Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Konsep ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua: konsep ketuhanan yang berdasar al-Qur'an dan hadits secara harafiah dengan sedikit spekulasi sehingga banyak pakar ulama bidang akidah yang menyepakatinya, dan d an konsep ketuhanan yang bersifat spekulasi berdasarkan penafsiran mandalam yang bersifat spekulatif, filosofis, bahkan mistis. 1. Filsafat Ketuhanan dalam Islam. • • • •
Siapakah Tuhan itu? Sejarah Pemikiran anusia a nusia Tentang Tentang Tuhan. Tuhan enurut !gama"agama #ahyu. Pembuktian #ujud Tuhan.
2. Keimanan dan Ketakwaan • • • • •
Pengertian Iman #ujud Iman Proses Terbentuknya Iman Tanda Tanda $rang %eriman Korelasi Keimanan dan Ketak&aan
3. Implementasi Iman dan Takwa Takwa dalam Kehidupan Kehidupan Modern. • •
Problematika, Tantangan, dan 'esiko dalam Kehidupan odern. Peran Iman dan Tak&a dalam enja&ab Problema dan Tantangan Kehidupan odern.
Istilah-istilah entin!" •
• • • •
Ibadah ahdhahyaitu ibadah yang sudah ditentukan macam, cara, &aktu, dan bacaannya. Spiritualistis Islam yaitu (iri)kerohanian Islam Karakter Islam yaitu #atak)sifat)tabiat #atak)sifat)tabiat Islam. Pola pikir teologis yaitu pola pikir berkenaan dengan ilmu ke"Tuhanan. %ersifat a*ali yaitu &ujud yang terbentuk secara abadi tanpa adanya permulaan.
#.
endahuluan
!spek keimanan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah aspek keji&aan dan nilai. !spek ini belum mendapat perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada !llah, ikhlas beramal hanya karena !llah, serta mengabdikan diridan ta&akal sepenuhnya kepada"+ya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan diutamakandalam menyempurnakan cabang"cabang keimanan. Sesungguhnya amalah lahiriah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan mencapai kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai"nilai tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang dalam setiap gerak serta perilaku keseharian. Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki ji&a generasi penerus. ika tidak pandai membina ji&a generasi mendatang, -dengan menanamkan nilai"nilai keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi mereka, maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. ungkin mereka merasa ada yang kurang dalam sisi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari sumber"sumber lain. %ila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas Islam. Seorang muslim yang paripurna adalah yang nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikir dan nuraninya berpadu dalam berinteraksi dengan !llah dan dengan sesama manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih dahulu berperan kejujuran ji&anya atau kebenaran akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter Islam, yaitu agama yang membangun kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang" bidang ilmu eksakta, karena dalam segi akidah, Islam hanya menerima hal"hal yang menurut ukuran akal sehat dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus. Pilar akal dan rasionalitas dalam akidah Islam tecermin dalam aturan muamalat dan dalam memberikan solusi serta terapi bagi persoalan yang dihadapi. Selain itu Islam adalah agama ibadah. !jaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati yang dipenuhi dengan keikhlasan, cinta, serta dibersihkan dari dorongan ha&a nafsu, egoisme, dan sikap ingin menang sendiri. !gama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan spiritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi iman ibarat pentingnya mata bagi orang yang sedang berjalan.
