MAKALAH AGAMA Tentang “SHOLAT BERJAMAAH”
Pembimbing : Agung Eko H, S.Kep, Ns.
Oleh: MUHAMMAD SUPRI DARMANTO
(201601044)
AFRIDA ASHA AURAGITA
(201601002)
ANA MAZIATUL MUNAWWARAH
(201601003)
DESI BINTI NGAROFATU S.
(201601012)
HAMDAN MAWAFI
(201601025)
JAKA SULISTYOWATI
(201601029)
RISKI FATMA PRAVITASARI
(201601056)
VINA MERI ANGANI
(201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA
(201601061)
KELAS 1A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB PONOROGO 2016
MAKALAH AGAMA
Tentang “SHOLAT BERJAMAAH”
Pembimbing : Agung Eko H, S.Kep, Ns.
Oleh: MUHAMMAD SUPRI DARMANTO
(201601044)
AFRIDA ASHA AURAGITA
(201601002)
ANA MAZIATUL MUNAWWARAH
(201601003)
DESI BINTI NGAROFATU S.
(201601012)
HAMDAN MAWAFI
(201601025)
JAKA SULISTYOWATI
(201601029)
RISKI FATMA PRAVITASARI
(201601056)
VINA MERI ANGANI
(201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA
(201601061)
KELAS 1A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB PONOROGO 2016
2
LEMBAR PENGESAHAN “SHOLAT BERJAMAAH”
MAKALAH
Oleh MUHAMMAD SUPRI DARMANTO
(201601044)
AFRIDA ASHA AURAGITA
(201601002)
ANA MAZIATUL MUNAWWARAH
(201601003)
DESI BINTI NGAROFATU S.
(201601012)
HAMDAN MAWAFI
(201601025)
JAKA SULISTYOWATI
(201601029)
RISKI FATMA PRAVITASARI
(201601056)
VINA MERI ANGANI
(201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA
(201601061)
Disetujui tanggal
September 2016
Pembimbing
Agung Eko H., S.Kep, Ns. NIDN.
3
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala kesempatan dan kekuatan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sholat Berjamaah”. Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 2. Agung Eko H, S.Kep, Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus selaku Pembimbing dalam makalah ini. 3. Dra. Sri Susanti, M.A, selaku dosen pengampu mata kuliah agama 4. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik secara moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Ponorogo, 27 September 2016
Penyusun
4
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN..................................................................................................
i
SAMPUL DALAM.................................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................
iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................
1 2 2 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
3
2.1 Konsep Shalat berjamaah......................................................................... 3 2.1.1.................................................................................................Pengertia n Shalat Berjamaah................................................................... 3 2.1.2.................................................................................................Hukum Shalat Berjamaah...................................................................... 6 2.1.3.................................................................................................Hikmah Shalat Berjamaah...................................................................... 6 2.2 Tata Cara Shalat Berjamaah..................................................................... 8 2.2.1.................................................................................................Syaratsyarat Berjamaah....................................................................... 8 2.2.2.................................................................................................Posisi dalam Sholat Berjamaah........................................................... 2.3 Orang-Orang yang Wajib/Boleh Berjamaah............................................. 2.4 Manfaat Shalat Berjamaah....................................................................... 2.5 Kerugian Meninggalkan Shalat Berjamaah..............................................
9 12 12 14
BAB III PENUTUP................................................................................................
15
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 3.2 Saran.........................................................................................................
