Efek Pemberian Topical ASI pada Waktu Pelepasan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Nehal A.Allam, Wafa A. Al Megrin, Amall M. Talat American journal of nursing science 2015;4(5) 288-296 Abstrak Kebijakan sehubungan dengan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir masih menjadi perdebatan diantara para peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bukti yang ada sehubungan dengan perawatan tali pusat, menilai pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat dan menilai efek diantara kedua metode perawatan tali pusat yaitu topical ASI dan metode kering terhadap waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Rancangan penelitian ini adalah studi eksperimental. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan topical ASI dapat mengurangi waktu pelepasan tali pusat dan dapat digunakan karena mudah, murah dan nononvasif. A. Pendahuluan Infeksi tali pusat merupakan penyebab penting dalam angka kematian bayi ( AKB ) dinegara berkembang, dengan kejadian mencapai 55-79/1000 kelahiran hidup ( Ganatra dan Zaidi,2010). Tiap tahunnya 3,3 juta bayi baru lahir meninggal diseluruh dunia. Oestergaad (2011) melapporkan bahwa lebih dari 30% penebab kematian bayi baru lahir adalah infeksi. Beberapa dari infeksi tersebut berawal dari infeksi pada tali pusat. Tali pusat merupakan area yang paling mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya maupun tidak. Infeksi tali pusat dapat meenjadi omphalitis atau setelah masuk ke aliran darah menjdai sistemik Lawn (2005) dan Mulany (2009). Data tentang angka kejadian omphalitis di Negara miskin jarang ada,data tersedia memperkirakan resiko antara 2-77% / 1000 kelahiran hidup di rumah sakit,dengan angka kematian antar 1% -15%,tergantung dari definisi omphalitis yang digunakan (Mir,2011) Selain itu bayi baru lahir tidak memiliki flora aktif yang melindungi dirinya pada saat lahir dan flora aktif kulit mulai diperoleh dalam 24 jam kelahiran. Tahap awal dari infeksi mikroorganisme adalah kolonisasi bakteri. Bakteri biasanya berkolonisasi pada jaringan yang langsung kontak dengan lingkungan luar misalnya jalan lahir ibu, flora kulit ibu, dan perawat bayi. Angka kolonisasi dan infeksi pada bayi yang dirawat ibu ( rawat gabung ) lebih rendah dari pada bayi yang dirawat oleh tenaga kesehatan (Mulany,2009) dan ( Nouran 2009 ). American journal of nursing science | 1
Infeksi tali pusat sebenarnya dapat dicegah pada berbagai kasus ( Capurio,2010 ). Sehingga penting untuk mengidentifikasi teknik perawatan tali pusat terbaik untuk mengurangi AKB dan memberikan alternatif bagi ibu untuk menghindari praktek tradisional yang berbahaya. Contohnya seperti penggunaan herbal tradisional yang dicampur dengan minyak atau air yang digunakan untuk mencuci kemaluan ibu ( num-bati ) atau penggunaan abu, cairan bunga labu, bubuk pohon,pupuk hewan air liur yang mungkin berbahaya bagi bayi ( Mulaniy,2007 ) dan ( Mriso,2008 ). Factor yang menghambat proses pelepasan tali pusat diantaranya penggunaan antiseptic yang dapat merusak flora normal dan mengurangi sejumlah leukosit disekitar tali pusat ( Whaly,2003 ). Zupan (2004) menunjukan sebuah meta-analisa 21 penelitian yang diikuti 8959 partisipan untuk menilai efek perawatan topical ASI pada tali pusat dalam mencegah infeksi tali pusat dan AKB. Hasil penelitian menunjukan tidak ada keuntungan apapun dalam penggunaan antibiotic dibandingkan metode kering,penggunaan antibiotic sebenarnya memperpanjang waktu pelepasan tali pusat. ASI mengandung sejumlah antibody IgA yang berguna mencegah infeksi pada kulit ( Kramer,2001). ASI berperan sebagai antibiotic dan antivirus. Selain mengandung imun, ASI membantu proses perbaikan otot dan pertumbuhan. ASI adalah sumber dari 2 faktor pertumbuhan yaitu TGF-A/TGF-B dan IGF-1/IGF-2 ( Ginjala dan Pakkanen,1998 ). Kedua factor ini meperbaiki otot dan tulang muda serta menyembukan luka ( Wilson,1998 ). TGFATGF-B brada dalam sel normal misalnya embryonic dan sel proliferasi. TGF-1 berperan sebagai anabolic dan menyembuhkan luka serta satu-satunya factor pertumbuhan yang dapat memperbaki dirinya sendiri. Berdasarkan rekomendasi Mousa ( 2006 ), mereka menggambarkan ASI dan air steril dapat bermanfaat pada perawatan tali pusat. Penggunaan ASI pada tali pusat adalah salah satu
budaya
tradisional
yang
digunakan
di
Turki.
