PENERAPAN TEKNOLOGI E-COMMERCE DALAM BISNIS PENJUALAN PRODUK SECARA ONLINE (Studi Kasus PT Sakura Bandung)
YUDA SYAHIDIN Email :
[email protected],
[email protected] MIRA VERANITA E-mail :
[email protected]
ABSTRACT The design of e-commerce was aimed to provide the information about the products sold by online shop Sakura to the public internet users. The data collecting method used was the observation to the nearest online shop Sakura, interviews to various sources. From the making of e-commerce, it was the most inhibiting factor was the rearrangement of database Sakura files that were not well arranged previously in a structured and organized documents. Another inhibiting factors were the difficulty to have a meeting with guest speaker to talk about this website, and lack of clarity of the information obtained from this Sakura online shop. As the advice given to improve this website were: (1) To provide a specialized staff that has the task to control and to handle the problems in case there are some problems occurred in the future; (2) To arrange the data/files in the previous selling database system; (3) To update the meta website continuously so that the website will be easier to search in every searching engine; (4) to hold some website promotion to the public. Keywords : e-commerce, database, database, website.
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sakura merupakan sebuah usaha penjualan produk kertas yang mengadopsi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa ada penghalang jarak dan waktu, yang lebih dikenal dengan istilah toko maya atau online shopping, guna memenuhi permintaan akan produk-produk atau barang-barang yang sedang dijualnya. Prospek online shopping untuk jangka panjang sangatlah cerah. Hal ini disebabkan semakin banyaknya anggota masyarakat, khususnya kalangan muda dan terdidik, yang memahami teknologi informasi dan komunikasi serta selalu tertarik dengan pembelian produk dan produk-produk terbaru yang dibutuhkannya. Pada saat memulai usahanya, Sakura menawarkan barang-barangnya dengan menggunakan jejaring sosial (Facebook dan Yahoo Mesengger). Belum ada website tersendiri yang khusus berisi tentang produk-produk yang ditawarkan oleh Sakura. Dan dalam pencatatan laporannya pun masih dilakukan secara manual, sehingga rentan terhadap kesalahan.
2.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi penjualan produk berbasis e-commerce yang dapat membantu dalam penjualan produk-produk dari perusahaan-perusahaan khususnya PT Sakura dalam memperkenalkan Produknya tanpa terbatas jarak atau letak geografis.
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pendekatan Umum Sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Data adalah representasi dari suatu fakta yang menjelaskan suatu persoalan yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata dan/atau angka. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta, sederhananya data adalah catatan atau rekaman tentang fakta. Data yang baru dikumpulkan dan belum mengalami pengolahan apapun disebut data mentah, sedangkan data yang telah diolah disebut informasi. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi. Nilai dari suatu informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2. Pendekatan Khusus Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut. Menurut Gary Coulter dan John Buddemeir (E-commerce Outline) : e-commerce berhubungan dengan penjualan, periklanan, pemesanan produk, yang semuanya dikerjakan melalui internet. Beberapa perusahaan memilih untuk menggunakan kegiatan bisnis ini sebagai tambahan metode bisnis tradisional, sementara yang lainnya menggunakan internet secara eksklusif untuk mendapatkan para pelanggan yang berpotensi. Menurut Donna Perry, pengertian e-commerce sangat sederhana yaitu kemampuan untuk melakukan bisnis secara elektronik melalui komputer, fax, telefon, dsb. Menurutnya untuk menjual produk dan/atau jasa di internet, sebuah perusahaan membutuhkan: a. Komputer–bukan hanya beberapa komputer, tetapi dibutuhkan sebuah server dengan kapasitas besar dan kecepatan tinggi yang memungkinkan Secure Socket Layer (SSL) mempunyai enkripsi yang aman. Server ini harus benar-benar stabil. b. Merchant account –yang diperoleh melaui sebuah bank atau institusi keuangan dan mengizinkan perusahaan menerima kartu kredit sebagai bentuk pembayarannya. Rekening ini sebaiknya menggunakan sebuah institusi yang mengetahui tentang perdagangan di internet dan yang menawarkan pemrosesan transaksi online secara real-time. Jadi, e-commerce atau bisa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Beradasarkan buku M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa pandangan perspektif sebagai berikut:
