KADERISASI ORGANISASI KADERISASI ORGANISASI
Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organi organisas sasii dapat dapat berger bergerak ak dan melakuk melakukan an tugastugas-tuga tugass keorga keorganis nisasi asianny annyaa dengan dengan baik baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi Fungsi dari dari kaderis kaderisasi asi adalah adalah memper mempersia siapkan pkan caloncalon-cal calon on (embri (embrio) o) yang yang siap siap melanju melanjutka tkan n tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung atta pernah menyatakan kaderisasi dalam kera kerang ngka ka keban kebangs gsaa aan, n, !Bah" !Bah"aa kade kaderi risa sasi si sama sama arti artinya nya deng dengan an menan menanam am bibi bibit. t. #ntu #ntuk k menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.$ %ari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi organisasi dapat dipetakan dipetakan menjadi menjadi dua ikon secara umum. &ertama, pelaku kaderisasi (subyek). %an kedua, sasaran kaderisasi (obyek). #ntuk #ntuk yang yang pertam pertama, a, subyek subyek atau atau pelaku pelaku kaderi kaderisas sasii sebuah sebuah organi organisas sasii adalah adalah indi'i indi'idu du atau atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. edangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah indi'iduindi'idu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan 'isi dan misi organisasi. ifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan matang secara intelektualdanpsikologis.
ebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin. pemimpin. Bagi Bung atta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi, pendidikan &endidikan tidak harus selalu diartikan pendidikan formal, atau dalam istilah atta !sekolah-sekolahan$, melainkan dalam pengertian luas. Tugas pertama-tama seorang pemimpin adalah mendidik. *adi, seorang pemimpin hendaklah h endaklah seorang yang yan g memiliki ji"a dan etos seorang pendidik. +emimpin berarti menye menyelam lamii peras perasaa aan n dan dan piki pikira ran n oran orang g yang yang dipim dipimpin pinny nyaa sert sertaa memb member erii insp inspir iras asii dan membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam lingkungan tugasnya. edangkan sebagai obyek dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung ja"ab untuk melanjutkan 'isi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung ja"ab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. &otensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui perjalanan hidupnya. ejauh mana kecenderungannya terhadap problema-problema sosial lingkungannya. *adi, di sana ada semacam landasan berfikir atau filosofi kaderisasi yang harus mendapatkan porsi perhatian oleh setiap organisasipergerakan. aitu harus ditemukan upaya mencari bibit bibit unggul dalam kaderisasi. ubyek harus mampu mena"arkan 'isi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta mena"arkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. #ntuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan 'isi-misi mereka/ dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual kemasyarakatan/ serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah diinternalisasikan, maka ji"anya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin. +aka, di sini, organisasipergerakan dituntut untuk dapat mengantisipasi dan menyalurkannya secara positif. %an memang sepatutnya organisasipergerakan mampu melakukannya, karena bukankah yang namanya organsiasipergerakan berarti terobsesi progresif bergerak maju dengan satu organisasi yang efisien dan efektif, bukan sebaliknya0 Belakangan ini, sudah dimulai upaya ke arah kaderisasi yang berorientasi pada karya dan aksi sosial dalam le'el general, berupa penumbuhan dan stimulasi etos intelektual dan sosial. *adi, bagaimana menggabungkan atau menemukan kon'ergensi yang ideal antara aktifitas berpikir (belajar) sebagai1entitas mahasis"a1dan aktifitas aksi sosial sebagai pengeja"antahan dari nilai-nilai tekstual-normatif. %engan kata lain, harus ditemukan titik keseimbangan antara nilainilai tekstual-normatif tadi dengan realitas-kontekstualnya. 