BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Home Care
Di luar negri Di Amerika, Home Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (Visiting ( Visiting Nurses / VN ; ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public miskin, Public Health Nurses, Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993). Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home layanan Home Careterus Careterus meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan Association) dan pemerintah,
kemudian
profit (Proprietary
berkembang
Agencies) dan
yang
layanan berbasis
yang
berorientasi
RS (Hospital
Based
Agencies) Kondisi Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan
spesialisasi
berkembangnya Home berkembangnya Home
di
Health
berbagai
layanan
Nursing yang Nursing yang
kesehatan
merupakan
termasuk spesialisasi
dari Community Health Nursing (Allender (Allender & Spradley, 2001) Di UK, Home UK, Home Care berkembang Care berkembang secara secar a professional selama pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District berkembangnya District Nursing , yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 1
merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) Nurse (DN) adalah : a. Merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri b. Merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai c. Mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu. Selain District Selain District
Nurse (DN),
di UK juga
muncul
perawat Health perawat Health
Visitor
(HV)yang (HV)yang berperan sebagai District sebagai District Nurse (DN) ditambah dit ambah dengan peran lain ialah : a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
Di dalam negri Di Indonesia, layanan Home layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home program Home Care Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar ”. ”. Dalam layanan “Partus Luar ”, ”, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas “Partus “Partus Luar ” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 2
merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) Nurse (DN) adalah : a. Merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri b. Merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai c. Mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu. Selain District Selain District
Nurse (DN),
di UK juga
muncul
perawat Health perawat Health
Visitor
(HV)yang (HV)yang berperan sebagai District sebagai District Nurse (DN) ditambah dit ambah dengan peran lain ialah : a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
Di dalam negri Di Indonesia, layanan Home layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home program Home Care Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar ”. ”. Dalam layanan “Partus Luar ”, ”, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas “Partus “Partus Luar ” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 2
RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
1.1.2. Sejarah Perkembangan Terapi Komplementer Komplementer
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan keperca yaan (Hamijoyo, 2003) Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang mengunjungi klinik pengobatan komplementer, 69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011). Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana (2006), Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 3
degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan nonkonvensional. Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional. Terapi komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan dokter. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik. Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker “Dharmais “Jakarta merupakan salah satu dari 12 rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan dan mengembangkan pengobatan komplementer ini dan 12 rumah sakit lainnya adalah Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Kandou Manado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI AL Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten (Kemenkes, 2011) Daerah Sukoharjo terdapat banyak pengobatan komplementer dan yang masuk sebagai sarana pelayanan pengobatan swasta. Data yang tercatat di Dinas Kesehatan Sukoharjo dalam satu tahun terahir ada 94 pengobatan komplementer dan tradisional, diantara 12 kecamatan di Sukoharjo ada beberapa kecamatan yang banyak terdapat pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer yaitu Kecamatan Grogol ada 15 pengobatan dan Kecamatan Kartasura ada 10 pengobatan. Dari hasil wawancara pada 10 masyarakat 3 diantaranya mengatakan takut dengan pengobatan komplementer, 5 orang memilih pengobatan komplementer dan 2 orang lainnya melakukan pengobatan komplementer dan medis. Data inilah yang menyebabkan penulis memilih Kecamatan Grogol sebagai tempat penelitian. Diantara banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan pengobatan komplementer saat ini, ada beberapa alasan yang menyebabkan mereka takut
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 4
untuk menggunakan pengobatan komplementer ialah pengalaman berobat di kedokteran yang tidak kunjung sembuh, banyaknya pengobatan modern yang gagal, pengobatan komplementer lebih murah dibandingkan dengan pengobatan modern. Kepercayaan terhadap pengobatan komplementer bahkan budaya juga dapat mempengaruhi anggapan tersebut.
1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan secara nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah. 1.2.2. Tujuan khusus
Agar
Mahasiswa
mengetahui
dan
memahami
tentang
“Terapi
Komplementer dan Home Care Nursing Practice”
1.3. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan pada penulisan ini, penulis menggunakan metode study kepustakaan. Dalam study kepustakaan ini penulis memperoleh informasi dari beberapa website yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam penyusunan makalah.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi 2.1.1. Dasar Teori Terapi Komplementer
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase dan manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional – alternatif. Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 6
turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru. Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. 2.1.2. Konsep Keilmuan
Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Ada banyak jenis metode dalam terapi komplementer ini, seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi, yoga, tanaman obat / herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas atau reiki, teknik-teknik relaksasi, termasuk hipnoterapi, meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat- obat yang digunakan bersifat natural/ mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan, rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya), sampai bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 7
yang
diyakini
secara
spiritual
memiliki
kekuatan
penyembuhan.
Lalu, amankah berbagai terapi komplementer tersebut? Para ahli berpendapat bahwa terapi komplementer relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh dari bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek samping pemakainya. Namun, walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti tingkat keefektifan dan keamanannya. Memang penelitian tentang terapi komplementer masih jarang, dikarenakan belum memiliki standar yang baku. Terapi ini tidak selalu dirancang untuk mengobati penyakit tertentu, beberapa terapi alternatif merawat orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini mungkin dapat mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan aliran energi. Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya. Pembuat terapi alternatif seringkali tidak mampu membayar untuk sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah lebih cenderung untuk mendanai penelitian obat-obatan barat karena dipandang lebih efektif. Dengan hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang membantu mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak dapat dipatenkan. Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak ada terapi komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa terapi telah teruji dan terbukti kemanjurannya 2.1.3. Dasar Hukum
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementeralternatif dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku. Selain itu, dalam Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan akupunktur pelayanan kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 8
pelatihan akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Sementara itu, Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal. Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai
terapi
Sehat
Pakai
Air,
diatur
dalamPermenkes
RI
No.
