BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak anak didi didik k terh terhad adap ap baha bahan n yang yang dibe diberi rika kan n juga juga berm bermac acam am-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap baha bahan n pelaj pelajara aran n yang yang diberi diberikan kan oleh oleh gu guru ru.. Cepa Cepatt lamba lambatny tnya a penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan meng menghe hend ndak akii
pemb pember eria ian n
wakt waktu u
yang yang
berv bervar aria iasi, si,
sehi sehing ngga ga
penguasaan penuh dapat tercapai. Terhadap Terhadap perbeda perbedaan an daya serap serap anak anak didik didik sebagaim sebagaimana ana tersebut tersebut di atas, memerlu memerlukan kan strategi strategi pengaja pengajaran ran yang yang tepat. tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru meng menggu guna nakan kan metod metode e tanya tanya jawab jawab,, tetapi tetapi un untu tuk k sekelo sekelomp mpok ok anak anak didi didik k yang yang lain lain mere mereka ka lebi lebih h mu muda dah h meny menyer erap ap baha bahan n pelaj pelajara aran n bila bila gu guru ru meng menggu gunak nakan an meto metode de demon demonstr strasi asi atau atau eksperimen.
1
Kare Karena na itu itu dala dalam m kegi kegiat atan an bela belaja jarr meng mengaj ajar ar,, menu menuru rutt Roestiyah, N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik didik dapat dapat belaj belajar ar secara secara efekti efektiff dan efisie efisien, n, meng mengena ena pada pada tuju tujuan an yang yang diha dihara rapk pkan an.. Sala Salah h satu satu lang langka kah h un untu tuk k memi memili liki ki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya biasanya disebut disebut metode metode mengaja mengajar. r. Dengan Dengan demikia demikian, n, metode metode mengajar adalah stategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada Ada kecen kecende derun rungan gan dalam dalam du dunia nia pend pendidi idikan kan dewa dewasa sa ini ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkun lingkungan gan diciptaka diciptakan n secara secara alamiah. alamiah. Belajar Belajar akan akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran Pembelajaran yang berorientasi berorientasi target penguasaan penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi kompetisi ‘mengingat’ ‘mengingat’ jangka jangka pendek, pendek, tetapi tetapi gagal dalam dalam membeka membekali li anak memecah memecahkan kan persoala persoalan n dalam dalam kehidup kehidupan an jangkan jangkan panjang panjang.. Dan, Dan, itulah itulah yang yang terja terjadi di di kelaskelas-ke kelas las sekol sekolah ah kita! kita! Pende Pendekat katan an konte kontekks kkstua tuall contextual tual teach teaching ing learni learning ng/CTL (contex /CTL)) adal adalah ah suat suatu u pend pendek ekat atan an
pengaja pengajaran ran yang dari karakter karakteristik istiknya nya memenuh memenuhii harapan harapan itu. Sekrang Sekrang ini pengaja pengajaran ran kontekst kontekstual ual menjadi menjadi tumpua tumpuan n harapan harapan para
ahli
pendidikan
dan
pengajaran
dalam
upaya
2
‘men ‘mengh ghid idup upka kan’ n’ke kela las s
seca secara ra
maks maksim imal al..
Kela Kelas s
yang yang
‘hid ‘hidup up’’
diharapk diharapkan an dapat dapat mengim mengimbang bangii perubah perubahan an yang yang terjadi terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat. Mengaja Mengajarr bukan bukan semata semata persoala persoalan n mencerit menceritakan akan.. Belajar Belajar bukan bu kanlah lah konsek konsekue uensi nsi otoma otomatis tis dari dari peren perenun unga gan n infor informa masi si ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja kerja siswa siswa sendir sendiri. i. Penje Penjelas lasan an dan dan peme pemerag ragaan aan semata semata tidak tidak akan akan memb membua uahk hkan an hasi hasill bela belaja jarr yang yang lang langge geng ng.. Yang Yang bisa bisa memb membua uahka hkan n hasil hasil belaj belajar ar yang yang langg langgen eng g hanyal hanyalah ah kegiat kegiatan an belajar aktif. Apa yang yang menjadi menjadikan kan belajar belajar aktif? aktif? Agar Agar belajar belajar menjadi menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggu menggunak nakan an otak, otak, mengkaj mengkajii gagasan gagasan,, memecah memecahkan kan masalah, masalah, dan menerapka menerapkan n apa yang mereka mereka pelajari. pelajari. Belajar Belajar aktif aktif harus harus gesit gesit,, meny menyen enan angka gkan, n, berse bersema mang ngat at dan dan penu penuh h gaira gairah. h. Siswa Siswa bahkan bahkan sering sering meningg meninggalkan alkan tempat tempat dud duduk uk mereka, mereka, bergerak bergerak leluasa dan berfikir keras ( moving about dan thinking aloud) Untuk Untuk bisa bisa memp mempela elajar jarii sesuat sesuatu u denga dengan n baik, baik, kita kita perlu perlu menden mendengar, gar, melihat, melihat, mengaju mengajukan kan pertany pertanyaan aan tentang tentangnya, nya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara
3
mereka
sendiri,
menunjukkan
contohnya,
mencoba
memp memprak rakte tekka kkan n keter keteram ampil pilan, an, dan dan meng mengerj erjaka akan n tugas tugas yang yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Setiap Setiap akan akan menga mengajar jar,, gu guru ru perlu perlu memb membua uatt persi persiapa apan n mengaja mengajarr dalam dalam rangka rangka melaksan melaksanakan akan sebagian sebagian dari rencana rencana bula bu lana nan n dan dan renc rencan ana a tahu tahuna nan. n. Dala Dalam m pers persia iapa pan n itu itu suda sudah h terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, meto metode de meng mengaj ajar ar,, baha bahan n pela pelaja jara ran, n, alat alat pera peraga ga dan dan tekn teknik ik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami bena benarr tentan tentang g tujua tujuan n meng mengaja ajar, r, secara secara kh khusu usus s memi memilih lih dan dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dica dicapa pai, i, cara cara memi memilih lih,, mene menent ntuk ukan an dan dan meng menggu guna naka kan n alat alat peraga,
cara
membuat
tes
dan
menggunakannya,
dan
pengetahuan tentang alat-alat evalasi. Sementa Sementara ra itu teknolo teknologi gi pembela pembelajaran jaran adalah adalah salah satu dari dari aspek aspek terseb tersebut ut yang yang cende cenderu rung ng diaba diabaika ikan n oleh oleh beber beberapa apa pelak pelaku u pend pendidi idikan kan,, terut terutam ama a bagi bagi merek mereka a yang yang meng mengang anggap gap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maup maupun un non non form formal al apalag apalagii tingka tingkatt Sekol Sekolah ah Dasar, Dasar, harusl haruslah ah
4
berpu berpusat sat pada pada kebu kebutu tuhan han perkem perkemba bang ngan an anak anak sebag sebagai ai calon calon ind....idu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia Indonesia. Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam akt....itas belajar mengajar,
guru
senantiasa
memanfaatkan
teknologi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda. Khususny Khususnya a dalam dalam pembela pembelajara jaran n Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia,, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran kontektual, guru akan memulai membuk membuka a pelajaran pelajaran dengan dengan menyam menyampaik paikan an kata kunci, kunci, tujuan tujuan yang yang ingin ingin dicap dicapai, ai, baru baru mema memapar parkan kan isi dan dan diakh diakhiri iri deng dengan an memberikan soal-soal kepada siswa. Dengan Dengan menyada menyadari ri gejala-ge gejala-gejala jala atau kenyata kenyataan an tersebut tersebut diat diatas, as, maka maka dala dalam m pene penelit litia ian n ini ini penu penulis lis meng mengam ambi bill judu judull “Pengaruh Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Terarah Dalam Mening ingkatk katka an
Mutu
Dan
Pem Pemahaman aman
Pel Pelaja ajaran ran
BAH BAHASA
INDONESIA Pada Siswa Kelas ……………………………………..Tahun Pelajaran .....”
5
B. Rumusan Masalah
Bert Bertit itik ik tola tolak k dari dari lata latarr bela belaka kang ng diat diatas as maka aka penu penuli lis s merumuskan permasalahnnya sebagi berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan Mutu belajar BAHASA INDONESIA
dengan diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah pada siswa Kelas …………………………..Tahun Pelajaran ....? 2. Bag Bagaiman imanak akah ah
peng pengaj ajar aran an
pengaru aruh
tera terara rah h
metod tode
terh terhad adap ap
bel belaja ajar
mot.. mot....a ..asi si
akti aktiff
bela belaja jarr
model BAHA BAHASA SA
INDONESIA pada siswa Kelas ………………………………………… Tahun Tahun Pelajar Pelajaran an ....? ....?
C. Tujuan Penelitian
Sesu Sesuai ai deng dengan an perm permas asal alah ahan an di
atas atas,,
pene peneli liti tian an ini ini
bertujuan untuk: 1. Meng Mengeta etahu huii penin peningk gkata atan n Mutu Mutu belaj belajar ar BAHA BAHASA SA INDON INDONES ESIA IA
setelah diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terara terarah h pada pada siswa siswa Kelas Kelas …………………… ……………………………… …………………… ………….. .. Tahun Tahun Pelajar Pelajaran an ..... ..... 2. Mengeta Mengetahui hui pengaruh pengaruh mot....asi mot....asi belajar belajar BAHASA BAHASA INDONESIA INDONESIA
setela setelah h diter diterapk apkan an meto metode de belaja belajarr aktif aktif mode modell penga pengajar jaran an
6
terarah pada siswa Kelas ………………………………………Tahun Pelajaran .....
D. Hipotesis Tindakan
Berdasa Berdasarka rkan n pada pada permas permasala alahan han dalam dalam penelit penelitian ian tindakan tindakan yang berjudul …………………………… …………………………….. yang dilakukan dilakukan oleh peneliti, peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: "Jik "Jikaa Pros Proses es Bela Belaja jarr Meng Mengaj ajar ar Sisw Siswaa Kela Kelass ………… ……………… …….. menggunakan menggunakan metode………………. metode………………. dalam menyampaikan menyampaikan materi materi pembelajaran, pembelajaran, maka
dimungk ngkinkan
minat
belajar
dan
has hasil
belajar
siswa
kelas
…………………… akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".
D.
