DETEKSI DINI IBU DENGAN KELAINAN, KOMPLIKASI, PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS OLEH: DESI ARLINDIA, SST, M.KES
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya.
Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa menjadi fatal. Survey Demografi dan Kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa dari tahun 1992-1997, 26% wanita w anita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi
Prinsip Deteksi Dini Ibu dengan Kelainan, Komplikasi, Penyakit yang Lazim Terjadi dalam Kehamilan
Deteksi Dini Ibu dengan Kelainan, Komplikasi, Penyakit yang Lazim Terjadi dalam KEHAMILAN
Deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi, penyakit yang lazim terjadi pada ibu masa PERSALINAN
Deteksi dini ibu dengan kelainan, komplikasi, penyakit yang lazim terjadi pada ibu masa NIFAS
Prinsip Deteksi Dini Ibu dengan Kelainan, Komplikasi, Penyakit yang Lazim Terjadi dalam Kehamilan
a.
b.
c.
d.
Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection) Kontak Dini Kehamilan Trimester I Pelayanan ANC Berdasarkan Kebutuhan Individu Skrining Untuk Deteksi Dini
Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection) Sangat penting bagi semua wanita untuk segera memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan profesional ketika diduga hamil, yaitu jika ia merasa terlambat haid selama satu atau dua periode Jika seorang wanita pertama kali memeriksakan dirinya saat usia kehamilannya sudah lanjut, akan sangat sulit untuk menentukan usia kehamilan secara akurat dengan pemeriksaan klinis
Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Memberikan asuhan kebidanan pada trimester I dilakukan berdasarkan bukti bahwa trimester I merupakan masa penting pertumbuhan embrio/ fetus. Pada waktu ini fetus mengalami :
Pembentukkan beberapa organ dalam otak janin pada minggu ke-4 kehamilan Organogenesis (perkembangan organ-organ janin secara lengkap) pada minggu ke-8 kehamilan Diet ibu yang jelek berhubungan dengan malformasi jantung dalam proses pertumbuhan embrio
Pelayanan ANC Berdasarkan Kebutuhan Individu
Skinner dan Roche (1995) mendeskripsikan bahwa dasar asuhan yang berpusat pada wanita harus dapat :
Mengidentifikasi apa yang diharapkan wanita secara tepat Memungkinkan wanita untuk memiliki kepercayaan diri dalam membuat keputusan setelah diberikan informasi yang relevan Melibatkan wanita dalam perawatannya
Pelayanan ANC Berdasarkan Kebutuhan Individu
asuhan yang berorientasi pada wanita harus dapat memenuhi hak-hak klien seperti: Setiap perempuan/ ibu penerima asuhan mempunyai hak mendapatkan keterangan mengenai asuhannya Setiap perempuan/ ibu mempunyai hak mendiskusikan keprihatinannya dalam lingkungan dimana ia merasa percaya diri
Setiap perempuan/ ibu harus mengetahui sebelumnya jenis prosedur dilakukannya Prosedur harus dilaksanakan di dalam suatu lingkungan (misalnya kamar bersalin) sebagai upaya hak ibu untuk mendapatkan privasi dihormati Setiap perempuan/ ibu harus dibuat senyaman mungkin ketika menerima pelayanan Setiap perempuan/ ibu mempunyai hak untuk mengutarakan pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang diterimanya
Skrining Untuk Deteksi Dini
Deteksi dini merupakan upaya untuk menemukan suatu komplikasi. Skrining merupakan alat untuk melakukan deteksi dini. Skrining untuk menemukan keadaan yang abnormal merupakan peran bidan yang penting Diagnostik tes dilakukan untuk memberikan jawaban pasti
Melaksanakan Deteksi Dini Ibu dengan Kelainan, Komplikasi, Penyakit yang Lazim Terjadi dalam Kehamilan
Trimester I
a.
