RESUME DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
PILAR PENDIDIKAN
Oleh Desi Ariyani/1201037 Silvia !lan"ari/120#272 $%lla Kharis&a Desri'%n/120#273 $el(i Elvi )an"ani/120#27*
UNI+ERSI,AS NEERI PADAN 201#
PILAR PENDIDIKAN
A. Penerian Pilar Pen"i"ian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pilar” diartikan sebagai “tiang penyangga” (terbuat dari besi atau beton). Kata pilar dalam bahasa Inggris berarti pillars (sama artinya dengan pilar dalam bahasa Indonesia). Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat dari pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah roboh sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi. . dapun maksud dari pembahasan pilar!pilar pendidikan adalah bah"a sendi pendidikan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang ber#isi ke depan dengan melihat perubahan!perubahan kehidupan. Dalam pendidikan, belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia ($D%) melalui kegiatan pengajaran (belajar!mengajar). Belajar juga dikatakan sebagai key term (kata kun&i) paling #ital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. 'al ini juga melihat dari kondisi aman yang &epat berubah terutama di bidang teknologi dan inormasi sehingga #isi paradigma pendidikan harus rele#an yang kemudian diturunkan ke dalam metode pembelajaran. *aitu merubah paradigma tea&hing (mengajar) menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini proses pendidikan menjadi proses bagaimana “belajar bersama antar guru dan anak didik”. +uru dalam konteks ini juga termasuk dalam proses belajar. $ehingga lingkungan sekolah menjadi learning so&iety (masyarakat belajar). Dalam paradigma ini, peserta didik tidak lagi disebut pupil (sis"a) tapi learner (yang belajar). $ebagai objek sekaligus subjek pendidikan manusia menjadi titik sentral dalam proses belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan. %anusia belajar dari apa saja di sekitarnya untuk sur#i#e sekaligus pengembangan potensi diri, lahir dari ketidaktahuan dari rahim seorang ibu dan dibekali pengelihatan, pendengaran dan akal untuk digunakan dalam tugasnya sebagai khaliatullah il ardh. Berangkat dari sinilah, paradigma learning ingin diusung sebagai pilar pendidikan untuk kepentingan manusia dengan perubahan aman dan ini berangkat dari paradigma belajar. adi maksud dari pilar!pilar pendidikan yang dimaksud adalah sendi!sendi pendidikan menurut -nes&o harus ditopang setidaknya oleh empat hal, learning to kno", learning to do, learning to be dan learning to li#e together.
. Learnin % Kn% 45ela6ar &eneah!i Belajar untuk mendapatkan pengetahuan. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran yang memungkinkan pelajarmahasis"anya untuk tidak sekedar memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik memperoleh pengetahuan tersebut. /ilar ini berpotensi besar untuk men&etak generasi muda yang memiliki kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi. /endidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk men&ari agar mengetahui inormasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (learning to kno") dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanaat bagi kehidupan.+una merealisir learning to kno", pendidik seyogyanya tidak hanya berungsi sebagai sumber inormasi melainkan juga asilitator. Di samping itu pendidik dituntut dapat berperan sebagai teman seja"at dalam berdialog dengan peserta didik dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu. 0earning to kno" mengandung makna bah"a belajar tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar. Dalam proses belajar, peserta didik bukan hanya menyadari apa yang harus di pelajari tetapi juga diharapkan menyadari bagaimana &ara mempelajari apa yang seharusnya dipelajari. Kesadaran tersebut, memungkinkan proses belajar tidak terbatas di sekolah saja, akan tetapi memungkinkan peserta didik untuk belajar se&ara berkesinambungan. Inilah hakekat dari semboyan 1belajar sepanjang hayat1. pabila hal ini dimiliki peserta didik, maka masyarakat belajar (learning so&iety) sebagai salah satu tuntutan global saat ini akan terbentuk. 2leh sebab itu belajar untuk mengetahui juga dapat bermakna belajar berpikir karena setiap indi#idu akan terus belajar sehingga dalam dirinya akan tumbuh kemauan dan kemampuan untuk berpikir. 0earning to kno", dengan memadukan pengetahuan umum yang &ukup luas dengan keseempatan untuk mempelajari se&ara mendalam pada sejumlkah ke&il mata pelajaran. /ilar ini juga berarti learning to learn (belajar untuk belajar), sehingga memperoleh keuntungan dari kesempatan!kesempatan pendidikan yang disediakan sepanjang hayat. Konsep learning to kno" ini menyiratkan makna bah"a pendidik harus mampu berperan sebagai berikut3 ! +uru berperan sebagai sumber belajar /eran ini berkaitan penting dengan penguasaan materi pembelajaran. Dikatakan guru yang baik apabila ia dapat menguasai
!
