PROTAP TRANSFUSI DARAH
1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN Nomor : TENTANG PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDART TRANSFUSI DARAH RS UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN DIREKTUR RS UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN Menimbang
: a. Bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan darah bagi penderita yang dirawat di RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN. b. Bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a diatas dipandang perlu ditetapkan Prosedur Operasional Standart Transfusi Darah yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
Mengingat
: 1. Undang – undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah 2. Undang – undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan MEMUTUSKAN
PERTAMA KOTA MEDAN
KEPUTUSANDIREKTUR RS UMUM DAERAH DR. PIRNGADI TENTANG PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDART TRANSFUSI DARAH RS UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
KEDUA
KEPUTUSAN INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL TERSEBUT DITETAPKAN
Ditetapkan : di Medan Pada tanggal ……………………. Direktur RSUP. UMUM DAERAH dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA NIP: 19581227 198412 1001 Tembusan
2
PROSEDUR PELAYANAN DARAH NOMOR DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- / - / 2009
NOMOR REVISI
HALAMAN 1/1
-
INST. LAB. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TGL TERBIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
Ditetapkan Direktur
1 APRIL 2009
Dr. Amran Lubis, Sp JP. ( K), FIHA Pembina TK. I NIP: 19581227 198412 1001 Unit penyimpanan, penyediaan darah kepada yang memerlukan di unit pelayanan RSUP. UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
TUJUAN
Mempercepat penyediaan darah kepada yang memerlukan di unit pelayanan RSUP. UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
KEBIJAKAN
Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi
1. Dokter mengajukan permintaan dengan mengisi formulir 2. Petugas membawa sample darah (2 ml) ke Lab P
3. Pemeriksaan golongan darah di Lab RSUP> UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
R
4. Petugas lab menghubungi UTD Pembina RSUP apakah ada persediaan / tidak
O
5. Ada : petugas lab mengambil darah ke UTD pembina Cross match di lab RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Negatif
S
Darah diserahkan bila positif cross match ulang di UTD Pembina
E
Positif memcari donor baru, sampai negatif dapat diserahkan
D
6. Tidak ada persediaan : membawa donor ke UTD Pembina darah diambil ke UTD Cross match negatif
U
Darah diserahkan Bila Positif : cari donor baru, sampai hasil cross match negative
R Unit Terkait
IRNA, IRD, IBS, VK, Tim Akreditas
LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
3
UPAYA KESEHATAN TRANSFUSI DARAH SEMESTER
) Bulan …………………… s/d ……………………
(
A. LAPORAN PENERIMAAN DARAH LENGKAP DAN HASIL PEMERIKSAAN REAKSI SILANG 1. LAPORAN PENERIMAAN DARAH LENGKAP No unit Ia II a B III
SUMBER
US
D.P
JUMLAH A
GOLONGAN B O AB
UTD Cabang Kiriman dr UTD Cabang Bank Darah Di RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN Sisa semester yang lalu
2. LAPORAN JUMLAH PEMERIKSAAN REAKSI SILANG YANG DILAKUKAN REAKSI SILANG METODA
Fase I
Bovine Fase II
Album Fase III
Sknining/ Identidikas i antibody
RHESUS PASIEN
Polysiai
LAPORAN SINGKAT KEGIATAN
4
VI. (
SEMESTER No
Jenis Bencan a
Frekwens i
PENANGGULANGAN BENCANA ) Bulan …………………… s/d ……………………
Meninggal
Cider a
DATA KORBAN Hilang Diungsikan
Menderita
Bantu an dinilai deng an uang
II. TENAGA YANG DIPERBANTUKAN UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN : PENGURUS STAFF KSR TSR PMR
: : : : :
III. JENIS KEGIATAN YANG DILAKUKAN IV. HAMBATAN V. SARAN – SARAN VI. DAFTAR PERALATAN YANG DIMILIKI UNTUK KESIAPASIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA NO NAMA BARANG JUMLAH SATUAN KETERANGAN
5
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYALURAN DAN PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
SMF OBGIN
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- //2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I. NIP: 19581227 198412 1001 Penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi ke ruangan/ Poliklinik merupakan salah satu tugas dari Instalasi Farmasi. Berkaitan dengan hal tersebut dan demi kelancaran proses kesehatan di Rumah Sakit maka perlu disusun prosedur tetap tentang penyaluran dan penyerahan obat dan alat kesehatan habis pakai yang bias dipakai sebagai pegangan bagi semua unsur terkait. 1. Mempelancar proses permintaan obat / alat kesehatan habis pakai oleh ruangan untuk keperluan pengobatan penderita 2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja 3. Meingkatkan disiplin dalam penggunaan obat / alat kesehatan habis pakai sehingga benar – benar tepat guna Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi
