MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER “
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter Yang dibina oleh Bapak Handy Lala, SKM., MPH
Disusun Oleh Kelompok 2 : 1. Rika Auwliya Agusiningtias
(17410173028) (17410173028)
2. Avidtrias Ambarwati
(17410173040) (17410173040)
3. Sekar Ayu Erlinaningrum
(17410173042) (17410173042)
4. Lulus Ardiana
(17410173046) (17410173046)
5. Reynaldi Afriza Syahputra
(17410173050) (17410173050)
6. Alhasanatus Zuhria
(17410174066) (17410174066)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI D-III PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah memberi rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Makalah Empat Pilar Pendidikan”, guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter. Sholawat salam dan doa penulis haturkan kepada nabi Muhammad saw. kepada keluarga dan para sahabatnya sekalian. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Malang, 28 Februari 2018
Penulis
I|Empat Pilar Pendidikan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................................. II BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3
Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2 2.1
Pengertian Pilar Pendidikan ........................................................................................ 2
2.2
Pilar-pilar Pendidikan Menurut UNESCO ..................................................................3
2.3
Implementasi Masing-Masing Pilar Dalam Pendidikan.............................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 6 3.1
Kesimpulan.................................................................................................................. 6
3.2
Saran ............................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................7
II | E m p a t P i l a r P e n d i d i k a n
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada era yang sangat berkembang pesat ini seluruh masyarakat secara tidak langsung dituntut untuk memiliki kompetensi dalam hal apapun agar bisa bersaing dan lebih mengembangkan potensi yang telah dimiliki. Untuk menghadapi tantangan di masa depan, dunia pendidikan tentu saja masih memegang peran besar dalam mendukung kualitas dan kemampuan setiap orang. Dalam mendukung upaya kualitas pendidikan tersebut salah satu cara terbaik adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, karena kualitas pendidikan sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup di masa depan. Agar tujuan dari upaya meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai maka kita harus terlebih dulu mengetahu dan belajar mengimplementasikan pilar – pilar pendidikan. Berawal dari pemikiran tersebut maka lembaga UNESCO mencanangkan empat pilar – piar pendidikan yang diantaranya : (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning to live together, dan (4) Learning to be. (Geremeck, 1986)
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari pilar pendidikan? 2. Apa sajakah pilar pilar pendidikan menurut UNESCO? 3. Bagaimakah implementasi/implikasi masing masing pilar dalam pendidikan?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa arti dari pilar pilar pendidikan. 2. Untuk mengetahui macam macam pilar pilar pendidikan yang ada. 3. Untuk mengetahui hasil dari implementasi masing masing pilar dalam pendidikan.
1|Empat Pilar Pendidikan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pilar Pendidikan Pendidikan menurut Prof. H. Mahmud Yunus ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Sedangkan menurut Prof. Dr. John Dewey pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “pilar” diartikan sebagai“tiang penyangga” (terbuat dari besi atau beton). Sementara kata pilar dalam bahasa Inggris berarti pillars (sama artinya dengan pilar dalam bahasa Indonesia). Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Istilah pilar dalam pendidikan bisa menjadi bagian yang tak kalah penting, eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran, instrument pendidikan, dll. Adapun maksud dari pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah bahwa sendi pendidikan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang bervisi ke depan dengan melihat perubahan perubahan kehidupan. Pilar juga diartikan sebagai dasar, Induk, dan pokok. Pilar Pendidikan adalah sebagai dasar atau pokok untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman bagi individusecara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan. Mengingat pentingnya suatu efektifitas suatu pembelajaran guna melahirkan pendidikan yang berkualitas, Indonesia juga memiliki pilar pembelajaran. Hal tersebut tertera dalam Prinsip Pelaksanaan Kurikulum (Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006) bernama 5 (lima) Pilar belajar, yaitu: 1.
Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Belajar untuk memahami dan menghayati
3.
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
2|Empat Pilar Pendidikan
4.
Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
5.
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri Kelima pilar diatas,merupakan prinsip dimana guru daan siswasama-sama dituntut untuk
menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga akan tercipta pendidikan Indonesia yang siap bersaing di pasar global. Paradigma pendidikan idealnya adalah untuk menciptakan generasi penerus bangsa dan kebutuhan masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat dunia kerja dapat terpenuhi oleh anak-anak yang memiliki keterampilan dalam hal-hal tertentu. Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, diperlukan strategi dan paradigma baru dalam pengelolaan pendidikan. Dalam laporan hasil konferensi UNESCO pada tahun 1998, kepada Komisi Internasional tentang Pendidikan harus berlandaskan pada 4 pilar. Ada 4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO (Geremeck, 1986) yaitu, belajar untuk mengetahui ( learning to know) , belajar untuk melakukan (learning to do) , belajar menjadi ( learning to be), belajar dengan berkerjasama ( learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik.
