SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DALAM TEOLOGI, TASAWUF, HUKUM, DAN FILSAFAT Oleh: Suprayetno W A. PEMIKIRAN TEOLOGI
Perkembangan pemikiran Teologi dalam Islam dapat dibagi dalam 5 periode, yakni periode Rasulullah saw., Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayyah, Bani ‘Abbas, dan periode sesudah Bani ‘Abbas. Pada masa Rasulullah saw. pemikiran teologi dalam Islam merupakan pemikiran yang murni karena mendasarkan hanya pada Rasulullah saw, Pada periode ini tidak ada perselisihan pendapat dalam dasar-dasar ataupun kaidah-kaidah teologis. Pada masa Khulafa al-Rasyidin sebelum Khalifah ‘Utsman ibn ‘Affan juga belum terjadi perbedaan pendapat dalam teologi Islam, hal ini disebabkan oleh praktek teologi Islam Islam langsu langsung ng didas didasark arkan an pada pada Alqur’a Alqur’ann dan Hadis Hadis tanpa tanpa pentak pentakwil wilan an atas atas nashnashnashnya. Pada masa Khalifah ‘Utsman terjadi perpecahan politik dalam tubuh umat Islam, sehingga berdampak pada penafsiran Alqur’an dan Hadis menurut selera masingmasi masing ng golo golong ngan an,, bahk bahkan an seba sebagi gian an mela melaku kuka kann pema pemals lsua uann terh terhad adap ap Hadi Hadiss untu untuk k mendukung keberadaan dan kebenaran kelompok tertentu. t ertentu. Pada Pada masa masa Bani Bani Umayah Umayah perlu perluasa asann wilay wilayah ah Islam Islam membaw membawaa konsek konsekwen wensi si penyerapan tradisi-tradisi non Islam dalam budaya dan peradaban Islam. Berbagai aliran yang muncul pada masa akhir Khulafa al-Rasyidin semakin memuncak. Pada masa ini segolongan umat Islam telah berbeda pendapat tentang qadar dan istiţâ‘ah (ستطاعةل). Aliran-aliran yang muncul dalam periode ini antara lain: 1. Qadariyah. Ma’bad al-Juhaniy ( )معبد الجهنى, Ghailân al-Dimasyqiy ( الدمشقي غ )غ, dan al-Ja‘ad Ibn Dirham ( ر ر د ) الجعdikenal sebagai tokoh awal dari aliran Qadariyah. Salah satu pemikiran mereka yang sangat kontroversial pada masa itu adalah bahwa Alqur’an adalah makhluk 1 serta kehidupan manusia dibentuk oleh manusia itu sendiri dan terlepas dari ketentuan Tuhan. Aliran Qadariyah ini mendapat tantangan keras dari para sahabat Nabi saw, seperti ‘Abdullah ibn ‘Umar, Anas ibn Malik, Ibn ‘Abbas dan Abu Hurairah. Para sahabat ini menganjurkan umat Islam untuk menjauhkan diri dari golongan Qadariyah, tidak memberi salam kepada mereka, tidak mengunjungi 1
‘Abd al-Qâhar ibn Ţâhir Ţ âhir ibn Muhammad al-Baghdâdîy Abû Manşûr, al-Farq bain al-Firaq wa bayân al Firqah al-Nâjiyah , (Beirut: Dâr al-Âfâq al-Jadîdah, 1977), h. 14.
1
mereka saat sakit, dan tidak mensalatkan jenazah mereka, sebagaimana dinyatakan dalam kitab al-Farq bain al-Firaq wa bayân al-Firqah al-Nâjiyah .
وابن هريرة أ وأ ال د ع بن بروج عمر بن ال دك ك ببصحا ن خروتا أو و ا وا و و أق را ا ا ر ع ب ن وع ا و ف ا ا بن ال د و ع ب ن س و أ ع هرض واي ي و و ه ئزهج ى جا عص يص و و ييداى اا عمي ي ب ب خ اخ
2
2. Jabria Jabriahh atau atau Mujbar Mujbarah ah atau Mu’aţţil Mu’aţţilah ah atau Jahmiy Jahmiyah. ah. Jaham Jaham ibn Şafwân Şafwân ( ه ه )صفواyang merupakan tokoh awal dari aliran ini. 3 Diantara ciri-ciri ajaran Jabariyah
adalah : a. Bahw Bahwaa manu manusi siaa ti tida dakk memp mempun unya yaii kebe kebeba basa sann dan ikht ikhtia iarr apap apapun un,, seti setiap ap per perbu buat atan anny nyaa baik baik yang yang jaha jahat, t, buru burukk atau atau baik baik sema semata ta Alla Allahh sema semata ta yang yang menentukannya. b. Bahwa Bahwa Allah Allah tidak tidak mengetahui mengetahui sesuatu sesuatu apapun apapun sebelum sebelum terjad terjadi.i. c. Ilmu Ilmu Allah Allah bers bersifa ifatt Hudut Hudutss (baru (baru)) d. Iman cukup cukup dalam hati saja saja tanpa tanpa harus harus dilafadh dilafadhkan. kan. e. Bahwa Bahwa Allah Allah tidak tidak mempunyai mempunyai sifat sifat yang sama sama dengan dengan makhluk makhluk ciptaanNy ciptaanNya. a. f. Bahw Bahwaa surg surgaa dan dan nera neraka ka tidak tidak keka kekal, l, dan dan akan akan hanc hancur ur dan dan musn musnah ah bers bersam amaa penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata. g. Bahwa Bahwa Allah Allah tidak tidak dapat dapat dilihat dilihat di surga surga oleh pendud penduduk uk surga. surga. h. Bahwa Bahwa Alqur Alqur'an 'an adalah adalah makhl makhluk uk dan dan bukan bukan kalamulla kalamullah. h. 3. Khawarij. Aliran ini muncul dipenghujung abad pertama Hijriah dan dikenal dengan pemikirannya yang menyatakan bahwa orang yang mengerjakan dosa besar adalah kafir. Berbagai pemikiran mereka yang lain adalah: 4 a. Segala Segala perbuatan perbuatan hamba hamba mengi mengikut kut kehendak kehendak Allah semata semata-mata -mata.. b. Menolak Menolak ijtihad ijtihad dan berpegang berpegang dengan dengan zahir zahir al-Quran al-Quran.. c. Menola Menolakk takli takliff sebelu sebelum m diutu diutuss Rasul Rasul.. d. Menola Menolakk adan adanya ya azab azab kubu kuburr. 2
‘Abd al-Qâhar ibn Ţâhir Ţ âhir ibn Muhammad al-Baghdâdîy Abû Manşûr, al-Farq bain al-Firaq wa bayân al Firqah al-Nâjiyah , (Beirut: Dâr al-Âfâq al-Jadîdah, 1977), h. 15. 3 ‘Abd al-Qâhar ibn Ţâhir Ţ âhir ibn Muhammad al-Baghdâdîy Abû Manşûr, al-Farq bain al-Firaq wa bayân al Firqah al-Nâjiyah , (Beirut: Dâr al-Âfâq al-Jadîdah, 1977), h. 16 dan 199. 4 Azwira Abdul Aziz, “Khawarij Modern”, Makalah tidak diterbitkan, , Bangi: Fakulti Pengajian Islam, Jabatan Pengajian Al-Quran dan As-Sunnah, UKM, 2008.
