BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga 2.1. 2.1.1. 1.
Peng Penger erti tian an Ke Kelu luar arga ga
Pengertian Keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseo seseora rang ng dalam dalam mend mendefi efini nisi sika kan. n. Kelu Keluar arga ga adal adalah ah suat suatu u sistem sistem interaksi emosional yang diatur secara kompleks dalam posisi peran dan norma yang yang lebih lebih diatur diatur dalam dalam subsist subsistem em di dalam dalam keluar keluarga, ga, subs subsis istem tem ini ini menj menjad adii dasa dasarr stru strukt ktur ur atau atau orga organi nisas sasii kelua keluarg rgaa (Fri (Fried edma man, n, 2003 2003 . Kelu Keluar arga ga adal adalah ah seku sekump mpul ulan an oran orang g yang yang dihubung dihubungkan kan oleh ikatan perka!inan, perka!inan, adaptasi dan kelahiran kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial indi"idu indi"idu yang ada didalamnya, didalamnya, dilihat dari interaksi interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan tujuan umum umum (#u"al (#u"al,, $%&2 $%&2 dalam dalam 'li, 'li, 200%. 200%. enuru enurutt Friedm Friedman an (20$0 keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan atau tidak adanya ikatan perka!inan darah atau adopsi dan anggota keluarga saling berinteraksi dan berkomunikasi serta serta memi memili liki ki pera peran n masin masing) g)ma masi sing ng dalam dalam kelu keluar arga ga.. enu enuru rutt Friedman ($%%* dalam +ini, +ahmalia dan #e!i (20$2 menyatakan
bah!a ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu me mbantu ketika pasien menghadapi masalah, hal ini dikarenakan keluarga adalah orang yang peling dekat hubungannya dengan pasien. Keluarga menempati posisi diantara indi"idu dan masyarakat, oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam mendukung kepatuhan pasien K# dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
2.1.2 .1.2..
Fun ungs gsii Kel Kelua uarg rga a
Friedman (20$0 menjelaskan bah!a fungsi dasar keluarga adalah untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han anggot anggotaa keluar keluargan ganya ya dan masyarak masyarakat at yang lebih luas, terdapat lima fungsi keluarga yang harus dijalankan dalam dalam suatu suatu keluar keluarga ga untuk untuk mencip menciptak takan an keluar keluarga ga yang yang harmon harmonis is yaitu $ Fungsi Fungsi fektif fektif adalah fungsi fungsi keluar keluarga ga yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan fungsi fungsi inter interna nall kelua keluarg rgaa dalam dalam memb member erika ikan n perl perlin indu dung ngan an psik psikos osos osia iall dan dan dukung dukungan an terhadap terhadap anggot anggotaa keluar keluarga. ga. Keluar Keluarga ga sebagai sebagai sumber sumber cinta, cinta, pengakuan, penghargaan dan sumber dukungan primer. /atir ( $%&2, dalam friedman 20$0 menjelaskan bah!a fungsi afektif keluarga merupakan aspek dasar dalam pembentukan dan tercapainya keharmonisan keluarga. 2 Fungsi Fungsi /osiali /osialisasi sasi adalah adalah keluar keluarga ga berfun berfungsi gsi memberi memberikan kan pengal pengalaman aman belajar pada anggota keluarga. Pengalaman ini ditunjukan untuk mengaja mengajarka rkan n pada pada anak anak bagaim bagaimana ana mengem mengemban ban peran peran sebaga sebagaii orang orang de!asa di dalam masyarakat, sebelum anak keluar dari rumah untuk hidup
bah!a ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu me mbantu ketika pasien menghadapi masalah, hal ini dikarenakan keluarga adalah orang yang peling dekat hubungannya dengan pasien. Keluarga menempati posisi diantara indi"idu dan masyarakat, oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam mendukung kepatuhan pasien K# dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
2.1.2 .1.2..
Fun ungs gsii Kel Kelua uarg rga a
Friedman (20$0 menjelaskan bah!a fungsi dasar keluarga adalah untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han anggot anggotaa keluar keluargan ganya ya dan masyarak masyarakat at yang lebih luas, terdapat lima fungsi keluarga yang harus dijalankan dalam dalam suatu suatu keluar keluarga ga untuk untuk mencip menciptak takan an keluar keluarga ga yang yang harmon harmonis is yaitu $ Fungsi Fungsi fektif fektif adalah fungsi fungsi keluar keluarga ga yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan fungsi fungsi inter interna nall kelua keluarg rgaa dalam dalam memb member erika ikan n perl perlin indu dung ngan an psik psikos osos osia iall dan dan dukung dukungan an terhadap terhadap anggot anggotaa keluar keluarga. ga. Keluar Keluarga ga sebagai sebagai sumber sumber cinta, cinta, pengakuan, penghargaan dan sumber dukungan primer. /atir ( $%&2, dalam friedman 20$0 menjelaskan bah!a fungsi afektif keluarga merupakan aspek dasar dalam pembentukan dan tercapainya keharmonisan keluarga. 2 Fungsi Fungsi /osiali /osialisasi sasi adalah adalah keluar keluarga ga berfun berfungsi gsi memberi memberikan kan pengal pengalaman aman belajar pada anggota keluarga. Pengalaman ini ditunjukan untuk mengaja mengajarka rkan n pada pada anak anak bagaim bagaimana ana mengem mengemban ban peran peran sebaga sebagaii orang orang de!asa di dalam masyarakat, sebelum anak keluar dari rumah untuk hidup
mandiri mandiri dimasyarakat. dimasyarakat.keluar keluarga ga membentuk membentuk norma)norma norma)norma tingkah tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 3 Fungsi Fungsi Pera!atan Pera!atan Kesehatan Kesehatan yaitu fungsi fungsi keluar keluarga ga dalam dalam menjag menjagaa dan mera!at kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Fungsi Fungsi konomi konomi keluarga berfungsi berfungsi sebagai sebagai pencari sumber penghasilan penghasilan untu untuk k
meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n
kelu keluar arga ga dan dan
seba sebaga gaii
temp tempat at untu untuk k
mengembangkan kemampuan indi"idu dalam meningkatkan penghasilan untu untuk k
meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n
kelu keluar arga gany nya. a.
Kelu Keluar arga ga sebag sebagai ai
tepat tepat
perencana akan kebutuhan dimasa yang akan datang datang melalui menabung. 1 Fung Fungsi si +epr +eprod oduk uksi si yait yaitu u kelu keluar arga ga bert bertug ugas as mene meneru rusk skan an ketu keturu runa nan, n, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gii keluarga, serta menjaga kelangsungan hidup keluarga. 2.1.3. 2.1.3.
