DINASTI UMAYAH ASAL USUL KELUARGA, LATAR BELAKANG DAN PARA KHALIFAHNYA 1. ASAL USUL KELUARGA UMAYAH Diambil
dari nama kakek buyut Muawiyah bin Abi Sufyan (pemimpin I Dinasti Umayah) yaitu bernama Umayah bin Abdul Syams,
Salah
satu kabilah Quraisy yang berkuasa di zaman jahiliyah.
Keturunan
Umayah adalah kelompok orang penentang dakwah Nabi.
Sumber
terjadinya beberapa peperangan seperti perang Badar, Uhud, Ahzab, dan perjanjian Hudaibiyah.
Merupakan
golongan yang terakhir masuk Islam
Awalnya sebelum memasuki Islam merupakan musuh yang paling keras terhadap Islam, tetapi setelah memeluk Islam golongan Bani Umayah menunjukkan dedikasi dan loyalitas yang tinggi -> menjadi posisi strategis dalam pemerintahan.
2. LATAR BELAKANG UMAYAH
BERDIRINYA
DINASTI
Politik di Madinah memanas pada kepemimpinan Umar bin Khattab -> semakin memanas ketika dipimpin Utsman bin Affan -> Utsman bin Affan terbunuh -> kekhalifahan diganti Ali bin Abi Thalib -> Muawiyah menuduh Ali melindungi pembunuh Utsman -> Ali memecat Muawiyah yang sebagai gubernur di Syams -> Khalifah selanjutnya yaitu Hasan bin Ali -> Hasan menyerahkan kekuasaan kpd Muawiyah 3. PARA KHALIFAH DINASTI UMAYAH
DARI KELUARGA ABU SUFYAN:
1. Muawiyah bin Abi Sufyan
(41-60 H/661-679 M)
2. Yazid bin Muawiyah
(60-64 H/679-683 M)
3. Muawiyah bin Yazid
(64 H/683 M, hanya 40 hari)
DARI KELUARGA MARWAN:
1. Marwan bin Hakam
(64-65 H/683-684 M)
2. Abdul Malik bin Marwan
(65- 86 H/684-705 M)
3. Walid bin Abdul Malik
(86-96 H/705-714 M)
4. Sulaiman bin Abdul Malik
(96-99 H/714-717 M)
5. Umar bin Abdul Aziz bin Marwan (99-101 H/717-719 M) 6. Yazid bin Abdul Malik
(101-105 H/719-723 M)
7. Hisyam bin Abdul Malik
(105-125 H/723-742 M)
8. Walid bin Yazid bin Abdul Malik (125-126 H/742-743 M) 9. Yazid bin Walid bin Abdul Malik (126 H/743 M) 10.Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik(126-127 H/743-744 M) 11.Marwan bin Muhammad bin Marwan (127-132 749 M)
H/744-
PERLUASAN WILAYAH dan PENYEBARAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYAH
1. Perluasan Di Afrika Utara
Sebelum Islam datang, Afrika Utara-Mesir dibawah kekuasaan bangsa Byzantium. - Dimulai sejak masa Umar bin Khattab memerintahkan Amr bin Ash menaklukan Mesir dan membebaskan penduduknya dari penguasaan Byzantium pada 20 H/641 M. - Pada masa Utsman bin Affan, Amr bin Ash menguasai daerah Iskandariah, Burqah dan Tripoli pada tahun 25 H/644 M. - Tahun 62 H/682 M yaitu masa khalifah Yazid bin Muawiyah, Uqbah bin Nafi diangkat kembali sbg
panglima perang untuk menguasai Maroko -> Uqbah bertemu tentara Barbar dan terbunuh di tahun 63 H/683 M. - Masa khalifah Abdul Malik bin Marwan -> berhasil menumpas bangsa Barbar -> pemerintahan Afrika Utara dipisahkan dari Mesir -> Musa bin Nusair sbg Gubernur I di Afrika Utara
2. Penaklukan Konstantinopel
a). Satu angkatan tentara darat dibawah panglima Fadalah bin Ubayd al-Antasari berhasil masuk ke pinggir kota Konstantinopel pada tahun 49 H/669 M -> terjadi pertempuran sengit -> Abu Ayyub al-Antasari meninggal oleh tentara Byzantium -> pasukan Muslim mundur dan kembali ke Damaskus b). Serangan ke-2 yakni pada tahun 54-60 H/674-680 M -> berhasil menguasai Laut Marmara -> berita Muawiyah wafat di tahun 680 M meluas -> tentara Islam mundur dari Laut Bosporus c). Masa khalifah Walid bin Abdul Malik -> menyandera kota Konstantinopel -> Walid bin Abdul Malik meninggal -> diganti oleh Sulaiman bin Abdul Malik >pasukan Muslim kalah oleh tentara Byzantium -> Sulaiman bin Abdul Malik wafat -> pasukan Muslim
mundur dan kembali ke Syams oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz 3. Perluasan Di Asia Tengah Tahun 41 H/661 M pasukan Muslim membuka