Manfaat Penelitan
Adap Adapun un
maksu aksud d
penu penuli lis s
menga engada daka kan n
pene peneli liti tian an
ini ini
diharapkan dapat berguna sebagai:
7
1. Mena Menam mbah
pera perana nan n
peng penget etah ahu uan
guru gu ru
BAHA BAHASA SA
dan dan
wawa wawasa san n
INDO INDONE NESI SIA A
penu penuli lis s
dala dalam m
tent tentan ang g
meni mening ngka katk tkan an
pemahaman siswa belajar BAHASA INDONESIA. 2. Sum Sumban bangan gan pemikira pemikiran n bagi guru BAHASA BAHASA INDONES INDONESIA IA dalam dalam
meng mengaj ajar ar
dan dan
meni mening ngka katk tkan an
pem pemaham ahaman an
sisw siswa a
bela belaja jarr
BAHASA INDONESIA. E. Definisi Operasional Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Metode belajar aktif model model pengajaran pengajaran terarah adalah: Suat Su atu u
bent bentuk uk
pem pembela belaja jara ran n
yang yang
mengh enghar arus uska kan n
guru gu ru
mengaju mengajukan kan satu atau beberap beberapa a pertany pertanyaan aan untuk untuk melacak melacak pengetahuan siwa atau mengapatkan hipotesis atau simpulan mereka. 2. Mot....asi belajar adalah:
Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untu un tuk k dapa dapatt mela melaku kuka kan n kegi kegiat atan an bela belaja jarr dan dan mena menamb mbah ah kete ketera ram mpila pilan, n,
peng pengal alam aman an..
Mot. Mot... ...a .asi si
mendo endoro rong ng
dan dan
mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. 3. Mutu belajar adalah:
8
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi: 1. Penelitian
ini
hanya
dikenakan
pada
siswa
kelas
gan ganjil jil
bula bu lan n
………………………………… Tahun Pelajaran ..... 2. Pene Peneli liti tian an
ini ini
dila dilaks ksan anak akan an pad pada
sem semeste esterr
September tahun pelajaran ..... 3. Materi
yang
disampaikan
adalah
pokok
bahasan………………………
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Memperkenalkan Memperkenalkan Belajar Aktif
Lebih dari 2400 tahun silam, Konfusius menyatakan: Yang Yang saya saya denga dengar, r, saya saya lupa. lupa. Yang Yang saya saya lihat, lihat, saya saya ingat ingat.. Yang Yang saya saya kerjak kerjakan, an, saya saya paham pahami. i. Tiga pertanyaan pertanyaan sederhana sederhana ini berbica berbicara ra banya banya tentang tentang perlunya perlunya metode belajar aktif. Yang Yang saya saya denga dengar, r, saya saya lupa. lupa. Yang Yang saya saya denga dengarr dan dan lihat, lihat, saya saya sedikit sedikit ingat. ingat. Yang Yang saya denga dengar, r, lihat, dan dan pertanyak pertanyakan an atau atau diskusikan diskusikan deng dengan an oran orang g lain, lain, saya saya mu mulai lai paham pahami. i. Dari Dari yang yang saya saya dengar dengar,, lihat, lihat, bahas
dan
terapkan,
saya
dapatkan
pengetahuan
dan
10
keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. (Melvin L. Siberman, 2004: 15). Ada Ada seju sejuml mlah ah alas alasan an meng mengap apa a seba sebagi gian an besa besarr oran orang g cend cenderu erung ng lupa lupa tentan tentang g apa apa yang yang merek mereka a dengar dengar.. Salah Salah satu satu alas alasan an yang yang pali paling ng mena menari rik k ada ada kait kaitan anny nya a deng dengan an ting tingka katt kecepatan bicara guru dan tingkat kecepatan pendengaran siswa. Pada Pada um umum umny nya a gu guru ru berbi berbica cara ra deng dengan an kecep kecepata atan n 100 hingga 200 kata permenit. Tetapi beberapa kata-kata yang dapat ditan itang gkap
sisw iswa
dala dalam m
per
menitny itnya? a?
Ini Ini
ten tentuny nya a
jug juga
berga bergantu ntung ng pada pada cara cara merek mereka a mend menden enga garka rkann nnya ya.. Jika Jika siswa siswa benar-benar berkonsentrasi, mereka akan dapat mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50 sampai 100 kata per menit, atau setengah dari apa yang dikatakan guru. Itu karena siswa juga berpikir berpikir banyak banyak selama selama mereka mereka menden mendengark garkan. an. Akan Akan sulit menyim menyimak ak guru guru yang bicarany bicaranya a nyeroco nyerocos. s. Besar kemung kemungkina kinan, n, siswa tidak bisa konsentrasi karena, sekalipun materinya menarik, berskonsentrasi dalam waktu yang lama memang bukan perkara mudah.
Penelit litian
menunjukkan
bahwa
sisw siswa a
mampu
mendengarkan (tanpa memikirkan) denga kecepatan 400 hingga 500
kata ata
per
menit. it.
Keti Ketika ka menden dengark garkan an dala dalam m
waktu aktu
berkepanjangan terhadap seorang guru yang berbicara lambat,
11
siswa cenderung menjadi jenuh, dan pikiran mereka mengembara entah ke mana. Bahkan Bahkan,, sebua sebuah h pene peneliti litian an menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa dalam dalam suat suatu u
perk perkua uali liah ahan an
berg bergay ayaa-ce cera ram mah, ah,
mahas ahasis isw wa
kura ku rang ng
menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu kuliah (Pollio, 1984 19 84). ). Mahas Mahasisw iswa a dapa dapatt mengi menginga ngatt 70 perse persen n dalam dalam sepulu sepuluh h menit pertama kuliah, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mere mereka ka hany hanya a dapa dapatt meng mengin inga gatt 20 20% % mate materi ri ku kuli liah ah mere mereka ka (McKea (McKeachi chie, e, 19 1986 86). ). Tidak Tidak heran heran bila bila masis masisisw iswa a dalam dalam kualia kualiah h psik psiko ologi logi yang yang disa disam mpaik paikan an deng dengan an gaya gaya cera ceram mah hany hanya a mengetahui 8% lebih banyak dasri kelompok pembanding yang sama sekali belum belum pernah pernah mengiku mengikuti ti kuliah kuliah itu (Richard (Richard,, dkk., 1989 19 89). ). Bayan Bayangka gkan n apa apa yang yang bisa bisa didap didapatk atkan an dari dari pemb pemberi erian an kuliah dengan cara seperti itu di perguruan tinggi. Dua Dua figur figur terken terkenal al dalam dalam gerak gerakan an koop koopera eratif, tif, David David dan dan Roger Roger Jonson Jonson,, bersa bersama ma Karl Karl Sm Smith ith,, menge mengemu mukak kakan an beber beberap apa a persoalan berkenaan dengan perkuliahan yang berkepanjangan (Johnson, Johnson & Smith, 1991). -
Perhatian masasiswa menurun seiring berlalunya waktu.
-
Cara Cara ku kuli liah ah maca macam m ini ini hany hanya a mena menari rik k bagi bagi pese pesert rta a didi didik k auditori.
12
-
Cara ini cenderung mengakibatkan kurangnya proses belajar mengajar tentang informasi faktual.
-
Cara Cara ini ini meng mengas asum umsik sikan an bahw bahwa a mahas ahasis iswa wa meme memerl rluk ukan an informasi yang sama dengan langkah penyampaian yang sama pula.
-
Mahasiswa cenderung tidak menyukainya. Deng Dengan an mena menamb mbah ahka kan n medi media a visu visual al pada pada pemb pember eria ian n
pelaj pelajara aran, n, ingata ingatan n akan akan menin meningk gkat at dari dari 14 hingg hingga a 38 perse persen n (Pike, (Pike, 198 1989). 9). Peneliti Penelitian an juga menunju menunjukkan kkan adanya adanya peningk peningkatan atan hing hingga ga 20 200 0 pers perse en keti ketika ka digu diguna naka kan n media edia visu visual al dala dalam m mengajarkan kosa kata. Tidak hanya itu, waktu yang diperlukan untu un tuk k meny menyaji ajikan kan sebuah sebuah konse konsep p dapa dapatt berku berkuran rang g hingg hingga a 40 pers persen en
keti ketika ka
media edia
visu visual al
digun igunak akan an
untuk ntuk
mendu enduku kung ng
presentasi lisan. Sebuah gambar barangkali tidak memiliki ribuan kata, namun ia tiga kali lebih efektif ketimbang kata-kata saja. Ketika Ketika peng pengaja ajaran ran memi memiliki liki dimen dimensi si audit auditor orii dan dan visual visual,, pesan pesan yang yang diber diberika ikan n akan akan menja menjadi di lebih lebih ku kuat at berka berkatt kedu kedua a sistem penyampaian itu. Juga, sebagian siswa, seperti akan kita bahas nanti. Lebih menyukai satu cara penyampaian ketimbang cara yang lain. Dengan Dengan menggu menggunak nakan an keduan keduanya, ya, kita memiliki memiliki pelu peluan ang g yang yang lebi lebih h besa besarr un untu tuk k meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n dari dari
13
bebe beberap rapa a tipe tipe siswa. siswa. Namu Namum m demik demikian ian belaj belajar ar tidakl tidaklah ah cukup cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu. B. Bagaimanakah Bagaimanakah Otak Bekerja
Otak kita tidak bekerja seperti piranti audio atau video tape recorder.
