FINAL PROJECT LANDASAN PENDIDIKAN
Oleh: I Gede Yoga Permana (1629081003)
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembangkan potensi manusia dan komunitas. Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai sebuah proses memanusiakan manusia sehingga manusia tersebut tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian dan ahlak yang baik. Sebagaimana disebutkan oleh Kumar & Ahmad (2016), pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah proses bertujuan, sadar ataupun tidak, sosiologis, ilmiah dan filosofis yang mengembangkan individu dan sosial pada potensi maksimalnya sehingga keduanya mampu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Rini (2016) juga memaparkan bahwa pendidikan mampu membentuk kepribadian melalui pendidikan lingkungan yang bisa dipelajari baik secara sengaja maupun tidak. Pendidikan juga mampu membentuk manusia itu memiliki disiplin, pantang menyerah, tidak sombong, menghargai orang lain, bertaqwa, dan kreatif, serta mandiri. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses dan usaha-usaha baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak, mampu mengembangkan potensi individu atau kelompok dan membentuk
manusia-manusia
berahklak mulia.
Suwarno (1982)
menyebutkan bahwa pendidikan formal berperan dalam proses kebudayaan. Sebagaimana disebutkan terdapat 5 (lima) peranan:
1. Sebagai lembaga untuk mempersiapkan anak di dalam pengetahuannya 2. Sekolah merupakan refleksi atau cerminan kehidupan masyarakat, hingga sekolah tidak melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan di dalam masyarakat.
3. Sebagai evaluator kondisi di masyarakat dan selanjutnya melakukan pembinaan. 4. Sebagai lingkungan pengganti keluarga dan pendidik sebagai pengganti orang tua.
5. Sebagai lembaga menerima hak waris untuk mendidik anak, jika anak tidak mempunyai keluarga. Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
1
Pembelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu contoh pendidikan yang diterapkan di Indonesia dengan tujuan membentuk sumber daya manusia yang dapat bersaing secara global. Margana dan Sugesti (2013) menekankan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di berbagai tingkat pendidikan mulai dari pendidikan menengah sampai dengan pendidikan tinggi merupakan alat strategis untuk membangun sumber daya insani yang memiliki daya saing di era global karena bahasa Inggris memiliki kedudukan sebagai bahasa global, yakni bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi internasional baik komunikasi tulis maupun lisan. Seperti yang dikatakan oleh Murni & Wati (2013), bahasa Inggris merupakan mesin penggerak arus globalisasi yang sangat tidak terbendung. Arus tersebut mempersingkat jarak dan menjembatani berbagai entuk pemisah antar negaranegara di dunia dengan menciptakan keharmonisan global dalam pelbagai hal seperti IPTEKs, politik, sosial budaya, dan ekonomi. Maka dari itu, kemampuan berbahasa Inggris yang bagus menjadi salah satu syarat membangun sumber daya manusia yang siap bersaing di era global. Alisjahbana (1990) menambahkan bahwa di Indonesia, bahasa Inggris dilihat sebagai media yang penting untuk mengembangkan dan memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga pengajaran bahasa Inggris diharapkan bisa membantu tercapainya tujuan tersebut. Dalam setiap proses pendidikan, tentu banyak masalah-masalah maupun tantangan yang dihadapi oleh pemerintah sebagai salah satu penyelenggara pendidikan. Sebagimana disebutkan oleh Alexson (2010), terdapat dua tantangan yang sedang dihadapi oleh pemerintah Indonesia yaitu: Pertama, tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan formal sebagai lembaga yang memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat baru di era-globalisasi. Kedua, sistem pendidikan yang cenderung parsial, telah menjadikan manusia-manusia
Indonesia
kurang
memahami
dan
menghargai
budaya.
