PEDOMAN TUGAS DAN WEWENANG PERAWAT DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Sasaran
BAB II TUGAS DAN WEWENANG A.
Jenis Perawat
B.
Tugas
C.
Wewenang
BAB III IMPLEMENTASI TUGAS WEWENANG DAN KETENTUAN PERALIHAN A.
Implementasi Tugas dan Wewenang
B.
Ketentuan Peralihan
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan
di
Indonesia bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Kebijakan di Indonesia menekankan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan
bermutu,
dan berhak atas pelayanan kesehatan
terjangkau.
Pemerintah
bertanggung
jawab
yang aman,
merencanakan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
diwujudkan
melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Berbagai tantangan yang dihadapi dalam rangka penyelenggaraan pelayanan keperawatan
yaitu
perubahan
pola
penyakit
dan
status
kesehatan
masyarakat, kebijakan pembiayaan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta tantangan global dalam bentuk pelaksanaan dari Mutual Recognition Arrangement (MRA) bidang jasa keperawatan di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan ini memberi pengaruh terhadap penyelenggaraan pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat didasarkan pada kompetensi di bidang keperawatan. Pelayanan Keperawatan dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu dan aman oleh perawat yang telah mendapatkan registrasi dan izin praktik. Praktik keperawatan sebagai wujud nyata dari pelayanan keperawatan dilaksanakan secara mandiri dengan berdasarkan pelimpahan wewenang, penugasan dalam keterbatasan tertentu, penugasan dalam keadaan darurat atau kolaborasi.
Undang - undang No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan ditetapkan untuk menjamin perlindungan terhadap masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan dan untuk menjamin perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi pelayanan. Undang - undang ini juga untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum serta untuk meningkatkan, mengarahkan dan menata
berbagai
perangkat
hukum
yang
mengatur
penyelenggaraan
keperawatan dan praktik keperawatan yang bertanggung jawab, akuntabel, bermutu dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Undang - undang ini memuat pengaturan - pengaturan khusus untuk penyelenggaraan praktik keperawatan di atur tentang tugas dan wewenang perawat yang ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Pasal 34 UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan).
Berdasarkan ketentuan ini, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik menyusun pedoman tugas dan wewenang perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat. Pendekatan yang dipergunakan dalam menyusun pedoman tugas dan wewenang adalah pengelompokan sesuai jenis perawat yaitu perawat profesi (ners dan ners spesialis) dan perawat vokasi serta berdasarkan area praktik keperawatan meliputi praktik keperawatan medikal bedah, maternitas, anak, kamar bedah, gawat darurat, Intensif, kesehatan jiwa dan komunitas dengan fokus pada pemenuhan 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson.
Diharapkan pedoman tugas dan wewenang
perawat akan memberi kejelasan dan keyakinan bagi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan sehingga klien dijamin memperoleh pelayanan keperawatan yang aman sesuai standar yang ditetapkan.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum : Meningkatkan
kualitas
pelayanan
keperawatan
melalui
tugas
dan
kewenangan perawat yang jelas dalam melaksanakan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus :
a. Teridentifikasi
tugas
perawat
dalam
menyelenggarakan
praktik
keperawatan b. Teridentifikasi wewenang perawat dalam menyelenggarakan praktik keperawatan c. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pedoman tugas dan wewenang perawat.
C. Sasaran Sasaran dari pedoman tugas dan wewenang perawat di RS antara lain : 1. Pengelola pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota 2. Pimpinan rumah sakit 3. Kepala Puskesmas 4. Pengelola pelayanan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, 5. Pimpinan,
pengelola
dan
dosen
pada
institusi
pendidikan
keperawatan, 6. Organisasi profesi keperawatan dan organisasi kesehatan lain 7. Perawat praktisi
tinggi
BAB II TUGAS DAN WEWENANG DALAM PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik
keperawatan dilaksanakan di fasilitas
pelayanan
kesehatan dan
masyarakat. Sasaran praktik adalah perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat
yang
menggunakan
jasa
pelayanan
keperawatan.