23l4 kulli h4l, tampaknya perlu dicermati kembali urgensi dari kaderisasi berkala yang dilakukan oleh organisasi apapun. Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. 5ayaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian disana. 6amun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya. ukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena, "ujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan. 7all4h-u 38lam Bi al-ha"4b
Kenapa Harus Ada Kaderisasi? Apa yang kamu pikirkan pertama kali ketika mendengar kata kaderisasi? 3degan pukul-pukulan0 3degan bentak-bentakkan0 &ush up berantai0 enioritas atau junioritas0 9elap-gelapan di pedalaman gunung atau hutan0 Berjalan jauh0
3tau malah merangkak0 %itutup matanya di pemakaman sendirian0 7ah, serem-serem banget :tu sih bukan kaderisasi, melainkan sebuah balas dendam kakak tingkat karena dahulu dia pernah merasakan ketegangan itu; << =pis ah= 5upain dulu deh, yang gitu-gitu. >oba yuk, kita lihat lebih dekat, apa itu kaderisasi dan kenapa harus ada0 Peran kaderisasi:
1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik &roses transfer nilai adalah suatu proses untuk memindahkan sesuatu (nilai) dari satu o rang ke orang lain (definisi Kamus Besar Bahasa :ndonesia). 6ilai-nilai ini bisa berupa hal-hal yang tertulis atau yang sudah tercantum dalam aturan-aturan organisasi (seperti Konsepsi, 3% 3?T, dan aturan-aturan lainnya) maupun nilai yang tidak tertulis atau budaya-budaya baik yang terdapat dalam organisasi (misalnya budaya diskusi) maupun kondisi-kondisi terbaru yang menjadi kebutuhan dan keharusan untuk ditransfer. 2. Penjamin keberlangsungan organisasi @rganisasi yang baik adalah organisasi yang mengalir, yang berarti dalam setiap keberjalanan "aktu ada generasi yang pergi dan ada generasi yang datang (ga itu-itu aja, ga ngandelin figuritas). 6ah, keberlangsungan organisasi dapat dijamin dengan adan ya sumber daya manusia yang menggerakan, jika sumber daya manusia tersebut hilang maka dapat dipastikan bah"a organisasinya pun akan mati. ?egenerasi berarti proses pergantian dari generasi lama ke generasi baru, yang termasuk di dalamnya adanya pembaruan semangat. 3. Sarana belajar bagi anggota Tempat di mana anggota mendapat pendidikan yang tidak didapat di bangku pendidikan formal. &endidikan itu sendiri berarti proses pengubahan sikap d an tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam proses mende"asakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. &endidikan di sini mencakup dua hal yaitu pembentukan dan pengembangan. &embentukan karena dalam kaderisasi terdapat output-output yang ingin dicapai, sehingga setiap indi'idu yang terlibat di dalam dibentuk karakternya sesuai dengan output. &engembangan karena setiap indi'idu yang terlibat di dalam tidak berangkat dari nol tetapi sudah memiliki karakter dan skill sendiri-sendiri yang terbentuk sejak kecil, kaderisasi memfasilitasi adanya proses pengembangan itu. &endidikan yang dimaksudkan di sini terbagi dua yaitu dengan pengajaran (yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter) dan pelatihan (yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada skill). %engan menggunakan kata pendidikan, kaderisasi mengandung konsekuensi adanya pengubahan sikap dan tata laku serta proses mende"asakan. al ini sangat terkait erat dengan proses yang akan dijalankan di tataran lapangan, bagaimana menciptakan kaderisasi yang intelek untuk mendekati kesempurnaan pengubahan sikap dan tata laku serta pende"asaan. Posisi Kaderisasi:
1. Strategis %efinisi dalam KBB:, rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. &erlu ada perencanaan yang matang dalam organisasi agar tujuannya tercapai, salah satunya adalah kaderisasi yang baik.