Kebijakan dan Prosedur Instalasi Farmasi RS DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
6
PEMERIKSAAN RONTGEN NO DOKUMEN OT.01.01./VI.5.-. / / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/ 1
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
UNIT TERKAIT
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi rengion dan bentuk energi lainnya dalam bidang diagnostik imaging dan terapi, yang meliputi energi pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif seperti antara lain : sinar rontgen (sinar x) 1. Agar diagnosa dapat ditegakkan dengan cepat dan tepat sehingga tindakan pengobatan dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat pula. 2. Untuk mengevaluasi perkembangan pasien 3. Untuk memperpendek hari rawat Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi 1. Ada formulir permintaan rontgen dengan : identitas pasien nomor CM, permintaan foto yang jelas dan tanda tangan dokter 2. Untuk Thorax Foto : - Penderita membuka baju (pakai baju Rontgen) - Posisi sebaiknya berdiri ( kecuali psosisi khusus) - Digoto saat inspirasi maksimal 3. Untuk Foto Abdomen Polos - Penderita membuka baju, celana panjang, rok (pakai baju Rontgen) - Posisi sebaiknya berbaring (kecuali posisi khusus) 4. Untuk Foto Extremitas, kepala : Pembuka ridak perlu membuka baju Posisi biasanuya dari depan dan samping Instalasi Rawat jalan, Instalasi Rawat Inap, IRD, Tim Akreditas
7
PROTAP PERINATAL RESIKO TINGGI
8
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN NOMOR : TENTANG PENETAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR NEONATOLOGI RSUP. UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
Menimbang
: a. bahwa untuk pelaksanaan tugas sesuai dengan kebutuhan pada ruangan Neonatologi RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a diatas dipandang perlu Penetapan Prosedur Oparasional Standar neonatology RSUP. UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RS UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
Mengingat Daerah
: 1. Undang – undang No. 22 thn 1999 tentang Pemerintah 2. Undang – undang No. 23 thn 1992 tentang Kesehatan MEMUTUSKAN
PERTAMA MEDAN
: KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DR. PIRNGADI KOTA TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR NEONATOLOGI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN.
KEDUA
: KEPUTUSAN INI MULAI BERLAKU PADA TANGGAL TERSEBUT DITETAPKAN Ditetapkan : di Medan Pada tanggal ……………………. Direktur RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA NIP: 19581227 198412 1001 Tembusan
9
RESUSITASI NEONATUS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- / - / 2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN /2
Ditetapkan Direktur Utama
1 april 2009
PENGERTIAN
TUJUAN REFERENSI KEBIJAKAN PROSEDUR
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Asfiksia neonatorium adalah suatu keadaan dimana terjadi hipoksia yang progesif, penimbunan CO2 dan asidosis sehingga bayi tidak mampu bernafas dengan adekuat segera setelah lahir. Semua bayi yang mengalami asfiksia dapat diatasi dalam 15 menit pertama Buku Panduan Resusitasi Neonatus, Perinasia, Jakarta Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi 1. Pemeriksaan dan persiapan alat – alat dan bahan resusitasi neonatus (lampiran1) 2. Langkah pertama pertolongan bayi dengan asfiksia adalah mencegah kehilangan panas akibat stress dingin, dengan : Letakkan bayi dibawah alat pemanas Keringkan tubuh bayi dari air ketuban Singkirkan kain basah Langkah ini memrlukan waktu bebrapa detik pada semua bayi segera setelah lahir terutama pada bayi yang mengalami depresi 3. Langkah selanjutnya adalah membuka jalan nafas (lampiran2) Letakkan bayi dalam posisi yang benar yaitu bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi (tengadah) posisi miring bila banyak cairan / lendir di mulut Bersikan jalan nafas dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung. Bila ada mekonium dalam air ketuban segera setelah kepala lahir jalan nafas dibersihkan dengan menggunakan kateter penghisap. Bila mekonium kental maka diperlukan penghisap dari trakea untuk mencegah aspirasi mekonium. 4. Langkah selanjutnya adalah menilai bayi : Usaha nafas Frekuensi denyut jantung Warna kulit Bila bayi apnea atau sukar bernafas dapat dimulai dengan rangsangan taktil (menepuk telapak kaki/ mengusap punggung) Bila gagal lakukan VTP (ventilasi tekanan positif) dengan oksigen
