1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2010 telah diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan prevalensi pada penderita penyakit kanker di negara berkembang sebesar 99% dibandingkan tahun 1985. Di negara maju, peningkatan jumlah penderita kanker tidak sebesar di negara berkembang, yaitu hanya berkisar 38%. Data penelitian ini menunjukkan bahwa di masa mendatang penyakit kanker akan menjadi salah satu penyakit yang banyak ditemukan di negara berkembang. (1)Berdasarkan data yang ada penderita penyakit kanker di Indonesia 60% adalah wanita dan kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi masalah utama bagi kesehatan wanita di dunia dan juga di Indonesia, hal ini dikenal sebagai musuh yang harus ditangani dengan cepat. Kanker payudara ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam jaringan payudara, seperti kelenjar susu, saluran kelenjar susu dan jaringan penunjang payudara. (2) Menurut data survei The American Cancer Society (ACS) (ACS) tahun 2014, sekitar 232.480 kasus baru kanker payudara invasif didiagnosa pada wanita. Sedangkan untuk kasus kanker payudara in situ (CIS) sekitar 62.570 dan diduga 40.000 wanita meninggal akibat kanker payudara. (3) Pasien kanker memiliki masalah psikologis yang kompleks dibandingkan dengan pesien lain. Ketika seorang pasien didiagnosis memiliki kanker, itu itu sudah menjadi tantangan yang berat bagi pasien dan diikuti pula dengan pengobatannya serta ketidakpastian hasil pengobatan. (4) Ada beberapa pilihan terapi dalam pengobatan kanker, salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan teknik pengobatan yang banyak digunakan untuk mencegah metastasis sel kanker dan dapat meningkatkan harapan hidup pasien. Tetapi faktanya, kanker dan pengobatannya memiliki beberapa dampak yaitu meningkatkan stres pada pasien ketika akan menjalani pengobatan tersebut. (5)
2
Kemoterapi menimbulkan beberapa gejala yang dirasakan menganggu bagi pasien dan hal tersebut juga mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Hal ini telah di teliti oleh Montazeri et al al 2008 (6) bahwa pada pasien kanker payudara yang menjalani terapi adjuvant mengeluhkan mengeluhkan beberapa gejala seperti kelelahan, nyeri, gangguan tidur, perubahan bentuk tubuh dan penurunan fungsi seksual sehingga dampak jangka panjangnya akan menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian Herien 2010 (7) melaporkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi, yaitu semakin rendah dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi tingkat depresi pasien. Dukungan keluarga memiliki peranan penting untuk menunjang kualitas hidup dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Friedman 1998 (8) menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat mampu menahan efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan dan dukungan keluarga yang secara langsung memberikan efek pada peningkatan kesehatan. Pada penilitian Utami et all 2013 2013 (9) menjelaskan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien yang akan menjalani kemoterapi maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami pasien yang akan menjalani kemoterapi. Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.
3
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh?”
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
2.
Untuk mengetahui tingkat kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai dukungan kelurga dan kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
2.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya terutama dalam penelitian yang berhubungan dengan dukungan kelurga dan kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
1.4.2 Manfaat Praktis 1.
Menjadi sumber informasi dan masukan bagi petugas kesehatan mengenai kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan
4
hubungannya
dengan
dukungan
keluarga
pasien,
sehingga
dapat
meningkatkkan kualitas pelayanan kesehatan. I.5. Hipotesis
Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Payudara
2.1.1 Anatomi Payudara Pada manusia, payudara mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio. Payudara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yaitu pada payudara laki-laki hanya berupa struktur yang yang tidak mempunyai fungsi tertentu, hal ini berbeda jika dibandingkan pada wanita yang memiliki perkembangan payudara yang aktif. Payudara pada wanita dewasa muda terletak mulai dari iga ketiga sampai dengan iga ketujuh, dari linea parasternalis hingga garis axillaris anterior atau media. Payudara yang tidak mengandung air susu mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram, sedangkan pada payudara yang mengandung air susu 2 kali lebih berat yaitu beratnya bisa mencapai lebih dari 500 gram. (10) Payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang mempunyai saluran masing-masing ke papilla mamma, yang disebut dengan duktus laktiferus. Perdarahan payudara terutama berasala dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri mamaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri interkostalis. Persarafan kulit payudara disarafi oleh cabang pleksus servikalis dan nervus interkostalis. Sedangkan jaringan kelenjar payudara disarafi oleh saraf simpatik. Saluran limfe pada payudara 75% nya penyalirannya ke bagian aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal dan kelenjar interpektoralis. (11) 2.2
Kanker Payudara
2.2.1 Definisi Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyebabkan sel-sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan berkembang secara tidak terkendali serta dapat menyebar luas ke jaringan lain. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar maupun jaringan penunjang payudara. (2)
6
2.2.2 Epidemiologi Kanker payudara merupakan tumor kedua yang paling banyak pada wanita. Di Inggris setiap tahunnya 24.000 wanita didiagnosis kanker payudara dan 15.000 meninggal karena penyakit ini. Resiko mengidap kanker payudara adalah 1 dari 9 wanita sampai usia 80 tahun. (12) 2.2.3 Etiologi Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kanker payudara pada seseorang, diantaranya sebagai berikut: (11,13) 1.
