 0,86 d. Interpretasi terhadap r xy. Selanjutnya kita uji kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya r xy atau r o dengan besarnya r tabel yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment dengan memperhitungkan dF-nya terlebih dahulu. dF = N – nr = 40 – 2 = 38 (konsultasi tabel nilai “r”). ternyata dF 38 tidak terdapat dalam tabel, kita pakai dF 40.Dengan dF sebesar 40 diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,304, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,393. Ternyata r xy atau r o (yang besarnya = 0,86) adalah jauh lebih besar daripada tabel (yang besarnya 0,304 dan 0,393). Karena r o lebih besar daripada r tabel, maka hipotesis nol ditolak. Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. e. Kesimpulan Tinggi – rendahnya nilai Y erat sekali hubungannya dengan variabel X, dimana hubungannya itu sifatnya searah. 29. Dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara Nili Hasil Belajar para siswa dalam bidang studi Agama Islam dan Sikap Keagamaan mereka, dalam penelitian mana telah ditetapkan sebagai sampel sejumlah 10 orang siswa MAN, telah berhasil dihimpun skor yang menunjukkan Prestasi Belajar para siswa MAN tersebut dalam bidang studi Agama Islam (Variabel I) dan skor yang menunjukkan Sikap Keagamaan mereka (Variabel II) sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini:
Skor yang Melambangkan Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam dan Sikap Keagamaan dari Sejumlah 10 Orang Siswa MAN Skor Subjek
Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam (I)
Sikap Keagamaan (II)
A B C D E F G H I J
66 82 65 76 69 57 90 50 74 59
60 77 59 75 63 40 80 47 70 54
Soal: Cobalah saudara selidiki secara seksama, apakah memang secara meyakinkan (signifikan) terdapat korelasi positif antara Variabel I dan Variabel II tersebut di atas, dengan cara : a. Merumuskan hipotesis alternative dan hipotesis nihilnya b. Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi antara Variabel I dan Variabel II, dengan menggunakaan Teknik Korelasi Tata Jenjang c. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh dengan menggunakan Tabel Nihil Rho. d. Apa kesimpulan yang dapat Saudara tarik? Jawab :
a. Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar bidang studi Agama islam dan sikap keagamaan. Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar bidang studi Agama Islam dan Sikap Keagamaan. b. Menghitung angka indeks korelasi
Skor No. Nama Urut
Rank
Prestasi belajar bidang studi agama islam
Sikap keagamaan
I= R1
II=R2
D = R1-R2
D2
1
A
66
60
5
5
0
0
2
B
82
77
9
9
0
0
3
C
65
59
4
4
0
0
4
D
76
75
8
8
0
0
5
E
69
63
6
6
0
0
6
F
57
40
2
2
1
1
7
G
90
80
10
10
0
0
8
H
50
47
1
1
-1
1
9
I
74
70
7
7
0
0
10
J
59
54
3
3
0
0
Total
10
-
-
-
-
0
2
1 1
6
D
2
N ( N 2 1) 6 x2 10(10 2 1)
= 0,988
c. Dengan melihat tanda yang terdapat di depan angka indeks korelasi tersebut yaitu tanda positif maka hal ini mengandung arti bahwa antara prestasi belajar Bidang Studi Agama Islam dan sikap Keagamaan terdapat korelasi yang searah (korelasi positif) dalam arti semakin baik prestasi belajar Bidang Studi Agama Islam maka semakin baik sikap keagamaannya. Terhadap nilai = 0,988 itu kita berikan interprestasi dengan berkonsultasi pada table nilai Rho. dF = N = 10. Dengan dF = 10, diperoleh Rho total pada taraf signifikansi 5 % = 0,684 sedangkan pada taraf signifikansi 1% = 0,794, karena hitung > tabel maka Ho ditolak. d. Kesimpulan : Baik buruknya sikap keagamaan para siswa erat hubungannya dengan prestasi belajar bidang studi Agama Islam dalam arti : semakin tinggi prestasi belajar bidang studi Agama Islam semakin baik sikap keagamaannya.