Fakta
mengungkapkan bahwa dalam mempelajari bahasa baru, secara otomatis budaya baru juga akan ikut terserap. Seperti halnya apa yang dikatakan oleh Gao dalam Choudhury (2014), ia menyajikan bahwa belajar bahasa adalah belajar budaya dan akibatnya, pengajaran bahasa adalah pengajaran budaya . Tetapi, mempelajari budaya baru tidak berarti kita melupakan budaya yang telah kita miliki sebelumnya. Di satu sisi, ini akan menjadi dampak positif karena dengan memiliki pengetahuan akan kebudayaan yang berbeda, seorang manusia Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
2
akan lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan. Pembelajaran bahasa Inggris berbasis budaya juga dapat meningkatkan kesadaran budaya siswa dan meningkatkan kompetensi komunikasi mereka. Salah satu langkah untuk menghadapi tantangan ini adalah membekali siswa dengan budaya-budaya lokal yang disisipkan dalam setiap pembelajaran yang dalam hal ini adalah pembelajaran bahasa Inggris agar budaya-budaya local yang sudah diwariskan tidak terkikis atau terlupakan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Inggris seharusnya mengintegrasikan dua budaya, yakni budaya sasaran dan budaya lokal yang diimplementasikan dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran bahasa Inggris seperti pembelajaran keterampilan menyimak (listening), membaca
(reading), berbicara
(speaking), dan menulis (writing). 1.2 Tujuan Dengan dibuatnya makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengetahui hakikat/ definisi dari pendidikan berbasis budaya. 2. Mengetahui keuntungan / signifikansi dari pendidikan berbasis budaya. 3. Mengetahui
bagaimana
mengimplementasikan
pendidikan
berbasis
dalam
pembelajaran bahasa inggris. 1.3 Manfaat Dengan adanya tujuan yang dipaparkan diatas, penulis berharap dapat mengetahui bagaimana pendidikan bahasa inggris berbasis budaya pada umumnya, dapat mengetahui hakikat/ definisi dari pendidikan yang berbasis budaya, dapat mengetahui keuntungan / signifikansi dari pendidikan berbasis budaya, serta dapat mengetahui bagaimana mengimplementasikan pendidikan berbasis budaya dalam pembelajaran bahasa inggris.
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
3
BAB II ISI
2.1 Hakikat/Definisi Pendidikan Berbasis Budaya Secara filosofis, pendidikan berasal dari budaya manusia yang telah mengakar. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena proses pendidikan terjadi didalam lingkungan manusia yang berbudaya. Penting kiranya seorang manusia untuk mewariskan juga meneruskan budaya-budaya yang dimiliki sebagai sebuah rasa tanggung jawab akan budaya-budaya tersebut.Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, salah satu proses mentransfer budaya yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Pendidikan pun bertujuan melestarikan,meningkatkan dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah proses kebudayaan dapat terus terjadi secara terus menerus. Secara sederhana, pendidikan berbasis budaya adalah sebuah proses pembelajaran yang menyisipkan nilai-nilai budaya ke dalam setiap elemen pembelajaran. Widiani (2013) menyebutkan bahwa konsep pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang diselenggarakan guna memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkuat dengan keunggulan komparatif dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia. Sardjiyo & Pannen (2005) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai sesuatu yang mendasar dan penting bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan. Pendidikan bahasa Ingris berbasis budaya juga bertujuan membentuk manusia yang lebih selektif dalam memilih budaya baru yang mereka dapatkan. Sebagaimana ditekankan Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
4
oleh Rusydi (2014), dengan pendidikan berbasis budaya ini, individu maupun masyarakat dapat mengenal identitas budaya sendiri, sehingga selanjutnya dapat memetakan antara halhal baru yang boleh diterima dan harus ditolak. Pendapat tersebut juga didukung oleh Diana (2012), ia menyebutkan bahwa pendidikan berbasis kebudayaan adalah alat paling ampuh dalam rangka menanamkan kesadaran berbudaya dengan karakter jadi diri sesungguhnya dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) agar masyarakat tidak tercerabut dari akarnya. Seperti yang sudah diketahui, ciri khas bangsa Indonesia adalah kearifan local yang dijaga secara turun temurun. Banyak khalangan yang merasa bahwa kearifan lokal sudah mulai terkikis karena banyaknya faktor. Salah satu contohnya adalah pengaruh budaya asing yang tidak diseleksi oleh masyarakat. Maka dari itu, penting kiranya menerapkan konsep pendidikan berbasis budaya tidak hanya pada mata pelajaran bahasa Inggris, tetapi pada setiap mata pelajaran dengan tujuan utama yaitu mempertahankan nilainilai budaya dan menyeleksi budaya-budaya asing atau baru yang dipelajari akibat pembelajaran bahasa asing tersebut. Kemunculan
