Mekanisme Berkemih 1. Refleks Berkemih Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme, yaitu refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regan di dalam kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung 250-400 ml urin. Semakin besar tegangan, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari resepto regang membawa impuls ke medula spinalis dan akhirnya, melalui antarneuron, merangsang saraf parasimpatis kandung kemih dan menghambat neuron motorik di sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ organ ini berkontraksi. Kontraksi pada kandung kemih akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk se hingga sfingter internus terbuka. Secara bersamaan, sfingter eksternus membuka karena penghambatan neuron-neuron motorik motorik di sfingter tersebut. Setelah kedua sfingter uretra terbuka, maka urin akan terdorong oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini sepenuhnya adalah refelks spinal, untuk mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. 2. Kontrol Volunter Berkemih Selain memicu dari timbulnya refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang berssangkutan akan keinginan untuk berkemih. Penuhnya kandung kemih sebelum sfingter eksternus melemas sepenuhnya, memberikan rangsangan bahwa miksi akan terjadi. Akibatnya ada kontrol volunter berkemih, yang dipelajari selma toilet training pada anak-anak usia dini. Kontrol volunter ini dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung kemih/ berkemih dapt dikontrol sesuai keinginan yang bersangkutan. Impuls disampaikan ke korteks serebri, segera diproses dan menghantarkan sinya yang sifatnya eksitatorik mengalahkan sinyal inhibitorik dari reseptor regang pada refleks berkemih. Berkemih tidak dapat ditaan selamanya. Karena kandung kemih selalu terisi, maka sinyal inhibitorik dari reseptor regan semakin bertambah dan mengalahkan dari kontrol volunter dan mengakibtkan kandung kemih se cara refleks mengeluarkan isinya. Sherwood, L.tahun lupa. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi ke-6. Jakarta:EGC M. Hadi Arwani I1111100
Studi Kasus c. Hubungan pengeluaran keringat dengan pembentukan urin Berkeringat adproses pengeluaran panas evaporatif aktif di bawah kontrol saraf simpatis. Laju pengeluaran panas evaporatif diubah-ubah dengan mengubah banyknya keringat, yaitu mekanisme evaporatif yang penting untuk mengeluarkan kelebihan panas sesuai kebutuhan. Pada kenyataannya ketika suhu lingkungan melebihi suhu tubuh, berkeringat adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas, karena pada keadaan ini tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi. Oleh karena itu, pada saat cuaca panas, banyak keringat yang dihasilkan, dan produksi urin akan sedikit dikarenakan cairan tubuh yang banyak dikeluarkan melalui keringat. Hal sebaliknya juga terjadi pada cuaca dingin, keringat yang dihasilkan akan sedikit dan produksi urin akan banyak dihasilkan.