Riwayat keluarga dan genetik Jika memiliki ibu atau saudara kandung yang menderita kanker payudara
terdapat kemungkinan untuk menderita kanker dua sampai tiga kali lebih besar dan 15% kasus terjadi wanita yang memiliki ibu atau saudara kandungnya tersebut pernah didiagnosa menderita kanker bilateral premenopause. Bagi wanita yang menderita kanker payudara pada salahsatu payudaranya mempunyai resiko tinggi terhadap kanker payudara di bagian payudara lain. 2.
Usia Resiko kanker payudara akan meningkat pada usia 20 tahun dan menurun pada
masa menopause. 3.
Hormon Pertumbuhan
kanker
payudara
juga
dapat
disebabkan
karena
ketidakseimbangannya hormon. Dalam sebuah penelitian pada tikus, pemberian hormone estrogen pada tikus dapat menyebab kanker payudara. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan hal tersebut berlaku pada manusia yaitu pada wanita yang meminum pil KB. 4.
Diet Ada sumber menyatakan bahwa konsumsi lemak hewani yang berlebihan
menjadi salah satu faktor kanker payudara, namun pada salahsatu sumber lain menyatakan bahwa sampai saat ini belum terbukti bahwa diet lemak berlebihan dapat memperbesar atau memperkecil resiko kanker payudara.
7
5.
Sinar ionisasi Pada penelitian pada hewan maupun penelitian epidemiologi ditemukan bahwa
sinar ionisasi merupakan salahsatu penyebab kanker payudara. 2.2.3 Gejala klinis Ada beberapa gejala dan tanda yang ditimbulkan oleh penyakit payudara, diantaranya sebagai berikut: 1.
Timbulnya benjolan di payudara, dan terjadinya perubahan pada kulit permukaan payudara yang berubah seperti kulit jeruk.
2.
Timbulnya rasa nyeri pada benjolan tersebut, tetapi 66% pada kasus kanker payudara nyeri pada benjolan payudara tidak dirasakan pasien
3.
Terjadi retraksi pada bagian puting susu (areola) dan pengeluaran cairan secara spontan seperti darah, bercak yang kekuningan atau kehijauan.
2.2.4 Klasifikasi Kanker payudara dapat bersifat in situ maupun invasif. Kanker in situ yaitu hanya terbatas pada duktus dan lobulus dan tidak dapat bermetastasis, kanker jenis ini tidak dapat menyebabkan kematian. Kematian yang berkaitan dengan kanker in situ umumnya disebabkan kanker invasif yang timbul kemudian atau tersembunyi. Kanker jenis invasif mampu melakukan penetrasi diluar membrane basalis sehingga memungkinkan untuk bermetastasis. Kanker ini dapat menyebabkan kematian. (15)
8
Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Kanker Payudara. (15) Stadium
0
Karsinoma
Karsinoma insitu
duktus
(DCIS)
Lobulus
Metastasis
Metastasis
Limfonodi
jauh
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada atau ≤
Tidak ada
dan insitu
(LCIS) I
Invasif ≤ 2 cm
0,02 cm II
Invasif ≤ 5 cm atau
Ditemukan
> 5 cm
hingga 3
1
Tidak ada
Tidak ada III
Invasif ≤ 5 cm atau
Ditemukan ≥ 4
> 5 cm atau setiap
Ditemukan > 1
ukuran
Ditemukan ≥ 10
atau
setempat
lanjut
Ditemukan
Tidak ada
atau
tidak ada IV
Setiap ukuran
Ditemukan
atau
Ditemukan
tidak ada
American Joint Committee on Cancer juga mengelompokkan stadium kanker berdasarkan tumor, nodul dan metastasis (TNM). Klasifikasi ini digunakan untuk mengelompokkan pasien sesuai dengan stadium dan prognosis. (16)
9
Tabel 2.2 Klasifikasi TNM kanker payudara menurut The American Joint Committee on Cancer (AJCC). (17) TUMOR PRIMER (T) T0
Tidak ada bukti tumor primer
Tis
Karsinoma in situ
T1
Tumor ≤ 2 cm
T2
Tumor > 2 cm tapi ≤ 5 cm
T3
Tumor > 5 cm
T4
Perluasan ke dinding dada, inflamasi