Menurut
WHO
ASI
dapat
bermanfaat,mengingat adanya factor antibacterial didalamnya. Kolostrum mengandung sejumlah komponen perrtumbuhan yang bekerja sebagai agen antimicrobial dan agen pencegah yang menyediakan spesifik dan nonspesifik imunitas. Di sisi lain Vural dan Kisa (2006) meelaporkan bahwa ASI dapat mempercepat proses pelepasan tali pusat oleh karena kandungan leokosit plymornoklear, photolytic enzim dan kandungan imun lainnya.. mereka juga menampilkan sebuah penelitian yang membandingkan penggunaan betadin, topical ASI dan metode kering. penggunaan topical ASI dan metode kering lebih cepat dari pada penggunaan povidon iodine dalam mempercepat proses pelepasan tali pusat. Tali pusat normalnya kering dan terlepas dari bayi dalam 15 hari setelah lahir. Setelah
American journal of nursing science | 2
persalinan, tali pusat adalah tempat yang mudah bagi bakteri untuk berkolonisasi,sehingga sangat direkomendasikan untuk tetap menjaga tali pusat bersih dan kering. WHO ( 2006 ) melaporkan bahwa di Negara berkembang kasus infeksi tali pusat terjadi oleh karena penggunaan antiseptic leh perawat. Menurut MC. Connel ( 2004 ) penting untuk memberikan perawatan tali pusat tang efektif, tersedia pendidikan kesehatan dan perawat yang esensial. Edukasi mengenai gambaran tali pusat normal perlu ditampilkan, hal ini untuk memastikan bahwa orang tua menerima informasi perawatan yang berguna. B. Permasalahan Teknik perawatan tali pusat setelah persalinan masih menjadi isu kontrofersial, khususnya di Negara berkembang yang dithambat oleh praktek tradisional dan kepercayaan,sehingga perlu untuk mengidentifikasi perawatan tali pusat yang dapat mengurangi AKB.
Hal ini menjadi sorotan bagi pemberi layanan kesehatan dalam
mengembangkan perawatan tali pusat berbasis bukti. Sebagai hasil dari berbagai literature, mengenai penggunaan topical ASI yang membantu mempercepat pelepasan tali pusat. 1. Tujuan penelitian a. Mengidentifikasi bukti terbaik sehubungan dengan perawatan tali pusat. b. Menilai pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat. c. Membandingkan efektifitas topical ASI dan metode kering dalam mempercepat proses pelepasan tali pusat. C. Subjek dan metode 1. Desain dan setting Desain untuk penelitian ini adalah studi eksperimental. Penelitian diadakan di 2 tempat. Pertama di Rumah Sakit Obstetric dan Gynekologi unit postpartum bekerja sama dengan Iniversitas Cairo,Mesir dan kedua di Rumah Sakit Tertiary unit postpartum bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan Al-Riwayat, Saudi Arabia. 2. Sampel Teknik sampel random sampling dengan 400 bayi baru lahir yang diambil dari unit postpartum di kedua tempat. Peneliti memilih berdasarkan nomor tempat tidur dengan criteria inklusi : Usia kehamilan ( 38-42 mg ) Pervaginam/ section caesarean ( BB 2,5 – 4 Kg ) Tidak ada kelainan bawaan A-S > 7 Bebas dari penyakit lain. Criteria ekslusi : Bayi baru lahir dengan masalah kesehatan / cacat bawaan yang dirawat di ruang NICU 3. Instrumen
American journal of nursing science | 3