1205/
Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
3.1. Terapi Komplementer 3.1.1. Herbal Medicine
Herbal medicine merupakan cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan herbal klasik yang telah teruji secara ilmiah, yang digunakan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative, dengan berpedoman pada bukti klinis (evidence based medicine) Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006). WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 9
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih s edikit dari pada obat modern. Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah : 1.
Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.
2.
Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.
3.
Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan modern.
4.
Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit tertentu.
5.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan (obat) yang berasal dari alam (back to nature).
6.
Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.
7.
Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.
8.
Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.
9.
Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.
10.
Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.
Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi : a. Kebenaran Bahan Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan (2003).
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 10
b. Ketepatan Dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah keliru. Sampai batas-batas tertentu, mungkin benar. Akan tetapi bila sudah melampaui batas, justru membahayakan. Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil penelitian. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segenggam atau pun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya. Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah tipis. Dosis yang tepat membuat tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun. c. Ketepatan Waktu Pengguna Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan. d. Ketepatan Cara Penggunaan Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk (Patterson S, dan O’Hagan D., 2002). e. Ketepatan Telaah Informasi Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang ‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 11
menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan. f. Tanpa Penyalahgunaan Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. g. Ketepatan Pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi. Manfaat/kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia
Adapun yang menjadi kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia diantaranya : 1. Tidak ada efek samping Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya. 2. Bebas toksin Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi). 3. Mudah diproduksi
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 12
Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia. 4. Menghilangkan akar penyebab penyakit Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat
holistik
(menyeluruh)
sehingga
tidak
hanya
berfokus
pada
penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. 5. Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau
pergi
ke
apotik
untuk
membelinya.
Namun,
sebaiknya
konsumen
berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadiinteraksi obat. 6. Murah Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien. 7. Multi-khasiat Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Misalnya Habbatussauda( jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren, kanker sampai hepatitis.Bawang putih tidak hanya bersifat
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 13
antivirus namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat seperti itu. Dalam literature lain disebutkan pula beberapa kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia diantaranya : a. Efek samping tidak ada jika penggunaannya secara benar, hal ini mengingat tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang bersifat kompleks dan organis, sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan
makanan,
suatu
bahan
yang
dikonsumsi
dengan
maksud
merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. b. Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker, tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan lain-lain. c. Harga relatif murah, karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat jika diperoleh dalam bentuk kering, dan akan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan. Harga akan menjadi sangat mahal apabila diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa tertentu yang diperoleh dari ekstrak tanaman, seperti vincristine, obat kanker yang diisolasi dari ekstrak tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor. d. Tidak perlu bantuan tenaga medis, Apabila diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedis. Dokter dibutuhkan untuk diagnosa yang benar dengan bantuan analisa laboratorium klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter). Kelemahan/kekurangan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia
Adapun yang menjadi kekurangan/kelemahan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia diantaranya : a. Efek samping langsung atau terakumulasi, hal ini terjadi karena obat modern terdiri dari bahan kimia yang murni baik tunggal maupun campuran. Bahan kimia bersifat tidak organis dan murni sehingga bersifat tajam dan reaktif ‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 14
(mudah bereaksi) sedangkan tubuh kita bersifat organis dan kompleks, sehingga bahan kimia bukan merupakan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia untuk tubuh terpaksa dilakukan dengan berbagai batasan dan dalam tingkat masih dapat diterima atau ditoleransi oleh tubuh. b. Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu, hal ini dapat kita lihat banyak penyakit belum ditemukan obatnya, sehingga obat yang digunakan lebih banyak bersifat simptomatis dan digunakan terus menerus sesuai gejalanya. Beberapa penyakit bahkan belum diketahui sebabnya. Pasien sering harus berulang-ulang ke klinik dan tidak mengalami banyak kemajuan atau bahkan memburuk keadaannya. Herbal tidak mungkin tanpa kekurangan. Secara tiba-tiba, penyakit serius, obat utama masih menjadi pilihan. Herbalis tidak dapat mengobati trauma serius seperti patah kaki, tidak juga menyembuhkan radang usus buntu atau serangan jantung seefektif dokter yang menggunakan pengujian diagnosis modern, operasi, dan obatobatan. Ilmu kedokteran modern mengobati penyakit tiba-tiba dan kecelakaan lebih efektif dibanding herbal atau pengobatan alternatif lainnya. Kelemahan yang lain adalah risiko nyata apabila melakukan pengobatan herbal sendiri karena ketidaktahuan dosis. Sementara pihak lain dapat berargumentasi bahwa hal yang sama dapat terjadi pada obat-obatan, seperti kecelakaan overdosis obat flu, banyak herbal yang tidak memiliki instruksi atau sisipan paket. Ada risiko yang sangat nyata pada overdosis. Pemanenan herbal di alam liar beresiko, jika tidak nekat, beberapa orang mencoba mengidentifikasi dan mengambil herbal liar. Mereka menjalankan risiko besar untuk meracuni tubuh mereka sendiri jika mereka tidak mengidentifikasi herbal secara benar. Atau jika mereka menggunakan bagian tanaman yang salah. Pengobatan herbal dapat berinteraksi dengan obat. Hampir semua herbal memiliki peringatan yang sama, dan banyak, seperti tumbuhan yang digunakan untuk anxiety seperti Valerian dan St. John’s Wort, da pat interaksi dengan resep obat seperti antidepresi. Sangat penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda mengenai herbal dan obat lainnya.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 15
Karena produk herbal tidak diatur secara ketat, konsumen juga beresiko karena membeli herbal dengan kualitas rendah. Kualitas produk herbal dapat berbeda antara merek atau produsen. Hal ini mempersulit mengatur dosis herbal. Jadi, gunakan herbal sesuai dengan anjuran dokter.