15 16
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kedudukan shalat dalam agama Islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah yang lainya. Shalat
merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama Islam atau
keislaman seseorang. Dengan demikian tidaklah dapat di katakan seseorang beragama Islam jika yang bersangkutan tidak melakukan shalat, sebelum melakukan shalat berjamaah harus mengetahui konsep shalat berjamaah, tata cara shalat berjamaah, orang-orang siapa saja yang wajib atau boleh mengikuti shalat berjamaah, manfaat shalat berjamaah dan kerugian meninggalkan shalat berjamaah yang akan dikerjakan. Berjamaah sangat di anjurkan, karena dengan berjamaah, apabila shalat kita ada yang kurang sempurna, maka akan tertutupi dengan berjamaah itu. Secara umum ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah itulah tujuan hidup manusia. Firman Allah SWT :
[( ]الذاريات56) ن خل ي ع ما ي س إ نلل ل ني يععب د د ت ال ع ن ق د نوي ي ن ينواعل نن ع ي دنو ن ج ل Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku. (Qs. adz-Dzariyaat/51: 56) Menyembah Allah SWT berarti memusatkan penyembahan kepada Allah semata-mata, tidak ada yang disembah dan mengabdikan diri kecuali kepada Allah SWT. Pengabdian berarti penyerahan mutlak dan kepatuhan sepenuhnya secara lahir dan batin bagi manusia kepada kehendak Ilahi. Semua itu dilakukan dengan kesadaran, baik sebagai orang seorang dalam masyarakat, maupaun secara bersamasama dalam hubungan garis tegak lurus manusia dengan khalik-Nya, juga dalam hubungan garis mendatar manusia dengan sesama makhluk. Dengan kata lain bahwa semua kegiatan, baik yang bersegi ’ubudiyah maupun yang bersegi muamalah, adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah SWT dan mencari keridhoan-Nya. Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak, tergantung pada niatnya. Karena itu ibadah yang diajarkan islam, tidak berarti harus menjauhi dan meninggalkan hidup duniawi. Islam melarang manusia uzlah yaitu
1
menjauhkan diri dari gejolak dan gelora masyarakat, pergi bertapa ke gua-gua dan bersemedi di tempat-tempat sunyi, lalu menjadi tanggungan orang lain.
2
2
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep sholat berjamaah? 2. Bagaimana tata cara sholat berjamah? 3. Siapa saja orang-orang yang wajib/boleh menjalankan sholat berjamaah? 4. Apa manfaat sholat berjamaah? 5. Apa kerugian meninggalkan sholat berjamaah? 1.3 1.4 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui konsep sholat berjamaah. 2. Mengetahui tata cara sholat berjamaah. 3. Mengetahui orang-orang yang wajib/boleh menjalankan sholat berjamaah. 4. Mengetahui manfaat sholat berjamaah. 5. Mengetahui kerugian meninggalkan sholat berjamaah. 1.5 1.6 Manfaat Penulisan 1. Bagi institusi kesehatan 1.7
Menambah wacana dan informasi kepada petugas kesehatan mengenai
Sholat Berjamaah. 2. Bagi masyarakat 1.8
Menambah wacana dan informasi mengenai Sholat Berjamaah.
3. Bagi peneliti 1.9
Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat selama perkuliahan pada
keadaan yang sebenarnya, menambah pengetahuan, dan pemahaman tentang Sholat Berjamaah. 1.10
1.11 1.12
BAB II
KAJIAN TEORI 1.13
2.1 Konsep Sholat Berjamaah 1.14 Menurut bahasa, shalat artinya doa, sedang menurut istilah berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perilaku perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Sholat adalah fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang telah baligh (dewasa). 1.15 Shalat fardhu ada lima yaitu : 1. Shalat subuh. Terdiri dari dua rakaat; waktunya mulai dari fajar kedua, hingga terbit matahari. 2. Shalat dzuhur. Terdiri dari empat rakaat; waktunya mulai dari setelah cenderung matahari pertengahan, sampai bayang-bayang suatu tombak telah sama dengan panjangnya. 