Ketuhanan dalam Agama Buddha Monday, October 20th, 2003 at 10:36 pm
KETUHANAN DALAM AGAMA BUDDHA
Oleh Bhikkhu ttamo mat Buddha kadang dianggap ma!yarakat lua! !ebagai orang yang tidak bertuhan" Agama Buddha !ering pula dikatakan !ebagai agama yang tidak bertuhan" Bahkan, pada !uatu pertemuan dengan para pemuka agama, !aya pernah menerima pernyataan dari pemuka agama lain bah#a Agama Buddha tidak bertuhan" Menanggapi pernyataan pernyataan yang ber!i$at tuduhan ini, !aya %a#ab dengan pertanyaan lain: &Manakah agama di 'ndone!ia yang bertuhan(& )entu !a%a para pemuka agama itu lang!ung ter!entak kaget dan merah padam mukanya" Mereka !eolah tidak percaya dengan pertanyaan !aya ter!ebut" *amun, !aya !egera melan%utkan dengan keterangan bah#a i!tilah +tuhan !e!ungguhnya bera!al dari Baha!a Ka#i" Oleh karena itu, pengertian kata +tuhan terdapat dalam kamu! Baha!a Ka#i" -i!ebutkan dalam kamu! ter!ebut bah#a +tuhan berarti pengua!a atau tuan" -an, karena di 'ndone!ia tidak ada agama yang mempergunakan Baha!a
Ka#i !ebagai baha!a kitab !ucinya, lalu agama manakah di 'ndone!ia yang bertuhan dan mencantumkan i!tilah +tuhan dalam kitab !uci a!linya( Menyadari kebenaran tentang baha!a a!al kitab !uci ma!ing.ma!ing, barulah mereka menerima bah#a memang tidak ada i!tilah +tuhan dalam kitab !uci mereka" /ika demikian dalam )ipitaka, kitab !uci Agama Buddha, tentu %uga tidak akan pernah ditemukan i!tilah +tuhan karena )ipitaka menggunakan Baha!a ali yaitu baha!a yang dipergunakan di 'ndia pada %aman dahulu" *amun, tidak adanya i!tilah +tuhan dalam kitab !uci )ipitaka tentunya tidak boleh dengan mudah dan !embarangan kemudian orang menyebutkan bah#a +Agama Buddha tidak bertuhan" alah pengertian dan pena$!iran !edemikian !embrono tentunya berpoten!i men%adi pemicu pertentangan antar umat beragama di 'ndone!ia bahkan di berbagai belahan dunia" ebagai contoh !ederhana tentang hal ini adalah penggunaan i!tilah +telun%uk untuk !alah !atu %ari tangan manu!ia" -alam kamu! Baha!a 'ndone!ia, kata +telun%uk pa!ti dengan mudah dapat diketemukan karena memang kata ter!ebut bera!al dari Baha!a 'ndone!ia" *amun, dalam kamu! Baha!a 'nggri!, tidak mungkin dapat di%umpai i!tilah +telun%uk" Kenyataan yang bertolak belakang ini tentu !a%a tidak mengkondi!ikan orang !ecara !embarangan menyimpulkan bah#a !emua orang yang berbaha!a 'nggri! tidak mempunyai telun%uk" ebuah ke!impulan yang aneh dan tidak ma!uk akal" Ke!impulan !embarangan !emacam ini pa!ti akan men%adi bahan terta#aan orang banyak" ayangnya, pemahaman !eperti ini tidak berlaku untuk kon!ep ketuhanan dalam Agama Buddha" Ketika Agama Buddha tidak pernah menyebutkan i!tilah +tuhan dalam berbagai upacara ritual, maka !ecara !embarangan, ma!yarakat telah +menuduh bah#a Agama Buddha tidak bertuhan" adahal, dalam Agama Buddha yang menggunakan kitab !uci berbaha!a ali, kon!ep ketuhanan yang dimak!ud mempergunakan i!tilah Nibbana atau Nibbana atau lebih dikenal !ecara lua! !ebagai Nirvana Baha!a Nirvana Baha!a an!kerta" /adi, !e!eorang tidak akan pernah menemukan i!tilah +tuhan dalam )ipitaka, )ipitaka, melainkan i!tilah ‘nibbana’ " Nibbana inilah Nibbana inilah yang !ering dibabarkan oleh ang Buddha di berbagai ke!empatan kepada bermacam. macam lapi!an ma!yarakat" Nibbana ini Nibbana ini pula yang men%adi tu%uan akhir !eorang umat Buddha, !ama dengan berbagai kon!ep ketuhanan dalam agama lain yang %uga men%adi tu%uan akhir mereka ma!ing.ma!ing" ma!ing.ma!ing" eperti eperti telah diketahui diketahui ber!ama bah#a A%aran ang Buddha mengenal adanya tiga tu%uan hidup umat Buddha yaitu pertama, mendapatkan kebahagiaan di dunia" Kedua, kebahagiaan karena terlahir di alam !urga atau alam bahagia !etelah meninggal dunia" Ketiga, kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana atau Nibbana atau Nirvana yang