Assessment Risiko Penampilan umum/ Keadaan umum Berat badan Tinggi fundus Denyut jantung janin Promosi Kesehatan Intervensi Medis dan Psikososial
B.Trimester II Assessment Risiko Penampilan umum Tekanan Darah Berat badan Pertumbuhan fundus DJJ Skrining Triple marker Glukosa urineHemoglobin/ hematokritUSG untuk scan anatomi Promosi Kesehatan Intervensi Medis dan Psikososial
C. Trimester III Assessment Risiko Tekanan Darah Berat Badan Tinggi Fundus Letak/ presentasi janin DJJ Pemeriksaan serviks Skrining antibodi pada ibu dengan Rh negative, Rapid Plasmin Reagin, Gonorhea/ Clamydia, Trachomatis, HIV, Beta strep kultur Promosi Kesehatan Intervensi Medis dan Psikososial
Kelainan dan komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester I
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan
Abortus
Kehamilan Ektopik Terganggu
Mola Hidatidosa,
Anemia
Kelainan – Kelainan dan Komplikasi dan Penyulit Kehamilan pada Trimester II dan III
Letak janin Hipertensi Ketuban Pecah Dini Gerak anak yang kurang Kehamilan lewat waktu Kehamilan ganda Demam tinggi adanya tanda- tanda inpartu sebelum waktunya. Sakit kepala hebat
Deteksi Dini Penyulit Persalinan Alat untuk mendeteksi komplikasi yang terjadi pada persalinan :
Partograf
Kardiotokografi
Tujuan penggunaan partograf :
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam. Mencatat kondisi ibu dan janin. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat secara dini mengidentifikasi adanya penyulit. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Sasaran Penggunaan Partograf
Partograf harus digunakan : Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, BPS, RS, dll) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (SpOG, bidan, dokter umum, residen, mahasiswa kedokteran, mahasiswa keperawatan)
Deteksi dini Masa Persalinan Kala I: 1.
2.
Riwayat bedah sesar Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show ) Jangan melakukan pemeriksaan dalam,miring kiri, infus, RUJUK
3.
Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan) Segera rujuk ibu ke fasilitas yg memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
4.
Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi temperatur tubuh > 38oC, menggigil, nyeri abdomen, cairan ketuban yang berbau Baringkan ibu miring ke kiri, Pasang infus
Lanjutan… 5.
6.
Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental, atau sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin, Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu) Baringkan ibu miring ke kiri, Dengarkan DJJ, RUJUK TD lebih dari 160/110 dan/atau terdapat protein dalam urin (pre-eklampsia berat) Baringkan ibu miring kiri, Pasang infus, Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4 20% IV selama 20 menit, Segera rujuk ibu, Suntikan 10 g MgSO4 50% (5 g IM pada bokong kiri dan kanan)
7.
8.
9.
Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion, kehamilan ganda) Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar, Dampingi ibu ke tempat rujukan DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit (gawat janin) Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur, Pasang infus, Segera rujuk, Dampingi. Primipara dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5 Baringkan ibu miring ke kiri, Segera rujuk, Dampingi ibu ke tempat rujukan
10. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang dll) Baringkan ibu miring ke kiri, Segera rujuk, Dampingi ibu ke tempat rujukan 11. Persentasi ganda (majemuk) Baringkan ibu dengan posisi lutut menempel ke dada atau miring ke kiri, Segera rujuk, Dampingi ibu ke tempat rujukan
Lanjutan… 12.
Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut) Gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi, letakkan 1 tangan di vagina dan jauhkan kepala janin dari tali pusat janin, Segera rujuk, Dampingi ibu ke tempat rujukan
13.
Tanda & gejala syok:nadi cepat, tekanan darahnya rendah, pucat, berkeringat dingin, cemas, produksi urin sedikitmiring kiri, posisi trendelenburg, pasang infus, rujuk
14. Tanda dan gejala perslinan dg fase laten yang memanjang pembukaan serviks < dr 4 cm stlh 8 jam, kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10 menit)rujuk 15. Tanda dan gejala belum inpartu < 2 kontraksi dalam 10 menit, berlangsung < 20 detik, tidak ada perubahan serviks dalam waktu 1 - 2 jammakan, minum, jalan-jalan, pulang jika kontraksi berhenti 16. Tanda & gejala partus lama Φ melebihi garis waspada, Φ < 1 cm / jam, kontraksi < 2X dlm 10 menitrujuk
Kala II 1.
