1. Penyusunan Pedoman dan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) 2. Penyusunan Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Clinical Pathway (CP)
dr. Liliek Sulistyaningsih, M.Kes. Penyelia Komite Akreditasi RSUD Wangaya Kota Denpasar
RS Bakti Rahayu Denpasar 20 – 21 November 2015
PENYUSUNAN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN KESELAMATAN PASIEN Oleh : dr. Liliek Sulistyaningsih, M.Kes.. Penyelia Komite Akreditasi RSUD Wangaya Kota Denpasar Denpasar
A. Pengertian 1. Pedoman
-
Kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan;
-
Hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu
digunakan sbg acuan dalam melakukan sesuatu 2. Buku Pedoman : buku yg digunakan 3. Panduan : petunjuk 4. Buku Panduan : buku petunjuk
B. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Acuan mutu dan keselamatan pasien pasi en dijadikan satu, sehingga hanya diperlukan satu buku pedoman yaitu yaitu : Pedoman PMKP Rumah Sakit.
C. Kegiatan PMKP 1. Peningkatan Mutu
-
Menetapkan prioritas kegiatan yg akan dievaluasi program prioritas
-
Standarisasi proses asuhan klinis
-
Diklat PMKP
-
Pengukuran Mutu (klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan Pasien, unit kerja, surveilance PPI)
I n
-
Penilaian kinerja (RS, Unit kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga profesi, Staf)
-
Evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 1
PENYUSUNAN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN KESELAMATAN PASIEN Oleh : dr. Liliek Sulistyaningsih, M.Kes.. Penyelia Komite Akreditasi RSUD Wangaya Kota Denpasar Denpasar
A. Pengertian 1. Pedoman
-
Kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan;
-
Hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu
digunakan sbg acuan dalam melakukan sesuatu 2. Buku Pedoman : buku yg digunakan 3. Panduan : petunjuk 4. Buku Panduan : buku petunjuk
B. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Acuan mutu dan keselamatan pasien pasi en dijadikan satu, sehingga hanya diperlukan satu buku pedoman yaitu yaitu : Pedoman PMKP Rumah Sakit.
C. Kegiatan PMKP 1. Peningkatan Mutu
-
Menetapkan prioritas kegiatan yg akan dievaluasi program prioritas
-
Standarisasi proses asuhan klinis
-
Diklat PMKP
-
Pengukuran Mutu (klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan Pasien, unit kerja, surveilance PPI)
I n
-
Penilaian kinerja (RS, Unit kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga profesi, Staf)
-
Evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 1
-
Program PMKP di unit kerja
-
Koordinasi semua komponen mutu
-
Pencatatan dan pelaporan
-
Monitoring dan evaluasi kegiatan PMKP
2. Keselamatan Pasien
-
Keselamatan Pasien (IKP, manajemen manajeme n resiko klinis, FMEA)
-
Pencatatan dan pelaporan
-
Monitoring dan evaluasi kegiatan
D. Pedoman PMKP
Sistematika Penulisan Pedoman : 1. Pendahuluan
Pada pendahuluan ini agar di uraikan atau dijelaskan bahwa : -
Upaya PMKP adalah sejalan dengan visi, misi, tujuan, nilai, moto RS
-
Upaya PMKP adalah merupakan bagian dari Renstra RS
ada
keterkaitan antara
upaya PMKP dengan renstra RS 2. Latar Belakang
Agar diuraikan data-data capaian indikator mutu dan insiden keselamatan pasien baik di tingkat dunia, nasional nasional maupun di tingkat tingkat RS sendiri. Data-data tersebut dapat merupakan dasar mengapa upaya PMKP perlu dilaksanakan di RS. Selain data, bisa juga diuraikan peraturan-perundangan yang mewajibkan RS melaksanakan upaya PMKP.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 2
3. Tujuan
Yang dimaksud tujuan disini adalah tujuan dari upaya PMKP, bukan tujuan dari buku pedoman. Tujuan agar dapat menggambarkan apa yang ingin dicapai RS. Tujuan lihat juga tujuan program PMKP
4. Pengertian
-
Peningkatan mutu & keselamatan pasien
-
Upaya peningkatan mutu
-
Keselamatan Pasien
-
Clinical pathway
-
Indikator klinis
-
Indikator manajemen
-
Indikator sasaran keselamatan pasien
-
Sentinel
-
Kejadian Tidak Diharapkan,
-
Kejadian Nyaris Cedera,
-
Kejadian Tidak Cedera,
-
Kondisi Potensial Cedera
-
RCA
-
Risk Manajemen
-
FMEA
5. Kebijakan
-
Bagaimana keterlibatan Dir RS dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaporan kegiatan PMKP (PMKP 1, 1.1)
-
I n
Penetapan prioritas kegiatan yang di evaluasi : (PMKP 1.2)
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 3
-
Indikator unit kerja Indikator utama (IAK, IAM, ISKP) PMKP 3.1, PMKP 3.2, PMKP 3.3
-