Bila kaderisasi baik, berarti internal organisasi tersebut baik. Bila internal kaderisasinya sudah baik, semua tujuan organisasi bisa tercapai dan bisa 2ekspansi8 ke "ilayah eksternal. 2. Vital :ni menunjukkan urgensi dari kaderisasi. *ika, kaderisasi mati, cepat atau lambat organisasi pun akan mati karena organisasi tidak berkembang dan tidak mampu mengaktualisasi dirinya. Fungsi kaderisasi:
1. Melakukan rekrutmen anggota baru &enanaman a"al nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan bergerak menuju tujuan organisasi. 2. Menjalankan proses pembinaan penjagaan dan pengembangan anggota +embina anggota dalam setiap pergerakkannya. +enjaga anggota dalam nilai-nilai organisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan. +engembangkan skill dan kno"ledge anggota agar semakin kontributif. 3. Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan dan pengembangan akti! Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak terberdayakan. ". Menge#aluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi Kaderisasi bisa menjadi e'aluator organisasi terhadap anggota. ejauh mana nilai-nilai itu terterima anggota, bagaimana dampaknya, dan sebagainya. (untuk itu semua, diperlukan perencanaan sumber daya anggota sebelumnya) Aspek kaderisasi:
Kaderisasi haruslah holistik. Banyak aspek yang harus tersentuh oleh kaderisasi untuk menghasilkan kader yang ideal. 3spek tersebut adalah A. Fisikal (kesehatan) . piritual (keyakinan, agama, nilai) C. +ental (moral dan etika, softskill, kepedulian) D. :ntelektual ("a"asan, keilmuan, keprofesian) E. +anajerial (keorganisasian, kepemimpinan) %ari setiap aspek, harus ada sinergi dan keseimbangan agar tiap aspek bisa menunjang aspek yang lainnya sehingga potensi si kader teroptimalisasi. Bentuk kaderisasi:
1. $aderisasi pasi! Kaderisasi pasif dilakukan secara insidental dan merupakan masa untuk kenaikan jenjang anggota. &ada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan 2learning to kno"8 dan sedikit 2learning to be8. &embinaan pasif sangat penting dan efektif dalam pembinaan dan penjagaan. 2. $aderisasi akti! aitu kaderisasi yang bersifat rutin dan sedikit abstrak, karena pada kaderisasi ini, anggotalah yang mencari sendiri 2materi8-nya. &ada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan 2learning to kno"8, 2learning to do8, dan 2learning to be8 sekaligus. +aka dalam hal ini sangat penting untuk dipahami, bah"a setiap rutinitas kegiatan, haruslah memberdayakan potensi anggota
sekaligus menjadi bentuk pembinaan dan pengembangan aktif bagi anggota. Kaderisasi ini sangat baik dalam proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan secara sistematis. Profi Kader:
Terkadang, orang-orang yang subjek kaderisasi (panitia) tidak memberi tahu kepada objek kaderisasi (peserta), kader yang seperti apa yang ingin dibentuk atau dicapai. al tersebut menyebabkan terjadi distorsi keberterimaan. Bisa jadi hal-hal penting yang diberikan tidak diterima oleh objek kaderisasi. Tetapi itu masih lebih baik, dibanding tidak ada output kader yang ingin dicapai. ang penting tujuan organisasi tercapai, atau yang lebih parah, yang penting ada kaderisasi. &rofil kader termasuk ke dalam hal-hal yang harus disiapkan atau ditargetkan prakaderisasi. &rofil ini bisa terkait dalam D hal (contoh saja) A. Berhubungan dengan diri si kader (pengembangan diri kader "a"asan, kemampuan) . Berhubungan dengan organisasi (kader yang mau berkontribusi untuk organisasi) C. Berhubungan dengan masyarakat (kader yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan bangsa) D. Berhubungan dengan basis organisasi (kader harus sesuai dengan basis organisasi, misal keilmuan, keprofesian, minat, bakat) &rofil kader ini tidak hanya digunakan ketika kaderisasi yang bersifat insidental saja (e'ent), tetapi juga kaderisasi berkelanjutan yang beriringan den gan akti'itas organisasi. elain itu, tidak cukup hanya menjadikan calon kader menjadi objek kaderisasi. ebaiknya kita juga 2melakukan sesuatu8 kepada lingkungan atau suasana di sekitar calon kader agar lebih kondusif untuk mencapai profil-profil ini. +isal, pengkader harus telah mencapa i profil si calon kader. ehingga calon kader memiliki role model langsung (bisa terjadi percepatan pembelajaran). ===
!e"#angun Kaderisasi pada Organisasi Ka"pus +embangun organisasi bukanlah sekadar mengikuti alur dan peranan Tuhan yang disebut takdir. etiap orang tahu itu. Tapi tidak semua menjalankannya dengan sadar. +embangun organisasi layaknya mera"at sebuah pohon, di mana ada tujuan akhir yang menjadi alasan organisasi ini masih berdiri, tujuan besar ini kemudian dieja"antahkan dalam rencana-rencana jangka panjang, menengah dan pendek. 3da pelakusubjek organisasi, lalu ada struktur yang jelas, metode kerja yang sesuai dengan organisasinya. Tentunya banyak sekali untuk menjelaskan filosofi organisasi, tapi yang ingin saya tuju adalah bah"a kesadaran akan 'isi dan misi organisasi inilah yang penting untuk membangun kapasitas organisasi yang lebih baik, dan tentunya berimbas pada kaderisasi setelah itu.
