MISKONSEPSI PADA PEMBELAJARAN KIMIA
Kimi Kimiaa meru merupa paka kan n suat suatu u bida bidang ng ilmu ilmu peng pengeta etahu huan an yang yang mene meneka kank nkan an pada pada penguasaan konsep. Dalam proses pembelajaran, konsep merupakan hal yang perlu dipahami, dipahami, dipel dipelaja ajari ri dan dan diku dikuasa asaii oleh oleh sisw siswa. a. Kons Konsep ep kimi kimiaa terb terben entu tuk k dala dalam m diri diri sisw siswaa secara secara berangsur-angsur melalui pengalaman dan interaksi mer eka dengan alam sekitarnya (Faridah, 200! Di sekolah sekolah,, mata mata pelajar pelajaran an kimia kimia diangg dianggap ap sulit sulit oleh oleh sebagi sebagian an besar besar siswa, siswa, sehingga banyak siswa "ekolah #enengah $tas ("#$! yang tidak berhasil dalam belajar kimia. kimia. %nawati %nawati et al (200! (200! mengat mengatakan akan bahwa bahwa dianta diantara ra para para siswa siswa "#$ berkemb berkembang ang anggapan bahwa mata pelajaran #&'$ terutama kimia merupakan mata pelajaran tersulit dan menjadi menjadi momok momok di kalang kalangan an mereka mereka,, sehing sehingga ga tidak tidak heran heran jika jika sebagia sebagian n mereka mereka tidak tidak mencapai ketuntasan minimum dalam mata pelajaran kimia. #iskon #iskonsep sepsi si merupa merupakan kan permas permasalah alahan an umum umum dalam dalam pembela pembelajara jaran n kimia kimia di sekol sekolah ah mene meneng ngah ah dan dan perg pergur urua uan n tingg tinggii yang yang sign signii iika kan n meng mengham hambat bat belaj belajar ar dan dan pengembangan kogniti. 'enelitian pendidikan kimia banyak melaporkan permasalahan miskonsepsi ini, namun sampai sekarang miskonsepsi masih merupakan permasalahan dalam pembelajaran kimia yang memerlukan penanganan serius. ser ius. )al yang sama s ama direleksikan oleh *ohnstone (2000+ !, “Research literature has been dominated by work on misconceptions, but little has as yet appeared about how to reverse these or to avoid them altogether”. 'emecahan 'emecahan permasalahan permasalahan miskonsepsi miskonsepsi memerlukan memerlukan pembelajaran pembelajaran dengan dengan strategi khusus. 'embela 'embelajara jaran n tradis tradision ional al sulit sulit mengata mengatasi si permas permasalah alahan an miskon miskonsep sepsi si atau pengub pengubaha ahan n konseptual ($tes, 200 oll / reagust, 2001! &lmu kimia adalah sains &'$ yang khusus mempelajari struktur, susunan, siat, dan peruba perubahan han materi, materi, serta serta energ energii yang yang menye menyertai rtai peruba perubahan han tersebu tersebut. t. Kimia Kimia meliha melihatt struktur dan susunan materi dari sisi partikel materi yang nonnon-observable yang menentukan siat-si siat-siat at materi materi (observable!. observable!. 'roses'roses-pro proses ses kimia kimia dan semua semua realitas realitas kimia kimia (enome (enomena na makro akrosk sko opis! pis! seca secara ra parad aradig igm matik atik dapat apat dije dijela lask skan an dari ari pers persp pekti ekti molek oleku ular lar (submi (submikro krosko skopis pis!! sehing sehingga ga kimia kimia dipand dipandang ang sebaga sebagaii submicroscopic science (u, (u, dkk., dkk., 2001!. *ohnstone (2000! menyatakan bahwa kajian kimia terdiri dari tiga aspek yang saling terk terkai aitt satu satu deng dengan an yang ang lain lain yang ang dilu diluki kisk skan an seba sebaga gaii triangle, triangle, yaitu yaitu makros makroskop kopis, is, submikroskopis, dan simbol, seperti digambarkan pada 3ambar 1.
#enurut "uparno (2004! ada lima hal yang menjadi penyebab miskonsepsi yaitu siswa, guru, buku teks, konteks dan metode mengajar. 'enyebab miskonsepsi dari siswa terdiri dari berbagai hal, yaitu + prakonsepsi, pemikiran humanistik, pemikiran asosiati siswa, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, perkembangan kogniti siswa, minat siswa, dan kemampuan siswa.