Info Inform rma asi
yang
masuk suk
akan
sec secara
kontinyu
dipertan dipertanyaka yakan. n. Otak kita mengaju mengajukan kan pertany pertanyaanaan-pert pertanya anyaan an seperti ini. Pernahkan
saya
mendengar
atau
melih lihat
infor formasi
ini
sebelumnya? Di bagia bagian n mana manakah kah infor informa masi si itu coco cocok? k? Apa Apa yang yang bisa bisa saya saya lakukan terhadapnya? Dapatkah saya asumsikan bahwa ini merupakan gagasan yang sama yang saya dapatkan kemarin atau bulan lalu atau tahun lalu? Otak tidak sekedar menerima informasi, ia mengolah. Untuk mengolah informsi secara efektif, ia akan terbantu dengan dengan melakuka melakukan n perenu perenungan ngan semacam semacam itu secara secara eksterna eksternall juga internal internal.. Otak kita kita akan akan melak melakukan ukan tugas tugas proses proses belajar belajar yang lebih baik jika kita membahas informasi dengan orang lain dan jika kita diminta diminta mengaju mengajukan kan pertany pertanyaan aan tentang tentang itu. Sebagai Sebagai contoh, Ruhl, Hughes, dan Schloss (1987) meminta siswa untuk
14
berd berdis isku kusi si deng dengan an tem teman seba sebang ngku kuny nya a
tent tentan ang g
apa apa
yang yang
dijelaskan oleh guru pada beberapa jeda waktu yang disediakan selama pelajaran berlangsung. Dibandingkan dengan siswa dalam kelas kelas pemb pemband anding ing yang yang tidak tidak disel diseling ingii disku diskusi, si, siswa-s siswa-sisw iswii ini mendapatkan nilai dengan selisih dua angka lebih tinggi. Akan Akan lebih lebih baik baik lagi lagi jika jika kita kita dapa dapatt melak melakuk ukan an sesuat sesuatu u terhadap informasi itu, dan dengan demikian kita bisa mendapat umpan balik tentang seberapa bagus pemahaman kita. Menurut John Holt Holt (1967), (1967), proses proses belajar belajar akan menin meningkat gkat jika jika siswa dinima dinima untuk melakukan berikut ini. 1. Menge Mengemu mukak kakan an kemb kembali ali inform informasi asi denga dengan n kata-k kata-kata ata mere mereka ka sindiri. 2. Membe Memberik rikan an conto contohny hnya. a. 3. Mengenalinya Mengenalinya dalam dalam bermacam-macam bermacam-macam bentuk dan situasi. situasi. 4. Melihat Melihat kaitan antara antara informasi informasi itu dengan dengan fakta atau atau gagasan gagasan lain. 5. Menggu Menggunaka nakanny nnya a dengan dengan beragam beragam cara. cara. 6. Mempre Memprekdisi kdisikan kan sejumlah sejumlah konsekuen konsekuensinya sinya.. 7. Menyebu Menyebutkan tkan lawan lawan atau atau kebalikan kebalikannya nya.. Dala Dalam m bany banyak ak hal, hal, otak otak tida tidak k begi begitu tu berb berbed eda a deng dengan an sebuah computer, dan kita adalah pemakainya. pemakainya. Sebuah computer computer
15
terntunya perlu di-“ on“-kan untuk bisa digunakan. Otak kita juga demikian. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, otak kita tidak “on”. Sebuah computer membutuhkan software yang tepat untuk meng mengint interp erpret retasi asikan kan data data yang yang diasum diasumsik sikan an.. Otak Otak kita kita perlu perlu menga engait itka kan n anta antara ra apa apa yang yang dim dimasuk asukka kan. n. Otak tak kita kita perl perlu u mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang yang telah telah kita kita ketah ketahui ui dan deng dengan an cara cara kita kita berp berpiki ikir. r. Ketika Ketika proses belajar sifatnya pasif, otak tidak melakukan pengkaitan ini dengan dengan software software pikiran pikiran kita. Ujung-u Ujung-ujung jungnya, nya, compute computerr tidak tidak dapa dapatt meng mengaks akses es kemb kembali ali infor informa masi si yang yang dia olah olah bila bila tidak tidak terlebih terlebih dahulu dahulu “disimpa “disimpan”. n”. Otak kita perlu perlu menguji menguji informa informasi, si, mengikhtisarkannya, atau menjelaskan kepada orang lain untuk dapa dapatt menyi menyimp mpan anny nya a dalam dalam bank bank ingata ingatann nnya. ya. Ketika Ketika prose proses s bela belaja jarr bers bersifa ifatt pasif pasif,, otak otak tida tidak k meny menyim impa pan n apa apa yang yang tela telah h disajikan kepadanya. Apa Apa yang yang terj terjad adii keti ketika ka gu guru ru menje enjeja jali li sisw siswa a deng dengan an pemikiran mereka sendiri (betapapun meyakinkan dan tertatanya pemikitan mereka) atau ketika guru terlalu sering menggunakan penj penjel elas asan an
dan dan
pem pemerag eragaa aan n
(dem (demo onstr nstras asi) i)
yang yang
dise disert rtai ai
ungkapan, “begini lho caranya”? menuangkan fakta dan konsep ke dala dalam m bena benak k sisw siswa a dan dan menu enunjuk njukan an kete ketera ram mpila pilan n dan dan
16
pros prosed edur ur deng dengan an cara cara yang yang kele kelewa watt meng mengua uasa saii just justru ru akan akan meng menggan gangg ggu u proses proses belaj belajar. ar. Cara Cara meny menyaji ajikan kan inform informasi asi akan akan menim menimbul bulka kan n kesan kesan langsu langsung ng di otak, otak, namun namun tanpa tanpa memo memori ri fotografis, siswa tidak akan mendapatkan banyak hal baik dalam waktu lama maupun sebentar. Tentu Tentu saja, proses proses belajar belajar sesunggu sesungguhny hnya a bukanla bukanlah h semata semata kegia kegiata tan n meng mengha hafal fal.. Banyak Banyak hal hal yang yang kita kita ingat ingat akan akan hilang hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk ntuk menging ingat apa yan yang
tela telah h
diaja iajark rka an,
sisw siswa a
haru arus
meng mengola olahny hnya a atau atau mema memaham haminy inya. a. Seora Seorang ng gu guru ru tidak tidak dapat dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak para siswanya, mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang berm bermana ana.. Tanp Tanpa a peluan peluang g untuk untuk mendi mendisku skusik sikan an,, meng mengaju ajukan kan pertanyaan,
mempraktekan,
dan
barangkali
bahkan
meng mengaja ajarka rkann nnya ya kepa kepada da siwa siwa yang yang lain, lain, proses proses belaj belajar ar yang yang sesungguhnya tidak akan terjadi. Lebih Lebih lanjut lanjut,, belaj belajar ar bu bukan kanlah lah kegia kegiatan tan sekali sekali temb tembak. ak. Pros Proses es
bela belaja jarr
berl berlan angs gsun ung g
seca secara ra
berg bergel elom omba bang ng..
Bela Belaja jarr
memerluk memerlukan an kedekata kedekatan n dengan dengan materi materi yang hendak hendak dipelajar dipelajari, i, jauh sebelum sebelum bisa memaham memahaminya inya.. Belajar Belajar juga juga memerluk memerlukan an ked kedekata atan
dengan
ber berbagai gai
macam acam
hal, al,
buk uka an
sek sekedar
17
peng pengula ulang ngan an atau atau hafal hafalan. an. Seba Sebagi gi conto contoh, h, pelaj pelajara aran n BAHAS BAHASA A INDONESIA bisa diajarkan dengan media yang konkret, melalui buku-bu buku-buku ku latihan, latihan, dan dengan dengan memprak memprakteka tekan n dalam dalam kegiatan kegiatan sehari-hari. Masing-masing cara dalam menyajikan konsep akan menentukan pemahaman siswa. Yang lebih penting lagi adalah baga bagaim iman ana a kede kedeka kata tan n itu itu berl berlan angs gsun ung. g. Jika Jika ini ini terj terjad adii pada pada peserta peserta didik, didik, dia akan merasakan merasakan sedikit sedikit keterlib keterlibatan atan mental. mental. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa tanpa rasa keingint keingintahua ahuan, n, tanpa tanpa mengaju mengajukan kan pertany pertanyaan, aan, dan tanpa tanpa minat minat terhadap terhadap hasilnya hasilnya (kecuali (kecuali,, barangk barangkali, ali, nilai yang akan dia peroleh). Ketika kegiatan belajar sifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pert pertan anya yaan an,,
membu embutu tuhk hkan an
info inform rmas asii
untu un tuk k
memec emecah ahka kan n
masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. C. Gaya Belajar
Kalangan Kalangan pendidi pendidik k telah menyad menyadari ari bahwa bahwa peserta peserta didik didik memi memilik likii berm bermaca acam m cara cara belaja belajar. r. Seba Sebagia gian n siswa siswa bisa bisa belaj belajar ar dengan
sangat
melak elakuk ukan ann nya. ya.
baik
hanya
Bias Biasan anya ya,,
dengan
mere ereka
ini ini
meliha ihat menyu enyuka kaii
orang
lain
peny penyaj ajia ian n
informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikataka dikatakan n guru. guru. Selama Selama pelajaran pelajaran,, mereka mereka biasanya biasanya diam dan
18
jarang jarang tergang terganggu gu oleh kebising kebisingan. an. Perserta Perserta didik didik visual visual ini berbe berbeda da deng dengan an peser peserta ta didik didik audit auditori ori,, yang yang biasan biasanya ya tidak tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka menggunakan kemampuan untu un tuk k mende mendeng ngar ar dan dan mengi menging ngat. at. Selam Selama a pelaj pelajara aran, n, merek mereka a mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Peserta didik kinestetik belajar terutama deng dengan an terlib terlibat at langsu langsung ng dalam dalam kegia kegiatan tan.. Merek Mereka a cende cenderu rung ng impuls....e, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan meng mengerj erjaka akan n sesuat sesuatu. u. Cara Cara merek mereka a belaj belajar ar boleh boleh jadi jadi tampa tampak k sembarangan dan tidak karuan. Tentu Tentu saja, hanya hanya ada sedikit sedikit siswa yang mutlak mutlak memiliki memiliki satu jenis cara belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar dengan efekti efektiff selam selama a gu gurun runya ya meng mengaha ahadir dirkan kan kegia kegiatan tan belaj belajar ar yang yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa siswan siswanya ya sedem sedemika ikan n menyu menyukai kai salah salah satu satu bent bentuk uk penga pengajar jaran an dibanding dua lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untu un tuk k mema memaham hamii pelaj pelajara aran n bila bila tidak tidak ada kecerm kecermata atan n dalam dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka sukai. Guna
19
memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan penuh dengan variasi. Kalangan Kalangan pendidi pendidikan kan juga mencerm mencermati ati adanya adanya perubah perubahan an cara belajar siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan dan koleg kolegan anya ya (1993 (1993)) telah telah mene menerap rapkan kan indika indikato torr tipe tipe MyerMyerBriggs Briggs (MBTI) (MBTI) kepada kepada mahasisw mahasiswa a baru. baru. MBTI merupak merupakan an salah satu satu inst instru rume men n yang yang pali paling ng bany banyak ak digu diguna naka kan n dala dalam m du duni nia a pend pendidi idikan kan dan dan un untu tuk k mema memaha hami mi fungsi fungsi perbe perbeda daan an ind....i ind....idu du dalam dalam proses proses belajar. belajar. Hasilnya Hasilnya menunju menunjukkan kkan sekitar 60 persen persen dari mahasiswa yang masuk memiliki orientasi praktis ketimbang teoritis teoritis terhadap terhadap pembela pembelajaran jaran,, dan persenta persentase se itu bertamb bertambah ah setiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman langsung dan konkret daripada mempelajari mempelajari konsep-konsep konsep-konsep dasar terlebih terlebih dahulu dahulu dan baru kemudia kemudian n menerap menerapkan kannya. nya. Penelita Penelitain in MBTI lainnya, jelas Schroeder, menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah menengah lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar benar-benar aktif dari pada kegiatan yang reflektif abstrak, dengan rasio lima banding satu. Dari semua ini, dia menyimpulkan bahwa cara belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar bisa efektif, efektif, guru harus menggunaka menggunakan n yang yang berikut berikut ini: diskusi diskusi dan proyek kelompok kelompok kecil, presentasi dan debat, dalam kelas, latihan
20
melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroeder menekankan bahwa siswa masa kini “bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar bersama.” Temuan Temuan-tem temuan uan ini dapat dapat diangga dianggap p tidak tidak mengeju mengejutkan tkan bila kita kita memp mempert ertim imba bangk ngkan an secep secepatn atnya ya laju laju kehid kehidup upan an moder modern. n. Dimas imasa a
kin kini
sisw siswa a
dib dibesark sarkan an
dala dalam m
dunia
yan yang
seg segala
sesua sesuatu tuny nya a berja berjalan lan deng dengan an cepat cepat dan bany banyak ak pilih pilihan an yang yang tersedia. Suara-suara terdengar begitu menghentak merdu, dan warna-warna terlihat begitu semarak dan menarik. Obyek, baik yang nyata maupun yang maya, bergerak cepat. Peluang untuk mengubah segala sesuatu dari satu kondisi ke kondisi lain terbuka sangat luas. D. Sisi Sosial Proses Belajar
Karena siswa masa kini menghadapi dunia di mana terdapat pengeta pengetahua huan n yang luas, perubaha perubahan n pesat, pesat, dan ketidakp ketidakpastia astian, n, mere mereka ka bisa bisa meng mengal alam amii kege kegeli lisa saha han n dan dan bers bersik ikap ap defe defens nsif. if. Abra Abraha ham m Maslo Maslow w meng mengaj ajar arka kan n kepa kepada da kita kita bahw bahwa a manu manusi sia a memi memilik likii du dua a kumpu kumpulan lan keku kekuata atan n atau atau kebut kebutuh uhan an yang yang satu satu berup upay aya a
untu ntuk
tum tumbuh
dan
yang lain lain
condon dong
kep kepada
keamana keamanan. n. Orang Orang yang yang dihadap dihadapkan kan pada kedua kedua kebutuh kebutuhan an ini
21
akan memiliki memiliki keamanan keamanan ketimban ketimbang g pertumb pertumbuhan uhan.. Kebutuh Kebutuhan an akan akan rasa rasa aman aman haru harus s dipe dipenu nuhi hi sebe sebelu lum m bisa bisa sepe sepenu nuhn hnya ya kebu kebutu tuha han n un untu tuk k menc mencap apai ai sesu sesuat atu u meng mengam ambi bill resi resiko ko,, dan dan menggal menggalii hal-hal hal-hal baru. baru. Pertum Pertumbuha buhan n berjalan berjalan dengan dengan langkah langkah-langkah langkah kecil, menurut menurut Maslow, dan “tiap langkah maju hanya hanya dimungkin akan bila ada rasa aman, yang mana ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju wilayah yang belum diketahui” (Maslow, 1968). Salah Salah satu satu cara cara utam utama a un untu tuk k mend mendap apatk atkan an rasa rasa aman aman adalah menjalin hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok. Perasaan saling memiliki ini memungkinkan siswa untuk untuk mengha menghadap dapii tantang tantangan. an. Ketika Ketika mereka mereka belajar belajar bersama bersama teman, teman, bu bukan kanny nya a sendir sendirian ian,, merek mereka a mend mendap apatk atkan an du duku kung ngan an emosio sional
dan dan
inte intele lekt ktu ual
yan yang
memung ngk kinka inkan n
mereka reka
melampaui ambang pengetahuan dan keterampilan mereka yang sekarang. Jerome Jerome Bruner Bruner membaha membahas s sisi sosial sosial proses proses belajar belajar dalam dalam buku klasiknya, Toward a Theory of Instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain lain dan un untuk tuk bekerj bekerjasa asama ma deng dengan an merek mereka a gu guna na menc mencapa apaii tuju tujuan an,” ,” yang yang mana mana hal hal ini ini dia dia sebu sebutt resiprositas (hubungan
22
timbal balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumbe sumberr mot.... mot....asi asi yang yang bisa bisa dimanf dimanfaat aatka kan n oleh oleh gu guru ru sebaga sebagaii berikut, berikut, “Di mana mana dibutuh dibutuhkan kan tindakan tindakan bersama, bersama, dan di mana mana resip resipro rosit sitas as diperl diperluk ukan an bagi bagi kelom kelompo pok k un untu tuk k menca mencapa paii suatu suatu tujuan tujuan,, disitu disitulah lah terdap terdapat at proses proses yang yang memb membawa awa ind....i ind....idu du ke dala dalam m
pemb pembel elaj ajar aran an
memb membim imbi bing ngny nya a
untu un tuk k
mend mendap apat atka kan n
kemamp kemampuan uan yang diperluka diperlukan n dalam dalam pemben pembentuka tukan n kelompo kelompok” k” (Bruner, 1966). Konsep sep-konsep sepnya perk perkem emba bang ngan an
meto metode de
Maslow bela belaja jarr
dan
Bruner
kola kolabo bora rati tiff
yng yn g
melandasi sede sedemi miki kian an
popular dalam lingkup pendidikan masa kini. Menempatkan siswa dalam dalam kelom kelompo pok k dan dan memb memberi eri mere mereka ka tugas tugas yang yang menu menuntu ntutt untu un tuk k
berg bergan antu tung ng satu satu sam sama
lain lain dalam alam menge engerj rjak akan ann nya
merupa merupakan kan cara yang bagus bagus untuk untuk memanfaa memanfaatkan tkan kebutuh kebutuhan an sosi sosial al sisw siswa. a. Mere Mereka ka menj menjad adii cend cender erun ung g lebi lebih h teli teliba batt dala dalam m kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama temanteman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan untuk untuk membica membicaraka rakan n apa yang mereka mereka alami alami bersama bersama teman, teman, yang mengarah kepada hubungan-hubungan lebih lanjut. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. aktif. Kegiat Kegiatan an belaj belajar ar dan menga mengajar jar di kelas kelas mema memang ng dapat dapat
23
menst enstim imul ulas asii bela belaja jarr akti aktiff deng dengan an cara cara kh khus usus us.. Apa Apa yan yang didi didisk skus usik ikan an sisw siswa a deng dengan an tema temann-te tema mann nnya ya dan dan apa apa yang yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untu un tuk k
mempe empero role leh h
pela pelaja jara ran. n.
Meto Metode de
pem pemaham ahaman an bela belaja jarr
dan
bers bersam ama a
pen pengu guas asaa aan n
yan yang
terb terbai aik, k,
mater aterii sem semisal isal
pelajaran menyusun gambar (jigsaw), memenuhi persyaratan ini. Pemberi Pemberian an tugas tugas yang berbeda berbeda kepada kepada siswa akan mendoro mendorong ng merek ereka a
untu un tuk k
tida tidak k
hanya anya bela belaja jarr
bers bersam ama, a, nam namun juga juga
mengajarkan satu sama lain. E.
Sepu Sepulu luh h
Stra Strateg tegii
untu untuk k
Memb Memben entuk tuk Kelo Kelom mpok pok
Kecil
Kerja Kerja kelom kelompo pok k kecil kecil merup merupaka akan n kegia kegiatan tan penti penting ng dari dari kegiata kegiatan n belajar belajar aktif. aktif. Ini penting penting untuk untuk membent membentuk uk kelompo kelompok k secara
cepat
dan
efisien
dan,
pada
saat
bersamaan,
memvariasikan komposisi serta besaran kelompok di dalam kelas. Pilihan-p Pilihan-piliha ilihan n berikut berikut ini merupa merupakan kan alternat alternatif if menarik menarik untuk untuk membebaskan siwa dalam memilih kelompok mereka sendiri atau menentukan jumlah anggota sesuai yang guru perintahkan. 1. Kartu pengelompokan pengelompokan: Tentukan berapa banyak siswa yang
ada di kelas dan berapa banyak pengelompokan yang guru inginkan selama pelajaran berlangsung. Sebagai contoh, dalam
24
kela kelas s yan yang beri berisi si du dua a pu pulu luh h sisw siswa, a, satu satu kegi kegiat atan an dap dapat memerlukan memerlukan empat kelompok kelompok yang beranggotakan beranggotakan lima siswa; kegiatan lain bisa memerlukan lima kelompok beranggotakan empa empatt
sisw siswa; a;
kegi kegiat atan an lain lainny nya a
lagi lagi
memer emerlu luka kan n
enam nam
kelompok kelompok beranggotakan tiga siswa dengan dua siswa sebagai pengamat. Tandai kelompok-kelompok ini menggukan titik-titik berw berwar arn na (mer (merah ah,, biru biru,, hijau ijau,, dan dan ku kung ngin in un untu tuk k empa empatt kelompok), stiker hias (lima stiker berbeda dengan tema yang sama untuk lima kelompok, misalnya gambar singa, monyet, macan, jerapah, gajah), dan nomor (1 hingga 6 untuk enam kelompok). Tempatkan secara acak angka, titik berwarna, dan strike strikerr pada pada sebua sebuah h kartu kartu un untu tuk k masin masing-m g-masi asing ng siswa siswa dan dan sertakan kartu untuk masing-masing siswa. Bila guru sudah siap untuk membentuk kelompok, kenalilah kode yang guru guna gu naka kan n dan dan arah arahka kan n sisw siswa a un untu tuk k berg bergab abun ung g ke dala dalam m kelompok mereka dalam tempat yang telah ditentukan. Siswa akan akan dapat apat berg berger erak ak cepa cepatt
menuj enuju u
kelo kelom mpok pok
merek ereka, a,
menghemat waktu, dan tidak lagi bingung dengan apa yang haru harus s dike dikerj rjak akan an.. agar agar pros proses esny nya a lebi lebih h efisi efisien en lagi lagi,, gu guru ru mungkin mun gkin perlu perlu menemp menempelka elkan n tanda tanda yang menunju menunjukan kan area pertemuan kelompok.