Ada 3 instrumen yang digunakan dan diisi oleh peniliti untuk mengumpulkan data. Isi instrument telah sesuai dengan literatur dan penelitian lain tentang perawatan tali pusat. a. Kuesioner untuk ibu terkait data ibu dan bayi. Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian pertama berisi tentang umur, dan jenjang pendidikan, bagian kedua berisi tentang usia kehamilan, jenis kelamin dan berat badan lahir, sedangkan ketiga berisi tentang budaya, kepercayaan dan kebiasaan ibu dalam merawat tali pusat. Peneliti menanyakan kuesioner dalm bahsa arab selama 10 menit untuk masing-masing ibu. b. Swab tali pusat untuk pengujian bakteri. Untuk kelompok A : topical ASI, swab pertama diambil setelah lahir dan swab ketiga setelah 3 hari kelahiran. Specimen diberi nama ibu,nomor bed dan tanggal lahir. Specimen dikirim ke lab bakteriologi dan hal yang sama juga dilakukan untuk kelompok B : metode kering. c. Ceklist untuk menilai tanda penyembuhan dan pelepasan tali pusat. Ceklist dikembangkan dan diisi sendiri oleh penilit. Terbagia atas 2 bagian. Ceklist pertama untuk menilai perkembangan bu dalam merawat tali pusat dan kedua untuk menilai tanda infeksi tali pusat ( kemerahan.pembengkakan. pengeluaran secret, dan bau ) sampai tali pusat terlepas. 4. Prosedur Penelitian ini diadakan dalam periode 19 bulan dari juni 2013-desember 2014. Penelitian telah disetujui oleh kepala unti postpartum di 2 Rumah Sakit, perawat dan ibu yang ikut serta dalam penelitian. Perencanaan penelitian dilakukan dan beberapa tahap a. Tahap penilaian Penelitian ini telah memperoleh etikal review. Peneliti mengalokasikan 1 bulan untuk mengumpulkan data tentang studi leteratur dan 1 bulan untuk persetujuan dan interview di kedua tempat penelitian untuk mendiskusikan objek penelitian dan teknik intervensi ke semua perawata untuk memastikan tidak ada penggunaan apapun diluar protocol penelitian untuk kasus yang sudah dipilih. b. Tahap implementasi dan pengumpulan data Tiap ibu dilakukan interview selama 10 menit. Memberikan penjelasan kepada ibu dimana kelompok A akan diberikan perawatan topical ASI untuk perawatan tali pusat dan kelompok B menjaga tali pusat tetap kering dan bersih. Setelah mendapat persetujuan peniliti menandai pakaian bayi dengan kartu biru untuk memastikan keselamatan sampel. Langkah- langkah penelitian : Kedua group merupakan 400 bayi baru lahir, yang masing- masing dipilh berdasarkan penilaian acak ke dalam group A dengan menggunakan topical ASI dan group B dengan metode kering. Peneliti mengumpulkan data 4 hari dalam seminggu. American journal of nursing science | 4
Group A : setelah ibu mengetahui secara lengkap tentang penelitian dan setuju untuk ikut penelitian. Peneliti kemudian memastikan keselamatan dan mencegah dari resiko infeksi dengan mencuci tangan dengan baik. Peneliti memberikan instruksi pada tiap ibu tentang cara membersihkan tali pusat dan sekitarnya 3x/hari dan saat bayi mengganti popok. setelah mencuci tangan dengan air dan sabun ibu dianjurkan untuk menesteskan ASI pada tali pusat ( 4-6 tetes ) dan biarkan mongering. Penggunaan topical ASI dimulai 4 jam setelah lahir untuk memastikan ibu siap setelah operasi sesar. Peneiti meminta ibu untuk meneteskan ASI pada tali pusat 3x/hari hingga tali pusat terlepas dan 2 hari setelahnya. Tidak ada yang diberikan pada tali pusat,termasuk obat lainnya bersama ASI dan bayi yang lahir secara SC untuk memeriksakan bayinya 4 hari dirumah sakit. Selain itu memastikan ibu untuk tetap menjaga popok bayi tetap dibawah tali pusat agar tetap kering serta mencegah kontaminasi. Group B : setelah ibu mengetahui secara lengkap tentang penelitian dan setuju untuk ikut penelitian. Peneliti meminta ibu untuk tetap menjaga tali pusat bersih dan kering. Ibu dalam ke dua group direkomendasikan untuk tidak menggunakan obat lain pada tali pusat, jika tali pusat terkena urin, minta ibu ntuk