ISI
1.
NAMA ATAU TEMA BLOK Skizofrenia/ Blok Brain and Mind System
2.
FASILITATOR/ TUTOR Dr. Tri Widyawati, M.Si
3.
4.
DATA PELAKSANAAN a. Hari
: Senin, 15 Maret 2010 dan Kamis, 18 Maret 2010
b. Pemicu Pemic u ke
: 6 (enam)
c. Waktu
: 10.30- 13.00
d. Ruangan Rua ngan
: Ruang Tutorial I (Gedung Baru)
PEMICU A, 28 tahun, pria, belum menikah, diantar polisi ke rumah sakit karena mengamuk dan memukul seorang pria 60 tahun yang tidak dikenalnya di jalan. Ketika perawat menanyakan siapa namanya, A membentak perawat dan berkata, ³Kamu tidak tahu siapa saya? Betapa bodohnya«. Sayakan walikota Medan yang baru saja dilantik minggu lalu, apa kamu tidak pernah baca Koran? Tanpa bicarapun semua orang orang dapat mengenal siapa saya dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran saya.´ Saat dilakukan wawancara wawancara dan pemeriksaan pemeriksaan psikia tri, A terlihat sibuk berbicara berbicara sendiri dan memaki- maki. Ketika ditanya dengan siapa ia berbicara, A mengatakan ia sedang berkomunikasi dengan staf ahlinya yang bodoh dan tidak punya inisiatif. Mereka bisa berkomunikasi berkomunikasi dengan melalui melalui telepati, telepati, setelah se cara tiba- tiba ada kekuatan ghaib yang memasukkan pikiran asing ke pikirannya, sejak saat itu A mengatakan ia menjadi lebih pintar dan bisa mengobati orang. Segala pikiran dan perbuatan yang dilakukan A kini dikendalikan oleh kekuatan ghaib tersebut. Namu n banyak orang orang yang cemburu dengan kehebatannya kehebatannya sehingga berusaha berusaha mencelakakan dan mengguna mengguna - gunai A, salah satunya pria yang 60 tahun yang dipukulnya tadi. A yakin bahwa pria tersebut berniat untuk membunuhnya.
1
More Info I Tak lama kemudian ibu A datang ke rumah sakit dan memberikan keterangan bahwa bahwa A sudah menunjukkan perubahan perilaku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu; A yang semula rajin bekerja menjadi malas keluar rumah, malas mandi dan malas bertemu siapa saja. Satu bulan terakhir, terakhir, A mulai berb icara- bicara sendiri sendiri dan marah - marah tanpa sebab. sebab. Sebelumnya A dikenal sebagai anak yang baik, rajin dan tidak banyak bicara. A belum punya pacar dan tidak mempunyai teman dekat. dekat. Sehari - hari sepulang dari dari kantor, A lebih suka menghabiskan menghabiskan waktu di kamar sendiri, dengan dengan saudara saudara - saudaranya pun pun A tidak begitu dekat, A begitu kelihatan tidak terlalu perduli dengan pujian dan kritikan orang, sehingga terkesan A sangat dingin. Riwayat trauma pada kepala dan penggunaan zat adiktif tidak dijumpai. Hasil pemeriksaan: Status presens Sensorium Sensorium
: compos mentis.
TD: 120/80 mmHg; Pols: 80x/menit; pernafasan: 16x/menit; suhu normal. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium: laboratorium: urine/ darah rutin: rutin: dalam bata s normal. Berdasarkan hasil pemeriksaaan yang dilakukan, dokter menganjurkan A untuk dirawat inap dan memberikan suntikan haloperidol intramuskular.
More Info II Keesokan harinya, saat kunjungan pagi, dokter menjumpai A dalam keadaan mata mendelik ke atas, lidah tertarik ke dalam. Apa yang terjadi pada A?
5. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Mengetahui dan memahami mekanisme pertahanan ego. B. Mengetahui dan memahami gangguan kepribadian. C. Mengetahui dan dan memahami gangguan isi pikiran dan proses pikir. D. Mengetahui dan memahami skizofrenia. E. Mengetahui dan dan memahami obat antipsikotik antipsikotik..
6. PERTANYAAN YANG MUNCUL DALAM D ALAM DISKUSI KELOMPOK A. Apa yang dimaksud dimaksud dengan dengan mekanisme pertahanan pertahanan ego? Apa Apa saja jenis - jenis jenis mekanisme pertahanan ego yang ada?
2
B. Apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian? Apa saja jenis gangguan kepribadian dan bagaimana ciri dari dari gangguan kepribadian tersebut ? Apa kriteria yang digunakan untuk menegakkan diagnostik gangguan kepribadian? C. Apa yang dimaksud dimaksud dengan dengan gangg gangguan uan isi dan proses proses berpikir? berpikir? Apa contoh contoh gangguan gangguan isi dan proses pikir yang ada? D. Apa yang dimaksud dengan dengan skizofrenia? Mengapa skizofrenia skizof renia bisa terjadi? E. Apa saja obat obat-- obatan obatan yang termasuk termasuk antipsikotik? antipsikotik? Bagaimana Bagaimana kerja obat obat - obatan tersebut dan apa efek samping yang dapat ditimbulkan?
7.
JAWABAN ATAS PERTANYAAN
A.
) MEKANISME PERTAHANAN EGO ( EGO DEFENSE MECHANISM Menurut
Sigmund Freud, Freud, Mekanisme Mek anisme Pertahanan Pertahanan Ego (MPE) bersumber dari bawah
sadar (unconscious) yang digunakan Ego untuk untuk mengurangi konflik antara dunia internal internal seseorang dengan realitas realitas eksternal. Fungsi pertama dan utama defense mechanism adalah untuk mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan. Bila realitas eksternal eksternal menuntut terlalu banyak, banyak, melebihi kapasita s diri untuk mengatasinya, maka kepribadian akan mengaktifkan defense mechanism . Begitu pula sebaliknya, bila hasrat dan dorongan dari dalam diri terlalu kuat, dan bila dorongan itu akan mengancam keharmonisan relasi
individu dengan dengan realitas eksternal, maka defense mechanism akan
diaktifkan untuk meredamnya.
(1)
Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan ego untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-st st rategi-strategi rategi ini ini tidak mengubah kondisi objektif objektif bahaya. MPE hanya mengubah mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Dalam teori psikoanalitik yang dikemukakan Freud, istilah mekanisme pertahanan ego cenderung dikonotasikan negatif. Mekanisme ini dianggap maladapt if dan patologis. patologis. Namun, setelah berkembangnya
psychology , konsepsi mengenai MPE telah berubah. Menurut teori ini,
ego
ego defense
merupakan mekanisme psikis yang kita perlukan untuk adaptif dengan realitas eksternal. Bila individu menggunakan defense mechanism secara efektif dan sesuai dengan tahapan perkembangannya, maka dikatakan individu tersebut menggunakan
defense mechanism
yang matang. Bila individu menggunakan defense mechanism yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, perkembangannya,
dikatakan individu tersebut menggunakan menggunakan
defense mechanism yang tidak matang, atau bahkan archaic (primitif). (1)
3
Seperti yang telah dikemukakan di atas,
defense mechanism adalah mekanisme
pertahanan yang diperankan oleh Ego. Ego adalah salah satu dari tiga struktural kehidupan manusia yang dikemukakan dikemukak an Sigmund Freud dalam teori psikoanalitiknya . Dua komponen lainnya adalah adalah Id dan Superego. Superego. Ketiga Ketiga struktur ini memiliki fungsi fungsi dan tugas masing masing. Dalam teori itu dikemuk dikemukaka aka n, Id adalah adalah struktur kepribadian yang orisinil, orisinil, bersifat impulsif dan paling paling primitif. primitif.
Pada mulanya, yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran,
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id dikenal dengan istilah pleasure principal . Pleasure principal berprinsip pada kesenangan dan berusaha menghindari rasa sakit. Id -lah yang memunculkan berbagai hasrat dan dorongan dorongan dasar yang kemudian menggerakkan tingkah laku. Dua dorongan dasar yang utama adalah dorongan seksual dan dorongan agresi. Ada kesan bahwa Id berisi segala sesuatu yang buruk dalam diri manusia. Sesungguhnya tidak demikian. Dorongan dan hasrat dari Id, yakni seksualitas dan agresivitas menjadi baik atau buruk, tergantung dari pengarahan yang dilakukan. Struktur kepribadian yang bertugas mengarahkan berbagai dorongan Id agar tidak bertentangan dengan realitas eksternal adalah Ego. Ego merupakan komponen kepribadian yang bertugas sebagai eksekutor. Sistem kerjanya memakai prinsip realistic karena struktur keperibadian ini memang bersentuhan langsung langsung dengan realitas realitas eksternal eksternal . Ego mengatur interaksi dan transaksi antara dunia internal individu dengan realiitas eksternal. Untuk melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga fungsi, yaitu reality testing, identify dan defense mechanism . Reality testing adalah kemampuan utama Ego, yaitu untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan menyesuaikan diri sedemikian rupa agar dapat menguasai realitas tersebut.
Identify adalah
fondasi kepribadian. kepribadian. Identitas Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, kehidupan, mengalami mengalami krisis k risis di masa remaja, dan terus berkembang dalam p perjalanan erjalanan hidupnya. hidupnya. Pembentukan identitas terjadi melalui interaksi individu dengan orang - orang yang penting dalam kehidupannya. Superego merupakan kekuatan moral moral dan etik dari kepribadian. Superego merupakan struktur kepribadian kepribadian (bagian (bagian dari dunia internal) internal) yang mewakili nilai - nilai realitas eksternal. Superego memakai prinsip idealistic (idealistic (idealistic principle) , yakni mengejar hal- hal yang bersifat moralitas. Superego mendorong individu untuk mematuhi nilai nilai - nilai nilai yang berlaku di realitas eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu dengan realitas eksternal. Superego diibaratkan sebagai ³polisi internal´ yang mendorong kita untuk tidak melanggar nila i dan norma yang berlaku dalam realitas eksternal, ekst ernal, dengan atau tanpa tanpa orang lain yang mengawasi. (1)
4
Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Ego Berdasarkan buku
Dinamika Kepribadian
dikelompokkan menjadi tiga
(1)
(Arif, 2006), mekanisme pertahanan ego
, yakni:
a. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang (M ature ature )
1. Sublimasi Sublimasi Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah mengubah atau mentrasformasikan mentrasformasikan dorongan dorongan dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang sesuai dengan norma dan dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya: dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
2. Kompensasi Kompensasi merupakan upaya untuk untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu bidang dengan cara mengupayakan kelebihan ke lebihan di bidang lain. Misalnya: seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki prestasi olahraga yang sangat baik.
3. Supresi Supresi merupakan merupakan satu - satunya mekanisme pertahana pertahana n ego yang dilakukan secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal. Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional. Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat.
4. Humor Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa yang tidak menyenangkan menjadi
menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi
menyalurkan menyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif. Misalnya: menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.
5
b.
Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang ( Immature ) 1. Represi Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.
Yang membedakannya dengan supresi adalah represi
dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang
yang bersangkutan tidak mungkin
mengolahnya mengolahnya secara rasio nal. Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia tidak berani menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar, tetapi diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah. Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi dibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah. Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan dilakukan semakin tidak tidak efektif. Dorongan Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara. Misalnya: fenoma slip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netral menjadi agresif ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk termasuk di dalamnya. Orang yang sungguh sungguh - sungguh latah akan akan mengucapkan kata- kata porno saat ia latah. 2. Proyeksi Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak dikehendaki ini tampil pada orang orang lain. O rang yang melakukan proyeksi proyeksi tidak d apat mengenali mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari dirinya. Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno. 3. Introyeksi Mekanisme ini dilakukan dengan cara ³mengambil alih´ suatu ciri kepribadian yang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan. Contoh: dalam dalam beberapa beberapa organisasi tertentu, tertentu, senior seri ng memberikan tekanan tekanan psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat, anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk perlindungan diri, para anggota baru baru tersebut mengubah salah satu
struktur struk tur
kepribadiannya, serupa dengan senior yang ³menyiksanya´.