Lima area prioritas utk clinical pathway (PMKP 2.1)
-
Unit prioritas yg rencana diperbaiki (PMKP 1.2)
-
Ruang lingkup program : klinis, manajerial, sasaran KP (PMKP 3)
-
Kebijakan atau Strategi komunikasi : (PMKP 1.4)
-
Bagaimana program PMKP dapat diketahui oleh front line staf dan juga staf lainnya di RS sosialisasi program
-
Bagaimana program PMKP dapat diketahui oleh pemilik/yang mewakili pemilik RS sosialisasi program
-
Bagaimana publikasi data hasil kegiatan program PMKP, disampaikan kepada sia pa saja dan melalui kegiatan atau media apa saja serta data apa saja yang disampaikan
-
Quality improvement exposition/rewards, etc. penghargaan departemen/unit, yang telah melaksanakan kegiatan sangat bagus
-
Dukungan sistem informasi untuk pencatatan dan pelaporan indikator mutu dan insiden keselamatan pasien. (PMKP 1.3)
-
Confidentiality (data rekam medis sangat rahasia, harus memiliki wewenang dengan baik) pengumpulan data klinis dan publikasinya. (PMKP 1.4)
-
Kebijakan Alokasi sumberdaya untuk program sumber daya manusia dan dukungan teknologi informasi.(PMKP 1.3)
-
Kebijakan review dokumen tahuan
-
Kebijakan persetujuan program PMKP persetujuan program PMKP oleh pemilik.(PMKP 1)
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 4
6. Pengorganisasian
Agar dijelaskan organisasi/unit yg menangani program PMKP (Tim/Komite) Uraian tugas, tata hubungan kerja dengan unit kerja lainnya dan dengan komite medis. Jelaskan juga bila ada staf pendukung program (misal, PIC pengumpul data, champion-2) uraian tugas dan tata hubungan kerjanya dengan Komite/Tim PMKP Bila ada tim peningkatan mutu spesifik di Departemen/Instalasi/Unit uraikan fungsi, peran dan dan tanggung jawabnya serta tata hubungan kerja dengan Komite/Tim PMKP serta tata hubungan kerja dengan Komite PPI. Bentuk Struktur organisasi diserahkan ke RS yang penting di RS ada 1 – 2 orang yang full time mengelola program PMKP (tidak double job)
RISK MANJ
KOMITE PMKP
KOMITE MEDIS
KOMITE/ TIM PPI TIM MUTU
TIM KPRS TIM PENILAIAN KINERJA
Pelaksana evaluasi PKS/Kontrak
TIM MUTU LAINNYA
PIC PENGUMPUL DATA INDIKATOR MUTU & IKP
7. Lingkup Kegiatan PMKP
-
PPK dan Clinical Pathway Perlu panduan khusus sendiri
-
Indikator Mutu (klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan Pasien, unit kerja, surveilance PPI)
-
I n
Keselamatan Pasien (IKP, Risk Manajemen, FMEA)
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 5
-
Penilaian kinerja (RS, Unit kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga profesi, Staf) Perlu panduan khusus sendiri
-
Evaluasi kontrak & perjanjian lainnya Perlu panduan khusus sendiri
-
Diklat PMKP Perlu program diklat
-
Program PMKP di unit kerja
-
Program-2 spesifik, bila ada. PMI/PME di lab, MPKP di bidang keperawatan, dll
-
Kegiatan tersebut agar diuraikan secara rinci dan jelas, termasuk bagaimana design mutunya.
8. Metode yang Digunakan
Model atau metode yang digunakan untuk melaksanakan PMKP buat diagram siklus mutu dan dijelaskan untuk setiap komponen, bisa menggunakan siklus mutu dari JCI atau yang lainnya (PDSA)
quality improvement tool yang
dipergunakan. Siklus PDSA :
Plan (P) Rencana perubahan atau uji bagaimana sesuatu bekerja. Do (D) Melaksanakan rencana. Study (S) Lihatlah hasilnya. Apa yang kau ketahui? Act (A) Tentukan tindakan apa yang harus diambil untuk meningkatkan. Ulangi seperlunya sampai tujuan yang diinginkan tercapai
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 6
9. Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan
bagaimana proses pencatatan kegiatan PMKP, misalnya sensus
harian indikator mutu, dll. b. Pelaporan -
Alur laporan data indikator mutu : unit kerja Komite PMKP Direktur RS Pemilik
- Feed back data hasil analisa indikator mutu : Komite PMKP Direktur RS unit kerja -
Alur laporan IKP : unit kerja Komite PMKP Direktur RS - Pemilik
- Feedback insiden report : Direktur unit kerja -
Alur laporan evaluasi kontrak dan feedback -nya
Catatan : Perlu dibuat panduan : -
Panduan pencatatan & pelaporan IKP
-
Panduan pencatatan & pelaporan indikator mutu
10. Monitoring dan Evaluasi
Uraikan dengan jelas bagaimana RS melakukan monev program, misalnya : -
Melalui rapat koordinasi / manajemen meeting
-
Audit internal dan eksternal
11. Penutup
-
Program PMKP merupakan kegiatan Peningkatan Mutu yang berjalan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
-
I n
Buku Pedoman PMKP akan di review secara berkala , paling lambat 3 tahun sekali.