membersihkan dari ujung tali pusat dengan cotton bud, kemudian gunakan cutton bud lainnya untuk membersihkan disekitar daerah tali pusat kemudian keringkan. Ibu dianjurkan untuk tetap mengikuti perawatan tali pusat ini sampai dirumah. Peneliti mengembangkan buku dan memberikan pada kedua group yang berisi tentang informasi metode perawatan tali pusat dan bagaimana menjaga popok bayi di bawah tali pusat untuk mencegah kontaminasi dengan urin dan menjaga tali pusat terkena udara luar. Tali pusat akan berubah dari hijau kekuningan menjadi coklat hitam dan kering kemudian terlepas dalam 10 hari atau kurang. Memperhatikan gejala infeks,ibu dapat menghubungi peneliti untuk membawa bayi ke rumah sakit jika mengalami resiko. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang normal,jika terdapat beberapa cairan keluar 2 hari setelah tali pusat terlepas. Untuk kedua kelompok setelah persalinan, peneliti mengambil swab pertama dari tali pusat segera setelah lahir dan swab kedua diambil 3 hari setelah lahir untuk mendeteksi kolonisasi awal. Tali pusat umunya terlepas dalam 7-10 hari. Pengujian bacteriology : Swab diambil dari bayi oleh ahli technology segera setelah lahir dan langsung dilakukan pemeriksaan. Teknolog akan memotor perkembangan bakteri sesuai jadwal. 24 jam pertama setelah pengumulan swab jikaa terdapat infeksi pada bayi, American journal of nursing science | 5
bayi tidak akan diikutsertakan dalam penelitian. Jika tidak ada bakteri,penelitian dilanjutkan dan teknolog mengamati perkembangan kemudian mengambil sampel lainnya pada hari ke-3 setelah kelahiran untuk memastikan keabsahan proses penelitian. Peneliti mengikuti perkembangan ibu di kedua group sehubungan dengan perawatan tali pusat dengan ceklis untuk menilai tanda infeksi,perdarahan tali pusat dan sekresi. Peneliti menghubungi ibu setiap harinya untuk mendapatkan informasi tetantang tanggal dan jam pelepasan tali pusat bahkan komplikasi setelah pelepasan tali pusat. Hal ini dilakukan untuk memastikan keabsahan drai proses penelitian dan untuk mengukur durasi pelepasan dari tanggal kelahiran. 2 hari setalh pelepasan tali pusat, peneliti kemudia memeriksa tali pusat bayi. 5. Data analisa Penelitian ini menganalisadata menggunakan program computer SPSS versi 20 6. Hasil akhir Berisi kesimpulan dan rekommendasi yang ditemukan dalam penelitian D. Pertimbangan etik Penelitian telah disetujui oleh direktur rumah sakit. Semua ibu mengetahui prosedur yang akan dilakukan dan dengan sukarela dan mereka dapa keluar dari penelitian kapan saja. E. Hasil Variable table (1) menggambarkan bahwa umut rata-rata ibu pada group A 29,9 ± 5,2 setengah dari ibu memiliki pendidikan terakhir S.1 50 % D III 40 % dan hanya 5 % S.2 sedangkan pada group B umur rata-rata ibu 21,4 ± 5,4 dan sebagian besar ibu DIII dan tidak ada diantara mereka S.II. mengenai paritas sebagian besar (78%) ibu dalam group A memiliki 2-3 anak, sedangkan group B lebih dari 65% memiliki 4-5 anak. Selanjutnya lebih dari 51% bayi laki-laki pada group A dan 53% bayi perempuan pada group B. Variable table (2) pada group A sebagian besar ibu menggunakan alcohol (86%) dan 77,5% menggunkanan bedak untuk perawatan tali pusat pada bayi. 45 % kadang menggunakan champor oil dan hanya 6 % menggunakan ASI. Sedangkan pada group B sebagian besar ibu selalu menggunakan olive oil (90%) dan 75% menggunakan chompor oil, 36% menggunakan air hangat dan hanya 2% menggunakan ASI dalam perawatan tali pusat. Variable table (3) terlihat jelas bahwa pelepasan tali pusat lebih cepat pada sebagian besar bayi yang menggunakan ASI dari pada teknik kering. Sebanyak 80% kelompok ASI, tali pusat terlepas pada hari ke 4-5 dan hanya 20% terlepas pada hari ke 5-6. Disisi lain 3%