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
1. Perspektif Komunikasi: e-Commerce merupakan pengiriman indormasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana eletronik lainnya. 2. Perspektif Proses Bisnis: e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan. 3. Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan. 4. Perspektif Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan: 1. Business to business (B2B) Karakteristik dari B2B adalah pertama, trading partners-nya telah diketahui dan umumnya memiliki hubungan yang cukup lama serta informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Karakteristik ini memungkinkan terjadinya hubungan yang harmonis dan saling percaya. Kedua, pertukaran data berlangsung berulang-ulang dan secara berkala. 2. Business to Consumer (B2C) B2C mempunyai karaketristik, pertama terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. Kedua, servis yang diberikan bersifat umum dimana mekanismenya dapat digunakan oleh khalayak ramai. Ketiga, pelayanan yang diberikan berdasarkan permohonan (on demand) maka produsen mempersiapkan responnya sesuai dengan permohonan tersebut. Keempat, pendekatan client atau server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server (Deris, 2002). Pendekatan istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 (lima) perspektif (Phan, 1998) sehingga pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-Commerce bisa dikatakan sama dengan e-business: Perspektif Mengenai E-Commerce PERSPEKTIF On-line Purchasing Pespective
DEFINISI E- COMMERCE Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya.
Digital Communication Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, Perspective jasa dan pembayaran online
FOKUS Transaksi online
Komunikasi secara elektronis
Service Perspective
Sistem yang memungkinka upaya menekan biaya, menyempurnakan Efisiensi dan layanan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan pelanggan kecepatan penyampaian jasa
Business Process Perspective
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja
Market-of-one
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa Process customization untuk diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien
Perspective
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Otomatisasi proses bisnis
Sumber: diolah dari Phan (1998). Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk: a. b. c. d. e. f. g.
Menyediakan harga kompetitif Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah: a. E-mail dan Messaging b. Content Management Systems c. Dokumen, spreadsheet, database d. Akunting dan sistem keuangan e. Informasi pengiriman dan pemesanan f. Pelaporan informasi dari klien dan enterprise g. Sistem pembayaran domestik dan internasional h. Newsgroup i. On-line Shopping j. Conferencing k. Online Banking E-commerce memberikan pilihan kepada produsen tentang jenis usaha dan skala usaha yang akan dikembangkan. Dengan mengimplementasikan e-commerce, produsen dapat memilih untuk mengembangkan target pasar kepada pasar global atau hanya fokus terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil dan menengah, dengan menggunakan e-commerce dapat menawarkan sesuatu yang berkualitas dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya tidak kemudian menjadi kendala utama, tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil dan menengah dapat menunjukkan produk atau jasa yang ditawarkan melalui websitenya dan dapat dilakukan melalui penjualan secara on line. Dengan menggunakan e-commerce, produsen dapat merubah daftar harga atau melakukan kustomisasi