2
e. Menolak Menolak sistim sistim kekhalifa kekhalifahan han bagi bagi umat Islam Islam karena karena tidak tidak diperlukan diperlukan.. f. Harus membunuh membunuh kanak kanak-kana -kanakk dan wanita wanita pihak yang yang menyal menyalahi ahi mereka. mereka. g. Pelaku Pelaku dosa dosa besar besar adalah adalah kafir kafir dan dan kekal kekal dalam dalam nerak neraka. a. h. Tidak Tidak sah menikah menikah dengan dengan orang orang yang tidak tidak mengkaf mengkafirkan irkan ‘Utsman ‘Utsman dan dan ‘Ali r.a. r.a. i. Semua Semua orang orang yang yang menya menyalahi lahi merek merekaa adalah adalah kafir atau musyrik. musyrik. j. Orang yang tidak berhijrah berhijrah kepada kepada merek merekaa adalah adalah musyrik. musyrik. k. Wajib ajib meng menguj ujii kese keseti tiaa aann oran orangg yang yang berh berhij ijra rahh kepa kepada da mere mereka ka deng dengan an cara cara menyuruh orang itu membunuh tawanan. Jika tidak sanggup bermakna munafiq dan mereka akan membunuhnya. l. Anak-anak Anak-anak orang yang menyalah menyalahii mereka mereka kekal kekal dalam dalam Neraka Neraka.. m. Menganggap negeri orang yang menyalahi menyalahi mereka sebagai sebagai negeri kafir. kafir. n. Menggugu Menggugurkan rkan hukum hukum rajam rajam ke atas atas penzina penzina yang yang sudah sudah beristeri. beristeri. o. Memoto Memotong ng tangan tangan pen pencur curii sampai sampai ke bahu bahu.. p. Wajib salat salat dan puasa puasa atas perempuan perempuan haid. haid. q. Wajib qada qada salat salat atas perempua perempuann haid sebagaim sebagaimana ana qada qada puasa. puasa. r. Mendakwa Mendakwa ayat 204 surah surah al-Baq al-Baqarah arah khusus khusus untuk untuk Ali r.a. r.a. s. Mendakwa Mendakwa ayat ayat 207 surah surah al-Baqar al-Baqarah ah sebagai sebagai khusus khusus untuk untuk ‘Abd ar-Ra ar-Rahman hman Ibn Muljim (pembunuh Ali r.a.). r.a.). t. Penyokon Penyokongg mereka mereka tidak tidak akan masuk masuk nerak nerakaa Jahannam, Jahannam, jika jika berdosa berdosa merek merekaa akan diazab dengan azab selain neraka Jahannam. u. Seba Sebaha hagi gian an mere mereka ka meng menggu gugu gurk rkan an huku hukum m hudu hududd bagi bagi pemi peminu num m arak arak,, dan dan sebagian yang lain pula mengenakan hukuman yang sangat berat. v. Melakukan Melakukan dosa dosa kecil secara secara berteru berterusan san adalah adalah suatu suatu kesyirikan kesyirikan bagi bagi yang tidak tidak menyokong mereka, tetapi bagi para penyokong mereka ia tidak pula dianggap syirik meskipun melakukan dosa besar. w. Mengha Mengharus ruskan kan at-taqiy at-taqiyyah yah.. x. Harus Harus menikah menikah dengan dengan anak anak perem perempua puann cucu cucu lelaki lelaki (cicit) (cicit) dan dan anak anak perempua perempuann anak saudara lelaki. y. Sifat munafik munafik itu hanya hanya khusus khusus bagi bagi golongan golongan yang disebu disebutkan tkan dalam dalam al-Quran. al-Quran. 4. Ahlus Sunnah wal Jama’ah . Aliran ini dipelopori oleh Hasan al-Basri dengan pemikiran bahwa orang yang mengerjakan dosa besar hanya digolongkan dan masih dinyatakan sebagai orang mukmin. Ciri ahlus sunnah wal jama'ah
3
•
Ahlus Sunnah adalah mereka yang berpegang teguh dengan tali Allah yang kokoh
•
Mereka adalah teladan yang shalih yang memberikan petunjuk kepada kebenaran dan
bimbingan ke jalan yang lurus. •
Mene Menemp mpuh uh jalan alan teng tengah ah anta antara ra oran orangg yang yang meng menger eras aska kann agam agamaa dan dan yang yang meremehkannya terutama tentang sifat-sifat Allah, hak para nabi, perkara halal dan haram, penciptaan, perintah, janji, ancaman
•
Bertin Bertindak dak sederh sederhana ana tenta tentang ng sunnah sunnah Rasul Rasul dan dan mengi mengikut kutiny inyaa denga dengann sungg sungguh uh sekalipun banyak kelompok yang menjerumuskannya dari jalan yang benar. 5
5. Mu’tazilah. Dipelopori oleh Washil bin Atha’. Mu’tazilah mempunyai asas dan landasan yang disebut dengan al-Uşûl al-Khamsah (lima landasan pokok), yaitu: a. Al-Tauhid , yakni mengingkari dan meniadakan sifat-sifat Allah, dengan dalil bahwa menetapkan sifat-sifat tersebut berarti telah menetapkan untuk masingmasingnya tuhan, dan ini suatu kesyirikan kepada Allah. b. Al-‘Adl (keadilan), yakni keyakinan bahwasanya kebaikan itu datang dari Allah, sedangkan kejelekan datang dari makhluk dan di luar kehendak (masyi’ah) Allah. c. Al-Wa’du wa al-Wa’id , yakni wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya ( alwa’d )
bagi bagi pela pelaku ku keba kebaik ikan an agar agar dima dimasu sukk kkan an ke dala dalam m al-jannah, dan
melaksana melaksanakan kan ancaman-N ancaman-Nya ya ( al-wa’id ) bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan ke dalam al-nâr , kekal abadi di dalamnya, dan tidak tid ak boleh boleh bagi bagi Allah Allah untuk untuk menyel menyelisi isihin hinya. ya. Karen Karenaa ini inilah lah merek merekaa diseb disebut ut dengan Wa’idiyyah. d. Manzil (suatu keada keadaan an di antara antara dua keada keadaan) an),, yakni yakni Manzil bain al-Manzi al-Manzilata latain in (suatu keima keimanan nan itu satu satu dan dan tid tidak ak bertin bertingk gkatat-tin tingka gkat,t, sehin sehingga gga ketika ketika seseo seseoran rangg mela melaku kuka kann dosa dosa besa besarr (wal (walau aupu punn di bawa bawahh syir syirik ik)) maka maka tela telahh kelu keluar ar dari dari keimanan, namun tidak kafir (di dunia). Sehingga ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan (antara keimanan dan kekafiran). e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar , yakni wajibnya memberontak terhadap pemerintah (muslim) yang zalim. Ciri lain dari Mu‘tazilah : •
5
Mendahulukan akal daripada Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ Ulama Ulama
Lebih lanjut lihat Said al-Qahţani dan Naşir bin Abdul Karim, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan Kewajiban Mengikutinya ”, Cetakan pertama, (Surabaya: Pustaka As-Sunnah, 2003).
4
•
Mengingkari adzab kubur, syafa’at Rasulullah untuk para pelaku dosa, ru’yah Allah (dilihatnya Allah) pada hari kiamat, mizan (timbangan amal di hari kiamat), şiraţ (jembatan yang diletakkan di antara dua tepi Jahannam), telaga Rasulullah di padang Mahsyar, keluarnya Dajjal di akhir zaman, telah diciptakannya Al-Jannah dan An-
Naar (saat ini), turunnya Allah ke langit dunia setiap malam, hadits ahad (selain mutawatir), dan lain sebagainya •
Vonis onis mere mereka ka terh terhad adap ap sala salahh satu satu dari dari dua dua kelo kelomp mpok ok yang yang terl terlib ibat at dala dalam m
pertempuran Jamal dan Shiffin (dari kalangan shahabat dan tabi’in), bahwa mereka adalah orang-orang fasiq (pelaku dosa besar) dan tidak diterima di terima persaksiannya •
Meniad Meniadak akan an sifatsifat-sif sifat at Allah, Allah, denga dengann alasan alasan bahwa bahwa meneta menetapka pkanny nnyaa merupa merupakan kan kesyirikan. Pada periode Bani ‘Abbas terjadi usaha-usaha ilmiah yang antara lain adalah
penterjemahan filsafat Yunani kedalam bahasa Arab. Dan mulailah filsafat merambah dalam dunia pemikiran teologi Islam. Tradisi usaha untuk menuliskan pendapat-pendapat setiap golongan pun mulai merebak, yang antara lain: 1. ‘Amar ‘Amar ibn ibn ‘Ubaid ‘Ubaid al-Mu‘ta al-Mu‘tazil zil yang menyusu menyusunn kit kitab ab berisika berisikann penol penolaka akann terhada terhadapp faham qadariyah. 2. Hisyam Hisyam ibn al-Hakam al-Hakam al-Syafi‘ al-Syafi‘II menyusun menyusun kitab yang yang menolak menolak faham faham mu’tazilah mu’tazilah.. 3. Abu Abu Hani Hanifa fahh meny menyus usun un kita kitabb al-‘Alim wa al-Muta‘alim , dan juga Fiqh al-Akbar yang isinya mempertahankan faham ahlus sunah wal jama’ah. 4. al-S al-Sya yafi fi‘i ‘i meny menyus usun un kita kitabb Fiqh al-Akbar juga dalam mempertahankan faham ahlus sunah wal jama’ah. 5. Abu Abu al-H al-Has asan an al-Asy al-Asy‘a ‘ari ri menul menulis is kitab kitab Maqalah al-Islamiyin yang didalamnya ia mene menent ntan angg pend pendap apat at Mu’t Mu’taz azil ilah ah yang yang tadi tadiny nyaa ia anut anut dan dan bera berali lihh ke faha faham m ahluss ahlussunn unnah ah wal jama’ jama’ah. ah. Dalam Dalam meneg menegak akka kann pandan pandangan gannya nya Abu Abu al-Has al-Hasan an alAsy‘ari mengumpulkan dalil-dalil aqli dan naqli untuk menolak faham Mu’tazilah. Pand Pandan anga gann Abu Abu al-H al-Has asan an al-A al-Asy sy‘a ‘ari ri ini ini kemu kemudi dian an dike dikemb mban angk gkan an oleh oleh para para pengikutnya antara lain Abu Bakar al-Baqillani, al-Isfarayin dan Imam al-Haramain al-Juwaini. Pada periode setelah Bani ‘Abbas pengikut-pengikut Abu al-Hasan al-Asy‘ari mengintegrasikan filsafat dan kalam dalam pandangan-pandangan mereka seperti alBaidaw Baidawii dalam dalam kit kitab ab al-Ţawali dan ‘Abdu ‘Abduddi ddinn al-Ijy al-Ijy denga dengann kit kitabn abnya ya al-Mawaqif .
