LAPORAN PRAKTIKUM RADIOLOGI INTERVENSI DASAR TEKNIK RADIOGRAFI C E R E B R A L A R TE TE R I OG R A PH PH Y
Disusun oleh:
Alifatus Wahyu Nur Ma’rifah NIM. 151510383012 151510383012
PROGRAM STUDI D4 RADIOLOGI FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Cerebral arteriografi adalah pemeriksaan mengggunakan sinar-x dengan zat kontras untuk melihat aliran pembuluh darah arteri di otak. Pemeriksaan ini meliputi penyinaran sinar-x pada pembuluh darah otak setelah injeksi cairan kontras khusus pada arteri di leher, paha dalam, atau area lainnya. Cairan kontras akan tampak pada penyinaran ketika mencapai otak dan disirkulasikan melalui pembuluh darah. Pemeriksaan cerebral arteriografi dilakukan bila terdapat kecurigaan adanya kelainan pembuluh darah otak. Beberapa indikasinya yaitu aneurysm, malformasi pembuluh darah, thrombosis, penyempitan atau penyumbatan, letak pembuluh darah yang tidak normal, dan menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan memeriksan pembuluh darah tersebut. Pada pemeriksaan ini, pasien akan diposisikan pada meja pemeriksaan selama 2-4 jam dan tidak boleh ada pergerakan. Pergerakan pada organ yang diperiksa akan menimbulkan artefak atau gangguan pada gambar. Karena menggunakan obat kontras, maka alergi terhadap kontras merupakan kontraindikasi pemeriksaan ini. Sebelum dilaksanakan pemeriksaan, pasien harus berpuasa 8-10 jam sebelumnya. Untuk mengendalikan pergerakan dan membuat pasien tenang, maka diberikan anastesi lokal. Namun untuk beberapa kasus seperti anak-anak akan diberikan anastesi umum. Sebelum dilaksanakan prosedur ini, inform consent harus ditandangani oleh pihak pasien karena pemeriksaan bersifat invasive.
1.2 TUJUAN
1) Mengetahui prinsip dasar teknik radiologi intervensi cerebral arteriografi 2) Mampu
mengaplikasikan
arteriografi
prinsip
dasar
teknik
radiologi
cerebral
BAB II BAHAN DAN METODE
2.1 WAKTU DAN TEMPAT
1) Hari/ tanggal
: Selasa, 14 November 2017
2) Tempat
: Ruang X Museum Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
3) Waktu
: 09.00.10.40
2.2 METODE DAN LANGKAH PRAKTIKUM
a) Alat dan Bahan
: Laptop dan CD berisi aplikasi pemeriksaan cerebral arteriografi
b) Langkah Praktikum
:
1) Menyiapkan laptop masing-masing 2) Mengidentifikasi teknik pemeriksaan 3) Menginstall aplikasi pada CD yang diberikan 4) Menganalisa teknik pemeriksaan yang diberikan dan anatominya dengan
meng-capture pemeriksaan
yang
menunjukkan
kelainan atau hal penting yang perlu dievaluasi dokter 5) Melaporkan hasil analisa dalam laporan praktikum
adanya
BAB III HASIL PRAKTIKUM 3.1 ANGGOTA KELOMPOK
1. Alifatus Wahyu Nur Ma’rifah
(151510383012)
2. Aditya Wahyu Aji Nugroho
(151510383048)
3. Aldo Sudaryanto
(151510383024)
4. Ayub Manggala Putra
(151510383021)
5. Destantya Nungki Artiwi
(151510383023)
6. Dinar Puspitarini Wijayanti
(151510383051)
7. Nur Aidah
(151510383008)
8. Maula Nova Yolanda
(151510383010)
9. Mei Susanti
(151510383017)
10. Fatih El-Qorimah
(151510383052)
11. Viyo Ramadhana Dwi Saputra
(151510383002)
3.2 DATA HASIL PRAKTIKUM
Jenis Pemeriksaan
DSA cerebral
Regio Pemeriksaan
Kepala leher
2
Capture
1) Kateter
gambar
2) Common carotid
1
artery
1
Posisi: AP
3
Capture gambar
1) Kateter
2
2
2) Subclavian artery 3) Carotid artery
1
Posisi: AP 1) Internal carotid artery – cervical segment 2) Internal carotid artery – vertical petrous segment 3) Internal carotid artery – horizontal petrous segment
Capture gambar 3
8 7 10
6 9
2
3
5
4
1
Posisi : AP
4) Aneurysm 5) Internal carotid artery (communicating segment) 6) Anterior cerebral artery 7) Pericallosal artery 8) Callosomarginal artery 9) Middle cerebral artery (Horizontal segment) 10) Middle cerebral artery (M2 insular segment)
1) Internal carotid artery 2) Middle cerebral artery (horizontal segment) 3) Anterior cerebral artery 4) Aneurysm 5) Pericallosal artery 6) Middle cerebral artery (M2 insular segment) 7) Kateter 8) Internal carotid artery (communicating segment)
5 6
3
Capture
2 8
4
gambar 1
4
7
Posisi: AP
6
Capture
5
gambar
7
3
5 2 8
4 1
Posisi: AP
1) Internal carotid artery 2) Middle cerebral artery (horizontal segment) 3) Anterior cerebral artery 4) Aneurysm 5) Pericallosal artery 6) Callosomarginal artery 7) Middle cerebral artery (M2 insular segment) 8) Internal carotid artery (communicating segment)
BAB IV PEMBAHASAN