Praktik
keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional. Praktik keperawatan diberikan oleh perawat yang memiliki tugas dan wewenang sesuai area praktiknya. A. Jenis Perawat
1. Vokasi Perawat vokasi adalah seorang perawat lulusan pendidikan diploma III (tiga) yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Perawat vokasi dapat mempunyai kemampuan tambahan melalui program pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut dengan sertifikasi.
2. Profesi Perawat profesi terdiri atas Ners dan Ners Spesialis. Ners adalah seorang perawat lulusan pendidikan sarjana keperawatan dan pendidikan profesi Ners. Ners spesialis adalah seorang perawat lulusan pendidikan spesialis keperawatan. Area spesialisasi Ners Spesialis terdiri dari Ners Spesialis Keperawatan Komunitas, Ners Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, Ners Spesialis Keperawatan Jiwa, Ners Spesialis Keperawatan Maternitas, dan Ners Spesialis Keperawatan Anak.
B. Tugas Perawat
1. Pengertian Tugas adalah aktivitas yang dilakukan oleh perawat atas dasar pemberian atau adanya kewenangan, dalam rangka memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan area praktik. Seseorang yang memiliki tugas dan kewenangan harus bebas membuat keputusan tentang aktivitas yang tercakup dalam tugas-tugasnya. Setiap melaksanakan tugas, seorang perawat harus jelas terhadap tanggung jawabnya, dapat dipertanggunggugatkan dan memenuhi kewajiban untuk mengerjakan pekerjaan ketika penugasan diterima. Tanggung jawab juga mencakup kewajiban setiap orang untuk melakukan tugas pada tingkatan yang diterima sesuai tingkat pendidikannya.
2. Bentuk tugas Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan menurut UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 29, perawat bertugas sebagai :
a. Pemberi asuhan keperawatan Perawat melakukan kegiatan yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk pencapaian derajat kesehatan yang optimal, menggunakan proses keperawatan
dan
melibatkan
klien
sebagai
mitra
kerja
dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
b. Penyuluh dan konselor bagi klien Perawat melakukan kegiatan membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang kebiasaan hidup sehat, gejala penyakit, tindakan yang diberikan, mengatasi tekanan atau masalah psikososial klien, serta memberikan dukungan emosional dan intelektual sesuai kondisi klien sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dari klien untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
c. Pengelola pelayanan keperawatan Perawat
melaksanakan
menyelenggarakan
praktik
fungsi
-
fungsi
keperawatan.
manajemen Lingkup
dalam
pengelolaan
mencakup pengelolaan terhadap kasus, unit ruang rawat dan institusi pemberi pelayanan keperawatan.
d. Peneliti keperawatan Perawat melakukan kegiatan dalam mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan, mengidentifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan bahkan mengancam kesehatan dengan cara mencari fakta/ bukti baru secara empiris untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan serta untuk memperdalam dan memperluas ilmu keperawatan.
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang Perawat profesi atau vokasi terlatih melaksanakan tindakan medis berdasarkan pelimpahan tugas secara tertulis dari tenaga medis baik secara delegatif maupun mandat sesuai kompetensi yang dimiliki perawat.
f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu Perawat melaksanakan tugas dengan pertimbangan keterbatasan kondisi geografis dan atau keterbatasan sumber daya tenaga yaitu tidak adanya tenaga medis dan atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat bertugas dengan memperhatikan kompetensi perawat.
C. Wewenang Perawat Dalam pelaksanaan tugas, seorang perawat memerlukan wewenang agar dapat melaksanakan tugas dengan aman dan klien menerima asuhan yang aman.
1. Pengertian Wewenang adalah hak untuk melakukan atau memerintahkan kegiatan kepada orang lain, terdapat pada pekerjaan dan diperlukan perawat untuk
melaksanakan praktik. Tanpa wewenang perawat tidak dapat berfungsi memenuhi kebutuhan klien. Wewenang memiliki tingkatan - tingkatan dan diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
Wewenang adalah otoritas yang datang bersama dengan pekerjaan yang dilakukan oleh perawat dalam melakukan kegiatan praktiknya di area keperawatan. Kewenangan menggambarkan kewenangan klinik (clinical privilege) yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan tempat perawat tersebut bekerja dan diakui oleh klien, teman sejawat perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain serta memperoleh izin secara hukum. Kewenangan berbeda untuk setiap perawat sesuai kualifikasi dan area praktiknya.