American journal of nursing science | 6
dari kelompok bayi pada teknik kering yang tali pusatnya terlepas pada hari ke 4-5, sebagian besar 75% terlepas pada hari ke 7 dan seterusnya. Variable table (4) menggambarkan bahwa sebagian besar kelompok ASI dan teknik kering memiliki
kolonisasi bakteri normal dimana 55% dan 94% berkembang menjadi
staphylococcus epidermis normal 0,5-6% BB pada kelompok ASI dan teknik kering memiliki gejala panas dan kemerahan pada tali pusat. Organism pathogen hanya ditemukan 2 % pada group ASI dan 2-4% pada kelompok kering. Variable table (5) menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada waktu pelepasan tali pusat pada group ASI (p 0,001 ) dari pada pada kelompok kering. Rata-rata waktu pelepasan tali pusat 4,2±20,45 pada group ASI dan 7,12 ±10,39 pada group kering. Disisi lain perdarahan setelah pelepasan tali pusat secara signifikan lebih kecil (p 0,001) pada kelompok ASI dibandingkan kelompok kering. Tidaka da perbedaan yang signifikan antara teknik kering dengan metode ASI dalam pengeluaran secret setelah pelepasan tali pusat. Tidak ditemukan adanya masalah diantara ke-2 group. F. Diskusi Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI lebih efektif dalam pelepasan tali pusat seperti yang terlihat pada table (3) dimana pelepasan tali pusat lebih cepat pada sebagian besar bayi yang menggunakan ASI dari pada teknik kering. Sebanyak 80% kelompok ASI, tali pusat terlepas pada hari ke 4-5 dan hanya 20% terlepas pada hari ke 5-6. Disisi lain 3% dari kelompok bayi pada teknik kering yang tali pusatnya terlepas pada hari ke 4-5, sebagian besar 75% terlepas pada hari ke 7 dan seterusnya. Selain itu terdapa perbedaan signifikan antara topical ASI dan metode kering pada waktu pelepasan tali pusat dan kolonisasi bakteri, hal ini selaras dengan Yonis (2010) yang melaporkan bahwa waktu pelpasan tali pusat pada kelompok ASI lebih cepat dari alcohol ( 4,1± 8,8 hari ) ( p < 0,001). Penelitian ini menunjukan bahwa durasi waktu pelepasan tali pusat pada kelompok ASI dibandingkan teknik kering yaitu ± 2 hari. Dimana waktu norlmal pelepasan tali pusat antara 5-15 hari. Berdasarkan hasil analisa waktu pelepasan tali pusat pada kelompok ASI memiliki perbedaan signifikan dengan etanol yaitu ( p, 0,0001 ) dan kelompok kering ( p<0,003). Sama seperti penelitian yang dilakukan Dhana Wade (2014) mereka merekomendasikan bahwa rata-rata nilai kelompok setelah diintervensi adalah 5,22 sedangkan kelompok control adalah 9,36 sehingga hipotesa HI diterima dimana penggunaan topikal ASI efektif berdasarkan waktu pelepasan tali pusat. Hasil penelitian lain menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelompok ASI dan kelompok kering dimana perdarahan setelah pelepasan tali pusat American journal of nursing science | 7