isi dan misi sebuah organisasi yang jelas, akan berimbas pada pelaku (atau biasa disebut pengurus)-nya. :mbas inilah yang dicari, didambakan, diharapkan setiap pelaku organisasi. +isalnya ketika 'isi saya adalah membangun sebuah rumah, jelas orang yang membantu membangun rumah saya akan merasakan rumah yang megah nantinya, disamping pengerjaannya yang penuh canda ta"a, kekeluargaan, kerja keras, pembelajaran pekerjaan atau sikap, soliditas, kebanggaan akan jabatan dan profesionalisme, bahkan tak ayal jika sesama pembangun rumah saling mengenal dan bisa bekerja sama di ladang yang lain. :mbas inilah yang saya sebut manfaat organisasi. %&is is w&at peoples !ind in t&e 'ampus. +ereka tidak dibayar dengan uang untuk bekerja, mengorbankan "aktu belajar dan bermain hanya untuk berkutat dengan marketing call, atau proposal kegiatan yang ribetnya setengah mati. %&ey are paid wit& e(perien'e skill sel!de#elopment and dignity o! &is)&er organisation. +ereka berharap akan ada sesuatu yang tumbuh dari pengorbanan mereka selama ini. +ereka berharap ada jaringan yang didapat, pengalaman, dan keahlian yang diturunkan dari senior atau eGtraordinat-nya. +aka, manfaat pragmatis ini tidak bisa dianggap sepele. *e need to e(plore it and sell it to our +'ustomer,. >ontoh riilnya yang saya alami adalah pada dua organisasi besar ini ternyata kalah dengan sebuah kepanitiaan ("alau juga besar, scopenya nasional). %engan jumlah staf yang mendaftar berjumlah HH orang, kepanitiaan ini hanya menerima kurang lebih EH orang untuk menjadi bagian dari tim tersebut. +asa kerja terhitung satu tahun kurang lebih, artinya tidak jauh berbeda dibandingkan organisasi struktural. Kemudian kita lihat totalitas, profesionalitas orang orangnya, saya pikir masih jauh lebih unggul kepanitiaan ini. +engapa bisa demikian0 Karena kepanitiaan ini telah belasan tahun terpercaya mende'elop orang-orang yang ada di dalamnya untuk bekerja secara profesional, on time, keahlian yang tinggi, fokus yang luar biasa, dengan tidak menghilangkan unsur-unsur kekeluargaan serta kedekatan personal. :ni yang satu benchmark yang saya pikir pantas untuk ditiru. Tujuan dan manfaat organisasi yang nyata dan terorganisir dengan baik merupakan kunci sukses dari 'apa'ity de#elopment dan suksesi yang lebih baik &endek kata, jika organisasi terkenal baik, prestigeous, profesional, pastilah orang berbondong bondong masuk. *e need to de#elop our internal 'apability pro#e it wit& our work sell t&e +produ't, and let people know it and buy it. uksesi yang lebih baik bukan sekadar keniscayaan.
Post$Gerakan !a%asis&a REFOR!ASI AIIJ yang digulirkan oleh gerakan mahasis"a secara serentak telah menorehkan tinta emas sejarah demokrasi di :ndonesia. 9egap gempita keberhasilan gerakan mahasis"a disambut riuh dengan tumbuhnya demokrasi dan tumbangnya reim orde baru. 5alu bagaimana dengan gerakan mahasis"a sekarang0
&ascareformasi AIIJ, banyak kalangan menilai telah hilang arah gerakan dan perjuangan mahasis"a. 3da beberapa hal yang menyebabkan hilangnya perjuangan mahasis"a. &ertama, hilangnya daya kritis mahasis"a, karena mahasis"a kini disibukkan dengan pesta demokrasi prosedural kampus dan diperparah dengan konflik antar gerakan mahasis"a yang tak kunjung reda. Kedua, kuatnya budaya patronase serta afiliasi gerakan mahasis"a terhadap senior-senior mereka yang berada di pemerintahan, parpol, maupun 5+.