$. Filsafat ketuhanan dalam islam %iapakah Tuhan itu&
Perkataan ilah, yang diterjemahkan -Tuhan, dalam !l"/uran dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam /S 01 2!l"atsiiyah3: 45, yaitu: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya….?” 6alam /S 47 2!l"/ashash3:57, perkataan ilah dipakai oleh 8ir9aun untuk dirinya sendiri: “Dan Firaun berkata! "ahai pembesar kaumku# aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (ontoh ayat"ayat tersebut di atas menunjukkan bah&a perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak 2nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata 28ir9aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja3. Perkataan ilah dalam !l"/uran juga dipakai dalam bentuk tunggal 2mufrad! ilaahun3, ganda 2mutsanna!ilaahaini3, dan banyak 2 jama! aalihatun3. %ertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. ntuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau $lah yang tepat, berdasarkan logika !l"/uran sebagai berikut: Tuhan ilah( ialah sesuatu )an! dipentin!kan dian!!ap pentin!( oleh manusia sedemikian rupa* sehin!!a manusia merelakan dirin)a dikuasai oleh-+)a.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap"harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Ibnu Taimiyah memberikan definisi al%ilah sebagai berikut: #l-ilah ialah" )an! dipu,a den!an penuh keintaan hati* tunduk kepada-+)a* merendahkan diri di hadapann)a* takut* dan men!harapkann)a* kepadan)a tempat erpasrah ketika erada dalam kesulitan* erdoa* dan ertawakal kepadan)a untuk kemaslahatan diri* meminta perlindun!an dari padan)a* dan menimulkan ketenan!an di saat men!in!atn)a dan terpaut inta kepadan)a M.Imaduddin* 1/0/"(
!tas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. ;ang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber"Tuhan.
%erdasarkan logika !l"/uran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. 6engan begitu, orang"orang komunis pada hakikatnya ber"Tuhan juga. !dapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan"angan 2utopia3 mereka. 6alam ajaran Islam diajarkan kalimat -la ilaaha illa !llah. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu -tidak ada Tuhan, kemudian baru diikuti dengan penegasan -melainkan !llah.
=. emikiran $arat ;ang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. 6alam literatur sejarah agama, dikenal teori e>olusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula"mula dikemukakan oleh a uller, kemudian dikemukakan oleh @% Taylor, 'obertson Smith, Aubbock dan a>ens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori e>olusionisme adalah sebagai berikut: •
Dinamisme
enurut paham ini, manusia sejak *aman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. ula"mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda"beda, seperti mana 2elanesia3, tuah 2elayu3, dan syakti 2India3. ana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. $leh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius. eskipun nama tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya. •
#nimisme
asyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. $leh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. $leh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang apabila kebutuhannya dipenuhi. enurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh"roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji"sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
•
oliteisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama"lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. 'oh yang lebih dari yang lain kemudian disebut de&a. 6e&a mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. !da de&a yang bertanggung ja&ab terhadap cahaya, ada yangmembidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya. •
enoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekia&an. $leh karena itu dari de&a"de&a yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Aama"kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif 2tertentu3. Satu bangsa hanya mengakui satu de&a yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan 2$lah3 bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme 2Tuhan Tingkat +asional3. •
Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. 6alam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. %entuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme. @>olusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh a uller dan @%. Taylor 2=7BB3, ditentang oleh !ndre& Aang 2=7C73 yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. 6ia mengemukakan bah&a orang"orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang" orang Kristen. ereka mempunyai kepercayaan pada &ujud yang !gung dan sifat" sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada &ujud yang lain. 6engan lahirnya pendapat !ndre& Aang, maka berangsur"angsur golongan e>olusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana"sarjana agama terutama di @ropa %arat mulai menantang e>olusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarah agama. ereka menyatakan bah&a ide tentang Tuhan tidak datang secara e>olusi, tetapi dengan rele>ansi atau &ahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam"macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif. 6alam penyelidikan didapatkan bukti"bukti bah&a asal"usul kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme dan monoteisme adalah berasal dari ajaran &ahyu Tuhan 2Daglul ;usuf, =CC5:4E"4B3.
2. emikiran 4mat Islam
Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu shuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak &afatnya +abi uhammad S!#. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami !l"/uran dan
antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah aliran Muta&ilah dan 'adariah.