10
RESUSITASI NEONATUS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
DAFTAR LAMPIRAN UNIT TERKAIT
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- / - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN /2
100% dengan balon dan sangkup atau sungkup dengan pipa ET Bila dengan VTP (15-30 detik) bayi bernafas spontan dengan denyut jantung > 100x/menit, amati terus sampai nafas spontan (lampian2) Bila denyut jantung <60x/ menit setelah 30 detik lakukan kompresi dada, bila setelah 30 detik VTP dan kompresi obat – obatan (lampiran 2 dan 3) Bila frekuensi jantung <100x/ menit, bayi bernafas spontan tetapi masih ada sianosis sentral berikan oksigen, bila hanya sianosis perifer oksigen tidak diperlukan. 5. Langkah selanjutnya pada bayi dengan asfiksia berat IVFD Dekstrosa 5/10% 960cc/kg/hari) Vit K 1 mg Antibiotika propilaksis 1. Alat – alat dan bahan resusitasi neonatus 2. Ringkasan resusitas dikamar bersalin 3.Obat – obatan yang digunakan pada resusitasi neonates Bedah sentral Laboraturium
11
RESUSITASI NEONATUS Lampiran : A. Alat – alat dan Bahan Resusitasi Neonatus 1. Alat penghisap
Penghisap lendir kaca Penghisap mekanis Kateter penghisap no. 5F atau 6F, 8F, 10F Sonde minuman no.8F san samprit 20mL Penghisap mekonium
2. Alat sungkup dan balon resusitasi >. Balon rsusitasi neonatal dengan katup penurun tekanan --- alonnya harus mampu untuk memberikan oksigen 90-100%. >.Sangkup dengan ukuran untuk bayi cukup bulan dan premature (mempunyai sungkup dengan pingir yang lunak seperti bantal) pipa saluran pernafasan ukuran untuk bayi cukup bulan dan bayi kurang bulan. Oksigen disertai alat ukur aliran oksigen dan pipa – pipanya. 3. Alat Intubasi
Laringoskop dengan lidah lurus no. 0 (kurang bulan) dan no 1(cukup bulan) Lampu dan baterai ekstra untuk laringoskop Pipa Endotrakeal ukuran 2.5, 3.0, 3.5, 4.0 mm Stilet gunting Sarung tangan
4. Obat – obat Epinerin 1:10.000 --- ampul 3-mL atau 10-mL Nalokson hidroklorid 0.4 mg/mL – ampul 1-mL atau volume expanders, salah satu dari yang dibawah ini : o 5% larutan garam albumin o NaCl 0.9% o Ringer laktat Natrium bikarbonat 4.2% (5 mEq/10-mL) --- ampul 10-mL Dextrose 10% 250 mL Aqua steril 30 mL NaCl biasa, 30mL 5. Lain – lain Alat pemancar panas Stetoskop Kardiotekometer dengan EKG (lebih dianjurkan dengan osiloskop) Plester ½ atau ¾ inci Semprit,1,2,5,10,20,50mL
12
PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Unit Terkait
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- / / 2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN /2
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 BBLR adalah bayi lahir dengan BB<2.500 gram tanpa memandang umur kehamilan, dibedakan menjadi : - BBLASR (berat badan lahir sangat rendah) : < 1.000 gram - BBLSR (berat badan lahir sangat rendah) : 1.000 – 1.500 gram BBLR (berat badan lahir rendah) : 1.500 - < 2.500 gram Semua bayi BBLR mendapat perawatan lengkap dalam 3 jam setelah lahir. Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi 1. Rawat dalam inkubator. Perhatikan suhu tubuh sekitar 36 –37 C dengan mencipatakan suhu sekitar yang netral (32,5 – 34,5 C) 2. Perhatikan jalan nafas, bersihkan lendir, kalau ada mekonium, ketuban hijau, keruh kumbah lambung 3. Beri ganjal pada pundak 4. beri O2 secukupnya 5. pasang infus untuk pemberian kalori dan elektrolit pada bayi dengan BBL < 1.500 gram atau bayi yang lebih besar dengan reflek isap dan menelan belum sinkron. 6. perhatikan nadinya, hindari/ atasi syok 7. Jaga keseimbangan adam basa dan elektrolit (dengan analisa gas darah, bila memungkinkan) 8. Koreksi bila ada hipoglikemia (tanda – tanda hipoglikemia / dextrostik) 9. Berikan antibiotika propilaksis pada bayi yang diinfus 10. Lakukan pemeriksaan untuk menentukan adanya infeksi : - Anamnesis yang cermat - Pemeriksaan aspirasi cairan lambung - Lekosit darah tepi, differential count - Kultur darah dan cairan otak 11. batsai tindakan yang tidak mendesak sebelum bayi dalam keadaan cukup stabil 12. Berikan vit K 1 mg sekali 13. Monitoring sebaiknya tentang : - Pernafasan dan oksigenerasi (AGD) - Hipoglikemia (dextrostik) - Hidrasi dan nadi (timbang BB tiap hari hitung jumlah produksi urine) - Ikterus (bilirubin direct dan total) - Hemoglobin, PCV, protein, albumin setiap minggu 14. Tanda – tanda sepsis / meningitis (criteria Erwin Sarwono) Laboraturium Radiologi
13
PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PROLAKSIS NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5./ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