3.1.2. Terapi komplementer Diet, Nutrisi dan lifestyle change
Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti Makanan, dan Vitamin a. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40% dari karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormon lain untuk kesehatan yang optimal. b. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali ikan). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker. Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan. c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner. Contoh Salah Satu Bahan Pada Terapi Komplomenter Nutrisi yang terdapat pada daun Kelor
Salah satu hal yang membuat Kelor menjadi perhatian dunia dan memberikan harapan
sebagai tanaman yang dapat menyelamatkan jutaan manusia yang
kekurangan gizi, adalah Kelor kaya dengan kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Seluruh bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan, menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan terutama sumber asupan gizi keluarga. Bahkan, kandungan kelor diketahui berkali
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 16
lipat dibandingkan bahan makanan sumber nutrisi lainnya, seperti tampak dalam gambar berikut :
Antioksidan
Moringa mengandung 46 antioksidan kuat – senyawa yang melindungi tubuh terhadap efek merusak dari radikal bebas dengan menetralkannya sebelum dapat menyebabkan kerusakan sel dan penyakit. Senyawa Antioksidan yang terkandung dalam kelor adalah Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin B (Choline), Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3 (Niacin), Vitamin B6, Alanine, Alpha-Carotene, Arginine, Beta-Carotene, Beta-sitosterol, Caffeoylquinic Acid, Campesterol, Carotenoids, Chlorophyll, Chromium, Delta-5-Avenasterol, Delta-7-Avenasterol, Glutathione, Histidine, Indole Acetic Acid, Indoleacetonitrile, Kaempferal, Leucine, Lutein, Methionine, Myristic-Acid, Palmitic-Acid, Prolamine, Proline, Quercetin, Rutin, Selenium, Threonine, Tryptophan, Xanthins, Xanthophyll, Zeatin, Zeaxanthin, Zinc. Vitamin
Vitamin A (Alpha & Beta-carotene), B, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K, folat (asam folat), Biotin Mineral
Kalsium, Kromium, Tembaga, Fluorin, Besi, Mangan, Magnesium, Molybdenum, Fosfor, Kalium, Sodium, Selenium, Sulphur, Zinc.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 17
Asam Amino Esensial
Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triptofan, Valin. Asam Amino Non-Esensial
Alanin, Arginine, asam aspartat, sistin, Glutamin, Glycine, Histidine, Proline, Serine, Tyrosine. Anti-inflammatory
Vitamin A, Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin C, Vitamin E, Arginine, Betasitosterol, Caffeoylquinic Acid, Calcium, Chlorophyll, Copper, Cystine, Omega 3, Omega
6, Omega
9,
Fiber,
Glutathione,
Histidine,
Indole
Acetic
Acid,
Indoleacetonitrile, Isoleucine, Kaempferal, Leucine, Magnesium, Oleic-Acid, Phenylalanine, Potassium, Quercetin, Rutin, Selenium, Stigmasterol, Sulfur, Tryptophan, Tyrosine, Zeatin, Zinc. (Amelia P. Guevara, et al). Kandungan Senyawa lainnya
Kelor kaya dengan senyawa yang mengandung gula sederhana, rhamnosa dan kelompok yang cukup unik dari senyawa yang disebut glucosinolates dan isothiocyanates (Fahey et al, 2001;.. Bennett et al, 2003). Kulit batang telah dilaporkan mengandung dua alkaloid, yaitu moringine dan moringinine (Kerharo, 1969). Vanili, β-sitosterol [14], β-sitostenone, 4-hydroxymellin dan Asam octacosanoic telah diisolasi dari batang M. oleifera (Faizi et al., 1994a). Getah Kelor diketahui mengandung L-arabinosa, galaktosa-,-glukoronat asam, dan L-rhamnosa, mannose-dan-xilosa, polisakarida terdiri asam L-galaktosa, dan Lglukuronat-mannose (Bhattacharya et al., 1982). Bunga mengandung sembilan asam amino, sukrosa, D-glukosa, alkaloid, lilin, quercetin dan kaempferat; juga kaya akan kalium dan kalsium (Ruckmani et al., 1998). Bunga Kelor juga telah dilaporkan mengandung beberapa flavonoid pigmen seperti alkaloid, kaempherol, rhamnetin, isoquercitrin dan kaempferitrin (Faizi et al., 1994a, Siddhuraju dan Becker, 2003).
