1. Dinasti Ayyubiah Mesir 2. Tugas (kuiz dan forum)
Fakultas
Program Studi
Fakultas Teknik
Program StudiArsitektur
Abstract Kuliah ini memperkenalkan sejarah budaya Islam arsitektur keagamaan yang mencakup empat belas abad dan tiga benua, Asia, Afrika, dan Eropa dari berbagai periode dan tempat-tempat dan membahas karakteristik arsitektur, perkotaan, dan gaya mereka dalam hubungannya dengan lingkungan sejarah, politik, dan intelektual mereka.
TatapMuka
Kompetensi
Kode MK
DisusunOleh
MK10230
Dr.Ir.M. Syarif Hidayat, M.Arch.
1. Dinasti Ayyubiyah Mesir Pendahuluan Ayyubiyyah atau Dinasti Ayyubiyyah adalah dinasti Muslim dari bangsa Kurdi yang menguasai Mesir, Suriah, Yaman (kecualiPegununganUtara), DiyarBakr, Makkah, Hijaz dan Irak utara
pada
abad
ke-12
dan
13.
Ayyubiyyah
juga
dikenali
sebagai
Ayyubid, Ayoubites, Ayyoubites, Ayoubides atau Ayyoubides. Dinasti
Ayubiyyah
bersama Shirkuh menaklukan
didirikan
oleh Salahuddin
Mesir
untuk
Al-Ayubbi yang
Raja Zengiyyah Nuruddin
dari Damaskus pada 1169. Nama ini berasal dari ayah Salahuddin, Najm ad-Din Ayyub. Pada tahun 1171, Salahuddin menggulingkan Khalifah Fatimiyyah terakhir. Ketika Nur adDin meninggal pada 1174, Salahuddin menyatakan perang terhadap anak lelaki muda Nuruddin, As-Salih Ismail, dan menguasai Damaskus. Ismail melarikan diri ke Aleppo, di mana ia terus berjuang melawan Salahuddin hingga terbunuh pada 1181. Setelah itu, Salahuddin mengambil alih kawasan pedalaman hingga seluruh Suriah, dan menakluki Jazirah di Irak Utara. Pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan tentara salib dalam Pertempuran Hattin dan penaklukan Baitul muqaddis pada 1187. Salahuddin meninggal pada 1193 setelah menanda tangani
perjanjian
dengan
Richard
I
dari
Inggris yang
memberi
kawasan
pesisir
dari Ashkelon hingga Antiokhia kepada tentara salib. Setelah kematian Salahuddin, anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran, hingga pada 1200 adik Salahuddin, Al-Adil, berhasilmengambil alih atas seluruh kekaisaran. Proses yang sama terjadi pada kematian Al-Adil pada 1218, dan pada anak lelakinya Al-Kamil yang meninggal pada 1238, tetapi Ayubiyyah tetap kuat. Pada 1250 Turanshah, Sultan Mesir Ayubiyyah terakhir, telah dibunuh dan digantikkan oleh jenderal-budak Mamluknya Aibek, yang mendirikan Dinasti Bahri. Ayyubiyyah terus menguasai Damaskus dan Aleppo hingga tahun 1260 ketika mereka dikuasai oleh Mongol dan setelah kekalahan mongol di Ain Jalut, seluruh Suriah jatuh ke Mamluk.
