1
BAB I PENDAHULUAN
Lensa merupakan salah satu media refraktif yang berfungsi memfokuskan gambar pada retina. Lensa terletak di chamber posterior posterior mata diantara permukaan posterior iris dengan corpus vitreous, vitreous, yang yang difiks difiksasi asi oleh zonule fibers. fibers. Lapisan terluar lensa adalah kapsul yang merupakan merupakan suatu membran membran basalis mengelilingi mengelilingi substansi lensa yang terdiri dari nukleus dan korteks. Sel-sel epitel dekat ekuator lensa berdiferensiasi membentuk serat-serat lensa yang terdiri dari protein gel yang homogen dan dibungkus membran plasma. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Hal ini yang bisa menyebabkan terjadinya katarak. katarak. Katarak adalah adalah setiap keadaan kekeruhan kekeruhan pada pada lensa yang dapat terjadi terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya. ,!," #enurut $H% pada tahun !&&! katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar ' dari seluruh kebutaan di dunia. *i +ndonesia sendiri berdasarkan hasil surey kesehatan indera "-, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar /!. 0erdasarkan Surei Kesehatan +ndera 1englihatan dan 1endengaran tahun "- menunjukkan angka kebutaan di +ndonesia mencapai ,/ dari total penduduk, atau setara dengan " juta orang. *ari total ,/ kebutaan di +ndonesia, &,2 terjadi karena katarak yang merupakan curable disease melalui disease melalui operasi. Katarak dapat terjadi pada masa embrio didalam kandungan, dikenal dengan katarak kongenital atau karena degeneratif disebut juga katarak senilis. Selain itu terdap terdapat at juga juga katarak katarak sekund sekunder er yang yang merupa merupakan kan katara katarak k yang yang terjadi terjadi akibat akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor fisik atau kimia3i setelah operasi katarak.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Lensa
Lensa merupakan salah satu media refraktif pada mata yang berfungsi memfokuskan gambar pada retina, memiliki struktur bikoneks, aaskular, tidak ber3arna dan transparan dengan ketebalan 4 ' mm dan diameter 4 mm. Lensa terletak di chamber posterior mata diantara permukaan posterior iris dengan corpus vitreous, difiksasi oleh zonule fibers yang menghubungkan lensa dengan corpus siliari untuk mempertahankan posisi lensa. ,!,'
Gambar 1. 5natomi lensa
Lapisan terluar lensa adalah kapsul yang merupakan suatu membran basalis yang mengelilingi substansi lensa yang terdiri dari nukleus dan korteks. 6ukleus lensa memiliki konsistensi lebih keras daripada bagian korteksnya. Selsel epitel dekat ekuator lensa berdiferensiasi membentuk serat-serat lensa. / lensa terdiri dari air dan sekitar "/ nya terdiri dari protein dan sedikit mineral. ,!
3
Gambar 2. Struktur lensa
6utrisi lensa didapat dari a7uous humor untuk metabolisme dan pembuangan. *alam keadaaan nonakomodatif, kekuatannya /-!& dioptri /
2.2 Fisioloi Lensa
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu () kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung, (!) jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, (") terletak di tempatnya. Sistem lensa mata memfokuskan bayangan yang terbalik pada retina. 6amun, kita merasakan bayangan berposisi tegak karena otak telah 8belajar9 bah3a ini adalah orientasi yang benar atau normal. 5komodasi bergantung pada perubahan dalam bentuk lensa dan memungkinkan mata berfokus pada benda dekat. Ketika mengubah pandangan dari sebuah benda jauh ke benda dekat, berlangsung proses a!omo"asi, yang () menyebabkan lensa menjadi cembung, (!) membuat garis tengah pupil lebih kecil, dan (") menyebabkan kedua bola mata mengalami aduksi (ergensi). *alam keadaan 8rileks9 tanpa tegangan pada tepi-tepi kapsulnya, lensa berbentuk hampir bulat karena sifat elastik intrinsiknya. :ika otot siliaris diaktifkan oleh serat parasimpatis paskaganglion di saraf okulomotorius, serat-serat sirkular otot-otot siliaris berkontraksi, menghasilkan efek sfingter yang mengendurkan tegangan pada ;onula dan memungkinkan lensa menjadi lebih cembung. Hal ini