paradigma
pendidikan
berbasis
budaya
timbul
karena
dua
problematika besar. Pertama, dimulai dari arus modernisasi yang cenderung membuat manusia untuk kembali kepada hal-hal yang bersifat natural (alami). Kedua, modernisasi sendiri yang menghendaki terciptanya demokrasi dalam segala demensi kehidupan manusia. Berangkat dari hal tersebut, mau tidak mau pendidikan harus dikelola secara lebih optimal dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat dengan muatan value cultur (kebijakan lokal) sebagai bagian dari tujuan isi dari pendidikan. Disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memberi arahan kepada setiap elemen masyarakat untuk menerapkan pendidikan berbasis budaya baik secara formal dan non formal. Nampaknya pemerintah sudah mulai menekankan pendidikan berbasis budaya seperti yang dikutip dari Hakim (2016) di laman Antara News, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong pemerintah daerah mengimplementasikan pendidikan berbasis budaya daerah di sekolah sebagai sarana melestarikan kearifan lokal serta membentuk karakter bangsa. Budaya daerah dari para leluhur kita memiliki nilai yang sangat fundamental dan harus diwariskan ke generasi berikutnya. Untuk melestarikan budaya Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
5
daerah, Kemendikbud juga telah mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan budaya daerah dalam pelajaran di sekolah melalui materi muatan lokal. Tetapi, yang terjadi di lapangan adalah nilai-nilai budaya hanya sebatas pada tingkat pelestarian. Tentu pelestarian budaya tidak akan benar-benar mengilhami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Perlu kiranya mengembangkan model pembelajaran yang berbasis budaya. Jadi, warisan budaya tidak hanya diterapkan sebagai muatan lokal, tetapi menjadi bagian dari proses pembelajaran itu sendiri. Pada praktiknya, muatan lokal dipandang merupakan pelajaran kelas nomor dua dan hanya pelengkap. Sekolah-sekolah menerapkannya sebatas formalitas untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang dituangkan dalam berbagai peraturan. Kondisi demikian mengindikasikan aplikasi pengjaran muatan lokal di sekolah masih mengambang(Sumarno,2010). Jadi pembelajaran bahasa Inggris berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya baik budaya lokal maupun budaya yang timbul akibat pembelajaran bahasa Inggris (budaya barat) sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk mentrasformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau menerima saja informasi, tetapi berperan sebagai penciptaan makna, pemahaman dan arti dari informasi yang diperolehnya. 2.2 Keuntungan/Signifikansi Pembelajaran Berbasis Budaya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
6
jawab”. Sangatlah jelas bahwa tujuan dari pendidikan nasional tercermin dari nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya, tujuan pendidikan berbasis kebudayaan adalah membentuk manusia cerdas dan berhakhlak mulia. Pendidikan berbasis budaya juga menekankan manusia sebagai mahluk budaya untuk memiliki wawasan universal sehingga nilai-nilai budaya yang dimiliki nantinya akan menjadi penyeimbang (Mora,2015). Sastradi (2016) menjelaskan bahwa proses pembelajaran berbasis budaya bertujuan untuk penciptaan pemahaman terpadu bersifat sangat dinamis. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keingintahuannya, terlibat dalam proses analisis dan eksplorasi yang kreatif untuk mencari jawaban, serta terlibat dalam proses pengambilan kesimpulan.
2.3 Implementasi Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya Goldberg (2000) membedakan pembelajaran berbasis budaya menjadi tiga macam yaitu: 1. Belajar tentang budaya (menempatkan budaya sebagai bidang ilmu). Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus dan tidak diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. 2. Belajar dengan budaya. Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Belajar dengan budaya menjadikan budaya dan perwujudannya sebagai media pembelajaran dalam proses belajar, konteks dari contoh tentang konsep atau prinsip dalam mata pelajaran, serta konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran. 3. Belajar melalui budaya. Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
7
Berikut terpapar langkah-langkah pendidikan Bahasa Inggris berbasis budaya:
Nara Sumber Budaya
Buku Pelajaran Bahasa Inggris
Bukti-bukti Budaya
Memilih topik-topik pembelajaran Bahasa Inggris
Langkah 1. Identifikasi pengetahuan/keyakinan pribadi siswa Identifikasi ide-ide pribadi (bahasa Inngris), kepercayaan-kepercayaan, dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa yang terkait dengan topik yang dipelajari.