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 18
Antihipertensi senyawa thiocarbamate dan glikosida isothiocyanate telah diisolasi dari asetat fase ekstrak etanol polong Kelor (Faizi et al., 1998). Para sitokinin telah terbukti terkandung dalam buah Kelor (Nagar et al., 1982). Sebuah penemuan baru telah menunjukkan struktur phytochemical yang diisolasi dari ekstrak etanol Kelor, yaitu kandungan O-etil-4-(α-L-rhamnosyloxy) benzil karbamat bersama-sama dengan tujuh senyawa bioaktif yang diketahui, 4 (α -L-rhamnosyloxy) benzilisothiocyanate, niazimicin, 3-O-(6′-O-oleoil-β-D-glucopyranosyl)-β-sitosterol, βsitosterol-3-O-β-D-glucopyranoside,
niazirin,
β-sitosterol
dan
gliserol-1-(9-
octadecanoate). Kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti askorbat acid, flavonoid, phenolic dan karotenoid (Anwar et al, 2005;. Makkar dan Becker, 1996). Tingginya konsentrasi asam askorbat, zat estrogen dan β-sitosterol, besi, kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, B dan C, α-tokoferol, riboflavin, nikotinik , asam folat, piridoksin, β-karoten, protein, dan khususnya asam amino esensial seperti metionin, sistin, triptofan dan lisin terdapat dalam daun dan polong yang membuatnya menjadi suplemen makanan yang hampir ideal (Makkar dan Becker, 1996). Komposisi sterol dari minyak biji kelor terutama terdiri dari campesterol, stigmasterol, β-sitosterol, Δ5-avenasterol dan clerosterol disertai menit jumlah 24methylenecholesterol,
Δ7-campestanol,
stigmastanol
dan
28-isoavenasterol
(Tsaknis et al, 1999.; Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005). Komposisi sterol dari fraksi utama minyak biji Kelor sangat berbeda dengan sebagian besar minyak konvensional yang dikonsumsi (Rossell, 1991). Komposisi asam lemak dari minyak biji Kelor mengandung asam oleat (C18: 1)berkategori tinggi , yaitu sekitar 67,90 % -76,00 %. Disamping itu juga mengandung asam lemak komponen lainnya yang penting seperti, C16: 0 (6.04% -7.80%), C18: 0 (4,14% -7,60%), C20: 0 (2,76% -4.00%), dan C22: 0 (5.00% -6,73%) (Tsaknis et al,.1999, Anwar dan Bhanger, 2003; Anwar et al, 2005).
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 19
Telah dilaporkan, Kelor juga merupakan sumber yang baik dari berbagai tokoferol (α-, γ – dan δ -), dengan konsentrasi masing-masing antara 98,82 – 134,42 mg/kg, 27,90 – 93,70 mg/kg, dan 48.00 – 71.16 mg/kg (Anwar dan Bhanger, 2003; Tsaknis et al, 1999.). Antioksidan dapat digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap hepatotoksisitas melalui mekanisme mencegah kenaikan MDA dan kenaikan GSH, serta mencegah peningkatan enzim faal hepar dan kerusakan hepar (Soetanto dkk., 2005). Kandungan selengkapnya dari Kelor dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel Kandungan Nutrisi Polong, Daun Segar dan Serbuk Daun.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 20
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 21
3.1.3. Intervensi Pikiran – Tubuh (Mind-Body Intervention)
Praktik dari tubuh dan pikiran ini termasuk berbagai pendekatan dan terapi, yang telah menerima bukti yang bisa diterima berdasarkan dukungan mereka yang efektif terhadap pengobatan migrain, rasa nyeri yang kronis dan gangguan medis lain yang kemungkinan dipicu oleh stres emosional. Teknik pikiran-tubuh memanfaatkan kemampuan alami pikiran untuk menyembuhkan dan bertujuan untuk menggunakan kebijaksanaan bawaan dari pikiran, untuk mengatur fungsi emosi dan tubuh. Metode-metode tersebut diyakini bekerja dengan mengubah respons biologis yang terkait dengan stres dan rasa sakit. Emosi dan pemikiran memiliki peran signifikan dalam semua gangguan medis. Sementara pengalaman rasa sakit seringkali dihubungkan dengan berbagai macam faktor emosional, fisik dan sosial, sangat penting adanya keahlian yang ditujukan untuk mengurangi atau mengubah stres menjadi terintegrasi dengan pengobatan migrain atau sakit kepala. Pendekatan pikiran-tubuh memang sangat efektif dalam mengurangi tingkat ketegangan, depresi, gangguan tidur dan berbagai reaksi psikologis yang negatif, yang terkait dengan siklus kronis dari episode migrain. Emosi atau reaksi tersebut seringkali memperpanjang atau membuat episode migrain semakin intens, atau menjadikan seseorang semakin rentan terkena serangan migrain. Pendekatan pikiran-tubuh juga akan membantu Anda untuk mempelajari bagaimana mengatur respons fisik Anda sendiri, seperti tekanan otot yang seringkali dikaitkan dengan migrain. Pendekatan pikiran-tubuh juga akan membantu Anda untuk mempelajari bagaimana mengatur respons fisik Anda sendiri, seperti tekanan otot yang seringkali dikaitkan dengan migrain. Pendekatan pikiran-tubuh sangat aman dan diterima dengan luas sebagai bagian penting dari pengobatan migrain dan sakit kepala. Contoh dari praktik pikiran-tubuh termasuk biofeedback (Penggunaan alatalat yang memakai listrik untuk mengubah fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan otot agar mencapai relaksasi), meditasi / meditation (Proses untuk memfokuskan perhatian untuk meningkatkan kesadaran), relaksasi, teknik pernapasan / breathing technique (Beragam teknis yang menggunakan pola bernapas untuk mencapai relaksasi), hipnosis / hypnosis (Ragam teknik untuk