+eskipun demikian sepatutnya masyarakat tidak bersikap pesimis terhadap gerakan mahasis"a saat ini. &asalnya, beberapa mahasis"a menyadari akan permasalahan krisis gerakan mahasis"a ini. %an untuk keluar dari permasalahan ini mereka memilih pada jalur post-gerakan mahasis"a. Term &ost-gerakan mahasis"a merupakan analogisasi dari post-modernisme yang berarti tidak ada kaitan dan tanggung ja"ab terhadap modernisme tetapi kondisi melampaui modern. Begitu juga dengan &ost-gerakan mahasis"a yang mere'italisasi arah perjuangan gerakan mahasis"a tanpa ada kungkungan senioritas serta purifikasi gerakan mahasis"a dengan basis intellektual kritis. Berbeda dengan neo-modernisme &ost-gerakan mahasis"a merupakan gagasan pembaharuan terhadap gerakan mahasis"a engan mengkombinasikan beberapa ide. &ertama, konsep intelektual organik 9ramsci sebagai basis gerakan. +aksud intellektual organik adalah seorang aktifis yang bermanfaat terhadap masyarakat disekitarnya. Kedua, ideology kritis sebagai ideology gerakan. erta militansi kuat terhadap intellektualitas dan kebenaran. &eluang post-gerakan mahasis"a memang berat jika dihadapkan dengan gerakan mahasis"a mainstream. Tetapi, dengan munculnya komunitas-komunitas post-gerakan mahasis"a ini paling tidak mencoba untuk membangun pondasi a"al demokrasi dari "ilayah intellektual. eperti komunitas-komunitas diskusi dan kajian mahasis"a yang bermunculan di >iputat. Beberapa komunitas post-gerakan mahasis"a tersebut misalnya &iramida >ircle, Formaci, e?@#, 5-3%:, +akar :nstitute, enjakala, Forum K@&:, dll.
Peran Penting Kaderisasi daa" !e"perkoko% Organisasi aya ingin menga"ali tulisan ini dengan perkataan aristoteles di dalam bukunya yang berjudul 5a &olitic bah"a setiap imperium yang tidak ma mpu memberikan pendidikan bagi generasi berikutnya maka tunggu saja "aktunya imperium itu akan mengalami masa kehancuran. Begitu pentingnya pendidikan sehingga apabila kita berbicara pendidikan maka sama pentingnya dengan membicarakan keberlangsungan organisasi, imperium atau bentuk kumpulan manusia apa pun. ebuah negara hanya akan besar apabila negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk berpartisipasi dalam jalannya roda kenegaraan. Tentu sumber daya manusia barulah mengalami kualifikasi ketika manusia-manusia-nya diberikan pendidikan yang baik pula. &endidikan merupakan satu-satunya instrument untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, terlepas apa pun bentuk dan metodenya. 3nggap saja kita diberikan hak untuk mengkategorikan mana saja negara-negara di dunia ini yang bisa diklasifikasikan sebagai negara maju, maka apa yang akan kita jadikan tolak ukur untuk menilainya0 Kalau pembaca menanyakan kepada saya hal tersebut, tentu dengan segera saya menja"ab bah"a pendidikan adalah tolak ukur utama apakah negara dapat dikatakan maju atau tidak.