materi pembelajaran dengan baik, sehingga benar!benar berperan sebagi sumber belajar bagi anak didiknya. +uru sebagai 4asilitator +uru berperan memberikan pelayanan memudahkan sis"a dalam kegiatan proses pembelajaran. ! +uru sebagai pengelola +uru berperan men&iptakan iklim blajar yang memungkinkan sis"a dapat belajar se&ara nyaman. /rinsip!prinsip belajar yang harus diperhatikan guru dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu3 $esuatu yang dipelajari sis"a, maka sis"a harus mempelajarinya • • •
• •
!
!
!
!
sendiri. $etiap sis"a yang belajar memiliki ke&epatan masing!masing. $is"a akan belajar lebih banyak, apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinor&ement. /enguasaan se&ara penuh. $is"a yang diberi tanggung ja"ab, maka ia akan lebih termoti#asi
untuk belajar. +uru sebagai demonstrator +uru berperan untuk menunjukkan kepada sis"a segala sesuatu yang dapat membuat sis"a lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. +uru sebagai pembimbing $is"a adalah indi#idu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. /erbedaan inilah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. +uru sebagai mediator +uru selain dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang media pendidikan juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan baik. +uru sebagai E#aluator *akni sebagai penilai hasil pembelajaran sis"a. Dengan penilaian tersebut, guru dapat mengetahui keberhasilan pen&apaian tujuan, penguasaan sis"a terhadap pelajaran, serta ketepatan keeektian metode mengajar (4akhruddin, 5676389!:7).
8. Learnin ,% D% 4ela6ar Un! Menera9an Belajar untuk menerapkan. $asaran dari pilar kedua ini adalah kamampuan kerja generasi muda. /eserta didik diajarkan untuk melakukan sesuatu dalam situasi yang konkrit yang tidak terbatas pada penguasaan keterampilan yang mekanistis melainkan juga terampil dalam berkomusikasi, bekerja sama, mengelola dan mengatasi suatu konlik. %elalui pilar kedua ini, dimungkinkan mampu men&etak generasi muda yang intelligent dalam bekerja dan mempunyai kemampuan untuk berino#asi.