Tugas-T gas-Tu ugas Kelua Keluarg rga a Dalam Dalam Biang Biang Kese! Kese!ata atan n /esu esuai den dengan gan fun fungsi gsi pemel emelih ihar araa aan n keseh esehat atan an,,
kelua eluarrga
mempun mempunyai yai tugas tugas di bidang bidang keseha kesehatan tan yang yang perlu perlu dipaham dipahamii dan dilakukan (Friedman, 20$0 yang meliputi $. eng enget etah ahui ui kema kemamp mpua uan n kelu keluar arg ga untu untuk k meng mengen enal al masa masala lah h kesehatan kesehatan keluarga. keluarga. Kesehatan Kesehatan merupakan merupakan kebutuhan kebutuhan keluarga keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala susuatu tida tidak k akan akan berar berarti ti dan dan kare karena na kese keseha hata tanl nlah ah kada kadang ng selu seluru ruh h kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. rang tua perlu mengenal mengenal keadaan keadaan kesehatan kesehatan
dan perubah perubahan)peru an)perubahan bahan yang yang
dialamai anggota keluarga. Perubahan sekecil apupun yang alami angg anggot otaa kelu keluar arga ga secar secaraa tida tidak k lang langsu sung ng menj menjad adii perh perhati atian an
orangt orangtua ua atau atau keluar keluarga. ga. 'pabi 'pabila la menyada menyadari ri adanya adanya peruba perubahan han keluar keluarga, ga, perlu perlu dicatat dicatat kapan kapan terjadi terjadinya nya,, peruba perubahan han apa yang yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. 2. emutuskan emutuskan tindak tindakan an kesehatan kesehatan yang yang tepat tepat bagi keluarg keluarga. a. 4ugas 4ugas ini ini meru merupa paka kan n upay upayaa kelu keluar arga ga yang ang utam utamaa untu untuk k menc mencar arii pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa
di
antara
keluarga
yang
mempunyai
kemapuan kemapuan memutuskan memutuskan untuk untuk menentukan menentukan tindakan tindakan keluarga. keluarga. 4indakan 4indakan kesehatan yang dilakukan dilakukan oleh keluarga keluarga diharapkan diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. 5ika keluarga keluarga mempunyai mempunyai keterbatasan keterbatasan dapat meminta meminta bantuan bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan. 3. era!at era!at keluarg keluargaa yang yang mengalam mengalamii ganggu gangguan an kesehatan kesehatan.. /ering kali kali keluar keluarga ga telah telah mengam mengambil bil tindak tindakan an yang yang tepat tepat dan benar, benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keuarga sendiri. 5ika demikian, anggota keluarga yang mengalami ganggu gangguan an keseha kesehatan tan perlu perlu memper memperoleh oleh tindak tindakan an lanjut lanjutan an atau pera!atan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Pera!atan dapat dapat dilaku dilakukan kan di institu institusi si pelaya pelayanan nan kesehat kesehatan an atau diruma dirumah h apabila keluarga telah memiliki kemapuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. . engetah tahui kemam emamp puan
keluarga
dalam
memo emodifik fikasi
ling lingku kung ngan an,, yang yang perlu perlu dika dikaji ji adala adalah h peng pengeta etahu huan an kelu keluar arga ga
tentang
sumber)sumber
yang
dimiliki
keluarga
dalam
memodifikasi lingkungan khususnya dalam mera!at keluarag yang
terdiagnosa
K#,
kemampuan
memanfaatkan lingkungan asertif. 1. engetahui kemampuan keluarga
keluarga
menggunakan
dalam
fasilitas
pelayanan kesehatan yang berada di masyarakat, yang perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas keberadaan pelayanan kesehatan dalam pera!atan pasien yang terdiagnosa K#. Pemahaman keluarga tentang manfaat fasilitas pelayanan yang berada dimasyarakat, tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang tentang fasilitas pelayanan kesehatan, apakah kelurga dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. 2.1.".
Du#ungan Keluarga #ukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi
indi"idu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga
seseorang akan tahu bah!a
ada
orang
lain yang
memperhatikan, menghargai dan mencintainya (cohen 6 /me, $%%*2$ dalam 7arnila!ati,20$3. #ukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial (friedman, $%%* dalam harnila!ati, 20$3. #alam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam
kehidupan.
/tudi)studi
tentang
dukungan
keluarga
telah
mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagi koping keluarga, baik dukungan)dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat. #ukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah dan praktisi kesehatan. #ukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung dari anak (friedman, $%%*- $%8 dalam harnila!ati, 20$3. #alam hal ini keluarga berpengaruh dalam menyelsaikan masalah kehidupan, nilai kesehatan indi"idu dan menentukan program pengobatan yang mereka terima. /umber dukungan yang ada dapat dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin seperti pada saat anggota keluarga yang menderita penyakit. 9ndi"idu yang memiliki dukungan keluarga yang lebih kecil, lebih memungkinkan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dan penilaian negatif terhadap masalah, sehingga merasa terbebani. Keuntungan indi"idu yang memperoleh dukungan keluarga yang tinggi akan menjadi indi"idu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah, mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal, memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih
dapat membimbing indi"idu untuk beradaptasi. Keluarga dapat saling membantu untuk memberikan pera!atan. #ukungan keluarga menurut friedmann (20$0 menerangkan bah!a keluarga memiliki empat fungsi dukungan keluarga, yaitu sebagai berikut 1. #ukungan 9nformasional enurut 7ause dan :e!man ($%%&, dalam Friedman, 20$0 dukungan informasi adalah dukungan dalam bentuk komunikasi tentang opini atau kenyataan yang rele"an tentang kesulitan) kesulitan pada saat ini, misalnya nasehat dan informasi)informasi yang
dapat
menjadikan
indi"idu
lebih
mampu
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi. #ukungan informasi keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan, dan memberikan informasi)informasi penting yang sangat dibutuhkan keluarga dalam upaya meningkatkan satatus kesehatannya (;omar, 200 manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbang aksi sugesti yang khusus pada indi"idu. 'spek)aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
dalam
meningkatkan
penyakit K# serta kualitas
mematuhi pembatasan asupan cairan dan nutrisi. 2. #ukungan mosional
hidup
dengan
enurut abb (:indra, 2003 menyatakan bah!a dukungan emosional merupakan bantuan emosional, pernyataan tentang cinta, perhatian, penghargaan, dan simpati dan menjadi bagian dari kelompok yang berfungsi untuk memperbaiki perasaan negatif yang khususnya disebabkan oleh stress. Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan belajar serta membantu penguasaan terhadap emosi. #iantaranya menjaga hubungan emosional, meliputi dukungan yang di!ujudkan dalam bentuk kasih sayang, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. #ukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang harus diterapkan kepada seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang terdiagnosa K#. Fungsi afektif merupakan fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan saling mendukung dan menghargai antar anggota keluarga (Friedman, $%%*. ;entuk dukungan atau bantuan yang dapat memberikan cinta kasih, membangkitkansemangat, rasa aman, mengurangi putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan yang dialaminya. Pada klien dengan K# sangat dibutuhkan dukungan emosional untuk mengontrol pola makan sehari)hari dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam upaya meningkatkan status kesehatannya. 3. #ukungan 9nstrumental
enurut ;omar (200 dalam :uraenah (20$$ dukungan instrumental keluarga adalah dukungan atau bantuan penuh dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan !aktu untuk membantu dan melayani serta mendengarkan klien dengan K# dalam menyampaikan perasaannya. #ukungan instrumental keluarga merupakan fungsi ekonomi dan fungsi pera!atan kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya keteraturan menjalani terapi, kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya penderita dari kelelahan. enurut 7ause (:indra, 2003, bantuan instrumental keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit seperti bantuan langsung dari orang yang diandalkan berupa materi, tenaga dan sarana. /alah satu dukungan instrumental adalah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang harus dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi semua
kebutuhan
kesehatan
anggota
keluarga
mempertahankan
keluarganya.
merupakan
kesehtan
anggota
Fungsi
fungsi
pera!atan
keluarga
keluarganya
dalam
diantaranya
mera!at anggota keluarga yang terdiagnosa K# (Friedman, 20$0.
