SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN AUDITING II
Oleh : Yani Oktavia Firda Maulidiyah A. Faisal Rahman
AKUN DAN KLASIFIKASI TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN Tujuan keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Terdapat 3 klasifikasi transaksi dalam siklus ini, yaitu: • Akuisisi barang dan jasa • Pengeluaran kas
• Retur pembelian dan cadangan serta potongan pembelian FAISAL
FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN DAN PENCATATAN TERKAIT Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini biasanya diawali dengan tindakan pembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran utang dagang.
Pemrosesan Pesanan Pembelian Titik awal dari siklus ini adalah permintaan terhadap barang dan jasa oleh klien. Bentuk formulir permintaan dan lembar persetujuan bergantung pada sifat barang dan jasa dan juga kebijakan perusahaan. Dokumen tersebut meliputi : Permintaan Pembelian Pesanan Pembelian Penerimaan Barang dan Jasa
Laporan penerimaan
Pengakuan Utang Pengakuan yang memadai atas munculnya utang pada saat penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan awal memengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas akrual; oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam memasukkan seluruh transaksi pembelian, yaitu hanya mencatat pembelian yang benar-benar terjadi dan pada jumlah yang benar.
Dokumen dan pencatatan pada umumnya meliputi : Faktur Vendor
Memo Debet
Voucher
Berkas Transaksi Akuisisi
Jurnal atau Daftar Akuisisi
Laporan Vendor
Neraca saldo Utang Dagang
Berkas Utama Utang Dagang
Proses dan Pencatatan Pengeluaran Kas Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas: • Cek • Berkas Transaksi Pengeluaran Kas
E-COMMERCE MEMPENGARUHI SIKLUS AKUISIS DAN PEMBAYARAN Perusahaan menggunakan internet dari opsi e-commerce lainnya untuk merampingakan proses akuisisi barang dan jasa juga sering memungkinkan pengiriman produk barang dan jasa dengan lebih cepat karena waktu yang terkait dengan melakukan pesanan secara online dapat dihemat.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI Memahami pengendalian internal Menilai resiko pengendalian yang direncanakan Menentukan lingkup pengujian pengendalian
Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk pembelian Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk pengeluaran kas
Pengambilan sampel atribut atas pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Memahami Pengendalian Internal • Mempelajari diagram alur klien
• Menelaah kuesioner pengendalian internal • Melakukan pengujian garis besar terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas
Menilai Resiko Pengendalian Yang Direncanakan • Mengotorisasi pembelian • Memisahkan tanggung jawab aset dari fungsi lainnya • Melakukan pencatatan waktu dan penelaahan independen atas transaksi
• Mengotorisasi pembayaran
Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian Auditor mengidentifikasi pengendalian internal utama dan kelemahannya serta risiko pengendaliannya. Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian beroperasi secara efektif.
YANI
Mendesain Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Untuk Pembelian pencatatan akuisisi dilakukan saat barang atau jasa diterima, konsisten dengan kepentingan klien (keterjadian)
akuisisi yang benar terjadi telah dicatat (kelengkapan)
akuisisi dicatat secara akurat (akurasi) akuisisi diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
Mendesain Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Untuk Pengeluaran Kas Auditor biasanya melakukan pengujian pembelian dan pengeluaran kas sekaligus.
terhadap
Transaksi yang dipilih dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumen akuisisi lainnya diperiksa bersamaan dengan cek yang dibatalkan. Oleh karena itu, verifikasi dilakukan secara efisien tanpa mengurangi efektivitas pengujian.