Langkah 2. Lakukan penyelidikan dari berbagai perspektif Identifikasi persamaan atau perbedaan dari kedua pespektif (Budaya Lokal dan Budaya Asing)
Langkah 3. Lakukan refleksi Pertimbangkan konsekuensi-konsekuensi, konsep atau isu-isu setiap perspektif
Langkah 3. Lakukan evaluasi terhadap proses/produk Penilaian pemahaman dan aplikasi konsep siswa
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Implementasi Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya. (Dimodifikasi dari: Snively, 2002)
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
8
Adapun langkah penyusunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 terbagi menjadi beberapa tahapan pelaksanaan proses pembelajaran seperti dikutip dalam (Supartinah,2016) yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan ini dapat diisi dengan kegiatan sebagai berikut. a. Orientasi, yaitu kegiatan memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, menampilkan slide animasi (jika memungkinkan), fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya. b. Apersepsi, yaitu kegiatan menghubungkan hal-hal yang telah dipelajari atau pengalaman peserta didik terdahulu sebagai bahan pengait untuk mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi yang akan dipelajarinya. c. Motivasi, dapat berupa kegiatan memberikan gambaran manfaat mempelajari tema dan materi yang akan diajarkan. d. Pemberian Acuan, yaitu guru dapat menyampaikan berbagai hal terkait lmu yang akan dipelajari, acuan dapat berupa penjelasan tema dan sub tema secara garis besar, pembagian kelompok belajar, penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana angkah-langkah pembelajaran), memberi
komentar
pada
awal
pembelajaran,
mengemukakan
tujuan
pembelajaran atau tugas-tugas yang akan diberikan, menyarankan langkahlangkah yang harus ditempuh peserta didik, dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan dipelajari peserta didik. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik. Pada kegiatan inti ini, guru sebaiknya menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan tema dengan pendekatan saintifik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
9
3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup ini, guru dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman atau simpulan. Kegiatan lain dapat berupa pemberian tes atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah, dan atau tugas sebagai bagian dari remidi atau pengayaan.
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
10
Contoh Kegiatan Penerapan Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya No 1
2
3
Indikator: Menulis sebuah text laporan sederhana APERSEPSI a. Guru melakukan apersepsidengan mengaitkan materi dengan kebudayaan sekitardi lingkungan sekolah b. Apersepsi yang dilakukan sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Belajar Tentang Budaya Perkembangan kebudayaan a. Guru mengaitkan materi dengan perkembangan kebudayaan terintegrasi dengan bidang ilmu yang dipelajari atau mata pelajaran Penggunaan benda-benda konkret hasil budaya manusia sebagai media pembelajaran. Guru terampil dan kreatif dalam menggunakan media Belajar Dengan Budaya dari hasil kebudayaan (gambar, video) Siswa bersama guru menerapkan konsep yang dipelajari ke dalam tradisi/kebiasaan yang ada di lingkungan sekolah Media pembelajarn yang digunakan guru relevan dengan materi pelajaran. KEGIATAN INTI a. Guru menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan benda budaya konkret yang sesuai dengan materi pembelajaran. b. Siswa diberi kesempatan untuk menuangkan pemahaman konsep materi pelajaran c. Guru memberikan konsep pemahaman materi pelajaran yang relevan dalam sebuah hasil karya. d. Guru membimbing siswa dalam penentuan pembuatan wujud hasil karya Belajar Melalui Budaya e. Guru membimbing siswa dalam pembuatan hasil karya. (Assignment) f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai langkah-langkah dalam pembuatan karya. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengomentari hasil karya siswa lain. h. Guru memberi umpan balik hasil karya yang telah dibuat oleh siswa. i. Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karya yang telah dibuat. Penutup a. Guru bersama siswa menyusun rangkuman materi pembelajaran. b. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran berbasis budaya c. Guru melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran berbasis budaya. d. Guru membuat tes hasil belajar budaya untuk menilai pemahaman materi siswa. e. Guru mengukur tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran berbasis budaya berdasarkan hasil karya budaya yang telah dibuat.
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
11
Proses Penilaian Kriteria
Skor
Indikator
Isi
3
sesuai
( Content )
2
Kurang sesuai
1
Tidak sesuai
Ejaan
3
Tepat
( Spelling )
2
Kurang Tepat
1
Tidak tepat
Grammar
3
Tepat
(Tata Bahasa)
2
Kurang tepat
1
Tidak tepat
Pilihan Kata
3
Tepat
(Diction)
2
Kurang Tepat
1
Tidak Tepat
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
12
BAB III PENUTUP Manusia
adalah
makhluk
budaya
yang
senantiasa
berkembang
seriing
perkembangan jaman. Pendidikan adalah jalan yang paling tepat untuk mendewasakan manusia. Maka dari itu budaya dan pendidikan adalah hal yang tidak terpisahkan. Derasnya arus globalisasi, dan modernisasi dikhawatirkan dapat mengakibatkan terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya. Dalam hal ini, setiap elemen masyarakat harus turut ikut serta dalam pelestarian nilai-nilai budaya dengan bantuan pemerintah sebagai aktor utama dalam menjamin lestarinya nilai-nilai budaya tersebut. Pendidikan berbasi budaya adalah salah satu cara melestarikan budaya tersebut. Dimana nilai-nilai budaya disisipkan dalam setiap mata pelajaran baik secara eksplisit maupun implisit. Pembelajaran berbasis budaya memuat 3 unsur yaitu : belajar tentang budaya (menempatkan budaya sebagai bidang ilmu), belajar dengan budaya (metode pemanfaatan budaya), belajar melalui budaya (pemahaman makna yang diciptakan baik melalui kreativitas maupun imajinasi dalam ragam perwujudan budaya). Pembelajaran berbasis budaya juga diharapkan mampu mencetak manusia yang lebih selektif dalam menerima budaya asing selain mampu melestarikan dan mengembangkan budaya sendiri.