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 7
E. Panduan – Panduan yang Harus Disusun oleh RS
1. Panduan clinical pathway 2. Panduan penilaian kinerja profesi dokter, perawat & tenaga profesional lainnya (radiografer, apoteker, dll) Lihat di KPS 3. Panduan pencatatan dan pelaporan IKP 4. Panduan pencatatan dan pelaporan indikator mutu (klinis, manajemen & sasaran KP) 5. Panduan risk manajemen 6. Panduan FMEA dan RCA 7. Panduan analisa dan validasi
F. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Program PMKP RS
-
Program PMKP adalah program PMKP-nya RS bukan bukan program kerja Komite PMKP
-
Perencanaan Program PMKP di pimpin oleh pimpinan RS
-
Program PMKP berisi semua kegiatan PMKP di RS tidak hanya yang ada di Bab PMKP
-
Program PMKP termasuk Penilaian kinerja unit (IKU) yang ada di TKP 5.5 dan penilaian kinerja individu (IKI) yang ada di KPS 11, 14 dan 17 dan TKP 3.4 dan 5.5
-
Program PMKP termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan PPI
-
Program PMKP RS agar diengkapi dengan sub program yaitu : a. Program PMKP prioritas b. Program PMKP unit kerja/pelayanan c. Program diklat PMKP RS, program Diklat PMKP dapat menjadi satu dengan program Diklat Rumah Sakit
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 8
G. Kegiatan dalam Program PMKP 1. Upaya Peningkatan Mutu
a. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan di evaluasi (PMKP 1.2) program PMKP prioritas b. Melaksanakan diklat PMKP (PMKP 1.5) yang minimal terdiri dari : -
untuk para pimpinan (diminta di TKP 3.4)
-
penanggung jawab program dan data (diminta di PMKP 4)
c. Melakukan standarisasi proses asuhan klinis (PMKP 2.1.) : -
memilih area prioritas yang akan di standarisasi (high volume, high risk, high cost) diagnose, prosedur, penyakit
-
Menyusun kebijakan penyusunan PPK dan CP
-
Menyusun PPK dan CP
-
Audit pra implementasi untuk base line data
-
Sosialisasi PPK dan CP ke staf klinis terkait
-
Uji coba implementasi
-
Finalisasi PPK dan CP
-
Implementasi PPK dan CP
-
Audit paska implementasi variasi pelayanan berkurang
d. Melakukan pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan dan analisa untuk :
I n
-
Indikator area klinis (11 indikator)
-
Indikator International Library (5 indikator)
-
Indikator area manajerial (9 indikator)
-
Indikator sasaran keselamatan pasien (6 indikator)
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 9
e. Melakukan pengukuran mutu unit kerja dan pelayanan yang di outsourcing kan(TKP 3.4 EP 2 dan TKP 5.5) f. Melakukan penilaian kinerja -
staf klinis (dokter, perawat/bidan dan staf klinis lainnya) dan
-
staf non klinis (KPS 11, 14 dan 17; TKP 3.4 dan 5.5)
g. Melakukan koordinasi semua komponen dari kegiatan pengukuran mutu dan pengendalian -
Koordinasi dengan kegiatan PPI,
-
Koordinasi dengan pengendalian mutu di laboratorium klinis,
-
Koordinasi dengan manajemen risiko klinis
2. Keselamatan Pasien
I n
-
Menerapkan manajemen risiko klinis
-
Melaporkan dan analisis data insiden keselamatan pasien
-
Melaksanakan dan mendokumentasikan FMEA dan rancang ulang
-
Koordinasi kegiatan dengan peningkatan mutu
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 10
PENYUSUNAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN Oleh : dr. Liliek Sulistyaningsih, M.Kes.. Penyelia Komite Akreditasi RSUD Wangaya Kota Denpasar
A. Langkah-Langkah Penyusunan Program
1. Lakukan Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan 2. Susun rencana kegiatan Contoh: Identifikasi Kegiatan Untuk PPK dan CP
No.
KEGIATAN
Sudah
1.
Memilih area prioritas utk PPK dan CP
2.
Menyusun kebijakan penyusunan PPK dan CP
3.
Menyusun PPK dan CP
4.
Audit pra implementasi untuk base line data
5.
Belum
Rencana Kegiatan
Audit para implementasi
Sosialisasi PPK dan CP ke staf klinis terkait
Sosialisasi
6.
Uji coba implementasi
Uji coba
7.
Finalisasi PPK dan CP
Finalisasi
8.
Implementasi PPK dan CP
Implementasi
9.