4
meningkatkan kemampuan refraktif dan memungkinkan mata berfokus pada benda dekat.",
1ada Gambar # memperlihatkan berkas cahaya sejajar yang memasuki sebuah lensa koneks. 0erkas cahaya yang melalui bagian tengah menembus lensa tepat tegak lurus terhadap permukaan lensa, segingga cahaya tidak dibiaskan. =ahaya yang terletak lebih ke tepi akan semakin dibelokkan kearah tengah, yang dikenal sebagai konvergensi cahaya. :ika lensa memiliki kelengkungan yang sempurna, cahaya sejajar yang melalui berbagai bagian lensa akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga semua cahaya akan menuju suatu titik yang disebut titik focus.2 Salah satu fungsi dari lensa selain sebagai media refraksi adalah sebagai akomodasi. Ketika mata normal melihat sebuah objek, sinar parallel dari suatu cahaya akan terefraksi ke suatu titik atau fokus sehingga bayangan jatuh tepat di retina. Kemampuan mata untuk menjaga agar bayangan jatuh tepat di retina dengan menjaga jarak antara mata dan ariasi objek disebut akomodasi. 5komodasi dihasilkan dari kontraksi otot siliari yang berfungsi sebagai sfingter untuk mengatur luasnya pupil yang dikontrol oleh saraf parasmpatis yang ditransmisikan ke mata melalui nukleus saraf okulomotorius di brain stem. Ketika otot siliari relaksasi maka akan menyebabkan kontraksi dari zonula zinii sehingga dapat menarik lensa yang menyebabkan lensa memipih. 2
5
Gambar $. 1erubahan bentuk lensa saat akomodasi.
>ransparansi lensa diatur oleh keseimbangan air dan kation (6atrium dan Kalium) dimana kedua kation ini berasal dari humor a7ueos dan itreus. +nhibisi dari 6a-K 5>1-ase akan menyebabkan hilangnya keseimbangan kation sehingga terjadi peningkatan kadar air dalam lensa dan gangguan dari hidrasi lensa ini menyebabkan kekeruhan lensa. !
2.# Katara! Se!%n"er 2.#.1 De&inisi
Katarak berasal dari bahasa ?unani 8Katarrhakies9, +nggris 8=ataract9, dan Latin 8=ataracta9 yang berarti air terjun. Katarak merupakan setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat @ .
Hidrasi lensa, yaitu penimbunan air diantara serabut-serabut lensa atau absorbsi intraseluler yang biasanya ditemukan oleh tekanan osmotik.
!.
*enaturasi protein lensa, yaitu perubahan kimia3i dari kandungan protein lensa, dimana protein yang semula larut dalam air menjadi tidak larut dalam air." Katarak sekunder adalah katarak yang terjadi akibat terbentuknya
jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah dua hari operasi AKAK (Akstraksi Katarak Akstra Kapsuler), dan penanaman lensa di segmen posterior. 5tau, katarak yang terjadi sesudah suatu trauma yang memecah lensa. Jurnal An Overview of Nd:YA !aser "apsulotomy mengungkapkan bah3a Kompatibilitas kapsul posterior (1=%)
6
adalah komplikasi yang paling sering dari operasi katarak. Kejadian 1=% dilaporkan !&,2 pada dua tahun dan !,/ pada / tahun setelah operasi katarak "," 2.#.2 Etioloi
Katarak sekunder biasanya disebut juga dengan #osterior "apsular Opacity (1=%), atau juga katarak ikutan (membran sekunder), yang menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya AKAK. *okter mata biasanya pada saat operasi katarak lebih senang untuk meletakkan lensa tanam intraokuler pada tempat anatomi yang sama dengan tempat lensa asli, yakni di kapsul posterior lensa. 0agian kapsul anterior dibuka untuk mengeluarkan katarak, dan kapsul posterior ditinggalkan untuk menahan lensa yang akan ditanam, dan juga untuk mencegah itreous humor masuk ke segmen anterior mata. Setelah operasi, 4 !& pasien akan timbul gambaran berkabut pada kapsul, yang dikenal dengan #osterior "apsule Opacity (1=%), yang menimbulkan gejala penglihatan kabur. Hal ini karena pertumbuhan epitelial sel dari kapsul. 0ila proses ini berkembang secara signifikan, penglihatan mungkin dapat menjadi lebih buruk daripada sebelum dilakukan operasi katarak. 2.#.# Pato&isioloi