Pengambilan Sampel Atribut Atas Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Karena pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk akuisisi da pengeluaran kas, maka penggunaan sampel atribut biasa dilakukan. Dengan menggunakan pendekatan “Pengambilan Sampel Audit Secara Statistik”
METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Dagang
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima Dan Menilai Risiko Bawaan
Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
TAHAP I
METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG
Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian & Pengujian Substantif Atas Transaksi untuk Siklus Akuisisi dan Pembayaran
TAHAP II
METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis untuk Utang Dagang Prosedur Audit
Mendesain Pengujian Perincian Utang Dagang untuk Memenuhi Tujuan Audit Terkait Saldo
Jumlah Sampel Sampel yang Dipilih Penetapan Waktu
TAHAP III
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Dagang Fokus utama dibanyak perusahaan
Tahap I
dalam meningkatkan
aktivitas manajemen rantai pasokan mengakibatkan banyak perubahan
dalam mendesai n sistem yang digunakan untuk
memulai dan mencatat aktivitas akuisisi dan pembayaran. Risiko bisnis klien yang cukup besar dapat muncul dari perubahan tersebut. Misalnya, penjual bisa memiliki akses pada pencatatan utang dagang, sehingga mereka dapat memonitor status saldo utang dan melakukan rekonsiliasi transaksi.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima Dan Menilai Risiko Bawaan
Tahap I
• Transaksi yang berjumlah besar dapat mempengaruhi utang dagang. Saldo
transaksi tersebut biasanya besar, dihasilkan dari banyak vendor, dan biaya auditnya relatif mahal. • Auditor biasanya menetapkannya sebagai salah saji yang dapat diterima yang tinggi untuk utang dagang, serta menetapkan risiko bawaan sebagai risiko menengah atau tinggi.
• Mereka biasanya berfokus pada kelengkapan dan tujuan audit terkait saldo pisah batas karena terdapat potensi kurang saji pada saldo utang.
Menilai Risiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan Pengujian Pengendalian & Pengujian untuk Substantif atas Tansaksi
Tahap I & II
• Pengujian substantif akhir dari auditor bergantung pada efektivitas relatif pengendalian internal yang terkait dengan utang. • Oleh karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang hubungan antara pengendalian dan utang dagang. • Setelah menilai risikopengendalian, auditor mendesain dan melakukan pengujian substantif transaksi untuk siklus akuisisi dan pengeluaran kas.
Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis
Tahap III
• Penggunaan prosedur analitis penting terutama untuk mengungkap salah saji
dalam utang. • Tabel 17-4 mengilustrasikan prosedur analitis untuk neraca dan akun laporan laba rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang diperlukan untuk mengungkap mana yang memerlukan perhatian lebih.
FIRDA
TABEL 17-4 Prosedur Analitis
Salah Saji Yang Mungkin Terjadi
Membandingkan akun terkait akuisisi dengan tahun – tahun sebelumnya
Salah saji untuk utang dagang dan beban
Menelaah daftar utang dagang untuk utang yang Salah saji klasifikasi untuk utang nondagang tidak lazim, nonvendor, dan utang yang berbunga Membandingkan masing – masing utang dagang dengan tahun – tahun sebelumnya
Tagihan yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji
Menghitung rasio sperti pembelian dibagi dengan utang dagang, dan utang dagang dibagi dengan utang lancar
Tagihan yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji
• Pada piutang dagang karena tujuan ini juga berlaku untuk utang dengan tiga perbedaan : 1. Tujuan nilai realisasi tidak berlaku untuk utang. Nilai realisasi hanya berlaku untuk aset 2. Aspek yang tepat untuk tujuan hak dan kewajiban tidak berlaku untuk utang
3. Untuk utang terdapat pemfokusan lebih pada kurang saji dibandingkan lebih saji
Mendesain dan Melakukan Pengujian Perincian Saldo Utang dagang
Tahap III
• Tujuan keseluruhan dalam audit utang dagang adalah untuk menentukan apakah saldo utang piutang disajikan secara wajar dan benar. • Tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo berlaku untuk utang dagang sedangkan nilai realisasi tidak berlaku untuk utang. • Terdapat perbedaan penting dalam pemfokusan audit atas utang dan aset.
• Ketika auditor melakukan verifikasi terhadap aset, mereka berfokus pada lebih saji melaui verifikasi oleh konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung • Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan aset yang kurang saji, ettapi juga harus lebih peduli pada lebih saji.
Pengujian Utang Lewat Waktu • Lingkup pengujian untuk mengungkap tidak tercatatnya suatu utang (sering disebut pencarian utang dagang yang tidak tercatat) sangat bergantung pada pengendalian risiko yang dinilai dan materialitas saldo potensial pada akun. • Prosedur audit yang penting dilakukan : 1.