TGL TERBIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Pengertian
Tujuan / Kreiteria Mutu Kebijakan
PROSEDUR
Unit Terkait
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Pemberian antibiotika prolaksis pada bayi yang lahir di RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN dan bayi rujukan dari luar rumah sakit yang berumur kurang dari 1 bulan. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didiga kuat terjadi akibat tindakan medis atau karena keadaan lingkungan pelayanan sehingga bukti kuat adanya infeksi, melebihi rata – rata masa inkubasi kuman yang ditemukan. Dalam 24 jam setelah pemberian antibiotika profilaksis tidak ada bayi yang terinfeksi nosokomial atau menderita sepsis / meningitis Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan keadaan dibawah ini diberikan antibiotika propilaksis : 1. KPD > 12 jam 2. Febris Ketuban hijau keruh dan bau 3. Partus di luar RS 4. Tindakan resusitasi buatan Bila hanya satu keadaan diatas berikan Ampicilin 100 mg/KgBB/ hr IM/IV dalam 2 dosis terbagi selam 3-5 hari Bila lebih dari satu keadan berikab : 1. Ampicilin 100 mg/KgBB/hr dan Gentamicin 5 mg/KgBB/hr IM/IV dalam 2 dosis terbagi selam 5 hari 2. Ampicilin 100 mg/kgBB/hr dan Cefalosporin (Cefotaksim) 100 mg/KgBB/hr IM/IV dalam 2 dosis terbagi selam 5 hari. Laboraturium Radiologi
14
TERAPI SINAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
NO DOKUMEN OT.01.01./VI.5./ - / 2009
TGL TERBIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Unit Terkait
NO. REVISI -
HALAMAN /2
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA NIP: 19581227 198412 1001 Terapi sinar adalah terapi dengan menggunakan sinar untuk menurunkan kadar bilirubbin indirek dengan cara terbentukkanya konfigurasi foto sinar isomir/struktur bilirubin yang mudah larut dalam air kemudian dikeluarkan melalui fases / urine. Semua bayi icterus neonatorium setelah mendapat terapi sinar 2 x 24 jam kadar bilirubin indirek menjadi < 5 mg/dl. Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi Bayi kurang bulan A. Bila kadar bilirubin indirek lebih dari 12 mg/dl terapi diteruskan sampai kadar bilirubin < mg/dl B. Bila kadar bilirubin inderek < 10 mg/dl terapi sinar dihentikan selam 12 jam dan mulai lagi terapi sinar C. Terapi sinar dihentikan bila bilirubin inderek tetap lebih dari 12 mg/dl, bagi bayi premature setelah umur 5 hari Bayi cukup bulan Setelah 24 terapi sinar A. Bila kadar bilirubin inderek > 18 mg/dl terapi sinar diteruskan sampai kadarnya < 15 mg/dl B. Bila kadar bilirubin indirek < 18 mg/dl terapi sinar dihentikan selam 12 jam dan lanjutkan lagi C. Terapi sinar dihentikan bila kadar kadar bilirubin indirek tetap <15 mg/dl bagi bayi setelah umur5hr Perlu diperhatikan pada setiap terapi : 1. Jarak kasur bayi dengan lampu 45 cm 2. Bayi telanjang bulat 3. mata ditutup rapat tak tembus cahaya 4. Posisi bayi diubah setiap 6 jam - Telentang - Telungkup 5. Pertahankan suhu bayi sekitar 36-370C (ukur suhu setiap 3 jam 6. Hindari dehidrasi, perhatikan fasesnya 7. tentukan Hb dan kadar bilirubin inderek selama terapi secara teratur Setelah terapi tentukan kadar bilirubin untuk menentukan langkah selanjutnya (apakah terpi sinar dilanjutkan atau dilakukan transfusi tukar) Laboraturium
15
PENANGANAN PERDARAHAN INTRA KRANIAL NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama Utama
1 APRIL 2009
Pengertian
Tujuan / Kreiteria Mutu Kebijakan
PROSEDUR
Unit Terkait
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Perdarahan intrakranial adalah perdarahab yang terdapat di intrakranial, mencakup 4 tipe : 1. Perdarahan subdural 2. Perdarahan subarachnoid primer 3. Perdarahan periventrikuler – intraventrikuler 4. Perdarahan intraserebral 1. Menghentikan perdarahan intrakranial dalam 24 jam 2. Menurunkan angka kematian oleh karena perdarahan intrakranial Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi Terapi meliputi 3 aspek 1. Pencegahan - Intervensi pre dan post natal - Medikametoda dengan fenobarbital dan plasma beku segar - Pemeriksaan USG kepala bayi BBL < 1500 gam atau pada bayi dengan factor resiko 2. Penalaksanaan pada masa akut - Pemeliharaan perfusi serebral - Pencegahan gangguan hemodinamik serebral - Perawatan penunjang yaitu ventilasi, sirkulasi, suhu dan keseimbangan matebolik. 3. Pengobatan : dilatsi ventrikel paska perdarahan (dirujuk ke rumah sakit dengan tenaga dokter spesialis bedah saraf RSUP) Laboraturium Radiologi
16
PENANGANAN TETANUS NEONATUS NO DOKUMEN OT.01.01.VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
PENGERTIAN TUJUAN REFERENSI KEBIJAKAN