produk atau jasa yang ditawarkan dan terinformasikan secara cepat melalui website. Sesuatu yang biasanya memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan atau diintegrasikan, dengan e-commerce menjadi lebih cepat. Melakukan model usaha yang inovatif atau melakukan re-engineering, melaksanakan spesialisasi dengan derajat yang tinggi atau meningkatkan produktivitas dan perhatian terhadap pelanggan, bukan sesuatu yang tidak mungkin dengan ecommerce. E-commerce juga bermanfaat dalam membangun database pelanggan yang komprehensif. Produsen dapat mempunyai informasi tentang pola pemesanan yang dilakukan pelanggan dan mengelolanya sebagai informasi yang berharga. Database tersebut akan membantu produsen saat melakukan pemasaran dan strategi promosi agar dapat tepat sasaran. Dalam konteks hubungan dengan mitra bisnis, e-commerce membantu dalam mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi dalam rantai penawaran, mengurangi kebutuhan untuk membuat inventory dan menghindari keterlambatan pengiriman. Sehingga produsen mempunyai kepercayaan diri tentang usaha yang dijalankan dalam melakukan kerjasama dengan pemasok dan perusahaan jasa. E-commerce secara inherent akan menyederhanakan dan mengotomatisasi proses bisnis yang mendukung, menggabungkan dengan kecepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Dalam hubungannya dengan pelanggan, e-commerce membantu dalam menfasilitasi kegiatan pembelian yang nyaman. E-commerce dapat menghemat waktu pelanggan dibandingkan jika pelanggan tersebut melakukan pembelian secara off-line. Seringkali pelanggan membayar lebih murah untuk harga produk tertentu dibandingkan jika pelanggan membelinya secara off-line. Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Meskipun memiliki beberapa keuntungan, penggunaan e-commerce juga menghadapi kendala. Melakukan kegiatan transaksi secara online berarti pelanggan akan terpaksa menyediakan sejumlah informasi pribadi yang dipersyaratkan oleh penjual. Persyaratan ini tentunya dapat mengganggu kerahasiaan dan menimbulkan issu tentang keamanan dari informasi yang disediakan. Protokol untuk proses tertentu yang belum standard, bandwith telekomunikasi yang terbatas dan keterbatasan software yang digunakan, merupakan beberapa issu teknis yang mengakibatkan e-commerce masih kurang terintegrasi dengan sistem IT yang kontemporer.
3.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dilakukan dalam Penerapan Teknologi e-commerce dalam pembuatan Sistem Informasi Penjualan Produk adalah sebagai berikut:
System Requirement
Analisis
Desain Coding dan Testing
Implementasi Gambar 1 Metode Waterfalls Tahapan penelitian pada model waterfall meliputi metodologi berupa : 1. System Requirement (kebutuhan sistem) Proses penilaian sistem lama yang sedang berjalan dan studi kelayakan pengembangan sistem baru berdasarkan aspek teknologi, ekonomis dan sumber daya manusia. 2. Analisis Perolehan kebutuhan pengguna sistem dari user serta pilihan solusi jenis sistem informasi yang akan dikembangkan. 3. Desain Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk software. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. 4. Coding Dan Testing. Proses Coding ini harus dilakukan Testing untuk menguji kesalahan-kesalahan program maupun fungsi dari sistem. 5. Implementasi Setelah semua fungsi-fungsi software harus di ujicoba agar software bebas dari kesalahan, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah di definisikan sebelumnya. Maka proses selanjutnya adalah bagaimana sistem baru akan diinstall dan dijalankan di perusahaan dengan pengoperasian yang dilakukan oleh user. Kemudian teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Wawancara dilakukan terhadap pemilik tentang sistem penjualan yang ada serta kendala-kendala yang sering di hadapi dalam penjualannya selama ini. 2. Observasi Dengan melakukan observasi di tempat objek penelitian untuk mengetahui produk-produk yang ditawarkan sehinnga dapat mengelompokkan produk-produk tersebut ke dalam beberapa kategori. Sehingga dapat mempermudah pembuatan website e-commerce dan dapat membuat konsep tentang tampilan yang akan digunakan dalam rancangan website.
4.