3. Shalat ashar. Terdiri dari empat rakaat; mulai ketika dzuhur berakhir sampai terbenam matahari. 4. Shalat maghrib. Terdiri dari tiga rakaat; waktunya mulai terbenam matahari hingga hilangnya teja/mega merah. 5. Shalat isya. Terdiri dari empat rakaat; waktunya mulai dari hilangnya teja/mega merah dibarat sampai terbit fajar kedua. 1.16 Selain sholat lima waktu itu, diwajibkan pula melakukan sholat jum’at untuk sekali sejum’at atas kaum laki-laki, sedang bagi perempuan tidaklah wajib atasnya tapi tidak boleh dihalangi bila mereka melakukan sholat jum’at. 1.17 2.1.1 Pengertian Shalat Berjamaah 1.18 Menurut Rifa’i (2011:63), “Shalat jama’ah ialah shalat bersama, sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang, yaitu imam dan makmum”. Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Apabila dua orang bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikuti yang lain, keduanya dinamakan shalat berjamaah (Diibu, 1986:94). 1.19 1.20
3
4
1.21
Dalam
membahas
menyatakan sebagai berikut. 1.22 “Shalat dapat
pengertian
shalat,
diselenggarakan
Hambal bersendiri
(1974:125) dan
dapat
diselenggarakan berjamaah. Sedang shalat berjamaah lebih afdhal, karena terdapat didalamnya perasaan ukhuwah dan menambah semangat beribadah, dalam suasana teratur dibawah pimpinan seorang imam. Adapun syarat utama bagi imam ialah fasih dan baik suaranya dalam pembacaan al-Quran, baik tingkah lakunya dan ahli ilmu; janganlah diambil sebagai imam orang yang bodoh, lantaran orang yang bodoh serupa dengan orang yang menggayur air dari laut, tidak mengetahui lebih atau kurang air itu.” 1.23 “Firman Allah Swt.: “Dan apabila kamu berada ditengahtengah mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan shalat bersamasama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu” (An-Nisa:102). Dan sabda Rasulullah SAW.: Dari Ibnu Umar. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Kebaikan shalat berjamaah melebehi shalat sendirian sebanyak 27 derajat.”(Riwayat Bukhori dan Muslim). 1.24
Sahabat Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa seorang tuna
netra datang kepada Nabi Muhammad SAW, lalu ia bertanya, “Wahai Rosulullah, sesungguhnya aku tidak menemukan seseorang yang menuntunku ke masjid.” Maka Nabi Muhammad SAW memberikan kemurahan (dispentasi) kepadanya. Ketika ia berpaling, Nabi Muhammad SAW Memanggilnya, lalu bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan (azan) untuk shalat?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Penuhilah seruannya.” (Riwayat Muslim). Dan Abi Hurairah r.a berkata, “Seandainya tidak ada perempuan-perempuan dan anak-anak yang (mengerjakan shalat berjamaah di rumah), aku kerjakan shalat Isya di masjid. Dan aku suruh pemuda-pemudaku untuk membakar rumah-rumah itu dengan segala isinya.” (Rasjid, 2011: 107). 1.25 “Shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh agama. Dasar hukum shalat jamaah adalah hadis.” Dari HR. Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda: a) “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian, dengan keutamaan dua puluh lima belas.” b) “Shalat berjamaah (satu kali) sebanding dengan dua puluh lima kali salat sendirian.”
5
c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali salat sendirian. 1.26 Berdasarkan hadis tersebut bahwa shalat berjamaah satu kali sebanding dengan dua puluh lima kali shalat sendirian. Sedangkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama atas shalat yang sendirian, dengan keutamaan sebanyak dua puluh tujuh derajat.” 1.27 Shalat seseorang yang diklakukan secara berjamaah, ditambah atas shalatnya yang sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat.” (Mubarok, 2002:140-141). 1.28 Secara umum pengertian shalat jamaah ialah mengerjakan shalat baik shalat wajib maupun shalat lainnya yang dilakukan secara bersamasama yang terdiri dari beberapa orang muslim baik laki-laki maupun perempuan yang sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang dan maksimal tidak terbatas. Hukum shalat berjamaah bagi laki-laki maupun perempuan ialah sunnah dan shalat memang lebih baik dilakukan dengan berjamaah dari pada diri sendiri. Orang diikuti dinamakan imam, dan yang mengikuti dinamakan makmum. 1.29