/endidikan merupakan proses belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do). /roses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kogniti, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan nilai. /endidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. 0earning to do bisa berjalan jika lembaga pendidikan memasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. 0earnning to do mengandung makna bah"a belajar bukanlah sekedar mendengar dan melihat untuk mengakumulasi pengetahuan, akan tetapi belajar dengan dan untuk melakukan sesuatu akti#itas dengan tujuan akhir untuk menguasai kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Kompetensi akan dapat dimiliki oleh pesrta didik apabila diberikan kesempatan untuk belajar dengan melakukan apa yang harus dipelajarinya se&ara langsung. Dengan demikian learning to do juga berarti proses pembelajaran berorientasi pada pengalaman langsung (learning by e;perien&e). 0earning to do, untuk memperoleh bukan hanya suatu keterampilan kerja tetapi juga lebih luas siatnya, kompetensi untuk berurusan dengan banyak situasi dan bekerja dalam tim. Ini juga belajar berbuat dalam konteks pengalaman kaum muda dalam berbagai kegiatan sosial dan pekerjaan yang mungkin bersiat inormal, sebagai akibat konteks lokal atau nasional, atau bersiat ormal melibatkan kursus!kursus, program bergantian antara belajar dan bekerja. $ekolah sebagai "adah masyarakat belajar hendaknya memasilitasi sis"anya untuk mengaktualisasikan ketrampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar“0earning to do” dapat terealisasi. $e&ara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk men&apai keberhasilan pada masa yang akan datang. $edangkan minat adalah ke&endrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. %eskipun bakat dan minat anak dipengaruhi a&tor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan . 0ingkungan disini dibagi menjadi dua yaitu3 7. 0ingkungan so&ial *ang termasuk dalam lingkungan so&ial sis"a adalah masyarakat dan tetangga juga teman!teman sepermainan di sekitar perkampungan sis"a tersebut. 0ingkungan so&ial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga sis"a itu sendiri. 5. 0ingkungan nonsosial 4aKtor!aktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga sis"a dan letaknya, alat!alat belajar, dan keadaan &ua&a. 4aktor!aktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar sis"a (%uhibbin $yah, 566837<=). D. Learnin ,% Live ,%eher 4ela6ar Un! Da9a )i"!9 ersa&a 0earning to li#e together adalah belajar untuk bekerjasama melalui proses bekerjasama. 'al ini sangat diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global dimana manusia baik se&ara indi#idual maupun se&ara kelompok tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mengasingkan diri dari masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini termasuk juga pembentukan masyarakat demokratis yang memahami dan menyadari akan adanya perbedaan pandangan antar indi#idu. 0earning to li#e together, learning to li#e "ith others , dengan jalan mengembangkan pengertian akan orang lain dan apresiasi atas interdependensi (melaksanakan proyek!proyek bersama) dan belajar mengatur konlik dalam semangat menghormati nilai!nilai kemajemukan, saling memahami dan perdamaian. Dari keempat pilar pendidikan di atas terlihat bah"a pilar learning to li#e together, learning to li#e "ith others, dalam konteks kemajemukan merupakan suatu pilar yang sangat penting. /ilar ini sekaligus juga menjadi pembenar pentingnya pendidikan multikultur yang berupaya untuk mengkondisikan supaya peserta didik mempunyai kemampuan untuk bersikap toleran terhadap orang lain, menghargai orang lain, menghormati orang lain dan sekaligus yang bersangkutan mempunyai tanggunga ja"ab terhadap dirinya serta orang lain. $ehingga bila proses pembelajaran di sekolah diarahkan tidak hanya pada learning to kno", lerning to do dan leraning to be, tetapi juga diarahkan ke learning to li#e together, masalah kemajemukan akan dapat teratasi dengan melakukan manajemen konlik dan dengan demikian akan juga diikuti oleh tumbuhnya kebudayaan nasional yang tidak melupakan kebudayaan daerah, tumbuhnya bahasa nasuonal dengan tidak melupakan bahasa daerah, tumbuhnya sistem politik nasional dengan tanpa mengabaikan sistem politik daerah, (pemerintahan daerah). Dalam kaitan ini adalah tugas pendidikan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bah"a hakekat manusia adalah beragam tetapi dalam keragaman tersebut terdapat persamaan. Itulah sebabnya 0earning to li#e together menjadi pilar belajar yang penting untuk menanamkan ji"a perdamaian. E. Learnin ,% e 4ela6ar Un! ere&5an 0earning to be mengandung arti bah"a belajar adalah proses untuk membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. 2leh karena itu, pendidik harus berusaha memasilitasi peserta didik agar bealajar mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai indi#idu yang berkepribadian