Memeriksa Dokumen Terkait untuk Pemgeluaran kas setelah tanggal pelaporan
2.
Memeriksa dokumen terkait dengan penagihan yang tidak dibayar selama beberapa minggu setelah akhir tahun
3.
Menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan sebelum akhir tahun utnuk fantur vendor terkait
4.
Menelusuri Saldo Laporan vendor sesuai dengan neraca saldo utang dagang
5.
Mengirimkan konfirmasi kepada vendor yang berbisnis dengan klien
Pengujian Pisah Batas • Dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatatsebelum atau sesudah tanggal neraca dimasukkan dalam periode yang benar • Ada dua aspek : 1. Hubungan antara pengamatan fisik pisah batas untuk persediaan 2. Penentuan jumlah persediaan dalam perjalanan
Hubungan antara Pisah Batas dengan pengamatan fisik • Untuk menentukan apakah pisah batas sudah benar dilakukan, auditor perlu melakukan pengujian pisah batas sudah benar dilakukan, auditor perlu melakukan pengujian pisah batas yang disesuaikan dengan pengamatan fisik atas persediaan. • Informasi pisah batas terhadap pembelian harus dilakukan selama masa pengamatan persediaan.
Persediaan dalam perjalanan • Dalam utang dagang, auditor harus membedakan antara pembelian persediaan yang berbasis FOB tujuan dan FOB tempat asal. • Untuk FOB tujuan, pemilikan berpindah ke pembeli saat kiriman barang diterima. Sehingga hanya persediaan yang diterima pada dan sebelum tanggal neraca dapat dimasukkan dalam persediaan dan utang dagang pada akhir tahun. • Pada saat pembelian berbasis FOB tempat asal, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang dagang terkait pada periode berjalan jika pengirian terjadi pada atau sebelum tanggal neraca.
Reliabilitas Bukti Faktur vendor
Laporan vendor Konfirmasi
Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor auditor • Auditor akan mendapatkan bukti kuat atas transaksi ketika memeriksa faktur vendor dan dokumen terkait. • Laporan vendor tidak sepenting faktur dalam melakukan verifikasi transaksi individual karena dalam laporan tersebut hanya terdapat total jumlah transaksi. • Laporan vendor lebih baik dalam melakukan verifikasi utang dagang karena memasukkan saldo akhir • Faktur vendor lebih dalam melakukan verfikasi transaksi
Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi • Perbedaan utama dalah sumber informasinya. • Laporan vendor dibuat oleh vendor, tetapi ada di tangan klien pada saat diperiksa auditor. • Tanggapan atas permintaan konfimrasi utang dagang biasanya dikirimkan langsung ke KAP oleh para vendor. Tanggapan konfirmasi berisi informasi yang sama dengan laporan vendor tetapi dapat lebih diandalkan. • Oleh karena ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor,dimana keduanya merupakan bukti yang andal karena berasal adari pihak ketiga, maka konfirmasi uatng dagag menjadi tidak umum dibandingkan dengan konfirmasi piutang dagang.
Jumlah sampel • Sampel untuk pengujian utang dagang bervariasi, bergantung pada faktor materialitas utang dagang. Jumlah utang beredar, risiko audit yang diketahui, dan hasil audit sebelumnya. • Pengambilan sampel statistik tidak biasa digunakan dalam aduit utang dagang dibandingkan piutang dagang. Menentukan populasi dan jumlah populasi ebih sulit dalam audit utang dagang. Oleh akrena penekanan terletak pada penghapusan utang dagang, maka auditor harus memastikan bahwa populasi telah mencakup seluruh kemungkinan utang yang ada.
PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities)
Current Liabilities adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yg jatuh tempo atau harus dilunasi dlm jangka waktu atau sama dengan satu tahun.
CONTOH
1. 2. 3. 4. 5. 6.
YANI
Hutang Dagang (Accounts Payable) Pinjaman dari Bank (Short Term Loan) Hutang Pajak (Taxes Payable) Biaya yg harus dibayar (Accrued Expenses) Bagian dari kredit jangka panjang yg jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan 1 th (Current Portion of long Term Loan) dll.