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 22
mendorong kondisi kesadaran untuk mencapai relaksasi dan sugesti diri), gambaran yang terarah / guided imagery (Penggunaan gambar dalam pikiran, visualisasi dan imajinasi untuk meningkatkan penyembuhan atau perubahan kesehatan emosi dan perilaku), yoga (Sebuah ilmu yang mempromosikan kesehatan fisik, emosi dan spiritual melalui latihan postur, peregangan, pernapasan dan meditasi) dan visualisasi kreatif / creative visualization (Penggunaan gambar visual dalam pikiran untuk meningkatkan relaksasi, penyembuhan dan perubahan dalam kesehatan dan perilaku). 3.1.4. Manual Healing
Teknik Refleksiologi Satu lagi perkara yang sangat penting dalam refleksologi adalah bagaimana anda harus mendapat kepercayaan serta membuatkan penerima merasa selesa sejurus sebelum anda memulakan sesi refleksologi kaki. Oleh itu, teknik relaksasi direka untuk membuatkan penerima merasa tenang dan selesa pada permulaan sesi rawatan. Dengan menggunakan teknik-teknik ini akan melonggarkan sebarang tekanan pada otot kaki dan menjadikannya lebih lembut, fleksibel dan mudah diurut. Biasakan diri anda dengan kesemua jenis teknik tersebut. Lakukan setiap rawatan beberapa kali. Setelah memperoleh keyakinan, anda mungkin boleh memilih beberapa teknik sebagai teknik kegemaran anda. Anda juga boleh mencipta teknik anda yang tersendiri. Kuasai kesemuanya sekali. Sekiranya penerima berasa tertekan dan gementar, kedua-dua perasaan ini akan disalurkan ke kakinya, menjadikannya lebih sukar untuk diurut. Oleh sebab itulah, anda dinasihatkan agar sentiasa memulakan rawatan dengan relaksasi kaki. Pergerakan urutan sepatutnya lancar dan rhythematic serta hubungan pergerakan tangan anda dengan kaki penerima tidak boleh terputus-putus semasa mengurut. Sesi refleksologi umumnya akan dimulai dengan “pemanasan” pada kaki. Setelah itu, terapis akan mulai memberi tekanan kepada titik-titik tertentu yang terletak di kaki pasien. Pada gilirannya, organ terkait atau kelenjar akan dirangsang. Kadangkadang deposit kristal ditemukan pada titik tertentu di kaki. Deposit kristal diyakini
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 23
menyebabkan saraf terblokir.Terapis biasanya akan memecah deposit ini dengan melakukan tekanan dan pijatan. Teknik memijat refleksi pada titik refleksi: a. Menekan Agar berhasil dalam melakukan pijatan titik refleksi dengan teknik menekan harus dilakukan dengan fokus dan pusatkan kekuatan anda dalam melakukannya. b. Pijat memutar Baik anda yang melakukan penijatan titik refleksi dengan menggunakan tangan atau tongkat, teknik pijat memutar ini bisa dilakukan. Teknik ini digunakan untuk merilekskan anda sebagai pemijat dan melancarkan sirkulasi darah pasien. Bahkan pasien pun tak akan merasakan kesakitan. Manfaat refleksiologi a.
Mencegah penyakit Relatif banyak penyakit yang bisa diatasi melalui teknik pijat refleksi, dari penyakit ringan (seperti pegal dan Pusing) hingga penyakit berat (seperti kanker, gangguan ginjal, stroke, dan jantung). Metode pemijatan ini tidak hanya mengatasi berbagai penyakit, tetapi juga mampu mencegah sedini mungkin penyakit yang dapat menyerang.
b.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Melalui pemijatan, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan sehingga tubuh menjadi lebih bugar dan stamina tubuh meningkat. Hal ini terjadi karena teknik pijatan ini dapat meningkatkan energi tubuh. Secara mekanis, saraf dan otot tubuh menjadi terlatih, sehingga tubuh menjadi lebih fit dan dapat menangkal penyakit.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 24
c.
Meningkatkan Gairah Kerja Pijat refleksi dapat menjaga fungsi organ-organ tubuh sehingga dapat meningkatkan gairah atau motivasi untuk bekerja.
d.
Membantu Mengusir Stres Seringkali dalam kehidupan, berbagai persoalan hidup menekan baik secara psikologis maupun fisik.
Dalam jangka waktu tertentu, keadaan ini
membuat seseorang menjadi stres atau tertekan sehingga memengaruhi kesehatan fisik. Peredaran organ-organ tubuh akan tersumbat. Dengan melakukan pijat refleksi, efek buruk stres terhadap keadaan fisik dapat dikembalikan pada keadaan normal. Pada gilirannya, stres akibat tertekan perlahan berkurang dan menghilang Terapi refleksiologi bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Untuk beberapa penyakit berat seperti kencing manis, lever, jantung dan kanker diusahakan pemijatan tidak terlalu keras. Pemijatan juga tidak boleh terlalu sering dilakukan untuk menjaga telapak kaki dari luka atau sakit yang berlebihan.