Shalat lima waktu untuk laki-laki adalah lebih baik di masjid
daripada berjamaah di rumah. Kecuali shalat sunnah maka lebih baik dikerjakan di rumah. Bagi perempuan shala di rumah lebih baik karena lebih aman bagi mereka. 1.30 Sabda Rasulullah :
1.31 صلوا أيها الناس في بيوتكم فإن أفضل صل ة )رنواه البخاري.صل ة المرء في بيته إل المكتوبة (نومسلم 1.32
Artinya : 1.33 Hai manusia shalatlah kamu di rumah kamu masing-masing,
sesungguhnya sebaik-baik shalat ialah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat lima waktu (maka di mesjid lenih baik). (HR. Bukari Muslim). 1.34 Shalat berjamaah makin banyak makin baik, dan ganjaranganjaran akan lebih banyak dan lebih dikasihi Allah. 1.35 1.36
6
2.1.2 Hukum Shalat Berjamaah 1.37
Dalam membahas hukum shalat berjamaah, Rasjid (2011:107)
menyatakan sebagai berikut. 1.38
“Sebagian ulama mengatakan bahwa shalat berjamaah itu
adalah fardu ‘ain (wajib ‘ain), sebagian pendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah, dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Yang akhir inilah hukum yang lebih layak, kecuali bagi shalat Jumat. Menurut kaidah persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini, seperti yang telah disebutkan, pengarang Nailul Autar berkata, (“Pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang betul ialah shalat berjamaah itu sunat muakkad”).” 1.39
Menurut El-Jazairi (1991:90) Hukum Shalat berjamaah
adalah sunat, dan wajib bagi setiap mukmin yang tidak berhalangan untuk menghadirinya. Pendapat lain mengatakan bahwa “Shalat berjamaah termasuk sunat muakkad (sunat yang sangat ditekankan), shalat merupakan syi’ar Islam yang sangat besar, dan pendekatan keagamaan yang sangat utama” (Aziz, 2010: 342). 1.40
“Mengenai sebahyang jamaah, para ahli hadis mengikuti
petunjuk-petunjuk yang ditunjuki oleh al-Quran, As-Sunah dan pendapatpendapat sahabat, yaitu: Wajib mengerjakan sembahyang dengan berjamaah, jika tak ada udzur. Tidak wajib, kalau ada udzur”(Shiddieqy, 1994:154). 1.41
“Sebagian ulama ahli fikih berdasarkan dalil-dalil yang keras
mengatakan, bahwa shalat jamaah itu hukumnya fardhu ‘ain bagi kaum lakilaki. Sebagian mereka mengatakan, hukumnya fardhu kifayah. Dan menurut mayoritas ulama ahli fikih, hukumnya sunnat muakad, dengan memadukan antara dalil-dalil tersebut dengan dalil-dalil lain yang memperbolehkan seseorang shalat sendirian” (Sayyed, 2010:343). 1.42 2.1.3 Hikmah Shalat Berjamaah 1.43 Hikmah yang diperoleh dari shalat berjamaah ialah : terdidik diri dengan rasa persatuan. Apabila telah terbiasa berdiri didalam shaf, bersatu dengan teman-teman yang lain menegakkan shalat, hiduplah dalam jiwa
7
persatuan bathin dengan mereka itu. Apabila persatuan bathin telah tumbuh, timbullah hasrat bantu-membantu, tolong-menolong, sokong-menyokong, timbullah gerakan bergotong royong, mudahlah membentuk rukun desa dan rukun tetangga, dalam pelaksaan segala rupa kepentingan hidup dan hiduplah rasa bertanggung jawab terhadap keselamatan kampungnya. Hiduplah rukun tetangga dan rukun desa berdasarkan atas keridhoan Allah SWT. 1.44 Jangan pula dilupakan bahwa adanya seseorang dalam jamaah, menumbuhkan rasa, bahwa manusia itu menjadi kuat dengan pertolongan saudara-saudaranya. 1. Muncullah sikap saling menyayangi, mengasihi, dan saling mencari tahu keadaan sebagian mereka atas yang lain. 2. Menumbuhkan cinta kasih dan persahabatan 3. Saling mengenal 4. Menempatkan salah satu syiar islam 5. Menampakkan kemuliaan kaum muslimin 6. Menahan atau menguasai diri 7. Menumbuhkan perasaan 8. Mengingatkan sholat berjamaah terhadap shaf malaikat disisi Allah SWT 9. Menumpuk persamaan 10. Perkara paling utama dalam menjalani shalat berjamaah adalah beribadah semata-mata karena Allah SWT 11. Mengingatkan umat atas keadaan dimasa lalu 1.45 1.46