25
2. Puzzle: Belilah Belilah Puzzle Puzzle Jigsaw Jigsaw (teka-te (teka-teki ki menyusu menyusun n potongan potongan
gamb gambar) ar) atau atau bu buatl atlah ah sendir sendirii deng dengan an memo memoton tong-m g-mot oton ong g gambar dari majalah; tempelkan potongan-potongan itu pada kertas karton tebal; dan potonglah menjadi bentuk, ukuran dan jumlah jumlah yang dikehen dikehendaki daki.. Pilih jumlah jumlah puzzle puzzle sesuai sesuai dengan dengan jumlah jumlah kelompo kelompok k yang yang hendak hendak guru guru buat. buat. Pisahkan Pisahkan puzzle puzzle kepada tiap satu orang siswa. Bila guru sudah siap membentuk kelompok, perintahkan siswa untuk menempatkan potonganpoto potong ngan an gamba gambarr yang yang diperl diperluk ukan an agar agar terbe terbentu ntuk k gamba gambarr utuh. 3. Menem enemua uan n
saha sahab bat
dan
kelua eluar rga
fikt fiktif if
terk terken ena al:
Susunlah sebuah daftar berisi anggota keluarga atau sahabat fiktif terkenal dalam kelompok yang beranggotakan tiga atau empa empatt siswa siswa (misa (misaln lnya ya,, Pete Peter, r, Pan, Pan, Tink Tinker er,, Kant Kanten en Hook Hook,, Wend Wendy; y; Alic Alice, e, Ches Chesir ire, e, Cat, Cat, Quee Queen n of Hear Heart, t, Mad Mad Hatt Hatter er;; Superman, Lois Lane, Jimmy Olsen, Clark Kent). Pilihlah jumlah yang sama dari karakter fiksional sesuai jumlah siswa. Tulislah nama-nama fiksional pada kartu indeks, satu nama satu kartu, untuk membuat kelompok keluarga kartu. Acaklah kartu-kartu itu itu dan dan tiap tiap siswa siswa dibe diberi ri satu satu kart kartu u deng dengan an sebu sebuah ah nama nama fiksional. Bila guru sudah siap cari anggota keluarga yang lain
26
dari “keluarga” mereka. Bila kelompok orang terkenal sudah terbentuk, mereka dapat mencari tempat untuk berkumpul. 4. Label nama: Gunakan label nama dengan bentuk atau warna
yang berbeda untuk menandai pengelompokkan yang berbeda. 5. Hari kelahiran kelahiran: Peri Perint ntah ahka kan n sisw siswa a un untu tuk k berb berbar aris is sesu sesuai ai
urutan kelahiran, kemudian pecah menjadi sejumlah kelompokkelompok yang guru perlukan untuk kegiatan tertentu. Dalam kelas kelas yang yang besar besar,, bentuk bentuklah lah kelom kelompok pok berd berdasa asark rkan an bu bulan lan kelahiran. Sebagai contoh, 60 siswa bisa dibagi menjadi tiga kelo kelomp mpok ok deng dengan an angg anggot ota a yang yang kira kira-k -kir ira a sam sama deng dengan an menyusu menyusun n kelompo kelompok k yang dianggotai dianggotai oleh oleh siswa yang yang lahir lahir pada (1) Januari, Februari, Maret dan April, (2) Agustus, Juni, Juli, Agustus, Agustus, dan (3) Agustus, Agustus, Oktober, Oktober, Novembe November, r, dan Desember. 6. Kartu remi: Gunakan satu dus kartu remi untuk menandai
kelompo kelompok. k. Sebagi Sebagi contoh, contoh, gun gunakan akan yoker, ratu, raja, dan as untuk untuk membuat membuat kelompo kelompok k berangg beranggotak otakan an empat empat siswa, siswa, dan tambahkan jumlah kartu sesuai dengan jumlah kartu sesuai deng dengan an jumlah jumlah siswa. siswa. Koco Kocokla klah h kartu kartu itu dan dan bagik bagikan an satu satu kartu satu siswa, selanjutnya arahkan siswa untuk menemukan
27
siswa siswa yang yang meme memegan gang g kartu kartu yang yang sama sama gu guna na memb memben entuk tuk kelompok. Sebut angka angka: tentu 7. Sebut tentukan kan jumlah jumlah dan dan ku kuran ran kelom kelompok pok yang yang
ingin guru buat, tempatkan angka pada masing-masing selipan kerta rtas, dan mengambil
tem tempatk atkan di satu
angka
dalam lam dari
seb sebuah kotak. tak. Sisw iswa
kotak
untuk
menandai
kelompoknya. Sebagai contoh, jika guru menginginkan empat kelompo kelompok k berangg beranggotak otakan an empat empat siswa. siswa. Guru mesti mesti memiliki memiliki enam enam belas belas selipa selipan n kerta kertas s deng dengan an empat empat kumpul kumpulan an yang yang masing-masing terdiri dari angka 1 hingga 4. 8. Rasa permen: Beri siswa masing-masing satu permen bebas
gula dengan berbagai rasa untuk menunjukan pengelompokan. Sebagi contoh, keempat kelompok kelompok guru bisa terdiri dari lemon, anggur, cerry, dan strawberry. 9. Pilih benda-benda yang mirip: Pilihlah mainan dengan tema
yang
sama
dan
gunakan
untuk
menunjukan
atau
melambangkan kelompok. Sebagi contoh, guru dapat memilih tema transportasi dan menggunakan mobil, pesawat terbang, perahu, dan kereta api. Tiap siswa akan mengambil mainan yang sama untuk membentuk kelompok.
28
Materi siswa siswa: Guru 10. Materi Guru dapat dapat mena menand ndai ai mater materii belaj belajar ar siswa siswa
dengan mengunaan klip kertas berwarna, handout berwarna, atau stiker pada map untuk menandai kelompok.
F. Pengajaran Terarah Terarah
1. Uraian Singkat Dala Dalam m tekn teknik ik ini, ini, gu guru ru meng engajuk ajukan an satu satu atau atau bebe bebera rapa pa pertanyaan
untuk
melac lacak
pengetahuan
sisw iswa
atau
mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka dan kemudian memil emilah ah-m -mil ilah ahny nya a
menja enjadi di
seju sejum mlah lah
kate katego gori ri.m .met eto ode
pengajaran terarah merupakan selingan yang mengasyikan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelu memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak. 2. Prosedur a. Ajuk Ajukan an pertan pertanyaa yaan n atau atau seran serangka gkaian ian perta pertany nyaan aan yang yang menjajaki pemikiran siswa dan pengetahuan yang mereka mili miliki ki..
Guna Gunaka kan n
kem kemungkina inan
pert pertan anya yaan an
jaw jawaba aban,
yang yang
sem semisa isal
memi memili liki ki
bebe bebera rapa pa
“Bag “Bagai aim mana ana
kamu
menjelaskan seberapa cerdanya seseorang?”
29
b. Beri Berika kan n wakt waktu u yang yang cu cuku kup p kepa kepada da bagi bagi sisw siswa a dala dalam m pasa pasang ngan an
atau atau
kelo kelom mpok pok
untu un tuk k
memba embaha has s
jaw jawaban aban
mereka. c. Perintahkan Perintahkan siswa untuk kembali kembali ke tempat tempat masing-masing masing-masing dan catatlah pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksi jawaban jawaban mereka mereka menjadi menjadi beberapa beberapa kategori kategori terpisah terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang berbeda semisal “kemampuan membuat mesin” pada kategori kecerdasan kinestetika-tubuh. d. Saji Sajika kan n poin poin-p -poi oin n pemb pembel elaj ajar aran an utam utama a yang yang ingi ingin n anda anda ajarkan. Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban jawaban mereka mereka dengan dengan poin-po poin-poin in ini. Catatlah Catatlah gagasan gagasan yang memberi informasi tambahan bagi poin pembelajaran. 3. Variasi a. Jangan memilah-milah memilah-milah jawaban siswa menjadi menjadi daftar yang terpisah. Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan peri perint ntah ahka kan n
mere mereka ka
untu un tuk k
meng mengka kate tego gori rika kan n
gaga gagasa san n
mereka terlebih dahulu sebelum guru membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda. b. Mulailah pelajaran pelajaran dengan tanpa kategori kategori yang sudah ada di benak guru. Cermati bagaimana siswa dan guru secara
30
bers bersam amaa-sa sam ma
bisa bisa
memil emilah ah-m -mil ilah ah
gagas agasan an
merek ereka a
menjadi kategori yang berguna.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
31
A. Bentuk Penelitian Tindakan Tindakan
Pene Peneli liti tian an research),
ini ini
merup erupak akan an
kare karena na pene peneli liti tian an
pene peneli liti tian an
dila dilaku kuka kan n
tin tindaka dakan n
untu un tuk k
( action
meme memeca cahk hkan an
masal masalah ah pemb pembela elajar jaran an di kelas kelas.. Pene Penelit litian ian ini juga juga terma termasuk suk peneliti penelitian an deskripti deskriptif, f, sebab sebab mengga menggamba mbarkan rkan bagaima bagaimana na suatu tekn teknik ik pemb pembel elaj ajar aran an dite ditera rapk pkan an dan dan baga bagaim iman ana a hasil hasil yang yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) meng mengelo elomp mpok okka kan n pene peneliti litian an tindak tindakan an menja menjadi di empat empat macam macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental. Dalam Dalam penelitia penelitian n tindakan tindakan ini menggu menggunaka nakan n bentuk bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru gu ru.. Tujua Tujuan n utam utama a dari dari peneli penelitia tian n tinda tindakan kan ini adala adalah h untuk untuk meningk meningkatka atkan n hasil hasil pembela pembelajaran jaran di kelas kelas dimana dimana guru secara secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam Dalam pene penelit litian ian ini peneli peneliti ti tidak tidak beker bekerjas jasam ama a deng dengan an siap siapap apun un,, keha kehadi dira ran n pene peneli liti ti seba sebaga gaii gu guru ru di kela kelas s seba sebaga gaii pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak
32
tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
B. Tempat, Waktu dan Subyek Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat Tempat penelitia penelitian n adalah adalah tempat tempat yang yang digunaka digunakan n dalam dalam melakuk melakukan an peneliti penelitian an untuk untuk mempero memperoleh leh data yang yang diingink diinginkan. an. Penelitian ini bertempat bertempat di di ……………….. Tahun Pelajaran Pelajaran ..... 2. Waktu Penelitian Waktu ktu
penel nelitia itian n
adalah lah
waktu aktu
berlan rlang gsun sungnya
penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksana dilaksanakan kan pada pada bulan bulan Septemb September er semester semester ganjil ganjil tahun tahun pelajaran 2004/..... 3. Subyek Penelitian Subyek
penelitian
adalah
siswa-siswi
Kelas
…………………… ……………………………… …………………… …………….Ta ….Tahu hun n Pelaja Pelajaran ran .... pada pada poko pokok k baha bahasa san n perk perkem emba bang ngan an tekn teknol olog ogii un untu tuk k prod produk uksi, si, komunikasi dan transportasi.