#ari
hasil
penelitian
/u!ardiman
(20$$
semakin
bertambah dukungan keluarga instrumental semakin berkurang beban keluarga, keluarga menyatakan turut bertanggung ja!ab
dalam pera!tan klien, memoti"asi klien dalam kegiatan '#=, keluarga membantu klien dalam minum obat dan keluarga membimbing klien untuk rutin menjalani hemodialisis untuk meningkatkan kualitas hidupnya. . #ukungan penilaian #ukungan penilaian adalah dukungan dari keluarga dalam bentuk memberikan
umpan
balik,
membimbing
dan
memberikan
penghargaan melalui respon positif dalam memecahkan masalah, sebagai sumber dan "alidator identitas anggota kepada klien K# dengan menunjukan respon positif yaitu memberikan support, penghargaan dan penilaian yang positif. #ukungan penilaian keluarga merupakan bentuk fungsi afektif keluarga terhadap klien K#
yang dapat meningkatkan status kesehatan pasien K#.
#engan
dukungan
penghargaan
ini,
pasien
K#
akan
mendapattkan penghargaan atau pengakuan atas kemampuannya !alaupun sifatnya kecil dan sedikit berpengaruh (Friedman, $%%*. /umber dukungan keluarga mengacu kepada dukungan yang dipandang sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga, tetapi anggota keluarga memandang bah!a orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
2.1.$ Fa#tor-%a#tor &ang mempengaru!i u#ungan #eluarga
#alam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas ba!ah. 'dapun faktor)faktor yang mempengaruhi dukungan meliputi-
1.
Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut feiring dan le!is ($%* dalam friedman ($%%* adalah bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bah!a keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman) pengalaman perkembangan. #ukungan keluarga dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi)lansia memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda)beda. 5adi dukungan keluarga yang diberikan anggota keluarga klien dengan K# yang menjalani hemodialisis sangat dipengaruhi oleh faktor usia, usia yang lebih de!asa atau orang tua akan memberikan dukungan keluarga yang berkualitas. Friedman ($%%* menjelaskan bah!a ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anakanya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu)ibu yang lebih tua. /alah satu faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah faktor usia, usia yang dianggap optimal dalam mengambil keputusan adalah usia yang diatas umur 20 tahun keatas, usia tersebut akan memberikan dukungan kepada anggota keluarganya
yang mengalami ri!ayat perialaku kekerasan (:otoadmojo, 2003 dalam nuraenah 20$2 enurut penelitian gier"eld dan dykstra (200* dalam nuraenah (20$2 bah!a orang de!asa tidak hanya menjadi penerima dukungan tetapi juga memberikan dukungan kepada keluarga. 2. 5enis kelamin Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga ialah jenis kelamin, jenis kelamni memiliki pengaruh besar terhadap beban keluarga dalam mendukung keluarga dengan K# yang menjalani hemodialisa, dimana perempuan memiliki beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan laki)laki. isrha, 4ri"endi dan /inha (2001 dan nuraenah (20$2 juga melaporkan bah!a tingkat stress keluarga lebih tinggi jika penderita adalah laki)laki. #imana laki) laki merupakan salah satu tulang punggung pada keluarga, apabila berperan sebagai suami atau bapak, ini akan berdampak pada beban ekonomi keluarga apabila peran sebagi pencari nafkah tidak lagi produktif akibat mengalami penyakit yang parah. 3. /osial ekonomi Faktor)faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah faktor ekonomi keluarga pasien K# yang menjalani hemodialisa. Faktor sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan keluarga klien, semakin tingti tingkat ekonomi keluarga akan lebih memberikan dukungan dan pengambilan keputusan dalam mera!at anggota keluarga dengan K# yang menjalani hemodialisa. /elain itu keluarga dengan kelas
sosila ekonomi yang berlebih secra finansial mempunyai tingkat dukungan keluarga dengan kelas sosial ekonomi kurang secara finansial (friedman, 20$0. ;erdasarkan hasil penelitian dari su!ardiman (20$$ dan nuraenah (20$2 bah!a hubungan dukungan sosial ekonomi dengan beban keluarga menunjukan hubungan yang kuat dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial ekonomi dengan beban keluarga, semakin bertambah dukungan sosial ekonomi semakin berkurang beban keluarga. . Pendidikan /alah satu faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga terbentuk oleh "ariabel pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu. 4ingkat pendidikan merupakan indikator bah!a seseorang telah mencapai jenjang pendidikan formal tertentu, seseorang dengan pendidikan yang baik akan memiliki pemahaman yang baik terhadap suatu permasalahan, sehingga akan lebih mudah untuk menerima pengaruh dari luar baik yang positif maupun negatif, obyektif dan lebih terbuka terhadap berbagai informasi termasuk informasi kesehatan dalam memberikan dukungan keluarga (:otoadmodjo, 2003 Pendidikan keluarga sangat menujang dalam memberikan dukungan keluarga, pendidikan keluarga yang tinggi dapat mengetahui kebutuhan anggota keluarganya sehingga keluarganya akan memberikan dukungan support, masukan, memberikan bimbingan dan saran yang berkualitas (puspitasari, 200%. 1. 7ubungan keluarga dengan klien
Faktor dukungan keluarga dipengaruhi oleh hubungan klien dengan kelurga, keluarga inti akan memberikan dukungan terhadap anggota keluarga, dengan klien K# yang menjalani hemodialisis. /alah satu fungsi keluarga adalah memberi pelayanan kesehatan didalam
keluarganya,
sehingga
keluarga
kan
memberikan
dukungan dalam menangani pera!atan anggota keluarganya dengan K# yang menjalani hemodialisa (friedman, 20$0.
2.2 Konsep Kepatu!an
Kepatuhan merupakan suatu permasalahan bagi semua disiplin pera!atan kesehatan. Kepatuhan (adherence secara umum didefinisikan sebagai tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (>7, 2003. 4erdapat dua karakteristik yang berbeda mengenai kepatuhan pada pasien dengan model pera!atan akut dan model pera!atan kronik. Pada model pera!atan akut, inter"ensi cenderung berfokus pada gejala dengan tujuan menyembuhkan atau mengobati. #alam model ini pengetahuan terutama dikuasai dari pemberi pelayanan kesehatan. /edangkan pada model pera!atan kronis berfokus pada upaya pengendalian perkembangan
kondisi, meningkatkan
kelangsungan hidup serta meningkatkan kualitas hidup. Pada model pera!atan kronis mengharuskan para profesional pera!atan kesehatan, pasien dan keluarga berbagi pengetahuan untuk mengatasi berbagai masalah kronis secara efektif
(kamerrer, 200& dalam syamsiah, 20$$. #efinisi kepatuhan >7 cenderung menggambarkan kondisi untuk penyakit kronis sehingga sangat tepat diterapkan pada pasien hemodialisis. Pada banyak orang dengan penyakit kronis kepatuhan memainkan peranan penting dalam kelangsungan hidup pasien.