2017
2
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Dinasti Ayyubiyah
Gambar 1. Peta Dinasti Ayyubiyah Sumber :Google
Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti Sunni yang berkuasa di Dyar Bakir hingga tahun 1429 M. Dinasti ini didirikan oleh Salahuddin al Ayyubi, wafat tahun 1193 M (Glasse, 1996:143). Ia berasal dari suku Kurdi Hadzbani, putra Najawddin Ayyub, yang menjadi abdi dari putra Zangi bernama Nuruddin. Keberhasilannya dalam perang Salib, membuat para tentara mengakuinya sebagai pengganti dari pamannya, Syirkuh yang telah meninggal setelah menguasai Mesir tahun 1169 M. Ia tetap mempertahankan lembaga –lembaga ilmiah yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syiah menjadi Sunni (Yatim, 2003:283). Penaklukan atas Mesir oleh Salahuddin pada 1171 M, membuka jalan bagi pembentukan madzhab-madzhab hukum sunni di Mesir. Madzhab Syafi’i teta p bertahan di bawah pemerintahan Fathimiyah, sebaliknya Salahuddin memberlakukan madzhabmadzhab Hanafi (Lapidus, 1999:545). Keberhasilannya di Mesir tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom di Mesir. Najmudin Ayub adalah seorang yang berasal dari suku Kurdi Hadzbani dan menjadi panglima Turki 1138 M, di Mosul dan Aleppo, dibawa pemerintahan Zangi Ibnu Aq-Songur. Demikian juga adiknya Syirkuh, mengabdi pada Nuruddin, putra Zangi 1169 M. Syirkuh berhasil mengusir raja Almaric beserta pasukan salibnya dari Mesir. 2017
3
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kedatangan Syirkuh ke Mesir karena undangan Khalifah Fatimiyah untuk menggusir Almaric yang menduduki Kairo. Setelah Syirkuh meninggal 1169 M digantikan Shalahuddin (kaponakannya) sebagai pemimpin pasukan. Pertama-tama ia masih menghormati simbolsimbol Syi’ah pada pemerintahan Al -Adil Lidinillah, setelah ia diangkat menjadi Wazir (Gubernur). Tetapi setelah al-Adil meninggal 1171 M, Shalahuddin menyatakan loyalitasnya kepada Khalifah Abbasiyah (al-Mustadi) di Bagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim Fatimiyah di Kairo. Keberhasilan Shalahuddin di Mesir mendorongnya menjadi penguasa otonom. Dalam mengkosolidasikan kekuatannya, ia banyak memanfaatkan keluarganya untuk ekspansi ke wilayah lain, seperti Turansyah. Saudaranya dikirim untuk menguasai Yaman 1173 M. Taqiyuddin, keponakannya disetting untuk melawan tentara Salib yang menduduki Dimyat. Sedang Syihabuddin, pamannya, untuk menduduki Mesir Hulu (Nubia). Kematian Nuruddin 1174 M menjadikan posisi Shalahuddin semakin kuat, yang akhirnya memudahkan penaklukan Siria, termasuk Damaskus, Aleppo dan Mosul. Akhirnya pada 1175 M, ia diakui sebagai sultan atas Mesir, Yaman dan Siria oleh Khalifah Abbasiyah. Di masa pemerintahan Shalahuddin, ia membina kekuatan militer yang tangguh dan perekonomian yang bekerja sama dengan penguasa Muslim di kawasan lain. Ia juga mambangun tembok kota sebagai benteng pertahanan di Kairo dan bukit Muqattam. Pasukannya juga diperkuat oleh pasukan barbar, Turqi dan Afrika. Disamping digalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan. Atas dasar inilah, ia melancarkan gerakan ofensif guna merebut al-Quds (Jerusalem) dari tangan tentara Salib yang dipimpin oleh Guy de Lusignan di Hittin, dan menguasai Jerusalem tahun 1187 M. Inipun tetap tak merubah kedudukan Shalahuddin, sampai akhirnya raja inggris Richard membuat perjanjian genjatan senjata yang dimanfaatkannya untuk menguasai kota Acre. Sampai ia meninggal (1193 M), Shalahuddin mewariskan pemerintahan yang stabil dan kokoh, kepada keturunan-keturunannya dan saudaranya yang memerintah diberbagai kota. Yang paling menonjol ialah al-Malik al-Adil (saudaranya), dan keponakannya al-Kamil, mereka berhasil menyatukan para penguasa Ayubi lokal dengan memusatkan pemerintahan mereka di Mesir. Namun pada masa pemerintahan al-Kamil Dinasti Ayubiyah bertempat di Diyarbakr dan al-Jazirah, mendapat tekanan dari Dinasti Seljuk Rum dan Dinasti Khiwarazim Syah, kemudian al-Kamil mengembalikan Jerusalem kepada kaisar Frederick I I yang membawa damai dan keberuntungan ekonomi besar bagi Mesir dan Siria. Hiduplah kembali perdagangan dengan kekuatan KRISTEN Mediterrania.
2017
4
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Setelah al-Kamil meninggal (1238 M) Dinasti Ayubiyah terkoyak oleh pertentanganpertentangan intern. Pada pemerintahan Ash-Shalih serangan Salib 6 dapat diatasi, yang pemimpinya raja Prencis St. Louis ditangkap, tetapi kemudian pasukan budak (Mamluk) dari Turki merebut kekuasaan di Mesir. Ini secara otomatis mengakhiri pemerintahan Ayubiyah keseluruhan. 1. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Salahuddin
a. Melancarkan jihad terhadap tentara-tentara Salib di Palestina b. Mempersatukan tentara Turki, Kurdi, dan Arab di jalan yang sama.