30. Dalam suatu kegiatan penelitian, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut: Sekolah Asal
Peserta Tes
SMTA Swata
Lulus
270
470
740
Tidak lulus
180
840
1020
Jumlah
450
1310
1760
Sipenmaru
Soal:
Jumlah
SMTA Negeri
a. Rumuskan Hipotesis Alternatif dan Hipotesis nihilnya! b. Cari / hitunglah angka indeks korelasinya, dengan menggunakan Teknik Korelasi Koefisien Phi. c. Berikan interpretasi terhadap Phi dan kemukakan kesimpulannya. Jawab:
a. Ha = Ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA Negeri dan SMTA swasta terhadap prestasi dalam tes SIPENMARU. Ho =
Tidak ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA Negeri dan SMTA swasta terhadap prestasi dalam tes SIPENMARU.
b. Menghitung angka indeks korelasi Sekolah Asal
Peserta Tes
Jumlah
SMTA Negeri
SMTA Swata
Lulus
270 (a)
470 (b)
740
Tidak lulus
180 (c)
840 (d)
1020
450
1310
1760
Sipenmaru
Jumlah
ad bc
a b a c b d c d 270 840 470 180 270 470270 180470 840180 840 142200
74045013101020
0,213
c. Interpretasi : dianggap sebagai r xy dF = n – nr = 1760 – 2 = 1758 Dalam table periodic tidak dijumpai dF sebesar 1758 karena itu kita pergunakan dF sebesar 1000. dengan dF = 1000, diperoleh r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,062 sedangkan pada taraf signifikansi 1% = 0,081. karena hitung > table maka hipotesa nol (Ho) ditolak. Kesimpulan :
Ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA negeri dan SMTA swasta terhadap prestasi dalam SIPENMARU. 31. Dalam suatu penelitian, diperoleh data sebagai berikut:
Kegiatan Dalam Organisasi Extrauniversiter dan Prestasi Studi dari Sejumlah 600 Orang Mahasiswa Prestasi Studi
Kegiatan dalam Organisasi
Jumlah
Extrauniversiter
Baik
Cukup
Gagal
Aktif
20
70
60
150
Kurang aktif
30
245
75
350
Tidak aktif
40
45
15
100
jumlah
90
360
150
600
Soal: a. Rumuskanlah Hipotesis Alternatifnya dan Hipotesis Nihilnya b. Cari / hitunglah angka indeks korelasinya antar kedua variabel di atas, dengan menggunakan Teknik Korelasi Koefisien Kotingensi C atau KK. c. Berikan interpretasi terhadap C atau KK itu d.
Apa kesimpulan saudara?
Jawab:
a. Ha : Ada korelasi yang positif yang signifikan antara prestasi studi dalam kegiatan organisasi. Ho : Tidak ada positif yang signifikan antara prestasi studi dan kegiatan dalam organisasi. b. menghitung angka indeks korelasi Sel
f o
f t
f o f t
f o f t 2
( f o f t ) 2
f t 1
20
22,5
-2,5
6,25
0,2778
2
70
90
-20
400
4,4444
3
60
37,5
22,5
506,25
13,5
4
30
52,5
-22,5
506,25
9,6429
5
245
210
35
1225
5,8333
6
75
87,5
-12,5
156,25
1,7857
7
40
15
25
625
41,6667
8
45
60
-15
225
3,75
9
15
25
-10
100
4
Jumlah
600
600
0
3750
84,9008
Dari table di atas diperoleh :
f 0 f t 2 f = 84,9008 t Karena itu Kai kuadrat (X 2) = 84,9008
X 2
C atau KK =
X 2 N
=
84,9008 84,9008 600
= 0,352
Angka Indeks Prestasi : =
=
C 1 C 2
0,352 1 0,352
2
= 0,376
b. Memberikan interprestasi terhadap C atau KK. dF = N – nr = 600 – 2 = 598. Dalam table tidak diperoleh dF = 598 karena itu digunakan dF = 1000. Dengan dF 1000 diperoleh harga r
table pada
taraf signifikan
5% = 0,062, sedangkan pada taraf signifikasi 1% = 0,01, karena lebih besar dari r table maka
hipotesisnya nol (Ho) ditolak.
c. Kesimpulan : Ada korelasi positif antara prestasi studi dan kegiatan dalam organisasi exstra universiter. Semakin aktif mahasiswa dalam organisasi exstra universiter diikuti dengan semakin tingginya prestasi belajar.