lebih kecil ( p<0,001) dibandingkan dengan kelompok kering. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok berdasarkan pengeluaran secret. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Awhon (2007) dimana proses penyembuhan yang normal terlihat “keriting”. Tali pusat yang tidak terinfeksi akan terlihat “kering”,sehingga orang tua harus mengerti perbedaan antara proses peyembuhan yang normal dan tanda infeksi. Peneliti mengamati bahwa selama proses pelepasan tali pusat yang normal,terdapat sejumlah kecil material mucoid terkumpul pada tali pusat dan terlihat seperti nanah. Namun selama tali pusat kering dan terlepas. Seperti yang tergambar pada table (4) sebagian besar kelompok ASI dan teknik kering memiliki kolonisasi bakteri normal dimana 55% dan 94% berkembang menjadi staphylococcus epidermis normal 0,5-6% BB pada kelompok ASI dan teknik kering memiliki gejala panas dan kemerahan pada tali pusat. Organism pathogen hanya ditemukan 2 % pada group ASI dan 2-4% pada kelompok kering. Pada penelitian lain Amirfahrani (2008) membandingkan kolonisasi bakteri tali pusat pada topikal ASI dan teknik kering, mereka menemukan sebagian besar organisme seperti staphlococus aureus, e. coli dan krebsiella . oraganisme tersebut terlihat pada tali pusat dengan topical ASI,sedangkan staphilococus epidermis lebih banyak terdapat pada teknik kering. Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrani (2008) melaporkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok ASI dengan kelompok kering dalam kolonisasi bakteri ,dimna persentasi yang tinggi bakteri pathogen ditemukan pada kelompok kering. Dalam penelitian ini hal itu terjadi oleh karena perbedaan suhu dan ras antara kedua sampel. Terdapat banyak substansi yang telah digunakan pada perawatan tali pusat untuk mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat. Pada penelitian ini sebagian besar ibu pada group A menggunakan alcohol (86%) dan 77,5% menggunkanan bedak untuk perawatan tali pusat pada bayi. 45 % kadang menggunakan champor oil dan hanya 6 % menggunakan ASI. Sedangkan pada group B sebagian besar ibu selalu menggunakan olive oil (90%) dan 75% menggunakan chompor oil, 36% menggunakan air hangat dan hanya 2% menggunakan ASI dalam perawatan tali pusat. Semua ibu yang berada dalam kelompok A sangat terkesan dengan hasil pelepasan tali pusat bayinya setelah diberikan ASI. Sebagian dari mereka merasa senang dengan hasil penelitian dan hal ini merupakan hal pertama bagi mereka. Disi lain semua ibu pada group B terkejut dengan hasil dari pelepasan tali pusat dengan metode kering. Sebagian dari mereka melaporkan mereka terkejut dengan perawatan tali pusat dengan teknik kering tanpa menggunakan substasi tradisional apapun. American journal of nursing science | 8
Dalam penelitian ini, tidak ada factor seperti umur, draajat pendidikan dan paritas yang mempengaruhi hasil pelepasan tali pusat atau mempercepat proses pelepasan tali pusat. 7. Kesimpulan dan rekomendasi Hal ini sangat penting untuk menemukan perawatan tali pusat terbaik untuk meminimalisir kejadian infeksi pada jutaan bayi tiap tahunnya. Ibu harus up-date dan mengerti tujuan dari perawatan tali pusat. Hal ini dapat didukung oleh banyaknya bukti penelitian yang teredia untuk mereka. Selanjutmnya, hal ini snagat direkomendasikan untuk mengaplikasikan ASI pada bagian tali pusat untuk mengurangi waktu pelepasan tali pusat dibandingkan dengan teknik kering karena ASI sangan murah,mudah dan noninvasive.
Untuk penelitian selanjutnya untuk mengkonfirmasi hasil dan evaluasi
efektifitas metode ASI pada perawatan tali pusat. 8. Pernyataan Peneliti mengucapkan terimakasih untuk semua ibu yang telah berpartisipasi pada penelitian ini. Selanjutnya kepada doctor ahmed atef dan norah al sadhan untuk bantuan mereka dan kerjamasamanya dalam penelitian ini.
American journal of nursing science | 9