Dari Mesir, Shalahuddin juga dapat menyatukan Syiria dan Mesopotamia menjadi sebuah kesatuan negara Muslim. Pada tahun 1174 ia merebut Damascus, kemudian Alippo tahun 1185, dan merebut Mosul pada 1186. Setelah kukuh kekuasaannya Shalahuddin melancarkan gerakan ofensif guna mengambil alih al-Quds (Jerussalem) dari tangan tentara tanpa banyak kesulitan. Ini berarti Jerussalem sekali lagi menjadi Muslim setelah delapan puluh tahun, dan orangorang Frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah dilakukan pasukan Salib dari Inggris, Perancis, dan Jerman antara tahun 1189 – 1192 M, namun tidak berhasil
mengubah
kedudukan
Salahuddin.
Setelah
perang
berakhir,
Salahuddin
memindahkan pusat pemerintahan ke Damascus. 2. Perjuangan Setelah Salahuddin Perjuangan
Shalahuddin
dalam
merealisasikan
tujuan-tujuan
utamanya
yaitu
mengeluarkan kaum Salib dari Baitul Maqdis dan mengembalikan pada persatuan umat Islam, telah menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di Damaskus pada tahun 1193 M, setelah 25 tahun memerintah. Sebelum meninggal, ia membagikan kekaisaran Ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Karena itu pengendalian dari pusat tetap berada di bawah kekuasaan Al- ‘Adl dan Al-kamil, sampai Al-Kamil meninggal. Di bawah kedua sultan ini, kebijaksanaan aktivis Shalahuddin memberikan tempat sebagai hubungan detente dan damai dengan orangorang Frank. Setelah kematian Shalahuddin, Ayyubiyah melanjutkan pemerintahan Mesir dan pemerintahan Syiria (sampai tahun 1260 M). Keluarga Ayyubiyah membagi imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil Mesir, Damaskus, Alleppo, dan kerajaan Mosul sesuai dengan gagasan Saljuk bahwa negara merupakan warisan keluarga raja. Meskipun demikian, Ayyubiyah tidak mengalami perpecahan, karena dengan loyalitas kekeluargaan 2017
5
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Mesir diintegrasikan berbagai imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang telah berkembang di negara-negara Mesir dan Syiria melalui distribusi iqta’ kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh. Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan Salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan Mesir karena kesatuan mulai melemah. Pada tahun 1229 M Ayyubiyah menegosiasikan sebuah perjanjian dengan Fedrick II. Ini adalah puncak kebijaksanaan baru, dan pada periode damai inilah membawa keuntungan ekonomi yang besar bagi Mesir dan Syiria, termasuk hidupnya
kembali
perdagangan
dengan
kekuatan-kekuatan
KRISTEN
Mediterania
(Bosworth, 1993:87) . Sebab-Sebab Terjadinya Perang Salib Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292 M) ialah suatu peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan untuk membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan umaat Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ± 200 tahun, terdiri atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari pihak Islam maupun pihak Kristen. Peperangan tersebut dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen memakai lambang Salib dalam rangka mempersatukan umat Kristen untuk menghadapi umat Islam. Sebenarnya Perang Salib ini bukanlah semata-mata perang agama tetapi ada latar belakang lain yang mempengaruhinya, antara lain
Pertama, Perebutan kekuasaan antara Timur dan Barat yang berlangsung sejak zaman Rumawi di Barat, dan Persia (Sekarang Iran) di Timur, padahal Persia dahulu dikenal beragama Majusi.
Kedua, Agama Kristen
berkembang
pesat di Eropa
setelah
Paus Paulus
mengalihkan kiblatnya ke Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat kelahirannya di Timur. Kemudian datang agama Islam menghancurkan penjajahan Eropa yang bertopeng agama Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu dengan menguasai Andalusia (Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur. Dengan masuknya Islam ke Eropa maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan untuk menghadapi kekuasaan Islam.
Ketiga, Di bidang perdagangan Eropa ingin sekali menguasai kembali pelabuhanpelabuhandi laut Tengah, sehingga mereka dapat menguasai perdagangan antara Timur dan Barat.
2017
K eempat , Sebagian pembesar Eropa ingin menguasai tanah-tanah yang subur di 6
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
negara Timur, untuk itu mereka memberikan peluang kepada budak-budak untuk memerdekakan diri dengan jalan ikut Perang Salib.
K elima, Para peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama berada di Palestina. Mereka membawa obor dan pedang serta pasukan pengawal yang bersenjata lengkap, sering menimbulkan kerusuhan di antara mereka. Untuk lebih menganmankan suasana, penguasa Islam melarang peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan itu mereka anggap sebagai suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi sebagian dari peziarah itu terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin
menghapus
dosanya.
Para
pemimpin
agama
Kristen
mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa para penjahat tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka melakukan ziarah ke Baitul Maqdis.