5
Keadaan ini berlangsung sampai awal abad ke 8 Hijriah yakni saat Taqiyuddin Ibnu Taimiyah dari Damaskus menentang urusan yang berlebih- lebihan dari pihak-pihak yang menc mencam ampu purr baur baurka kann filsa filsafa fatt deng dengan an kala kalam, m, atau atau mene menent ntan angg usah usahaa-us usah ahaa yang yang memasukkan prinsip-prinsip filsafat dalam aqidah islamiyah. Ibnu Taimiyah dikenal sebagai pembela aliran salaf (sahabat, tabi’in, dan imamimam mujtahidin) dan membantah pendirian-pendirian golongan-golongan al-Asy’ariyah dan lain-lain. Jalan yang di tempuh oleh Ibnu Taimiyah ini dilanjutkan oleh seorang muridnya muridnya yang terkemuka, terkemuka, yaitu Ibnu Qayyim al-Jauziyah . Perkembangan pemikiran teologi Islam kemudian mengalami kefakuman, yang ada hanya terbatas upaya-upaya penjelas penjelasan an ma’na-ma’na ma’na-ma’na lafadz lafadz dan ibarat-iba ibarat-ibarat rat dari kitab-kitab kitab-kitab peninggala peninggalann lama. lama. Gerakan permurnian teologi Islam kemudian mengalami kemajuan kembali di tangan Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani yang kemudian di lanjutkan oleh al-Said Rasyid Ridla. Usaha-usaha mereka kemudian berhasil membangun kembali ilmu-ilmu agama dan timbullah jiwa baru yang cenderung kepada mempelajari kitab-kitab Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya. Mereka-mereka inilah yang kemudian dikenal dengan gerakan Salafiyyin. B. PEMIKIRAN P EMIKIRAN TASAWUF ASAWUF
Keistimewaan tasawuf sebagai salah satu institusi Islam adalah penekanan pada aspek psikis spiritual dan cara hidupnya yang lebih mengutamakan aspek psikomotor dan efeksi, lebih mengutamakan pengagungan Tuhan dan membebaskan diri dari egoisme. Secara umum tasawuf dibagi atas tiga bagian besar: tasawuf akhlak, tasawuf amali, dan tasawuf falsafi. Tasawuf Akhlak Akhla k
Tasawuf akhlak menekankan para pendalaman dan pengamalan spiritual untuk memb memban angu gunn akhl akhlak ak muli mulia. a. Hal Hal ini ini dipe diperl rluk ukan an dalam alam upay upayaa menc mencap apai ai ting tingka katt kesempurnaan dan kesucian jiwa diperlukan latihan mental yang panjang. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam hal ini adalah pendidikan sikap dan mental dan pendisiplinan tingkah laku (akhlak) yang ketat. Salah satu tokoh dalam tasawuf akhlak adalah al-Ghazali. Dalam kitabnya Ihyâ’ ‘ulûm al-Dîn
pada bab Mengenai Ketecelaan Dunia ( د الد ذ ذ ت كت ) ia menekankan bahwa
untuk mencapai kesempurnaan akhlak maka hal utama yang harus dilakukan adalah manajemen hawa nafsu dan upaya yang harus dilakukan antara lain adalah melepaskan 6
kesenangan duniawi untuk mencapai kecintaan pada Allah. Dalam pandangan al-Ghazali manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti hawa nafsunya yang ingin menguasai dunia dan berkuasa di dunia sehingga cinta manusia pada dunia menutupi cintanya kepada Allah. Dan ini merupakan dasar dari kehancuran moral (akhlak) manusia.
6
Untuk mencapai kesempurnaannya ada beberapa langkah yang harus ditempuh manusia menurut tasawuf, yakni: 1. Takhalli, akhalli, yakni pengoso pengosongan ngan diri dari semua semua bentuk bentuk kemaksiatan kemaksiatan dan melenyap melenyapkan kan dorongan hawa nafsu. 2. Tahalli, ahalli, yakni upaya upaya menghias menghiasii diri dengan kebiasa kebiasaan, an, sikap sikap dan prilaku yang yang baik. Minimal ada 7 sikap harus menjadi hiasan bagi orang-orang yang menekuni jalan sufi, yakni: tobat, cemas dan harap pada Allah, zuhud, fakir 7, sabar, rida, dan muraqabah 8. 3. Tajalli. ajalli. Taha Tahapp ini merupakan merupakan tahap tertinggi tertinggi yakni yakni pengisian pengisian rasa cinta cinta dan rindu pada Allah yang dengan proses ini akan terbuka nur Ilahi pada hati seorang sufi. 9 Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari pencapaian akhlaq al-karimah saat seorang sufi telah mencapai kesempurnaan jiwa. Tanpa kesempurnaan kesucian jiwa maka tahap tajalli tidak akan dapat diraih. Setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan dalam tahap ini, yakni munajat dan zikir maut. Tasawuf Amali Amal i
Tasawuf amali adalah jalan tasawuf yang harus dilakukan melalui bimbingan guru tasawuf. Hal ini mengingat bahwa untuk menjalani kehidupan tasawuf ada orang yang mampu melakukannya sendiri dan ada yang harus dibimbing oleh seorang ahli tasawuf. Dalam tasawuf amali dikenal strata yang antara lain adalah: 1. Murid. Murid. Yakni Yakni orang orang yang mencari mencari pengetahua pengetahuann dan bimbingan bimbingan dalam melaksana melaksanakan kan amal ibadahnya, dengan memusatkan perhatian dan usahanya ke dalam tujuannya ini, serta menahan segala kemauannya dengan menggantungkan diri dan hidupnya kepada Iradah Iradah Allah. Allah.10 Dalam Dalam kalang kalangan an ini murid murid diklas diklasifi ifikas kasika ikann dalam dalam tig tigaa kateg kategori ori:: pemula, menengah dan tinggi. 6
Abû Hâmid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazâlî, Ihyâ’ ‘ulûm al-Dîn, Jilid 3, (Beirut: Dâr al-Ma‘rifah, tt), h. 201-211. 7 Menurut al-Kalabazi, fakir adalah sikap merasa puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki sehingga tidak meminta yang lain walaupun yang lain itu belum dimilikinya. Lihat al-Kalabazi, Al-Ta‘aruf lî mazhab Ahl al-Şûfiah, (Kairo: Maktab al-Kuliyah al- Azhariyah, 1969), h. 114. 8 Muraqabah menurut Qamar Kailany adalah keadaan yang y ang setiap saat selalu mengintrospeksi diri seberapa jauh perintah Allah telah dilaksanakan dan seberapa banyak larangan Allah telah dijauhi. L ihat Qamar Kailany, Fî al-Taşawuf al-Islâm , (Kairo: Dâr al-Ma‘arif, 1969), h.27. 9 Qamar Kailany, Fî al-Taşawuf al-Taşawuf al-Islâm al- Islâm , (Kairo: Dâr al-Ma‘arif, 1969), h.61. 10 al-Kalabazi, Al-Ta‘aruf Al-Ta‘aruf lî ma zhab Ahl al-Şûfiah , (Kairo: Maktab al-Kuliyah al- Azhariyah, 1969), h. 167.
7
2. Syekh/ Syekh/Mur Mursyi syid. d. Yak Yakni ni pemim pemimpin pin kelomp kelompok ok sufi, sufi, pembi pembimbi mbing ng dan dan penga pengawas was para para sufi. sufi. Hubun Hubungan gan murid murid denga dengann syekh/ syekh/mur mursyi syidd adala adalahh hubung hubungan an penye penyerah rahan an diri diri sepenuhnya, atau dengan kata lain murid harus tunduk, setia dan rela dengan segala perlakuan syekh kepadanya. 3. Wali da dan Quţb. Wali adalah seorang yang telah sampai ke puncak kesucian batin, memperoleh ilmu laduni yang tinggi sehingga tersingkap tabir rahasia hal-hal ghaibghaib baginya ia telah mendapat karomah.