6
4. Reaksi Formasi Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk melawan suatu dorongan dorongan internal internal yang dapat menimbulkan konflik. Contoh: seorang yang memiliki memiliki hasrat seksual yang tinggi b berlaku erlaku seolah - olah dia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks. 5. Undoing
U ndoing ndoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah terwujud menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan ritual tertentu. Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan masturbasi. Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk ³membersihkan´ pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci tangan. Hal ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan masturbasi. 6. Rasionalisasi Rasionalisasi Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas. realitas. Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini dilakukan agar
suatu
kenyataan
yang
semula
berbahaya
dan
dapat
mengguncang
kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima. Misalnya: bagi seorang yang self-esteemnya rapuh, penolakan cinta dari lawan jenis akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian melakukan rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan bahwa lawan jenis tersebut menolaknya menolaknya karena merasa tidak tidak layak untuk menjadi kekasihnya. kekasihnya. 7. Isolasi Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat menghayati pengalaman hidupnya sec ara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya: ketika seorang seorang mendapat mendapat bonus gaji, orang tersebut tersebut akan memikirkan hal hal yang menyenangkan. Perasaan Perasaan akan gembira gembira dan wajahnya wajahnya berseriberseri - seri pada pada hari itu. Pada orang orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat besar, lebih besar dari
7
yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya. Hal ini tidak tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan datang.
8. Intelektualisasi Mekanisme Mekanis me ini terlalu meno njolkan aspek inteleknya secara berlebihan. Tujuannya Tujuannya untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang. Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan orang
lain, lain,
memperlihatkan memperlihatkan
upaya
yang
terlalu terlalu
besar
untuk
menonj olkan menonj
kepintarannya.
9. Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran kemarahan. Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang dilakukan sang atasa atasan. n. Namun, karena tidak mungkin melampiaskan melampiaskan ke marahannya, marahannya, dia
mengalihkan
dorongan
tersebut
kepada
orang
lain.
Misalnya
kepada
bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahan kecil.
10. Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa sungguhsungguh- sungguh sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak tidak sang s ang gup menerima menerima kenyataan tersebut.
11. Regresi Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju ke tahap perkembangan selanjutnya. Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang semakin tua, kembali ke fase phallic . Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan dan
seductiveness. c.
Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Primitif ( Archaic ) 1. Splitting
S plitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannya menangani berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu objek atau pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak mampu melihat daerah ³abu- abu´ di antaranya. Sec ara primitif, hal yang menyenangkan akan
8
dihayati baik sedangkan yang tidak menyenangkan akan dihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian semakin matang, spiltting jarang dilakukan.
Mekanisme
pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orang dengan gan gguan mental yang berat.
2. Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang. Mekanisme Mekanis me ini akan lebih sering ditemukan
dalam kepribadian yang sangat
terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.
3. Primitive Idealization Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya ( basic selfmengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan dengan mengidealisasikan mengidealisasikan esteem) ketika mengalami orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan orang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandan dipandang g sepenuhnya sepenuhnya memiliki nilai - nilai positif dan tidak memiliki nilai- nilai negatif sama sekali. Fantasi kesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yang terluka. Contoh: seseorang seseorang perempuan perempuan yang semasa keciln keciln ya tidak pernah pernah mendapat mendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya. Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras dengan idealisasinya tersebut.
4. Omnipotence Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut atau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada fase oral.
5. Manic Defense Mekanisme Mekanis me pertahanan pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela Mela nie Klein. Menurut Klein, setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalah paranoid paranoid- schizoid position , di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat menghargai sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagai objek objek - bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri atau sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalah depressive position , yaitu ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki ketergantungan terhadap mereka. Memand ang orang lain sebagai sebagai subjek yang juga memiliki
9
perasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi manusiawi yang serupa. Menurut Klein, kita beralih beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat Saat berada dalam dalam posisi paranoid paranoid -skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakan aktual aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa kita telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah dan takut kehilangan kehilangan orang tersebut. tersebut. Pada manic defense , seseorang menyangkal bahwa ia sangat tergantung pada orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut kehilangan orang tersebut atau menyangkal telah melakukan hal yang merugikan orang tersebut. mekanisme
manic
bersikukuh pada fantasi fantasi bahwa ia akan tetap bahagia bahagia seorang seorang diri dan tid ak defense bersikukuh membutuhkan orang lain.
B. GANGGUAN KEPRIBADIAN (PERSONALITY DISORDER) Kata personality berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona , yang artinya µtopeng¶ yang biasa dipakai artis dalam teater.
Kaplan dan Saddock mendefinisikan
kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari
(4)
. Pada orang normal, biasanya kepribadian relatif stabil dan
dapat diramalkan. diramalkan. Menurut Kusumanto Setyonegoro Setyonegoro kepribadian adalah ekspresi seseorang , yang keluar dari pengetahuan dan perasaan
(3)
. Definisi lain mengemukakan bahwa
kepribadian adalah pola perilaku yang khas bagi seseorang. Orang lain dapat mengenal orang tersebut tersebut dari pola perilakun perilakun ya itu.
(5)
Gangguan kepribadian kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar besar orang . Menurut DSM-IV, gangguan kepribadian adalah pola yang bersifat menetap dalam mempersepsi, memikirkan dan berhubungan dengan lingkungan lingkungan dan diri sendiri. sendiri. Pola ini diperlihatkan diperlihatkan di berba gai macam konteks sosial dan pribadi.
Pola ini tidak fleksibel dan maladaptif serta menyebabkan menyebabkan hendaya fungsi sosial
atau distress subjektif subjektif
yang signifikan. signifikan. Jadi, s eseorang eseorang dikatakan memiliki memiliki ganggua gangguan n
kepribadian apabila apabila sifat kepribadian tidak fleksib el, maladaptif, dan menyimpang dari ekspektasi budaya orang yang bersangkutan. Hal ini telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama, muncul pada pada setiap situasi serta menggan mengganggu ggu fungsi fungsi kehidupannya kehidupannya sehari - hari.
10
Klasifikasi Klasifikasi menurut PPDGJI-III (1993) (1993)
Klasifikasi menurut menurut DSM-IV (1994) (1994)
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
Kelompok A (odd/ eccentric cluster)
2. Gangguan Kepribadian Skizoid Skizoid
1.
Gangguan Kepribadian Paranoid
3. Gangguan Kepribadian Dissosial Dissosial
2.
Gangguan Kepribadian Skizoid Skizoid
4. Gangguan Kepribadian Emosional tak
3.
Gangguan Kepribadian Skizotipal Skizotipal
Stabil (Impulsif/ambang)
Kelompok B (dramati c / errati c cluster)
5. Gangguan Kepribadian Histrionik Histrionik
4.
Ganggua n Kepribad ian Antisosial dan Psikopati.
6. Gangguan Kepribadian Anankastik
5.
Gangguan Kepribadian Ambang
7. Gangguan Kepribadian Cemas
6.
Gangguan Kepribadian Histrionik Histrionik
7.
Ganggua n Kepribad ian Narsisistik
(menghindar) 8. Gangguan Kepribadian Dependen
Kelompok C (anxious/ fearful cluster)
9. Gangguan Kepribadian Khas lainnya
8.
Gangguan Kepribadian Menghindar
10. Gangguan Kepribadian yang tak
9.
Gangguan Kepribadian Dependen
tergolongkan
10. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif 11. Gangguan Kepribadian yang tak dispesifikasikan ditempat lain: a) Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif b) Gangguan Kepribadian Kepribadian Depresif Depresif c) Gangguan Kepribadian Kepribadian Sadomachistik Sadomachistik d) Gangguan Kepribadian Kepribadian Sadistik Sadistik e) Perubahan kepribadian kepribadian oleh karena kondisi medik umum f) Perubahan kepribadian kepribadian sesudah sesudah mendapat pengalaman catastrophic dan catastrophic dan sesudah penyakit psikiatrik
Jenis Gangguan Kepri badian 1. Paranoid Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Paranoid) Tiap orang mempunyai sifat curiga, sedikit atau banyak. Sifat ini masih normal jika masih dapat diterima oleh lingkungan sosial. Akan tetapi, ada individu yang sifat curiganya sedemikian keras sehingga merugikan merugikan individu itu sendiri dan dan masyarakat. Individu Individ u yang mengalami gangguan kepribadian paranoid biasanya ditandai dengan kecurigaan dan ketidakpercayaan yang menonjol. Orang-orang yang mengalami gangguan ini merasa dirinya diperlakukan secara salah dan dieksploitasi oleh orang lain sehingga berperilaku selalu waspada terhadap orang lain. Mereka sering kali kasar dan mudah marah terhadap
11
apa yang mereka anggap sebagai penghinaan. Individu semacam ini enggan mempercayai orang lain dan cenderung menyalahkan mereka mereka sert a menyimpan dendam dendam meskipun
ia
sendiri juga salah. Mereka sangat pencemburu dan tanpa alasan dapat mempertanyakan kesetiaan pasangannya. Individu dengan gangguan gangguan ini tidak mampu terlibat secara emosional emosional dan menjaga menjaga jarak dengan dengan orang orang lain . Prevalensi gangguan g angguan kepribadian kepribadian paranoid paranoid adalah 2,5% dan paling paling banyak terjadi pada laki-laki laki-lak i (O¶Brien, Triestman dan Siever, 1993). gangguan kepribadian
Sering dialami bersamaan dengan
skizotipal, skizot ipal, ambang, dan dan menghindar menghindar . Hal yang membedakan
gangguan kepribadian kepribadian paranoid paranoid dengan dengan skizofrenia paranoid adalah tidak ditemukan waham dan halusinasi.
2. Schizoid Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Skizoid) Yang menonjol pada gangguan kepribadian skizoid adalah sifat pemalu, suka menyendiri, perasa dan pendiam pendiam . Mereka tampak tumpul dan dan datar serta tidak memiliki memili ki perasaan yang hangat dan tulus terhadap orang lain. Mereka jarang memiliki emosi kuat, tidak tertarik pada hubungan seks, serta bersikap masa bodoh terhadap pujian, kritik, dan perasaan orang lain. Individu yan g mengalami gangguan ini menyukai kegiatan yang dilakukan sendirian. Prevalensi Prevalensi gangguan skizoid diperkirakan diperkirakan 7,5 persen dari populasi dan paling paling serin s ering g pada laki- laki (O¶Brien dkk). Ada kemungkinan gangguan kepribadian ini diwariskan. Sikap pemalu pada masa kanak- kanak dilaporkan sebagai pertanda gangguan ini pada masa dewasa kelak. Hal yang membedakan gangguan ini dengan skizofrenia adalah sejarah pekerjaan yang berhasil (apabila pekerjaan mereka tidak perlu mengadakan kontak dengan orang lain). Selain itu, tidak ditemukan riwayat riwayat skizofrenia skizof renia pada pada keluarga.
