Alat dan Bahan Alat: - Gelas piala - Labu ukur - Batang pengaduk - Erlenmeyer - Gelas arloji - Pipet ukur - Spatula - Botol reagen Bahan: - NaCl 1 % - Larutan H2SO4 0,01 N sebanyak 100 mL C. Langkah Kerja a. Membuat larutan NaCl 1. Timbang NaCl sebanyak yang diinginkan dengan menggunakan kaca arloji. 2. Masukkan ke dalam gelas gel as piala. 3. Tambahkan sedikit aquadest. 4. Kemudian aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai larutan homogen. 5. Larutan yang sudah homogen dipindahkan ke dalam labu ukur. 6. Tambahkan aquadest sampai tanda tera. 7. Kemudian kocok ± 20 kali. 8. Pindahkan ke dalam botol reagen. b. Mengencerkan larutan H2SO4 1. Larutan H2SO4 0,1 N dipipet sebanyak 10 mL menggunakan pipet ukur. 2. Masukkan ke dalam erlenmeyer. 3. Tambahkan sedikit aquadest. 4. Aduk hingga homogen. 5. Pindahkan ke dalam labu ukur. 6. Tambahkan aquadest hingga mencapai tanda tera. 7. Kemudian kocok ± 20 kali. 8. Pindahkan ke dalam botol reagen BAB III PEMBAHASAN Sebelum melakukan pembuatan larutan dan pengenceran larutan, kita harus menghitung berapa banyak bahan yang akan kita gunakan. g unakan. Karena yang diberikan hanya sedikit keterangan. Adapun perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Konsentrasi NaCl 1 % sebanyak 100 mL Dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Yaitu : Maka untuk membuat larutan NaCl 1 % sebanyak 100 mLditimbang bahan sebanyak 1 gram. 2. Larutan H2SO4 0,01 N sebanyak 100 mL dari H2SO 4 0,1 N V1 X N1 = V2 X N2 100mL X 0,01 N = V2 X 0,1 N V2 = 10 mL Maka larutan H2SO4 yang di ambil untuk melakukan pengenceran adalah sebanyak 10 mL. Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya, terlebih dalam pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan besar konsentrasi sangat penting. walaupun fungsi standarisasi adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang kita buat, te tapi bila dalam praktikum terjadi kesalahan-kesalahan seperti tersebut diatas, maka hasil yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan murni diperlukan dalam percobaan. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, m olalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara m enambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air m endadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak k ulit. Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah : 1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri, artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan. 2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat. Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketaui dengan pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau distandardisasikan makanya disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu larutan jadi pada prinsipnya juml ah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka rumusnya pelarut Sifat asam-basa dapat diketahui dengan menggunakan indikator msal k ertas lakmus merah dan biru.
Prinsipnya ARURAH = asam mengubah lakmus biru jadi merah, SAMERU = basa m engubah lakmus merah jadi biru. Asam/basa bisa dikenali juga dengan cara dicicipi atau dirasakan dg tangan tapi ini terlalu berisiko. Setiap zat padat, cair a taupun gas memiliki kemampuan melarut berbeda di dalam suatu pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi bahwa pelarutan harus menggunakan cara-cara tertentu. Rencana dan prosedurnyapun berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat percobaan/analisis yang diterapkan dan sifat zat yang terlibat. Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menuntut kesediaan pereaksi tertentu agar analisis tersebut memberikan hasil yang tepat dan teliti. Berarti jenis peralatan dan spesifikasi zat yang dipilihpun harus memenuhi persyaratan agar diperoleh hasil sediaan yang mendukung tujuan analisis. Dengan demikian, pembuatan sediaan pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik pembuatan dengan prosedur tersendiri bergantung pada sifat pembentukan larutan itu. Yang pertama, melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. 1. Teknik Pelarutan Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam keseharian. Caranya, sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut atau sevolum pelarut dimasukkan sejumlah zat padat; biasanya diikuti dengan pengadukan. Pembuatan larutan dari zat padat sebagai pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif atau untuk tujuan tertentu lainnya. Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai dengan kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif). Bayangkan bila terjadi kesalahan, akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang mahal, tenaga dan waktu hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil analisis yang tidak tepat(salah). 2. Teknik Pengenceran Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap atau bersifat korosif. Z at cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut.Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran).
3. Alat Dan Bahan 3.1.Alat: - Ner aca
aca Ar loji - Spatula - Labu Volumetr ik - Gelas K imia - Gelas Ukur - Cor ong
3.1.Bahan: - NaCl - Urea - S uk ro sa
D. Cara Kerja 1.
Menghitung
2.
Masukkan
massa zat ter lar ut pada ner aca yang dila pisi denga kaca ar loji.
massa zat yang sudah ditimbang k edalam gelas ukur .
3. Kemudian tambahkan air se banyak 100 ml. Aduk r ata dengan menggunakan s patula. 4. Lalu pindahkan lar utan ter se but dengan menggunakan cor ong. Kemudian kocok per lahan
sehingga lar utan ter cam pur denan r ata. 5. Kemudian pindahkan k edalam gelas kimia. 6. Dan lakukan pembuatan lar utan pengencer an dengan menanbahkan air k edalam lar utan yang sudah direaksi tadi dan pencam pur an dengan car a menggabungkan lar utan yang
sama teta pi mem punyai konsentr asi yang ber beda. 7. Kemudian lakukan yang sama denga bahan yang ber beda.
E.
Hasil dan Pembahasan:
5.1. Hasil: sa 0,1 M, Urea a.Membuat Lar utan NaCl 0,1 M, Suk ro
0,02 M Zat Ter lar ut
Massa
Zat Ter lar ut
NaCl
0,585 gr am
Suk ro sa
0,6 gr am
Urea
0,684 gr am
b.Membuat lar utan dengan pengencer an Zat Ter lar ut
Molar itas
Zat Ter lar ut
NaCl
0,01 M
Suk ro sa
0,01 M
Urea
0,002 M
c.Membuat lar utan dengan pencam pur an Zat Ter lar ut
Molalitas
Zat Ter lar ut
NaCl
0,019 M
Suk ro sa
0,019 M
Urea
0,0038 M
5.3. Pembahasan
Dalam suatu lar utan yang sudah direaksikan mem punyai konsentr asi dalam lar utan ter se but. Nilai suatu konsentr asi di per oleh dar i massa zat ter lar ut dan molekul relatif atau atom relatifnya. Massa
zat ter lar ut ber asal dar i ber a pa gr am yang dibutuhkan untuk pembuatan suatu lar utan dan
molekul relatif ber asal dar i ber a pa nomor atom dar i suatu zat ter lar ut yang sudah dilar utkan dan di per oleh hasil konsentr asi tiao lar utan ter se but. Dan dalam tia p millilit er lar utan ter se but memiliki k esamaan dalam konsentr asinya. A pabila konsentr asi ber ubah bila diadakan atau pr oses pengencer an dan pencam pur an. Maksud
dar i pengencer an itu pr oses penambahan zat cair atau lar utan dalam suatu lar utan yang akan
direaksikan. Dan maksud dar i pencam pur an itu adalah pr oses penggabungan suatu lar utan dengan lar utan lain atau lar utan yang sama. Dan dalam setia p mililit er nya. Bila konsentr asi atau k emolar itasan suatu benda k ecil atau tingkat k emur niannya k ecil akan mengakibatkan suatu lar utan ter se but tidak asli atau tidak mur ni. Dan dalam pe ngukur an massa zat dalam reaksi sehingga ditemukan hukum ± hukum dasar kimia. Definisi ter se but dijadikan titik tolak oleh dalthon untuk melahir kan teor i kimia per tama.