8
2.2 Tata Cara Sholat Berjamaah 2.2.1 Syarat- Syarat Berjamaah 1.47
Syarat-syarat berjamaah dapat dikatagorikan menjadi dua;
syarat yang berhubungan dengan imam dan syarat yang berhubungan dengan ma’mum. 1.48
Bagian pertama, syarat yang berhubungan dengan imam. Seorang
imam harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1.49
Islam, karena itu adalah syarat utama dalam pendekatan diri
seseorang hamba kepada Allah; Akil; Baligh, merujuk hadis narasi Ali, bahwasannya Nabi bersabda: “Diangkatlah pena dari tiga orang (perbuatan mereka dicatat sebagai kebaikan maupun keburukkan): Dari orang gila yang kehilangan kontrol atas akalnya sampai ia sadar, dari orang tidur sampai ia bangun, dan dari anak kecilsampai ia baligh.; Laki-laki. Imam shalat jamaah harus seorang laki-laki, dan wanita tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki,; Imam haruslah orang yang mampu membaca al-Quran dengan baik. Dengan bahasa lain, orang yang tidak ahli membaca al-Quran tidak boleh menjadi imam orang yang ahli membaca al-Quran, karena shalat meniscayakanbacaan al-Quran (Aziz, 2010:247). 1.50
Bagian kedua, syarat mengikuti jamaah, yaitu yang berhubungan
dengan ma’mum. a) Tidak boleh mendahului imam. b) Mengetahui gerakanperpindahan imam, dengan melihat, mendengar atau mengikuti dari jamaah lain. c) Mengikuti imam, dalam artian bahwa gerakan ma’mum dalam shalat harus setelah gerakan imam. d) Ma’mum mengetahui status dan keadaan imam, apakah imamnya termasuk orang yang muqim (penduduk setempat) atau orang yang musafir (Kamal, 2007:158). 1.51 1.52
9
2.2.2 Posisi-Posisi dalam Berjamaah 1.53 Posisi imam dan makmum dalam shalat jamaah. Berdasar dalil Sunah Nabi SAW yang sahih dan makbulah, posisi imam dan makmum adalah sebagai berikut: 1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum pun hanya seorang, maka dia berdiri di sebelah kanannya sejajar dengan posisi imam. 1.54 1.55 1.56 1.57 1.58 1.59 1.60 2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi makmum berada di belakang imam. 1.61 1.62 1.63 1.64 1.65 1.66 1.67 1.68
10
3. Jika imam dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya: Makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk dimulai tepat dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan, baru diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam dan kirinya lagi sampai penuh.
1.69 4. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di depan, lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Ini berlaku untuk jumlah berapapun makmumnya. Cara menyusun shafnya dimulai dari tengah (tepat di belakang imam), lalu untuk lebih afdal dengan memenuhi dulu sisi kanan dari belakang imam diteruskan dari belakang imam ke kiri.
11
1.70
5.
Imam perempuan jika diikuti oleh makmum perempuan mengikuti tatacara sebagai berikut: a) Untuk makmum seorang, berdiri di sebelah kanan imam:
1.71
12
b) Untuk makmum perempuan lebih dari seorang dan bahkan dengan shaf yang lebih dari satu, posisi imam berada di tengah-tengah shaf pertama, lalu shaf berikutnya berjajar di belakangnya: 1.72
1.73 1.74 1.75
13
2.3 Orang-orang yang wajib atau boleh berjamaah a) Beragama islam b) Berakal sehat dan baligh c) Masuk waktu solat d) Bersih dari darah haid dan nifas e) Suci dari hadas kecil yang disucikan dengan wudhu f) Tertutup aurat g) Menghadap kiblat 1.76 2.4 Manfaat sholat berjamaah 1. Allah akan melipat gandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh derajat.