Audit paska implementasi
Audit
Program PMKP
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 11
B. Sistematika Penulisan Program 1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait dengan program peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. 2. Latar Belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program peningkatan mutu pelayanan tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program peningkatan mutu pelayanan tersebut dapat lebih kuat. 3. Tujuan Umum dan Khusus
a. Umum Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan RS secara berkelanjutan dan berkesinambungan melalui pengurangan risiko keselamatan pasien b. Khusus 1) Meningkatkan mutu pelayanan klinik melalui standarisasi asuhan klinis dan monitoring indikator 2) Meningkatkan mutu pelayanan manajemen melalui monitoring indikator 3) Meningkatkan keselamatan pasien melalui pelaporan insiden dan penerapan sasaran keselamatan pasien. 4) Meningkatkan kinerja unit dan individu melalui penilaian kinerja 4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
a. Kegiatan Pokok : 1) Upaya Peningkatan mutu pelayanan 2) Keselamatan Pasien
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 12
b. Rincian kegiatan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan 1) Melakukan standarisasi proses asuhan klinis (PMKP 2.1.) : -
Audit pra implementasi untuk base line data
-
Sosialisasi PPK dan CP ke staf klinis terkait
-
Uji coba implementasi
-
Finalisasi PPK dan CP
-
Implementasi PPK dan CP
-
Audit paska implementasi variasi pelayanan berkurang
2) Melakukan pengukuran mutu melalui pemilihan, penetapan, pengumpulan data dan analisa untuk : -
Indikator area klinis (11 indikator)
-
Indikator International Library (5 indikator)
-
Indikator area manajerial (9 indikator)
-
Indikator sasaran keselamatan pasien (6 indikator)
3) Melakukan pengukuran mutu unit kerja dan pelayanan yang di outsourcing kan (TKP 3.4 EP 2 dan TKP 5.5) 4) Melakukan penilaian kinerja staf klinis (dokter, perawat/bidan dan staf klinis lainnya) dan staf non klinis (KPS 11, 14 dan 17; TKP 3.4 dan 5.5) 5) Melakukan koordinasi semua komponen dari kegiatan pengukuran mutu dan pengendalian (koordinasi dengan kegiatan PPI, dengan pengendalian mutu di laboratorium klinis, dengan manajemen risiko klinis) c. Rincian kegiatan Keselamatan Pasien
I n
-
Menerapkan manajemen risiko klinis
-
Melaporkan dan analisis data insiden keselamatan pasien
-
Melaksanakan dan mendokumentasikan FMEA dan rancang ulang
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 13
-
Koordinasi kegiatan dengan peningkatan mutu
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
-
Melalui mekanisme rapat pimpinan
-
Melalui mekanisme rapat koordinasi antar komite
-
Melakukan audit ke unit-2 pelayanan
-
Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Sasaran
Petunjuk pengisian untuk sasaran program Sasaran program peningkatan mutu adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program. Contoh : -
Penilaian kinerja dokter setahun sekali = 100 %
-
Audit medis PPK-CP di 5 area prioritas = 100 %
-
Analisa indikator area klinis = 100 %
7. Skedul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah kegiatan program dalam kurun waktu tertentu
No
Kegiatan
J
F
M
A
M
JN
JL
A
S
O
N
D
Memilih PPK & CP
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 14
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya
Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul (jadwal ) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan. Karena itu, yang ditulis adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Contoh penulisan : Setiap bulan Tim melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan melalui rapat pimpinan Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam program adalah cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa. 9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
-
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam program adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan
-
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan serta kepada siapa saja laporan tersebut harus ditujukan..
-
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 15
C. Sub Program PMKP : Program PMKP di Unit Rawat Inap
Sistematika penulisan program adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan 2. Latar Belakang 3. Tujuan a. Umum : Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di unit rawat inap rumah sakit b. Khusus : -
meningkatkan mutu pelayanan di unit rawat inap
-
meningkatkan kepuasan pasien di unit rawat inap
-
meningkatkan efisiensi dan efektifitas di unit rawat inap
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : -
Pemilihan indikator mutu unit rawat inap dengan mengacu indikator kunci area klinis dan sasaran keselamatan pasien serta standar pelayanan minimal
-
Pencatatan dan pelaporan indikator mutu unit rawat inap
-
Pencacatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien di unit rawat inap
-
Evaluasi kepuasan pasien rawat inap
-
Penilaian kinerja staf keperawatan dan staf non klinis di unit rawat inap.
-
Menerapkan PPK dan CP di area prioritas
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
I n
-
Mencatat dan mengumpulkan indikator
-
Membuat laporan PMKP secara berkala
-
Melakukan survei kepuasan pasien
-
Melakukan pertemuan ka ruangan satu bulan sekali
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 16
6. Sasaran Contoh : -
Tercapainya indikator asesmen awal perawat dan dokter 80 %;
-
Tercapainya kepuasan pasien 80 %
7. Skedul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan Jan – Des 2015 buat tabel No
Kegiatan
J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya -
Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
I n
-
Dilakukan sensus harian indikator mutu & pelaporan setiap bulan
-
Pencatatan pelaporan IKP unit kerja
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 17
D. Program Prioritas : Peningkatan Mutu Pelayanan AMI
Sistematika penulisan program adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan 2. Latar Belakang 3. Tujuan a. Umum : Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien AMI di RS b. Khusus : -
meningkatkan mutu pelayanan AMI
-
meningkatkan kepuasan pelayanan pasien AMI
-
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan AMI di RS
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan -
Penetapan indikator International library untuk AMI
-
Penetapan indikator area klinik untuk AMI
-
Penerapan SKP untuk AMI
-
Penerapan PPK dan CP untuk AMI
-
Audit PPK dan CP AMI
5. Cara melaksanakan kegiatan : -
Mencatat dan mengumpulkan indikator
-
Membuat laporan PMKP secara berkala
6. Sasaran -
Tercapainya indikator internasional library AMI 100 %
-
Tercapainya kepatuhan penggunaan PPK dan CP AMI 80 %
-
Terlaksananya audit AMI setahun 2 x
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan Jan – Des 2015 buat tabel
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 18
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya -
Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan -
Dilakukan sensus harian indikator mutu dan pelaporan setiap bulan
-
Pencatatan pelaporan IKP unit kerja
E. Kesimpulan
-
RS agar menyusun program PMKP sesuai dng yg diminta di PMKP 1.1
-
RS agar menyusun program PMKP di unit kerja sesuai dng standar TKP 5.5
-
RS agar menyusun program PMKP prioritas sesuai yang dminta PMKP 1.2
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 19
PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK) DAN CLINICAL PATHWAY (CP) Oleh : dr. Liliek Sulistyaningsih, M.Kes.. Penyelia Komite Akreditasi RSUD Wangaya Kota Denpasar
A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Versi 2012 pada bab Peningkatan Mutu dan Keselamata n Pasien tentang Rancangan proses klinis dan manajerial mengharuskan adanya Pedoman Praktek Klinis sebagai pedoman dalam memberikan asuhan klinis. Standar PMKP.2.1.