PEMBAHASAN
E-Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011 (Fadli). Istilah “perdagangan elektronik” telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik. Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih tepat “perdagangan web” — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan. Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini. Menurut Wibawa, H. (2010), Di Indonesia, fenomena e-commerce ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculnya situs http://www.sanur.com/ sebagai toko buku on-line pertama. Salah seorang pakar internet Indonesia, Budi Raharjo, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi dan prospek yang cukup menjanjikan untuk pengembangan e-commerce. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan e-commerce ini seperti keterbatasan infrastruktur, ketiadaan undang-undang, jaminan keamanan transaksi dan terutama sumber daya manusia bisa diupayakan sekaligus dengan upaya pengembangan pranata e-commerce itu (Info Komputer edisi Oktober 1999:7). Bagaimanapun, kompetensi teknologi dan manfaat yang diperoleh memang seringkali harus melalui proses yang cukup panjang. Namun mengabaikan pengembangan kemampuan teknologi akan menimbulkan ekses negatif di masa depan. Keterbukaan dan sifat proaktif serta antisipatif merupakan alternatif yang dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan teknologi. Learning by doing adalah alternatif terbaik untuk menghadapi fenomena e-commerce karena mau tak mau Indonesia sudah menjadi bagian dari pasar e-commerce global. Meski belum sempurna , segala sarana dan pra-sarana yang tersedia dapat dimanfaatkan sambil terus direvisi selaras dengan perkembangan mutakhir. Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online.1 Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel. Dari data internet pada www.worldstats.com, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah pengguna internet di dunia meningkat drastis, dari 0,4% pengguna di seluruh dunia, kini naik hampir 60 kali lipat di tahun 2008. 2 Pengguna 1
www.matabumi.com Diahnawangsari blog, 2009 Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014 2
internet tahun 2008 1.565.000.000 atau sebesar 23,3 % dari jumlah penduduk di dunia. Dari 1,5 miliar pengguna internet saat ini, 41% berada di Asia, kemudian disusul Eropa 25% disusul Amerika Utara 16% dan Afrika dengan tingkat pengguna internet terkecil di dunia hanya 5.6%. Besarnya pengguna internet di Asia sangat wajar mengingat jumlah penduduk di Asia lebih dari 55% penduduk dunia atau sebesar 3,7 miliar jiwa dari total penduduk dunia 6,7 miliar jiwa. Sedangkan presentase penetrasi terbesar pengguna internet terhadap total penduduk dunia masih dipegang oleh negara-negara di kawasan Amerika Utara yang mencapai 73,1% sedangkan penetrasi pengguna internet di Asia baru mencapai 17,2%. Prosentase pengguna internet di dunia berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan tingkat pendapatan dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini:
Dengan trend pertumbuhan internet dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia menjadi pangsa pasar pengguna internet yang sangat potensial. Diperkirakan untuk tahun 2008, 2009, 2010, trend pertumbuhan pengguna internet Indonesia akan meningkat rata-rata 20% dari awal tahun 2008 sekitar 25 juta pengguna, di akhir 2008 diperkirakan telah mencapai 30 juta pengguna atau baru 13% penduduk Indonesia yang menikmati fasilitas internet. Jauh dari penetrasi pengguna internet dunia yang mencapai 17,2% di Asia. Krisis ekonomi yang melanda dunia dan berdampak pada perekonomian di Indonesia, tidak akan menghalangi pengaruh dari globalisasi teknologi dunia. Sebab dengan penerapan IT maka semakin besar peluang masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan internet beserta kandungan informasi di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat Indonesia, tetapi prosentase masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih besar dari keadaan sekarang ini sebab dari data yang ada dari Internet Indo Data Centra Indonesia (IDC) pada tahun 2008 pengguna internet di Indonesia sekitar 25 juta atau sekitar 10,5% dari total penduduk. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hingga akhir maret 2008, telah terpasang koneksi sekitar 241.000 broadband internet di seluruh indonesia. Google yang merupakan salah satu pemain berpengaruh besar di dunia, melihat perkembangan internet market yang cukup besar dan melihat penggunaan internet untuk UKM di Indonesia sebagai target market yang dapat dikembangkan dan optimis dapat memperoleh calon pengiklan yang memasang iklan melalui google adwords, yang mana didukung dengan biaya yang cukup ringan yang dikeluarkan para pemasang iklan yaitu Rp 90.