P R O S E D U R Unit Terkait
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Adalah penyakit pada neonatus yang dosebabkan oleh Clostridium tetani Menurunkan angka kesakitan dan kematian oleh karana tetanus neonatorum Pedoman Pelayanan Perinatal pada RSU kelas C dan D, Dirjen Janmed, Dep Kes RI dan Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta, 1991 Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi 1. Bersihkan jalan nafas 2. Jaga suhu bayi (36-370C) 3. Usahakan pernafasan dan sirkulasi normal 4. Bersihkan dan rawat tali pusat 5. Atasi kejang dengan - Diazepam dosis awal 2,5 mg IV pelan – pelan - Selanjutnya diazepam drip 8-10 mg/kgBB/hari - Bila masih timbul kejang, boleh diberikan tambahan 2,5 mgIV perlahan – lahan, sehingga dosis keseluruhan menjadi 15 mg/kg/hr - Secara klinis membaik diazepam diberikan oral dan dirunkan bertahap 6. ATS 10.000 IU/hari sela 2 hari berturut – turut 7. Berikan antibiotika Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dakan 4 dosis, bila terdapat gejala sepsis / meningitis berikan Gentamisin 5 mg/kgBB/hari dakam 2 dosis arau cefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis 8. ASI per sonde, bila tidak memungkinkan per oral beri IVFD Laboraturium
17
PENANGANAN PENYAKIT PERDARAHAN PADA NEONATUS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NO DOKUMEN OT.01.01./VI.5./ - / 2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
Unit Terkait
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Penyakit perdarahan pada neonatus adalah suatu gangguan perdarahan yang disebabkan karena defisiensi Vitamin K (factor II, VII, IX dan X). Perdarahan dapat terjadi pada umur < 223 jam, biasanya pada hari kedua atau ketiga setelah lahir Menghentikan perdarahan pada neonatrus dalam 24 jam Menurunkan angka kematian oleh karena perdarahan 1. Pencegahan Berikan vitamin K 1 1 mg 1 kali pada setiap bayi baru lahir, neonatus dengan malabsoebsi usus, neonatus yang mendapat terapi antibiotika spectrum luas dan lama, nutrisi parenteral, fibrosis kistik dan atresia bilier 2. Terapi Dosis vitamin K1 yang dianjurkan adalah 1 mg. Biasanya perdarahan berhenti secara klinis dalam 2 jam. Bila terjadi perdarahan umbilikalis atau perdarahn tidak berhenti berikan transfusi darah segar 10-15 cc/kgBB, atasi anemia dengan transfusi darah segar. Laboraturium
18
PENANGANAN SEPSIS/MENINGITIS NEONATORUM NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Pengertian
Tujuan Kebijakan PROSEDUR
Daftar Lampiran Unit Terkait
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Sepsis neonatorum adalah kumpulan gejala klinis yang timbul akibat adanya infeksi sistemik dan diikuti oleh bakteriemi pada bayi berumur kurang dari 1bulan Meningitis merupakan peradangan pada selaput otak sebagai akibat lanjutan dari bakteriemia Sepsis dan meningitis pada bayi sudah terdiagnosis dan mendapat terapi dalam 2 x 24 jam. Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi 1. Penderita diberikan infus dekstrose 5 – 10%, bila keadaan berat dapat dirawat dalam incubator. 2. Makanan perenteral baik dengan sonde atau peroral tetap dilanjutkan sesuai dengan kemampuan absorbsi usus penderita 3. Periksa Laboratorium : - Hapusan darah tepi - Urine lengkap - Cairan otak untuk pemeriksaan : none, pandy, sel, diff, count, glukosa, protein dan pengecatan gram. - Foto thoraks - Biakan darah, cairan otak dan urine. 4. Antibiotika - Ampicilin 200 mg/kg/hari IV dalam 2 dosis Gentamysin 5 mg/kg/hari IV dalam 2 dosis - Cefalopsporin 100-150 mg/kg/hari IV dalam 2 dosis Gentamysin tidak dianjurkan pada bayi ikterus dan gangguan fungsi ginjal. Sepsis : lama pemberian 7-10 hari Meningitis : lama pemberian 21 hari 5. Terapi tambahan - Tranfusi darah/plasma - Imunoglobulin Kriteria diagnosis klinis sepsis menurut “Erwin Sarwono” Kriteria laboraturium Laboraturium
19
1. Kriteria diagnosis klinis sepsis menurun “Erwin Sarwono” a. Keadaan umum : not doing well Sianosis Gangguan kontrol temperatur Sklerema b. Susunan saraf pusat : letargi / irritabilitas jiterness/hiporefleksi koma ubun- ubun besar cembung gangguan gerakakan bola mata c. Sitim sirkulasi darah : pucat/sianosis kulit dingin takikardia /arotmia hipotensi edema d. Sistim respirasi : grunting respirasi tdk teratur nafas cepat/apnea retraksi e. Sistim hemopoitik : ikterus purpura / sianosis splenomegali f. Gastro Intestinalis : Gangguan minum vomiting diare distensi abdomen edema / eritema dinding abdomen hepatomegali Catatan : diagnosis sepsis ditegakkan bila ada 3 dari kelompok gejala sistemik diatas 2. KRITERIA LABORATURIUM Pemeriksaan Kriteria Hapusan darah tepi Jumlah perkubik millimeter yg dicurigai infeksi a. Bayi kurang dari 4 hari Sel darah putih < 9.000 Sel PMN < 4.500 Jumlah absolut batang < 1.400 Trombosit < 10.000 b. Bayi kurang dari 4 hari Sel darah putih > 20.000 atau < 5.000 Sel PMN > 4.500 atau < 1.400 Jumlah absolut batang < 500 Trombosit < 100.000 Urine > 1 leukosit / LPK > 1 bakteri / LPB Cairan otak Leukosit > 10 /mm3 (pada kasus berat bias > 500/ mm3) Glukose cairan otak < 20 mg/dl atau setengah glucose darah Adanya kuman pada pengecatan gram