Pedoman praktek klinis dan clinical pathway dan atau protokol klinis digunakan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan klinis Elemen Penilaian PMKP.2.1.
1. Setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas dengan fokus penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan / atau protokol klinis 2. RS dlm melaksanakan pedoman praktek klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis melaksanakan proses a) sampai dengan h) dalam Maksud dan Tujuan 3. RS melaksanakan pedoman klinis dan clinical pathways atau protokol klinis di setiap area prioritas yang ditetapkan 4. Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan atau protokol klinis telah mengurangi adanya variasi dari proses dan hasil (outcomes) Maksud dan tujuan Standar 2.1
Pedoman praktek klinis, alur asuhan klinis dan protocol klinis relevan dengan populasi dan misi rumah sakit adalah 1. Dipilih dari yang dianggap cocok dengan pelayanan dan pasien RS (bila ada pedoman nasional yang wajib dimasukkan dalam proses ini).
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 20
2. Dievaluasi berdasarkan relevansinya untuk mengidentifikasi populasi pasien. 3. Jika perlu disesuaikan dengan teknologi, obat obatan dan sumber daya lain di RS atau dengan norma professional yang diterima secara nasional 4. Dinilai untuk bukti ilmiah mereka 5. Diakui secara resmi atau digunakan oleh rumah sakit 6. Diterapkan dan dimonitor agar digunakan secara konsisten dan efektif 7. Didukung oleh stsf terlatih melaksanakan prdoman atau pathways 8. Diperbaharui secara berkala berdasarkan perubahan dalam bukti dan hasil evaluasi dari proses dan hasil (outcome).
B. Standar Proses Teknis: Deskripsi dan kegunaannya
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 21
C. Undang Undang Nomor 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran UU no 29/2004 Praktik Kedokteran
Pasal 44
Pasal 50 & 51
Standar Pelayanan
Standar Profesi Standar Prosedur Operasional
Permenkes 1438/2010
D. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 / 2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran Literatur: Artikel asli Meta-analisis PNPK (asing) Buku ajar, etc Kesepakatan staf medis
Standar Prosedur Operasional
PPK Pathways Algorhythms Protocols Procedures Standing orders
Sesuai dengan Jenis dan Strata (hospital specific)
Pasal 4 :
Standar Pelayanan Kedokteran disusun secara sistematis dengan menggunakan pilihan pendekatan: 1) Pengelolaan penyakit dalam kondisi tunggal, yaitu tanpa penyakit lain a tau komplikasi; 2) Standar Pelayanan Kedokteran dibuat dengan bahasa .yang jelas, tidak bermakna ganda, menggunakan kata bantu kata kerja yang tepat, mudah dimengerti, terukur dan realistik.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 22
3) Standar Pelayanan Kedokteran harus sahih pada saat ditetapkan, mengacu pada kepustakaan terbaru dengan dukungan bukti klinis, dan dapat berdasarkan hasil penapisan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan atau institusi pendidikan kedokteran.
PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran)
PNPK disusun oleh sekelompok pakar yang dapat melibatkan profesi kedokteran, kedokteran gigi, atau profesi kesehatan lainnya, atau pihak lain yang dianggap perlu dan disahkan oleh Menteri. PNPK diperlukan bila : -
Jumlah kasusnya banyak (high volume)
-
Mempunyai risiko tinggi (high risk)
-
Cenderung memerlukan biaya tinggi/banyak sumber daya (high cost)
-
Terutama bila terdapat variasi yang luas di antara para praktisi untuk penanganan kasus yang sama.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 23
E. Tujuan Panduan Praktik Klinik
1. Menuntun Keputusan Dan Kriteria Mengenai Diagnosis, Manajeme n, Dan Pengobatan Di RS 2. Menstandardisasi Pelayanan Medis 3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan 4. Mengurangi Beberapa Jenis Risiko (Kepada Pasien, Ke Penyedia Layanan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan) 5. Mencapai Keseimbangan Terbaik Antara Biaya Dan Parameter Medis Seperti Efektivitas, Spesifisitas, Sensitivitas Dll 6. Penggunaan PPK di Rumah Sakit Adalah Cara Yang Efektif Untuk Mencapai Tujuan Tsb Meskipun hal tsb Bukan Satu-satunya.