utuh dan bertanggung ja"ab sebagai indi#idu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Dalam pengertian ini terkandung makna bah"a kesadaran diri sebagai makhluk >uhan *ang %aha Esa yakni makhluk hidup yang memiliki tanggung ja"ab sebagai khaliah serta menyadari akan segala kekurangan dan kelemahannya. 0earning to be, sehingga dapat mengembangkan kepribadian lebih baik dan mampu bertindak mandiri, membuat pertimbangan dan rasa tanggung ja"ab pribadi yang semakin besar, ingatan, penalaran, rasa estetika, kemampuan isik, dan keterampilan berkomunikasi. >iga pilar pertama ditujukan bagi lahirnya generasi muda yang mampu men&ari inormasi dan menemukan ilmu pengetahuan, yang mampu melaksanakan tugas dalam meme&ahkan masalah, dan mampu bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleran terhadap perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan menimbulkan adanya rasa per&aya diri pada masing!masing peserta didik. Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih sis"a agar memiliki rasa per&aya diri yang tinggi. Keper&ayaan merupakan modal utama bagi sis"a untuk hidup dalam masyarakat. /enguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be) (tika, 5676). %enjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pen&apain aktualisasi diri. 4aktor!aktor yang mempengaruhi proses pendidikan menurut Djamal (566?3767)yaitu3 1. %oti#asi *aitu kondisi isiologi dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan akti#itas tertentu guna men&apai suatu tujuan kebutuhan 5. %inat 3. $ikap $ikap yaitu suatu kesiapan mental atau emosional dalam berbagai jenis tindakan pada situasi yang tepat. 8. Kebiasaan belajar Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bah"a hasil belajar mempunyai kolerasi positi dengan kebiasaan atau study habit. Kebiasan merupakan &ara bertindak yang diperoleh melalui belajar se&ara berulang!ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersiat otomatis. @. Konsep diri Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain.
:. Learnin % elieve in %" Belajar -ntuk Beriman Kepada >uhan *ang %aha Esa ( Learning To Believe in God ), berdasarkan dengan teologi bah"a aktanya, >uhan *ang %aha Esa men&iptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang diberikan kepadanya, termasuk potensi kemauan dan kehendak diri serta kemampuan memilih dan berupaya untuk mandiri. Dengan dua potensi itu, manusia diberi ruang sepenuhnya guna memutuskan dan bersikap. >ermasuk dalam memilih untuk beriman atau tidak. 0earning to beli#e and &on#in&e the almighty +od (Belajar untuk memper&ayai dan meyakini >uhan yang %aha Esa). %emper&ayai dan meyakini >uhan yang %aha Esa tidak terdapat dalam 8 (empat) pilar -nes&o. Inilah pilar yang hilang, namun tidak demikian dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara ketuhanan yang menjunjung tinggi nilai keagamaan oleh karena itu pilar ini dimasukan kedalam pilar belajar di indonesia. dapun pada proses implementasinya pilar ini sudah terdapat dengan adanya mata pelajaran agama dan /Kn. *ang mengajarkan budi pekerti dan keper&ayaan terhadap >uhan yang %aha Esa. Dan sekarang dalam tujuan pembelajaranpun telah dimasukan unsur spiritual dalam K7.
Da;ar 9!saa
$alam, B. (799?). /engantar /edagogik. akarta3 /> Aineka ipta *usak, %u&hlas. 566<. Ca"asan Kependidikan, Empat /ilar /endidikan. $emarang3 0embaga /enjamin %utu /endidikan. http3pendidikan.inogue.&omaliranteoridanpilarpilardalampendidikan http3tikatikaai.Blogspot.&om.5676698!pilar!pendidikan!menurut! unes&o.htmlmF7!(75 %aret 5675)
http3""".ilmupendidikan.net56766<7:paradigma!pembelajaran!menja"ab! tantangan!jaman.php http3al#eean."ordpress.&om566=7658empat!pilar!pendidikan!menurut! unes&o http3dayanmaulana.blogspot.&om56766:empat!pilar!pendidikan!menurut! unes&o.html