2. Deskripsi wewenang Dalam
melaksanakan
tugasnya,
perawat
yang
bekerja
memiliki
kewenangan antara lain :
a. Wewenang sebagai pemberi asuhan keperawatan Tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan untuk pencapaian derajat kesehatan klien yang optimal.
Dalam melaksanakan tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, perawat berwenang: 1) Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik 2) Menetapkan diagnosis keperawatan 3) Merencanakan tindakan keperawatan 4) Melaksanakan tindakan keperawatan 5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 6) Melakukan rujukan 7) Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat 8) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling 9) Penatalaksanaan pemberian obat kepada klien (sesuai resep tenaga/ obat bebas/ obat bebas terbatas)
Dalam melaksanakan tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang: 1) Melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat; 2) Menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat; 3) Membantu penemuan kasus penyakit; 4) Merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat; 5) Melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat; 6) Melakukan rujukan kasus; 7) Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat; 8) Melakukan pemberdayaan masyarakat; 9) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat; 10)Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; 11)Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; 12)Mengelola kasus; dan 13)Melakukan
penatalaksanaan
Keperawatan
komplementer
dan
alternatif
b. Wewenang sebagai penyuluh dan konselor Tugas perawat dalam membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan klien,
menanamkan
kebiasaan
perilaku
hidup
mengatasi masalah psikososial klien, serta
sehat,
membantu
memberikan dukungan
emosional dan intelektual sesuai kondisi klien.
Dalam melaksanakan tugas penyuluh dan konselor, perawat berwenang: 1) Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik pada individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat; 2) Melakukan pemberdayaan masyarakat; 3) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat; 4) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan 5) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
c. Wewenang sebagai pengelola pelayanan keperawatan Tugas perawat dalam pengelolaan pelayanan keperawatan terdiri dari pengelolaan langsung klien individu dan atau kelompok, unit ruang rawat dan pengelolaan di tingkat institusi pelayanan kesehatan. Adapun perawat sebagai pengelola pelayanan keperawatan berwenang (rincian daftar wewenang terlampir): 1) Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan pengelolaan pelayanan keperawatan 2) Merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
pelayanan
keperawatan 3) Mengelola kasus
d. Wewenang sebagai peneliti keperawatan Tugas Perawat dalam penelitian keperawatan bertujuan mencari fakta/ bukti baru secara empiris, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan sehingga pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan secara efektif - efisien sesuai pengetahuan dan teknologi terkini.
Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat berwenang (rincian daftar wewenang terlampir): 1) Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika 2) Menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin pimpinan 3) Menggunakan klien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Wewenang sebagai pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang Tugas berdasarkan pelimpahan wewenang hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat dengan cara : 1) Tenaga medis menulis tugas pelimpahan wewenang pada setiap saat diperlukan (situasional)
2) Tenaga medis (komite medik) bersama perawat (komite keperawatan) menyusun daftar tugas pelimpahan wewenang disetujui oleh pimpinan institusi pelayanan kesehatan.
Terdapat 2 (dua) cara pelimpahan wewenang yaitu delegatif dan mandat. 1) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis diberikan oleh tenaga medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab. Pelimpahan wewenang secara delegatif hanya diberikan kepada perawat profesi atau vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tugas limpah. 2) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.
Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, perawat berwenang (rincian daftar wewenang terlampir) : 1) Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan wewenang delegatif tenaga medis 2) Melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat 3) Memberikan
pelayanan
kesehatan
sesuai
dengan
program
Pemerintah
f. Wewenang sebagai Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu merupakan penugasan Pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat Perawat bertugas.
Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu, Perawat berwenang: 1) Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga medis; 2) Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan 3) Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga kefarmasian.
BAB III IMPLEMENTASI TUGAS WEWENANG DAN KETENTUAN PERALIHAN
A. Implementasi Tugas dan Wewenang
B. Ketentuan Peralihan
Kondisi tenaga keperawatan di puskesmas saat ini sebanyak 104.237 orang (Kemenkes, 2015), dengan sebagian besar memiliki latar belakang kualifikasi pendidikan
vokasi
(D3
Keperawatan).
Mempertimbangkan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada pelayanan kesehatan, pendidikan tinggi
keperawatan,
pelayanan
kesehatan
ketenagaan primer,
dan
pelayanan
keperawatan
dalam
maka
diperlukan
penyesuaian
dalam
pelaksanaan pedoman tentang tugas dan kewenangan perawat dalam pelayanan kesehatan primer. Dalam rangka penyesuaian tersebut diperlukan :
1. Pada kondisi tidak ada perawat profesi (Ners) maka perawat vokasi dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kompetensi di atasnya dan/atau sesuai dengan kebijakan Pemerintah/ Pemerintah Daerah.
2. Bagi perawat vokasi yang akan menjalankan tugas dan kewenangan terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan perlu mendapatkan pelatihan perkesmas dan pelatihan teknis keperawatan sesuai dengan kebutuhan di fasilitas pelayanan kesehatan primer. 3. Diperlukan
percepatan
pengadaan
(rekruitmen)
untuk
memenuhi
kebutuhan tenaga keperawatan sesuai dengan kualifikasi dan ketentuan yang berlaku (Ners sebagai koordinator perkesmas di puskesmas dan Ners spesialis keperawatan komunitas sebagai penyelia perkesmas di Provinsi/ Kabupaten/Kota).
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TUGAS DAN WEWENANG PERAWAT
A. Pengertian Pembinaan dan pengawasan adalah suatu proses monitoring, penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan
dan
masyarakat
secara
komprehensif
dan
berkesinambungan. Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pembinaan secara internal dilakukan oleh unsur unsur di dalam institusi pemberi pelayanan keperawatan, sedangkan pembinaan secara ekternal dilakukan oleh unsur-unsur
dari luar institusi
sesuai dengan aturan berlaku.
B. Tujuan Tujuan Pembinaan dan Pengawasan pelayanan keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan.
C. Sasaran Sasaran pembinaan dan pengawasan meliputi : 1. Rumah Sakit, 2. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/ Kota
D. Materi Pembinaan dan Pengawasan 1. Daftar tugas setiap perawat vokasi dan perawat profesi 2. Daftar kewenangan setiap perawat vokasi dan perawat profesi
E. Mekanisme Langkah/ strategi pembinaan dan pengawasan diantaranya : 1. Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawaan 2. Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan 3. Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan melalui kegiatan monitoring, komunikasi, informasi, supervisi dan edukasi 5. Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan 6. Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan evaluasi 7. Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan
Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat/ kementerian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan oleh rumah sakit khusus. Adapun peran, fungsi masingmasing unsur pembina dan pengawasan sebagai berikut :
1. Tim Pusat/ Kementerian Kesehatan : a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit b. Membuat laporan hasil pembinaan dan pengawasan. c. Menyusun rencana tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan
2. Tim Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota a. Memfasilitasi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di RS b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Dinas Kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit c. Memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan d. Membuat laporan hasil pembinaan dan pengawasan di rumah sakit. e. Menyusun rencana tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan
3. Tim Pelaksana di Rumah sakit a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan b. Melakukan analisis hasil pembinaan dan pengawasan c. Membuat laporan hasil pembinaan dan pengawasan di rumah sakit. d. Menyusun rencana tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan
BAB IV PENUTUP
Dengan ditetapkannya pedoman tugas dan wewenang perawat di rumah sakit sebagai turunan dari Undang – Undang Republik Indonesia No 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
diharapkan
dapat
menjadi
acuan
nasional
dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepada setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan kepada klien berkualitas, aman, efektif dan efisien.