Peringkat Bukti (H ierarchy of E vidence)
-
IA metaanalisis, uji klinis
-
IB uji klinis yang besar dengan validitas yang baik
-
IC all or none
-
II uji klinis tidak terandomisasi
-
III studi observasional (kohort, kasus kontrol)
-
IV konsensus dan pendapat ahli
Derajat Rekomendasi
-
Rekomendasi A bila berdasar pada bukti level IA atau IB.
-
Rekomendasi B bila berdasar atas bukti level IC atau II.
-
Rekomendasi C bila berdasar atas bukti level III atau IV.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 24
Hubungan PNPK – PPK
1. 2. 3. 4.
Sahih Terkini EBM Dapat berdasarkan hasil HTA
SUTOTO-PERSI
F. KEPATUHAN KEPADA STANDAR DAN PENYANGKALAN (DISCLAIMER) PMK 1438/2010 Pasal 13
1) dr dan drg serta tenaga kesehatan lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan harus mematuhi PNPK dan SPO sesuai dengan keputusan klinis yang diambilnya. 2) Kepatuhan kepada PNPK dan SPO menjamin pemberian pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi tidak menjamin keberhasilan upaya atau kesembuhan pasien; 3) Modifikasi terhadap PNPK dan SPO hanya dapat dilakukan atas dasar keadaan yang memaksa untuk kepentingan pasien, antara lain keadaan khusus pasien, kedaruratan, dan keterbatasan sumber daya.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 25
4) Modifikasi PNPK dan SPO sebagaimana dimaksud pada a yat (3) harus dicatat di dalam rekam medis. Varians
Model Patient Centered Care (PCC)
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)
Perawat/ Bidan Clinical/Team Leader Koordinasi Kolaborasi Sintesis Interpretasi Integrasi asuhan komprehensif • •
Apoteker Ahli Gizi
Psikologi Klinis
• • •
Penata Anestesi
Fisio terapis
Lainnya
1. Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah bagian dari Tim 2. Nakes PPA (Profesional Pemberi Asuhan), merupakan Tim Interdisiplin, diposisikan di sekitar pasien, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, kompetensi memadai, sama penting / setara pd kontribusi profesinya 3. DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Koordinasi, Review, Sintesis, Interpretasi, Integrasi asuhan komprehensif
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 26
Contoh Panduan Praktek Klinik Medis
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
APENDISITIS AKUT
1. Pengertian ( Definisi)
Penyumbatan dan peradangan akut pada usus buntu dengan jangka waktu kurang dari 2 minggu 1. Nyeri perut kanan bawah 2. Mual 3. Anoreksi 4. Bisa disertai dengan demam
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.
NyeritekanMcBurney Rovsing sign (+) Psoas sign (+) Blumberg sign (+) Obturator sign (+) Colok dubur : nyeri jam 9-11 Memenuhi kriteria anamnesis (No 1) 2. Memenuhi kriteria pemeriksaanfisik No 1 Apendisitis akut
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja 6. Diagnosis Banding
1. 2. 3. 4. 1.
7. Pemeriksaan Penunjang
2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3.
8. Tata Laksana : Tindakan Operatif Terapi Konservatif Lama perawatan
4.
9. Edukasi (Hospital Health Promotion)
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
Urolitiasis dekstra UTI dekstra Adneksitis Kista ovarium terpuntir Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan Ureumkreatinin GDS HbsAg Tes kehamilan (kalauperlu) USG abdomen Apendektomi perlaparoskopik Open appendektomi Hanya kalau ada kontra indikasi mutlak 3 hari
1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi 3. Penjelasan alternative tindakan
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 27
4. Penjelasan perkiraan lama rawat 10. Prognosis
Advitam : dubia adbonam Ad Sanationam : dubia adbonam Ad Fungsionam : dubia adbonam Level I untuk Tindakan no 1, Level I utk Tindakan no 2 A/B/C 1. SMF BedahUmum 2. SMF BedahDigestif
11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis
14. Indikator Outcome Medis
15. Kepustakaan
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
1. Nyeri visceral (-) 2. Lama harirawat : 3 hari 3. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO) 4. Kesesuaian dengan hasil PA 1. Buku Ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidayat 2. Principal of Surgery, Schwartz’s 3. Konsensus Nasional Ikabi
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 28
contoh Panduan Praktek Klinik Keperawatan
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) KEPERAWATAN
APPENDISITIS Penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. 1. Nyeri 2. Resiko tinggi terjadi infeksi 3. resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh 4. Cemas 1. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, 2. Resiko tinggi kekurangan cairan b.d muntah, 3. Cemas b.d perubahan status keehatan, kemungkinan dilakukannya operasi 4. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan/ insisi bedah. 5. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh, terputusnya kontinuitas jaringan. 6. Resiko tinggi kekurangan cairan b.d pembatasan intake cairan 1. Kaji dan catat kualitas,lokasi dan durasi nyeri, Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan teknik relaksasi saat nyeri, Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi 2. Observasi tanda-tanda vital, Observasi tanda-tanda infeksi, Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik. 3. Kaji tingkat cemas, jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping dari tindakan yang dilakukan. 4. Monitor masukan dan keluaran, Kolaborasi : pemberian cairan intravena sesuai terapi, Kaji turgor kulit, membrane mukosa, capillary refill 5. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur dan tujuan dilakukan tindakan pembedahan 1 Skala nyeri 2 Tanda-tanda vital 3 Tanda-tanda adanya infeksi luka operasi 4 Input dan output cairan 5 Turgor kulit 6 bising usus 1. Pasien tampak rileks 2. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
1. Pengertian (Definisi) 2. Masalah Keperawatan
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Observasi
6. Evaluasi
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 29
3.