2. 3. 4. 5.
Syok Nadi cpt, TD , Pucat pasi, B”kringat, dingin, Nafas cepat, Cemas, Produksi urin sedikit miring kiri, posisi trendelenburg, pasang infus, rujuk Dehidrasi nadi >100x/mnt, menggigil, ketuban berbau Infeksi Urin pekat, Prdksi urin sdkt (< 30 ml/jam) PER TD diastolik 90-110 mmHg, Proteinuria hingga 2+. PEB TD diastolik 110 mmHg atau >, TD diastolik 90 mmHg atau > dngn kejang, Nyeri kepala, Gangguan penglihatan, Kejang setiap saat.
6.
Inersia uteri < 3 kontraksi dlm wkt 10 menit, masing-masing kontraksi berlangsung < 40 dtk
7.
Gawat janin DJJ < 120 atau > 160 X/mnt, mulai waspada adanya gawat janin, DJJ < 100 atau >180 x/mnt
8.
Kepala bayi tidak turun Anjurkan ibu untuk meneran sambil jongkok, jika bayi tidak lahir dalam 1 jam (primi) 2 jam (multi) lakukan rujukan.
Lanjutan… 9.
10.
Distosia bahu Kepala bayi tdk melakukan putaran paksi luar, Bahu bayi tdk lahir Lakukan episiotomi, Lakukan manuver McRobert’s, Jika bahu belum lahir lakukan manuver Wood dan/atau Wood Screw Crew atau lakukan manuver Shwartz Cairan ketuban bercampur mekonium Nilai DJJ, Jika DJJ normal, minta ibu kembali meneran, Jika DJJ tidak normal, tangani sebagai gawat janin
11.
Tali pusat menumbung Nilai DJJ
12.
Lilitan tali pusat jika longgar lepaskan tali pusat, jika melilit erat klem talli pusat lalu gunting.
13.
Kehamilan kembar tak terdeteksi nilai DJJ, jika bayi ke 2 presentasi kepala lahirkan secara normal, jika tidak terpenuhi baringkan miring kiri.
Kala III dan IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Retensio plasenta Plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi Avulsi tali pusat tali pusat putus, plasenta tidak lahir Atonia uteri uterus tidak berkontraksi Robekan jalan lahir akibat dari perineum yg kaku Syok nadi cepat, lemah TD menurun, telapak tangan dingin, wajah pucat. Dehidrasi Infeksi PER, PEB Kandung kemih penuh
Penyulit Persalinan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
Distosia Atonia uteri Retensio plasenta Robekan jalan lahir Perdarahan Kala IV ( primer ) Emboli air ketuban Inversio Uteri Syok Obstetrik
Deteksi dini Masa Nifas
Kunjungan ke I 6-8 jam setelah persalinan Kunjungan ke II 6 hari setelah persalinan Kunjungan ke III 2 minggu setelah persalinan Kunjungan ke IV 6 minggu setelah persalinan
6-8 jam setelah persalinan
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu da bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
6 hari setelah persalinan
Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat • memastikan ibu menyusui denga baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit • memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari •
2 minggu setelah persalinan
memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
6 minggu setelah persalinan
Menanyakan pada ibu tentang penyulitpenyulit yang ia atau bayi alami Memberikan konseling untuk KB secara dini Hubungan seksual
Komplikasi Nifas
1.
Hemoragi Postpartum
2.
Rasa sakit waktu berkemih
3.
Eklamsia Postpartum
1.
Nekrosis pars anterior hipofisis postpartum (syok setelah perdarahan) tanda gejala : amenorea, gejala2 insufisiensi pada alt2 lain yg fxnya dipengaruhi oleh hormon2 pars anterior hipofisis (glandula tireodea, glandula suprarenalis)
2. Peritonitis Tanda gejala: nyeri perut bag bwh, menggigil, peningkatan nadi, peningkatan suhu, nyeri saat BAK, Distensi abdomen dan nyeri abdomen, pucat
3.