11
Sedangkan quţb adalah seorang wali
yang telah berfungsi sebagai “Pewaris Nabi” yang melanjutkan perjuangan Nabi. Tingkat kesucian jiwa, kedalaman ilmu dan ketaatan para quţb hampir sama dengan Nabi, Nabi, perbed perbedaa aanny nnyaa adalah adalah Nabi Nabi mempero memperoleh leh ilm ilmuu melal melalui ui wahyu wahyu sedang sedang quţb memperoleh ilmu melalui ilham. Tasawuf Falsafi
Tasawuf asawuf falsafi falsafi merupaka merupakann reaksi reaksi sebagian sebagian kalangan kalangan tasawuf tasawuf atas teori-teori teori-teori teol teolog ogii yang yang dike dikemu muka kaka kann para para filu filusu suff atau atau muta mutaka kall llim imin in yang yang kare karena na haru haruss menyesuaikan diri dengan teori filasafat sebagian sifat-sifat Tuhan harus ditanggalkan. Secara garis besar konsep mereka dalam teologi Islam dapat dibagi kedalam tiga bagian: konsep etika, konsep estetika dan konsep kesatuan wujud. Konsep etika tentang Tuhan menyatakan bahwa zat Tuhan merupakan kekuasaan,
daya dan iradat yang mutlak. Tuhan merupakan pencipta dan penguasa tertinggi dalam segala hal, termasuk dalam hal tingkah laku manusia. Kalangan ini menyatakan bahwa kehidupan dunia sebagai sesuatu yang harus ditinggalkan. Mereka memiliki rasa takut yang luar biasa terhadap dosa dan siksa, sehingga mereka mempasrahkan diri mereka bulat-bulat pada pengabdian dan pemenuhan cinta pada Tuhan. Hasan Basri merupakan salah satu tokoh yang mewakili kelompok ini. 12 Konsep estetika menyatakan bahwa antara Tuhan dan manusia terdapat jalur
timbal balik. Konsep ini pertama kali dilahirkan oleh Rabi’ah al-Adawiyah. Karakteristik yang menonjol pada konsep ini adalah kecintaan yang luar biasa pada Tuhan. Cinta ini memenuhi jiwa raga sufi sehingga dalam jiwa tidak ada rasa takut akan siksa Tuhan dan juga tidak ada rasa untuk mendapat kenikmatan dari Tuhan. Rasa cinta ini merupakan satu-satunya motivator dalam berbagai aktifitas kehidupan manusia. bagi kalangan ini Penciptaan adalah pernyataan cinta kasih Allah yang abadi dan terefleksi dalam dunia 11 12
al-Kalabazi, Al-Ta‘aruf ûfiah, (Kairo: Maktab al-Kuliyah al- Azhariyah, 1969), h. 89. Al-Ta‘aruf lî ma zhab Ahl al-Ş ûfiah, ‘Abd al-Kadir Mahmud, al-Falsafah al-Şufiyah fî al-Islâm, (ttp: Dâr al-Fiqr al-‘Araby, 1966), h. 307.
8
empiris. Teori Teori ini lahir di kalangan sufi estetis ini i ni bukan dari pencarian nalar melainkan ia terhunjam dalam jiwa melalui al-nûr al-anwâr (sinar Ilahiah).13 Konsep kesatuan wujud dipelopori oleh Ibn ‘Arabi yang inti ajarannya adalah,
alam realitas (dunia fenomena) ini merupakan bayangan bayangan dari supra-realitas (Tuhan). Satusatunya wujud yang hakiki adalah Tuhan dan Tuhan Tuhan adalah wujud yang tidak ti dak dapat diberi sifat-sifat.14 Atas dasar pemikiran ini maka kalangan ini menyatakan manusia merupakan refleksi dari hakikat Ilahi. Oleh sebab itu dalam diri manusia terdapat unsur-unsur ketuhanan karena ia merupakan pancaran dari Nu Ilahi. Itulah sebabnya jiwa manusia selalu bergerak dan berusaha untuk bersatu kembali dengan sumber asalnya. Konsep ini secara filsafati telah meluas ke pembahasan metafisika, yakni proses bersatunya manusia dengan Tuhan sekaligus membahas konsepsi manusia dan Tuhan. Terminologi utama dalam dalam konsep konsep kesatu kesatuan an wujud wujud ini adala adalah: h: al-fanâ dan al-baqâ, al-ittihad , al-hulul , wahdah al-wujud , dan al-isyraq.
C. PEMIKIRAN HUKUM
Sejarah perkembangan pemikiran hukum Islam dibagi atas enam periode: 15 1. Period Periodee Rasul Rasulull ullah ah saw. saw. Pada Pada period periodee ini perkemba perkembanga ngann pemik pemikira irann hukum hukum Islam Islam belum belum terjad terjadii karen karenaa semua semua perso persoala alann hukum hukum langsu langsung ng dikemb dikembali alika kann kepada kepada Rasulullah saw. 2. Periode Periode sahabat sahabat besar besar. Pada masa ini istimbat istimbat hukum hukum terbatas terbatas pada fatwa-fat fatwa-fatwa wa yang pernah dikeluarkan oleh para sahabat. Para sahabat bersifat ikhtiyaţ (berhati-hati) dalam memutuskan suatu perkara hukum. Dan jika suatu persoalan hukum tidak didapati dalam Alqur’an dan Hadis serta fatwa para sahabat dengan melakukan permu permusya syawar warah ahan an antar antaraa para para sahab sahabat at mereka mereka kemudi kemudian an menga mengand ndalk alkan an qiyas. qiyas. Denga Dengann demiki demikian an pada pada masa masa ini ini telah telah ada empat empat sumbe sumberr hukum hukum Islam, Islam, yakni yakni:: Alqur’an, Sunnah, qiyas, dan Ijma’ sahabat. 3. Period Periodee sahabat sahabat kecil kecil dan tabi’in. tabi’in. periode periode ini diawali diawali pada pada tahun tahun 41 H sampa sampaii awal awal abad abad ke II Hijria Hijriah. h. Period Periodee ini dit ditand andai ai antara antara lain lain denga dengann tim timbul bulnya nya berba berbaga gaii golongan politik dalam umat Islam yang kemudian menjadi golongan teologi dan dengan ijtihad dan pendapat masing-masing, seperti syiah dan khawarij. 13
A.E. Afifi, Fî al-Taşawuf al-Taşawuf al-Islâm al-Isl âm wa Tarikhi, (Kairo: tnp, 1939), h. 163. ‘Abd al-Kadir Mahmud, al-Falsafah al-Şufiyah fî al-Islâm, (ttp: Dâr al-Fiqr al-‘Araby, 1966), h. 307. 15 Hudhari Bik, Tarikh al-Tasyri‘ ( Semarang: al-Tasyri‘ al-Islami , terj. Mohammad Zuhri, (Semarang: 14
Rajamurah – Alqona’ah, tt.).
9
Dalam Dalam hal hal pemik pemikira irann hukum hukum Islam Islam pada pada masa masa ini terja terjadi di penggu pengguna naan an ra’yu deng dengan an cara cara meng mengam ambi bill ‘illat dan dan tuju tujuan an meng mengap apaa huku hukumm-hu huku kum m terte tertent ntuu disyari’atkan. Oleh sebab itu bagi kalangan ahlu ra’yi ini terkadang mereka menolak suatu hadis apabila bertentangan dengan pokok-pokok syari’at apa lagi jika hadis itu berte bertenta ntanga ngann denga dengann hadis hadis yang yang lain. lain. Umumn Umumnya ya prinsi prinsipp ahli ahli ra’yi ra’yi dianut dianut oleh oleh penduduk Iraq. 4. Period Periodee awal abad II sampa sampaii perten pertenga gahan han abad abad IV Hijriah Hijriah.. Hal utama utama yang yang muncul muncul pada periode ini antara lain penyusunan penyusunan dan pembukuan Hadis berdasarkan klasifikasi masing-masing, penyusunan dan pembukuan kitab-kitab Fiqh dan munculnya imamimam besar dengan madzhab masing-masing. Pada saat-saa saat-saatt awal terbentuknya terbentuknya pemikiran pemikiran hukum hukum Islam yang yang metodis (ilmu fiqh), dikenal adanya dua kubu pengembangan pemikiran hukum Islam; yaitu kubu Irak dan kubu Hijaz. Tokoh utama kubu Irak ialah Imam Abu Hanif Hanifah ah,, dan tokoh utama kubu Hijaz adalah Imam Malik . Biasanya para ulama pendukung kubu Irak dikenal sebagai ahl al-ra'y , dan para ulama pendukung kubu Hijaz dikenal sebagai ahl al-hadits . Ahl al-ra'y
sesuai dengan situasi lingkungannya, dalam pengembangan pemikiran
hukumnya hukumnya (metoda (metoda ijtih ijtihadny adnya) a) volume penggunaan penggunaan rasio lebih besar besar dari volume penggunaan penggunaan hadist (sebagai salah satu sumber syari'ah). Ini tidak berarti, mereka tidak mengakui keabsahan hadist itu, atau sama sekali tidak menggunakan sumber hukum itu. Tapi penggunaannya sangat terbatas. Di pihak lain, ahl al-hadits sesuai dengan situasi lingkungannya, mereka dalam pengembangan pemikiran hukum (metode ijtihadnya) volume penggunaan sumber hukum hadits lebih besar dari volume penggunaan sumber rasio (dalam hal ini qias). Ini tidak berarti mereka menolak penggunaan sumber rasio itu. Kedua kubu tersebut mengakui keabsahan sumber hukum qias. Dalam pemikiran hukum Islam di periode ini berkembang metode penetapan hukum sekunder yang kemudian melahirkan technische-term yang dikenal sampai sekarang, yang antara lain adalah istihsan, istişlah, banyak beredar beredar dikalanga dikalangann tokoh-tokoh tokoh-tokoh Istihsan sebagai technische-term banyak (ulama) dari aliran pemikiran hukum (mazhab) Hanafiyah. Mereka menggunakannya secara tersendiri atau menyebutnya berdampingan dengan kata/istilah qias. Mereka sering mengatakan, hukum dalam masalah ini bersumber dari Istihsan.