C. Rancangan Penelitian
33
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam mela melaks ksan anak akan an
tuga tugas, s,
memp memper erda dala lam m
pema pemaha ham man
terh terhad adap ap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedang Sedangkah kah menu menurut rut Mukh Mukhlis lis (2000 (2000:: 5) PTK PTK adalah adalah suatu suatu bent bentuk uk kaji kajian an yang yang bers bersifa ifatt sist sistem emat atis is refle reflekt ktif if oleh oleh pela pelaku ku tind tindak akan an
untu un tuk k
mempe emperb rbai aiki ki
kond kondis isii
pem pembela belaja jara ran n
yang yang
dilakukan. Adapun
tujuan
utama
mempe emperb rbai aiki ki/m /men enin ingk gkat atka kan n
dari
prat pratek ek
PTK
adalah
pem pembela belaja jara ran n
untuk seca secara ra
berkes berkesina inamb mbun unga gan, n, sedang sedangkan kan tujua tujuan n penye penyerta rtaan anny nya a adala adalah h menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tinda tindakan kan,, maka maka pene penelit litian ian ini meng menggu guna nakan kan model model penel peneliti itian an tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
34
planning (rencana), action (tindakan), Setiap Setiap siklus siklus melip meliputi uti planning observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
sikl siklus us beri beriku kutn tnya ya adal adalah ah pern pernca cana naan an yang yang suda sudah h
dire direvi visi si,,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dila dilaku kuka kan n
tind tindak akan an
pend pendah ahul ulua uan n
yang yang
beru berupa pa
iden identi tifi fika kasi si
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
P u t a r
a n 1
Refleksi
Rencana Rencana awal/rancangan awal/rancangan
Tindakan/ Observasi Refleksi
Tindakan/ Observasi
P u t a r
a n 3
P u t a r
Rencana yang Rencana yang direvisi direvisi
Tindakan/ Observasi
Refleksi
a n 2
Rencana yang Rencana yang direvisi direvisi
35
Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah: 1. Rancanga Rancangan/re n/rencana ncana awal, sebelum sebelum mengad mengadakan akan peneliti penelitian an penelit penelitii menyus menyusun un rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegi Kegiat atan an dan dan penga pengama mata tan, n, meli melipu puti ti tinda tindakan kan yang yang dila dilakuk kukan an oleh oleh penel penelit itii sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau atau dampak dampak dari diterapka diterapkannya nnya metode metode pembel pembelajar ajaran an
model model pengajar pengajaran an
terarah. 3. Refleksi, Refleksi, peneliti peneliti mengkaji mengkaji,, melihat melihat dan memper mempertimbang timbangkan kan hasil hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. pengamat. 4. Ranca Rancanga ngan/r n/renc encana ana yang yang direv direvis isi, i, berda berdasa sark rkan an hasil hasil refle refleksi ksi dari dari penga pengama matt membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
36
masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus Yaitu Yaitu seperang seperangkat kat rencana rencana dan pengatu pengaturan ran tentang tentang kegiatan kegiatan pembela pembelajara jaran n pengelo pengelolaha lahan n kelas, kelas, serta penilaia penilaian n hasil belajar. 2. Rencana Pelajaran (RP) Yaitu Yaitu
merupa merupakan kan
perangk perangkat at
pembela pembelajaran jaran
yang yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi kompetensi dasar, indi indika kato torr
penc pencap apai aian an
hasi hasill
bela belaja jar, r,
tuju tujuan an
pemb pembel elaj ajar aran an
khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 3. Lembar Kegiatan Siswa Lemb Lembar ar kegia kegiatan tan ini yang yang diperg dipergun unaka akan n siswa siswa un untuk tuk memb membant antu u prose proses s peng pengum umpu pulan lan data data hasil hasil proses proses belaja belajarr mengajar. 4. Tes formatif - Tes ini disusun disusun berdasar berdasarkan kan tujuan tujuan pembela pembelajara jaran n yang yang
akan dicapai, dicapai, digunaka digunakan n untuk untuk menguk mengukur ur kemamp kemampuan uan
37
pema pemaham haman an konse konsep p BAHAS BAHASA A INDON INDONES ESIA IA pada pada poko pokok k baha bahasa san n
perk perkem emba bang ngan an
tekn teknol olog ogii
untu un tuk k
prod produk uksi si,,
komunikasi dan transportasi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif).
E. Metode Pengumpulan Pengumpulan Data Data
Data-dat Data-data a yang yang diperluk diperlukan an dalam dalam penelitia penelitian n ini diperole diperoleh h melalui melalui observa observasi si pengol pengolahan ahan belajar belajar aktif, aktif, observasi observasi akt....itas akt....itas siswa dan guru, dan tes formatif.
F. Teknik Analisis Analisis Data Data
Untu Untuk k
meng menget etah ahui ui keef keefek ekt. t.... ...an an suat suatu u
kegi kegiat atan an pem pembela belaja jara ran n
perl perlu u
meto metode de
diad diadak akan an anal analis isa a
data data..
dala dalam m Pada Pada
peneliti penelitian an ini menggu menggunaka nakan n teknik teknik analisis analisis deskripti deskriptiff kualitat kualitatif, if, yaitu yaitu suatu suatu meto metode de pene peneliti litian an yang yang bersifa bersifatt meng menggam gamba barka rkan n kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Mutu belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta akt....itas siswa selama proses pembelajaran.
38
Untuk Untuk mengalin mengalinasis asis tingkat tingkat keberha keberhasilan silan atau persentas persentase e kebe keberh rhas asil ilan an siswa siswa sete setela lah h pros proses es bela belaja jarr meng mengaj ajar ar seti setiap ap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis Analisis ini dihitung dihitung dengan dengan menggu menggunaka nakan n statistik statistik sederhan sederhana a yaitu: 1. Untuk Untuk menilai menilai ulang ulangan an atau atau tes format formatif if Pene Penelit litii melak melakuk ukan an penju penjuml mlah ahan an nilai nilai yang yang diper diperole oleh h siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas kelas terseb tersebut ut sehing sehingga ga dipero diperoleh leh rata-r rata-rata ata tes forma formatif tif dapat dirumuskan: X =
∑ X ∑ N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
Σ
X = Jumlah semua nilai siswa
Σ
N = Jumlah siswa=
2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kate katego gori ri ketu ketunt ntas asan an bela belaja jarr yait yaitu u seca secara ra pero perora rang ngan an
dan dan
seca secara ra
klas klasik ikal al..
Berd Berdas asar arka kan n
petu petunj njuk uk
pelaksan pelaksanaan aan belajar belajar mengaja mengajarr kurikulu kurikulum m 1994 (Depdikb (Depdikbud, ud, 1994 19 94), ), yait yaitu u seor seoran ang g siswa siswa tela telah h tunt tuntas as bela belaja jarr bila bila tela telah h
39
menca mencapai pai skor skor 65 65% % atau atau nilai nilai 65 65,, dan dan kelas kelas diseb disebut ut tuntas tuntas bela belaja jarr bila bila di kela kelas s ters terseb ebut ut terd terdap apat at 85% yang yang tela telah h mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P =
∑ Siswa. yang .tuntas.belajar x100% ∑ Siswa
BAB ....
40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan Mutu belajar siswa setelah diterapkan belajar aktif.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada Pada tahap tahap ini ini penel peneliti iti memp mempers ersiap iapkan kan peran perangk gkat at pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soa soal
tes
for formatif
1
dan
alat-alat
pengajaran ran
yang
mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 September .... di Kelas ……….. deng dengan an juml jumlah ah sisw siswa a 18 sisw siswa. a. Dala Dalam m hal hal ini ini pene peneli liti ti bertinda bertindak k sebagai sebagai guru. guru. Adapun Adapun proses proses belajar belajar mengaja mengajarr mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
41
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes form format atif if
I
den dengan gan
tuju tujuan an
untu un tuk k
menge engeta tahu huii
ting tingka katt
keberh keberhasi asilan lan siswa siswa dalam dalam proses proses belaj belajar ar meng mengaja ajarr yang yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Table 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I Keterangan T TT 1 100 √ 2 60 √ 3 80 √ 4 60 √ 5 70 √ 6 80 √ 7 70 √ 8 50 √ 9 70 √ Jumlah Jumlah 640 6 3 Jumlah Jumlah Skor Skor Maksim Maksimal al Ideal Ideal 1800 Jumlah Jumlah Skor Skor Tercap Tercapai ai 1270 1270 Rata-Rata Skor Tercapai 70,56 No. Urut
Skor
Keterangan:
No. Urut
Skor
10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Jumlah
80 50 70 70 80 70 50 60 100 630
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 3
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tidak Tunt Tuntas as
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang tuntas tuntas
: 12
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang belum belum tuntas tuntas
:6
Klasikal
: Belum tuntas
42
Tabel Tabel 4.3. 4.3. Rekapi Rekapitula tulasi si Hasil Hasil Tes Tes Format Formatif if Siswa Siswa Pada Pada Siklus Siklus I No Uraian 1 Nilai rata-rata tes formatif 2 Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang tuntas tuntas belajar belajar 3 Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I 70,56 12 66,67
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah diperoleh nilai rata-rata Mutu belajar siswa adalah 70,56 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 12 siswa dari dari 18
sisw siswa a
sud sudah tunta ntas
belaja lajar. r. Hasi Hasill
ters terse ebut
menunju menunjukkan kkan bahwa bahwa pada pada siklus siklus pertama pertama secara secara klasikal klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntas ketuntasan an yang dikehenda dikehendaki ki yaitu yaitu sebesar sebesar 85%. 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum meng menger erti ti apa apa yang yang dim dimaksu aksudk dkan an dan dan digu diguna naka kan n gu guru ru dengan menerapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah. c. Refleksi Dala Dalam m
pela pelaks ksan anaa aan n
kegi kegiat atan an
bela belaja jarr
menga engaja jarr
diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
43
1) Guru kurang baik dalam memot....asi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang baik dalam dalam pengelolaan pengelolaan waktu waktu 3) Sisw Siswa a ku kura rang ng begi begitu tu antu antusia sias s sela selama ma pemb pembel elaj ajar aran an berlangsung. d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memot....asi siswa dan
lebih lebih jelas dalam dalam menyam menyampaik paikan an tujuan tujuan pembela pembelajara jaran. n. Dim Dimana ana siswa siswa diaj diajak ak un untu tuk k terl terlib ibat at lang langsu sung ng dala dalam m setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu perlu mendistrib mendistribusik usikan an waktu secara secara baik dengan dengan menambahkan menambahkan informasi-informasi informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan 3) Guru Guru haru harus s lebi lebih h tera teramp mpil il dan dan bers bersem eman anga gatt dala dalam m
memot....asi memot....asi siswa s iswa sehingga siswa bisa lebih antusias. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan
44
Pada Pada tahap tahap ini ini penel peneliti iti memp mempers ersiap iapkan kan peran perangk gkat at pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soa soal
tes
for formatif
2
dan
alat-alat
pengajaran ran
yang
mendukung. b. Tahap kegiatan dan dan pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilak dilaksan sanak akan an pada pada tangg tanggal al 8 Septe Septemb mber er .... di Kelas Kelas .... deng dengan an juml jumlah ah sisw siswa a 18 sisw siswa. a. Dala Dalam m hal hal ini ini pene peneli liti ti bertinda bertindak k sebagai sebagai guru. guru. Adapun Adapun proses proses belajar belajar mengaja mengajarr mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes form format atif if II deng dengan an tuju tujuan an untuk ntuk menge engeta tahu huii
ting tingka katt
keberh keberhasi asilan lan siswa siswa dalam dalam proses proses belaj belajar ar meng mengaja ajarr yang yang telah telah dilaku dilakukan kan.. Instru Instrume men n yang yang digun digunaka akan n adala adalah h tes form format atif if II. Adap Adapun un data data hasi hasill pene penelit litia ian n pada pada siklu siklus s II adalah sebagai berikut:
45
Table 4.4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II Keterangan T TT 1 100 √ 2 60 √ 3 90 √ 4 70 √ 5 70 √ 6 90 √ 7 70 √ 8 50 √ 9 80 √ Jumlah Jumlah 680 7 2 Jumlah Jumlah Skor Skor Maksim Maksimal al Ideal Ideal 1800 Jumlah Jumlah Skor Skor Tercapai Tercapai 1390 Rata-Rata Skor Tercapai 77,22 No. Urut