صس صس 1.77 لبةِب السفددِب بسسبعع لةِب ابلسجسمعاسع ةِب اسبف س ضللِب بمسنِب س ِب س: قعالِب رسولِب الِب صلل ىِب الِب عليهِب وسلل مِب سوبعبشبربيسنِب سدسرسج ةِب —ِب متفقِب عليه 1.78 “Sholat berjama’ah itu lebih utama dari sholat sendiri dengan dilipatkan sampai dua puluh tujuh derajat” 2. Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah bermalas-malasan dalam sholat. Hal ini tertera dalam surat An-Nisa’ ayat 142 :
إصنِب اللمسنبفبقبيسنِب ليسخبدلعبوسنِب ا س صس 1.79 لبةِب سقعالمبواِب لكسسعاسل ى لِب سولهسوِب سخبدلعلهب مِب سوإسذاِب سقعالمواِب إلس ىِب ال ص لِب سقبلبي ل لِب إ ص لِب سيبذلكلربوسنِب ا س ليسرالءبوسنِب الصنعاسسِب سو س ل 1.80 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” 1.81 Dalam sebuah hadits Nabi bersabda : 1.82 “Tidaklah ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi sholat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.” (Muttafaqun ‘Alaih) 1.83
14
3. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rosulullah bersabda :
ضوببِب سعلسبيبهب مِب سو س لال ل لسمعالمِب )سغبيبرِب بالسمبغ ل 1.84 ِب سفبإصنلهِب بمبنِب سواسفسق,ِب آمين: ضلآللين(ِب سفلقبوللواِب إبسذاِب قعالِب با ب سقبولللهِب سقبوللِب بالسم س لبئسكب ةِب سغبفسرِب لسلهِب مسعاستسقصدسمِب بمبنِب سذبنبببهِب —ِب رواهِب البجعارىِب وِب مسل م 1.85 “Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” 1.86 Dalam hadits lain Nabi bersabda : 1.87 “Barangsiapa yang berwudhu untuk sholat dan menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan untuk menunaikan sholat, dan ia sholat bersama manusia atau berjama’ah atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” 4. Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Sholat berjama’ah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.” 1.88 Rosulullah bersabda :
1.89
ِب سف س,لسمعالمِب بلليبؤستم مِب بببه ِب سوإبسذاِب سكلبسرِب سفسكدبلربواِب سوإبسذاِب سرسكسعِب سفعابرسكلعبوا,لِب ستبحستبللفِب سعسلبيبه ابصنسمعالجبعسلِب با ب صللوِب لجللبوسلعاِب أبجسمبعبيسن صلص ىِب سجعابللسعاِب سف س سوإسذاِب سسسجسدِب سفعابسلجلدبواِب سوإسذاِب س
5. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan. 1.90 Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa berjama’ah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah? Seandainya jawaban yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan mendo’akannya. 1.91 Sholat berjama’ah juga mengajarkan persamaan : tidak dibedakan antara yang kaya dan yang miskin, seorang pejabat atau rakyat jelata, atasan atau bawahan, semua berdiri, ruku’, sujud, dan duduk dalam satu barisan untuk taat dan tunduk kepada Allah. Allah berfirman:
ابصنِب ا س 1.92 ص صو م صفعاِب سكسأِب صنلهب مِب لببنسيعامنِب سمبر ل لِب ليبجببِب اصلبذبيسنِب ليسقعاِب بتللوسنِب بف ىِب سسببيبلبهِب س 1.93 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya, dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat
15
kokoh”. Oleh:KH.Zainal Arifin Abu Bakar (Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar ) 1.94 1.95 2.5 Kerugian meninggalkan sholat jamaah 1.96 Dalam sebuah hadist, Imam Asy-syafi’i berkata “Tidak ada rukhshah untuk meninggalkan kehadiran shalat berjamaah di dalam masjid bagi siapa saja yang mampu melakukannya.” 1.97 Hukum tentang sholat berjamaah memang ada perbedaan pendapat. Tapi hukum meninggalkan sholat berjamaah sama sekali tidak ada perbedaan pendapat. Semua pihak setuju bahwa hukum meninggalkan sholat berjamaah adalah rugi nian. Karena bagi mereka yangg meninggalkan sholat berjamaah banyak menderita kerugian yaitu. 1. Orang yang tidak sholat berjamaah itu pahalanya lebih sedikit daripada orang yang sholatnya berjamaah (27: 1). 2. sholatnya tidak sempurna, karena tidak mencontoh nabi 3. hanya mendapat pahala 1/27(3,75%)saja 4. tidak mendapat kenaikan derajat. Karena Tiap langkah menuju masjid untuk sholat berjamaah akan di naikkan satu derajat. 5. tidak mendapt ampunan,karena Tiap langkah menuju masjid untuk sholat berjamaah akan di ampuni satu dosanya 6. tidak mendapatkan doa malaikat, karena malaikat Akan mendoakan bagi sholat yg berjamaah 7. Tidak mendapatkan kesempatan doa mustajab. Karena doa yang mustajab salah satunya adalah doa yang di panjatkan antara azan dan iqomah 8. mendapatkan murka dari Rasulullah SAW, karena rasululloh SAW sangat membenci orang yang tidak sholat jamaah di masjid