Apitel lensa subkapsuler yang tersisa mungkin mencoba melakukan regenerasi serat-serat lensa (epitel subkapsuler berproliferasi dan membesar), sehingga memberikan gambaran 80usa Sabun atau >elur Kodok9 pada kapsul posterior, disebut juga dengan #utiara Alsching atau $lsching #earl . Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut, menghasilkan banyak lapisan, sehingga menimbulkan kekeruhan. Sel-sel ini mungkin juga mengalami diferensiasi miofibroblastik. Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutankerutan kecil di kapsul posterior, yang menimbulkan distorsi penglihatan. =incin Soemmering juga dapat timbul sebagai akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kearah pinggir-pinggir melekat pada kapsul posterior, meninggalkan daerah yang jernih ditengah, dan membentuk gambaran cincin. 1ada cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi. Semua
7
faktor ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan setelah AKAK.", E'tra (a)s%lar (atara*t E'tra*tion +E((E,
>indakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan meninggalkan kapsul posterior yang masih intak. A==A melalui ekspesi nukleus prosedur utama pada operasi katarak. 1elaksanaan
prosedur
ini
tergantung
dari
ketersediaan
alat,
kemamppuan ahli bedah dan densitas nukleus. Kontraindikasi yaitu adanya
subluksasi
dan
dislokasi
dari
lensa.
1rosedur
A==A
memerlukan keutuhan dari ;onular untuk pengeluaran nukleus dan materi kortikal lainnya. %leh karena itu, ketika ;onular tidak utuh pelaksanaan
prosedur yang aman melalui
ekstrakapsular
harus
dipikirkan lagi.!
Gambar -. Te!ni! E((E
Pa!oem%lsi&i!asi
1rosedur ekstrakapsular dengan mengemulsifikasi nukleus lensa menggunakan
gelombang
ultrasonic
('&.&&&
#H;)
kemudian
diaspirasi. 1ada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar !"mm)
di
kornea.
ultrasonic
akan
digunakan
untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin 1H5=% akan menyedot
8
massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa +ntra %kular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. !
ekhnik 1A
SI(S
>eknik operasi Small +ncision =ataract Surgery (S+=S) yang merupakan teknik pembedahan kecil. *i negara yang berkembang, teknik ini lebih dipilih karena biaya yang lebih murah, teknik yang lebih mudah dipelajari, lebih aman untuk dilakukan dan mempunyai aplikasi yang lebih luas
ekhnik S+=S
2.#.$ Ge/ala Klinis&
9
1englihatan kabur (seperti berkabut atau berasap), mungkin dapat lebih buruk daripada sebelum di operasi.
Botofobia, yaitu rasa silau bila melihat cahaya.
>ajam penglihatan menurun
2.#.- Dianosis
*iagnosis dapat ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi AKAK yang mengakibatkan penglihatan menjadi semakin kabur, juga rasa silau bila melihat cahaya. *an jika dilakukan pemeriksaan, melalui pupil yang didilatasikan dengan menggunakan oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp, akan tampak gelembung-gelembung kecil pada daerah belakang lensa, ataupun dapat ditemukan gambaran mutiara $lsching maupun cincin %oemmering pada kapsul posterior lensa. 1ada tes tajam penglihatan didapatkan isus yang menurun. Pemeri!saan Klinis",,',/
1ada a3al gejala akan tampak gelembung-gelembung kecil dan debris pada kapsul posterior.
1ada tahap selanjutnya akan ditemukan gambaran #utiara Alsching pada kapsul posterior lensa. #utiara $lsching ini mungkin akan menghilang dalam beberapa tahun oleh kerena dindingnya pecah.
*apat juga ditemukan cincin %oemmering pada daerah tepi kapsul posterior lensa.
