SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Topik Penyuluhan
:
Sasaran
:
Isolasi Sosial Keluarga yang anggotanya anggotanya mengalami isolasi sosial
Tempat
:
Kediaman Tn. J
Hari/ Tanggal
:
Kamis, 31 Mei 2012
Waktu
:
Pukul.
Pengorganisasian Pengorganisasian Tempat
Penyuluhan akan dilakukan di kediaman Ny. J yang akan dihadiri oleh keluarga dengan jumlah 3 orang.
Penyuluh
Media
Pembimbing puku
Ny.L
Tn.J
Tn
Audience
1. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang isolasi sosial diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami hal-hal mengenai isolasi sosial serta penanganannya. penanganannya.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian pengertian isolasi sosial b. Mengerti dan memahami penyebab isolasi sosial c. Memahami tanda dangejala isolasi sosial d. Mengetahui penanganan isolasi sosial e. Memahami cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial
2. Materi
(Terlampir) :
3. Metode
a. Ceramah b. Tanya Jawab
4. Media
a. Lembar balik b. Booklet isolasi sosial
5. Kegiatan Belajar Mengajar
No
Tahapan
1.
Preoperasional
Kegiatan Penyuluhan 1. Mengucapkan
( pembukaan )
Waktu
Media
5 menit
Ceramah
Alat bantu
salam 2. Menjelaskan tujuan
Ceramah
dan kontrak waktu 3. Menjelaskan materi dan kontrak waktu
2.
Operasional
1. Menjelaskan
( inti )
pengertian
Ceramah
10 menit
Ceramah
isolasi
balik
Sosial 2. Menjelaskan penyebab
Ceramah isolasi
sosial 3. Menjelaskan tanda
Ceramah
dan gejala isolasi sosial 4. Menjelaskan
Ceramah
penanganan isolasi sosial 5. Menjelaskan
Ceramah
tindakan penanganan isolasi sosial
6.
Menjelaskan tentang cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial
Lembar
Ceramah
7. Memberikan
Tanya
kesempatan
jawab
audience
untuk
bertanya.
3.
Post
1. Menerangkan
10 menit
operasional
semua materi yang
( penutup )
telah diberikan 2. Mengevaluasi secara
lisan
melihat
Ceramah
Diskusi dan
tingkat
pemahaman materi 3. Memberikan
Ceramah
booklet 4. Memberikan salam penutup
6. Evaluasi
Ceramah
Booklet
1. Jenis evaluasi yang digunakan evaluasi formatif 2. Menggunakan Menggunakan teknik evaluasi secara lisan, keluarga mampu : pengertian isolasi sosial sosial a. Menyebutkan pengertian
b. Menyebutkan penyebab isolasi sosial c. Menyebutkan tanda dan gejala isolasi sosial d. Meyebutkan penanganan isolasi sosial berkomunikasi dengan pasien pasien isolasi sosial e. Menjelaskan cara berkomunikasi
7. Perorganisasian
-
Penyuluh
: Inaka Nur Asri
Tugas
: Menjelaskan Materi Isolasi Sosial
Lampiran
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998). Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
B. Etiologi
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan. Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada pasien dengan isolasi sosial: 1.
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
2.
Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan.
3.
Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
4.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5.
Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
6.
Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap. bercakap-cakap.
7.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8.
Posisi janin pada saat tidur.
Karateristik perilaku pasien dengan Isolasi Sosial : 1
Gangguan pola makan: tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
2
Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
3
Kemunduran secara fisik.
4
Tidur berlebihan.
5
Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
6
Banyak tidur siang.
7
Kurang bergairah.
8
Tidak memperdulikan lingkungan.
9
Kegiatan menurun.
10 Immobilisasai. 11 Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang). 12 Keinginan seksual menurun.
D. Dampak
Perilaku isolasi sosial: menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah halusinasi pendengaran dan halusinasi pendengaran. Menurut Carpenito, L.J (1998) perubahan persepsi sensori halusinasi merupakan keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau intepretasi stimulus yang datang.
E. Penanganan Isolasi Sosial Di Rumah
1.
Penuhi kebutuhan sehari-hari Bantu dan perhatikan pemenuhan kebersihan diri, latih kegiatan sehari-hari (makan sendiri)
2.
Bantu komunikasi yang teratur Bicara jelas, kontak/bicara yang teratur. Pertahankan kontak mata saat bicara. Lakukan sentuhan akrab, sabar, dan lembut.
3.
Libatkan dalam kelompok Beri kesempatan nonton tv, baca koran, sediakan peralatan pribadi (tempat tidur, lemari pakaian),pertemuan keluarga.
4.
Keluarga perlu untuk peduli dengan pasien dan jangan ingkar janji
5.
Keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
6.
Berilah pujian yang wajar jangan mencela kondisi yang sedang dialami.
F. Cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial
1. Ajarkan keluarga untuk melatih klien tentang cara berinteraksi dengan orang lain, dengan mengucapkan mengucapkan salam, menyebutkan nama, nama panggilan yang kita sukai, selanjutnya menyakan nama orang yang diajak berkenalan, berikan pujian jika dapat melakukan hal positif tersebut. (setelah percakapan tersebut lanjutkan dengan percakapan yang menyenangkan seperti hobi, cuaca, danhal menyenagkan lainya). 2. Bila ada kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua atau lebih orang. Berikan pujian pada setiap interaksi yang dilakukan. 3. Keluarga menyakan dan mendengarkan ekspresi perasaan setelah berinteraksi dengan orang lain, beri motivasi agar tetap t etap berinteraksi dengan orang lain.