7. Informasi & Edukasi 8. Discharge Planning 9. Nasehat pulang/ Instruksi kontrol
10. Prognosis
11. PenelaahKritis 12. Indikator 13. Kepustakaan
Paham tentang penyakit dan prosedur tindakan yang akan dilakukan 1. Perawatan luka 2. Mobilisasi bertahap 1. Pulang biasa/bukan pulang kritis 1. Menjaga kebersihan daerah operasi 2. Obat diminum secara teratur 3. Kontrol ke poliklinik bedah 4. Kondisi darurat yang mengharuskan segera ke rs Advitam : bonam Ad sanationam :bonam Adfumgsionam : bonam 1. SPF Penyakit bedah Pulang sesuai dengan hari rawat yang ditentukan 1. Smelter, Bare (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart, Edisi 8 Jakarta 2. NIC & NOC
Contoh Panduan Praktek Klinis Unsur Farmasi
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Unsur Asuhan Farmasi
1. Pengertian (Definisi) 2. Masalah Kefarmasian
3. Gejala klinis
4. Observasi Klinis
5. Observasi Laboratorik
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
Terapi Pada Pasien Gangguan Ginjal Penggunaan obat pada pasien yang mempunyai gangguan fungsi ginjal baik gangguan ginjal akut (GGA) maupun gangguan ginjal kronis (GGK) 1. Intoksikasi obat 2. Interaksi 3. Alergi 4. Efek samping obat 1. Gejala intoksikasi obat 2. Penurunan fungsi ginjal 3. Edema 1. Penurunan volume urin 2. Mual, muntah, sesak nafas 3. Skin rash 4. Nafsu makan menurun 5. Anemia 1 Ureum, Kreatinin 2 Hb
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 30
3. 6. Evaluasi
2. 3. 1. 2. 3.
7. Informasi & Edukasi
4. 5.
Creatinin clearance 1. Pemilihan obat (dilihat dari kegagalan konsumsi obat sehingga menimbulkan toksisitas dan efek samping obat) Penyesuaian dosis (obat dipilih yang tidak di eliminasi di ginjal) Pemantauan obat nefrotoksik (dapat menyebabkan peningkatan kadar kreatinin). Mengenali gejala intoksikasi Pemahaman mengenai tujuan pengobatan Pemahaman mengenai dosis dan instruksi obat yang diserahkkan Pemahaman mengenai pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan Efek samping yang muncul pada saat terapi obat
1. Instruksi obat yang diserahkan 2. Pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan 3. Efek samping obat Apoteker Farmasi Klinis Gejala intoksikasi obat Reaksi obat tidak diharapkan 1. 2.
8. Nasehat pulang/ Instruksi kontrol 9. PenelaahKritis 10. Indikator 11. Kepustakaan
Panduan Praktek Klinis Unsur Gizi
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) UNSUR ASUHAN GIZI
1. Pengertian (Definisi) 2. Masalah Gizi
3. Gejala klinis
4. Observasi Klinis
5. Observasi Laboratoris 6. Asuhan gizi
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
Diet pada pasien pasca bedah Pasien yang mendapatkan makanan dalam bentuk lunak (pasca bedah digestif) 1. Gangguan saluran cerna 2. Intake sulit 3. Alergi makanan 1. Mual 2. Muntah 3. Perut kembung 1. Badan lemas 2. Kurang nafsu makan 3. Muka pucat 1. H2TL 2. Elektrolit 3. 1. Pemberian makan sesuai dengan kondisi pasien 2. Perhitungan kebutuhan gizi pasien
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 31
7. Evaluasi& monitoring 8. Informasi&Edukasi
9. Nasehat pulang/ Instruksi kontrol 10. Indikator
11. Kepustakaan
3. Penjadwalan makan pasien 4. 1.Tahapan bentuk makan 2. Asupan makan 1. Tatalaksana diet (tahapan,bentuk makan) 2. Makanan yang dianjurkan / tidak dianjurkan 3. Pola hidup bersih dan sehat 1. Terapi diet 2. Tingkat kepatuhan diet 3. Kontrol ulang untuk konsultasi gizi 1. Keberhasilan diet 2. Tidak diharapkan adanya komplikasi 3. Hasil Lab. Normal 1. PGRS 2014 2. Penuntun Diet 2004
G. Clinical Pathway 1. Pengertian
Suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang diberikan pada pasien, yang berdasarkan sta ndar pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di RS 2. Tujuan Clinical Pathway
a. Mengurangi variasi dalam pelayanan, sehingga biaya lebih mudah diprediksi. b. Pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (Quality of Care) c. Dasar penghitungan “real cost ” suatu kasus. d. Meningkatkan kualitas dari informasi yang telah dikumpulkan.