10
Analogi Istihsan tidak terikat pada keketatan analogi qias karena dimungkinkan adanya qias alternatif (qias kahfi) yang terlepas dari elemen 'illah (dalam analogi qias biasa), atas pertimbangan sesuatu alasan yang lebih kuat. Alasan itulah menjadikan qias jali (biasa) dialihkan kepada qias khafi (alternatif) dan hasilnya disebut Istihsan. Termasuk pula dalam kategori Istihsan, pengecualian masalah tertentu dari suatu kete ketent ntua uann poko pokokk yang yang bers bersif ifat at umum umum,, atau atau dari dari suat suatuu kaid kaidah ah huku hukum, m, kare karena na pengecualian itu didukung oleh suatu nash, atau ijma', atau 'urf atau dharurah, atau mashlahah. Dengan kata lain pertimbangan adanya ketentuan lain atau kesepakatan, atau atau kebias kebiasaan aan,, atau atau keada keadaan an darura daruratt atau atau suatu suatu kepe kepenti ntinga ngann nyata, nyata, semua semua itu merupakan elemen-elemen dalam hukum Istihsan. Dalam perkembangan pemikiran hukum Islam, Istihsan ini ditempatkan sebagai sumber hukum sekunder, di kalangan penganut aliran pemikiran madzhab Hanafiyah. Kemudian berkembang pula secara terbatas dalam aliran Malikiyah dan Hambaliyah, sekalipun dengan istilah-istilah yang berbeda. Imam yang menolak menempatkan Istihsan adalah Imam Syafi'i, karena beliau berpendapat, kaidah-kaidah interpretasi atas ketentuan-ketentuan syari'ah (al-Qur'an dan Sunnah) ditambah dengan analogi qias, sudah cukup, untuk menampung segala perkembangan yang terjadi. t erjadi. Istişlah merupakan suatu konsep dalam pemikiran hukum Islam yang menjadikan maşlahah
(kepentingan/kebutuhan manusia) yang sifatnya tidak terikat (mursalah)
menjadi suatu sumber hukum sekunder. Karenanya juga konsep ini lebih dikenal dengan dengan sebutan, sebutan, al-maşlah al-maşlah al-mursalah al-mursalah atau al-maşalih al-maşalih
al-mursalah al-mursalah .
Kons Konsep ep
penalaran ini bermula dikembangkan dalam aliran pemikiran hukum Islam (madzhab) Malikiyah. Tapi dapat dicatat bahwa pada hakekatnya konsep ini telah dikenal dan digunakan oleh angkatan pertama ahl al-ijtihad di kalangan sahabat dan tabi'in.Dan ternyata kemudian diambil alih juga oleh Imam al-Ghazali dari aliran Syafi'iyah dengan beberapa beberapa penyempurnaan. penyempurnaan. Tapi Tapi perlu dicatat, konsep ini ditolak oleh aliran Zhahiriyyah dan Syi'ah. Landasan pemikiran yang membentuk konsep ini ialah, kenyataan bahwa, syari'ah Islam dalam dalam berbagai berbagai pengatura pengaturann dan hukumnya hukumnya mengarah mengarah kepada terwujudn terwujudnya ya maşlahah (apa yang menjadi kepentingan dan apa yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya di permukaan bumi). Maka tidak dituntut untuk dilakukan manusia untuk kepentingan hidupnya, dan manusia tidak dicegah melakukan sesuatu, kecuali hal-hal yang pada galibnya membahayakan membahayakan dan memelaratkan hidupnya. Maka, upaya mewuj mewujudk udkan an maşlah maşlahah ah dan menceg mencegah ah mafsa mafsadah dah (hal-h (hal-hal al yang yang merusa merusak) k) adalah adalah 11
sesuatu yang sangat nyata dibutuhkan setiap orang dan jelas dalam syari'ah yang diturunkan Allah kepada semua rasul-Nya. Dan itulah sasaran utama dari hukum Islam. Dalam kajian para ahl-ijtihad ada tiga jenis maşlahah , yaitu: 1) Maşlahah yang diakui ajaran syari'ah, yang terdiri dari tiga tingkat kebutuhan manusia, yaitu: a. Daruriy aru riyyah yah (bersifat mutlak) karena menyangkut komponen kehidupannya sendiri sebagai manusia, yakni hal-hal yang menyangkut terpelihara dirinya (jiwa, (jiwa, raga raga dan kehorm kehormata atanny nnya) a) akal akal pikira pikiranny nnya, a, harta harta benda bendanya nya,, nasa nasabb keturunannya dan kepercayaan keagamaannya. b. Hajiyyah (kebutuhan pokok) untuk menghindarkan kesulitan dan kemelaratan dalam kehidupannya. kehidupannya. c. Tahsiniyyah (kebutuhan pelengkap) dalam rangka memelihara sopan santun dan tata krama dalam kehidupan 2) Maşlahah yang tidak diakui ajaran syari'ah, yaitu kepentingan yang bertentangan dengan maslahah yang diakui terutama pada tingkat pertama. 3) Maşlahah yang tidak terikat pada jenis pertama dan kedua. 5. Periode Periode mendirika mendirikann dan dan menguatka menguatkann madzh madzhab. ab. 6. Periode Periode keruntuha keruntuhann Baghdad Baghdad di tangan tangan Hulagukha Hulagukhann sampai sampai sekarang. sekarang. D. PEMIKIRAN FILSAFAT
Khazanah Pemikiran dalam Islam kaya dengan karya dan tradisi filsafat. Sangat tidak tid ak memu memung ngki kink nkan an dala dalam m rang rangku kuma mann ini ini dipa dipapa park rkan an resum resumee para para toko tokohh dan dan pem pemik ikir iran anny nyaa dala dalam m bida bidang ng fils filsaf afat at.. Oleh Oleh seba sebabb itu itu dala dalam m rang rangku kuma mann ini ini hany hanyaa dipaparkan 2 tokoh utama, yakni: Ibn Rusyd untuk mewakili pemikiran filsafat kelasik Isla Islam, m, dan dan Jama Jamalu ludd ddin in al-A al-Afg fgha hani ni untu untukk mewa mewakil kilii pemi pemikir kiran an fils filsaf afat at mode modern rn.. Pembahasan juga mencakup pengaruh pemikiran mereka dalam dunia. Ibn Rusyd (520-595 H / 1126-1198 M).
Ibn Rusyd adalah model bagi kemandirian akal-fikiran dan sekaligus model bagi kebera keberania niann berfik berfikir ir,, khusu khususn snya ya dalam dalam melawa melawann pemiki pemikiran ran-pe -pemik mikira irann yang yang telah telah terlembaga terlembaga dalam dalam institusi institusi agama. agama. Keberania Keberaniannya nnya mengkritis mengkritisii kemapana kemapanann kekusaan kekusaan agam agamaa meng mengin insp spir iras asik ikan an oran orangg-or oran angg Erop Eropah ah pada pada abad abad ke-1 ke-133 dan dan ke-1 ke-144 untu untuk k
12
melakukan hal yang sama kepada kuasa Gereja yang saat itu mendominasi hampir seluruh s eluruh aspek kehidupan mereka. Ibn Rusyd adalah pemikir yang berusaha menghidupkan tradisi pemikiran bebas dalam pengertian yang kemudian dikembangkan para filusuf pencerahan di Eropah. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Cordova, sebuah dinasti Islam di Sepanyol. Ia hidup di penghujung masa yang biasa dikenal “zaman keemasan Islam” ( the Golden Age of Islam ). Ibn Rusyd hidup sekitar satu abad sebelum Baghdad jatuh (1258) atau empat abad sebelum Granada, benteng terakhir umat Islam di Sepanyol, runtuh (1492). Ibn Rusyd hidup di tengah kecenderungan kaum Muslim yang semakin antipati terhadap pemikiran rasional. Pada masa ini, di belahan Timur dunia Islam ( masyriq) filsafat Islam mengalami gempuran sangat keras dari ulama konservatif yang merasa terancam dengan dominasi “ilmu-ilmu klasik” (‘ulûm al-awail ) yang datang dari Yunani. Yunani. Para teolog teolog yang yang didominas didominasii kaum Asy’ariyah Asy’ariyah menggem menggempur pur kecenderu kecenderungan ngan teologi teologi rasional, khususnya yang dimotori oleh Mu’tazilah. Hidup di belahan barat ( maghrib ) yang cukup jauh terpisah dari kemurungan peradaban Islam, Ibn Rusyd melihat ada ketidaksesuaian dari perilaku kaum Muslim di Timur. Pada mulanya, ia turut memihak para ulama dan teolog ( mutakallimun ) yang berusaha “menghidupkan ilmu-ilmu agama” ( ihya ‘ulum al-din ) sebagai maklumbalas (counter attack ) dari gelombang Helenisme yang dimotori oleh para filsuf Muslim dan kaum Mu’tazilah. Simpa Sim patiny tinyaa kepada kepada Abu Abu Hamid Hamid al-Gha al-Ghaza zali li (w. (w. 1111 1111)) disalu disalurka rkanny nnyaa denga dengann membuat sebuah talkhis (ringkasan) al-Mustasyfa , salah satu karya penting al-Ghazali dalam bidang ushul fiqh. Tapi sesudah itu dia menyedari ada yang tidak lengkap dari alGhazali dan para teolog yang membabi-buta mengecam para filsuf Yunani dan para filusuf Muslim lainnya. Sebuah peristiwa penting mengubah hidupnya. Dalam sebuah kesempatan, ia diperkenalkan Ibn Tufayl, filsuf Andalusia lainnya, kepada Khalifah Abu Yusuf Ya’qub, penguasa Marrakesh yang dikenal menggandrungi filsafat. Sang Khalifah bertanya pada Ibn Rusyd tentang pandangan para filsuf fil suf Yunani Yunani mengenai penciptaan alam. Ibn Rusyd begitu malu dan gundah, karena ia tak mampu menjawab pertanyaan itu. Karena peristiwa inilah kemudian ia bertekad mempelajari filsafat Yunani Yunani secara lebih serius. Ia mempelajari Plato dan mendalami serta mensyarah karya Aristotles, sehingga kemudian dijuluki “Sang Pensyarah” ( El Gran Comento). Ia beralih, dari penulis talkhis buku al-Ghazali menjadi penulis talkhis buku-buku Aristotles. Ia pun mulai mengkritisi 13