2.2.1.
Kepatu!an pasien 'KD ter!aap pem(atasan )airan @injal sebagai organ utama dalam menjaga balance cairan harus
bekerja secara normal. Penyakit gagal ginjal yang sering diderita oleh klien baik karena penyebab primer maupun sekunder akan mengubah
keseimbangan cairan dan elektrolit pada kondisi ini terjadi retensi abnormal dari natrium, klorida, kalium dan air dalam cairan ekstrasel. 5ika fungsi ginjal sudah rusak, maka keseimbangan cairan dan elektrolit akan berubah. 5umlah cairan yang dikonsumsi sangat beragam, Pada kondisi normal 30)31mlAkg berat badan dibutuhkan satiap hari. Pada beberapa kondisi penyakit, penyakit jantung, hati dan ginjal mungkin perlu untuk membatasi asupan cairan untuk mencegah kelebihan muatan cairan. kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengatur keseimbangan cairan, dilakukan kegiatan memonitor penambahan berat badan setiap hari, mencatat asupan dan keluaran cairan secara akurat, memonitor distensi "ena leher, bunyi ronkhi pada paru, adanya edema perifer, membatasi dan mengatur asupan cairan dan melakukan dialisis. $. :atrium :atrium sebagai elektrolit ekstrasel memfasilitasi pengaturan keseimbangan cairan. /eorang pria de!asa (&0kg memiliki :a total dalam tubuh sebesar mmol (%2 g 2.000 mmol berada di dalam cairan ekstraselular, $.100 di dalam tulang, dan 100 mmol di dalam cairan intraselular. Pembatasan natrium hingga mencapai tingkat Btidak ada tambahan garamC harus diterapkan pada pasien yang menunjukan edema atau hipertensi. Pada K# tahap akhir, seiring berkurangnya keluaran urine, filtrasi natrium juga berkurang sehingga asupan natrium harus dibatasi hingga 2000)2300 mgAhari (*0)$00mmol. Pembatasan natrium pada kelompok pasien ini membuat asupan cairan dapat dikendalikan dengan lebih baik dengan mengurangi rasa haus. :amun, jika pasien dehidrasi, asupan natrium harus ditingkatkan
sementara !aktu. ;eberapa kondisi penyakit misalnya penyakit ginjal, mengharuskan pembatasan :a. Kadar pembatasan dapat dikelompokan • • •
4anpa garam +endah garam +endah :a
- *0)$00 mmolAhari - 0 mmol :aAhari - 22 mmol :aAhari
2. Fosfor dan Kalsium 7iperfosfatemia adalah maslaah yang sering dihadapi penderita K# tahap akhir. +etensi fosfor berkaitan langsung dengan timbulnya hiperparatiroidisme sekunder yang menyebabkan osteodistrofi ginjal. enurut panduan :KF K#D9, fosfat serum harus dipertahankan dalam rentang 2,& hingga ,8 mgAhari (0,*&)$,% mmolA= pada pasien dengan @F+ antara $1 hingga 1% mlAmenit (pasie)pasien tahap 3 dan . /ementara bagi penderita K# tahap 1 dan yang menjalani dialisis, kadar fosfat serum harus mencapai $,$)$,* mmolA=. 5ika nilai laboratorium untuk fosfat serum ditemukan abnormal, asupan fosfor dalam diet harus dibatasi. :amun, perlu ditekankan bah!a pembatasan fosfor mudah dicapai pada penderita yang asupan proteinnya dibatasi, karena mereka disarankan untuk mebatasi asupan asupan makanan) makanan yang menjadi sumber utama mineral ini (misalnya produk) produk olahan susu, daging dan protein he!ani. /ebaliknya, ketika pasien menjalani dialisis, pembatasan fosfat dari diet lebih sulit dilaksanakan karena kebutuhan protein pasien meningkat. enurut panduan :KF K#D9 dan panduan eropa, asupan fosfat harus dibatasi
hingga *00)$000 mgAhari. akanan)makanan kaya protein tetapi rendah fosfat harus diberikan guna memastikan agar asupan protein, disertai dengan strategi non)diet (misalnya, obat pengikat fosfat dan prosedur dialisis yang optimal. Ketidakseimbangan fosfor dan kalsium dapat memperparah klasifikasi jaringan lunak dan "askular sehingga meningkatkan angka kejadian penyakit kardio"askular dan mortalitas pada penderita K# tahan 3 sampai 1. #engan demikian, panduan K#D9 terkini menekankan keseimbangan antara fosfat dan kalsium. =ebih spesifik lagi, produk fosfat kalsium (fosfat E kalsium terkoreksi harus mencapai , mmol2A=2 pada kelompok pasien ini. engenai asupan kalsium dari diet pada penderita K#, besaranya tidak boleh melampaui 2000 mg per hari, ini sudah harus termasuk kalsium yang diperoleh dari pengikat fosfat berbahan dasar kalsium guna menatalaksana metabolisme dan penyakit tulang akibat kelainan ginjal. 3. Kalium 7iperkalemia sering terjadi pada penderita penyakit ginjal tahap lanjut (K# tahap dan 1 sehingga meningkatkan resiko kematian jantung mendadak. 9nsufisiensi ginjal, asidosis metabolik, katabolisme mssa tubuh kering dan dialisis yang tidak optimal merupakan beberapa penyebab hiperkalemia pada pasien)pasien ini. /elain itu, berbagai obat)obatan seperti penghambat ','+;, penyekat)beta, diuretik hemat kalium, obat)obatan anti)inflamasi non)steroid, kortikosteroid dan siklosporin, juga dapat meningkatkan kadar kalium didalam darah.
#i tahap)tahap a!al K#, kadar kalium serum biasanya berada dalam nilai normal, sementara pada penderita tahap 3 sampai 1, kadar kalium harus dipantau dan asupan kalium harus dibatasi ketika terlihat ada kecenderungan meningkatnya kadar kalium serum atau terjadi hiperkalemia (.1,1 molA=. Kadar kalium serum dikatakan meningkat pada pasien dialisis, jika kadarnya G8 mmolA=. 'supan kalium diet harus dibatasi sebesar 1$)&& mmolA2000)3000 mgAhari (*)$& mg atau $ mmolAkgAkg ;;9Ahari.
2.2.2.