20
TRANSFUSI DARAH PADA BAYI NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN /2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Cara pemberian transfusi darah pada bayi Memberikan transfusi pada bayi dengan kadar hemoglobin dibawah normal, berdasarkan pemeriksaan laboraturium. Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi Persiapan alat : 1. Untuk contoh darah - Botol bersih steril tertutup - Spuit dan jarum steril - Formulir darah 2. Untuk pemberian darah pada pasien - Alat – alat pemasangan infus - Spuit 10 cc - Cairan NACL 0.9% - Darah yang dibutuhkan yg sudah dicocokan dengan darah pasien Persiapan pasien 1. Keluarga pasien diberitahu 2. bayi disiapkan Pelaksanaannya 1. Untuk menentukan golongan darah pasien, maka harus mengambil darah dari vena 3 cc lalu dimasukkan ke dalam botol yang telah tersedia dan diberi etikel yang lengkap dan jelas. 2. Contoh darah untuk bayi minim bisa 1 cc 3. Formulir permintaan darah diisi lengkap dan jelas kemudian segera dikirim bersam,a contoh darah ke bank darah Bila darah sudah ada, yang dilaksanakan adalah 1. Dilakukan pemasangan infus dulu / pasang wing needle 2. Dengan cairan NACL 0.9% 3. Bila NACL 0.95 sudah masuk antara 3-5 cc lalu darah dimasukkan per spuit dengan pelan – pelan menurut kebutuhan bayi. 4. Bila selesai masukkan lagi NACL 0.9% 3 cc 5. Bila bayio infus maka infus dilanjutkan
21
TRANSFUSI DARAH PADA BAYI NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN /2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN 6. Bila tidak infus maka wing needle dilepas, jarumdicabut, bekas tusukkan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian ditutup dengan kasa dan bethadine dan plester. Yang harus diperhatikan : 1. sebelum darah diberikan harus dicocokkan dengan teliti, label etiket darah dengan status pasien yanga bersangkutan 2. Lihat keadaan darah masih baik/tidak 3. Bila ada gumpalan (stolsel) tidak boleh diberikan 4. Darah harus campur merata tak boleh dikocok dan dipanaskan 5. Darah harus sesuai dengan suhu badan 6. Awasi reaksi pasien 7. Bila suhu pasien tinggi harus lapor dokter dulu 8. Catat tanggal, jam pemberian, banyak darah yang diberikan nomer seri pada botol dan reaksi pasien Sedang obat anti elergi lengkap dengan sempritnya Unit Terkait
Laboraturium PMI
22
TRANSFUSI TUKAR NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-./ / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN ½
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TGL TERBIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Cara pelaksanaan transfusi tukar pada bayi Melaksanakan transfusi tukar yang berkualitas maksimal Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. Baki 1 berisi alat – alat steril a. 1-2 pasang sarung tangan b. satu set perlengkapan vena sectie c. 1-2 pasang kateter polyethylene d. 2 buah triople way (stop coc three way) e. 1 buah spuit 2,5 cc f. 1 buah spuit 5 cc g. 2 buah spuit 20 cc h. 1 buah kom kecil i. 1 buah knop sonde j. 4 buah botol kecil pemeriksaan k. lidi kapas l. duk bolong m. kain kasa 2. Baki II berisi alat – alat non steril dan obat – obatan a. 2 buah infus set steril b. cairan infus yg diperlukan c. obat – obatan d. heparin e. kalsium gluconas 10% f. cairan NaCL fisiologis g. 1 botol kosong untuk tempat darah yg dibuang h. bengkok (nierebeken) i. Alkohol 70% dlm tempatnya j. Jodium tincture 1 % dlm tempatnya k. Betadine 10% dlm tempatnya l. Alat resusitasi lengkap m. Oksigen lengkap siap pakai n. Thermometer o. Stetoskop p. Lampu panas q. Darah yg akan diberikan r. Kertas dan alat tulis 3. Standart infuse PERSIAPAN PASIEN
23
1. Mengadakan pendekatan dgn anak/keluarga dgn menjelaskan tindakan yg akan dilakukan sesuai dgn tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi 2. Izin tertulis dari orang tua (izin operasi) 3. 3-4 jam sebelum pelaksanaan pasien hrs puasa 4. Menyiapkan hasil pemeriksaan laboraturium meliputi : a. kadar bilirubin b. Hb c. Golongan darah d. Coom’s test e. Kadar G6 PD PERSIAPAN PERAWAT ; - Mengenakan pakaian khusus (barak short) topi dan masker.