al-Ghazali, teolog, dan para fuqaha, yang menurutnya turut memberikan sumbangan bagi kesesatan ( tahafut ) pemahaman Muslim terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Ibn Rusyd menulis banyak buku. Ia meninggalkan tak kurang dari 50 judul buku dari berbagai berbagai disiplin disiplin ilmu: filsafat, filsafat, kedokteran kedokteran,, politik, politik, fikih, fikih, dan masalah-m masalah-masala asalahh agama. Kitab fikihnya yang terkenal, Bidayat al-Mujtahid al-Mujtahid , menjadi rujukan di beberapa pesantren di Indonesia. Namun, sejauh menyangkut peranan Ibn Rusyd sebagai model pencerahan, tiga bukunya, yakni: 1. Faşl Faşl al-Maqal al-Maqal fî mâ baina baina al-Hikma al-Hikmah h wa al-Syar‘ al-Syar‘iah iah min al-Ittisal al-Ittisal , yang berisi tentang persesuaian antara agama dan filsafat. fi lsafat. 2. al-Kasyf ‘an Manâhij al-Adillah fî Aqâid Ahl al-Millah yang menguraikan tentang pendirian aliran-aliran ilmu kalam dan kelemahan-kelemahannya. 3. dan Tahafut al-Tahafut al-Tahafut (ditulis berturut-turut pada 1178, 1179, 1180), merupakan karya yang dikhususkan untuk menentang serangan al-Ghazali atas para filusuf dalam bukunya Tahafut al-Falasifah . Ketiga buku ini memuat pandangan-pandangan kontroversial Ibn Rusyd yang pernah menggemparkan dunia Eropah pada pertengahan abad ke-13. Dampak langsung dari gagasan-gagasan Ibn Rusyd dapat ditelusuri pada mazhab pemikiran yang dikenal dengan sebutan “Averoisme.” “Averoisme.” Istilah Averoisme Averoisme mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1270, atau setelah 72 tahun Ibn Rusyd meninggal dunia. Kata yang yang digun digunaka akann adala adalahh “Aver “Averroi roista stae” e” yang yang sesun sesunggu gguhn hnya ya lebih lebih merupa merupakan kan bentuk bentuk sinisme untuk merujuk para pengikut dan pengagum Ibn Rusyd. Pada bulan Desember 1270, bishop Stephen Tempier Tempier,, mengeluarkan pengumuman tentang ajaran-ajaran heretik. Siapa saja yang mengikuti ajaran ini harus dikirim ke pengadilan inkuisisi dan dihukum keras. Beberapa ajaran yang dituduh heretik adalah doktrin tentang jiwa dan intelek yang diajarkan Ibn Rusyd serta doktrin Aristotles tentang Tuhan. Tuhan. Dalam deklarasi ini, Tempier tidak merinci ajaran-ajaran yang dianggap terlarang. t erlarang. Tapi, pada Maret 1277, ia mengeluarkan lagi pengumuman lanjutan dengan memberikan 219 daftar daftar ajara ajarann yang yang diangg dianggap ap hereti heretikk dan pengi pengikut kutnya nya harus harus dihuku dihukum m sebera seberatt beratnya. Surat pengumuman kali ini juga mengarah kepada beberapa nama, seperti Siger of Braban Brabantt (w. (w. 1282), 1282), pengi pengikut kut fanati fanatikk Ibn Rusyd Rusyd dan dan pendir pendirii semac semacam am “Jari “Jaringa ngann Averoisme Paris” dan Boëthius of Dacia (w. 1290), mahasiswa filsafat yang aktif dalam jaringan itu. Siger, Boethius, dan kebanyakan orang yang setuju dengan ke-219 ajaran yang didaftar Tempier adalah pengikut Averoisme. Sedianya, daftar itu untuk menjaring para 14
pemikir pemikir liberal liberal yang dianggap dianggap “telah “telah meresahka meresahkann masyaraka masyarakatt Paris.” Paris.” Tapi, Tempier empier agaknya terlalu banyak mendaftar “barang-barang haram” sehingga beberapa petinggi Gereja yang diam-diam mengagumi Ibn Rusyd juga terkena imbasnya, termasuk Thomas Aquinas, pemimpin Ordo Dominikan dan filsuf terbesar Abad Pertengahan. Pertengahan. Averoisme veroisme memang memang tidak melulu melulu terkait terkait dengan dengan “intelekt “intelektual ual liberal.” liberal.” Dalam Dalam sejarah filsafat Barat, Averoisme juga dikaitkan dengan pemikiran filsafat keagamaan yang kemudian kemudian lebih dikenal dikenal dengan dengan sebutan sebutan “Averoi “Averoisme sme Yahudi” ahudi” dan “Averois “Averoisme me Kristen.” Averoisme Yahudi lebih mapan ketimbang Averosime Kristian. Mungkin ini ada kaitannya dengan hubungan ketiga agama itu. Hubungan Islam-Yahudi pada masa itu cukup baik, terutama di Sepanyol di mana warga Yahudi memiliki keistimewaan yang sangat besar. Sementara hubungan Islam-Kristian agak buruk, terutama karena dampak perang salib di Jerusalem dan perluasan imperium Islam ke bumi Eropa (baik yang dilakukan oleh dinasti Umayyah maupun dinasti Utsmaniyyah). Averoisme veroisme Yahudi ahudi berkemba berkembang ng pesat pesat di Andalusia Andalusia.. Para pengikut pengikut Averoisme veroisme Yahudi umumnya memandang Ibn Rusyd sejajar dengan filsuf besar mereka, yakni Musa bin Maymun atau Maimonides (w. 1204) dan Abraham bin Ezra (w. 1167) yang kebetulan kedu keduan anya ya hidu hidupp di Anda Andalu lusi siaa seza sezama mann deng dengan an Ibn Ibn Rusy Rusyd. d. Tokoh okoh-t -tok okoh oh pent pentin ingg Averois veroisme me Yahudi ahudi adalah adalah Isaac Isaac Albala Albalagg (akhir (akhir abad abad ke-13) ke-13) yang yang menerj menerjema emahkk hkkan an Maqasid al-Falasifah, karya Imam al-Ghazali, ke dalam bahasa Ibrani; Joseph ibn Caspi (l. 1279), Moses Narboni (w. 1362), dan Elijah Delmedi (w. 1493), pengikut Averoisme Yahudi terakhir. Semen Sementar taraa itu itu,, Averoi veroisme sme Kristi Kristian an sebetu sebetuln lnya ya merupa merupakan kan istila istilahh yang yang agak agak paradoks, karena dunia Gereja, khususnya pada abad ke-13 dan ke-14, didominasi oleh kecenderungan memusuhi ajaran-ajaran Ibn Rusyd dan Aristotles. Tapi, beberapa tokoh Kris Kriste tenn pada pada masa masa-m -mas asaa akhi akhirr Abad Abad Pert Perten enga gaha han, n, sepe sepert rtii Thom Thomas as Aqui Aquina nas, s, menggandrungi ajaran-ajaran Aristotles (meski dia memposisikan dirinya sebagai musuh para pengikut Averoisme Latin, khususnya Siger of Brabant). Dan tak ada pengantar paling baik ke filsafat fi lsafat Aristotles kecuali kecuali karya-karya Ibn Rusyd. Baik Averoisme Averoisme Yahudi Yahudi maupun Averoisme Averoisme Kristen menganggap menganggap Ibn Rusyd telah berjasa menyelesaikan persoalan pelik yang selama berabad-abad menjadi momok bagi para pemikir agamawan, yakni bagaimana mendamaikan wahyu dengan akal; filsafat dengan agama; para nabi dengan Ariestoles. Dalam karyanya, Fasl al-Maqal, yang sudah
15
diterjemahkan ke berbagai bahasa penting Eropah, Ibn Rusyd menjawab semua persoalan ini dengan lugas. Pertama-tama, kunci dari persoalan itu terletak pada persoalan genting lainnya yang lebih mendasar, yakni apakah benar bahawa mempelajari filsafat itu haram? Untuk menjawab ini Ibn Rusyd memberikan hipotesis. Menurutnya, secara legal-fikih ( syar’i) belajar filsafat itu punya beberapa kemungkinan: bisa dibolehkan ( mubah), dilarang (mahdzur ), ), dianj dianjurk urkan an ( nadb), atau diharuskan ( wajib)? Menurut Ibn Rusyd belajar filsafat hukumnya: wajib atau sunnah. Ibn Rusyd memberikan kesimpulan bahwa tidak ada pertentangan antara wahyu dan akal; filsafat dan agama karena mereka semua datang dari asal yang sama, yakni Tuhan. 16 Jamaluddin al-Afghani (1838-1897 M)