3.1.5. Terapi Akupunktur dan akupresser 3.1.5.1. Pengertian Akupuntur
Kata Akupunktur Berasal Dari Bahasa Yunani, Yaitu AcusYang Berarti Jarum, Dan Puncture Yang Berarti Menusuk. Di Dalam Bahasa Inggris Menjadi To Puncture, Sedangkan Kata Asal Dalam Bahasa Cina AdalahCenciu. Kata Tersebut Kemudian Diadaptasikan Ke Dalam Bahasa Indonesia Menjadi Akupunktur Atau Tusuk Jarum. Sebagai Suatu System Pengobatan, Akupunktur Merupakan Pengobatan Yang Dilakukan Dengan Cara Menusukkan Jarum Di Titik-Titik Tertentu Pada Tubuh Pasien. Maksudnya Adalah Untuk Mengembalikan System Keseimbangan Tubuh Sehingga Pasien Sehat Kembali. Pemikiran Dasar Adanya System Keseimbangan Di Dalam Tubuh Yang Dikenal Sebagai Homeostatis, Yang Menunjukkan Keberadaan Alam Semesta, Bumi Dan Manusia Dapat Bertahan Hidup Karena Adanya Ukum Alam Yang
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 25
Selalu Mengarah Kepada Keseimbangan. Dengan Demikian, Apabila Manusia Mengikuti Aturan-Aturan Di Dalam Keseimbangan Hukum Alam Bararti Kita Akan Menjalani Hidup Sehat, Sedangkan Apabila Manusia Tidak Mengikuti Atau Menentang Keseimbangan Hokum Alam Berarti Sakit. Semua Fenomena Alam Ini Selalu Berpasangan Yang Sifatnya Berlawanan Dinamis, Tetapi Membentuk Suatu Kesatuan, Seperti Siang Dan Malam, Panas Dan Dingin, Padat Dan Cair, Terang Dan Gelap, Kanan Dan Kiri, Suami Dan Istri, Laki-Laki Dan Perempuan Dan Seterusnya. Apabila Unsur-Unsur Yang Berlawanan Itu Menyatu Dan Membangun Sebuah Keharmonisan, Maka Keseimbangan Yang Secara Umum Disebut Sehat Akan Tercapai. Apabila Melihat Prinsip Dasar Cara Penyembuhan Akupunktur, Yaitu Dengan Tusukan Jarum (Secara Umum Dengan Menggunakan Benda Tajam) Yang Berarti Pemberian Suatu Rangsangan Ke Dalam Tubuh, Sebenarnya Banyak Bangsa-Bangsa Di Dunia Yang Telah Mengenal Cara Penyembuhan Tradisional Dengan Cara Memberi Rangsangan Seperti Itu Walaupun Alat
Dan
Metode
Yang
Dipergunakan
Berbeda.
(Mesir
:1550
Bc.
Disebut Eber), Bangsa Bantu Afrika Selatan Dengan Cara
Pengobatan Menorah Bagian Tubuh. Bangsa Arab Mengenal Cara Penyembuhan
Penyakit Sciatica Dengan
Cara
Memanasi
Telinga
Dibagian Tertentu Dengan Menggunakan Metal Panas. Akupunktur Telinga Juga Dilakukan Bangsa Eskimo Dengan Alat Batu Atau Tulang Ikan Yang Panjang. Suku Bangsa Brasil Meniupkan Anak Panah Kecil Pada Bagian Tubuh Tertentu Dengan Maksud Menyembuhkan Penyakit Tertentu. Bangsa Indonesia Mengenal Cara-Cara Seperti Itu Seperti : Kerokan, Kop Pijatan, Dan Param(Borehan). Teknik
Meskipun Kata Akupunktur Yang Berarti Tusuk Jarum, Tetapi Karena Terbukti Bahwa Titik – Titik Akupunktur Yang Merupakan Reseptor Di Permukaan Tubuh Daapt Dirangsang Dengan Berbagai
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 26
Macam Cara, Asal Berupa Energi, Maka Dapat Berkembang Juga Teknik Rangsangan Pada Titik Akupunktur Ini. Berbagai Macam Cara Itu Adalah : 1. Elektroakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan Listrik 2. Laserakupunktur :
Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan
Laser 3. Sonoakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan Suara 4. Aquaakupunktur : Rangsangan Titik Akupunktur Dengan Injeksi 5. Dry Needling Akupunktur : Penerapan Akupunktur Dengan Jarum Suntik 6. Akupresur
: Rangsangan Titik Akupunktur Menggunakan Jari
Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi Akupunktur Antara Lain: 1. Berbagai Keadaan Nyeri, Seperti: Nyeri Kepala, Migrain, Nyeri Bahu, Nyeri Punggung, Nyeri Pinggang, Nyeri Lutut, Nyeri Lambung, Nyeri Haid, Nyeri Sendi Dan Lain-Lain. 2. Gangguan Fungsional, Seperti: Asma, Alergi, Insomnia, Mual Pada Kehamilan, Darah Tinggi (Hipertensi), Sembelit (Konstipasi), Irritable Bowel Syndrome, Telinga Berdenging (Tinnitus), Vertigo, Infertilitas, Gangguan
Haid, Gangguan
Metabolik
(Diabetes
Melitus,
Hiperkolesterolemia). 3. Gangguan Saraf: Hemiparesis, Kesemutan, Kelumpuhan Saraf Pada Wajah (Bell’s Palsy), Saraf Terjepit (Carpal Tunnel Syndrome, Radikulitis). 4. Keadaan Lain, Seperti: Adiksi Rokok, Kegemukan (Obesitas), Estetika, Meningkatkan Stamina, Efek Analgesi Pada Operasi.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 27
Akupunktur Tidak Mempunyai Efek Samping. Bahaya Infeksi Dapat Dihindari
Dengan
Pemakaian
Jarum
Akupunktur
Sekali
Pakai.