Unit Terkait
PELAKSANAAN 1. Perawat cuci tangan 2. Pasien disiapkan dikamar khusus (aseptic) 3. lampu pemanas dipasang dan diarahkan kepada pasien 4. setelah dokter siap, pasien ditidurkan telentang dan pakaian daerah perut dibuka 5. Selanjutnya pelaksanaan tindakan dilakukan oleh dokter 6. Selama pelaksanaan tindakan berlangsung, perawat a. Mengawasi keadaan umum pasien b. Mencatat jumlah darah yg keluar dan yg masuk c. Menyiapkan obat – obatan yg diperlukan 7. Setelah pelaksanaan selesai dilakukan, pasien dirapikan dan dibawa kembali ketempat semula. perawat cuci tangan Laboraturium PMI
24
TINDAKAN AKAN LUMBAL PUNGSI PADA BAYI NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN OT.01.01/VI.5.1/1 /2009 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
P R O
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal Untuk memeriksa cairan otak pada bayi yg berkualitas maksimal Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. Bak I berisi alat – alat steril a. Sarung tangan, duk lubang, lidi kapas b. Kasa steril, spuit 2 cc dan 5 cc beserta jarum c. Botol kecil tempat cairan steril 2. Bak II berisi alat – alat tdk steril a. yudium 3 % bethadine b. kapas alcohol 70 % c. tabung kecil yg berisi cairan none dan pandy d. Bengkok, gunting, plester
S E
PERSIAPAN PASIEN 1. Memberikan penjelasan pada keluarga bayi 2. Mengatur posisi bayi
D U R
Unit Terkait
PELAKSANAANNYA 1. Perawat cuci tangan 2. Daerah bokong bayi ditutup dgn popok 3. Perawat menekuk bagian dan lutut 4. Dokter yg melaksanakan lumbal fungsi 5. Perawat menyiapkan bahan pemeriksaan liquar 6. 2 tabung kecil tadi berisi dgn caran liquar masing – masing 3 tetes 7. selesai jarum dicabut, bekas jarum diberi sol bethadine kemudian ditutup kasa steril dan diplester 8. Alat – alat dirapikan kembali 9. memberikan etiket pada botol berisi cairan tersebut dgn jelas dan lengkap 10. Paeawat mencuci tangan 11. Mencatat tanggal/jam tindakan pada lembar catatan perawat. Laboraturium
25
PEMASANGAN NGT UNTUK BAYI NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5./ - /2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009 Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Pengertian Tujuan Kebijakan
P R
Cara pemasangan ngt pada bayi Memberi nutrisi enteral Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. slang sonde steril no. 5 2. mangkok kecil berisi air 3. stetas cope 4. spuit 10 cc, pincet, bengkok 5. plaster, gunting, kaca steril
O S E D U R
Unit Terkait
PERSIAPAN PASIEN Bayi digendong PELAKSANAAN 1. Cuci tangan 2. Sonde diukur dari epigantrin ke telinga terus ke hidung dan beri batas 3. Sonde dimasukkan lewat hidung menuju lambung palan – pelan dan hati – hati. Perhatikan keadaan bayi bila kelihatan biru bekas dicabut, bila tdkk teruskan 4. Bila selesai cek dulu betul atau salah, cek dgn stetascope caranya: msaukkan udara dgn spuit ke lambung dgn cara /lewat slang sonde dan dengarkan dengan stetas cope pada lambung, bila terdengar hembusan udara berarti benar. 5. Kemudian filetasi/diplester dihidung 6. Alat – alat dibereskan kemudian cuci tangan 7. Catat tanggal/ jam pemasangan Yang harus diperhatikan 1. keadaan bayi biru/ tdk 2. sonde hrs ditutup APOTIK
26
TINDIK BAYI NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009 Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Cara memasang tindik bayi Pemasangan tindik pada bayi yg benar Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. Kapas alcohol 2. Betadine 3. Spuit dispo 10 cc 4. Giwang PELAKSANAAN 1. Petugas cuci tangan 2. Bayi digendong dgn selimut 3. sekitar telinga yg akan ditindik dibersihkan dgn alcohol 4. telinga yg akan ditindik ditusuk dgn jarum sidpo 10 cc dan giwang kita masukkan pada lubang jarum kemudian kita tarik, lalu kita rapatkan giwangnya 5. diolesi dgn betadine 6. Diolesi dgn betadine Diperiksa lagi ada perdarahan atau tidak. Kalau ada kitdrek dulu 7. Gedong dilepas 8. Cuci tangan kembali
UNIT TERKAIT
27
ANSTEPEN GRANULOMA PADA BAYI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5. -/ - / 2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN P R O S E D U R
Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Cara melaksanakan Antepen Granuloma pada bayi Melaksanakan Astepen Granuloma pada bayi dengan kualitas maksimal Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN 1. alcohol 2. betdine 3. zalf 4. nitras argentie 20% 5. kasa steril 6. plester 7. kapas lidi PELAKSANAAN 1. Bayi kita tidurkan dan kita buka guritanya 2. Sekitar pusat yang akan diolesi kita bersihkan dengan alcohol lalu dengan betadine 3. Sekitar pusat diberi zalf dulu agar nanti kalau mungkin Nitra mengenai kulit tidak terbakar 4. Nitras dioleskan dengan kapas lidi dengan hati – hati tepat pada luka 5. Setelah kering kita tutup dengan kasa steril lalu diplester 6. Tiap dua (2) hari sekali kita obati lagi sampai sembuh 7. Cuci tangan kembali
UNIT TERKAIT
28