#unculnya miskonsepsi bisa dilihat dari dua sisi umum, yaitu karakteristik konsep, dan pembelajaran. Dari sisi karakteristik konsep kimia+ (1! Konsep dasar kimia bersiat abstrak, esensi kimia adalah kajian secara submikroskopis dan spatial in nature (u, dkk., 2001!, (2! #akna konseptual kimia sering bertentangan dengan pengamatan kasat mata, (! 5eberapa istilah yang digunakan sama dengan dalam kehidupan sehari-hari, terkait dengan budaya, tetapi mempunyai makna yang berbeda dengan makna konceptual kimia, dan (! Real word chemistry sangat kompleks untuk dikaji secara komprehensi dalam pembelajaran kimia, sehingga kasus dalam pembelajaran kimia cenderung parsial (exemplar models! terkait dengan konsep yang sedang dibahas Dari sisi pembelajaran: !" pembelajaran kimia cenderung algoritmik, verbalisme, perde#inisi dan contoh $ia%, &''() *tamovlasis, dkk., &''(", &" pembelajaran hanya menekankan #enomena #isis makro" dan terkesan penjejalan #akta marshals o e6ident " sehingga tidak e#ekti# +abel,!", -" dalam pembelajaran, kajian submikroskopis sering diabaikan ataupun cenderung dilaksanakan secara parsial dengan kajian makroskopis dan simbol, " kurikulum kimia terkesan kurang hierarkis dan tidak lengkap incompleteness ", (" bahasa dan tidak konsistennya paparan yang digunakan dalam buku teks /hiu, &''(", dan 0" bentuk1bentuk pemodelan, analogi, dan penjelasan dari guru yang tidak bisa mempresentasikan makna konseptual secara menyeluruh bisa menyisakan kekeliruan pena#siran atau miskonsepsi yang bersi#at konsisten /hiu, &''(". #iskonsepsi dalam pelajaran kimia akan sangat atal dikarenakan konsep-konsep kimia saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga kesalahan konsep di awal pembelajaran akan berpengaruh kepada pelajaran lanjutan, hal ini akan bermuara pada rendahnya kemampuan siswa dan tidak tercapainya ketuntasan belajar ,salah satu contohnya adalah pemahaman materi laju reaksi. 7aju reaksi merupakan bagian dari konsep kimia yang bersiat abstrak, sehingga sering membuat siswa kesulitan dalam memahami konsep ini. )asil penelitian yang dilakukan oleh "inaga (2008! menunjukkan bahwa hampir setengah siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pengaruh katalis dan suhu terhadap laju reaksi. abel 1. *enis-*enis #iskonsepsi 9o *enis #iskonsepsi Keterangana 1 Kepercayaan Konsepsi popular yang berasal dari pengalaman sehari bek hari. ontoh+ kentang dapat megurangi kadar garam dalam larutan 2 Kepercayaan nonermasuk di dalamnya adalah pandangan yang keliru ilmiah yang dipelajari siswa dari sumber non ilmiah, misalnya mitos dan sebagainya. ontoh+ gas tidak memiliki massa "alah paham 5erkembang saat siswa diberi inormasi ilmiah yang tidak konseptual memberi tantangan pada paradoks dari kepercayaan beku dan kepercayaan non ilmiah. ontoh+ larutan adalah campuran :at dengan air #iskonsepsi #uncul dari penggunaan kata atau istilah yang berbeda 6ernacular pada kehidupan sehari-hari dan ilmiah. (dialek! contoh+ $ir berwarna putih atau air berwarna bening.
4
#iskonsepsi aktual
Kesalahan konsep yang terjadi dari sejak kecil dan tidak berubah atau tertantang hingga dewasa. ontoh+ :at kimia itu berbahaya
#iskonsepsi yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut + Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi #iskonsepsi yang terjadi adalah + :at yang memiliki ukuran partikel lebih kecil memiliki luas permukaan sentuhan yang lebih kecil dalam masa yang sama. )al ini bertentangan dengan konsep yang benar dimana bahan kimia yang memiliki ukuran lebih kecil memiliki luas permukaan sentuhan lebih besar sehingga reaksi lebih cepat berlangsung (3oldberg, 200!. Dalam memahami pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, siswa mengira bahwa bahan yang berbentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih kecil sehingga reaksi lebih cepat 5erlangsung. Pengaruh suhu terhadap aju reaksi Disini siswa sering salah dalam memahami pengaruh katalis dan suhu terhadap laju reaksi terutama mereka sering tertukar dalam memahami antara energi kinetik reaktan dan energi akti6asi reaktan. Dalam sebuah penelitan dikatakan sebanyak 2,8; siswa beranggapan bahwa kenaikan suhu meyebabkan energi akti6asi menurun, dan sebanyak 44,28; siswa beranggapan peningkatan suhu menyebabkan energi akti6asi meningkat sehingga reaksi lebih cepat berlangsung. . Pengaruh katais terhadap aju reaksi #enurut temuan "inaga (2008! dimana hampir setengah dari jumlah siswa mengalami miskonsepsi pada konsep pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Dalam hal pengaruh penambahan katalis terhadap laju reaksi, sebagian besar siswa memahami bahwa penambahan katalis dapat menaikkan energi akti6asi reaktan sehingga reaksi lebih cepat berlangsung.
"umber http+<
?rip>[email protected] http+<0.pd