Jinak (benign) ganas (malign) Transformasi sel genom
Perubahan sekuen genom menyebabkan : Peningkatan sensitivitas terhadap sinyal proliferasi Hilangnya kebutuhan untuk berinteraksi dengan matrik ekstraselular dan sel tetangga hilangnya integritas jaringan Hilangnya sensitivitas terhadap kematian sel terprogram (apoptosis)
TUMOR JINAK :
Peningkatan jumlah sel, fungsi dan morfologi sel masih normal (Hiperplasia)
Belum infiltrasi ke jaringan lain
TUMOR GANAS:
Kehilangan fungsi fisiologis/ hiperaktif
Perubahan morfologi
Infiltrasi jaringan lain (metastasis)
Meningkatnya fungsi onkogen
Hilangnya fungsi Tumour
Suppressor Gene
growth factors and their receptors (c-Sis, ERBB2*) - components of signal transduction pathways (Ras, DPC4) - those that control the cell division cycle (TP53*, Rb, Ink4B) - those that communicate damage of DNA with the cell division - cycle or apoptosis machinery (TP53, BRCA*) - regulators of destruction of other proteins (APC) - inhibitors of apoptosis (Bcl-2, Bcl-Xl) - telomerases (hTERT) - regulators of inflammation -
Internal Factors. Mutations Addition or Loss of Genetic Material. Epigenetic Changes Modified Gene Expression External Factors Viruses Bacterial Infections Chemicals Radioactivity Electromagnetic Radiation Cancer Treatments Hereditary Factors.
Kanker bisa disembuhkan melalui opresai dan radiasi sebelum mengalami fase metastasis deteksi
dini penting!!
Perubahan kebiasaan urinasi dan defekasi
Luka yang tidak kunjung sembuh
Perdarahan yang tidak normal
Adanya penebalan atau gumpalan pada payudara atau bagian lain
Kesulitan menelan dan gangguan penceranaa
Perubahan yang nyata pada kutil kutil dan tahi lalat
Batuk berkepanjangan, suara serak
Berat badan turun, berkelanjutan dan tdk bs dijelaskan
Sakit kepala dan muntah di pagi hari
Pembengkakan dan nyeri persisten pada tulang atau sendi
Adanya masa/gumpalan pada abdomen, leher dan bagian lain
Munculnya warna putih pada mata
Demam berulang yang tidak disebabkan oleh infeksi
Memar dan perdarahan berat
Pucat dan lelah berkepanjangan
Tes laboratoriun : Uji darah lengkap, lactate dehidrogenase, fungsi renal, fungsi hati
Scan radiologi : x-rays, CT scan MRI, Positron Emission Tomografi
Biopsi jaringan atau sumsum tulang dan evaluasi patologi
Sitogenetik
Marker tumor
Determinasi stadium kanker
sistem
TNM
OPERASI
RADIASI
KEMOTERAPI
PRODUK BIOLOGI
Kemoterapi terapeutik, yaitu kemoterapi yang ditujukan sebagai satu-satunya pilihan untuk keganasan yang telah menyebar atau keganasan yang tidak memiliki pilihan terapi lain. Kemoterapi ini diberikan sampai metastasis hilang atau terjadi intoksikasi.
Kemoterapi neoadjuvan, yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan untuk mengecilkan ukuran tumor, sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengangkatan tumor. Kemoterapi ini diberikan selama 3-4 siklus.
Kemoterapi adjuvan, yaitu kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan untuk mengurangi penyebaran kanker. Kemoterapi adjuvan umumnya diberikan selama 5-7 siklus.
Kemoterapi paliatif, yaitu kemoterapi yang diberikan dalam jangka panjang dengan tujuan paliatif (Walsh dan Higgins, 2000; Peraboi, 2010).
No.
Nama Obat
1.
Siklofosfamid
Golongan Obat
2.
Doksorubisin
Senyawa pengalkilasi
3.
Fluorourasil
4.
Capecitabin
Antimetabolit antagonis pirimidin Antimetabolit antagonis pirimidin
5.