5. keimanan dan keta6waan anusia akan mulya dan bermartabat di sisi !llah jika ia bisa memperoleh derajat keimanan dan ketaF&aan dengan amal ibadah dan tingkah laku yang dia kerjakan. Keimanan dan ketaF&aan adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. ika kita melihat dari definisi kedua istilah tersebut tentunya hubungan antara kedua nya terlihat dengan jelas. Keimanan diambil dari kata iman yang secara bahasa diartikan percaya. +amun, setelah mendapat imbuhan ke"an maka kata tersebut bisa diartikan menjadi suatu nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim untuk cenderung melakukan segala hal sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh !llah dan 'asul"+ya serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari"hari sehingga kehidupan yang dijalaninya teratur sedemikian rupa. 6ari definisi di atas tentunya kita bisa melihat syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap indi>idu yang mengharapkan keimanan tersebut. Syarat itu tiada lain adalah keadaa muslim. Setiap mu9min 2orang yang memiliki keimanan bagus3 pasti seorang muslim juga, tetapi pernyataan tersebut tidak sebaliknya. idu manusia di alam dunia ini berbeda"beda. %ahkan dalam suatu isi pada penafsiran hadits tersebut. ika kita baca dalam di halaman a&al kitab 'oomiuttughyan, kita bisa menemukan bah&a keimanan adalah suatu hal yang mutlak. utlak disini diartikan sebagai keadaan -ya atau -tidak. 6alam istilah dunia @lektro biasa diartikan keadaan biner -= atau -G. $leh karena itu, apabila seseorang muslim berkurang keimanannya maka ia jatuh kafir 2naud&ubillahimind&aalik 3 dan untuk menjaga keimanan tersebut maka ia dianjurkan untuk tetap menjaga keimanannya pada batas tertentu. 6engan demikian, ada sebagian ulama yang menafsirkan bah&a yang dimaksud berkurang pada hadits tersebut 2yang tadi disebutkan3 adalah akibat keimanan bukan keimanan itu sendiri. Kata akibat disini meruju pada kegiatan ibadah yang dilakukan. Tentu kita bisa melihat apabila seseorang dikatakan turun kadar keimanannnya maka yang berkurang dari dirinya adalah kualitas dan kuantitas ibadah yang dilakukannya. 6ari penafsiran hadits diatas semoga kita bisa terhindar dari penafsiran yang salah terhadap suatu referensi. 2#allaahua9lamubishsho&aab3
#!un!7s $lo!
6. Pengaruh kekuatan iman dan taF&a terhadap kehidupan modern Sebagaimana peranan iman yang jumlahnya sulit dihitung demikian juga pengaruhnya, dimana yang tidak diketahui lebih banyak. Aebih sulit lagi apabila dianalisis pengaruh iman terhadap hal"hal bersifat metafisik. #illiam ames, seorang guru besar dalam ilmu filsafat di ard ni>ersity berpendapat, bah&a pengaruh keimanan menumbuhkan keberanian, semangat, berpengharapan, menghilangkan perasaan takut serta keluh kesah, memberikan perbekalan hidup yang berupa cita"cita dan tujuan hidup, menimbulkan dihadapannya lapangan kebahagiaan dan alam subur ditengah"tengah gurun kehidupan. 6r. Paul @rneet !dolf seorang guru besar pada ni>ersitas Saint ones dan anggota himpunan ahli bedah !merika berpendapat bah&a ilmu kedokterran dan ilmu kepercayaaan kepada !llah S#T keduanya patut menjadi landasan untuk membangun filsafat modern. Sebenarnya banyak sekali filosof"filosof dan cendekia&an yang mengakui adanya pengaruh positif dari iman, misalnya a Scheler, filosof erman, Karl filosof erman, Karl ospers seorang filosof eksistensialisme, . Kant filosof dari 'usia yang terkenal dengan teorinya kopernikan ke subyek dan filosof"filosof lain yang terkenal. Pemikiran para filosof dan cendekia&an tersebut pada umumnya tidak secara jelas diterangkan proses terjadinya pengaruh tersebut, sehingga sulit untuk diterima oleh ahli"ahli pikir lainnya. isalnya &atak dasar manusia adalah egoisme. #atak inilah yang sering menimbulkan permusuhan, perampasan hak orang lain, penguasaan dan lain sebagainya. +amun iman yang mengandung ajaran social dan susila mampu menumbuhkan perdamaian dan kedamaian di tengah"tengah kehidupan yang saling bermusuhan. 