:ndonesia di dalam preamble ##% AIDE tegas diguratkan bah"a negara dibangun yakni salah satunya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. *uga dikatakan agar pemerintah mengalokasikan minimal HL anggaran di dalam 3&B6 sebagai bentuk realisasi pembangunan sumber daya manusia le"at pendidikan yang baik "alau penganggaran saja tidaklah cukup tanpa disertai dengan pembenahan di sisi lainnya seperti infrastruktur, kualitas pengajar, kurikulum yang baik serta suasana hidup di lingkungan pendidikan tersebut. +ari kita sejenak bercermin kepada negara kecil yang kemajuannya sangat pesat di "ilayah asia tenggara. ingapuara misalnya, negara ini seperti yang pernah dikatakan oleh &rof 9oh >hor Boon 7akil %irektur 6:M (6ational :nstitute of Mducation), salah satu lembaga pendidikan pemerintah terbesar di ingapura, yang mengatakan. !Kami tidak punya sumber daya alam, kami tidak punya tambang, kami hanya punya human resourses. Kalau kami tidak punya pendidikan yang baik maka kami tidak akan bertahan.$ &enegasan ini, tampaknya bisa dilihat dari anggaran pendidikan ingapura kedua tertinggi setelah anggaran pertahanan. %ata tahun HHC anggaran pendidikan ingapura mencapai NL, +alaysia L dan HHJ mencapai OL, sementara Thailand AL. +alaysia yang dulu mengimpor guru :ndonesia, telah jauh melesat. %engan komposisi anggaran yang besar, pemerintahnya sukses menanggung beasis"a pelajar dan mahasis"a di luar negeri. %an ingapura i 6egara Kota, mengaku telah mele"ati fase &embangunan 5andasan ?iset dan &engembangan sejak lama, yang ditandai salah satunya dengan pendirian %e"an Teknologi dan ains 6asional tahun AIIA. %alam konteks partai, kita juga bisa melihat pola pendidikan atau kaderisasi yang diterapkan untuk membangun kader-kader yang diharapkan menjalankan 'isi-misi partai. 5emahnya kaderisasi di dalam partai akan berdampak langsung terhadap melemahnya partai. Tanpa kader yang kuat tidak ada organisasi kokoh bisa terbentuk, begitu juga sebaliknya tanpa organisasi yang kokoh sulitlah melakukan kaderisasi yang baik. udah barang tentu kedua hal tersebut harus berjalan seiring layaknya mobil dan bensin dimana tanpa salah satu maka keduanya tidak akan bermakna apa-apa. aya ingin mengajak pembaca untuk sedikit bersantai ria bercerita tentang film three hundreds (CHH) yang mengisahkan tentang perjuangan CHH pejuang spartan yang mempertahankan tanah air dari serangan bangsa luar. Kita tidaklah perlu mempersoalkan apakah hal tersebut benar-benar pernah terjadi atau tidak, karena saya hanya bermaksud untuk menstimulir kita dalam berimajinasi tentang kaderisasi. 5ihatlah film tersebut, bangsa spartan hanya menggunakan CHH pejuang dalam peperangan mela"an ribuan musuh-musuhnya dengan senjata yang lengkap. 3pa yang membuat pejuang-pejuang tersebut mampu mengimbangi musuh dalam peperangan tersebut. Kita bisa melihat mereka memiliki strategi yang kuat, strategi yang membaca dan memanfaatkan medan peperangan dengan baik demi keuntungan barisannya. +ereka juga memiliki kedisiplinan gerakan dan ketaatan komando serta koordinasi yang baik antar setiap personil sehingga formasi-formasi barisan dengan mudah dibentuk dan memang benar-benar kokoh. Kedisiplinan dan militansi benar-benar terlihat dan merasuki setiap ji"a pejuang tersebut, terlebih film ini menggambarkan nya"a dari keberanian pejuang-pejuang tersebut yakni rasa cinta mereka terhadap tanah air dan bangsa yang kita kenal dengan nasionalisme. :tulah yang menjadi nya"a dari keberanian para pejuang-pejuang sparta. Baiklah kita tafikan sejenak persoalan fantasi film yang barusan kita bicarakan, mari kita sejenak memperhatikan realita kehidupan yang terjadi di dunia ini. Ketika kita terlahir ke dunia ini, kita langsung dihadapkan pada alam dimana kita harus beradaptasi dan berinteraksi dengan segala sesuatu di luar kita. Kita yang tadinya tidak bisa berbahasa kemudian perlahan diberikan