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL (N) NO
Tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening regional
N1
Metastasis ke kelnjar ipsilateral yang dapat berpindah-pindah
N2
Metastasis ke kelenjar ipsilateral yang menetap
N3
Metastasis ke kelenjar mamaria interna ipsilateral
METASTASIS JAUH (M) M0
Tidak ada metastasis jauh
M1
Metastasis
jauh
(termasuk
supraklavikular ipsilateral)
menyebar
ke
kelenjar
10
Tabel 2.3 Pengelompokan stadium menurut The American Joint Committee on Cancer (AJCC). (17) Stadium 0
Tis
N0
M0
Stadium 1
T1
N0
M0
Stadium IIA
T0
N0
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1,N2
M0
T4
N apa saja
M0
T apa saja
N3
M0
T apa saja
N apa saja
M1
Stadium IIB
Stadium IIIA
Stadium IIIB
Stadium IV
2.2.5 Diagnosis Untuk menegakkan diagnosa dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1.
Anamnesis Anamnesis yang baik dapat membantu banyak dalam penegakan diagnosa. Ada
beberapa hal yang ditanyakan pada penderita yaitu mengenai keluhan utama yang seperti perubahan bentuk payudara atau adanya rasa nyeri pada benjolan di payudara, pengeluaran sekret pada puting susu. Kemudian, penting ditanyakan juga mengenai riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga penderita yang dapat menjadi faktor resiko bagi penyakit kanker payudara serta riwayat pemakaian obat-obatan, seperti penggunaan estrogen. Penyelidikan fungsional seperti gejala sistemik yang
11
memungkinkan timbul seperti penurunan berat badan, demam serta tanyakan juga mengenai siklus menstruasi pasien. (18) 2.
Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik payudara tidak menggunakan peralatan khusus.
Pemeriksaan payudara terdiri dari inspeksi, pemeriksaan aksila dan palpasi. Untuk mempermudaha
pemeriksaan,
payudara
dibagi
dalam
empat
kuadran
dan
pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk dan posisi berbaring. a.
Inspeksi Inspeksi dilakukan dalam posisi duduk dan pasien meletakkan tangannya
setinggi pinggang dengan siku yang diarahkan kebelakang. Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat payudara pasien secara simetris. Dilihat bentuk, kontur, perubahan kulit dan puting susu payudara. b.
Pemeriksaan aksila Pemeriksaan aksila dilakukan dalam posisi duduk untuk menilai apakah
terdapat pembesaran pada kelenjar limfe. Pemriksaan aksila kanan, lengan kanan pasien disokong oleh tangan kanan pemeriksa, lalu ujung jari tangan pemeriksa memeriksa bagian bawah aksila. Pemeriksaan dilakukan, pada kedua aksila dengan tangan yang berlawanan. c.
Palpasi Pemeriksaan dilakukan dalam posisi pasien berbaring dengan bahu bagian
yang diperiksa diganjal dengan menggunakan bantal. Palpasi dilakukan dengan menggunakan bagian tangan datar telapak tangan dan ujung jari serta dengan gerakan yang memutar nilai apakah ada benjolan maupun konsistensi payudara. (14) 3.
Pemeriksaan Penunjang Untuk diagnosis awal dapat menggunakan mamografi atau ultrasonografi
payudara untuk melihat massa yang dapat diraba. Kemudian dapat juga menggunakan biopsi jarum halus. Sedangkan untuk penentuan stadium dapat dilakukan skrinning hematologis atau biokimiawi secara rutin, radiografi dada, dan ultrasinografi hati. (12)
12
2.2.6 Penatalaksanaan 1.
Operasi Operasi merupakan salahsatu pilihan terapi yang bertujuan mengangkat tumor
yaitu dengan pembedahan. Pembedahan pada kanker payadura dapat berupa mastektomi radikal dan mastektomi simpel. 3.