Kepatu!an pasien 'KD ter!aap pem(atasan nutrisi
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak bisa terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya kepada kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja system pencernaan yang tak terlepas dari system lainnya sebagai suatu proses yang saling berkaitan. :utrisi (makanan menyediakan energi untuk pemeliharaan fungsi)fungsi "ital tubuh, memproduksi panas, akti"itas sel)sel,, pergerakan otot, berfikir, kerja ner"us system, pertumbuhan, perbaiakan jaringan yang rusak dan lain)lain. Pada pasien K# sering terjadi mual, muntah, anoreksia dan gangguan lain yang menyebabkan asupan gii tidak adekuat atau tidak mencukupi. Kebutuhan energi normal nya 30)0kkalAkg berat badan idealAhari. $. Protein 'supan protein disesuaikan dengan derajat gangguan fungsi ginjal atau laju filtrasi glomerulus kurang dari 21H, berdasarkan berbagai hasil)hasil
penelitian didapatkan bah!a pada K# diperlukan peranan asupan protein sampai 0,1)0,8 grAkg ;;Ahari, rata)rata 0,1 grAkg ;;Ahari agar tercapai keseimbangan metabolisme protein yang optimal. #ari protein 0,1 grAkg ;; Ahari ini hendaknya diusahakan sekurang)kurangnya 80H atau 0,31 grAkg ;;Ahari berupa protein dengan nilai biologik tinggi. Protein dengan nilai biologik tinggi adalah protein dengan susunan asam amino yang menyerupai aturan amino essensial dan pada umunya berasal dari protein he!ani (susu, telur, ikan, ungga, dagingg tidak berlemak. 2. Kalori A energi Kebanyakan pasien K# menunjukan kurang gii. 7al ini disebabkan oleh berbagai faktor metabolisme dan kurangnya asupan kalori. Kalori cukup tinggi dihasilkan dari sumber karbohidrat dan lemak merupaka hal penting bagi pasien K#. Pembatasan masukan protein yang diperlukan untuk memperbaiki keseimbangan nitrogen, guna mencegah oksidasi protein.
terjadinya
pembakaran protein
tubuh
dan
merangsang
pengeluaran insulin. 3. =emak =emak terbatas, diutamakan penggunaan lemak tak ganda. =emak normal untuk pasien dialisis $1)30H dari kebutuhan energi total. . Iitamin #efisiensi asam folat, pridoksin dan "itamin dapat terjadi sehingga perlu suplemen "itamin tersebut. Iitamin yang diperlukan diantaranya "itamin larut lemak. Kadar "itamin ' meningkat sehingga harus dihindari
pemberian "itamin ' pada K#. ;itamin dan K tidak membutuhkan suplementasi. /yarat pemberian diet pada K# adalah ('lmatsier, 2008 dalam /yamsiah, 20$$ a nergi cukup, yaitu 31 kkalAkg ;; b Protein rendah, yaitu 0,8)0,&1 grAkg ;;. /ebagian harus bernilai biologik tinggi. c =emak cukup, yaitu 20)30H dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak tidak jenuh ganda. d Karbohidrat cukup, yaitu - kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari protein dan lemak. e :atrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria atau anuria, banyak natrium yang diberikan anatara $)3 g. f Kalium dibatasi (80)&0 mJ apabila ada hiperkalemia (kalium darah . 1,1 mJ oliguria atau anuria. g airan dibatasi yanitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (100ml. h Iitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, "itamin dan "itamin #.
2.2.3 Fa#tor-%a#tor &ang mempengaru!i #epatu!an pasien !emoialisa
;eberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien K#
dengan hemodialisis seperti dikemukakan diatas akan diuraikan
sebagiannya yaitu $.
yang
berarti bah!a semakin meningkat umur seseorang, akan
semakin meningkat pula kede!asaannya atau kematangannya baik secara teknis, psikologis maupun spiritual, serta akan semakin mampu melaksanakan tugasnya.
untuk
mengikuti
program)program
terapi
yang
berdampak pada kesehatan. 2.
5enis kelamin =aki)laki dan perempuan sudah pasti berbeda. ;erbeda dalam cara berespon, bertindak, dan bekerja di dalam situasi yang mempengaruhi setiap segi kehidupan. isalnya dalam hubungan antar manusia, intuisi perempuan cenderung ditampakkan dengan nada suara dan air muka yang lembut, sedangkan laki)laki cenderung tidak peka terhadap tanda)tanda komunikasi tersebut. =aki)laki
dan
perempuan memperlihatkan budaya sosial yang berbeda satu sama lain. ereka menggunakan symbol, system kepercayaan, dan cara)
3.
cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya Pendidikan Pendidikan merupakan pengalaman yang
berfungsi
untuk
mengembangkan kemampuan dan kualitas pribadi seseorang, dimana semakin
tinggi
kemampuannya
tingkat pendidikan untuk
akan
memanfaatkan
semakin pengetahuan
keterampilannya (/iagian, 200$ dalam +ohman, 200&.
besar dan
.
=amanya 7# Periode sakit dapat mempengaruhi kepatuhan. ;eberapa penyakit yang tergolong penyakit kronik,
banyak mengalami
masalah
kepatuhan. Pengaruh sakit yang lama, belum lagi perubahan pola hidup yang kompleks serta komplikasi)komplikasi yang sering muncul sebagai dampak sakit yang lama mempengaruhi bukan hanya pada fisik pasien, namun lebih jauh emosional, psikologis dan social pasien. Pada pasien hemodialisis didapatkan hasil riset yang memperlihatkan perbedaan kepatuhan pada pasien yang sakit kurang dari $ tahun dengan
yang lebih dari $ tahun. /emakin lama sakit yang
diderita, maka resiko terjadi penurunan tingkat kepatuhan semakin
1.
tinggi (Kamerrer, 200& dalam /yamsiah, 20$$. Kebiasaan merokok =eggat et al ($%%* dalam Kamerrer, 200& adalah orang pertama yang mempertimbangkan bah!a merokok sebagai prediktor potensial dari ketidakpatuhan. Kutner et al (2002 dalam Kamerrer, 200& juga menunjukkan bah!a merokok saat ini memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpatuhan (mele!atkan sesi hemodialisis
8.
dengan P L 0,0. Pengetahuan Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting terbentuknya prilaku seseorang. Prilaku didasarkan atas pengetahuan, !alaupun pengetahuan yang mendasari sikap seseorang masih dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang sangat kompleks sehingga terbentuk prilaku
&.
yang nyata (:otoadmodjo, 2003 dalam sari 200% oti"asi
oti"asi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. #orongan atau tenaga tersebut merupakan gerak ji!a dan jasmani untuk berbuat. 5adi
motif
tersebut
menggerakkan
manusia
merupakan untuk
suatu
dri"ing
bertingkahlaku,
perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. 'kses pelayanan kesehatan Faktor akses pelayanan kesehatan meliputi
*.
force
dan
-
di
fasilitas
yang dalam
unit
hemodialisis, kemudahan mencapai pelayanan kesehatan (termasuk didalamnya biaya, jarak, ketersediaan transportasi, !aktu pelayanan dan keterampilan petugas. Fasilitas ukuran besar ($0 atau lebih pasien di 7# dihubungkan dengan reaksi mele!atkan dan memperpendek
%.
!aktu pengobatan dialysis, serta kelebihan 9#>@. Persepsi pasien terhadap pelayanan pera!at Pera!at merupakan salah satu petugas kesehatan yang berinteraksi paling lama dengan pasien hemodialisis, mulai dari persiapan, Pre 7emodialisis,
9ntra
7emodialisis
membuktikan bah!a keberadaan terlatih
dan
professional
sampai
post
tenaga)tenaga
dialysis.