sentuhan linguistik oleh pertama-tama ibu, lalu oleh lingkungan sekitar, sampai kita mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, tadinya yang kita hanya bisa terbaring kemudian mampu untuk berjalan bahkan berlari, a"alnya kita minum asi kemudian kita bisa memakan nasi. aya menceritakan ini agar pembaca melihat realitas terdekat bah"a sesungguhnya kita d ari sejak lahir hingga saat ini telah mengalami perkembangan diri, sekali lagi saya katakan apapun cara dan media yang membuat kita berkembang tidaklah begitu saya persoalkan, karena itu relatif, namun hal terpenting yang mau sampaikan bah"a proses perkembangan tersebut bisa k ita katakan kaderisasi dalam konteks luas. 3tau lebih ekstrim lagi, seluruh proses kehidupan yang ada di dunia ini apapun bentuknya, disadari atau tidak, bila kita pandang dari segala perspektif merupakan bentuk kaderisasi. &ernyataan tersebut senada dengan pernyataan yang pernah dilontarkan oleh bapak pendidikan nasional K: 3*3? %M736T3?3 bah"a semua adalah guru, dan setiap tempat adalah perguruan. +arilah sedikit kita persempit konteks pembicaraan kita dalam lingkup organisasi. Tidak perlu saya jelaskan lebih panjang terkait apa itu organisasi0 %an kenapa pembahasannya harus dibedakan dengan komunitas atau kumpulan-kumpulan lain. >ukuplah kita mengetahui bah"a organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan (cita-cita) dan akan kita capai dengan langkah-langkah tertentu. #ntuk mencapai tujuan tersebut manusia-manusia yang ada di dalamnya diberi aturan-aturan demi pendisiplinan mencapai tujuan. Kenapa begitu penting kita harus menata kaderisasi di tubuh organisasi0 :ni yang harus kita ja"ab dengan lantang dan tegas agar kita memiliki arah dalam mengarungi samudra pemakanaan terhadap satu kata yakni kaderisasi. %i atas telah kita ulas bah"a organisasi memiliki tujuan. Bagaimana tujuan itu dapat tercapai apabila sekumpulan orang tersebut tidak memahami secara utuh apa tujuannya dan bagaimana langkah-langkah mencapai tujuan. 5alu apakah ketika mereka tahu secara utuh tentang tujuan dan langkah-langkah mencapai tujuan dengan sendirinya kita akan mau bergerak me"ujudkan cita-cita organisasi0 Kemauan mensyaratkan adanya semangat, dan tentulah mereka yang ada di organisasi harus dibangkitkan semangatnya untuk merealisasikan tujuan organisasi. Kita andaikan saja semua orang di dalam tubuh organisasi telah memiliki semangat dan kemauan untuk mengimplementasikan tujuan, saya kemudian bertanya sekali lagi, apakah setelah mereka memiliki pengetahuan tentang tujuan, semangat untuk mencapai tujuan, dan mau untuk mencapai tujuan itu dengan sendirinya kita akan melakukan pergerakan0 aya tegaskan belum tentu. Kita harus melihat 'ariabel resiko di dalamnya. etelah mereka tahu, semangat dan mau dan kemudian mereka dihadapkan kepada resiko-resiko tertentu, mungkin timbul kebimbangan untuk bergerak di jalan yang sudah ditentukan. @leh karena itu tahap mau haruslah dirubah menjadi tahapan bertindak atau bergerak dan hal tersebut mensyaratkan adanya pengorbanan. +ungkin pembaca menganggap hal diatas adalah pembahasan yang biasa-biasa saja dan dirasa kurang penting. Tapi saya ingin tegaskan persoalan ini bukanlah persoalan yang sederhan a namun membutuhkan usaha yang super berat dalam membangunnya. #capan saya seirama dengan apa yang telah diucapkan oleh bung karno ketika dia berbicara di depan rakyat tentang tahapan-tahapan itu. 3pa tahapan-tahapan itu0 Tahapan itu dalam konteks nasional dikumandangkan bung karno dengan peristilahan national spirit meningkat menuju national "ill hingga mencapai nasional daad. Berulang-ulang kali beliau menyampaikan itu kepada rakyat bukan sekedar jargon tetapi hal tersebut mengindikasikan betapa besar usaha yang diperlukan untuk membangunnya.