Perkembangan Dan Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah Sebagaimana
Dinasti-Dinasti
sebelumnya,
Dinasti
Ayyubiyah
pun
mencapai
kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa peninggalan bersejarah. Kemajuankemajuan itu mencakup berbagai bidang, diantaranya adalah : a. Bidang Arsitektur dan Pendidikan Penguasa Ayyubiyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya Madrasah al –Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni. Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja. b. Bidang Filsafat dan Keilmuan Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.
2017
7
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
c. Bidang Industri Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas. d. Bidang Perdagangan Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara –negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. e. Bidang Militer Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu, adanya perang Salib telah membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi.
Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Dinasti Ayyubiyah Mesir Sepeninggal
Al-Kamil
tahu
1238
M,
Dinasti
Ayyubiyah
terkoyak
oleh
pertentanganpertentangan intern. Serangan Salib keenam dapat diatasi, dan pimpinannya, Raja Perancis St. Louis ditangkap. Namun pada tahun 1250 M keluarga Ayyubiyah diruntuhkan oleh sebuah pemberontakan oleh salah satu resimen budak (Mamluk)nya, yang membunuh penguasa terakhir Ayyubiyah, dan mengangkat salah seorang pejabat Aybeng menjadi sultan baru. Keruntuhan ini terjadi di dua tempat, di wilayah Barat Ayyubiyah berakhir oleh serangan Mamluk, sedangkan di Syiria dihancurkan oleh pasukan Mongol (Glasse, 1996:552). Dengan demikian berakhirlah riwayat Ayyubiyah oleh Dinasti Mamluk. Dinasti yang mampu mempertahankan pusat kekuasaan dari serangan bangsa Mongol.
2017
8
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
2. Arsitektur Dinasti Ayyubiyah Mesir 1. MADRASAH AL-FIRDAUS
Gambar 2. Madrasah Al-Firdaus Sumber :Google
Madrasa al-Firdaws, yang namanya berarti "surga", terletak agak jauh di luar tembok kota abad pertengahan Aleppo di lingkungan yang dikenal sebagai al-Maqamat. Pelindungnya adalah Dayfa Khatun, istri Sultan Ayyubiyah al-Malik al-Zahir Ghazi, dan ratu efektif wilayah ini antara tahun 1236 dan 1242. Dia adalah salah satu pelanggan arsitek yang paling menonjol dalam sejarah Suriah, yang telah menetapkan wakaf besar untuk pemeliharaan Dan operasi yayasan amal nya. Sebuah prasasti menyebutkan bahwa "konstruksi yang dipesan oleh madrasah" pada 1236/633 H, namun atribusi dalam prasasti yang sama kepada Dayfa Khatun membuat masalah ini mengingat tanggal resesi 12361242 / 633-640. Dengan demikian mungkin prasasti itu mengacu pada pondasi dan bukan penyelesaian kompleksitasnya.
2017
9
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3. Suasana Madrasah Al-Firdaus Sumber :Google
Karena letaknya di luar tembok kota, madrasah dikembangkan sebagai struktur yang berdiri sendiri, dan berbentuk persegi panjang di sekeliling halaman persegi. Bangunan itu memiliki façade yang indah yang terbuat dari lembaran batu berpakaian rapi. Bangunan sebelas kubah bangunan yang naik di sekelilingnya menambah dampak monumentalnya. Madrasa awalnya memiliki empat pintu masuk: satu di sebelah timur, satu di sebelah barat, dan dua di sisi utara bangunan. Saat ini, hanya portal timur yang berfungsi. Portal ini mengambil bentuk iwan dangkal dengan gapura lengkung dan muqarnas yang memanjang. Portal mengarah ke halaman melalui koridor berkubah. Halaman itu sendiri diaspal dengan desain batu hitam-putih yang indah dan dilengkapi dengan baskom berbentuk segi delapan di tengahnya. Di sekeliling halaman di tiga dari empat sisinya adalah lorong tertutup yang didukung dengan arcade (riwaq), sedangkan sisi utara didominasi oleh sebuah iwan besar.