10
2.#.0 Tera)i
1engobatan katarak sekunder adalah dengan pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi, atau mengeluarkan seluruh membran keruh. Salah satu metode pembedahan katarak sekunder dengan laser Neodymium ?5< yang merupakan metode non-inasif untuk melakukan insisi kapsul posterior Komplikasi teknik ini antara lain adalah @ . 6aiknya tekanan intraokuler sementara. !. Kerusakan lensa intraokuler. ". Cuptur muka hialoid anterior dengan penggeseran depan itreous menuju kamera anterior. Kenaikan tekanan intraokuler biasanya dapat diketahui dalam " jam setelah terapi dan menghilang dalam beberapa hari dengan terapi. :arang, tekanan tidak turun ke normal selama beberapa minggu, lubang atau retakan kecil dapat terjadipada lensa intraokuler, tetapi biasanya tidak mengganggu tajam penglihatan. '. 1ada mata afakia, ruptur itreous dengan pergeseran itreous ke anterior cenderung menimbulkan abrasi retina. 1enelitian-penelitian baru menunjukkan bah3a tidak ada kerusakan yang nyata pada endotel kornea pada pemakaian laser Neodymium yttrium
11
(nd ?5<). 1enelitian yang ditujukan pada pengurangan komplikasi ini, menunjukkan bah3a bahan yang digunakan untuk membuat lensa, bentuk tepi lensa, dan tumpang tindih lensa intraokuler dengan sebagian kecil cincin kapsul anterior penting dalam mencegah opasifikasi kapsul posterior.
2.#.
Pronosis
1rognosis pasien dengan katarak sekunder biasanya baik dengan laser nd?5<. :arang sekali ada keluhan tentang penyebaran cahaya dan gejala silau setelah prosedur laser dan mencapai pemulihan isual yang cepat.
DAFTA PUSTAKA
12
.
Shock, :ohn and Cichard 5. Harper. Lensa. *alam. *aniel Daughan.et al. %ftalmologi Emum. :akarta@ penerbit $idya #edika, !&&&.h.2/-".
!.
>he Boundation %f >he 5merican 5cademy %f %pthalmology. Lens 5nd =ataract. !&&&-!&&.LA%. p./!-/'.
".
+lyas, S. Katarak Sekunder. *alam. +lmu 1enyakit #ata. :akarta@ 1enerbit BK E+, h. !&-!&.
'.
Coirdan-Aa 1.5natomi dan embriologi mata. *alam@ Ciordan-Aa 1, $hitcher :1.Daughan F asbury oftalmologi umum. Adisi 2. :akarta@ A<=G!&&. hal.-!
/.
:ames, >. %ford 5merican Handbook of %phthalmology. 6e3 ?ork@ %ford Eniersity 1ressG !&. p !! I !"&, !/
.
Hall :A. #ata + sifat optik mata. *alam@
2.
8.
"ataract .
[email protected].
*iunduh
tanggal !! 5gustus !&2. #osterior "apsular Opacity. [email protected]. *iunduh
9.
tanggal !! 5gustus !&2. &.
:ames, 0. =he3, =. 0ron, 5. !ecture Notes Oftalmologi. Adisi . 1enerbit Arlangga. :akarta. !&&/. Hal @ !.
.
Doughan, *.<.5sbury, >. Oftalmologi &mum. Adisi '. 1enerbit $idya #edika. :akarta. !&&&. Hal @ 2/-.
!.
:obling, 5.+. F 5ugusteyn, C.=., !&&!. $hat causes steroid cataract 5 reie3 of steroidinduced posterior subcapsular cataract. =linl and Ap %ptometry, !@-2/.
13.
Karahan, Ayyup.et all. 5n %erie3 of 6d@?5< Laser =apsulotomy. #ed Hypothesis *isco +nno %phthalmol. !&' '. =hung 6en, =HE5. %phthalmology Hall of Bame, Baces behind %phthalmic Aponyms. #arudi 1ublishing =ompany House 6o , K6L*
13
, #:= #utiara, 0atu Ka3ah 6e3 >o3nship, Kuching "!/&, Sara3ak, Aast #alaysia. !&2. /. >he :ournal %f 5rthroscopy and Celated Surgery. 5rthroscopy 5ssociation %f 6orth 5merica.!& . #in :ung, Kee et. 5l. 5 ne3 techni7ue for 6d@?5< laser posterior capsulotomy. +nternasional :ournal of %phtalmology.!&'