1.98 BAB III 1.99 PENUTUP 1.100 3.1 Kesimpulan 1) Sholat berjamaah yaitu dimana ada 2 orang atau lebih yang besama-sama menjalankan sholat. Orang yang memimpin jalannya sholat dinamakan imam dan orang yang mengikuti sholat namanya makmum. Sholat berjamaah adalah sunnah yang diistimewakan. 2) Kaum waita tidak wajib shalat berjama’ah di masjid dengan kesepakatan ulama, Namun shalat berjama’ah ini di wajibkan bagi laki-laki saja dan tidak pada wanita. Dengan demikian, shalat bagi wanita muslimah yang di kerjakan di rumah lebih baik dari pada shalatnya di masjid. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi SAW: 1.101 “Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih baik dari pada shalatnya di masjid”. (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim). 3) “Shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh agama. Dasar hukum shalat jamaah adalah hadis.” Dari HR. Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda: a) “Shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendirian, dengan keutamaan dua puluh lima belas.” b) “Shalat berjamaah (satu kali) sebanding dengan dua puluh lima kali salat sendirian.” c) “Shalat beserta Imam itu lebih utama sebanding dengan dua puluh limakali salat sendirian. 4) Hikmah yang diperoleh dari shalat berjamaah ialah : terdidik diri dengan rasa persatuan. Apabila telah terbiasa berdiri didalam shaf, bersatu dengan teman-teman yang lain menegakkan shalat, hiduplah dalam jiwa persatuan bathin dengan mereka itu. Apabila persatuan bathin telah tumbuh, timbullah hasrat bantumembantu, tolong-menolong, sokong-menyokong, timbullah gerakan bergotong royong, mudahlah membentuk rukun desa dan rukun tetangga, dalam pelaksaan segala rupa kepentingan hidup dan hiduplah rasa bertanggung jawab terhadap keselamatan kampungnya. Hiduplah rukun tetangga dan rukun desa berdasarkan atas keridhoan Allah SWT. 1.102
15
16
5) Manfaat Shalat Berjamaah : a) Allah akan melipat gandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh derajat. b) Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah bermalas-malasan dalam sholat. c) Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah d) Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. e) Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan. 6) 3.2 Saran 7) Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik dab kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya. Ini semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penyusun siap menerima kritik dan saran yanng diberikan. 8)
9)
DAFTAR PUSTAKA 10) 11) Diibu, Mustafa, 1986. Fiqih Menurut Mazhab Syafi’i. Semarang: Cahaya Indah. 12) Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam. 1986. Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa Sekolah Perawat Kesehatan Kelas I. Jakarta:Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam 13) Drs. Nasrudin, Razak. 2002. Dienul Islam.
Jakarta: PT Almaarif 14) El-Jazairi, 1991. Pola Hidup Muslim.
Bandung: Remaja Posda Karya. 15) http://m-alwi.com/hikmah-dan-manfaat-sholatberjamaah.html (diakses pada tanggal 28 September 2016) 16) http://tentangsholat.blogdetik.com/2010/12/27/h ukum-meninggalkan-shalat-berjamaah/ (diakses pada tanggal 28 September 2016) 17) http://tuntunanislam.com/keutamaan-tatacarashalat-berjamaah/ (diakses pada tanggal 28 September 2016) 18) Rifa’i, Muhammad, 2011. Tuntutan Shalat Lengkap. Semarang: Karya Toko Putra. 19) Sayyed, Wahab, Abdul, 2010. Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah. 20) 21)