2017
10
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4. Detail Madrasah Al-Firdaus Sumber :Google
Band-band
prasasti
di
bawah
riwqas
yang
mengelilingi
halaman
tersebut
menampilkan kombinasi ayat-ayat dalam bahasa Arab yang sangat tidak biasa yang berisi kombinasi antara ayat-ayat puitis dan teks Alquran. Yasser Tabbaa berpendapat bahwa bersama-sama menggambarkan serangkaian praktik mistis (sufi) yang harus dilakukan oleh penduduk asli madrasah. Praktek-praktek ini bertujuan untuk mencapai hubungan dengan ilahi, dan mungkin termasuk pembacaan Alquran, tarian gembira, dan konsumsi anggur sebagai stimulan. Melalui riwaqs, seseorang datang ke ruang kubah di sisi timur, selatan, dan barat. Masing-masing adalah satu teluk dalam dan tiga panjang. Ruang di sisi selatan halaman berfungsi sebagai ruang sholat. Di sini, kubah mihrab dibedakan dengan dasar muqarnas yang rumit dan dua belas bukaan kecil. Mihrab terbuat dari marmer putih berurat merah, porfiri merah dan hijau diorit. Ceruknya terdiri dari kolom granit dengan ibu kota muqarnas. Dua ruang berkubah tambahan mengapit ruang doa di sudut tenggara dan barat daya bangunan. Iwan besar, atau kelas, ada di halaman dari aula sholat. Dindingnya diukir dengan tiga ceruk yang digunakan untuk penyimpanan buku. Iwan ini didukung oleh iwan yang lebih besar yang menghadap ke utara dan membuka ke bagian luar bangunan. Meskipun iwan ini saat ini menghadapi dinding karena pertumbuhan perkotaan yang padat di sekitar al-Firdaw, diyakini awalnya terbuka ke kebun berdinding dan kolam besar. Yasser Tabbaa membandingkan iwan dua sisi ini di al-Firdaw ke iwan serupa di madrasah Baghdad, struktur megah di Mardin dan istana-istana Islam awal di Samarra dan Bust, menelusuri asal-usulnya dengan tipologi biasa. Sel residensial terletak di bagian timur laut dan bagian barat laut bangunan 2017
11
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5. Interior Madrasah Al-Firdaus Sumber :Google
2. BAB QINNASRIN
Gambar 6. Bab Qinna Srin Sumber :Google
Bab Qinnasrin awalnya dibangun oleh penguasa Hamdanid Aleppo Sayf al-Dawla namun dibangun kembali pada tahun 1256 oleh Al-Nasir Yusuf II yang memperbarui bagian barat daya tembok kota antara gerbang Qinnasrin dan Antakiyya. Arsitektur Bab Qinnasrin dibentuk oleh dua menara besar dengan ketinggian yang tidak sama. Menara barat, setinggi delapan belas meter, digunakan untuk pertahanan sementara yang timur, setinggi dua puluh enam meter, membentuk pintu masuk. Portal Ayyubiyah berbentuk lengkungan tinggi mengarah ke aula tripartite dengan ruang tengah berkubah silang. Ruang terbuka ke dalam ruang berkubah silang lain yang terhubung ke sisi barat gerbang oleh sebuah koridor yang membentang ke dinding di belakang menara barat. Melewati dua ruang lagi, seseorang 2017
12
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
memasuki kota. Urutan rencana kamar membentuk kotak tertutup dengan lapangan terbuka di tengahnya yang memiliki sumur air, sumur, dan pabrik tepung dan minyak. Gerbang juga memegang Kuil Khalil al-Tayyar. Sisi barat telah benar-benar dibongkar. Rencana inovatif menetapkan struktur ini sebagai benteng yang sebanding dengan Gerbang Benteng.
Gambar 7. Bab Qinna Srin Sumber :Google
Gambar 8. Sekuens Bab Qinna Srin Sumber :Google 2017
13
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9. Detail Bab Qinna Srin Sumber :Google
References
Allen, Terry. 2003. "Madrasah al-Firdaus". In Ayyubid Architecture. Occidental, CA: Solipsist Press. http://www.sonic.net/~tallen/palmtree/ayyarch/ch8.htm#alep.firdaus [Accessed August 2, 2005] Ball, Warwick. Syria A Historical and Architectural Guide, 134. New York: Interlink Books, 1994. Herzfeld, Ernst. Matériaux pour un Corpus inscriptionum arabicarum. Part 2: Syrie du nord. Inscriptions et monuments d’Alep , vol. 1, pt. 2, pp.297-302. 2 vols. in 3 parts. Cairo: Institut Francais d'archéologie orientale, 1954-1956. Rihawi, Abdul Qader. Arabic Islamic Architecture in Syria, 138. Damascus: Ministry of Culture and National Heritage, 1979. Tabbaa, Yasser. Constructions of Power and Piety in Medieval Aleppo, 46-48, 142, 168-171. University Park, PA: The Pennsylvania State University Press, 1997.
Website https://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/dinasti_dinasti-lokal-aghlabiyah-fatimiyah-dll.pdf https://archnet.org/sites/1803/media_contents/111079 https://archnet.org/sites/2871
2017
14
Arsitektur Islam Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id