Salah satu tanggapan terpenting di dunia Islam diberikan oleh Jamaluddin alAfghani. Gagasannya mengilhami Muslim di Turki , Iran , Mesir, dan India. Meskipun sangat anti-imperialisme Eropa, ia mengagungkan mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan pengetahuan Barat. Ia tidak melihat kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi menghadapi tentangan kuat dari para ulama. Akhirnya Akhirnya ia diusir dari negeri itu. Bagi Afghani, ilmu pengetahuan Barat dapat dipisahkan dari ideologi Barat. Barat mampu menjajah Islam karena memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh sebab itu kaum Muslim harus juga menguasainya agar dapat melawan imperialisme Barat. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah alat, sedangkan tujuan yang ingin dicapai ditentukan oleh oleh agama agama Islam Islam.. Di sini sini sudah sudah tampak tampak bibit bibit pandan pandanga gann instru instrumen mental talisti istik, k, yaitu yaitu anggapan bahwa ilmu pengetahuan hanyalah alat untuk prakiraan dan pengendalian, dan sama sekali tak berbicara tentang kebenaran. Pandangan al-Afghani ini didukung oleh gaga gagasa sann nnya ya bahw bahwaa Isla Islam m meng mengan anju jurk rkan an penge pengemb mban anga gann pemi pemiki kira rann rasi rasion onal al dan dan mengecam sikap taklid. Dalam hal ini yang dianjurkannya bukan hanya pengkajian ilmu pengetahuan tetapi juga pengembangan pengembangan filsafat Islam yang telah lama fakum. Gagas Gagasan an al-Afg al-Afghan hanii amat amat berpen berpenga garuh ruh,, khusu khususny snyaa di dunia dunia Arab dan Iran Iran . Penerus utama gagasan Afghani di dunia Arab adalah pembaharu Muhammad Abduh (1849-1905) dan muridnya, Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935). Keduanya sempat mengunjungi beberapa negara Eropa, dan amat terkesan dengan pengalaman mereka di 16
Majid Fakhry F akhry,, A History of Islamic Philosphy , cetakan 2, (New York: York: Columbia University Press, 1982), 278.
16
sana . Rasyid Ridha, yang mendapat pendidikan Islam tradisional, menguasai bahasa asin asingg (Per (Peran anci ciss dan dan Turki urki), ), yang yang menj menjad adii jala jalann masu masukk untu untukk memp mempel elaj ajar arii ilm ilmuu pengetahuan modern. Karena itulah, ketika gerakan pembaharuan Afghani dan Abduh, dengan jurnal Al-’Urwah al-Wutsqa-nya yang diterbitkan di Paris, dan menyebar di Mesir, tak sulit bagi Ridha untuk bergabung dengan dengan gerakan itu. Sepe Sepert rtii Afgh Afghan ani, i, Abdu Abduhh ti tida dakk meli meliha hatt adan adanya ya perte pertent ntan anga gann anta antara ra ilmu ilmu pengetahuan modern dan al-Qur’an. Jika hal itu terjadi, maka berarti penafsiran atas alQur’an itulah yang mesti dipertanyakan. Dalam beberapa hal hal Ridha tampak lebih moderat dari Abduh. Jika seruan keras Abduh untuk ijtihad - untuk menafsirkan kembali Islam agar memiliki vitalitas baru - dapat diartikan sebagai adopsi total model Barat untuk ilmu pengetahuan, maka Ridha tampak lebih berhati-hati dengan menyarankan dibuatnya suatu kriteria pembaruan Islam untuk menyeleksi bagian-bagian yang akan diadopsi. Namun, sama seperti Abduh, dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi ia menyeru agar kaum Muslim mempelajari ilmu pengetahuan maupun ketrampilan teknik Barat. Bagi Abduh dan Ridha, ilmu pengetahuan modern sendiri adalah baik, yang menjadi masalah adalah tujuan penggunaannya. Sebaga Sebagaima imana na di banyak banyak bagia bagiann dunia dunia Islam Islam lainny lainnya, a, gagasa gagasann Jamal Jamaludd uddin in alAfghani cukup berpengaruh di Iran. Dalam hal respons terhadap kemodernan, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, gagasan-gagasan al-Afghani digemakan kembali oleh beberapa pemikir Muslim Iran. Salah seorang pemikir Iran abad ke-20 awal adalah Mahdi Bazargan (l. 1904), yang lahir sekitar 10 tahun setelah wafatnya al-Afghani. Setelah pecah Revolusi Islam 1979 1979,, Baza Bazarg rgan an menj menjad adii perd perdan anaa ment menter erii yang yang perta pertama ma.. Namu Namunn sesu sesung nggu guhn hnya ya,, sebelumnya ia adalah seorang ilmuwan, bukan politikus. Pada dasawarsa awal abad ke-20 di Iran, pandangan yang berkembang serupa dengan di dunia Islam umumnya, yaitu bahwa hasil-hasil temuan dan penerapan ilmu pengetahuan tak bertentangan dengan Islam, Islam, tetap tetapii justr justruu diperl diperluka ukann untuk untuk membu membuat at masyar masyaraka akatt Islam Islam tak keting ketinggal galan. an. Bazargan berusaha memberikan penegasan bahwa yang tak bertentangan dengan Islam adalah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai instrumen, sementara Islam dianggap sebaga sebagaii jalan jalan penyel penyelama amatan tan spirit spiritual ual.. Banya Banyakk hasil hasil temuan temuan ilm ilmuu penge pengetah tahuan uan telah telah diisyaratkan dalam al-Qur’an. Hal terpenting yang dikemukakan Bazargan adalah bahwa seor seoran angg Musl Muslim im dapa dapatt teta tetapp setia setia kepa kepada da agam agaman anya ya,, dan dan pada pada saat saat yang yang sama sama mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
17
Periode berikutnya ditandai dengan munculnya Ali Syari’ati (1933-1977) dan Murtadha Mutahhari (1920-1979). Keduanya adalah pemikir terpenting Iran di zaman modern. Sebagai ideolog, tema terpenting Syari’ati adalah “kembali ke jati diri yang sebenarnya,” sementara Mutahhari, sebagai seorang mullah yang cukup akrab dengan berbagai pemikiran Barat modern, berusaha secara sistematis membangun pandangan dunia Islam. Gagasan keduanya tak terkesan bersifat apologetis terhadap perkembangan modern, namun sikapnya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi Barat masih berpusat di sekitar penekanan bahwa keduanya tak bertentangan dengan Islam, dan memiliki wilayahnya masing-masing. Kebanyakan pemikir Muslim tidak mengambil sikap “religius” atau “sekularis” yang ekstrem. Yang tampak tetap dominan di dunia Arab adalah gagasan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi Barat harus dikuasai, dan bahwa itu tak bertentangan dengan ajaran Islam. Ini tampak hingga pada beberapa tokoh ulama kontemporer seperti Sayyid Qutb Qutb dan Yusuf usuf al-Qar al-Qardha dhawi. wi. Qardh Qardhawi awi,, ideolo ideologg Ikhwan Ikhwanul ul Muslim Muslimin, in, menek menekan anka kann perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi tak berarti pembaratan, dan terbatas pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern dan penerapan teknologinya, maka Islam tak menolaknya. menolaknya. Pandangan Qardhawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas Muslim. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan Pandangan instrumentalis ini kelak terbukti tetap bertahan, hingga kini, di kalangan masyarakat Muslim. Tetapi di kalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tak cukup memuaskan mereka. E. PENUTUP
Dari rangkuman sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam nampak bahwa tradisi keilmuwan melekat dalam diri umat Islam sejak agama ini lahir. Tradisi itu bukan saja saja hanya hanya pada pada tatara tatarann empiris empirisme me melain melainka kann jauh jauh meles melesat at ke alam alam meta meta empiris empiris.. Kebebasan dan keberanian dunia pemikiran Islam telah melahirkan kekayaan yang tidak ternilai dalam khazanah ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu. Sayangnya, semua semua itu saat saat ini tin tingga ggall nostal nostalgia gia.. Dunia Dunia Islam Islam kemudi kemudian an tertin tertingga ggall dalam dalam ilm ilmuu pengetahuan. Sejak akhir abad ke-19 hingga kini, salah satu persoalan besar yang diangkat para pemikir Muslim adalah sikap yang mesti diambil terhadap ilmu pengetahuan modern di 18