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 32
e. Diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap memelihara mutu pelayanan f. Sebagai pembanding pada CBG cost . Terutama pada kasus-kasus “high cost , high volume”. 3. Implementasi dan Kendala
a. Rumah sakit masih merupakan “kerajaan-kerajaan” kecil yang agak sulit menyatukan prosedur dari berbagai disiplin. b. Perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keyakinan profesional, menjadi kendala penerapan “clinical pathway” yang sudah ditulis. c. Keinginan untuk selalu mengikuti “evidence base medicine” dengan melakukan standar prosedur terbaik yang dimungkinkan tanpa peduli pada biaya. d. Ketidak pedulian klinisi terhadap biaya pengobatan pasien. e. Keengganan untuk membaca dan menghafal kons ensus dalam “clinical pathway” menjadi alasan penyimpangan. 4. Characteristic of Clinical Pathway
a. Patient centered b. Systematic action for: c. Consistent best practice d. Continuous improvements in patient care e. Attention to the patient experience f. Continuous feedback g. Multidisciplinary h. Maps and models clinical & non clinical care processes
I n
i.
Incorporates order and priorities including guidelines & protocol
j.
Includes standards and outcomes
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 33
5. Prinsip Dasar Penyusunan Clinical Pathway
a. Pelayanan terpadu/terintegrasi dan berfokus pasien. b. Melibatkan semua profesional pemberi asuhan (dokter, perawat,bidan, farmasis, nutrisionis, fisioterapis, dll). c. Mencatat seluruh kegiatan asuhan (rekam medis). d. Penyimpangan kegiatan asuhan dicatat sebagai varians Clinical Pathway berfungsi ganda ; -
Sebagai acuan dalam memberikan asuhan pada pasien dari waktu ke waktu
-
Sebagai alat monitoring kepatuhan staf klinis
6. Langkah Langkah Penyusunan Clinical Pathway
-
Tetapkan jenis pelayanan yang akan dibuat Clinical Pathway
-
Siapkan PPK dari setiap komponen pelaksana asuhan
-
Siapkan Formularium obat RS
-
Tetapkan hari rawat sesuai PPK
-
Tetapkan jenis dan urutan kegiatan pelayanan pada setiap hari rawat
-
Beri catatan mana kegiatan wajib dan mana opsional
-
Sediakan tempat untuk mencatat varians
7. Format Clinical Pathway
a. Format Clinical Pathway Template -
Akan digunakan PPA sebagai panduan pelayanan
-
Berada di setiap unit rawat inap
-
Case manajer mengingatkan PPA (terutama DPJP) untuk mengikuti CP template
b. Format Clinical Pathway Actual -
I n
H o u s e
Berada pada berkas rekam medis pasien
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 34
-
Diisi oleh Case manajer sesuai pelaksanaan yang tertulis dalam rekam medis pasien
-
Dikeluarkan dari berkas setelah pasien pulang utk analisis oleh unit mutu
8. Komponen Clinical Pathway
-
Asuhan medis
-
Asuhan keperawatan
-
Asuhan nutrisi
-
Asuhan farmasi
-
Pelayanan administrasi
9. Audit Clinical Pathway
PRA IMPLEMEN TASI
VARIANCE >>>
AUDIT CP
PASKA IMPLEMENTASI
VARIANCE BERKURANG
10. Evaluasi Pasca Implementasi Clinical Pathway
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 35
1. Indikator Proses : Kepatuhan implementasi CP oleh PPA / Profesional Pemberi Asuhan. a. Asesmen Awal b. Pemeriksaan Penunjang, Tindakan Diagnostik c. Obat d. Nutrisi e. Konsultasi f.
Tindakan Terapeutik
g. Asesmen pulang kritis 2. Indikator Outcome : a. Keluhan (bebas keluhan) b. Pemeriksaan Klinis (“luka kering”) c. Lama Dirawat (sesuai PPK)
3. Varians a. Variasi Sistem : penempatan kasus rawat intensif pd rawat biasa b. Variasi Asuhan/Klinis : preferensi DPJP c. Variasi Pasien : kondisi memburuk 11. Pelaksanaan Evaluasi Implementasi Clinical Pathway
a. Koordinasi
Komite
Mutu-Keselamatan
Pasien,
Komite
Medis,
Komite
Keperawatan, lainnya b. Tentukan Indikator yang akan diaudit : indikator proses, outcome, varians c. Evaluasi : kepatuhan PPA, kendala, hambatan d. Tentukan waktu pelaksanaan audit, misalnya minimal 3 bulan sekali. e. Penerapan siklus PDCA
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 36
Contoh Clinical Pathway :
I n
H o u s e
T r a i n i n g
R S
B a k t i
R a h a y u
D e n p a s a r
2 0
– 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 5 | 37