Gemcitabin
Antimetabolit antagonis pirimidin
Dosis dan Aturan Pakai 400-1000 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih 60-75 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih 500-600 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih 2000-2500 p.o. per hari, dibagi dalam 2 kali sehari untuk 14 hari 600-1000 mg/m2 i.v. selama 30 menit atau lebih
6.
Paclitaxel
Penghambat mikrotubula atau antimitotika
175 mg/m2 i.v. selama 3 jam atau lebih 80 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih
Senyawa pengalkilasi
7.
Vinorelbin
Penghambat mikrotubula atau antimitotika
30 mg/m2 i.v. selama 3 jam atau lebih 25-30 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih
8.
Docetaxel
Penghambat mikrotubula atau antimitotika
60-100 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih 30-35 mg/m2 i.v. selama 30 menit atau lebih
Keterangan Siklus diulang setiap 21-28 hari Siklus diulang setiap 21-28 hari Siklus diulang setiap 21-28 hari Siklus diulang setiap 21 hari
Siklus diulang setiap 21 hari (mungkin perlu 15 hari berdasarkan jumlah sel darah) Siklus diulang setiap 21 hari Siklus diulang setiap 7 hari Siklus diulang setiap 21 hari Siklus diulang setiap 7 hari (penyesuaian dosis didasarkan pada jumlah neutrofil absolut) Siklus diulang setiap 21 hari Siklus diulang setiap 7 hari
Memiliki aktifitas farmakologi yang berbeda
Toksisitas organ berbeda
Aktif dan sinergis
Tidak menyebabkan interaksi obat yang signifikan
antagonis pirimidin seperti fluorourasil, capecitabin, dan gemcitabin
Antagonis purin seperti merkaptopurin, thioguanin, fludarabin, cladribine
antagonis asam folat seperti metotreksat
dimetabolisme oleh dihidropirimidin dehidrogenase menjadi fluorodeoksiuridin monofosfat (FdUMP) dan fluorouridin trifosfat (FUTP).
MEKANISME SITOTOKSIK :
FdUMP dapat mengganggu fungsi timidilat sintetase, sehingga tidak dapat terbentuk timidilat yang penting untuk sintesis DNA.
kekeliruan enzim transkripsi nuklease dalam menggabungkan FUTP pada tempat uridin trifosfat (UTP) selama berlangsungnya sintesis RNA.
dimetabolisme secara ekstensif di hati,
memiliki waktu paruh sekitar 0,75 jam, dan
diekskresikan terutama melalui urin
Capecitabin adalah prodrug dari fluorourasil
Gemcitabin adalah analog deoksisitidin yang menghambat aktivitas DNA polimerase dan ribonukleotida reduktase, sehingga menghalangi perpanjangan rantai DNA
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan antimetabolit antagonis pirimidin antara lain leukopenia, trombositopenia, stomatitis, alopesia, dan eritema
Bentuk poliglutamat menghambat enzim dihidrofolat reduktase menghalangi sintesis asam folat.
metabolisme hepatik dan metabolisme intraseluler menjadi bentuk poliglutamat yang dapat dikonversi kembali menjadi metotreksat oleh enzim hidrolase.
diekskresikan melalui urin dengan waktu paruh terminal antara 3 sampai 10 jam
Efek samping yang sering terjadi mielosupresi, stomatitis, diare, kerusakan ginjal, alopesia, mual, dan muntah
Vincristine
Vinblastin
Vinorelbin
Docetaxel
Paclitaxel
Menghambat microtubules assembly mengganggu pembentukan spindle mitotik
Vincristine menghambat mitotik pada fase istirahat metafase
Ekskresi empedu eliminasi vincristine dan metabolitnya perlu penyesuaian dosis pada pasien dgn obstruksi hati
Efektif pada sarcama, lymphoma, will’s tumor, multiple myeloma dan acute lymphocitic leukimia
ESO : konstipasi
IO : itraconazole
neurotoksisitas
Menyebabkan myelosupresi dan sedikit neurotoksik dibanding vincristine
Efektik untuk bladder, breast and kidney cancer and other lymphoma
Efek mual muntah : minimal
ESO : mild alopecia, stomatitis, fotosensitif, rash
Struktur mirip vincristine
efek
mirip
ESO : myelosuppression, ileus (paralisis otot sal.cernai), neuropathy
Efektif pada breast and non small lung cancer
racun spindel mitosis dan menghambat pembentukan mikrotubula yang penting untuk pembelahan sel kanker terhentinya proses mitosis dan pembelahan sel kanker.
metabolisme di hati oleh enzim CYP3A4 menjadi 6-α-hidroksipaclitaxel dan memiliki waktu paruh terminal sekitar 4-8 jam.