3. Schizotypal Schizot ypal Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Skizotipal) Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal biasanya memiliki kepercayaan yang aneh. Mereka memiliki pemikiran yang ajaib/aneh ( magical ), ide-ide yang ganjil, dan ilusi yang mereka tampilkan dalam kehidupan sehari sehari -hari. Individu dengan gangguan gangguan ini ini memiliki masalah
dalam
berpikir
dan
berkomunikasi.
Dalam
pembicaraan,
mereka
dapat
menggunakan menggunakan kata-kata dengan cara yang tidak umum dan tidak tidak jelas sehingga hanya hanya diri mereka saja yang mengerti artinya. Dari perilaku dan penampilan, mereka juga tampak eksentrik. Sebagai contoh, mereka berbicara kepada diri sendiri dan memakai pakaian yang aneh. Ciri yang umum terjadi adalah ideas of reference , kecurigaan, dan pikir an paranoid. paranoid.
Ideas of reference adalah keyakinan bahwa berbagai kejadian memiliki makna khusus dan berhubungan langsung dengan dirinya. Mereka pun memiliki kemampuan yang rendah
12
dalam berinteraksi dengan dengan orang lain dan kadang kala bertingkah laku aneh
sehingga
akhirnya mereka sering kali terkucil dan tidak memiliki banyak teman. Prevalensi gangguan ini diperkirakan diperkirakan 3% -5% (Weissman, 1933) dan lebih sering pada laki- laki (Kotsaftis dan Neale, 1993). Secara historis, kata schizotype digunakan untuk mendeskripsikan mendes kripsikan orang- orang yang memiliki predisposisi predisposisi
menjadi skizofrenia. skizof renia. Gangguan
kepribadian skizotipal lebih banyak muncul pada keluarga yang memiliki penderita skizofrenia. Banyak ciri gangguan kepribadian skizotipal , yaitu ideas of reference , ilusi, dan pikiran paranoid, yang juga ditemukan pada pasien skizofrenia. skizof renia. Tetapi ciri ini lebih ringan bila dibandingkan dengan skizofrenia.
4. Antisocial and and Psychopathy Personality Disorder Yang menonjol menonjol dari gangguan gangguan kepribadia kepribadian n antisosial adalah adalah riwayat tid ak mau mematuhi norma- norma sosial dan melanggar hukum. Orang dengan gangguan ini cenderung tidak bertanggung jawab, bekerja secara tidak konsisten, mudah tersinggung, agresif secara fisik, tidak mau membayar hutang, sembrono, sembrono, ceroboh, dan sebagainya. sebagainya. Mer eka impulsif dan tidak mampu membuat rencana ke depan. Mereka sedikit atau bahkan tidak merasa menyesal atas berbagai tindakan buruk yang mereka lakukan. Meskipun demikian, bila bila mereka sedang membutuhkan membutuhkan sesuatu, mereka mereka dapat bertindak bertindak sangat ramah atau sa ngat menyenangkan, sampai mereka memperoleh apa yang mereka inginkan. Namun, mereka dapat kembali menjadi kurang ajar dan arogan setelah mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Sebanyak 80% dari orang - orang dengan dengan gangguan kepribadian antisosial melakukan penyalahgunaan zat, seperti alkohol dan obat - obatan terlarang (Kraus dan Reynolds, 2001). Sementara Sementara itu, salah satu karakteristik ps ikopati adalah kemiskinan emosi, baik positif maupun negatif. negatif. Orang dengan dengan gangguan gangguan psikopati psikopati tidak memiliki rasa malu, ba hkan perasaan mereka yang tampak positif terhadap orang lain lain hanyalah sebuah sebuah kepura -puraan. Penampilan psikopat menawan dan memanipulasi orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Kadar kecemasan yang rendah membuat psikopat tidak mungkin belajar dari kesalahannya. Kurangnya emosi positif mendorong mereka berperilaku secara tidak bertanggung jawab dan berperilaku kejam terhadap terhadap orang lain. Prevalensi gangguan ini sebanyak 3% pada laki -laki dan <1% pada perempuan (Sutker, Bugg, dan West, 1993). 5. Borderline Personality Disorder (Gangguan (Gangguan Kepribadian Ambang) Isitlah borderline dikemukakan karena gangguan ini tidak dapat dengan mudah digolongkan pada gangguan psikotik atau emosional.
Yang menonjol menonjol pada gangguan gangguan
kepribadian ambang ambang adalah adalah afek yang berubah - ubah dan mood yang labil.
Serangan
depresi, kecemasan, kemarahan dan euforia dapat berubah dalam rentang waktu yang
13
sangat singkat. Ciri lain gangguan ini adalah impulsivitas dan ketidakstabilan dalam hubungan dengan dengan orang lain. Hal ini terjadi karena sikap dan perasaan perasaan terhadap orang lain dapat berubah -ubah secara signifikan dan aneh. Individu yang mengalami gangguan borderline memiliki memiliki karakter argumentatif, mudah tersinggung, sarkastik,
dan cepat
menyerang. Orang dengan ganggu ganggu an kepribadian ambang tidak tahan berada berada dalam kesendirian, memiliki perasasaan takut diabaikan, dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi dan perasaan hampa yang kronis. kronis. Orang ini juga juga sering kali mencoba bunuh diri. Prevalensi Prevalensi gangguan kepribadian kepribadian ambang ambang sebesar 1% -3% (Widiger dan Weissman, 1991) dan 75% kasus adalah adalah perempuan (Dulit dkk, 1993).
Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa gangguan ini disebabkan oleh faktor genetis. Gangguan ini ini juga terkait dengan ganggu ganggu an perasaan ( mood disorder). Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya kontribusi kontribusi trauma pada masa kanak - kanak, khususnya penganiayaan penganiayaan seksual dan fisik. Sebuah penelitian menunjukkan 91% pernah dianiaya dan 92% ditelantarkan sebelum berusia 18 tahun (Sanarini dkk, 1997). Penelitian Peneliti an lain juga menunjukkan menunjukkan adanya kontribusi dari keluarga yang tidak ekspresif secara sec ara emosional, tidak memiliki kedekatan emosional, sering terjadi konflik dalam keluarga dan kurang kasih sayang dari ibu. 6. Histrionic Persona Personality lity Disorder Disorder (Ganggu (Gangguan an Kepribad Kepribadii an Histrionik) Histrionik) Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian histerikal, ditegakkan bagi orang -orang yang selalu dramatis dan mencari perhatian. Mereka sering kali menggunakan menggunakan ciri -ciri penampilan penampilan fisik yang dapat menarik perhatia perhatia n orang kepada dirinya, dirinya, misalnya pakaian yang mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi menjadi pusat perhatian. perhatian. Mereka dapat sangat provokati provokati f dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain. Diagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 2 persen dan lebih banyak terjadi pada perempuan perempuan dibanding dibandingkan kan laki -laki. Gangguan Gangguan kepribadian kepribadian histrionik histrionik lebih b anyak terjadi pada mereka yang mengalami perpisahan atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian borderline.
7. Narcissistic Personality Personality Disorder Disorder (Gangguan (Gangguan Kepribadi Kepribadian an Narsistik) Narsistik) Individu dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki pandangan berlebihan mengenai mengenai keunikan dan kemampuan kemampuan mereka. Mereka Mereka merasa bahwa dirinya spesial dan lebih superior superior sehingga berharap b erharap mendapatkan perlakuan yang khusus pula. Oleh Oleh sebab sebab itu, mereka sulit menerima kritik dari orang lain. Hubungan interpersonal mereka terhambat
14
karena kurangnya empati, perasa an iri, dan arogansi. Orang dengan gangguan gangguan kepribadian narsistik cenderung cenderung memanfaatkan/men memanfaatkan/menghend ghendaki aki orang lain mela kukan sesuatu yang istimewa untuk mereka tanpa perlu dibalas. Individu pada gangguan ini sangat sensitif terhadap kritik dan takut akan kegagalan. Terkadang mereka mencari sosok lain yang dapat mengidealkan mengidealkan karena mere mere ka kecewa terhadap terhadap diri sendiri. sendiri. T etapi mereka biasanya biasanya tidak tidak mengizinkan siapa pun untuk benar -benar berhubungan berhubungan dekat dengan mereka. Hubungan personal mereka sedikit dan dangkal . Ketika orang lain menjatuhkan harapan mereka yang tidak realistis, mereka akan marah dan menolak. Prevalensi gangguan gangguan ini kurang dari 1 persen. Dalam teori psikoanalisa dikemukakan, dikemukakan,
narcisisme adalah fase yang dilalui semua anak sebelum menyalurkan cinta mereka kepada diri sendiri dan orang- orang yang berarti. berarti. Anak - anak dapat terfiksasi pada fase ini. Jika mereka mendapati bahwa orang - orang yang mengasuhnya tidak dapat dipercaya, mereka memutuskan memutusk an untuk bersandar pada diri sendiri. Gangguan ini juga juga dapat terjadi terjadi jika mereka memiliki orang tua yang selalu menuruti keinginan mereka dan menanamkan suatu perasaan bangga atas kemampuan dan harga diri. Dalam teori psikodinamika (Kenberg, 1989 dan Kohut, Kohut, 1971) dikatakan bahwa bahwa narsistik merupakan merupakan topeng bagi self-esteem yang rapuh. Sebenarnya mereka merasakan kekosongan dan kesedihan sebagai hasil dari penolakan orang yang berarti baginya. Narsistik ini merupakan reaksi formasi untuk menghadapi masalah - masalah tersebut melalui melalui self-worth (penghargaan terhadap diri sendiri).
8. Avoidant Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Menghindar) Individu dengan gangguan ini adalah individu yang memiliki ketakutan yang besar akan kemungkinan adanya kritik, penolakan atau ketidaksetujuan. Orang dengan dengan gangguan kepribadian menghindar merasa enggan untuk menjalin hubungan, hubungan, kecuali ia yakin bahwa ia akan diterima. Mereka bahkan terkadang menghindari pekerjaan yang banyak memerlukan kontak interpersonal. Dalam situasi sosial, ia sangat mengendalikan diri (kaku) karena sangat amat takut mengatakan s esuatu yang bodoh bodoh atau dipermalukan dipermalukan atau tanda -tanda -tanda lain dari kecemasan. Ia merasa yakin bahwa dirinya tidak kompeten dan inferior, serta tidak berani mengambil risiko atau mencoba hal -hal baru. baru. Prevalensi dari gangguan ini sekitar 5 persen dan dan s ering muncul bersamaan dengan dengan gangguan kepribadian dependen dan borderline. Avoidant personality disorder juga sering bercampur dengan diagnosis Axis I depresi dan generalized social phobia . Gangguan ini memiliki gejala yang serupa dengan generalized social phobia , tetapi pada generalized
social phobia tidak memiliki perasaan diri kurang adekuat dan tidak kompeten secara sosial.
15
9. Dependent Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Dependen) Ciri utama dari gangguan gangguan kepribadian kepribadian depende dependen n adalah kurangnya kurangnya ra sa percaya diri dan otonomi. Orang dengan gangguan kepribadian ini memandang dirinya lemah dan orang lain lebih kuat. Ia juga memiliki kebutuhan yang kuat untuk diperhatikan atau dijaga oleh orang lain. Akibatnya munculnya perasaan tidak nyaman ketika sen dirian. Ia mengesampingkan kebutuhannya sendiri untuk meyakinkan bahwa ia tidak merusak hubungan yang telah terjalin dengan orang lain. Ketika hubungan dekat berakhir, individu yang mengalami gangguan ini ini segera berusaha menjalin menjalin hubungan hubungan lain untuk untuk mengga ntikan hubungan yang yang telah berakhir tersebut. Kriteria dalam DSM pada umumnya mendeskripsikan mendeskripsi kan individu yang mengalami gangguan kepribadian depende dependen n s ebagai orang yang sangat pasif. Mereka memiliki kesulitan dalam memulai sesuatu atau mengerjakan sesuatu sendiri, tidak mampu menolak, dan meminta orang lain mengambil keputusan untuk dirinya. Gangguan Gangguan kepribadian kepribadian ini muncu l lebih banyak pada wanita daripada daripada pria. K emungkinan emungkinan karena perbedaan perbedaan pengalama pengalaman n sosialisasi pada masa kanak-kanak. Millon dkk. dalam
Pengantar Psikologi Abnormal (Wiramihardja, 2005) dikemukakan bahwa anak- anak penderita gangguan ini sangat baik tetapi penuh ketakutan. Mereka memiliki orangtua yang hangat tetapi terlalu melindungi ( overprotective). Akibatnya mereka tidak belajar menangani rasa takutnya, melainkan menjadi semakin tergantung pada orang lain.