- per klik di google awords. Didukung dengan hasil pengamatan PT Synovate Indonesia yang mengatakan bahwa sebagian besar pengguna internet di Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi yang berkenaan dengan barang yang ingin mereka beli sehingga hal tersebut menandakan potensi besar bagi online bisnis di Indonesia. Semakin banyaknya pengguna internet, diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang atau jasa, yaitu pembelian secara konvensional melalui e-commerce. Sebagaimana hasil penelitian Liao and Cheung (2001) bahwa pengguna internet di Singapura, semakin banyak mempergunkan internet maka ia semakin senang melakukan pembelian melalui e-commerce (toko maya). Fenomena ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengusaha, khususnya di Indonesia, untuk mulai mengembangkan inovasi bisnis melalui e-commerce. Di Amerika, nilai transaksi perdagangan retail yang dilakukan secara online terus meningkat. Berdasarkan data statistik yang dipublikasikan oleh US Cencus Bureau, nilai transaksi retail secara online pada 3 bulan pertama tahun 2008 mencapai 33 milyar USD. Jumlah ini adalah sekitar 3.3 persen dari total nilai perdagangan retail pada rentang waktu tersebut. Bila dilihat dari presentase , nilai transaksi retail online mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan akhir tahun 2000 yang hanya mencapai 1% dari total nilai perdagangan retail. Menurut TID UN-ESCAP, dalam tahun 2007 di Asia Timur dan Pacific, jumlah pengguna internet meningkat 4 kali dibandingkan kondisi tahun 2000. Jepang merupakan pusat e-commerce terpenting di wilayah Asia dan Pacific, dengan rata-rata pertumbuhan omzet e-commerce sekitar 143% dalam 5 tahun terakhir, diikuti oleh Australia dan Korea Selatan. Di Indonesia, diperkirakan nilai transaksi retail yang dilakukan melalui internet masih sangat kecil jumlah dan presentasenya jika dibandingkan dengan nilai transaksi retail secara keseluruhan. Data pada tahun 2000 menyebutkan bahwa jumlah e-shop istilah bagi toko di dunia maya di Indonesia sudah mencapai lebih dari dua puluh buah, berarti dari data tersebut kemungkinan tiap tahunnya akan meningkat. Produk yang dijual dalam ecommerce bermacam-macam, seperti, buku, komputer, handphone, handicraft, dan t-shirt. Pada tahun 2000 tercatat nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 100 juta USD. sedangkan nilai transaksi di seluruh dunia mencapai Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
390milyar USD. hal ini berati menunjukkan bahwa nilai transaski e-commerce di Indonesi masih sekitar 0,026% dari seluruh total nilai transaksi e-commerce dunia (Boerhanoeddin,2003). Untuk belanja e-commerce ke luar negeri juga sangat memungkinkan, misalnya di eBay atau Amazon. Banyak contoh beberapa situs luar negeri yang melayani jasa pembelian sebagai makelar e-commerce ini. Melalui Googling saja dengan kata kunci International Checkout, maka akan banyak rekomendasi dari Google tentang situssitus broker jasa pembelian barang ke luar negeri. Beberapa situs yang terpercaya adalah situs berikut ini (Anonymous, 2011) : http://www.internationalcheckout.com dan http://www.myamericanshopper.com E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia (Laksito, R. D. , 2011). Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. a.
Analisis dan Perancangan Sistem
Setelah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan dalam metode waterflow maka aktifitas yang dihasilkan adalah sebagai berikut: i. Analisis Sistem Alur kerja ini menjelaskan mengenai proses bisnis dari Sistem informasi penjualan yang berjalan saat ini, pengambaran dilakukan dengan menggunakan alur flowmap berikut ini.
Gambar 2 Flowmap SI Penjualan Produk
Dari penggambaran flowmap ini akan dirubah dalam pemodelan usecase mengenai Analisis kebutuhan Sistem Identifikasi Use Case dari aktor dan sistem E-Commerce yang memiliki kebutuhan sebagai berikut: a. Browser bisa memilih kategori barang yang akan dipilih. b. Browser bisa melihat informasi produk sesuai kategori yang telah dipilih. c. Browser melakukan pemesanan untuk produk yang sudah dipilih. Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
d. e. f. g.
Administrator dapat melakukan login untuk masuk ke halaman Admin. Administrator dapat melakukan pengelolaan kategori di halaman admin. Administrator dapat melakukan pengelolaan data produk di halaman admin. Administrator dapat melihat data pemesanan dan mencetak data pemesanan di halaman admin.