Radioterapi Radioterapi merupakan terapi yang menggunakan sinar ionisasi untuk
menghancurkan sel-sel kanker. Kerusakan yang terjadi tidak hanya pada sel kanker tetapi juga pada pada sel normal yang berada di sekitarnya. 4.
Kemoterapi Kemoterapi merupakan terapi kanker yang menggunakan obat anti kanker
yaitu sitostatika untuk membunuh sel-sel kanker. 5.
Hormonterapi Hormon terapi hanya digunakan pada jenis kanker yang pertumbuhan selnya
dipengaruhi oleh hormon, seperti kanker payudara. Hormon yang diberikan pada terapi ini bekerja mengubah lingkungan hidup sel kanker, sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan sel-sel kanker. (19) 2.2.7 Prognosa Prognosa
pada kenker payudara bergantung pada stadium kanker tersebut.
Angka harapan hidup yang berbeda pada masing-masing tingkat payudara, untuk stadium I,II,II,IV adalah 86%, 58%,46% dan 12%. (20) 2.3
Dukungan Keluarga
2.3.1 Definisi Menurut Depkes RI dalam Andarmoyo 2012 (21) keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang tinggal bersama dibawah satu atap terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara teratur serta saling bergantungan. Keluarga bukan sekedar gabungan atau jumlah beberapa individual yang hidup bersama. Keluarga adalah suatu kelompok hubungan yang
13
mampu mempengaruhi kehidupan satu sama lain bahkan tanpa melihat adanya hubungan biologis maupun hukum. (22) Dalam bidang biologis, keluarga digambarkan sebagai pemenuhan fungsi biologis untuk keberlangsungan spesies. Sedangkan dalam bidang psikologis keluarga lebih ditekankan pada aspek tanggung jawab keluarga terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keluarga berhubungan erat dengan hubungan darah, hubungan pernikahan dan keluarga asal ia dilahirkan. (23) 2.3.2 Fungsi Keluarga Keberadaan keluarga adalah untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga. Menurut WHO dalam Andarmoyo (2012) bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Fungsi biologis Merupakan fungsi untuk reproduksi, menjaga kelangsungan keluarga dengan pemeliharaan dan membesarkan anak serta mempertahankan kesehatan keluarga. 2. Fungsi ekonomi Merupakan fungsi dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara finansial. 3. Fungsi psikologis Merupakan fungsi untuk menyediakan lingkungan yang kondusif yang dapat meningkatkan perkembangan kepribadian keluarga secara alami sehingga dapat melindungi psikologi keluarga. 4. Fungsi Edukasi Merupakan fungsi untuk mengajarkan keterampilan, sikap dan pengetahuan. 5. Fungsi Sosiokultural Merupakan fungsi untuk mengajarkan nilai-nilai yang berhubungan dengan adat.
14
2.3.3 Tugas keluarga di bidang kesehatan Keluarga memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan, diantaranya adalah: 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan salahsatu aspek penting yang harus di perhatikan. Perubahan kesehatan yang terjadi didalam keluarga harus diperhatikan meskipun perubahan tersebut tidak terlihat besar. 2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga secara tepat diharapkan mampu mengurangi atau mengatasi gangguan kesehatan yang dialami anggota keluarga. Tindakan tersebut dapat berupa meminta bantuan kepada orang lain. 3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. 4. Membuat suasana nyaman dalam keluarga sehingga membantu dalam proses penyembuhan kesehatan keluarga. 5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga. (24)
2.3.4 Pengertian dukungan keluarga Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan oleh seseorang atau beberapa orang yang memiliki hubungan dekat dan memberikan motivasi dan kasih sayang dalam menjalani keadaan yang sulit. (25) Dukungan social Menurut Cohen Sme 1996 dalam harnilawati 2013 (26) adalah keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial bagi anggota keluarga lainnya. Dukungan sosial yang diberikan pada seseorang yang sedang menghadapi sakit ataupun masalah akan memberikan efek yang positif bagi individu tersebut yaitu mampu melakukan penyesuaian pada masa-masa sulit dengan cepat. (27)
15
2.3.5 Ciri-ciri dukungan keluarga House 1994 dalam Harnilawati 2013 (26) menyebutkan dukungan sosial keluarga memiliki beberapa ciri-ciri antara lain: 1. Informatif Yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama. 2. Perhatian emosional Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa
dukungan
simpatik
dan
empati,
cinta
dan
kepercayaan
dan
penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatiakn, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya. 3. Bantuan instrumental Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah sesorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. 4. Bantuan penilaian Yaitu suatu bentuk penghargaan yang dapat diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif. (26)
16
2.4
Kualitas hidup
2.4.1 Definisi Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang terhadap posisinya dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai yang terdapat dilingkungannya, selain
itu juga berkaitan dengan tujuan, harapan dan kekhawatiran seseoarang
terhadap hidupnya. Kualitas hidup memiliki cakupan luas diantaranya mencakup kesehatan fisik, kondisi psikologi, tingkat kemandirian, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan sekitar. (28) Kualitas hidup dapat menjadi istilah yang umum untuk menyatakan status kesehatan. Health-related quality of life (HQL) mencakup keterbatasan seseorang dalam fungsional yang bersifat fisik maupun mental, dan ekspresi positif kesejahteraan fisik mental serta spiritual. HQL dapat digunakan sebagai ukuran dari berbagai unsur yang meliputi mortalitas, morbiditas, keterbatasan fungsional, dan keadaan sehat sejahtera. Penelitian kualitas hidup cenderung fokus pada gaya hidup dan pilihan hidup pada dua kelompok, yaitu pasien-pasien dengan penyakit kronik seperti stroke, kanker, diabetes. Kemudian pada seseorang yang mengalami perubahan pada hidupnya seperti pada manula. (29)
2.4.2 Instrumen pengukuran kualitas hidup Ada beberapa instrument yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas hidup seseorang, salahsatunya ialah The World Helath Organization Quality of Life-BREF (WHOQL-BREF). WHOQL-BREF merupakan instrumen baku untuk mengukur kualitas hidup dalam berbagai lintas budaya yang dibuat oleh WHO dan dikembang sejak tahun 1991. WHOQL-BREF terdiri dari 26 pertanyaan yang terdiri dari 4 dimensi yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial, dan lingkungan. (30)
17
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup Menurut Montazeri 2008 (31) ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker payudara antara lain; terapi yang dijalani seperti kemoterapi. Penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker payudara yangmenerima kemoterapi
mengalami
beberapa
efek
samping
dan
gejala
negatif
yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kemudian faktor psikologis yang juga banyak ditemukan pada pasien kanker payudara seperti kecemasan dan depresi yang menetap, dukungan sosial, serta usia pasien juga dapat mempengaruhi kualitas hidup karena pasien yang lebih muda mengalami gangguan fungsi seksual sehingga berdampak negatif terhadap kualitas hidupnya. 2.5
Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
Pasien kanker payudara mengalami kecemasan dan depresi yang timbul akibat beberapa faktor, salahsatunya timbul akibat kemoterapi yang dijalani dan membrikan beberapa efek pada tubuh pasien seperti gangguan tidur, kelelahan,dan perubahan bentuk tubuh serta penurunan fungsi seksual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. (6) (31) Pada penilitian Utami et all 2013 (9) menjelaskan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien yang akan menjalani kemoterapi maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami pasien yang akan menjalani kemoterapi. Dukungan keluarga yang diberikan pada pasien dapat mempengaruhi perilaku, fisiologis, dan psikologis. Dukungan tersebut dapat membantu dapat memberikan penyesuaian yang cepat pada keadaan yang sedang dijalani pasien. Begitupula sebaliknya, dukungan sosial yang kurang dapat memberikan dampak negatif pada pasien. Seperti penelitian dari Untas et all 2011 (32), yang menjelaskan dukungan sosial yang kurang menyebabkan factor resiko mortalitas lebih tinggi dan kepatuhan pasien terhadap perawatan medis lebih rendah. Sehingga dukungan keluarga menjadi kebutuhan penting bagi pasien, agar pasien mampu melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
18
2.6 Kerangka Teori
Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi
fisik
Dukungan Keluarga Mengenal masalah kesehatan keluarga tindakan 2. Memutuskan kesehatan yang tepat bagi keluarga kesehatan psikologi 3. Merawat anggota keluarga 1.
psikologi Kualitas hidup sosial
yang mengalami gangguan
lingkungan
kesehatan. 4.
5.