MERAWAT TALI PUSAT NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.- / - /2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TGL TERBIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009 Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
P R O S E D U R
Cara merawat tali pusat pada bayi Perawatan tali pusat yang berkualitas maksimal Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. Sol betadine 2. Kain kasa steril 3. Lidi kapas steril 4. Bengkok 5. Kapas alcohol 70% PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan 2. Pembungkus dilepaskan dan dibuang di bengkok 3. Sekitar pusat dibersihkan dengan kapas alcohol 70% 4. Kasa dilipat segitiga letakkan dibawah tali pusat 5. Oleskan sol betadine pada pangkal pusat dan sekitarnya + 2 cm terus ke ujung 6. Kemudian dibungkus 7. Membereskan alat – alat 8. Mencuci tangan 9. Mencatat tanggal/jam tindakan pada lembar catatan perawat
UNIT TERKAIT
29
KUMBAH LAMBUNG BAYI NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5./ - /2009
NO. REVISI -
HALAMAN 1/1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TGL TERBIT
Ditetapkan Direktur Utama
1 APRIL 2009 Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Pengertian Tujuan Kebijakan
PROSEDUR
Cara kumbah lambung pada bayi Melaksanakan kumbah lambung yang berkualitas maksimal Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi PERSIAPAN ALAT 1. Slang sonde steril CH 05 2. Cairan NaCL 0,9% Dextrose 5% 3. Stetoscope 4. Mangkok berisi air 5. Spuit 10 cc, pinset 6. Bengkok, gunting, plester, kasa steril PERSIAPAN PASIEN 1. Memberitahu keluarga bayi 2. Bayi digendong PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan 2. Mengukur sonde dari hidung, telinga ke epigastrum dan beri tanda 3. Memasukkan ujung sonde melalui hidung ke lambung pelan – pelan sampai tanda batas 4. Cek pemasangan betul atau tidak Cara ngecek hisap dengan spuit pelan – pelan bila keluar cairan lambung berarti betul atau memasukkan udara ke dalam lambung dengan spuit dan dengarkan dengan stetosscope pada lambung bila dengar adanya udara masuk berarti betul 5. Piksasi dihidung dengan plester 6. Mengerjakan kembali lambung dengan cara memasukkan cairan NaCL 0.9% + 5 cc kedalam lambung, kemudian dihisap pelan – pelan. Dikerjakan beberapa kali sampai cairan lambung kelihatan bersih, selesai 7. Membereskan alat – alat 8. Mencuci tangan 9. Mencatat tanggal/jam tindakan pada lembar catatan perawat
Unit Terkait
30
PROSEDUR INKUBATOR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
TGL TERBIT
NO. REVISI -
HALAMAN /2
Ditetapkan Direktur
1 APRIL 2009 Dr.Amran Lubis, Sp.JP (K), FIHA Pembina TK I NIP: 19581227 198412 1001 Pengertian Tujuan Kebijakan
P R O S E D U R
Cara Pemsangan Inkubator - Pemasangan incubator dengan kualitas maksimal - Mencegah kerusakan allat incubator Kepala SMF Obstetri dan Gynecology RSUD dr Pirngadi Kelahiran bayi premature dapat terjadi kerana bermacam – macam hal penyebab sehingga terjadi kelahiran dengan - usia kehamilan < 36 minggu - berat badan lahir < 2000 gram dalam hal ini : fungsi dari semua organ – organnya juga mengalami belum premature sehingga terjadi gangguan fungsi pada organ – organ tersebut, antara lain : - Gangguan fungsi pernafasan - Gangguam fungsi pengaturan suhu - Gangguan fungsi percernaan - Gangguan daya tahan tubuh dan sebagainya Utamanya bayi jangan sampai terjadi kedinginan, karena dengan adanya stress-cold maka akan terjadi gangguan fungsi organ. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dengan banyak cara, antara lain dengan adanya incubator Didalam incubator dapat dipantau / dimonitoring al : - K/u bayi - Pernafasan - Suhu bayi - Suhu incubator - Kebutuhan O2 Kriteria bayi masuk dalam incubator al : 1. usia kehamilan < 36 minggu dan berat badan lahir < 2000 gram 2. K/u bayi lemah / sangat lemah Cara kerja 1. Incubator diprogram dulu sebelum bayi diletakkan dalam incubator 2. Suhu incubator dan suhu bayi serta kelembaban harus sesuai dengan berat badan dan umur bayi. Luhat daftar 3. Air humidifer digunakan aquabides/air steril 4. O2 dalam keadaan siap + 1 menit 4 liter atau sesuai kebutuhan dengan pemasangan berbagai cara juga sesuai kebutuhan bayi. 5. setelah incubator terprogram bayi diletakkan dalam incubator sebaiknya tanpa pakaian /berpakaian sesuai keadaan bayi. Hanya popok saja sebagai penampung : bak + bab 6. Alas kepala/ bantal digunakan sesuai keadaan bayi (lenen tidak banyak
31
PROSEDUR INKUBATOR NO DOKUMEN OT.01.01/VI.5.-/ - / 2009
NO. REVISI -
HALAMAN /2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN digunakan dalam incubator dengan tujuan supaya panas yang ada banyak terfokus pada bayi saja 7. Skin temp diletakkan pada tubuh bayi didaerah yang datar misalnya didaerah perut 8. Untuk mencegah terjadinya sering ketidakstabilan suhu maka : 9. Merawat bayi/ manipulasi hanya pada waktu tertentu saja atau k/p 10. Merawat bayi melalui lubang/jendela incubator dan pintu hanya dibuak k/p 11. bila terjadi gangguan /ketidakstabilan alat monitoring, maka alam akan berbunyi, harus segera lakukan pengamatan Unit Terkait PKMRS
32