Empat Pilar Pendidikan Sebagai Pondasi Peningkatan Mutu Pendidikan
Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Dibuat oleh :
Indri Selliani
NIM : 1501303
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan mustahil dunia ini dapat berkembang dengan baik dari masa ke masa. Melalui pendidikan ini pula diharapkan dapat terus lahir manusia yang ideal di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya zaman, pendidikan harus terus dikembangkan guna meningkatkan mutu dari pendidikan itu sendiri. Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut perlu adanya pondasi atau dasar yang kuat. Salah satu pondasi tersebut adalah empat pilar pendidikan yang digagas oleh UNESCO.
Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together (Laksana, 2016).
Adapun empat pilar tersebut adalah sebagai berikut:
Learning to know
Learning to know (belajar untuk mengetahui) memiliki makna bahwa pada dasarnya segala proses belajar dilakukan oleh peserta didik agar ia memperoleh pengetahuan tentang apa yang ia pelajari tersebut dan kelak akan berguna di kehidupan nyata. Namun pilar ini tidak menunjukan bahwa peserta didik melakukan proses belajar hanya untuk memperoleh pengetahuan saja, tapi juga untuk menguasai teknik memperoleh pengetahuan tersebut (Muhardi, 2012:5). Hal ini menunjukkan bahwa yang paling utama dari sebuah pembelajaran adalah proses bukan semata-mata hasil yang akan diperoleh. Learning to know selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah pengetahuan, karena didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adalah proses belajar (Laksana, 2016). Melalui pilar ini diharapkan lahir peserta didik yang memiliki intelektual yang tinggi dan mampu melakukan pertimbangan rasional terhadap segala sesuatu.
Learning to do
Sasaran dari pilar learning to do (belajar untuk melakukan) adalah kemampuan peserta didik dalam mempraktekkan apa yang telah ia pelajari. Pilar ini merupakan konsekuensi logis dari learning to know, yang berarti bahwa pendidikan melalui proses belajar mengajarnya tidak sekedar transfer knowledge (memberi ilmu pengetahuan) kepada peserta didik tapi diarahkan pada semangat berbuat, semangat mengamalkan ilmu dan semangat-semangat lain yang searah dengan bertindak sesuai ilmu yang didapatnya (Mahjuro, 2007:22). Dalam kehidupan masyarakat, peserta didik tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas saja namun diharapkan juga mampu untuk melaksanakan pengetahuan-pengetahuan tersebut. Peserta didik harus mampu berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, dan mengatasi suatu konflik yang ada di sekelilingnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang peserta didik harus memiliki soft skill yang baik disamping memiliki hard skill. Melalui pilar ini diharapkan mampu mencetak peserta didik yang pandai berkarya dan mampu berinovasi.
Learning to live together
Pilar Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) memiliki arti belajar untuk mampu hidup bersama, bermasyarakat dan bersosial. Peserta didik harus mampu untuk hidup bersama dan bermanfaat bagi masyarakat di sekelilingnya. Karena kehidupan di dunia pada kenyataannya memiliki perbedaan, kemajemukan, serta keanekaragaman satu sama lain sehingga tidak mungkin seseorang hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Pilar learning to live together secara khusus itu menyiratkan pengembangan kualitas seperti: pengetahuan dan pemahaman tentang diri dan orang lain; apresiasi keragaman umat manusia, kesadaran kesamaan dan saling ketergantungan antara semua manusia; empati dan perilaku sosial kooperatif dalam berbagi kepedulian dan; hormat kepada orang lain, budaya dan sistem nilai; kemampuan menghadapi orang lain dan menyelesaikan konflik melalui dialog; dan kompetensi dalam bekerja menuju tujuan yang sama (Zhou Nanzhao). Melalui pilar ini peserta didik diharapkan mampu hidup rukun atas segala perbedaan yang ada dan mampu untuk hidup bersama dengan lingkungannya.
Learning to be
Learning to be (belajar menjadi diri sendiri) adalah belajar untuk memahami diri sendiri dan menentukan jati diri. Pendidikan harus mampu membantu peserta didik dalam menemukan jati dirinya, sehingga peserta didik tidak mudah terbawa arus dan akan tumbuh menjadi manusia yang ideal atau diharapkan oleh masyarakat di lingkungannya. Ketika seseorang menjadi diri sendiri, hidup di tengah masyarakat dan peduli akan lingkungan di sekitarnya, menjaga dan memelihara maka ia akan menjadi manusia beretika atau berakhlakul karimah (Mahjuro, 2007:26). Melalui pilar ini peserta didik diharapkan mampu untuk menemukan jati dirinya, mampu untuk hidup beretika dan sesuai dengan norma, mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya dan mampu untuk mengaktualisasikan diri.
Kesimpulan:
Empat pilar pendidikan menjadi salah satu upaya dalam mencapai tujuan pendidikan secara spesifik terutama dalam hal pengembangan manusia seutuhnya. Empat pilar pendidikan menekankan tujuan pendidikan penting bagi kehidupan sosial, mengembangkan masyarakat dengan mengikuti perkembangan zaman, dan menjadikan pendidikan dekat dengan kehidupan di dunia nyata. Empat pilar pendidikan tersebut berhubungan dengan semua tahap dan bidang pendidikan. Keempatnya saling mendukung dan berkaitan satu sama lain sehingga harus dijadikan pondasi atau dasar dalam peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Laksana, Sigit Dwi. 2016. Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) dan Tiga Pilar Pendidikan Islam [online]. Tersedia: https://www.researchgate.net/publication/308646833_INTEGRASI_EMPAT_PILAR_PENDIDIKAN_UNESCO_DAN_TIGA_PILAR_PENDIDIKAN_ISLAM [19 Maret 2017].
Mahjuro, Khijron. 2007. "Pilar-Pilar Pendidikan Rekomendasi UNESCO Dalam Perspektif Pendidikan Islam". Skripsi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang: tidak diterbitkan.
Muhardi. 2012. "Aktualisasi dan Aplikasi Empat Pilar Pendidikan UNESCO". Makalah pada Universitas Negeri Padang, Padang.
Zhou Nanzhao. Tanpa Tahun. Four 'Pillars of Learning' for the Reorientation and Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions [online]. Tersedia: www.ibe.unesco.org/cops/.../PillarsLearningZhou.pdf [19 Maret 2017].