10. Obsessive-Compulsive Obsessive-Compulsive Personality Personality Disorder (Gangguan (Gangguan Kepribadian Kepribadian Obsesif -Kompulsif) -Kompulsif) Orang dengan gangguan kepribadi an obsesif -kompulsif memperhatikan detail, aturan, jadwal, dan sebagainya.
bersifat perfeksionis, sangat
Mereka
sangat memperhatikan
detail sehingga kadang ia tidak dapat dapat menyelesaikan hal yang dikerjakannya. Mereka lebih berorientasi pada pekerjaan dari pada bersantai bersantai -santai dan sangat sulit mengambil keputusan karena takut membuat memb uat kesalahan. Selain itu, mereka juga sangat sulit mengalokasikan mengalokasikan waktu karena terlalu terlalu memfokuskan diri pada hal -hal yang tidak seharusnya. Biasanya mereka memiliki m emiliki hubungan inter personal yang kurang baik karena keras kepala dan meminta segala sesuatu dilakukan sesuai dengan keinginannya. Istilah yang umum digunakan sebagai julukan bagi orang dengan gangguan obsesif -kompulsif adalah ³ control ´. Mereka pada umumnya bersifat serius, kaku, formal dan tidak fleksibel, terutama freak ´. berkaitan dengan isu -isu moral. Mereka tidak mampu membuang objek yang tidak berguna, walaupun objek tersebut tidak bernilai. Di samping itu, mereka juga pelit pelit atau kikir. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif obsesif -kompulsif agak berbeda dengan dengan gangguan obsesif kompulsif. Pada gangguan kepribadian obsesif obsesif -kompulsif, tidak terdapat obsesi dan dan kompulsi seperti pada gangguan gangguan obsesif -kompulsif. -kompulsif. Gangguan Gangguan kepri k epribadia badian n obsesif -kompulsif -kompulsif paling sering muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian avoidant dan memiliki
16
prevalensi sekitar 2 persen. Dalam teori psikodinamik kontemporer dij elaskan bahwa bahwa gangguan kepribadian kepribadian obsesif -kompulsif disebabkan oleh ketakutan akan hilangnya kontrol yang diatasi dengan overkompensasi. Sebagai contoh, seorang pria
workaholic yang
kompulsif kemungkinan kemungkinan takut takut bahwa hidupnya hidupnya akan hancur jika ia bersantai bersantai -santai dan dan bersenang-senang.
C. GANGGUAN ISI PIKIRAN DAN PROSES BERPIKIR Menurut Kaplan (2010), proses berfikir yang ya ng normal mengandung arus arus ide, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan tujuan . Proses berpikir dibangkitkan dibangkitk an oleh suatu masalah atau tugas dan berpikir berarti menghantarkan suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. Proses berpikir pada manusia meliputi proses pertimbangan ( j udgment ), udgment ), pemahaman ( comprehensio n), ingatan serta penalaran (r easoning ). ). (6) Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi proses berfikir manusia, misalnya faktor somatik (gangguan (gangguan otak, kelelahan), kelelahan), fak tor psikologik (ganggua (gangguan n emosi, psikosa), dan faktor sosial (kegaduhan ( kegaduhan dan dan keadaan sosial ya ng lain). Distorsi pada proses berfikir berfikir dapat disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik terkait gangguan kecemasan, gangguan gangguan panik, panik, gangguan gangguan depresi maupun kondisi kondisi psik otik.
1.
Gangguan Spesifik pada Bentuk Pikiran
Neologisme Pembentukan
kata
baru
yang
diciptakan
oleh
pasien.
Seringkali
dengan
mengkombinasikan suku kata dari kata - kata lain, untuk alasan keanehan psikologis. psikologis .
World Salad Merupakan kata yang campur aduk, di mana campuran kata dan frasa yang membingungkan.
Sirkumstansialitas Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan. Pada akhirnya, tujuan pembicaraan pembicaraan akan tercapai, tercapai, tetapi ditambah ditambah dengan dengan perincian - perincian yang berbelitberbelit- belit dan mendetail. mendetail.
Tangensialitas Ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan. Pembicaraan berputar - putar dan tidak pernah mencapai mencapai tujuan yang diinginkan. diinginkan.
17
Inkoherensi Merupakan pembicaraan yang tidak log is di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat dimengerti. Pikiran Piki ran sangat cepat sehingga k ata- kata yang diucapkan diucapkan tidak mempunyai hubungan atau tanpa tata bahasa yang menyebabkan menyebabkan disorganisasi.
Perseverasi Respon terhadap terhadap stimulus sebelumnya sebelumnya yang mene tap setelah stimulus baru diberikan. Di mana pikiran mengenai stimulus tersebut seharusnya telah berhenti secara relevan.
Verbigerasi Pengulangan katakata - kata spesifik yang tidak mempunyai arti.
Ekolalia Pengulangan kata - kata atau frasa orang lain secara psikopatologis. Cenderung berulang berulang dan menetap, menetap, dapat dapat diucapkan diucapkan dengan dengan nada mengejek mengejek dan terputus terputus - putus.
Kondensasi Penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep.
Jawaban yang tidak relevan Jawaban yang tidak harmonis harmonis dengan dengan pertanyaan pertanyaan yang ditanyaka n. Pasien tampaknya mengabaikan mengabaikan atau ti dak memperhatikan memperhatikan pertanyaannya pertanyaannya .
Pengenduran asosiasi Aliran pikiran di mana gagasan - gagasan bergeser bergeser dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan. Pengenduran asosiasi lebih ringan bila dibandingkan dengan inkoherensi.
Derailment (keluar dari jalur) Penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa penghambatan. Seringkali digunakan secara sama dengan inkoherensi.
18
Flight of Ideas Verbalisasi atau permainan kata - kata yang cepat dan terus menerus dari satu ide ke ide lain. Ide- ide cenderung dihubungkan dan dalam bentuk yang kurang parah, pendengar masih mampu mengikuti pembicaraannya.
Clang association association (asosiasi bunyi bunyi ) Asosiasi Asosi asi kata- kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya. KataKata - kata tidak mempunyai hubungan logis, dapat termasuk sajak dan permainan kata.
Blocking (Penghambatan) Terputusnya aliran pikiran secara tiba - tiba sebelum gagasan diselesaikan. Setelah suatu periode periode terhenti singkat, orang orang tampak tidak inga t akan apa yang telah dikatakan atau apa yang akan dikatakan.
Glossolalia Ekspresi Ekspre si pesan- pesan yang relevan relevan melalui kata - kata yang tidak dapat dipahami (juga dikenal sebagai bicara pada lidah). Tidak dianggap gangguan gangguan pikiran jika terjadi pada praktik keagamaan Pantekosta tertentu.
2. Gangguan Spesifik pada Isi Pikiran
Kemiskinan isi pikiran Pikiran yang memberikan sedikit informasi karena tidak ada pengertian, pengulangan kosong atau frasa yang tidak jelas .
Gagasan yang berlebihan Keyakinan palsu yang dipertahankan, yang tidak beralasan dan dipertahankan secara kurang kuat bila dibandingkan dengan waham.
Waham Keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal. Apa yang diyakininya diyakininya tidak sejalan dengan dengan intelegensia intelegensia pasie pasie n dan latar belakang belakang kultural. Dan ini tidak dapat dikoreksi dikoreksi dengan suatu alasan. alasan. Waham terbagi terbagi lagi menjadi:
19
a. Waham yang kacau ( bizarre delusion ), yaitu seseorang yang memiliki pikiran
palsu yang aneh, aneh, mustahil dan dan sama sekali tidak masuk akal. Contoh: Contoh: ora ng dari angkasa luar merupakan teman baiknya. b. Waham tersistematisasi, pikiran palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau
peristiwa tunggal. Contoh: seseorang dimata - matai oleh agen agen rahasia. c. Waham yang sejalan dengan mood, yaitu waham dengan isi pikran yang sesuai
dengan mood yang sedang dialaminya. Contoh: pasien depresi percaya bahwa ia bertanggung jawab atas kehancuran dunia. d. Waham yang tidak sejalan dengan mood yaitu isi pikiran (waham) tidak sesuai
dengan mood. e. Waham nihilistic yaitu isi pikiran palsu di mana dirinya, orang lain dan dunia telah
berakhir atau tidak ada. f. Waham kemiskinan yaitu isi pikiran palsu bahwa pasien akan kehilangan semua
harta miliknya. g. Waham somatik yaitu isi pikiran palsu yang menyangkut tubuh pasien.
paranoid , termasuk di sini waham persekutorik, waham referensi, kontrol h. Waham paranoid, dan waham kebesaran.
Waham persekutorik yaitu keyakinan palsu dan
kecurigaan berlebihan bahwa pasien sedang diganggu, ditipu atau disiksa. Waham ini sering ditemukan ditemukan pada seorang seorang pasien yang senang senang me nuntut. nuntut. Pasien mempunyai kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan hukum karena penganiayaan yang dibayangkan.
Waham kebesaran
memiliki gambaran
kepentingan, kekuatan atau identitas seseorang yang berlebihan.
Waham
referensi memiliki keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan kepada dirinya. Peristiwa, Peristi wa, benda - benda atau semua hal yang terjadi mempunyai hubungan dengan dirinya. i. Waham menyalahkan diri sendiri yaitu keyakinan palsu tentang penyesalan yang
mendalam. yaitu keya kinan palsu bahwa bahwa kemauan, pikiran dan j. Waham pengendalian yaitu perasaan pasien dikendalikan oleh suatu kekuatan dari luar. Waham pengendalian terdiri dari penarikan pikiran ( thought withdrawal ), penanaman pikiran ( thought pengen ngen dalian pikiran ( thought insertion), siar pikiran (thought broadcasting) dan pe ). control ).
Tought
w ithdra ithdra w al al adalah keyakinan palsu bahwa pikiran pasien
dihilangkan dari ingatannya oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar.
Tought
inserti on adalah keyakinan palsu bahwa isi pikirannya ditanamkan oleh orang
lain.
Tought
br oadcasting adalah keyakinan palsu bahwa isi pikiran mereka
20
sedang disiarkan dan dapat didengar semua orang.
T hought
c ontr ol adalah
keyakinan palsu bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh suatu kekuatan dari luar. k. Waham ketidaksetiaan (waham cembur u) yaitu keyakinan palsu yang didapatkan
dari kecemburuan patologis terhadap pasangannya. l. Erotomania adalah waham yang paling sering terjadi pada perempuan. Pasien
beranggapan bahwa seseorang sangat mencintai dirinya.
Kecenderungan atau preokupasi pikiran Pemusatan isi pikiran pad a ide tertentu, disertai irama afektif afektif yang kuat, seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi tentang bunuh diri atau membunuh.