Pendidikan Bahasa Inggris Berbasis Budaya I Gede Yoga Permana @2016
13
DAFTAR PUSTAKA Alexon,. (2010). Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya. Bengkulu: UNIT FKIP UNIB Press. Alisjahbana, Sutan Takdir. (1990). The teaching of English in Indonesia. Dalam James Britton, Roberts E.Syeffer and Ken Watson (Eds.). Teaching and Learning English Worldwide. hal: 315-327. Multilingual Matters: Philadelphia. Choudhury, R. (2014). THE ROLE OF CULTURE IN TEACHING AND LEARNING OF ENGLISH THE ROLE OF CULTURE IN TEACHING AND LEARNING OF ENGLISH. Express, An International Journal Of Multi Disciplinary Research, 1(4), 1-20. Diana, N. (2012). MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA LOKAL LAMPUNG (Analisis Eksploratif Mencari Basis Filosofis). Analisis, XII(1), 183-208. Goldberg, M. 2000. Art and learning: An integrated approach to teaching and learning in multicultural and multilingual setting. New york: Addison Wesley Longman Hakim, L. (2016). Kemdikbud dorong implementasi pendidikan berbasis budaya daerah. Antara News. Diakses: 12 Desember 2016 dari laman: http://www.antaranews.com/berita/595270/kemdikbud-dorong-implementasi-pendidikanberbasis-budaya-daerah Kumar, S. & Ahmad, S. (2016). MEANINGS, AIMS AND PROCESS OF EDUCATION. Diakses 6 Desember 2016, dari http://www.dphu.org/uploads/attachements/books/books_4951_0.pdf Margana. & Sugesti, N. (2013). Blended Culture : Sebagai Model Pembelajaran Bahasa Inggris Di Smk Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Rangka Melestarikan Budaya Lokal. Diakses 6 Desember 2016, dari http://eprints.uny.ac.id/23012/ Mora, L. (2015). Lestarikan Budaya Lewat Pendidikan. Kompasiana. Diakses 13 Desember 2016 pada laman: http://www.kompasiana.com/loreiy/lestarikan-budaya-lewatpendidikan_5518e516a33311dc12b6593e Rini, Y. (2016). PENDIDIKAN: HAKEKAT, TUJUAN, DAN PROSES. UNJ Diakses: 5 Desember 2016, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dra.%20Yuli%20Sectio%20Rini,%20M.Hum./P ENDIDIKAN%20HAKEKAT,%20TUJUAN,%20DAN%20PROSES%20Makalah.pdf. Rusydi, I. (2014). Pendidikan Berbasis Budaya Cirebon. Intizar, 20(2), 327-348. Sumarno,. (2010). Pendidikan Berbasis Budaya Lokal. Kompasiana. Diakses: 12 Desember 2016 dari laman: http://www.kompasiana.com/sumarno/pendidikan-berbasis-budayalokal_55012d73a333119814510dd4 Sastradi, T. (2016). MEDIA FUNI@: Model Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal. MEDIA FUNI@. Diakses 13 Desember 2016, dari laman http://www.mediafunia.com/2016/07/modelpembelajaran-berbasis-budaya-lokal.html Sardjiyo & Pannen, P. 2005. Pembelajaran berbasis budaya: model inovasi pembelajaran dan implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Jurnal pendidikan. 6(2). 83-97 Snively, G. 2002. Pre- service teacher explore traditional ecological knowledge in a science methods class. Diakses dari: http://www.ed.psu.edu/CI/journals/96pap47.htm. Supartinah,. (2016). PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. uny.ac.id. Diakses 13 Desember 2016, dari laman http://pengabdian/supartinah.../makalah-gamping.pdf Suwarno. (1982). Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: IKAPI. Widiani, M. (2016). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA. Gurukuwidyaloka.blogspot.co.id. Diakses 11 Desember 2016, dari http://gurukuwidyaloka.blogspot.co.id/2013/04/implementasi-pendidikan-berbasis-budaya.html