Hasil praktikum pada gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa regio pemeriksaan yang dilakukan adalah kepala-leher, tepatnya bagian kanan (dekstra). Berdasarkan regio pemeriksaannya, jenis pemeriksaan yang digunakan yaitu menggunakan DSA (Digital Subtraction Angiography) karena dengan jenis pemeriksaan ini bagian tulang yang superposisi dengan pembuluh darah dapat di masking sehingga pembuluh darah dapat ditunjukkan dengan jelas. Pada pemeriksaan ini, pasien posisi AP dengan kateter memasuki subclavian artery, kemudian dibelokkan menuju carotid artery. Ketika telah mencapai carotid artery, kontras diinjeksikan sehingga mengisi pembuluh darah yang ada pada leher dan menuju ke otak. Pada gambar ditunjukkan bahwa pada carotid artery tidak ada kelainan baik stenosis maupun aneurysm. Ini adalah awal injeksi kontras sebelum kontras memasuki
cerebral artery untuk pemeriksaan cerebral
arteriografi. Hasil praktikum pada gambar 3 menunjukkan bahwa regio pemeriksaan yang dilakukan adalah pembuluh darah kepala, tepatnya bagian kanan ( dekstra). Berdasarkan regio pemeriksaannya, jenis pemeriksaan yang digunakan yaitu menggunakan DSA (Digital Subtraction Angiography) karena dengan jenis pemeriksaan ini bagian tulang yang superposisi dengan pembuluh darah dapat di masking sehingga pembuluh darah dapat ditunjukkan dengan jelas. Pada pemeriksaan ini, pasien posisi AP dengan kateter mencapai carotid artery kanan kemudian kontras diinjeksikan sehingga mengisi pembuluh darah otak bagian kanan. Pada gambar ditunjukkan struktur anatomy pembuluh darah otak kanan yang meliputi Internal carotid artery – cervical segment, Internal carotid artery – vertical petrous segment, Internal carotid artery – horizontal petrous segment, Internal carotid artery, communicating segment), Anterior cerebral artery, Pericallosal artery, Callosomarginal artery, Middle cerebral artery (Horizontal segment), dan Middle cerebral artery (M2 insular segment). Selain itu tampak adanya aneurisma pada vertical carotid artery. Aneurisma yaitu suatu kondisi pelebaran abnormal di dalam pembuluh darah yang akan cenderung pecah seiring
berjalannya waktu. Kelainan ini sering terjadi pada daerah yang mendekati pembuluh darah terbagi menjadi 2 cabang. Pada arteriografi, bagian ini terlihat lebih lebar daripada pembuluh darah disekitarnya. Selain itu juga menunjukkan warna yang lebih opaque. Hasil praktikum pada gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa regio pemeriksaan yang dilakukan adalah pembuluh darah kepala, tepatnya bagian kiri ( sinistra). Berdasarkan regio pemeriksaannya, jenis pemeriksaan yang digunakan yaitu menggunakan DSA (Digital Subtraction Angiography) karena dengan jenis pemeriksaan ini bagian tulang yang superposisi dengan pembuluh darah dapat di masking sehingga pembuluh darah dapat ditunjukkan dengan jelas. Pada pemeriksaan ini, pasien posisi AP dengan kateter mencapai carotid artery kiri kemudian kontras diinjeksikan sehingga mengisi pembuluh darah otak bagian kiri. Pada gambar ditunjukkan struktur anatomi pembuluh darah otak kanan yang meliputi Internal carotid artery, Middle cerebral artery (horizontal segment), Anterior cerebral artery, Pericallosal artery, Callosomarginal artery, dan Middle cerebral artery (insular segment). Sama halnya dengan gambar 3, pada pemeriksaan ini juga tampak adanya aneurisma pada bagian vertical carotid artery. Aneurisma yaitu suatu kondisi pelebaran abnormal di dalam pembuluh darah yang akan cenderung pecah seiring berjalannya waktu. Kelainan ini sering terjadi pada daerah yang mendekati pembuluh darah terbagi menjadi 2 cabang. Pada arteriografi, bagian ini terlihat lebih lebar daripada pembuluh darah disekitarnya. Selain itu juga menunjukkan warna yang lebih opaque.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1.
Jenis pemeriksaan arteriografi cerebral dilakukan menggunakan DSA ( Digital Substraction Angiography
2.
Regio pemeriksaan yaitu kepala-leher karena injeksi media kontras dilakukan melalui carotid arter
3.
Pada pemeriksaan cerebral artery kanan, kontras diinjeksikan melalui carotid arter y kanan, begitu pula sebaliknya
4.
Pada hasil praktikum ditemukan adanya kelainan pada pembuluh darah yaitu aneurysm akibat adanya pelebaran pembuluh darah dan lama kelamaan akan pecah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/neurological/cere bral_arteriogram_92,P07665 diakses pada 21 November 2017 https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=angiocerebral diakses pada 20 November 2017 https://www.vabrainandspine.com/vascular.html diakses pada 25 November 2017 Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU dr Soetomo; 2010. 3. Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP. Braunwald ’s heart disease: A textbook of cardiovascular medicine. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2007. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tata laksana penyakit kardiovaskular di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia; 2009.