Egomania Preokupasi (kesenangan) pada diri sendiri yang patologis.
Monomania Preokupasi pada suatu objek tunggal.
Hipokondria Keprihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang tidak ditemukannya kelainan organik. Ini didasarkan pada pemikiran yang tidak realistik terhadap suatu tanda atau sensasi fisik yang abnormal.
Obsesi Ketekunan patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang. Hal ini tidak dapat dihilangkan dihilangkan dari dari kesadaran oleh usaha logika logika dan seringkali seringkali disertai dengan kecemasan.
Kompulsi Kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls, yang jika ditahan akan menyebabkan kecemasan. Hal ini dilakukan berulang - ulang sebagai respon akan suatu obsesi atau suatu aturan tertentu.
Koprolalia Pengungkapan kata - kata cabul secara kompulsif.
Fobia
21
Fobia adalah adalah rasa takut patologis patologis yang persisten, irasion al, berlebihan berlebihan dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu. Hal ini menyebabkan pasien menghindari stimulus yang ditakuti itu. a. Fobia sederhana yaitu rasa takut yang jelas terhadap objek objek atau situasi yang jelas. Contoh: Contoh: takut ula r, takut laba- laba. b. Fobia sosial yaitu takut akan keramaian masyarakat, takut berbicara dan berinteraksi dengan masyarakat. c. Akrofobia yaitu takut terhadap ketinggian. d. Algorafobia yaitu takut terhadap terhadap rasa nyeri. e. Ailurofobia yaitu takut terhadap kucing f.
Eritofobia yaitu takut terhadap terhadap warna warna merah (merujuk terhadap ketakutan akan darah).
g. Panfobia yaitu takut terhadap terhadap segala sesuatu. h. Klaustrofobia yaitu takut terhadap terhadap tempat yang tertutup.
i.
Xenofobia yaitu takut terhadap orang asing.
j.
Zoofobia Zoofobia yaitu takut terhad ap binatang. binatang.
Noesis Suatu wahyu, di mana terjadi pencerahan yang besar sekalli disertai dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah.
Unio mystica Suatu perasaan yang meluap dan berhubungan dengan mistik. Pasien secara mistik bergabung dengan kekuatan yang tidak terbatas. Tidak dianggap sebagai suatu gangguan dalam isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural.
3. Gangguan Persepsi
Halusinasi Halusinasi adalah persepsi sensoris palsu yang tidak
disertai dengan stimuli
eksternal yang nyata. Mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi. a. Halusinasi hipnagogik yaitu persepsi sensoris yang palsu. palsu. Biasanya terjadi saat mau tidur dan dianggap sebagai sebagai fenomena yang nonpatologis. nonpatologis. b. Halusinasi hipnohompik yaitu persepsi palsu yang terjadi saat bangun bangun tidur tidur dan juga tidak dianggap patologis. c. Halusinasi auditoris adalah persepsi suara / bunyi bunyi palsu.
22
d. Halusinasi Halusinasi visual adalah adalah persepsi persepsi palsu palsu tentang tentang penglihatan penglihatan,, baik cit ra yang berbentuk (melihat orang) atau tidak berbentuk (cahaya). Paling sering terjadi pada gangguan organik. e. Halusinasi Halusinasi olfaktorius olfaktorius adalah persepsi membau membau yang palsu. f.
Halusinasi gustatoris adalah p ersepsi tentang tentang rasa kecap yang palsu. Paling Paling sering pada gangguan organik.
g. Halusinasi raba (taktil) adalah persepsi palsu tentang perabaan atau sensasi pada kulit. h. Halusinasi Halusinasi somatik Sensasi palsu mengenai hal yang terjadi pada tubuh, paling sering pada daerah viseral. i.
Halusinasi Halusinasi yang sejalan sejalan dengan dengan mood ( mood mood - congruent congruent hallucination) hallucination) yaitu isi halusinasi konsisten dengan mood yang dirasakan pasien. Bila pasien sedang depresi, pasien seolah mendengar suara yang mengatakan dia jahat.
j.
Halusinasi yang yang tidak sejalan dengan mood ( mood-incongruent hallucination) yaitu halusinasi ini terjadi saat pasien mengalami mengalami pergantian mood mood yang tiba tiba tiba. Tetapi halusinasi yang terjadi tidak konsisten dengan mood tersebut.
k. Halusinosis adalah halusinasi yang berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol kronis dan terjadi dalam sens orium yang jernih. Yang paling paling sering adalah halusinasi auditoris. l.
Trailing Trailing phenom phenomenon enon adalah adalah kelaina kelainan n persepsi persepsi yang berhubunga berhubungan n denga dengan n obat obat obatan yang bersifat halusinogen. Benda yang bergerak akan dilihat sebagai sederetan sederetan citra yang terpisah terpisah dan tidak kontinu. kontinu.
Ilusi Ilusi adalah mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata.
D. SKIZOFRENIA Definisi Skizof renia adalah adalah gangguan gangguan psikotik berat. Gangguan psikotik merupakan gangguan gangguan psikologis berat yang ditandai dengan halusinasi dan kehilangan kontak dengan realitas. Skizofrenia menyebabkan gangguan yang khas dalam persepsi (halusinasi), berpikir (delusi), pembicaraan, emosi dan perilaku. Afek penderita tampak tidak wajar ( inappropriate) atau tumpul ( blunted ). ). Secara kuantitatif, kesadaran masih jernih ( clear consciousness consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya masih terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat saja berkembang berkembang di kemudian hari.
(7,8)
23
Etiologi Banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebab skizofrenia. Dari berbagai penelitian penelitian ini, muncul teori dan faktor - faktor yang dapat menyebabkan menyebabkan seseorang menderita menderita skizofrenia. 1. Faktor genetik Dalam buku Psikologi Abnormal (Durrand, 2007) disebutkan tidak ada satu gen tunggal pun yang bertanggung jawab atas terjadinya skizofrenia. Sebaliknya, banyak gen saling berkombinasi untuk menghasilkan kerentanan. Dari suatu penelitian (Gottess (Gottessman, man, 1991) 1991) didapati peningkatan resiko skizofrenia bila ada anggota keluarga yang juga menderita gangguan ini.
Hubungan Faktor Genetik dan Skizofrenia
(7)
Hubungan Keluarga Kembar monozigotik
Anak dengan kedua orangtua skizofrenia
42% 35%
Anak dengan satu orangtua skizofrenia
32%
Saudara kandung
12%
Cucu
12%
Paman/ bibi
3%
2. Pengaruh Neurobiologis
Resiko 45%
Kembar dizigotik
Peningkatan
(7,8)
Pengaruh dopamin dopamin dan neurotransmiter lainnya Teori ini mengemukakan pada pasien skizof renia terdapat terdapat peningkatan aktivitas dopaminerg dopaminergik, ik, terutama dopamin dopamin tipe 2 (Carlsson, 1995; 1995; Maas Maas dkk, 1997). 1997).
Hal ini
dibuktikan dengan pemberian pemberian obat - obat antipsikotik antipsikoti k yang memblok reseptor reseptor dopamin dapat mengurangi gejala skizofrenia. skizof renia.
Neurotransmiter lain yang dianggap
berperan adalah adalah serotonin, norepineprin, norepineprin, dan GABA. GABA. Beberapa pasien skizofrenia skizof renia ditemukan kehilangan neuron GABA -ergik di dalam hipokampus. hipokampus. Hilangnya neuron inhibitor inhibitor ini menyebabkan hiperaktivitas hiperaktivitas dopaminergik dopaminergik dan noradr energik. energik.
Struktur otak Penelitian menunjukkan struktur otak pasien skizofrenia memiliki ukuran ventrikel lateral yang lebih besar dibandingkan orang normal. Ventrikel yang ukurannya lebih besar ini menyebabkan kerentanan skizofrenia. ski zofrenia. Penelitian lain melihat keterlibatan
24
lobus frontalis otak yang kurang aktif. Lobus frontalis merupakan area untuk berpikir dan bernalar. Hipofrontalis ini mungkin memainkan peranan dalam gejala negatif.
Infeksi virus Teori ini menyebutkan skizofrenia lebih banyak terja di pada orang orang yang tinggal di di daerah padat penduduk, penduduk, yang lebih lebih banyak terpapar sumber infeksi. Paparan influenza pada ibu hamil di trimester kedua juga meningkatkan resiko skizofrenia pada anak yang dilahirkan.
3. Pengaruh psikologis dan sosial Teori ini melihat pengaruh stress dan lingkungan sosial yang menyebabkan skizofrenia.
Epidemiologi Di seluruh dunia, dunia, prevalensi seumur hidup skizofrenia sama antara laki - laki dan perempuan. perempuan. Prevalensi Prevalensi secara umum diperkirakan diperkirakan sekitar 0,2% sampai sampai 1,5%. Pada laki - laki onset pada usia 15-25 tahun. Pada perempuan perempuan onset pada pada usia 25 -35 tahun.
Gejala Klinis Gejala Positif
Gejala Negatif
1. Delusi
1. Afek tumpul (blunted effect)
2. Halusinasi
2. Menarik diri secara emosional maupun sosial sosial
3. Gejala disorganisasi disorganisasi bentuk dan isi 3. Sulit berpikr abstrak pikiran
4. Pikiran yang stereotype
4. Disorganisasi Disorganisasi dalam pembicaraan
5. Spontanitas berkurang
5. Agitasi
6. Alogia Defisiensi dalam jumlah atau isi pembicaraan. Bila ditanya, pasien menjawab dengan jawaban pendek- pendek saja. 7. Avolisi Kehilangan minat untuk melakukan kegiatan, bahkan fungsi- fungsi dasar sehari- hari seperti makan, mandi dll. 8. Anhedonia Tiada perasaan senang. Pasien skizofrenia tidak tidak perduli terhadap kegiatan yang menyenangkan, termasuk makan, interaksi sosial dan hubungan seksual.
25
Klasifikasi PPDGJ III
DSM IV- TR
1. Skizofrenia paranoid
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia Skizofrenia hebrefenik hebrefenik
2. Skizofrenia Skizofrenia hebrefenik hebrefenik
3. Skizofrenia katatonik
3. Skizofrenia Skizofrenia katatonik katatonik
4. Skizofrenia Skizofrenia tak tergolongkan tergolongkan
4. Skizofrenia Skizofrenia tak tergolongkan
5. Post schizophrenic depression
5. Skizofrenia Skizofrenia residual residual
6. Skizofrenia residual 7. S imple imple schizophrenia 8. Other schizophrenia
Kriteria Diagnostik Pada skizofrenia harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan aspek perilaku pribadi.
Perubahan itu berupa hilangnya minat, hidup hidup tidak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial. Berdasarkan PPDGJ-III, kriteria untuk menegakkan diagnosis skizofrenia adalah apabila ditemukan satu gejala utama (a-d) secara jelas jel as , atau dua dari gejala tambahan (f-h) apabila gejala utama kurang jelas . Gejala sudah berlangsung lebih dari 1 bulan dan pasien dalam keadaan kompos mentis.
a. Terdapat gangguan isi pikiran, yakni pikiran yang bergema dan berulang - ulang ( thought
echo), penanaman pikiran ( thought insertion ) , penarikan pikiran ( thought withdrawal ), dan siar pikiran ( thought ). thought broadcasting broadcast ing ).
b. Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun sudah dibuktikan hal itu mustahil. Keyakinan tentang dirinya yang dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar ( delusion of control ). Waham yang lain dapat berupa waham tentang dirinya yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan tete ntu dari luar (delusion of influence), waham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah pada kekuatan tertentu dari luar ( delusion of ), dapat pula berupa ³ delusional pengalaman inde rawi yang tak passivity ), delusional perception ´ suatu pengalaman wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. Tentang ³dirinya´, hal ini dimaksudkan bahwasanya secara jelas hal tersebut merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus.