4.
Endometritis, tanda gejala : peningkatan denyut nadi, peningkatan suhu, menggigil, perpanjangan rasa nyeri setelah melahirkan, sub involusi uterus, distensi uterus, distensi abdominal, peningkatan jumlah lochea, uterus sedikit membesar, lembek dan nyeri saat diraba. Dx Endometritis terkadang membingungkan, karena terdapat kesamaan dengan infeksi kandung kemih. B en d u n g a n P ay u d a r a, Tanda gejala : nyeri pada
payudara, payudara bengkak dan tegang,
1.
Mastitis (infeksi payudara coz bakteri Staphylococcus Aureus) yg msk dlm putting susu ibu, Sumber bakteri: hidung, tenggorokan bayi, tangan ibu, biasany terjadi pd minggu pertama PP Tanda gejala: peningkatan suhu dan nadi, nyeri pd daerah payudara, kemerahan dan nyeri raba pd payudara, gejala seperti flu (nyeri otot, batuk, sakit kepala),
2. Thrombhoplebitis
Pelvio thromboplebitis (mengenai vena2 dinding uterus dan ligamentum latum), tanda gejala : nyeri perut bag bwh/smping, Penderita nampak sakit berat dgn gambrn sbb: menggigil berulang kali dgn interval hanya beberapa jam kdg2 3 hari suhu tubuh naik turun secara tajam cenderung terbentuk pus, yg menjalar keman2, terutama paru2 penyakit dpt b’langsung selama 1-3 jam Gambrn darah : terdpt leukositosis Komplikasi : pd paru (infark, abses, pnemonia), pd ginjal (nyeri mendadak diikuti protein uria dan hematuria),
T h r o m b o p l e b i t is f em o r a l (mengenai vena2 pd
tungkai, mis vena femoralis), sering terjadi pd hr ke 6-20 yg ditandai dgn peningkatan suhu dan nyeri tungkai, tanda gejala : Suhu tubuh meningkat Pada kaki sedikit fleksi, rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dgn kaki lainnya Seluruh bagian dari salah satu vena pd kaki terasa tegang & keras pd paha bag atas, Nyeri hebat pd lipatan paha dan daerah paha Kaki bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin, Oedema Nyeri pada betis yg terjadi secara spontan atau dengan memijat betis
1.
Sub involusi uterus Merupakan terganggunya proses kembalinya uterus ke kondisi sblm hamil, penyebab : sisa plasenta, endometritis, mioma uteri. Tanda gejala : kadng2 tjd prdarahan, bimanual > uterus lebih besar dan lembek dr pd seharusnya karena lamanya masa nifas.
2. Perdarahan Postpartum Sekunder (24 jam-6 minggu PP), penyebab : sub involusi uterus, kelainan kongenital uterus, involusi uterus, mioma uteri,
Tanda Bahaya Kala IV tanda bahaya : •
Demam. - infeksi,
•
Perdarahan aktif.
•
Bekuan darah banyak.
•
Bau busuk dari vagina
•
Pusing. eklamsi
•
Lemas luar biasa
•
Kesulitan dalam menyusui Psikologis
retensio plac, atonia uteri
infeksi
HPP, anemia,
gangg.
•
Deteksi dini komplikasi masa nifas • Anemia 1. Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi bila sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.
• Eklampsia dan preeklampsia Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan kematian.
•
Perdarahan postpartum 1. Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di dua jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi 2. terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan bertambah naik Involusi TFU Berat Uterus Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram Uri Lahir 2 Jari b/ pusat 750 gram 1 minggu ½ pusat sympisis 500 gr 2 minggu Tidak teraba 350 gram 6 minggu Tambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram
•
Depresi masa nifas
1. Terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, di mana kadar hormon masih tinggi. 2. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas.