Gambar 3 Use Case Diagram
ii. Perancangan Sistem Dalam perancangan ini dibuatlah kebutuha objek system yang diimplementasikan dalam bentuk Class Diagram dan activity diagram sebagai berikut:
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Gambar 4 Class Diagram
Gambar 5 Activity Diagram
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Menurut O’Brien (2002), paling tidak terdapat 4 kegiatan dalam pemesanan dan transaksi, yaitu: • Input pemesanan • Proses transaksi (real time/on line atau batch) • Menyimpan dalam database dan mencetak dokumen/laporan • Proses pemesanan
Gambar 6. Kegiatan dalam Pemesanan dan Transaksi (Sumber: O’Brien, 2002)
iii. Struktur dan Relasi Antar Tabel dalam Database 1.
Tabel Admin a. b. c.
Nama tabel : admin Fungsi : untuk melakukan login ke halaman admin Pimary key : id Tabel 3.10 Struktur Tabel Admin Field
2.
Type
Null
id*
int(11)
not null
user
varchar(50)
not null
password
varchar(100)
not null
Tabel Kategori a. Nama tabel : kategori b. Fungsi : untuk menyimpan kategori dari produk c. Pimary key : id
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Default
Extra auto_increment
Tabel 3.11 Struktur Tabel Kategori Field
Type
Null
id*
int(5)
not null
kategori
text
not null
3.
Default
Extra auto_increment
Tabel Produk a. Nama tabel : produk b. Fungsi : untuk menyimpan yang sudah di input c. Pimary key : id
Tabel 3.12 Struktur Tabel Produk Field
Type
Null
id*
int(5)
not null
kategori
text
not null
nama
varchar(255)
not null
gambar
varchar(255)
not null
keterangan
text
not null
stok
varchar(50)
not null
Harga
varchar(255)
not null
4.
Default
Extra auto_increment
Tabel Pesanan a. Nama tabel : pesanan b. Fungsi : untuk menyimpan data pemesanan c. Pimary key : id Tabel 3.13 Struktur Tabel Pesanan
Field
Type
Null
id*
int(5)
not null
status
text
not null
tanggal
date
not null
nama
varchar(255)
not null
nama_pemesan
text
not null
email
varchar(255)
not null
alamat
text
not null
kota
varchar(255)
not null
no_hp
text
not null
jumlah
decimal(13,0)
not null
Default
Extra auto_increment
belum dibaca
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
keterangan
5.
text
not null
Tabel Modul a. Nama tabel : module b. Fungsi : untuk menambah modul website c. Pimary key : id Tabel 3.14 Struktur Tabel Modul
Field
Type
Null
Default
id*
int(5)
not null
nama
varchar(255)
not null
script
text
null
NULL
nonscript
text
null
NULL
6.
auto_increment
Tabel Berita a. Nama tabel : berita b. Fungsi : untuk menyimpan berita yang di input c. Pimary key : id Tabel 3.15 Struktur Tabel Berita
Field
Type
Null
id*
int(5)
not null
judul
text
not null
penulis
text
not null
tanggal
date
not null
Isi
text
not null
7.
Extra
Default
Extra auto_increment
Tabel Hitcounter a. b. c.
Nama tabel : hitcounter Fungsi : mencatat IP Addres pengunjung website Pimary key :-
Tabel 3.16 Struktur Tabel Hitcounter Field
Type
Null
Ip
int(5)
not null
tanggal
Date
not null
hits
int(10)
not null
online
varchar(255)
not null
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
Default
1
Extra
8.
Tabel Sitemeta a. Nama tabel : sitemeta b. Fungsi : untuk menyimpan sitemeta yang telah di input c. Pimary key : id Tabel 3.17 Struktur Tabel Sitemeta
Field
Type
Null
id*
int(5)
not null
judul
text
not null
keterangan
text
not null
keyword
text
not null
penulis
text
not null
Default
Extra auto_increment
4.2 Arsitektur Teknologi Arsitektur teknologi yang diusulkan untuk Sistem ini dilihat dari Arsitektur jaringan dan Arsitektur Teknologi Web. 1. Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan adalah sekumpulan kombinasi dari hardware, software dan pengkabelan serta sumber daya dimana perangkat-perangkat tersebut akan saling berkomunikasi, untuk menghubungkan atau mengintegrasikan Sistem yang diusulkan ke seluruh perangkat organisasi maupun bawahannya, 2.