26
c. Halusinasi auditori Dapat berupa suara halusinasi yang berkomentar se cara terus menerus terhadap terhadap perilaku pasien. Terkadang mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham Waham-waham menetap jenis jenis lainnya, yang menurut budaya setempat setempat dianggap dianggap t idak wajar dan sesuatu yang mus tahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan dan kemampuan diatas manusia manusia biasa (misalnya mampu mengend mengend alikan cuaca, atau berkomunikasi dengan ma-khluk asing dari dunia lain).
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas ) yang menetap, atau apabila apabila terjadi setiap hari selama ber minggu-minggu minggu-minggu atau berbulan berbulan-bu -bulan lan terus-mener terus -menerus. us.
f. Arus pikiran yang terputus ( blocking ) atau yang mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah ( excitement ), posisi tubuh tertentu ( posturing ), atau fleksibilitas lilin, negativisme, mutisme, dan stupor. posturing ),
h. Gejala-gejala Gejala-gejala ³negatif´, ³negatif´, seperti sikap yang sangat apatis, bicara yang jarang, jarang, dan respons emosional yang menu mpul atau tidak wajar, wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. T etapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan disebabkan oleh depresi ata u medikasi neuroleptika. neuroleptika.
Kriteria Diagnostik untuk Su btipe Skizofrenia 1. Skizofrenia Paranoid
Gejala utama: halusinasi/waham menonjol seperti mengancam pasien/memberi perintah tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung atau bunyi tawa. Gangguan Gangguan afektif, dorongan dorongan kehendak kehendak dan pem-bicaraan,geja pem-bicaraan,gejala la katatonik relat ive tidak nyata/tidak menonjol.
Gejala tambahan: tambahan: e pilepsi dan psikosis y ang diinduksi diinduksi oleh obat -obatan. -obatan.
27
Pedoman diagnostik
: memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia ditambah
gangguan utama. 2. Skizofrenia Hebefrenik
Gejala utama : - Perilaku tidak bertanggung jawab dan da n tidak dapat diramalk an, manerisme, menyendiri, hampa tujuan atau perasaan. - Afek Afe k dangkal dan dan tidak wajar, perasaan puas, senyum sendiri, tinggi hati ungkapan kata yang diula ng dan dan disertai oleh cekikikan. - Proses pikir mengalami disorganisasi, pembicaraan tidak menentu serta inkoheren
Gejala tambahan : - Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan proses pikir menonjol. - Halusinasi dan waham ada tapi tidak menonjol. menonjol. - Adanya preokupasi dangkal yang bersifat dibuat -buat terutama yang bersifat abstrak
Pedoman diagnostik : pertama kali diberikan pada usia remaja/dewasa muda (biasa usia 15-25 tahun). 3. Skizofrenia Katatonik
Gejala utama : - Memiliki gambaran gambaran klinis stupor, st upor, gaduh gaduh -gelis -gelisah, ah, menampilkan menampilkan posisi tubuh tertentu dan mempertahankanny mempertahankannya a negatifisme , rigiditas, rigiditas, fleksibilitas cerea ( waxy flexibility ) serta ³command automatism ´ (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah) dan pengulangan kata serta kalimat. - Gejala katatonik dapat dicetuskan dicetusk an oleh penyakit penyakit otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat -obatan serta dapat terjadi pada gangguan gangguan afektif.
Pedoman Diagnostik : memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia dan terdapat 1/lebih dari dari gangguan gangguan utama. Pada pasien pasien yang ti dak komunikatif, diagnosis skizofrenia harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang gejala lain.
4. Skizofrenia Skizof renia Tak Terinci Pedoman diagnostik : memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. skizof renia. Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis diagnosis skizo frenia paranoid paranoid dan katatonik. katatonik. Ti dak memenuhi memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual/depresi pasca skizofrenia
5. Depresi Pasca Skizofrenia Skizofrenia Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresi
28
Pedoman Diagnostik : pasien memenuhi kriteria skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini. Beberapa gejala skizofren tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya. Gejala gejala depresi menonjol dan mengganggu, memenuhi paling sedikit criteria episode depresif depresif dalam dalam kuru waktu palin g sedikit 2 minggu
6. Skizofrenia Skizof renia Residual Pedoman diagnostik - Gejala ³negative´ dari dari skizofrenia yang menonjol, misalnya: perlambatan psikomotorik dan aktifitas menurun. - Ada riwayat episode psikotik yang jelas dimasa dimasa lampau. lampau. - Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi telah sangat berkurang . - Tidak terdapat terdapat demensia /gangguan /gangguan otak organik organik lain. lain.
7. Skizofrenia Skizof renia Simpleks Gejala utama : kurang jelas jelas gejala psikotiknya psikotiknya dibandingkan dibandingkan sub tipe skizofr enia lainnya lainnya Pedoman diagnostik : Diagnosisnya tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif progresif dari gejala gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual residual tanp a didahului didahului riwayat halusinasi, halusinasi, waham, waham, atau manifestasi manifestasi lain dari episod episod e psikotik. Disertai perubaha perubahan nperubahan perilaku perilaku pribadi yang bermakna, bermakna, kehilang an minat yang mencolok mencolok , tidak berbuat berbuat sesuatu, tanpa tujuan tujuan hidup hidup dan menarik menarik diri secara sosial .
Diagnosis Banding 1. Gangguan Psikotik Psikoti k Sekunder dan Akibat Obat Obat Gejala psikosis atau katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau katatonis disebabkan kondisi medis non psikiatri, maka didiagnosis sebgai gangguan psikotik akibat kondisi medis umum atau gangguan psikotik akibat zat. Anamnesis lengkap dan pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis banding ini.
2. Berpura- pura dan Gangguan Buatan Diagnosis berpura- pura atau gangguan buatan diberikan kepada orang yang meniru gejala gejala skizofren s kizofrenia ia tetapi sebenarnya sebenarnya tidak menderita s kizofrenia. kizofrenia. Berpura- pura skizofrenia (malingering) biasanya dilakukan seseorang yang memiliki masalah hukum atau finansial.
29
3. Gangguan Psikotik Psikoti k lain Gangguan psikotik yang mirip dengan skizofrenia adalah skizofreniform, gangguan psikotik psikoti k singkat & gangguan skizoafektif. skiz oafektif. Perbedaan skizofrenia dengan dengan skizofreniform dilihat dari durasi gejalanya. Pada skizofreniform gejalanya lebih dari satu bulan tapi kurang dari enam bulan. Gangguan psikotik singkat bila gejala hanya berlangsung sekurangnya satu hari tetapi tidak lebih dari satu bulan. Gangguan Gangguan skizoafektif adalah diagnosis diagnosis yang tepat jika sindrom manik atau depresif depresif berkembang berkembang bersama - sama dengan gejala utam skizofrenia.
4. Gangguan Mood Membedakan Membedakan skizofrenia dengan dengan gangguan gangguan mood cukup sulit dilakukan. dilakukan. Pem eriksaan mental dan anamnesis lengkap sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Gejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relatif singkat dibandingkan gejala utama.
5. Gangguan Kepribadian Berbagai gangguan gangguan kepribadian dapat dapat ditemukan dengan suatu
cirri skizofrenia.
Gangguan kepribadian skizotipal, skizoid dan ambang adalah gangguan kepribadian dengan gejala yang yang paling mirip. Perbedaanya telah dikemukakan di pembahasan gangguan kepribadian.
Prognosis Beberapa penelitian penelitian menunjukkan, hanya 10% -20% pasien yang telah mendapat perawatan perawatan psikiatrik yang memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50% pasien memiliki hasil yang buruk, dengan dengan eksaserbasi gejala, gejala, perawatan perawatan berulang di rumah sakit, episode gangguan gangguan mo od berat dan percobaan bunuh diri.
(8)
Rentang angka pemulihan pemulihan dari 10% -60%. 20-30% dari semua pasien skizofrenik mampu menjalani kehidupan yang agak agak normal. 20% -30% dari pasien terus mengalami gejala gejala yang sedang. sedang. 40%-60% 40% -60% pasien terus terganggu terganggu secara berm akna.
30
Prognosis Prognosis Baik
Prognosis Prognosis Buruk
1. Onset lambat
1. Onset muda
2. Faktor pencetus jelas
2. Tidak ada faktor pencetus
3. Onset akut
3. Onset tidak jelas
4. Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan
4. Riwayat sksual, sksual, sosial dan perkerjaan pramorbid
pramorbid yang baik. 5. Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif
yang buruk. 5. Perilaku menarik diri dan autistic 6. Sistem pendukung yang yang buruk
6. Menikah
7. Gejala negatif
7. Riwayat keluarga gangguan mood
8. Tanda dan gejala neurologis
8. Sistem pendukung yang baik
9. Riwayat trauma perinatal
9. Gejala positif
10. Tidak ada remisi dala m tiga tahun 11. Sering relaps
Terapi 1. Perawatan di rumah sakit Indikasi utama perawatan di rumah sakit adalah: - Tujuan diagnostik - Menstabilkan medikasi - Keamanan pasien yang memiliki keinginan bunuh diri atau membunuh - Perilaku yang sangat kacau dan tidak sesuai - Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, makanan, pakaian dan tempat tempat tinggal. Perawatan di rumah sakit menurunkan stress pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian. Lamanya perawatan di rumah sakit tergantung pada keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Perawatan singkat di rumah sakit (4 -6 minggu) sama efektifnya efektifnya dengan perawatan jangka panjang panjang di rumah sakit. Pendekatan Pendekatan perilaku perilaku aktif lebih efektif daripada daripada hanya diberikan terapetik.
2. Terapi somatik Dengan pemberian antipsikoti antipsikotik k dan obat - obatan lain yang akan dijelaskan di pembahasan pembahasan selanjutnya selanjutnya .
3. Terapi psikososial Dengan menggunakan menggunakan terapi terapi perilaku, berorientas berorientasii keluarga keluarga , kelompok kelompok dan individual. individual.
31
- Psikoterapi Psikoter api perilaku ditujukan kepada kelebihan dan kekurangan pasien. pasien. Keterampilan sosial pasien dilatih untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, dan komunikasi interpersonal. Latihan ini diikuti dengan pemberian pujian atau hadiah yang yan g dapat meningkatkan meningkatkan semangat pasien untuk berlatih. - Psikoterapi berorientasi keluarga ini melibatkan anggota anggota keluarga pasien. Pemahaman keluarga mengenai skizofrenia akan sangat membantu terapi ini. Sejumlah penelitian menemukan, terapi keluarga efektif dalam menurunkan menurunkan relaps. - Psikoterapi kelompok kelom pok biasanya berpusat pada rencana, masalah, dan hubungan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi ini berguna untuk menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas pada pasien. - Psikoterapi individual dilakukan do kter psikiatrik dengan menjalin hubungan hubungan dokter pasien yang baik. Pasien skizofrenia seringkali sulit untuk percaya dengan orang lain. Dokter psikiatri harus mampu menumbuhkan rasa percaya pasien terhadapnya. Kepercayaan ini membuat pasien tetap mengikuti psikoterapi, patuh dengan medikasi dan mempunyai hasil yang baik
E. OBAT ANTIPSIKOTIK Antipsikotik Antipsik otik merupakan salah satu obat golongan psikotropik. Obat psikotropik adalah adalah obat yang mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman (WHO,1966). Antipsikotik atau dikenal juga dengan istilah neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik
(10)
.