3. Tingkatannya bermacam-macam, mulai dari neurosis atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita sakit jiwa dan kadang-kadang sampai tak sadar, seperti meracau, mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situasi nyatanya.
Infeksi masa nifas 1. Pada saat nifas, adanya darah yang keluar merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, lekosit, dan lainnya. •
2. Gejala infeksi nifas tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Pada minggu-minggu pertama, gejala yang terjadi akibat perluasan infeksi biasanya belum terlihat. Setelah infeksi berkembang lebih lanjut, barulah gejala berikut mulai terlihat.
3. Bila infeksi terjadi pada daerah antara lubang vagina dan anus, bagian luar alat kelamin, vagina atau mulut rahim , biasanya timbul gejala, yakni: - Rasa nyeri dan panas pada tempat yang terinfeksi. - Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air kecil. - Sering juga disertai demam.
4. Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim , gejalanya bisa dikenali dari cairan yang keluar setelah melahirkan. Cairan ini seringkali tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban. Padahal, ini mengakibatkan gejala berikut: - Suhu tubuh meningkat. - Rahim membesar disertai rasa nyeri.
5. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah balik ke berbagai organ tubuh , seperti paru-paru, ginjal, otak, atau jantung, akan mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat tersebut.
6. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh getah bening dalam rahim , dapat langsung menuju selaput perut atau kadang melalui permukaan selaput lendir rahim menuju saluran telur serta indung telur. Nah, gejala yang akan muncul berupa: - Rasa sakit. - Denyut nadi meningkat - Suhu tubuh meningkat disertai menggigil.
7. Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya berbau busuk. Selain itu rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga bisa terjadi perdarahan. Meski infeksi ini jarang berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa
Terima kasih
EVALUASI
Memberikan asuhan kebidanan pada trimester I dilakukan berdasarkan bukti bahwa trimester I merupakan masa penting pertumbuhan embrio/ fetus. Pada waktu ini fetus mengalami, KECUALI....... Pembentukkan beberapa organ dalam otak janin pada a. minggu ke-4 kehamilan b. Pembentukkan beberapa organ dalam otak janin pada minggu ke-8 kehamilan c. Organogenesis (perkembangan organ-organ janin secara lengkap) pada minggu ke-8 kehamilan Diet ibu yang jelek berhubungan dengan malformasi d. jantung dalam proses pertumbuhan embrio
a. b. c. d.
Untuk memastikan ibu menderita anemia, bidan melakukan pemeriksaan Hb sahli. Hal tersebut merupakan…… Deteksi dini Skrining Tes diagnostik Pemeriksaan penunjang
Berikut ini penyulit yang ditemukan pada Trimester I, kecuali…. a. b.
Hiperemesis gravidarum Abortus
c.
Mola hidatidosa
d.
Plasenta praevia
Berikut ini penyulit yang sering ditemukan pada trimester II & III, kecuali…… a.
Kehamilan ganda
b.
Solusio plasenta
c. d.
Abortus Plasenta praevia
Berikut ini deteksi dini yang dilakukan pada trimester I, kecuali…… a.
Pemeriksaan keadaan umum
b.
Pemeriksaan presentasi janin
c.
Pemeriksaan berat badan
d.
Pengambilan riwayat (anamnesa)
KESIMPULAN Kelainan dan komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester I a. Hiperemesis gravidarum b Perdarahan (abortus, KET, mola hidatidosa) c. Anemia
Kelainan –Kelainan dan Komplikasi dan Penyulit Kehamilan pada Trimester II dan Trimester III Letak janin Hipertensi Ketuban Pecah Dini Gerak anak yang kurang Kehamilan lewat waktu Kehamilan ganda demam tinggi Adanya tanda- tanda inpartu sebelum waktunya. Sakit kepala hebat
Penyulit Persalinan Distosia Atonia uteri Retensio plasenta Robekan jalan lahir Perdarahan Kala IV ( primer ) Emboli air ketuban Inversio Uteri Syok Obstetrik
Komplikasi Nifas
Perdarahan post partum
Infeksi nifas
Gangguan psikologis masa nifas