+iset
pera!at
yang
dan kualitas interaksi pera!at dengan
pasien memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kepatuhan pasien hemodialisis. 2.3 Konsep *emoial&sis 2.3.1 De%inisi *emoialisis
7emodialisis
berasal
dari
kata
hemoLdarah,
dan
dialisisLpemisahan atau filtrasi. 7emodialisis adalah suatu metode terapi dialisis yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah
dari dalam tubuh ketika secara akut ataupun secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. 4erapi ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membran penyaring semipermiabel (ginjal buatan. 7emodialisis dapat dilakukan pada saat toksin pada saat toksin atau at racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian. 4ujuan dari hemodialisis adalah untuk memindahkan produk)produk limbah yang terakumulasi dalam sirkulasi klien dan dikelurkan kedalam mesin dialisis (uttaJin dan /ari, 20$$.
2.3.2 Prinsip Ker+a *emoialisis
7emodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke suatu tabung ginjal buatan (dializer yang terdiri dari dua kompartemen terpisah. #arah pasien dipompa dan di alirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermiabel buatan (artifisial dengan kompartmen (artifisial dengan kompartmen dialisat dialiri cairan dialisis yang bebas pirogen, berisi larutan dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. airan dialisat dan darah yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi yaang tinggi kearah konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi at terlarut sama dikedua kompartmen (difusi. Pada proses dialisis, air juga dapat berpindah dari kompartmen darah ke kompartmen cairan dialisat dengan cara menaikan
tekanan hidrostatik negatif pada kompartmen dialisat. Perpindahan ini disebut ultrafiltrasi (/udoyo, 200%. #ifusi merupakan proses perpindahan molekul dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan larutan berkonsentrasi rendah sampai tercapai kondisi seimbang. Proses terjadinya difusi dipengaruhi oleh suhu, "isikositas dan ukuran dari molekul. /aat darah dipompa melalui dialyser maka membran akan mengeluarkan tekanan positifnya, sehingga tekanan diruangan yang berla!anan dengan membran menjadi rendah. 7al ini mengakibatkan cairan dan larutan dengan ukuran kecil bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah (tekanan hidrostatik. Karena adanya tekanan hidrostatik tersebut maka cairan dapat bergerak menuju membran semipermeabel. Proses ini disebut dengan ultrafiltrasi.
2.3.3. Persiapan Pasien *emoial&sis
Periode !aktu dari mulai dialysis sampai memulai terapi pengganti ginjal atau +enal +eplacement 4herapy (++4, biasanya hanya dalam !aktu yang pendek, tetapi sering ada periode !aktu dari beberapa bulan sampai beberapa tahun ketika pasien harus diberikan !aktu untuk menyesuaikan gaya hidup mereka dan mempersiapkan apapun bentuk dialysis yang sesuai. Keperluan penanganan predialysis meliputi bantuan psikologis, termasuk monitor klinis tentang kondisi gangguan ginjal.
/emua pasien dengan kondisi K# dengan creatinine plasma diatas $10 mmol =)$ dan Aatau signifikansi proteinuria ($ g 2 h)$ sebaiknya dirujuk kepada ahli nephrologis. Pasien dengan kreatinin di atas 300 mmol =)$ sebaiknya dirujuk secepat mungkin. /truktur pendidikan dan konseling bagi gangguan ginjal tahap akhir ini harus diberikan oleh tim multi disiplin ilmu (Kidney alliance 200$.
2.3.3.1 Dosis, Ae#uasi an Durasi *emoial&sis a!ar+o, 2//0 alam S&amsia!, 2/11 a. Dosis Hemodialisis #osis 7# yang diresepkan yaitu 4entukan tinggi badan dan berat badan pasien untuk mengukur
"olume 4entukan "olume yang mengacu pada normogram 4entukan klirens urea dari dialier yang dipakai sesuai dengan laju aliran darah (Db. =ihat petunjuk pada kemasan dialier. =ama dialisis yang diinginkan dalam jam (4 - K4AI L $,2 (untuk 7# 3E seminggu. #osis 7# yang sebenarnya dapat ditentukan setelah hemodialisis, dengan rumus K4AI L )ln(+M 0,00*t N ( M 3,1+ E (;; pradialisis M ;; pasca dialisis ;; pasca dialisis Ket - ln L logaritma natural + L
b. Adekuasi Hemodialisis Kecukupan dosis hemodialysis yang diberikan diukur dengan istilah adekuasi dialisis. 4erdapat korelasi yang kuat antara adekuasi dialisis dengan angka morbiditas dan mortalitas. 'dekuasi dialisis diukur dengan menghitung
c. Durasi Hemodialisis ;erdasarkan pengalaman selama ini tentang durasi 7#, frekuensi 2E perminggu telah menghasilkan nilai K4AI yang mencukupi (G $,2 dan juga pasien merasa lebih nyaman. /elain itu, dana asuransi kesehatan yang tersedia juga terbatas dan hanya dapat menanggung 7# dengan frekuensi rata)rata 2E perminggu. leh karena itu di 9ndonesia biasa dilakukan 7# 2EAminggu selama M 1 jam dengan memperhatikan kebutuhan indi"idual (Konsensus #ialisis Pernefri, 2003.
2.3.". Pre *emoial&sis
Pada saat pasien datang ke pelayanan hemodialysis, maka terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh pera!at diantaranya -
2.3.".1. In%orme )onsent
Pera!at
memastikan
bah!a
pasien
telah
menandatangani
persetujuan untuk dilakukan tindakan hemodialysis.
2.3.".2. Penim(angan (erat (aan an Pengu#uran tinggi (aan
=atihan reguler
tentang
dry
weight
sangat penting untuk
memungkinkan pera!at dan pasien menentukan jumlah cairan yang dibuang yang dibutuhkan selama dialysis. /atu Kg sama dengan $ = cairan, artinya berat pasien merupakan metode yang sederhana dan akurat untuk menentukan penambahan dan pengurangan cairan selama dialysis. 9stilah Cdry weight C merujuk pada berat dimana tidak ada bukti klinis oedema, nafas yang pendek, peningkatan tekanan nadi leher atau hipertensi. Penentuan dry weight harus berdasarkan hasil pemeriksaan pera!at, dokter dan ahli diet. ;agaimanapun juga, dari hari ke hari menjadi tanggung ja!ab pera!at dan sudah banyak pera!at yang dilatih dalam hal skill klinis rutin tentang latihan cairan 4ujuan dari dialysis adalah untuk membuang kelebihan "olume cairan.
#ry !eight - 88 Kg ;erat yang akan dicapai - 2,1 Kg Penambahan cairan selama 4indakan - !ashback salin (300m= #ua minuman (300m= 4otal cairan yang harus dibuang - 2,1 N 0,3 N 0,3 L 3,$ =
2.3.".3. Pengu#uran tana-tana 7ital
4ekanan darah harus dicatat sebagai dasar untuk mengukur perubahan yang signifikan selama tindakan. 5ika pasien terlalu berat sebelum dialysis, tekanan darah mungkin naik sehubungan dengan peningkatan "olume sirkulasi. Pasien dengan hipertensi sebagai akibat dari penyakit ginjal mungkin diresepkan obat anti hipertensi. 5ika pasien menjadi hipertensi pada saat dialysis, mungkin perlu mengurangi dosis sebelum sesi dialysis berikutnya. #isarankan tekanan darah sebaiknya $0A%0 mm7g bagi pasien yang berumur kurang dari 80 tahun dan $80A%0 mm7g bagi yang berumur diatas 80 tahun (persatuan ginjal $%%&. 4emperatur pasien harus secara rutin dicatat. Pyrexia sebelum dialysis harus diperiksa secepatnya. #enyut nadi harus dicatat pada semua pasien.