Skor
Keterangan:
No. Urut
Skor
10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Jumlah
90 60 80 80 90 80 60 70 100 710
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 2
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tidak Tunt Tuntas as
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang tuntas tuntas
: 14
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang belum belum tuntas tuntas
:4
Klasikal
: Belum tuntas
Tabel Tabel 4.5. Rekapit Rekapitulasi ulasi Hasil Tes Formatif Formatif Siswa Siswa Pada Siklus II No Uraian 1 Nilai rata-rata tes formatif 2 Jumlah Jumlah siswa siswa yang tuntas belajar belajar 3 Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II 77,22 14 77,78
46
Dari Dari tabe tabell di atas atas dipe dipero role leh h nila nilaii rata rata-r -rat ata a Mutu Mutu bel belaja ajar
sisw siswa a
adal adala ah
77,2 7,22
dan
ket ketun unttasa asan
belaja lajarr
mencapai 77,78% atau ada 14 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketun ketuntas tasan an belaj belajar ar secara secara klasik klasikal al telah telah meng mengala alami mi pen pening ingkata katan n sedi sediki kitt lebi lebih h baik baik dari dari sikl siklus us I. Adan Adanya ya pening peningkat katan an hasil hasil belaj belajar ar siswa siswa ini karen karena a setela setelah h gu guru ru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termot....asi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah. c. Refleksi Dala Dalam m
pela pelaks ksan anaa aan n
kegi kegiat atan an
bela belaja jarr
dipe iperole roleh h
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Memot....asi Memot....asi siswa
2) Membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep 3) Peng Pengelo elolaa laan n waktu waktu d. Revisi Rancangan
47
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekuranga kekurangan-kekurangan. n. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1) Guru Guru
dala dalam m
memot emot.. .... ..as asii
sisw siswa a
hend hendak akny nya a
dapat apat
membuat siswa lebih termot....asi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus harus lebih lebih dekat dengan dengan siswa sehingg sehingga a tidak ada perasaan
takut
dalam
diri
siswa
baik
untuk
mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru haru harus s leb lebih sab sabar dala dalam m membimbi imbin ng sisw siswa a merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. 4) Guru harus harus mendistribusika mendistribusikan n waktu secara baik baik sehingga sehingga kegia kegiatan tan pemb pembela elajar jaran an dapa dapatt berja berjalan lan sesuai sesuai denga dengan n yang diharapkan. 5) Guru sebaiknya sebaiknya menamba menambah h lebih banyak banyak contoh contoh soal dan dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada Pada tahap tahap ini ini penel peneliti iti memp mempers ersiap iapkan kan peran perangk gkat at pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3,
48
soa soal
tes
for formatif
3
dan
alat-alat
pengajaran ran
yang
mendukung. b. Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaks dilaksan anak akan an pada pada tangg tanggal al 15 Septe Septemb mber er .... di Kelas Kelas …………… …………… deng dengan an jumlah jumlah siswa 18 siswa. siswa. Dalam Dalam hal ini peneli peneliti ti berti bertind ndak ak sebaga sebagaii gu guru. ru. Adapu Adapun n proses proses belaj belajar ar menga engaja jarr
menga engacu cu
pada ada
renc rencan ana a
pela pelaja jara ran n
deng dengan an
memperh memperhatik atikan an revisi revisi pada pada siklus siklus II, sehingg sehingga a kesalaha kesalahan n atau atau kekur kekuran anga gan n pada pada siklus siklus II tidak tidak terula terulang ng lagi lagi pada pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes form format atif if III III deng dengan an tuju tujuan an un untu tuk k menge engeta tahu huii tin tingk gkat at keberh keberhasi asilan lan siswa siswa dalam dalam proses proses belaj belajar ar meng mengaja ajarr yang yang telah telah dilaku dilakukan kan.. Instru Instrume men n yang yang digun digunaka akan n adala adalah h tes forma formatif tif III. Adap Adapun un data data hasil hasil pene peneliti litian an pada pada siklus siklus III adalah sebagai berikut:
Table 4.6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III No. Urut
Skor
Keterangan T TT
No. Urut
Skor
Keterangan T TT
49
1 100 √ 2 70 √ 3 90 √ 4 80 √ 5 80 √ 6 90 √ 7 90 √ 8 60 √ 9 90 √ Jumlah Jumlah 750 8 1 Jumlah Jumlah Skor Skor Maksim Maksimal al Ideal Ideal 1800 Jumlah Jumlah Skor Skor Tercap Tercapai ai 1500 1500 Rata-Rata Skor Tercapai 83,33
Keterangan:
10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Jumlah
90 70 90 90 90 80 60 80 100 750
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 8
1
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tidak Tunt Tuntas as
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang tuntas tuntas
: 16
Jumlah Jumlah siswa siswa yang yang belum belum tuntas tuntas
:2
Klasikal
: Tuntas
Tabel Tabel 4.7. Rekapitulasi Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Formatif Siswa Pada Pada Siklus III No Uraian 1 Nilai rata-rata tes formatif 2 Jumlah Jumlah siswa siswa yang tuntas belajar belajar 3 Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus III 83,33 16 88,89
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 83,33 dan dari 18 siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
50
tercapai sebesar sebesar 88,89% 88,89% (termasuk (termasuk kategori kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipenga dipengaruh ruhii oleh adanya adanya pening peningkata katan n kemamp kemampuan uan guru guru dalam dalam menerap menerapkan kan belajar belajar aktif aktif sehingg sehingga a siswa menjadi menjadi lebih terbiasa terbiasa dengan dengan pembela pembelajara jaran n seperti seperti ini sehingga sehingga siswa siswa lebih lebih mu mudah dah dalam dalam mema memaham hamii mate materi ri yang yang telah telah diberikan. c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar aktif. Dari datadata yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Selama
proses
melak elaksa sana naka kan n
belajar
sem semua
mengajar
pem pembela belaja jara ran n
guru
telah
deng dengan an
baik. aik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berda Berdasar sarka kan n data data hasil hasil pengam pengamata atan n diket diketah ahui ui bahw bahwa a siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
51
3) Kekuran uranga gan n
pada
sik sikluslus-si sik klus lus
seb sebelum lumnya
suda sudah h
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar belajar siswsa pada siklus III mencapai mencapai ketuntasan. ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan Pelaksanaan Pada Pada siklu siklus s III gu guru ru telah telah mener menerap apkan kan belaj belajar ar aktif aktif dengan dengan baik baik dan dan diliha dilihatt dari dari akt.... akt....ita itas s siswa siswa serta serta hasil hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak banyak,, tetap tetapii yang yang perlu perlu diper diperhat hatika ikan n un untuk tuk tindak tindakan an selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan belajar aktif dapat dapat menin meningk gkatk atkan an prose proses s belaj belajar ar meng mengaja ajarr sehing sehingga ga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode belajar aktif model pengajaran terarah memiliki dampak positif dalam meningkatkan Mutu belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
52
dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampa disampaikan ikan guru (ketunt (ketuntasan asan belajar belajar meningk meningkat at dari dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berda Berdasar sarka kan n anali analisis sis data, data, dipero diperoleh leh akt.... akt....ita itas s siswa siswa dalam dalam proses proses belaja belajarr aktif aktif dalam dalam setiap setiap siklus siklus menga mengalam lamii peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Mutu belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata
siswa swa
pada
set setiap
siklus
yang
terus
mengalami
peningkatan. 3. Akt....itas Akt... .itas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berda Berdasar sarka kan n anali analisis sis data, data, dipero diperoleh leh akt.... akt....ita itas s siswa siswa dalam proses pembelajaran BAHASA INDONESIA pada pokok bahasan perkembangan teknologi untuk produksi, komunikasi dan
tran transp spo ortas rtasii
deng ngan an
metode tode
bel belaja ajar
akti aktiff
model
penga pengajar jaran an terar terarah ah yang yang paling paling domi domina nant nt adalah adalah beker bekerja ja dengan
menggunakan
alat/media,
menden mendengark garkan/m an/memp emperha erhatika tikan n penjela penjelasan san guru, guru, dan diskusi diskusi
53
antar antar siswa/ant siswa/antara ara siswa dengan guru. guru. Jadi dapat dapat dikataka dikatakan n bahwa akt....itas isiwa dapat dikategorikan dikategorikan aktif. Sedangk Sedangkan an untuk untuk akt....itas akt....itas guru guru selama selama pembela pembelajaran jaran telah melaksanakan langkah-langkah langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari akt....itas guru yang muncul di antaranya akt. akt... ...i .ita tas s
membimb imbing ing
dan
mengamat amatii
sisw siswa a
dalam lam
mengerjakan mengerjakan kegiatan LKS/menemukan LKS/menemukan konsep, menjelaskan menjelaskan materi
yang
tidak
dimengerti,
memberi
umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk akt....itas di atas cukup besar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
54
Dari Dari hasil hasil kegiat kegiatan an pemb pembela elajar jaran an yang yang telah telah dilaku dilakuka kan n selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan metode belajar aktif model pengajaran terarah terarah memiliki memiliki dampak dampak positif positif dalam dalam meningk meningkatka atkan n Mutu Mutu belajar belajar siswa yang ditandai ditandai dengan dengan peningk peningkatan atan ketuntas ketuntasan an belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%). 2. Pener Penerapa apan n meto metode de belaj belajar ar aktif aktif mode modell peng pengaja ajaran ran terara terarah h
memp mempun unya yaii
peng pengar aruh uh posit positif, if, yait yaitu u
dapa dapatt
meni mening ngka katk tkan an
mot... mot....asi .asi belaj belajar ar siswa siswa yang yang ditun ditunjuk jukan an deng dengan an rata-r rata-rata ata jawaban jawaban siswa yang yang menyata menyatakan kan bahwa bahwa siswa tertarik tertarik dan berminat dengn metode belajar aktif model pengajaran terarah sehingga mereka menjadi termot....asi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar BAHASA INDONESIA lebih efektif dan leb lebih
memberik rikan
hasil sil
yang
optim timal
bagi agi
sisw siswa, a,
maka
disampaikan saran sebagai berikut:
55
1. Untuk Untuk melaksanak melaksanakan an belajar belajar aktif memerluka memerlukan n persiapan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memi memili lih h topi topik k yang yang bena benarr-be bena narr bisa bisa dite ditera rapk pkan an deng dengan an metode belajar aktif model pengajaran terarah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dala Dalam m
rang rangka ka
hen hendakn daknya ya
lebi lebih h
pemb embelaja lajara ran n sede sederh rhan ana, a,
menin ening gkatk katkan an seri sering ng
yang ang
Mutu Mutu
melat elatih ih
berbe rbeda,
dima dimana na siswa siswa
bela belaja jarr
sisw siswa a
walau alau
sisw siswa, a,
deng dengan an
dala alam
nant nantin inya ya dapa dapatt
guru gu ru
meto etode
tara taraff
yan yang
mene menemu muka kan n
penge pengetah tahua uan n baru, baru, memp mempero eroleh leh konse konsep p dan keter keteram ampil pilan, an, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. 3. Perl Perlu u
adan adanya ya pene peneli liti tian an yang yang lebi lebih h lanj lanjut ut,, kare karena na hasi hasill
penelitian
ini
hanya
dilakukan
di
………………………………...Tahun Pelajaran ..... 4. Untuk Untuk peneliti penelitian an yang serupa serupa hendakn hendaknya ya dilakukan dilakukan perbaikan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
56
DAFTAR PUSTAKA
Guru Dala Dalam m Pros Proses es Bela Belaja jarr Meng Mengaj ajar ar . Ali, Ali, Muha Muhamm mmad ad.. 19 1996 96.. Guru Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Jakarta: Rinek Rineksa sa Cipta. Cipta. Prosedurr Penel Penelitia itian n Suatu Suatu Pendek Pendekata atan n Arikunto Arikunto,, Suharsim Suharsimi. i. 200 2002. 2. Prosedu Praktek . Jakarta: Rineksa Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Strategi Belajar Belajar Mengajar Mengajar . Jakarta: Djamarah Djamarah,, Syaiful Syaiful Bahri. Bahri. 200 2002. 2. Strategi Jakarta: Rineksa Cipta.