32. Sejumlah 10 orang siswa dihadapkan pada suatu tes dengan mengajukan 14 butir soal. Skor yang berhasil dicapai oleh 10 orang siswa tersebut untuk butir soal yang mereka kerjakan adalah sebagai berikut:
Skor yang Berhasil Dicapai Oleh 10 Orang SIswa Dalam Menjawab 10 Butir Soal yang Diajukan Kepada Mereka (untuk Jawaban Betul Diberi Skor 1, untuk Jawaban Salah Diberi Skor 0)
Skor yang Dicapai untuk Butir Soal Nomor :
Nama Siswa
1
2
3
4
5
A B C D E F G H I J
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
6 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
7 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
8 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
9 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0
10
11
12
13
14
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
Soal: Anda diminta untuk menguji validity item (validitas butir soal) nomor 1 sampai dengan nomor 14 tersebut di atas, dengan mempergunakan Teknik Analisis Korelasi Point Biserial. Jawab :
Nama Siswa
Skor yang Dicapai untuk butir soal nomor : 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1
1
0
1
2
13
14
Xt
Xt2
A
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
8
64
B
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
6
36
C
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
6
36
D
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
10
100
E
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
7
49
F
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
144
G
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
9
81
H
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
6
36
I
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
10
100
J
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
11
121
10=N
6
5
7
5
7
5
5
7
6
6
6
6
8
6
85
767
0,5 0,5 0
0
0,7
0,5
0,5
0
0
0
0
0
0,8
0,6
,
,
,
,
,
,
,
7
5
7
6
6
6
6
0,4 0,5 0
0
0
0
0
0
0
0,2
0,4
,
,
,
,
,
,
,
3
5
3
4
4
4
4
P
Q
0,3
Xt
0,5
2
Mt
SDt
=
N
=
Xt 2
N
10
Xt N
85 10 10
767
=
85
=
0,5
=
8,5
2
2
=
76,7 72,25
=
4,45
= 2,109
Soal no. 1
Menguji validitas soal no.1 dengan Mp
=
6 10 7 9 6 11 6
p = 0,6 = 8,167
; q = 0,4
R pbi
=
M p M t
p
SDt
q
=
8,167 8,5
0,6
2,109
0,4
= -0,193 Interpretasi : df = N – nr = 10 – (-0,2) = 12 Dengan df sebesar 12 diperoleh harga rtabel pada taraf signifikansi
5%
sebesar 0,632 sedangkan pada taraf signifiansi 0,765. Karena rpbi yang kita peroleh jauh lebih kecil dibandingkan dengan rtabel, maka dapat kita simpulkan bahwa butir soal no.1 adalah invalid atau tidak valid . Soal n o.2
Menguji validitas soal no.2 dengan Mp
=
R pbi
=
6 10 9 10 11 5 M p M t
p
SDt
q
=
9,2 8,5
0,5
2,109
0,5
p = 0,5
; q = 0,5
= 9,2
= 0,332 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.2 adalah invalid atau tidak valid. Soal n o.3
Menguji validitas soal no.3 dengan Mp
=
R pbi
=
=
8 6 7 12 9 6 10 7 M p M t
p
SDt
q
8,286 8,5
0,7
2,109
0,3
p = 0,7
; q = 0,3
= 8,286
= -0,155 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.3 adalah invalid atau tidak valid
Soal n o.4
Menguji validitas soal no.4 dengan Mp
=
R pbi
=
=
8 6 10 12 11 5 M p M t
p
SDt
q
9,4 8,5
0,5
2,109
0,5
p = 0,5
; q = 0,5
= 9,4
= 0,427 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.4 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.5
Menguji validitas soal no.5 dengan Mp
=
R pbi
=
=
6 10 7 12 9 10 11 7 M p M t
p
SDt
q
p = 0,7
; q = 0,3
= 9,286
9,286 8,5 0,7 2,109
0,3
= 0,569 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.5 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.6
Menguji validitas soal no.6 dengan Mp
=
R pbi
=
=
8 6 12 6 10 5
M p M t
p
SDt
q
p = 0,5
; q = 0,5
= 8,4
8,4 8,5 0,5 2,109
0,5
= -0,047 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.6 adalah invalid atau tidak valid
Soal n o.7
Menguji validitas soal no.7 dengan Mp
=
R pbi
=
=
6 10 7 12 11 5 M p M t
p
SDt
q
9,2 8,5
0,5
2,109
0,5
p = 0,5
; q = 0,5
= 9,2
= 0,332 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.7 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.8
Menguji validitas soal no.8 dengan Mp
=
R pbi
=
=
8 6 10 12 6 10 11 7 M p M t
p
SDt
q
9 8,5
0,7
2,109
0,3
p = 0,7
; q = 0,3
=9
= 0,362 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.8 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.9
Menguji validitas soal no.9 dengan Mp
=
R pbi
=
=
6 10 7 12 9 10 6 M p M t
p
SDt
q
9 8,5
0,6
2,109
0,4
= 0,29
p = 0,6 ; q = 0,4 =9
Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.9 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.10
Menguji validitas soal no.10 dengan p = 0,6 Mp
=
R pbi
=
=
8 10 12 9 10 11 6 M p M t
p
SDt
q
10 8,5
0,6
2,109
0,4
; q = 0,4
= 10
= 0,87 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.10 memiliki validitas yang baik.