2.3.".". Kontrol in%e#si
=aporan +osenheim ($%&2 membuat standar untuk mengontrol infeksi hepatitis ; di unit ginjal. /aat ini pasien dan staf di unit ginjal harus !aspada terhadap resiko tertular, tidak hanya dengan 7epatitis ; tetapi juga dengan "irus darah lain (;;I seperti 7epatitis dan 79I.
2.3.".$. Pemasangan #anula
Pemasangan kanula sesuai dengan akses yang telah dibuat sebelumnya. Pera!at menentukan lokasi inlet dan outlet. ;iasanya kanula
inlet dimasukkan melalui pembuluh darah arteri sehingga darah masuk ke dialyser mesin. /etelah darah diproses di mesin hemodialysis maka darah yang telah bersih mengalir melalui kanula outlet yang dipasang di pembuluh darah "ena, kemudian mengalir ke dalam tubuh. Pemasangan kanula inlet atau outlet berjarak kurang lebih $0 cm dengan tujuan yaitu mencegah terjadinya percampuran darah.
2.3.$ Intra *emoial&sis
Pada periode ini pera!at harus melakukan monitoring terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hemodialysis dilaksanakan. Komplikasi yang umum terjadi pada tahap intra hemodialysis yaitu -
2.3.$.1.*ipotensi
7ipotensi akan terjadi bila tingkat cairan yang dibuang melebihi pengisian kembali plasma pada pasien. ;eberapa ukuran dapat membantu untuk mengurangi resiko hipotensi, termasuk menyarankan pasien bah!a pencapaian berat interdialitik tidak terlalu berlebihan. airan yang masuk menyulitkan pasien untuk mengontrol.
"olume darah diukur melalui hematokrit dan penjenuhan oksigen darah. onitor akan berbunyi bila pasien terkena resiko hipotensi.
2.3.$.2.8ual munta!
ual dan muntah bisa berhubungan dengan hipotensi. 9ni bisa terjadi sebelum hipontensi, misalnya pasien merasakan mual, muntah dan kemudian menjadi hipotensi atau sebaliknya pasien hipotensi pada a!alnya, yang ditimbulkan dengan cairan intra"ena dan kemudian muntah. /ehingga diminta kepada pasien untuk menahan diri untuk tidak makan sampai dialisis selesai.
2.3.$.3.Kramp
Kram adalah efek samping lain dari
hemodialisis. Kram
sebagaimana hypotensi, disebabkan oleh ultrafiltrate terlalu tinggi karena kecepatan pertukaran cairan. Pasien yang kram di kaki bisa berdiri dan mendorongkan kaki ke lantai untuk mengurangi rasa sakit. 7al ini harus dihindari bila ada kemungkinan hypotensi simultan karena mengakibatkan pasien jatuh ke lantai. Pemberian tekanan dapat dilakukan ke kaki dengan membiarkan pasien mendorong kaki ke pera!at. Penggunaan alat pemanas
dan atau dengan menggosok area yang sakit dengan penuh semangat juga bisa membantu.
2.3.$.".Ketia#seim(angan )airan an ele#trolit
4ingkat difusi harus sama untuk mempertahankan keseimbangan. 5ika difusi
pasien tinggi akan menyebabkan ketidakseimbangan pada
komponen tubuh. 7al ini akan menyebabkan pergantian osmotik cairan dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya tinggi terutama pada cairan serebrospinal dan sel otak. Pada akhirnya, pergantian yang cepat pada p7 cairan serebrospinal yang akan mempengaruhi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. 4anda
ketidakseimbangan
dapat
ringan
atau
berat.
Ketidakseimbangan ringan diantaranya seperti sakit kepala, pusing, mual, dan muntah. /edangkan ketidakseimbangan yang berat seperti penyakit saraf, koma, dan potensi kematian. Pasien dengan penyakit akut, atau dialisis
untuk
pertama
kali
dianggap
beresiko
untuk
terjadi
ketidakseimbangan.
2.3.$.$.ea#si pasien sinrom mem(ran5 s&nrom pertama
+espon allergi mungkin muncul ketika darah pasien terpapar terhadap benda asing. ontoh membran pasien, kimia steril spt 4 dan bakteri atau endotoOin. +eaksi alergi bisa tipe ' atau tipe ;. 4ipe ' adalah reaksi anaphylatic berat yang muncul pada 1 menit pertama, tandanya bisa
mulai dengan gatal dan menjadi gatal yang hebat termasuk dyspnea dan perasaan panas pada seluruh tubuh. 4indakan yang dilakukan adalah segera hentikan dialysis. #arah sebaiknya tidak masuk lagi ke tubuh pasien. Pasien tipe ini harus didialysis terhadap membran yang sudah di steam sterilkan. Pembilasan ekstra sirkuit dialysis juga disarankan. +eaksi 4ipe ; kurang berat, termasuk nyeri dada. 4erjadi $ jam setelah dialysis dimulai. Penyebab tidak diketahui tetapi disarankan untuk menggunakan membran sintetik.
2.3.$.0.*emolisis
7emolisis adalah gangguan pada sel darah merah. 7emolisis besar) besaran dapat cepat menimbulkan hyperkalemia dan penahanan kardiak. 7emolisis bisa disebabkan oleh dialisis terhadap dialisat yang terlalu panas atau dialising terhadap air atau hypotonic dialysate. Pompa darah yang modern memiliki tekanan yang rendah dan tidak menimbulkan hemolisis, tetapi bila salah menyesuaikan, roler pompa darah dapat menyebabkan kerusakan pada sel. 4ekanan "ena yang tinggi dihasilkan
dari hambatan
akses
venous
atau aliran darah
yang
menyebabkan kerusakan sel darah merah. Pasien akan mengeluh dada nyeri, dyspnea dan mungkin perasaaan mau pingsan. 5ika ada indikasi hemolisis, dialisis harus dihentikan dan darah harus tidak dialirkan ke pasien, sementara mesin yang lain harus di standby kan.
2.3.$.9.:m(oli uara
Peralatan ultrasonik detektor udara memberikan kepastian kepada pasien dan pera!at untuk pencegahan emboli udara. #etektor udara harus diaktifkan selama prosedur priming. 5ika pasien mengalami emboli udara, pera!at harus menghentikan dialysis. ;aringkan pasien pada sisi kiri dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.
2.3.$.;. Pem(e#uan aliran ara!
Pembekuan terjadi jika anti koagulasi tidak cukup, jika aliran darah tidak cukup atau berhenti atau jika ada udara dalam sirkuit. Pertukaran tekanan pada sirkuit akan terjadi sebagai akibat dari pembekuan. 5ika terjadi pembekuan tindakan harus dihentikan, dengan tidak mengalirkan lagi darah ke pasien.