Antipsikotik Antipsikotik bekerja dengan dengan menduduki menduduki reseptor reseptor dopamin dopamin , serotonin serotonin dan dan
beberapa beberapa reseptor neurotransmiter neurotransmiter lainnya lainnya . Pemakaian antipsikotik pada skizofrenia harus mengikuti lima prinsip utama
(8)
.
1. Klinisi harus harus cermat menentukan gejala yang akan diobati. 2. Antipsikotik Antipsiko tik yang memberikan efek yang baik pada pasien di masa lalu harus digunakan lagi. 3. Lama minimal percobaan percobaan ant ipsikotik empat sampai enam minggu dengan dengan dosis dosis yang adekuat. Jika tidak berhasil, dapat diganti dengan antipsikotik jenis lain. 4. Jarang diindikasikan penggunaan lebih dari antipsikotik sekaligus. 5. Pasien harus harus dipertahankan dipertahankan dalam dalam dosis efektif minimal.
32
Berdasarkan afinitas terhadap reseptor dopamin tipe 2 (D2) dan efek samping yang ditimbulkannya, obat ini dibagi ke dalam dua kelompok yakni antipsikotik generasi pertama (11)
(tipikal) dan antipsikotik generasi kedua ( atipikal)
Antipsikotik Antipsik otik Generasi Pertama (Tipikal) a. High Potency
.
Antipsikotik Antipsik otik Generasi Kedua (Atipikal) -
Aripiprazol
-
Haloperidol
-
Clozapine
-
Flupenazin
-
Olanzapin
-
Pimozid
-
Paliperidon
-
Risperidon
b. Low Potency -
Klorpromazin (CBZ/ Largactil)
-
Ziprasidon
-
Proclorperazin
-
Quatiapine
-
Tioridazin
1. Antipsikotik Tipikal - Berikatan kuat dengan reseptor reseptor dopamine tipe 2. - Diberikan saat pasien mengalami gejala positif. - Efek antipsikotik terlihat beberapa hari atau minggu setelah mengkonsumsi obat. Perbaikan gejala didapat setelah obat menduduki reseptor dopamine di mesolimbik. - Lebih sering menyebabkan gejala gejala ekstrapiramidal.
2. Antipsikotik Atipikal - Bekerja pada reseptor dopamine dan serotonin. - Diberikan saat pasien mengalami gejala negatif. - Efek samping tersering gejala ekstrapiramidal yang lebih ringan dan penambahan berat badan.
(Sumber: Lippincott¶s Illustrated Reviews: Pharnacology, 4
th
Edition.
33
Efek Terapetik lainnya 1. Antiemetik 2. Sedasi 3. Menghilangkan cegukan 4. Pengobatan bipolar disorder (acute mania ) Efek Samping Antipsikotik
(11, 12)
1. Gejala ekstrapiramidal Gejala ekstrapiramidal timbul akibat blokade reseptor dopamine 2 di basal ganglia (putamen, nukleus kaudatus, substansia nigra, nukleus subthalamikus, dan globus palidus). Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan mekanisme dopaminergik dan kolinergik sehingga sistem sis tem ekstrapiramidal terganggu. Paling P aling sering disebabkan antipsikotik tipikal potensi tinggi. Gejala ini dibagi dibagi dalam beberapa beberapa kategori, yaitu: a. Reaksi Distonia Akut Akut (ADR) Terjadi spasme atau kontraksi involunter akut dari satu atau lebih kelompok otot skelet. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara, krisis okulogirik dan sikap badan yang tidak biasa. Reaksi distonia akut sering sekali terjadi dalam satu atau dua hari setelah pengobatan pengobatan antipsikosis antipsikosis dimulai, dimulai, tetapi tetapi dapat dapat terjadi kapan saja. Keadaan ini ini terjadi pada kira -kira 10% pasien, lebih lazim pada pria muda, dan lebih sering dengan dengan neuroleptik neuroleptik dosis tinggi yang berpo tensi tinggi, seperti haloperidol haloperidol dan
flufenazine.
Reaksi
distonia akut dapat distonia
menjadi
penyebab
utama
dari dari
ketidakpatuhan pemakaian obat. b. Akatisia Akatisia merupakan gejala ekstrapiramidal yang paling sering terjadi akibat antipsikotik. Kemungkinan terjadi pada sebagian besar pasien terutama pada populasi pasien lebih lebih muda. muda. Terdiri Terdiri dari perasaan perasaan dalam dalam yang gelisah, gelisah, gugup gugup , keinginan keinginan untuk untuk tetap bergerak bergerak dan sulit tidur . Akatisia dapat menyebabkan menyebabkan eksaserbasi gejala gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim. Hal ini menjadi salah satu penyebab ketidakpatuhan pengobatan. c. Sindrom Sindrom Parkinson Merupakan Merupakan gejala gejala ekstrapiramidal ekstrapiramidal yang dapat dapat dimulai berjam -jam setelah dosis pertama antipsikosi atau dimulai secara berangsur berangsur -angsur setelah pengobatan bertahun-tahun. Manifestasinya meliputi gaya berjalan membungkuk, hilangnya
34
ayunan lengan, akinesia, tremor dan rigiditas. Akinesia menyebabkan penurunan spontanitas, apati dan kesukaran untuk memula i aktifitas normal. Terkadang, gejala ini dikelirukan dengan gejala negatif skizofrenia.
d. Tardive Diskinesia Manifestasi gejala ini berupa berupa gerakan dalam bentuk koreoatetoid abnormal, gerakan otot abnormal, abnormal, involunter, involunter, mioklonus, mioklonus, balistik, atau seperti tik. Ini merupakan merupakan efek yang tidak dikehendaki dari obat antipsikotik antipsikotik.. H al ini disebabkan disebabkan defisiensi kolinergik yang relatif relatif akibat supersensitif resepto r dopamine dopamine di puntamen kaudatus. kaudatus. Prevalensi Prevalensi diperkirakan terjadi terjadi 20 -40% pada pasien yang berobat berobat lama. tardive diskinesia diperkirakan Sebagian kasus sangat ringan dan hanya sekitar 5% pasien memperlihatkan gerakan berat nyata. Faktor predisposisi meliputi umur lanjut, jenis kelamin wanita, dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka panjang. 2. Neuroleptic Malignant adalah s uatu sindrom yang terjadi terjadi akibat komplikasi s erius dari Neuroleptic malignant adalah penggunaa penggunaan n obat anti psikotik. Sindrom ini merupakan merupakan reaksi idiosinkratik idiosinkratik yang t idak tergantung pada kadar awal awal obat dalam darah. Sindrom Sindrom tersebut dapat terjadi pada dosis tunggal tunggal antipsikotik (phenotiazine, (phenotiazine, thioxanthen thioxanthen e, atau atau neurolept neuroleptikal ikal atipikal). atipikal). B iasanya berkembang dalam 4 minggu pertama setelah dimulainya pengobatan pengobatan . SNM sebagian besar berkembang dalam 24-72 24 -72 jam setelah pemberian antipsikotik atau perubahan dosis (biasanya karena peningkatan) . Sindroma neuroleptik neuroleptik maligna dapat menunjukkan menunjukkan gambaran klinis yang luas dari ringan sampai dengan dengan berat . Gejala disregulasi otonom mencakup demam, diaphoresis, tachipnea , takikardi dan tekanan darah meningkat atau labil. Gejala ek,d
strapiramidal meliputi rigiditas, disfagia, tremor pada pada waktu tidur,
distonia dan diskinesia. diskinesia. Tremor dan aktivitas motorik berlebihan berlebihan dapat men cerminkan cerminkan agitasi psikomotorik. Konfusi, koma, mutisme, inkotinensia dan delirium mencerminkan terjadinya perubahan tingkat kesadaran. 3. Peningkatan berat badan Paling sering karena karena pengobatan pengobatan antipsikotik atipikal. Nafsu makan yang meningkat erat kaitannya dengan blokade reseptor alpha1- adrenergic dan Histaminergic . 4. Peningkatan
prolactin
Blokade reseptor dopamine 2 di hipotalamus hipotalamus menyebabkan berkurangnya pembentukan pembentukan . Akibatnya, faktor inhibitor prolaktin ke hipofisis berkurang prolactin release factor
35
sehingga terjadi peningkatan kadar prolaktin. Pada perempuan didapati sekresi payudara, sedangkan pada pria didapati ginekomasti.
5. Efek blokade reseptor kolinergik - Pandangan kabur - Mulut kering (kecuali klozapin yang meningkatkan salvasi) - Penurunan kontraksi smooth muscle sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.
6. Efek blokade blokade reseptor reseptor adrenerg adrenergik ik : hipotens hipotensii ortostatik ortostatik.. 8.
ULASAN Pada saat pleno pakar muncul pertanyaan mengapa gejala positif memiliki prognosis
yang lebih baik baik dibandingkan dengan gejala gejala negatif. Menurut
S inopsis inopsis Psikiatri (Kaplan,
2010), pasien skizofrenia dengan gejala positif cenderung membaik dengan berjalannya waktu
(8)
. Hal ini dikarenakan dikarenakan pasien dengan dengan gejala gejala positif memiliki interaksi sosial yang lebih
baik dibandingkan dengan dengan gejala gejala negatif. Beberapa Beberapa penelitian leb ih melihat hubungan hubungan gejala negatif dengan prognosis buruk (Roff & Knight 1978; Johnstone et al. 1979; Knight et al. 1979; Kolakowska et al. 1985; Pogue -Geile & Harrow 1985; Biehl et al. al. 1986; Keefe et al. 1987; Munk-Jorgensen Munk-J orgensen & Mortensen 1989; 1989; Breier et al al . 1991; Fenton & McGlashan 1992). Dari hasil penelitian itu didapatkan, disfungsi disfungsi psikosial pada gejala negatif negatif meningkatkan perburukan/ keparahan skizofrenia. Namun, penelitian lain juga menemukan bahwa pasien dengan gejala positif
juga banyak mengalami perburukan (Pogue-Geile & Harrow 1984;
Keefe et al. 1987; Breier et al. 1991)
(13).
Pada tabel prognosis skizofrenia, dapat kita lihat
bahwa membaik atau memburuknya keadaan pasien ditentukan oleh banyak faktor. Memang salah satu faktor yang mengarah pada perbaikan pasien adalah gejala positif. Namun faktor- faktor lain juga turut mempengaruhi, sehingga gejala positif tidak selalu memiliki prognosis yang baik. Pertanyaan lain yang muncul adalah b agaimana mekanis me mata mendelik, mendelik, yaitu salah satu efek samping dari obat antipsikotik. Mata mendelik ( oculogyric crisis) merupakan salah satu gejala distonia. Penyebabnya akibat blokade reseptor dopamin di basal ganglia (nigrostriatal) karena obat antipsikotik. Dari beberapa referensi yang saya baca, tidak dijelaskan secara detail bagaimana oculogyric crisis terjadi.
(12,13)
Pertanyaan lainnya adalah obat apa yang seharusnya diberikan pada pasien setelah ada efek samping. Obat yang digunakan pada kasus kita adalah haloperidol. Haloperidol merupakan merupakan salah satu obat obat antips ikotik tipikal potensi potensi tinggi dan e fek samping ekstrapiramidal yang ditimbul kannya sangat besar. Menurut Kaplan (2010) haloperidol dapat dapat diganti dengan obat atipikal, risperidon. Risperidon merupakan obat lini pertama untuk
36
mengobati skizofrenia. Kemungkinan obat ini lebih aman dan lebih efektif daripada obat antagonis dopaminergi k tipikal. Selain risperidon, diindikasikan juga clozapine yang dinyatakan efektif dan kurang gejala ekstrapiramidalnya. Namun obat ini mahal dan disertai insidensi 1% terjadinya agranulositosis. Karena itu, pasien yang mendapat pengobatan dengan clozapin harus melakukan pemeriksaan darah lengkap tiap dua minggu.