YANG HARUS DIPERHATIKAN !!! Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pemeriksaan kewajiban jangka pendek, yaitu : a. Kecenderungan perusahaan utk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yg sebenarnya (understatement of liabilities), dengan tujuan utk melaporkan laba lebih besar dari jumlah sebenarnya. b. Perbedaan antara hutang dagang (Accounts Payable) dengan biaya yg masih harus dibayar (Accrued Expenses).
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
FIRDA
1.
Terdapat internal control yg baik atas kewajiban jangka pendek
2.
Kewajiban jangka pendek yg tercantum di neraca didukung oleh bukti-bukti yg lengkap & berasal dari transaksi yg betul-betul terjadi
3.
Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neraca.
4.
Accrued Expenses jumlahnya reasonable (wajar atau tidak)
5.
Kewajiban leasing, jika ada, sudah dicatat sesuai dg standar akuntansi sewa guna usaha.
6.
Jika ada, kewajiban jangka panjang dlm mata uang asing per tgl neraca sudah dikonversikan ke dalam Rupiah dan selisih kurs sudah dibebankan pada laba-rugi tahun berjalan.
7.
Biaya bunga dan bunga yg terhutang dr hutang jangka pendek telah dicatat per tgl neraca, dihitung secara akurat & merupakan beban perusahaan.
8.
Semua persyaratan dlm perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “Bank Default”
9.
Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan CALK sudah sesuai dg SAK yg berlaku.
PROSEDUR PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1. Pelajarin & evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek 2. Meminta rincian kewajiban jangka pendek, kemudian diperiksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan dg saldo hutang di buku besar (controlling account) 3. Utk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dg saldo menurut subsidiary ledger hutang datang (jika jumlah suppliernya byk, tidak perlu 100%)
4. Secara tes basis (sampling), periksa bukti pendukung dr saldo hutang kpd supplier serta periksa perhitungan matematis dari dokumen-dokumen dan pengotorisasiannya
FAISAL
5. Jika terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus rekonsiliasi saldo hutang dg saldo subsidiary ledger hutang menurut statement of account.
6. Pertimbangkan utk mengirim konfirmasi kpd beberapa supplier baik yg saldonya besar maupun yg tidak berubah sejak tahun sebelumnya. 7. Periksa pembayaran sesudah tgl neraca (subsequent payment) utk mengetahui apakah ada kewajiban yg belum dicatat per tgl neraca. 8. Jika ada hutang bank dlm bentuk kredit, maka kirim konfirmasi ke bank & periksa surat perjanjian kredit dan pengotorisasiannya. 9. Jika ada hutang pemegang saham/direksi/perusahaan afiliasi, yg harus dilunasi dlm waktu 1 th yg akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa penjanjiannya & apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman. 10. Jika ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sesuai standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30) & bagian yg jatuh tempo dlm wkt 1 th yg akan datang sudah dicatat sebagai hutang jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga apakah sudah akurat kebenarannya. 12. Jika ada saldo debit dari hutang dagang, telusuri apakah merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalianbarang yg dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.
13. Jika ada uang muka penjualan per tgl neraca, periksa bukti pendukung dan apakah saldo tsb sudah diselesaikan diperiode berikutnya. 14. Jika ada kredit jangka panjang, periksa apakah bagian yg jatuh tempo 1 th yg akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang jangka pendek. 15. Jika ada kewajiban dlm mata uang asing, periksa saldo tsb per tgl neraca telah dikonversikan serta selisih kurs dibebankan pada laba-rugi tahun berjalan.
16. Utk hutang PPh 21 & PPN, periksa pelunasannya pada periode berikutnya. 17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yg dibuat oleh perusahaan 18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham & perjanjian-perjanjian perusahaan dg pihak kegita, utk mengetahui semua kewajiban yg tercantum dan dicatat per tgl neraca. 19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan. 20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan CALK sudah sesuai dg PSAK yg berlaku umum.
SEKIAN DAN THANK YOU