2.3.0.Post *emoial&sis
Pada post hemodialisis, pera!at harus melakukan obser"asi terhadap tanda)tanda "ital seperti tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan dalam rentang nilai normal. bser"asi lokasi penusukan, pera!at dapat mengobser"asi ada tidaknya hematom, edema atau perdarahan, untuk mencegah hal ini pera!at dapat menyarankan untuk menekan daerah tusukan. Pera!at juga melakukan monitoring hasil laboratorium kimia darah seperti ureum) kreatinin yang hasilnya dapat digunakan untuk menetukan frekuensi hemodialysis. Pera!at juga
melakukan penimbangan berat badan untuk memantau perubahan berat badan pasca hemodialisis.
2.3.0.1. Dampa# Proseur !emoialisis #epaa pasien antara lain se(agai (eri#ut < a Gangguan Hemodinamik @angguan 7emodinamik pada pasien 7# paling sering adalah 7ypotensi.
@angguan 7emodinamik pada pasien 7# terkait dengan kadar :atrium dalam cairan #ialisat. /ecara teori kadar :a dalam cairan dialisat berkisar $31 M $1 meJA=. ;ila kadar :a lebih rendah maka risiko gangguan hemodinamik selama hemodialisis akan bertambah. 4etapi bila kadar :a lebih tinggi gangguan hemodinamik memang berkurang hanya saja kadar :a pascadialisis akan meningkat sehingga keadaan ini akan menimbulkan rasa haus dan pasien akan cenderung minum lebih banyak. 4etapi pada pasien dengan komplikasi hipotensi selama 7# yang sulit ditanggulangi, kadar :a dialisat dibuat lebih tinggi. @angguan 7emodinamik pada pasien 7# juga bisa disebabkan masalah yang terkait dengan berat kering pasien. Pasien 7# yang pola nutrisinya membaik maka berat keringnya akan naik, bila hal ini luput dari perhatian pera!at dan mesin 7# diprogram sesuai dengan berat kering pasien terdahulu maka cairan yang tertarik akan lebih banyak dan ini bisa menyebabkan pasien mengalami gangguan hemodinamik. /elain itu pasien dengan pengobatan hipertensi selama 7# cenderung juga mengalami gangguan hemodinamik saat program hemodialisis. 9nfeksi yang dialami
pasien saat terapi 7# akan menyebabkan perubahan toleransi pasien terhadap peralatan 7#, ini juga akan berisiko menimbulkan gangguan hemodinamik pada pasien demikian juga kondisi pasien yang anemia. Penggunaan dialisat acetat juga diduga mengakibatkan komplikasi gangguan hemodinamik oleh karena itu sekarang jarang digunakan. b) Anemia Penurunan kadar 7b pada pasien K# sebenarnya telah terjadi akibat proses penyakitnya sendiri dengan menurunnya produksi ritropoetin (P oleh ginjal, tubuh tidak mampu menyerap at besi, dan kehilangan darah karena sebab lain misalnya perdarahan gastrointestinal. 4api pada pasien K# dengan 7#, anemia bisa bertambah berat karena hampir tidak mungkin semua darah pasien dapat kembali seluruhnya setelah terapi 7#. Pasti ada sebagian sel darah merah yang tertinggal di dialier ataupun bloodline meskipun jumlahnya tidak signifikan. c) ual dan lelah !"etargy) 'da beberapa faktor yang menyebabkan pasien merasa mual (nausea atau merasa sangat lelah (lethargy setelah terapi hemodialysis (7#. Kondisi tersebut biasanya akan berangsur membaik beberapa jam setelah terapi berlangsung dan akan makin membaik pada hari berikutnya. :amun ada pula yang kondisi mual atau lelah tersebut dirasakan terus dan hal ini dapat merupakan tanda adanya problem medis lain yang perlu mendapat perhatian serius.
pada terapi pasien ataupun yang menyangkut pola hidup pasien yang bersangkutan.
d) Alergi Dispossable #et Pada kasus tertentu, timbulnya rasa lemas dan mual dapat disebabkan alergi pada dialyer. 'pabila hal ini terjadi solusi yang paling baik adalah dengan mengganti jenis dialyer dengan jenis lain. e) $n%eksi +espon tubuh terhadap infeksi selain dapat menyebabkan tekanan darah rendah, juga dapat menyebabkan nausea dan rasa lelah yang berlebihan. 7al ini dapat terjadi apabila infeksi muncul saat terapi berlangsung atau timbulnya infeksi kronis yang merubah toleransi tubuh terhadap terapi dialisis yang dijalankan. %) Dialysis Dise&uilibrium #yndrome
asalah dapat timbul apabila terlalu banyak racun ureum dan kreatinin yang menumpuk dalam tubuh yang kemudian di buang terlalu cepat saat terapi berlangsung. 7al ini dapat terjadi apabila jumlah racun yang menumpuk sangat banyak merupakan akumulasi penumpukan lebih dari ) 1 hari dan kemudian dipaksa dibuang seluruhnya dalam satu kali terapi sehingga muncul masalah nausea, pusing, dan lemas. 7al ini biasanya terjadi apabila pasien BbolosC satu atau lebih terapi. Pada kondisi tersebut biasanya dilakukan modifikasi pada terapi dengan cara mengurangi jumlah urea yang dibuang dalam jumlah terbatas secara bertahap pada 2)3 terapi berturut M turut. g) Gangguan 'ulit /ebagian besar pasien dialisis mengalami perubahan atau gangguan pada kulit yaitu @atal M gatal (pruritus • /ebagian besar pasien hemodialysis pernah atau masih mengalami gatal M gatal di beberapa bagian tubuh. ;eberapa mengalami gatal M gatal yang terus menerus, sementara yang lain tingkat gatal M gatalnya bersifat sementara. 'da yang mengalami gatal M gatal yang parah sebelum dialysis ada juga yang setelah dialysis. /ampai saat ini penyebab pasti gatal M gatal pada pasien dialysis belum diketahui,
namun
kemungkinan
besar
menurut
para
ahli
penyebabnya adalah multifaktor yaitu kulit kering, tingginya kadar "it ' dalam darah, tingginya kadar kalsium, fosfat, hormon parathyroid dalam darah, serta meningkatnya kadar histamin dala m kulit.
•
Kulit Kering (Oerosis Kulit kering juga merupakan kondisi yang sering ditemui pada pasien gagal ginjal terminal. Kegagalan ginjal dapat menyebabkan perubahan pada kelenjar keringat ( sweat glands dan kelenjar minyak (oil glands yang menyebabkan kulit menjadi kering. Kulit kering akan menyebabkan infeksi dan apabila terluka akan membuat proses penyembuhannya lebih lambat. /elain itu kulit kering menjadi penyebab gatal M gatal.
•
Kulit ;elang (skin discoloration Kulit belang atau skin discoloration banyak terjadi terhadap pasien gagal ginjal terminal. /alah satu penyebabnya terkait dengan pigment urochromes yang biasanya pada ginjal yang sehat dapat dibuang namun sekarang ini menumpuk pada kulit, 'kibatnya adalah kulit akan terlihat kuning kelabu. Penyebab kulit belang lainnya adalah yang laim disebut uremic %rost yaitu munculnya semacam serbuk putih seperti lapisan garam pada permukaan kulit dimana hal itu merupakan tumpukan ureum yang keluar bersama keringat.
2." Kerang#a Teori
#ari teori yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun gambar kerangka teorinya sebagai berikut -