wilayah Asia Tengah -> tahun 43 H/663 M berhasil menaklukan Sajistan -> tahun 45 H/664 M menaklukan Thakharsitan Tahun 42 H Muawiyah mengangkat Qays bin alHaitam sbg pemimpi Khurasan -> pembatalan perjanjian damai -> Qays dipaksa kembali ke Balkh dan berhasil menghancurkan Ubhar -> penduduk Badghis, Aurat dan Balkh meminta perdamaian -> Abdullah bin Ziyad memimpin Khurasan menggantikan Qays Masa Qutaibah memerintah Khurasan pada tahun 68 H -> menaklukan Balkh, Bikand dan Sughd 4. Perluasan Di India Terjadi pada tahun 93 H/711 M yang dipimpin Muhammad bin Qasim al-Tsaqafi pada zaman khalifah Walid bin Abdul Malik. Golongan kepercayaan di India terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu bangsa Dravida dan bangsa Aria. Bangsa Dravida mempercayai agama secara abstrak sementara bangsa Aria mempercayai agama yang secara nyata sehingga terjadi konflik kepercayaan. Akibatnya,
bangsa Dravida yang memang lebih lemah dari bangsa Aria mengikuti kepercayaan yang dipaksakan bangsa Aria. Kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana (Hindu) yang melahirkan kasta-kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisa, dan Sudra. Pada saat itu, kondisi krisis pada sosial dan politik sedang berlangsung di India -> terjadi penindasan oleh kasta Brahmana terhadap semua kasta di bawahnya -> Muhammad bin Qasim (Ibnu Qasim) datang membawa misi keadilan sosial yang memberi harapan baru -> Ibnu Qasim menaklukan banyak kota seperti Sind, Biruz, Sarbidas, Suhban dan Nahr Mehran -> Ibnu Qasim bertempur dengan pasukan Raja Zahir di Nahr Mehran -> Raja Zahir terbunuh dan kalah tempur -> Qasim dapat menaklukan Sind hingga ke Brahmanzeb, Basmad, Raur dan Multan
DIMENSI KEGEMILANGAN DINASTI UMAYAH
Muawiyah mendapat pengakuan umum pada bulan Rabiul Awal 41 H. 1. Berhasil menghadapi pasukan Byzantium yang mengancam kedaulatan negara. 2. Meningkatkan kekuatan pertahanan negara dengan memperbesar pasukan di darat dan di laut.
3. Berhasil menguasai beberapa negara yang dikuasai Byzantium 4. Dapat meluaskan wilayah dan penyebaran Islam ke wilayah Afrika Utara, Konstantinopel, Asia Tengah, dan India. 5. Membentuk sebuah imperium (kekuasaan) Islam terbesar di dunia yang disegani oleh semua lawan-lawannya.
Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/684-705 M) dan putranya Walid bin Abdul Malik (96 H/715 M) -> mengembalikan kegemilangan dinasti Umayah ke tahap yang lebih tinggi. Karena pada saat masa kekhalifahan Yazid bin Muawiyah yang mengambil alih kursi pemerintahan, ternyata tidak mendapat dukungan dari masyarakat dan bahkan masyarakat banyak yang memberikan respon negatif terhadap kekhalifahannya. Segala proyek dan agenda besar yang telah diracang Muawiyah tidak dapat dilaksanakan lantaran khalifah terpaksa menummpukkan perhatian kepada masalah politik internal yang tidak stabil. Lebih parah lagi Yazid tidak berdaya memimpin dan melepaskan jabatannya setelah 40 hari memimpin. Umar bin Abdul Aziz bin Marwan dan Hisyam bin Adul Malik -> membuat perubahan dan inovasi dalam sistem birokrasi pemerintahan
GERAKAN PEMIKIRAN dan PEMBERONTAKAN PADA MASA DINASTI UMAYAH
1. SYIAH Syiah memiliki arti pengikut atau kelompok. Gerakan pemikiran Syiah yaitu pemberontakan untuk melawan kekuasaan Muawiyah yang dipandang oleh mereka telah merampas kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib. Tujuan kelompok Syiah yaitu membela Ali bin Abi Thalib untuk mempertahankan kekuasaannya. Pemikiran dan pandangan Syiah yaitu: Imamah (pengganti khalifah) tidak termasuk kepentingan umum yang pemilihannya diserahkan kepada umat Seorang imam haruslah orang yang ma’sum (orang yang terjaga) Ali bin Abi Thalib adalah imam yang telah ditentukan dan ditetapkan Rasulullah sbg imam setelah beliau dengan dalil yang jelas. Imamah adalah hak milik anak dan cucu Ali saja.