dunia Barat. Perdebatan mereka dilatarbelakangi kesadaran bahwa dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi pada Zaman Baru telah jauh tertinggal oleh dunia Barat. Perbincangan tentang Islam dan ilmu pengetahuan sejak akhir abad ke-19 itu memiliki dua aspek penting. Pertama, periode tersebut ditandai banyak perkembangan baru dalam pemikiran Islam. Penyebab utamanya adalah kontak yang semakin intensif - pada beberapa kasus bahkan berupa benturan fisik - antara dunia Islam dan peradaban Barat. Gagasan seperti “kemodernan” serta “modernisme”, “westernisasi” atau pembaratan, dan “sekularisme” menjadi objek utama perhatian para pemikir Muslim. Demikian luasnya penyebaran gagasan baru itu sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa pemikiran baru Islam lahir dari keinginan menanggapinya. menanggapinya. Kedua, sejak awal perkembangan Islam, ilmu -berdasarkan pengamatan, wahyu, atau renungan para sufi- sebagai induk ilmu pengetahuan selalu mendapatkan perhatian para para pemiki pemikirr Muslim Muslim.. Bertem Bertemuu denga dengann kecend kecenderu erunga ngann di atas, atas, perha perhatia tiann terseb tersebut ut mengambil bentuk tanggapan terhadap perkembangan pesat ilmu pengetahuan modern di dunia Barat, yang dianggap tidak berinduk pada suatu ilmu yang benar. Tanggapan itu, karena lebih merupakan reaksi daripada usaha atas prakarsa sendiri, pada diri beberapa pemikir dan aliran pemikiran merupakan penyempitan wilayah wacana tentang ilmu dan ilmu pengetah pengetahuan uan dibanding dibandingkan kan dengan dengan periode periode sebelumn sebelumnya, ya, khususny khususnyaa masa awal awal perkembangan intelektual Islam. Sejak abad ke-19, usaha untuk memberi tanggapan itu melahirkan pemikiran tentang antara Islam dan ilmu pengetahuan pengetahuan yang amat beragam. Tanggapan Tanggapan tersebut dapat berarti usaha apologetis untuk menegaskan menegaskan bahwa ilmu i lmu pengetahuan yang dikembangkan di Barat Barat seben sebenarn arnya ya bersif bersifat at “islam “islami”. i”. Bisa Bisa pula pula merupa merupakan kan usaha usaha menga mengakom komoda odasi si sebagian nilai dan gagasan ilmu pengetahuan modern karena dianggap islami, sambil menolak sebagian lain. Tidak pula bisa dilupakan usaha “islamisasi” berbagai cabang ilmu pengetahuan dan penciptaan suatu “filsafat ilmu pengetahuan Islam”. Akhirnya ada upaya rekonstruksi pandangan dunia serta epistemologi Islam. Kesemu Kesemuaa tangg tanggapa apann itu dapat dapat dikelo dikelompo mpokka kkann ke dalam dalam dua wacan wacanaa besar besar.. Pembagian atas dua wacana ini sebagian bersifat kronologis dan sebagian lagi tematis. Wacana pertama, yang berkembang sejak abad ke-19, terfokus pada penegasan bahwa tidak terdapat terdapat pertentan pertentangan gan antara antara ilmu pengetahu pengetahuan an dan Islam. Islam. Penegas Penegasan an tersebut tersebut didasarkan pada pandangan instrumentalis tentang ilmu pengetahuan, artinya pandangan bahwa ilmu pengetahuan sekedar alat dan tidak terikat pada nilai atau agama tertentu. 19
Seme Sement ntar araa hing hingga ga kini kini waca wacana na ters terseb ebut ut masi masihh kera kerapp munc muncul ul.. Wacan acanaa kedu kedua, a, perbincangan tentang ilmu pengetahuan dan Islam sejak setidaknya akhir tahun 1960-an, yaitu tentang “islamisasi” ilmu pengetahuan.
20
LITERATUR Afifi, A.E., Fî al-Taşawuf al-Taşawuf al-Islâm wa Tarikhi Tarikhi , Kairo: tnp, 1939. Ahmadi, Abu, Filsafat Islam, Semarang: Toha Putra, 1982. Aziz, Azwira Abdul, Abdul, “Khawarij Modern”, Makalah tidak diterbitkan, , Bangi: Fakulti Pengajian Islam, Jabatan Pengajian P engajian Al-Quran Al-Quran dan As-Sunnah, UKM, 2008 Bakar, Osman, Tawhid and Science: Essays on the History and Philosophy of Islamic Science, terj. Tauhid dan Sains, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1994. Bik, Hudhari, Tarikh al-T a l-Tasyri‘ asyri‘ al-Islami , terj. Mohammad Zuhri, Semarang: Rajamurah – Alqona’ah, tt. Fakhry, Majid, A History of Islamic Philosphy , cetakan 2, New York: Columbia University Press, 1982. al-Ghazâlî, Abû Hâmid Muhammad ibn Muhammad, Ihyâ’ ‘ulûm al-Dîn , 4 Jilid, Beirut: Dâr al-Ma‘rifah, tt. HAMKA, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya , cetakan ke 8, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1978. Kailany, Qamar, Fî al-Taşawuf al-Islâm , Kairo: Dâr al-Ma‘arif, 1969. al-Kalabazi, Al-Ta‘aruf lî mazhab Ahl al-Şûfiah , Kairo: Maktab al-Kuliyah al- Azhariyah, 1969. Karim, Said al-Qahţani dan Naşir bin Abdul, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan Kewajiban Mengikutinya Mengikutinya ”, Cetakan pertama, Surabaya: Pustaka As-Sunnah, 2003. Mahmud, ‘Abd al-Kadir, al-Kadir, al-Falsafah al-Şufiyah fî al-Islâm , ttp: Dâr al-Fiqr al-‘Araby, 1966. Abû Manşûr, ‘Abd al-Qâhar ibn Ţâhir ibn Muhammad al-Baghdâdîy, al-Farq bain al Firaq wa bayân al-Firqah al-Nâjiyah , Beirut: Dâr al-Âfâq al-Jadîdah, 1977. Nasr, Seyyed Hossein , Science and Civilization in Islam , Cambridge: Harvard University Press, 1968. Nasution, Harun, Falsafah dan Misticisme dalam Islam , Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Rakhmat, Jalaluddin, Islam Alternatif , Bandung: Mizan, 1986. Saefuddin, A.M., Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi , Bandung: Mizan, 1987.
21
BIODATA PENULIS lahirr di Meda Medann pada pada tahu tahunn 1963 1963.. Menye Menyele lesa saik ikan an Supray Suprayetn etnoo W, lahi pendidikan dasar pada tahun 1976 di Sekolah Dasar Islam Persatuan Amal Bakti (PAB) Medan Estate kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di tempat yang sama dan selesai pada tahun 1980. Cita-cita untuk menjadi guru direalisasikan dengan melanjut ke Sekolah Pendidikan Guru Negeri I Medan dan tamat pada tahun 1983. Program Sarjana Strata 1 ditempuh di Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara dan diselesaikan pada tahun 1990. Tahun Tahun 1997 menyelesaikan program Master di Institute of Islami Islamicc Stu Studie diess McGill McGill Unives Univesity ity,, Montre Montreal, al, Canada Canada.. Saat Saat ini sedang sedang meneku menekuni ni program Doktoral di Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara. Karya-karya tulis yang pernah dihasilkan antara lain. (1). “Robert J. Sternberg And Ibn Hazm On The Nature Of Love” Love” dalam dalam The Dynami diterb erbitk itkan an oleh oleh Titian itian Ilahi, Ilahi, Dynamicc of Islam Islamic ic Civili Civilizat zation ion dit Yogyakarta tahun 1998. (2) “Perlukah Anak Hukuman Badan ?” dalam Kumpulan Artikel Psikologi Anak diterbitkan oleh Intisari Mediatama, Jakarta tahun 1999. (3) “Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren” dalam Pranata Islam di Indonesia yang diterbitkan Logos Wacana Ilmu, Jakarta tahun 2002. (4) “Kepribadian Individu Dan Masyarakat Muslim Dalam Tantangan” dalam Kepribadian dan Pendidikan diterbitkan Cita Pustaka Media, Bandung tahun 2006. (5) “Tantangan Psikologis Era Reformasi Dalam Penegakan Jati Diri Muslim Indonesia” dalam Pendidikan dan Psikologi Islami diterbitkan Cita Pustaka Media, Media, Bandun Bandungg tahun tahun 2007. 2007. (6) “Hubu “Hubunga ngann Interpe Interperso rsona nall Konsel Konselor or-Kl -Klien ien”” dalam dalam Pendidikan dan Konseling Islami diterbitkan Cita Pustaka Media, Bandung tahun 2008. Sejak tahun 1992 sampai saat ini mengabdikan diri di IAIN Sumatera Utara sebagai dosen Psikologi Agama.
22