Membuat suasana nyaman dalam keluarga sehingga membantu dalam proses penyembuhan kesehatan keluarga. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga
Stadium penyakit
Gambar 2.1 Kerangka Teori
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan Cross Sectional Design, yaitu variabel sebab (variable independen) maupun variabel akibat ( variable dependen) dilakukan secara sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Mamplam III RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mulai pada tanggal 1 Agustus 2014 sampai 1 September 2014.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Mamplam III di RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh. 3.3.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah non probability sampling dengan metode accidental sampling yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 1.
Kriteria inklusi
a.
Pasien yang telah didiagnosis kanker payudara oleh dokter ahli onkologi
b.
Semua pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi
c.
Kooperatif
20
2.
Kriteria eksklusi
a.
Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
b.
Pasien yang memiliki kondisi medis umum lainnya seperti menderita kanker lain.
3.4
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel terdiri dari dari variable independen (bebas) dan variable dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga sedangkan variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah kualitas hidup . 3.5
Definisi Operasional
a.
Dukungan keluarga Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyebabkan sel-sel dan jaringan
payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan berkembang secara tidak pada Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar maupun jaringan penunjang payudara. b.
Stadium kanker payudara Stadium 0 Karsinoma duktus in situ (DCIS) dan lobulus in situ (LCIS).
Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta metastasis kelenjar getah bening tidak ada.
Stadium II Karsinoma invasif dengan ukuran 5 cm atau kurang dengan ditemukan metastasis kelenjar getah bening 1 hingga 3 atau karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 5 cm tetapi metastasis kelenjar getah bening tidak ada.
Stadium III Karsinoma invasif dengan dari kurang dari 5 cm atau lebih dari 5 cm dengan metastasis pada kelenjar getah bening
21
Stadium IV Setiap ukuran dengan metastasis jauh. Untuk mengetahui stadium klinik paa penelitian ini digunakan catatan rekam
medik pasien yang bersedia menjadi responden. Skala ukur yang digunakan adalah skala ukur ordinal. c.
Kecemasan kecemasan merupakan respon emosional terhadap sesuatu yang ditakuti dan
erat kaitannya dengan perasaan tidak pasti dan merasa tidak berdaya. Alat ukur yang digunakan dalah HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale). Setiap pertanyaan di obeservasi dan diberikan tingkatan skor antara 0 sampai 4. Kemudian apabila skor dari HARS adalah <14 menunjukkan tidak ada kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang, 28-41 kecemasan berat, 45-56 kecemasan sangat berat. Skala ukur adalah ordinal.
3.6
Alat dan Bahan penelitian
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah kuesioner HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan yang akan disi oleh pasien.
3.7
Teknik Pengumpulan Data
d.
Data primer : didapatkan dari pasien dengan pengisian kuesioner HARS
e.
Data sekunnder : didapatkan dari rekam medik pasien untuk melihat diagnosa dan stadium kanker payudara.
3.8
Pengolahan data
Proses pengolahan data dilakukan dengan : 1.
Coding, yaitu pemberian code pada data untuk memudahkan pengolahan data.
2.
Editing, yaitu memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dan memeriksa kelengkapan serta memperbaki jika terdapat kesalahan data
22
3.
Tabulating, yaitu penyusunan data berdasarkan kelompok dan disusun dalam bentuk tabel.
4.
Cleaning, yaitu mengevaluasi kembali data yang telah diolah untuk menghindari kesalahan.
3.9
Prosedur Penelitian
Meminta izin kepada pihak poli bedah onkologi dan pihak diruang mamplal III RSUD dr.Zainoel Abidin
Mencari pasien kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Meminta izin kepada pasien untuk mengisi kuesioner HARS
Memberikan pasien waktu untuk mengisi kuesioner
Pengembalian kuesioner oleh pasien
Mengumpulkan kuesioner dan menganalisa data
Gambar 3.8.1 Prosedur penelitian
3.10 Analisa Data Penelitian
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Analisis Univariat
23
Analisis data secara deskriptif dari masing-masing variable yang diteliti dalam bentukk table untuk melihat distribusi frekuensi pada variable-variabel yang diteliti. 2.
Analisis bivariat Analisis data untuk melihat hubungan antara variable independen dan variable
dependen yang diteliti dengan menggunakan uji chi-kuadrat dengan derajat kemaknaan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Adapun rumusnya adalah:
Keterangan
∑
:
2
X
: chi-square
O
: nilai hasil pengamatan (observed)
E
: nilai ekspektasi (expected)
Apabila : 2
2
2
2
X < X tabel, maka H0 diterima.