Hampir 70% obat ini diekskresikan melalui feses sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
ESO : reaksi hipersensitivitas, mielosupresi, alopesia, dan neuropati perifer
Paclitaxel turun ekskresinya 33% jika diberikan bersama cisplatin paclitaxel diberikan sebelum cisplatin
Efektif pada kanker ovarian, breast, non smal cell lung, esofagus, lambung, leher dan kepala.
Pemberian variatif: infusi 1 jam per minggu hingga infusi 24 jam per 3 minggu
merupakan taksan semisintetik dengan mekanisme kerja dan indikasi yang identik dengan paclitaxel
mengalami metabolisme di hati oleh enzim CYP3A4 menjadi metabolit yang lebih polar, memiliki waktu paruh terminal sekitar 11 jam, dan hampir 80% obat ini diekskresikan melalui feses
ESO : hipersensitivitas, supresi sumsum tulang, alopesia, dan bronkospasme
Mercaptopurine
Thioguanine
Fludarabine
Cladribine
Analog purin dikonversi menjadi ribonuklotida menghambat sintesis purin
Poorly oral absorbed, konsentrasi puncak tercapai setelah 1-2 jam pemberian
Waktu paruh 21 menit pd anak dan 47 menit pada dewasa
Aktif untuk myelogenous leukimia dan lympocytic leukimia
ESO : myelosuppression, mual ringan, rash, kolestasis
IO : alopurinol menghambat metabolisme merkaptopurin dosis turun
Etoposida
Tepotecan
Irinotecan
Menyebabkan pecahnya rantai ganda DNA akibat inhibisi enzim topoisomerase II
Aktif pada bbrp lymphoma, kanker testis, paru2, retinoblastoma
Pemberian IV secara perlahan : mencegah hipotensi
Oral bioavaibility : 50%
Eso : mucositis, myelosuppresi, hipersensitif, alopecia, phlebitis, 2nd leukimia
Memecah rantai tunggal DNA dgn menghambat enzim topoiosmerase I
70% clearence
Waktu paruh : 80-180 menit
Aktif pada : kanker ovarian, paru2, myelodysplastic syndrome, myelogenous leukimia
di
ginjal
Daunorubicin
Doxorubicin
Idarubicin
Doksorubisin mengalami metabolisme di hati oleh enzim sitokrom P450 menjadi doksorubisinol yang merupakan suatu kardiotoksin.
Sekitar 40% dosis dieksresikan melalui empedu dengan waktu paruh terminal sekitar 44 sampai 55 jam, sehingga penggunaannya harus diperhatikan pada pasien kolestasis.
ESO : mielosupresi, alopesia, mukositis, mual, dan muntah
Busulfan
Siklofosfamid
Lomustin
Dacarbazin
Ifosfamide
Procarbazine
Carmustine
Temozolamide
senyawa yang dapat mengalkilasi DNA, RNA, atau enzim-enzim tertentu dan bekerja pada fase nonspesifik dari siklus sel
senyawa kationik yang tidak stabil, diikuti dengan pemecahan cincin untuk membentuk ion karbonium yang reaktif.
