Penyebab utama jalan napas pada pasien tidak sadar adalah hilangnya tonus otot tenggorokan sehingga pangkal lidah jatuh menyumbat farink dan epiglotis menutup larink. Bila pasien masih bern…Full description
penatalaksanaan gagal ginjal; transfusi darah dan macamnya; cuci darah
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Full description
222
Standar Operasional Prosedur Tatalaksana Efek Samping OAT Pasien TBFull description
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Gagal Napas AkutDeskripsi lengkap
sop keperawatanDeskripsi lengkap
sop keperawatanDeskripsi lengkap
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Gagal Napas AkutFull description
Respirasi
Deskripsi lengkap
sop keperawatanFull description
sop pernafasan diafragmaFull description
SOP Menghitung Pernafasan
Deskripsi lengkap
kesehatanFull description
Full description
SOP Relaksasi Panas Dalam
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUNG PERNAFASAN / GAGAL NAPAS
NO DOKUMEN
NO REVISI
HALAMAN 1/5
RSU FASTABIQ SEHAT PKU MUHAMMADIYAH PATI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Aldila S. Al Arfah, MMR NBM: 1176703 Tatacara menghadapi dan memberikan pertolongan pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan PENGERTIAN
/ gagal nafas untuk mengembalikan fungsi system pernafasan dalam waktu yang sesingkat mungkin mungkin 1. Sebagai pedoman dalam menghadapi penderita gangguan nafas/gagal nafas 2. Mencegah henti nafas melalui pengenalan dan penanganan segera 3. Mempertahankan
pernafasan
yang
adekuat
sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas teratasi 4. Memberikan oksigen yang adekuat ke otak TUJUAN
5. Pembebasan jalan napas 6. Pemeberian napas buatan dengan bag and mask 7. Pemberian
napas
buatan
secara
mekanik
(respirator) 8. Memungkinkan
penghisapan
sekret
secara
adekuat 9. Mencegah aspirasi asam lambung (dengan adanya balon yang dikembangkan dikembangkan )
10. Alat lengkap dan berfungsi dengan baik 11. Tidak terjadi keterlambatan menolong PETUGAS
Dokter dan Perawat Seluruh tenaga perawatan yang diunit pelayanan
KEBIJAKAN
harus memiliki pendidikan dan pelatihan melakukan gawat darurat. Gawat napas : tidak ada gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari pasien. Indikasi 1. Ada obstruksi jalan napas bagian atas 2. Pasien
memerlukan
bantuan
napas
dengan
respirator. 3. Menjaga jalan napas tetap bebas 4. Pemberian anestesi seperti pada operasi kepala, leher,
mulut,
hidung,
tenggorokan,
operasi
abdominal dengan relaksasi penuh dan operasi thoracotomy 5. Terdapat PROSEDUR
banyak
sputum
(pasien
mengeluarkan sendiri) Indikasi intubasi non surgical 1. Aspiksia neonatorum berat 2. Resusitasi penderita 3. Obstruksi laring berat 4. Penderita tidak sadar lebih dari 24 jam 5. Penderita dengan atelektasis paru 6. Post operasi respiratory insufisiensi. Penyulit 1. Leher pendek 2. Fraktur servical 3. Rahang bawah kecil
tidak
4. Osteoarthritis temporo mandibula joint 5. Trismus 6. Ada masa di pharing dan laring
Persiapan pasien alat dan obat-obatan a.Persiapan pasien 1. Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Mintakan
persetujuan
keluarga
/
informed
consent 3. Berikan support mental 4. Hisap cairan / sisa makanan dari naso gastric tube 5. Yakinkan pasien terpasang IV line dan infus menetes dengan lancar
b. Persiapan alat-alat 1. Bag and mask + slang O2 dan O2 2. Laringoscope lengkap dengan blade sesuai ukuran 3. pasien dan lampu harus menyala dengan terang 4. Alat-alat untuk suction (yakinkan berfungsi dengan baik) 5. Xyllocain jelly / xyllocain spray dan Ky jelly 6. Naso / orotracheal tube sesuai ukuran pasien Laki-laki dewasa no 7, 7.5, 8 Perempuan dewasa 6.5, 7, 7.5 Anak-anak: usia (dalam tahun ) + 4 dibagi 4 7. Konektor yang cocok dengan tracheal tube yang disiapkan 8. Stilet / mandrin
9. Magyll forcep 10. Oropharingeal tube (mayo tube) 11. Stetoscope 12. Spuit 20 cc untuk mengisi cuff 13. Plester untuk fiksasi 14. Gunting 15. Bantal kecil setinggi 12 cm Prosedur a) Pasien gangguan pernafasan / gagal napas b) Pasang OPA c) Bagging dan oksigenasi d) Telpon spesialis Anestesi e) Jika tidak menjawab telpon piñata anestesi Prosedur Tindakan 1. Mencuci tangan 2. Posisi pasien terlentang 3. Kepala diganjal bantal kecil setinggi 12 cm 4. Pilih
ukuran
pipa
endotraceal
yang
akan
digunakan Periksa balon pipa/ cuff ETT 5. Pasang blade yang sesuai 6. Oksigenasi dengan bag dan mask/ ambil bag dengan O2 100% 7. Masukan obat-obat sedasi dan muscle relaxan 8. Buka mulut dengan laryngoscope sampai terlihat epiglottis 9. Dorong blade sampai pangkal epiglottis Lakukan pengisapan lender bila banyak secret 10. Anastesi daerah laring dengan xillocain spray ( bila kasus emergency tidak perlu dilakukan ) 11. Masukan endotraceal tube yang sebelumnya sudah diberi jelli
12. Cek apakah endotraceal sudah benar posisinya 13. Isi cuff dengan udara, sampai kebocoran mulai tidak terdengar 14. Lakukan fiksasi dengan plester 15. Foto thorak
Perawatan intubasi 1. Fiksasi harus baik 2. Gunakan oropharing air way (guedel) pada pasien yang tidak kooperatif 3. Hati-hati pada waktu mengganti posisi pasien. 4. Jaga kebersihan mulut dan hidung 5. Jaga patensi jalan napas 6. Humidifikasi yang adekuat 7. Pantau tekanan balon 8. Observasi tanda-tanda vital dan suara paru-paru 9. Lakukan fisioterapi napas tiap 4 jam 10. Lakukan suction setiap fisioterapi napas dan sewaktu-waktu bila ada suara lendir 11. Yakinkan bahwa posisi konektor dalam kondisi baik 12. Cek blood gas untuk mengetahui perkembangan 13. Lakukan foto thorax segera setelah intubasi dan dalam waktu-waktu tertentu 14. Observasi terjadinya empisema kutis 15. Air dalam water trap harus sering terbuang 16.