6alam &ahyu ditetapkan, bah&a manusia itu mempunyai kecenderungan akeduniaan tanpa suatu pedoman dan batas merupakan biang pokok timbulnya kerusakan masyarakat. +amun disamping itu keimanan mampu mengendalikan dan menolak kecenderungan itu, karena iman mengandung ajaran tentang batas diperbolehkannya mencintai keduniaan, yaitu selama tidak menimbulkan kerusakan dan bahaya bagi kehidupan masyarakat. Sejak dahulu kala sampai sekarang, khususnya dalam era globalisasi banyak sekali kegiatan"kegiatan negati>e yang tejadi di suatu +egara. Pemerintah dengan undang"undangnya dan hukuman terpaksa mundur dan tidak mampu menyelesaikan kebiaaan negati>e tersebut. Ternyat kekuatan iman yang memilki pengaruh melumpuhka kebiasaan yang tidak dapat dihadapi oleh kekuasaan dan kekuatan lahir. Pegaruh ekuatan iman melahirkan akhlak dan moral yang luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dala segala situasi, diucapkan kebenaran &alaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap la&an sebagaimana bersikap adil di tengah"tengah ka&an, masih banyak lagi norma"norma luhu yang dicetuskan oleh kekuatan iman. $leh karena sangat patut sekali apabila dinyatakan baha&a iman dan taF&a adalah kunci pengalaman nilai"nilai luhur.
6engan kunci iman yang menentukan damai atau perang, aman atau kacau, hidup atau mati, tentram atau gelisah, mujur atau malang, kuat atau lemah, halal atau haram, dan sebagainya. $leh karena itu kepercayaan tentang keesaan Tuhan tidak saja merupakan akibat dai terutusnya nabi uhammad sa&, tapi juga menjadi akibat pokok dan dasar terutusnya nabi"nabi semuanya. Perubahan ji&a seseorang aau masyarakat merupakan suatu reformasi dala pandang filsafat. Setiap pembangunan dan kebangkitan umat dalam situasi apapun harus sejalan dengan reformasi ji&a tersebut. !pabla tidak sejalan maka usaha pembangunan dan kebangkitan ummat itu hanya berupa rencana atau program semata"mata. 'eformasi ji&a bukanlah suatu hal yang rinagn dilakukan, tetapi merupakan suatu hal yang berat dan sulit, sebab manusia merupakan makhluk yang dalam dirinya bertemu secara integral semua sifat"sifat, baik positif maupun negati>e yang memerlukan media yang mampu sebagai mekanisme spiritual yang menormalisir sifat"sifat yang paradok itu. $leh karena itu &ajar perubahan ji&a manusia termasuk usaha yang sangat berat, membendung aliran air yang dahsyat dan mengubah arah aliarannya, membuat tero&ongan tanah diba&ah laut merupakan pekerjaan yang lebih ringan daripada usaha mengubah ji&a dan pandangan hidup. Tetapi ternyata dalam pengalaman sejarah pengaruh kekuatan iman yang mampu menciptakan perubahan ji&a manusia dan menjadikan manusia dalam bentuk baru, sehingga berubah juga pandangan hidupnya didua masa, yaitu masa di dalam keadaan kafir dan masa didalam keaadaan beriman, maka jelaslah bah&a dalam masa kedua itu bukan lagi seperti dalam masa pertama, sekalipun nama dan bentuk tubuhnya berubah. Kadang pengaruh iman terhadap seseorang terjadi secara drastic, tanpa memandang umur dan tingkat penghidupan. Sering pengaruh tersebut bertentangan dengan teori para psikolog, dimana mereka menetapka teorinya, bah&a keberhasilan pendidikan terikat oleh masa"masa tertentu. idu, baik pria maupun &anita, seperti terjadi pada seorang laki"laki bernama mar bin Khattab dan seorang &anita bernama KhansaH. Ternyata pribadi keduanya sebelum dan sesudah beriman jauh berbeda. %erkat pengaruh iman keduanya menjadi hamba !llah yang penuh taF&a dalam segala situasi dan kondisi. .
Penulis adalah dosen 8ilsafat Islam 8akultas Tarbiyah I!I+ alang.
$ahan aaan • • • • • • • •
!l"/urHan &a al Ilmi al