Soal n o.11
Menguji validitas soal no.11 dengan p = 0,6 Mp
=
R pbi
=
=
8 6 7 12 6 11 6 M p M t
p
SDt
q
8,333 8,5
0,6
2,109
0,4
; q = 0,4
= 8,333
= -0,098 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.11 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.12
Menguji validitas soal no.12 dengan p = 0,6 Mp
=
R pbi
=
8 6 12 9 10 11 6 M p M t
p
SDt
q
= 0,491
=
=
; q = 0,4
9,333
9,333 8,5
0,6
2,109
0,4
Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.12 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.13
Menguji validitas soal no.15 dengan p = 0,8 Mp
=
R pbi
=
=
6 10 7 12 9 6 10 11 8 M p M t
p
SDt
q
8,875 8,5
0,8
2,109
0,2
; q = 0,2
= 8,875
= 0,356 Karena r pbi < r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.13 adalah invalid atau tidak valid Soal n o.14
Menguji validitas soal no.14 dengan p = 0,6 ; q = 0,4 Mp
=
R pbi
=
=
8 10 12 9 10 11 6 M p M t
p
SDt
q
10 8,5
0,6
2,109
0,4
= 10
= 0,885 Karena r pbi > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.14 memiliki validitas yang baik. 33. Jelaskan, dalam keadaan yang bagaimanakah Saudara akan mempergunakan Teknik Korelasi yang disebutkan di bawah ini : a. Teknik Korelasi Rank Order b. Teknik Korelasi Koefsisien Phi c. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi d. Teknik Korelasi Poin Biserial Jawab :
a. Teknik Korelasi Rank Order
Teknik korelasi Rank Order dapat efektif digunakan apabila subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian lebih dari Sembilan tetapi kurang dari tiga puluh dengan kata lain N = 9 – 30. Karena itu apabila N sama dengan 30 atau lebih dari 30, sebaiknya jangan digunakan teknik korelasi ini. b. Teknik Korelasi Koefsisien Phi
Teknik korelasi koefisien Phi, dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam) dengan istilah lain variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel disktrit murni, misalnya: laki-laki – perempuan, hidup-mati, lulus – tidak lulus, menjadi pengurus organisasi – tidak menjadi pengurus organisasi, mengikuti bimbingan tes – tidak mengikuti bimbingan tes, dan seterusnya. Jika variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik korelasi Phi maka variabel tersebut terlebih dahulu diubah menjadi variabel diskrit. c. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi
Teknik korelasi koefisien kontingensi digunakan jika dua variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya: tingkat pendidikan; tinggi, menengah, rendah. Pemahaman terhadap ajaran agama islam: baik, cukup, kurang, dan sebagainya. Apabila variabel itu hanya terbagi menjadi dua kategori dan kedua kategori itu sifatnya diskrit (terpisah menjadi kutub yang ekstrim) maka selain menggunakan teknik korelasi koefisien, kontingensi dapat pula dipergunakan teknik korelasi koefisien Phi. Akan tetapi kategori iu lebih dari dua buah maka teknik korelasi koefisien Phi tidak dapat diterapkan disini.
d. Teknik Korelasi Poin Biserial
Teknimk korelasi point biserial dipergunakan untuk mencari korelasi antara dua variabel. Varibel I berbentuk varibel kontinum (misalnya: skor hasil tes) sedangkan variabel II berbentuk variabel diskrit murni (misalnya: betul atau salahnya calon dalam menjawab butir-butir soal tes).