Melalui reaksi alkilasi, ion karbonium membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus donor elektron, seperti gugus karboksilat, amin, fosfat, dan tiol yang terdapat pada struktur asam amino, asam nukleat, dan protein yang sangat dibutuhkan dalam proses biosintesis sel
Umumnya, senyawa pengalkilasi dapat bekerja pada fase G1 dan fase mitosis, namun pada dosis tinggi juga dapat bekerja pada fase G0.
merupakan pro drug yang dikonversi oleh enzim mikrosomal hepatik menjadi obat aktif 4-hidroperoksi-siklofosfamid dan aldofosfamid.
merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain
memiliki waktu paruh 3 sampai 12 jam dan obat ini diekskresikan terutama melalui urin dalam bentuk metabolitnya
ESO : mielosupresi, mual, muntah, alopesia, dan diare
Cisplatin
Carboplatin
Membentuk inter dan intrastrand pada ikatan silang DNA menghambat sintesis DNA
90% ekskresi ginjal sekresi tubular
Aktif pada kanker leher, kepala dan anal
Highly emetogenik
ESO : neurotoksik, electrolite imbalance, ototoksik, neuropathy
filtrasi
agresif
glomerolus dan
antiemesis
ESO lebih rendah dr cisplatin
Aktif pada kanker ovarian, paru@, breast, testis, esofagus, leher dan kepala, lymphoma
ESO : trombositopenia, mual, muntah dan hipersensitif
Contohnya pada breast cancer
Obat-obat hormonal bekerja dengan menghalangi efek estrogen pada sel kanker (efek antiestrogen) atau menghalangi produksi estrogen dalam tubuh
Antiestrogen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Selective Estrogen Reseptor Modulator (SERM) dan Selective Estrogen Reseptor Downregulator (SERD).
SERM bekerja dengan cara mengubah konformasi reseptor estrogen, sehingga estrogen tidak dapat berikatan dengan reseptornya, sedangkan SERD bekerja dengan cara mengurangi jumlah reseptor estrogen pada payudara, sehingga dapat mengurangi pengikatan estrogen pada reseptornya
Analog Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LH-RH) bekerja dengan menempati reseptor LH-RH di kelenjar pituitari, sehingga menghambat pelepasan FSH dan LH
Kelas Obat
Subkelas
Nama Obat
Regimen Dosis
Obat Aromatase inhibitor Antiestrogen
Nonsteroid
Steroid SERM SERD
Analog LH-RH
Anastrozol
1 mg p.o. per hari
Letrozol
2,5 mg p.o. per hari
Eksemestan Tamoksifen Toremifen Fulvestran
25 mg p.o. per hari 20 mg p.o. per hari 60 mg p.o per hari 250 mg i.m. setiap 21 hari 3,6 mg s.c. setiap 21 hari 3,75 mg i.m. setiap 28 hari 3,75 mg i.m. setiap 28 hari
Goserelin Leuprolid Triptorelin
Terapi bertarget adalah terapi yang ditargetkan pada gen, protein, atau lingkungan jaringan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel-sel kanker. Jenis terapi ini memblokade pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, namun membatasi kerusakan pada sel normal, sehingga biasanya menyebabkan efek samping yang lebih sedikit daripada kemoterapi dan terapi hormonal
Contohnya : trastuzumab, bevakizumab
Gambar 4.3 Jenis terapi antikanker pada pasien kanker payudara stadium III di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2011
Gambar 4.5 Kemoterapi kombinasi pada pasien kanker payudara stadium III di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2011 Keterangan: CAF= siklofosfamid-adriamisin-fluorourasil, CEF= siklofosfamid-epirubisin-fluorourasil, TA= taksan-antrasiklin,
Sebelum dilakukan kemoterapi, pasien dapat diberikan premedikasi dengan kortikosteroid, antagonis H1, dan antagonis H2. Tujuan premedikasi adalah untuk mencegah atau mengurangi hipersensitivitas yang diakibatkan oleh obat-obat kemoterapi.
Nyeri
Mual muntah
Stomatitis
Diare
Konstipasi
Gangguan darah : hiperkoagulasi, anemia, neutropenia, trombositopenia
Depresi dan Cemas
Evaluasi regimen kemoterapi untuk memastikan ketepatan dosis dan rute pemberian Periksa hasil tes darah lengkap, fungsi organ normal sebelum kemoterapi Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal dan hati Terapi antiemetik yang diperlukan Regimen terapi profilaksis primer Potensi interaksi obat Terapkan metode “safe handling and disposal”