Akupunktur Juga Tidak Membuat Ketagihan. Rasa Nyaman Yang Dirasakan Tubuh Adalah Sehubungan Dengan Pengeluaran Zat Endorphin Oleh Tubuh Saat Penusukan Titik-Titik Akupunktur. Kontra Indikasi Tindakan Akupunktur Adalah Keadaan Kedaruratan Medis Yang Membutuhkan Penanganan Segera, Kasus Pembedahan, Tumor Ganas, Gangguan Pembekuan Darah Atau Sedang Dalam Pengobatan Anti Koagulansia. Pengobatan Akupunktur Memerlukan Kesinambungan Untuk Mencapai Hasil Yang Maksimal, Dan Harus Dilakukan Oleh Tenaga Medis Yang Terlatih. Syarat
Persiapan Dimulai Tiga Minggu Sebelum Waktu Yang Diperkirakan. Kira-Kira Diperlukan Tiga Kali Pengobatan Untuk Mengharmoniskan Keadaan Energitas Kedua Belas Meridian Untuk Menghadapi Waktu Bersalin. Pada Primipara, Yang Kerap Kali Dipengaruhi Oleh Rasa Takut Dan Khawatir, Haruslah Dijarum Titik-Titik Bl:15: Hsinshu, Du:12: Shenzu. Akupunktur
Aman Bagi Ibu Hamil Dan Dapat
Diberikan Pada Ibu Hamil Selama Dilakukan Oleh Ahlinya. Manfaatnya Antara Lain: 1. Membuat Seluruh Otot Tubuh Relaks, Sehingga Ibu Hamil Bisa Menjalani Kehamilannya Dengan Tenang. 2. Mengurangi Rasa Mual Dan Muntah. 3. Mengurangi Rasa Panas Di Ulu Hati. 4. Menstabilkan Tekanan Darah, Sehingga Ibu Hamil Terhindar Dari Tekanan Darah Tinggi. 5. Menghindari Terjadinya Varises. 6. Mengurangi Rasa Pegal Di Punggung, Pinggang Bagian Belakang Serta Panggul, Yang Sering Muncul Seiring Besarnya Rahim.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 28
7. Membantu Janin Berada Di Posisi Seharusnya, Sesuai Dengan Usia Kehamilan. 8. Membantu Melancarkan Proses Persalinan, Meringankan Rasa Nyeri, Serta Meningkatkan Energi Yang Dibutuhkan Ibu Yang Akan Melahirkan.
3.1.5.2. Pengertian akupresurre
Acupressure Adalah Salah Satu Cara Pengobatan Tradisional Cina Yang Sudah Lama Dikenal Keberadaannya. Di Barat Cara Pengobatan Yang Sama Dengan Acupressure Adalah Penekanan- Penekanan Pada Titik Triger, Yang Dalam Hal Nyeri Titik Triger Adalah Sama Dengan Titik Akupunktur. Bila Dilihat Dari Indikasi Maka Acupressure Terutama Untuk Nyeri Dan Gangguan Neuromuskuler. Menurut Beberapa Penelitian Dan Pengalaman, Acupressure Ternyata Mempunyai Hasil Yang
Cukup
Menggembirakan.
Dikatakan
Bahwa
Acupressure
Merupakan Asal Dari Akupunktur. Dalam Perkembangannya Selama Ribuan Tahun, Akupressure Mempunyai Banyak Ragam Dalam Hal Teknik Dan Metode, Bahkan Dalam Seni Beladiri Cina Juga Berkembang
Pengetahuan
Mengenai
Titik
Akupunktur
Yang
Melumpuhkan, Yang Kemudian Berkembangmenjadi Poiting Therapy. Didalam Ilmu Kedokteran Barat Yang Dapat Disamakan Dengan Acupressure Adalah Penekanan Pada Titik Triger, Dengan Indikasi Untuk Menghilangkan Nyeri. Sedangkan Menurut Ilmu Kedokteran Timur Acupressure Adalah Penekanan Titik- Titik Akupungktur Dengan Tujuan Memperlancar Ci Sehingga Tercapai Keseimbangan Enersi, Dengan Indikasi Utama Untuk Nyeri Dan Gangguan Neuromuskuler. Sedangkan Indikasi Lainnya Adalah Sama Dengan Akupungktur. Seperti Ilmu Kedokteran Timur Lainnya, Acupressure Walaupun Beragam Metode Dan Teknik, Semuanya Berdasarkan Pada Prinsip Yin Dan Yang.