(8)
Pertanyaan terakhir saat pleno pakar adalah b agaimana membedakan skizofrenia asli dan skizofrenia skizofrenia pura - pura. Skizofrenia pura pura - pura ( malingering psychosis) merupakan sebutan bagi bagi orang yang bukan buk an menderita skizofrenia skizof renia tetapi
meniru gejala gejala skizofrenia. skizof renia.
Untuk membedakannya, dapat digunakan penilaian status mental, mental, anamnesis anamnesis riwayat hidup dan pemantauan pasien. Pemantauan dilakukan untuk melihat apakah gejala skizofrenia benar atau hanya berpura - pura. Pada pasien juga dilakukan penelusuran mengenai mengenai kemungkinan motif penyebab kepura - puraan. Biasanya Biasanya terdapat salah satu dari lima alasan yang menyebabkan seseorang melakukan malingering psychosis . Satu, berhubungan dengan kriminalitas, untuk menghindari menghindari hukuma n maupun eksekusi eksekusi.. Kedua, untuk menghindari wajib militer. Ketiga untuk mendapatkan bantuan finansial atau asuransi. Keempat, dilakukan oleh tahanan penjara un tuk mendapatkan obat atau pemindahan pemindahan tempat ke rumah sakit jiwa. Kelima untuk mendapatkan fasilitas gratis, berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal.
9.
(8,14)
KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan: - Mekanisme Mekanis me
pertahanan pertahanan ego adalah suatu
mekanisme mekanis me pertahanan pertahanan diri untuk
menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan. Mekanisme ini menjaga keseimbangan antara dorongan dalam diri dengan realitas eksternal. Mekanis me pertahanan pertahanan ego tidak selalu maladaptif dan patologis. patologis. Bila individu - Mekanisme menggunakan mekanisme ini dengan efektif dan sesuai dengan perkembangan, maka mekanisme ini berguna dalam proses adaptasi dengan lingkungan eksternal. - Mekanisme pertaha pertahanan nan ego ego dibagi dibagi menjadi menjadi tiga,yakn tiga,yakni: i:
(primitif)
tergantung ,
dari
keefektif keefektifan an
pemakaian
matang, matang, tida k matang matang dan dan dan
kesesuaian
dengan
perkembangan. - Mekanisme pertahanan ego primitif banyak ditemukan pada orang yang mempunyai
gangguan kepribadian dan psikotik. - Gangguan kepribadian adalah suatu pola atau s ifat kepribadian yang tidak fleksibel
dan maladaptif, maladaptif , yang bersifat menetap dalam mempersepsi, memikirkan dan berhubungan dengan lingkungan lingkungan dan diri sendiri.
37
- Menurut DSM IV terdapat 10 jenis gangguan kepribadian, yakni: paranoid, skizoid,
skizotipal, ambang, antisosial, histrionik, narsistik, menghindar, dependen dan obsesif kompulsif. skizof renia. - Gangguan kepribadian adalah salah satu faktor penyebab skizofrenia. - Salah satu tanda dan gejala penyakit psikiatrik dapat dilihat dari gangguan isi pikiran,
bentuk pikiran dan persepsi. - Skizofrenia Skizof renia adalah gangguan psikotik berat yang ditandai ditandai dengan dengan halusinasi halusinasi , waham,
masalah perilaku perilaku dan kehilangan kehilangan kontak kontak dengan reali reali tas. - Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya terjadinya skizofrenia, skizofrenia, yakni f aktor biologis, biologis,
pengaruh sosial dan dan emosion al kognitif. Faktor Fak tor biologis biologis terdiri dari faktor genetik, abnormalitas neurotransmiter, abnormalitas struktur otak dan komplikasi perinatal. Pengaruh sosial terdiri dari lingkungan dan budaya. Pengaruh emosional dan kognitif berhubungan dengan dengan gangguan moo d dan gangguan gangguan kepribadian. - Menurut PPDGJ III, skizofrenia terdiri dari beberapa subtype, yakni skizofrenia
paranoid, hebrefrenik, katatonik, tak tergolongkan, depresi post skizofrenia, skizofrenia lainnya. - Gejala klinis skizofrenia dikelompokkan menjadi dua, yakni gejala negatif dan positif.
Gejala positif ditandai dengan halusinasi, waham, akatsia, dan agitasi. Gejala negatif ditandai ditandai dengan penarikan penarikan diri diri pasien dari sosial dan minat untuk melakukan aktivi aktivi tas berkurang. - Penatalaksaan untuk pasien skizofrenia dapat dilakukan psikoterapi di rumah sakit
atau berbasis keluarga dan pengobatan dengan obat antipsikotik. - Antipsikotik bekerja dengan memblok reseptor dopamine. - Berdasarkan afinitas afinitas obat dengan resept or dopamine, antipsikotik antipsikoti k dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: generasi pertama (tipikal), yang bekerja pada reseptor dopamine dan generasi kedua (atipikal) yang bekerja pada reseptor dopamine dan serotonin. - Efek samping obat antipsikotik yaitu gejala eks trapiramidal trapiramidal (terutama (terutama antipsikotik
tipikal), peningkatan berat berat badan (terutama antipsikotik atipikal), neuroleptik maligna, peningkatan prolaktin, mulut kering, konstipasi, retensi urin dan hipotensi ortostatik.
Kesimpulan Kasus Berdasarkan diskusi yang dilakukan sebanyak dua kali dan pencarian data dari berbagai referensi, maka dapat ditarik kesimpulan un untuk tuk pemicu VI ini, yaitu Pak Pak A
menderita
skizofrenia dan setelah mendapat pengobatan dengan haloperidol timbul efek samping gejala gejala ekstrapiramidal ekstrapiramidal..
38
10.
DAFTAR PUSTAKA 1. Arif I S. Pandangan Topografis dan Pandangan S truktural truktural Tentang Kepribadian . In:Rose Herlina, Eds. Dinamika Kepribadia Kepribadian. n. Bandung: Bandung: Refika Aditama; 2006:13 2006:13 -24. 2. Arif I S. Defense Mechanism . In:Rose Herlina, Eds. Dinamika Kepribadian. Bandung: Bandung: Refika Aditama; 2006:31 -44. 3. Durand V M, Barlow D H. Gangguan Kepribadian . In: Heppy El Rais, eds. Psikologi Abnormal Abnormal Edisi IV Buku 2. Jakarta: Pustaka Pelajar Pelajar Inc; 2007: 176 176 -220. -220. 4. Kaplan H I,Sadock B J,Grebb J A. Gangguan Kepribadian . In: I Made Wiguna S,eds. Sinopsis Psikiatri Psikiatri Jilid 2. Tangeran Tangerang: g: Bina Rupa Aksara Inc; 2010:258 2010:258 -290. 5. Maramis, W F. Catatan Kedokteran Jiwa . Airlangga University Press; 1998. 6. Kaplan H I,Sadock B J,Grebb J A. Tanda dan Ge j ala ala Penyakit Psikiatrik . In: I Made Wiguna Wiguna S, eds. Sinopsis Psikiatri Psikiatri Jilid 1. Tange T angeran rang: g: Bina Rupa Aksara Inc; 2010:466-480. 7. Durand V M, Barlow D H. S kizofrenia kizofrenia dan Gangguan Gangguan - Gangguan Gangguan Psikotik lainnya . In: Heppy El Rais, eds. Psikologi Abnormal Edisi IV Buku 2. Jakarta: Pustaka Pelajar; 2007: 226-271. 8. Kaplan H I,Sadock B J,Grebb J A. S kizofrenia kizofrenia. In: I Made Wiguna S,eds. Sinopsis Psikiatri Jilid 1. Tangerang: Tangerang: Bina Rupa Aksara Aksara Inc; 2010: 699 -743. -743. 9. Departemen Kesehatan R I. I . 1993. 1993. Pedoman Pedoman Penggolongan Penggolongan dan Diagnosis Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ). (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta 10. Santoso S O, Wiria M S. Psikotropik. In:Sulistia G.Ganiswarna, eds. Farmakologi dan Terapi Terapi Edisi IV. Jakarta:Gaya Baru;148 Baru;148 -162. -162. 11. Finkel R, Clark MA. Neuroleptics Neuroleptics (e -book). -book). Lippincott Lippincott Williams&Wilkins. Williams&Wilkins. 2009. 12. Ginsberg L. Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerakan Lainnya . In: Amalia Safitri. Lecture Notes Neurologi Neurologi Edisi 8. Ciracas: Penerbit Erlangga; Erlangga; 2007;100 2007;100 -111. -111. 13. American Medical Network. Course of Positive and Negative S ymptoms ymptoms http://www.health. w.health.am/psy/more/co am/psy/more/course urse -of-posi -of-positive-andtive-andS chizophrenia chizophrenia . Available at: http://ww negative-symptoms/ 14. Australasin Psychiatry. Malingered Malingered psychosis leading to involunt i nvoluntary ary psychiatric
hospitalization. Available at: http://www3.interscience.wiley.com/journal/118565660/abstract?CRETRY=1&SRET RY=0/
39
Lampiran Kerangka Berpikir Skizofrenia PENCETUS 1.Kejadian hidup yang traumatik. 2.Kadangan tidak ada pemicu yang jelas.
ETIOLOGI Faktor Biologis 1. Faktor genetik (riwayat skizofrenia skizofrenia di keluarga) 2. Komplikasi perinatal dan persalinan. 3. Infeksi virus pada saat kehamil an. 4. Abnormalitas neurotransmiter (dopamine, serotonin, GABA) 5. Struktur otak (ventrikel membesar, lobus frontalis hipoaktif)
Pengaruh Sosial 1. Lingkungan 2. Budaya
Pengaruh Emosional/ Kognitif 1. Manifestasi aktif dari gangguan isi dan bentuk pikiran. (waham, delusi, delusi, pembicaraan terdisorganisasi) 2. Gangguan kepribadian (paranoid, (paranoid, skizoid, skizotipal, dll) 3. Gangguan mood 4. Mekanisme pertahanan pertahanan ego yang tidak sesuai dengan perkembangan/ usia.
SKIZOFRENIA Gejala: - Delusi - Halusinasi - Gangguan bicara terdisorganisasi terdisorganisasi - Masalah perilaku (agitasi liar, cara berpakaian yang tidak sesuai, kurangnya hygiene diri) - Menarik diri dari pergaulan sosial
PENATALAKSANAAN 1. Perawatan di rumah rumah sakit 2. Psikoterapi Psikoterapi keluarga, kelompok kelompok dan individu. 3. Antipsikotik (pertimbang kan efek samping) samping) Antipsikotik tipikal Antipsikotik Atipikal - High Potency (haloperido l, Clozapine, olanzapin, flupenazin, pimozid) paliperidon, risperidon, risperidon, - Low Potency (klorpromazin, ziprasidon, ziprasidon, quatiapine. proclorperazin, tioridazin)
PROGNOSIS - 10-20% pasien yang mendapat perawatan psikiatrik psikiatrik prognosisnya prognosisnya baik. - >50% hasilnya hasilnya buruk. - 20-30% mampu menjalani hidup agak normal, normal, 20-30% mengalami mengalami gejala sedang, 60% terganggun seumur hidup.
40