57
Metodogi ogi Resea Research rch. Yaya Hadi Hadi,, Sutr Sutris isno no.. 19 1981 81.. Metod Yayasa san n Pene Penerb rbit itan an Fakultas Psikologi Un....ersitas Gajah Mada. Yoyakarta. Proses s Belaj Belajar ar Meng Mengaja ajar r . Hasi Hasibu buan an.. J.J. J.J. dan dan Moer Moerdj djio iono no.. 19 1998 98.. Prose Bandung: Remaja Rosdakarya. Metodologi Penelitian Penelitian Pendidikan Pendidikan. Jakarta. Rineksa Margono. Margono. 1997. Metodologi Cipta. Act....e Learning, Learning, 101 Cara Belajar Belajar Siswa Melvin, L. Siberman. 2004. Act....e Aktif . Bandung: Nusamedia dan Nuansa. Psikologi Pendidikan Pendidikan. Band Ngal Ng alim im,, Purw Purwan anto to M. 19 1990 90.. Psikologi Bandun ung g: PT. PT. Remaja Rosdakarya. Psikologi Pendidikan Pendidikan. Band Ngal Ng alim im,, Purw Purwan anto to M. 19 1990 90.. Psikologi Bandun ung g: PT. PT. Remaja Rosdakarya.
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Bina Aksara. Interaksii dan Mot... Mot....as .asii Belaja Belajarr Mengaj Mengajar. ar. Sardi Sardima man, n, A.M. A.M. 19 1996 96.. Interaks Jakarta: Jakarta: Bina Bina Aksara Aksara.. Teorii Bela Belaja jarr dan dan Mode Modell Pemb Pembel elaj ajar aran an. Soek Soekam amto to,, Toeti Toeti.. 19 1997 97.. Teor Jakarta: Jakarta: PAU-P PAU-PPAI, PAI, Un....er Un....ersitas sitas Terbuka Terbuka.. Metode Penelitian Penelitian Pendidikan Pendidikan. Sukmadin Sukmadinata, ata, Nana Nana Syaodih. Syaodih. 2004 2004.. Metode Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Weth Wether erin ingt gton on.. H.C. H.C. and and W.H. W.H. Walt Walt.. Burt Burton on.. 19 1986 86.. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar . (terjemahan) Bandung: Jemmars.
58
METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN PENGAJARAN TERARAH TERARAH DALAM MENINGKATKAN MUTU DAN PEMAHAMAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS ………… …………………………………………. TAHUN ....
59
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH ……………………………. NIP: ………………………
DINAS PENDIDIKAN ..... …………………………………………………….
60
LEMBAR PENGESAHAN
Lap Laporan ran
pen peneliti litia an
ini ini
telah elah
diset isetu ujui jui
dan
disya isyah hkan kan
untu un tuk k
melengk melengkapi api perpustak perpustakaan aan Sekolah Sekolah Dasar/Ma Dasar/Madras drasah ah Ibtidaiya Ibtidaiyah h dan dapat dapat diajuka diajukan n sebagai sebagai salah satu Karya Karya Ilmiah Ilmiah untuk untuk Penetap Penetapan an Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan ....a ke ....b. .. ..b. ………… ……………… Kepala Sekolah …………………………. ………………………… NIP: ………………
Penulis …………………………………. NIP: …………
Mengetahui Mengetahui Pustakawan ……… ………………… …………… ….. Din. Pendidikan
Kepala Cab.
Kecamatan Kecamatan ……….. ………. . Kecamatan Kecamatan ……… …… …
…………………………….
………………..
NIP: ………………….. Mengetahui Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan RI
Ketua P G
61
Kota ………
Kota
…………………………
……………………………..
…………..
Pembina Utama Muda ………………….
NPA:
NIP: ………………
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hany hanya a denga dengan n limpah limpahan an rahma rahmatt dan hidaya hidayah-N h-Nya, ya, penu penulis lis dapat dapat meny menyel eles esai aika kan n
tuga tugas s
peny penyus usun unan an kary karya a
ilmia ilmiah h
deng dengan an judu judull
“Pengaru “Pengaruh h Metode Metode Belajar Belajar Aktif Model Model Pengaja Pengajaran ran Terarah Terarah dalam dalam Meningkatkan Meningkatkan Mutu dan Pemahaman PelajaranBAHASA PelajaranBAHASA INDONESIA INDONESIA Pada Siswa Kelas ……………………………………..Tahun Pelajaran ....”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpu perpusta stakaa kaan n sekol sekolah ah dan dan dapat dapat dipak dipakai ai sebag sebagai ai perb perband anding ingan an dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja. Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
62
1. Yth. Yth. Kepala Kepala Dinas Dinas Pendidika Pendidikan n …………………. …………………. 2. Yth. Yth. Ketu Ketua a PD II II PGRI PGRI …………………… …………………… 3. Yth. Yth. RekanRekan-reka rekan n Guru Guru …………………………… ………………………………….. …….. 4. Semua pihak yang yang telah telah banyak banyak membantu membantu sehingga sehingga penulisan penulisan ini ini selesai. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sem sempurna rna
untuk
itu itu
seg segala ala
krit kritik ik
dan dan
sara saran n
yang
bersif rsifa at
membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis ABSTRAK
…………………., ..... Pengaruh Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Terarah dalam Meningkatkan Mutu dan Pemahaman Pelajaran BAHASA INDONESIA Pada Siswa Kelas ……………………………….u Tahun Pelajaran ....
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, metode belajar aktif model model pengajaran pengajaran terarah
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kemba kembali li pada pada pemiki pemikiran ran bahw bahwa a anak anak akan akan belaja belajarr lebih lebih baik baik jika jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak anak “mengala “mengalami” mi” sendiri sendiri apa yang dipelaja dipelajariny rinya, a, bukan bukan ‘me ‘menget getahu ahui’-n i’-ny ya. Pembel belajar ajaran an yang berori rorie enta ntasi targ arget pengua penguasaan saan materi materi terbukti terbukti berhasil berhasil dalam dalam kompeti kompetisi si ‘menging ‘mengingat’ at’ jangka jangka pendek, pendek, tetapi tetapi gagal gagal dalam dalam membeka membekali li anak memecah memecahkan kan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang.
63
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan Mutu belajar BAHASA INDONESIA dengan diterapk diterapkanny annya a metode metode belajar belajar aktif model model pengaja pengajaran ran terarah? terarah? (b) Bagaima Bagaimanaka nakah h pengaru pengaruh h metode metode belajar belajar aktif aktif model model pengaja pengajaran ran terarah terhadap mot....asi belajar? Tujuan Tujuan dari dari penelitia penelitian n ini adalah: adalah: (a) Ingin menget mengetahui ahui peningkatan Mutu belajar BAHASA INDONESIA setelah diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah.(b) Ingin mengetahui pengaruh mot....asi belajar BAHASA INDONESIA setelah diterapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah. Pene Peneli liti tian an ini ini mengg enggun unak akan an pene peneli liti tian an tind tindak akan an ( action research) sebanyak tiga putaran. Setian putaran terdiri dari empat tahap tahap yaitu: yaitu: rancan rancangan gan,, kegiat kegiatan an dan dan pengam pengamata atan, n, reflek refleksi, si, dan dan refisi. Sasaran penelitian ini adalh siswa kelas …………………………….. Batu. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari Dari hasi hasill anal analis is did didapat apatka kan n bahw bahwa a Mutu utu bela belaja jarr sisw siswa a mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), (66,67%), siklus II I I (77,78%), siklus III (88,89%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode belajar aktif model pengaja pengajaran ran terarah terarah dapat dapat berpeng berpengaruh aruh positif positif terhadap terhadap mot....asi mot....asi belajar belajar Siswa Siswa ……………………………….., ……………………………….., serta model model pembela pembelajaran jaran ini dapat dapat digunak digunakan an sebagai sebagai salah satu alternat alternat....e ....e pembela pembelajaran jaran BAHASA INDONESIA. DAFTAR ISI
Halaman Halaman Halaman Judul Judul .................................................................. .......................................................... ............ .... Halaman Halaman Pengesahan Pengesahan ............................................................. ..................................................... .......... Kata Pengantar Pengantar ........................................................................ ...................................................................... .. Abstrak Abstrak .................................................................................... ................................................................................... .
64
Daftar Isi ................................................................................. BAB
I
PENDAHULUAN A. Latar Latar Belakang Belakang Masalah Masalah ................................... B. Rumusa Rumusan n Masala Masalah h ........................................... ........................................... C. Tujua Tujuan n Pene Penelit litian ian ............ .................. ............ ........................... ..................... D. Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian .......................................... ...................................... .... E. Definisi Definisi Operasio Operasional nal Variabel Variabel ...................... .............. ............. ..... F. Batasa Batasan n Masal Masalah ah ...................... ............................................. .......................
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA A. Memperk Memperkena enalkan lkan Belajar Belajar Aktif Aktif ................. ......... ............. ....... .. B. Bagaimanakah Otak Bekerja ............ ...... ............ ........... ......... .... C. Gaya Belajar .................................................... D. Sisi Sosia Sosiall Proses Proses Belajar Belajar .................................. E. Sepuluh Strategi Untuk Untuk Membentuk Kelompok Kecil ......................................................................... F. Pengajara Pengajaran n Terarah Terarah................... ............................ ................. .............. ......
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Bentuk Peneli Penelitia tian n Tindaka Tindakan n ............................ B. Tempat, Tempat, Waktu Waktu dan Sub Subyek yek Penelitia Penelitian n ............ C. Ranca Rancang ngan an Pen Peneli elitia tian n .................. ..................................... ................... D. Instrume Instrumen n Penelitian Penelitian ...................................... ................................... ... E. Metode Metode Pengum Pengumpula pulan n Data Data ............................. F. Tekni Teknik k Anali Analisis sis Data Data ........................................ ........................................
BAB
....
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Anali Analisis sis Item Item Butir Butir Soa Soall ............ ............................ ....................... .......
65
B. Analisis Analisis Data Data Penelitian Penelitian Persiklu Persiklus s ..................... C. Pemba Pembaha hasan san ............ .................. ............. ............. ............ ..................... ............... BAB
V
PENUTUP A. Kesim Kesimpu pulan lan ............ ................... ............. ............ ............ ............ ................. ........... B. Saran Saran-sa -saran ran ............. ................... ............ .............. ............................ ....................
DAFTAR DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ................................................................ ........................................................ ............ ....
66