X > X tabel, maka H0 ditolak.
Jika menggunakan SPSS dengan derjat kemaknaan (α) = 0.05, maka :
P value ≤ 0.05, maka H0 diterima.
P value > 0.05, maka H0 ditolak.
24
DAFTAR PUSTAKA 1. Christanti J, Prasetyo A. Tingkat Ketahanan Hidup Penderita Kanker Nasofaring pada Berbagai Modalitas Terapi Studi Kasus yang Menjalani Terapi Konvensional dan Pengobatan Komplementer Alternatif. Media Medika Indonesiana. 2012; 46(2): p. 138-146. 2. Mardiana L. Kanker pada Wanita: Pencegahan dan Penggunaan Tanaman Obat Jakarta: Penebar Swadaya; 2007. 3. The America Cancer Society. [Online]. [cited 2014 March 17. Available from: www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-key-statistic. 4. Buqatayan SMS. The Effect of Anxiety on Breast Cancer Patients. Indian Journal of Psychological Medicine. 2012; 34(2): p. 119-123. 5. So WKW, Marsh G, Ling WM, Leung FY, Lo JCK, Yeung M, et al. Anxiety, depression and quality of life among Chinese breast cancer patients during adjuvant therapy. European Journal of Oncology Nursing. 2010: p. 17-22. 6. Montazeri A, Vahdaninia M, Harirchi I, Ebrahimi M, Khaleghi F, Jarvandi S. Quality of Life in Patient with Breast Cancer Before and After Diagnosis: an Eighteen Months Follow-up Study. Biomed Central. 2008; 8(330): p. 1-16. 7. Herein Y. Hubungan berbagai Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr.Adnaan WD Payakambuh: Universitas Andalas; 2010. 8. Friedman MM. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik Jakarta: EGC; 1998. 9. Utami D, Andriyani A, Fatmawati S. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks Di RSUD Dr.Moewardi. GASTER. 2013; 10(1). 10. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah Jakarta: EGC; 1995. 11. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta: EGC; 2004.
25
12. Davey P. At a Glance Medicine Jakarta: Erlangga; 2003. 13. Schwartz SI. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Jakarta: EGC; 2000. 14. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik Jakarta: EGC; 2004. 15. Robbins SL, Kumar V, Contran R. Buku Ajar Patologi Robbins Jakarta: EGC; 2007. 16. National Cancer Institute. [Online]. [cited 2014 March 17. Available from: www.cancer.gov/cancertopics/pdg/treatment/breast/healthprofessional/page3. 17. Price SA, Wilson LM. Patofisologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jakarta: EGC; 2005. 18. Gleadle J. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Jakarta: Erlangga; 2007. 19. Sukardja D. Onkologi Klinik Surabaya: Airlangga University; 2000. 20. Dharmais RsK. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2002. 21. Andarmoyo S. Keperawatan Keluarga; Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012. 22. Potter , Perry. Fundamental Keperawatan. 7th ed. Jakarta: Salemba Medika; 2010. 23. Wong DL. Buku Ajar keperawatan Pediatrik Wong. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2008. 24. Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dan Praktik Jakarta: EGC; 2004. 25. Videbeck S. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Jakarta: EGC; 2008. 26. Harnilawati. Konsep dan Proses Keperwatan Keluarga Makassar: As Salam; 2013. 27. Effendy F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan Jakarta: Salemba Medika; 2009.
26
28. Koller M, Lorenz W. Quality of Life: a Deconstruction for Clinicians. Journal of The Royal Society of Medicine. 2002; 95(10): p. 481-488. 29. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat Jakarta: EGC; 2009. 30. WHO. [Online].; 1996 [cited 2014 Maret http://www.who.int/mental_health/media/en/76.
8.
Available
from:
31. Montazeri A. Health-Related Quality of Life in Breast cancer Patient: A bibliographic review of literature from 1974 to 2007. Journal of Experimental & Clinical Cancer Research. 2008; 27(32): p. 1-31. 32. Untas A, Thumma J, Rascle N, Rayner H, Mapes D, Lopes A. The Associations of Social and Other Psychososial Factors with Mortality and Quality of Life in The dialysis outcomes and Practice Pattern Stud y.