Arsitektur Teknologi Web Dalam penelitian ini penulis mengusulkan Sistem yang akan dibuat dengan bantuan Teknologi berbasis Web dimana teknologi web tersebut menggabungkan teknologi dari HTML, CSS, Javascript dan AJAX dengan alasan sebagai berikut: 1. Kemudahan dalam melakukan akses yang dapat dilakukan dimana saja (fleksibiltas), 2. Diberikan kemudahan dalam melakukan pertukaran data dengan menggunakan teknologi web service, 3. Kemudahan dalam melakukan implementasi, 4. Multiplatform dalam melakukan pengaksesan terhadap aplikasi berbasis web, 5. Adanya inovasi teknologi disisi pengguna (AJAX) sehingga pengaksesan bisa lebih cepat, Di sisi lain penggunaan bandwidth sangatlah kecil karena transfer data dari server ke klien dan sebaliknya.
5.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1.
2.
6.
Dengan menerapkan teknologi e-Commerce dalam menjual produl dapat memperoleh beberapa keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan pencitraaan suatu perusahaan menjadi lebih baik serta menemukan partnership, proses efisiensi waktu, peningkatan produktivitas efisiensi dalam biaya dan yang lebih pentingnya fleksibilitas bertambah. Peningkatan jejaring market bisnisnya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa merambah ke luar negeri, dikarenakan teknologi yang diterapkan malului teknologi internet.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014
[1] Booch ,Grady , Object-Oriented Analysis and Design With Application, Second Edition, AddisonWesley, 2001 [2] Coad ,Peter and Yourdon ,Edward, Object-Oriented Analysis, Yourdon Press, 1991 [3] Naiburg ,Eric J. and Maksimchuk ,Robert A., UML for Database Design, Addison-Wesley, 2001 [4] O’Docherty , Mice, Object-Oriented Analysis and design: Understanding System Development with UML 2.0 , John Wiley and Son Ltd, 2005 [5] Indrajit, E., Richardus. 2001. Electronic Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Elex Media Komputindo. [6] Siregar R.R. 2010. Strategi Meningkatkan Persaingan BisnisPerusahaan dengan Penerapan eCommerce. http://blog.trisakti.ac.id [7] Karyatiningsih, Ripah. Penerapan E-Commerce Dalam Menunjang Strategi Bisnis Perusahaan Kasus Di Pt. Cheil Jedang Superfeed (CJS), 2011 [8] Wibawa, H. 2010. Perkembangan, Manfaat, dan Kelemahan E-Commerce http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-ecommerce/#comment-56 [9] Anonymous. 2009. Penerapan E-Commerce untuk Meningkatkan Nilai Tambah (Added Value) bagi Perusahaan. http://aninasukmajati.wordpress.com. Diakses : 22 July 2011. [10] Anonymous. 2011. Cara Mudah Belanja E-Commerce ke Luar Negeri. http://www.diptara.com/2011/07/cara-mudah-belanja-e-commerce-keluar.html?showComment=1313328396324#c4972188189390166687 [11] Anonymous. Membuat Toko Online dengan 10 CMS E-Commerce Open Source http://wayjar.com/membuat-toko-online-dengan-10-cms-ecommerce-open-source/comment-page1/#comment-1105 [12] Almilia, L. S. dan Robahi L. 2009, Penerapan E-Commerce Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan. [13] Arfans. 2001. Model-Model Bisnis E-Commerce. http://www.amazonku.com/tag/model-model-bisnis-ecommerce/
Jurnal Bisnis Wirausaha ISSN 1693-234X Volume 9 No.1 Februari 2014