2.2 Pilar-pilar Pendidikan Menurut UNESCO Pendidikan menurut Unesco meliputi empat pilar, yaitu; 1. Learning to know (belajar menngetahui) 2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu) 3. Learning to be (belajar menjadi sesuatu) 4. Learning to live together (belajar hidup bersama) A. Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya. Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa. 3|Empat Pilar Pendidikan
B. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan semata C. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Hali ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal. Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. D. Learning to live together (belajar hidup bersama)
Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama
4|Empat Pilar Pendidikan
2.3 Implementasi Masing-Masing Pilar Dalam Pendidikan a.
Kekuatan Ke empat pilar pendidikan tersebut dirancang sangat bagus, dengan tujuan yang bagus pula, dan sesuai dengan keadaan zaman sekarang yang menuntut pesera didik tidak hanya diajarkan IPTEK, kemudian dapat bekerja sama dan memecahkan masalah, akan tetapi juga hidup toleran dengan orang lain ditengah-tengah maraknya perbedaan pendapat dimasyarakat. Dengan ke kempat pilar ini akan bisa terc apai pendidikan yang berkualitas.
b. Kelemahan Meskipun ke empat pilar pendidikan ini dirancang sedemikian bagusnya, namun perlu diingat, masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, seperti kurangnya SDM guru yang benar- benar “mumpuni”, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau daerah dalam memandang arti penting pendidikan, kemudian ada lagi fasilitas, fasilitas yang masih minim akan sangat menghambat kemajuan proses belajar mengajar, dan kendala-kendala lain. c.
Peluang Apabila pendidikan di Indonesia diarahkan pada ke empat pilar pendidikan ini, maka pada gilirannya masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat yang bermartabat di mat a masyarakat dunia.
d. Ancaman Ke empat pilar pendidikan UNESCO ini bisa menjadi bumerang bagi peserta didik danpengajar apabila tujuan atau keinginan yang hendak dicapai tidak kunjung terwujud. Bisa jadi akan muncul sikap pesimis dan putus asa kehilangan kepercayaan diri.
Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Pendidikan di sekolah juga harus merangsang soft skill peserta didik sehingga kelak mereka mampu hidup bersama dengan orang lain, mampu bekerja sama dengan orang lain. Bahkan mereka terlatih untuk peka akan suka-duka orang lain.
5|Empat Pilar Pendidikan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Pilar – pilar pendidikan diguanakan sebagai acuan dalam peningkatan mutu pendidikan suatu bangsa. Pilar pilar pendidikan yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life together , keempat pilar tersebut saling berhubungan satu sama lain. Keempat pilar ini masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda namun saling keterkaitan. Learning to Know mengajarkan seseorang untuk tidak mengetahui saja materi ataupun ilmu yang mereka dapat, tetapi mereka juga harus tau makna yang terkandung didalamnya. Learning to Do mengajarkan seseorang untuk lebih banyak melakukan tindakan daripada omongan. Learning to Live Together menuntun seseorang untuk hidup bermasyarakat dan menjadi “educated person yang bermanfaat baik bagi diri dan masyarakatnya, maupun bagi seluruh ummat manusia sebagai amalan agamanya. Sedangkan Learning to Be mengajarkan Belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan bersama. Dari keempat pilar ini juga memiliki kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman, empat pilar ini akan menjadi baik apabila dipergunakan dengan baik, begitu juga sebaliknya apabila keempat pilar ini tidak dipergunakan sebagaimana mestinya maka akan menjadi bumerang sendiri bagi kita.
3.2 Saran Dengan
mengaplikasikan
pilar-pilar
tersebut,
diharapkan
pendidikan
yang
berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik, namun yang menjadi masalah adalah dunia pendidikan di Indonesia yang saat ini masih minim fasilitas, terlebih lagi di daerahdaerah terpencil, belum meratanya fasilitas pendidikan, tentunya akan menjadi halangan bagi siswa untuk mengembangkan diri mereka. Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral.
6|Empat Pilar Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Amali H. N, Viruz (2015), Makalah Tentang 4 Pilar Pendidikan, (https://cheng88community.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-4-pilar pendidikan.html), diakses 28 Februari 2018. Annie, Afniaty (2014), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Tugas Kuliah, (http://afniatii.blogspot.co.id/2014/05/pilar-pilar-pendidikan.html), diakses 28 Februari 2018 Rokhim, Nur (2014), Implementasi 4 Pilar Pendidikan Unesco Dan 5 Pilar Pendidikan Indonesia,(http://nurrokhimrantaufajar.blogspot.co.id/2014/04/strategi pembelajaran.html), diakses 28 Februari 2018. Susanto, Bob (2015), 40 Pengertian Pendidikan Menurut Para (http://www.spengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikan-menurut-paraahli.html), diakses 28 Februari 2018.
7|Empat Pilar Pendidikan
Ahli,