Didalam
Ilmu
Kedokteran
Barat,
Sejauh
Nyeri
Yang
Diperhatikan, Maka Titik Triger Dianggap Sama Dengan Titik
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 29
Akupunktur. Titik Triger Adalah Titik Sensitif Yang Bila Ditekan Akan Menimbulkan Nyeri Pada Tempat Yang Jauh Dari Titik Tersebut Merupakan Degenerasilokal Didalam Jaringan Otot Yang Disebabkan Oleh Spasme Otot, Trauma, Ketidak Seimbangan Endokrin, Ketidak Seimbangan Otot, Ketegangan Umum Akibat Situasi, Pekerjaan, Emosi. Titik Triger Dapat Ditemukan Pada Otot Rangka Dan Tendon, Ligamen Dan Kapsul Sendi, Periosteum, Kulit. Otot Yang Normal Tidak Mempunyai Titik Triger. Teknik
Diicari Letak Titik Triger Maka Dilakukan Penekanan/ Penjepitan Secara Terus Menerus Atau Intermiten. Hal Ini Disebut
Ischemic
Coinpression/Myotherapy, Termasuk Di Dalamnya Shiatzu/ Acupressure. Penekanan Dilakukan Dengan Ibu Jari/ Ujung Jari Tangan. Pada Penekanan Terus Menerus Bila Rasa Nyeri Berkurang, Tenaga Tekanan Ditingkatkan Bertahap Dengan Menambah Ibu Jari Atau Jari Tangan Lainnya Untuk Lebih Menguatkan. Proses Ini Dilanjutkan Sampai Satu Menit Dengan Tenaga Tekanan Sebesar
1030 Lbs. Chiropractor
Umumnya Menganjurkan Teknik Menekan Selama 710 Detik Yang Diulang Beberapa Kali Dalam Sehari Untuk Beberapa Hari Sampai Titik Nyeri Hilang. Pada Penekanan Intermiten Dilakukan Penekanan Kuat Selama 5 Detik, Penekanan Ringan (± 25%) Selama 5 Detik Dan Seterusnya Sampai Satu Menit. Bila Nyeri Berkurang Bermakna, Maka Terapi Dihentikan Pada Triger Yang Baru Dan Nyeri Sedang, Setelah Dilakukan Penekanan, Dilakukan Peregangan Pasif Pada Tiap Triger Dengan
Cara, Yaitu Pasien Dalam Keadaan Rileks, Peregangan
Dilakukan Secara Perlahan-Lahan Dan Bertahap Sampai Panjang Otot Kembali Nomal.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 30
Indikasi/Kontraindikasi
Yang Harus Dipenuhi, Yaitu Penderita Harus Rileks, Bila Otot Tegang Maka Titik Triger Terlindung Dan Pemijatan Dan Terapi Tidak Akan Bermanfaat. Indikasinya Yaitu Nyeri. Sedangkan Kontraindikasinya Adalah Area Inflamasi, Varices, Kutil, Dan Jaringan Parut.
Syarat
Persiapan Dimulai Tiga Minggu Sebelum Waktu Yang Diperkirakan. Kira-Kira Diperlukan Tiga Kali Pengobatan Untuk Mengharmoniskan Keadaan Energitas Kedua Belas Meridian Untuk Menghadapi Waktu Bersalin. Acupressure Aman Bagi Ibu Hamil Dan Dapat Diberikan Pada Ibu Hamil Selama Dilakukan Oleh Ahlinya. Manfaatnya Antara Lain: 1. Membuat Seluruh Otot Tubuh Relaks, Sehingga Ibu Hamil Bisa Menjalani Kehamilannya Dengan Tenang. 2. Mengurangi Rasa Mual Dan Muntah. 3. Mengurangi Rasa Panas Di Ulu Hati. 4. Menstabilkan Tekanan Darah, Sehingga Ibu Hamil Terhindar Dari Tekanan Darah Tinggi. 5. Menghindari Terjadinya Varises. 6. Mengurangi Rasa Pegal Di Punggung, Pinggang Bagian Belakang Serta Panggul, Yang Sering Muncul Seiring Besarnya Rahim. 7. Membantu Janin Berada Di Posisi Seharusnya, Sesuai Dengan Usia Kehamilan. 8. Membantu Melancarkan Proses Persalinan, Meringankan Rasa Nyeri, Serta Meningkatkan Energi Yang Dibutuhkan Ibu Yang Akan Melahirkan.
Wanita Hamil Tidak Boleh Dipijat Pada Beberapa Titik Akupresur (Terutama Di Bagian Yang Langsung Ke Janin Seperti Perut). Alat Bantu Pijat Yang Digunakan Bersih, Tidak Tajam Dan Menyakitkan.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 31
Pemijatan Dapat Dilakukan Dengan Ujung-Ujung Jari, Kepalan Tangan, Telapak
Tangan,
Pangkal
Telapak
Tangan,
Dan
Siku.
Tidak
Diperkenankan Menggunakan Lutut Atau Telapak Kaki.
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 32
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang telah di sahkan dan oleh Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan tindakan terapi yang dimana disini salah satunya diterapkanya beberapa terapi yaitu Herbal Medicine, Terapi komplementer Diet Nutrisi dan lifestyle change, Intervensi Pikiran – Tubuh (Mind-Body Intervention), Manual Healing, dan Terapi Akupunktur dan akupresser
‘’Terapi Komplementer dan Home Care Nursing Practice’’
Page 33