2. KHAWARIJ Khawarij berasal dari kata kharaja yang artinya telah keluar. Mereka disebut khawarij karena mereka telah keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib, yang pada awalnya mereka merpuakan para pengikut Ali. Kelompok ini muncul ketka perang Shiffin saat Ali dan Muawiyah menyetujui pertikaian antara mereka dengan menunjuk dua orang hakim penengah.
Watak mereka cenderung kepada kekerasan, menyerukan untuk memerangi siapa saja yang berlawanan pendapat dengan mereka dan melakukan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah yang tidak sah. Golongan Khawarij baru bisa ditumpaskan pasa masa Dinasti Abbasiyah. Golongan Khawarij memiliki kekuatan terbesar yang berpusat di Irak dan benteng terbesar berada di Bathaih yaitu antara Basrah dan Kufah. Intisari pemikiran golongan khawarij yaitu: Mereka mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Sidiq dan Umar bin Khattab, tetapi tidak pada kekhalifahan Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka mengkafirkan setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertaubat. Khalifah tidak sah kecuali dengan adanya pemilihan bebas antara kaum muslimin dan tidak dengan cara apapun selain itu. Tidak menyetujui pendapat yang menyatakan bahwa seorang khalifah haruslah dari suku Quraisy. Mereka menerima Al-Qur’an sbg salah satu sumber hukum Islam.
TRAGEDI KARBALA
1. AKAR PERMASALAHAN Pengangkatan Yazid bin Muawiyah sbg khalifah ke 2 Bani Umayah -> reaksi negatif dari kalangan umat Islam -> Husen bin Ali tidak mengakui kepemimpinan Bani Umayah -> Husen mendapat banyak surat dari penduduk Kufah di Mekkah untuk datang ke Kufah dan mereka janji akan membai’at Husen sebagai pemimpin mereka serta menentang Yazid bin Muawiyah -> Husen memerintahkan Muslim bin Aqil bin Abi Thalib pergi ke Kufah -> Yazid memecat gubernur Kufah Nu’man bin Basyir dan menggantinya dengan Ubaidullah bin Ziyad -> Ubaidullah berangkat ke Kufah untuk membunuh Muslim.
2. PERJALANAN HUSEN KE KUFAH
Husen bertemu Bakir bin Tsa’labah dan mengabarkan bahwa Muslim telah terbunuh -> sebagian rombonga Husen kembali ke Madinah -> Ubaidullah mengirim pasukan alHurr bin Tamin -> Husen terhadang pasukan al-Hurr >Husen dan rombongannya tetap melanjutkan perjalanan ke Kufah melalui Karbala -> Ubaidullah mengirim pasukan Umar bin Saad bin Abi Waqas -> Husen terhadang pasukan Umar bin Saad -> Ubaidullah mengirim surat ancaman untuk Umar -> Terjadi pertempuran antara rombongan Husen dengan pasukan Umar -> Zur’ah bin
Syuraik memukul tengkuk Husen hingga ia jatuh pingsan > Sinan bin Anas menikam dan memenggal kepala Husen. DAMPAK TERBUNUHNYA HUSEN Di Afrika Utara, suku Barbar bangkit menentang Dinasti
Umayah -> kekalahan pasukan Islam pada perang Biskra Kota Qairawan jatuh ke tangan musuh setelah gubernurnya Uqbh bin Nafi kalah dalam pertempuran Penduduk Hijaz (MekkahdanMadinah) memberontak terhadap gubernur Mekkah yaitu Marwan bin Hakam -> Marwan digantikan oleh Abdullah bin Jubair Orang-orang Syiah di Persia menunjukkan perlawanan terhadap Dinasti Umayah. Kawasan pertanian di Ahwaz, Isfahan, dan Kirman dikuasai oleh kelompok Khawarij
KEHANCURAN DINASTI UMAYAH Faktor-faktor kehancuran Dinasti Umayah: 1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan -> persaingan yang tidak sehat di kalangan keluarga. 2. Latar belakang berdirinya Dinasti Umayah tidak lepas dari konflik politik yang terjadi di masa Ali bin Abi Thalib -> pemikiran golongan Syiah dan Khawarij 3. Konflik etnis antara Arab Utara dan Arab Selatan meruncing kembali.
4. Ketidakpuasan golongan non Arab (Mawali) yang di pinggirkan dan selalu berada pada posisi yang lemah. 5. Gaya hidup keluarga istana yang boros dan bermewahmewahan. 6. Munculnya kekuatan eksternal untuk menghancurkan Dinasti Umayah