Nirvana yang dapat dicapai ketika !e!eorang ma!ih hidup di dunia ataupun !etelah ia meninggal nanti" Kebahagiaan yang pertama adalah kebahagiaan dunia#i yang dapat di#u%udkan di dunia ini !etelah !e!eorang mengenal dan melak!anakan Buddha -hamma" Apabila !etelah mengenal -hamma, !e!eorang !emakin !u!ah hidupnya, maka berarti -hamma yang lebih dikenal !ebagai Agama Buddha itu belum memberikan man$aat baginya" Kebahagiaan tahap pertama ini diukur dengan adanya ra!a cukup, paling tidak, untuk empat kebutuhan pokok paling menda!ar yaitu pakaian, makanan, tempat tinggal !erta !arana ke!ehatan" engertian +cukup yang dimak!udkan di !ini
tentu !a%a !angat relati$ !i$atnya" 4ukup bagi !e!eorang mungkin !a%a kekurangan bagi orang lain" Oleh karena itu, dalam -hamma, i!tilah +cukup ini diukur paling ba#ah atau !ecara minimal dari ra!a cukup yang dimiliki oleh para bhikkhu" -engan demikian, !eorang umat yang mempunyai lebih daripada yang dimiliki bhikkhu, maka !e!ungguhnya ia !udah dapat di!ebut !ebagai cukup" Kalaupun umat ter!ebut ma!ih mera!a tidak cukup, mungkin !a%a hal ini berhubungan dengan kebutuhan yang berbeda atau bahkan ketamakan yang dimiliki" ara bhikkhu dalam men%alani hidup !ebagai pertapa ma!ih membutuhkan empat kebutuhan pokok yaitu %ubah, makanan, tempat tinggal dan obat.obatan" Keperluan %ubah !eorang bhikkhu hanya !atu !et !a%a" -engan demikian, %ika !eorang bhikkhu mampu hidup menggunakan !atu !et %ubah !elama bertahun.tahun, maka !eorang umat yang memiliki lebih dari !atu !et pakaian, mi!alnya tu%uh !et untuk tu%uh hari dalam !eminggu, maka ia bi!a dianggap telah cukup" *amun, apabila ia telah memiliki banyak !ekali pakaian dan ma!ih %uga mera!a belum cukup, maka hal ini lebih di!ebabkan oleh ketamakan yang dimilikinya" -emikian pula dengan kebutuhan makanan" Kehidupan !eorang bhikkhu ditopang dengan makanan yang diperoleh dari per!embahan umat" ada umumnya, !eorang bhikkhu hanya makan !ekali atau dua kali !ebelum tengah hari" Oleh karena itu, %ika !eorang umat !udah mampu menyediakan diri dan keluarganya makanan lebih dari dua kali !ehari, !e!ungguhnya ia !udah dapat dikatakan cukup" *amun, apabila ia ma!ih mera!a belum cukup ketika makanan yang ia miliki telah berlebihan, maka pera!aan ini timbul !ebagai akibat dari ketamakan yang ia miliki !elama ini" Kebutuhan tempat tinggal !eorang bhikkhu dapat tercukupi dengan tinggal di dalam goa ataupun gubuk !ederhana" Oleh karena itu, apabila !eorang umat telah mampu memiliki !atu unit rumah #alaupun !ederhana, !ebenarnya ia telah dapat di!ebut cukup" Berlebihan dalam penyediaan rumah bi!a dikatakan !ebagai tanda ketamakan" Akhirnya, kecukupan !arana ke!ehatan men%adi !umber kebahagiaan dunia#i yang keempat !etelah pakaian, makanan maupun tempat tinggal" ntuk men%aga ke!ehatan maupun mengobati penyakit, !eorang bhikkhu !e!uai dengan peraturan kebhikkhuan diperkenankan mempergunakan urine !endiri" )radi!i ini !ebenarnya dima!a !ekarang lebih dikenal dengan i!tilah +terapi urine" /adi, apabila !eorang umat telah mampu membeli obat, #alaupun generik, ia !e!ungguhnya !udah dapat di!ebut cukup" *amun, apabila ia berlebihan dalam pengadaan !arana ke!ehatan !ehingga cenderung boro!, maka ia terma!uk telah dipengaruhi oleh na$!u ketamakan" )erkait dengan tu%uan hidup umat Buddha yang pertama yaitu hidup bahagia di dunia dengan kecukupan pakaian, makanan, tempat tinggal maupun !arana ke!ehatan, maka banyak !ekali catatan uraian -hamma ang Buddha tentang mencari na$kah, mempertahankan dan meningkatkan kekayaan maupun upaya membina hidup rumah tangga bahagia dan harmoni!" -engan melak!anakan uraian -hamma yang telah di!ampaikan oleh ang Buddha dan dicatat dalam Kitab uci )ipitaka, maka para umat Buddha diharapkan mempunyai pedoman hidup yang %ela! !erta pa!ti untuk beker%a dan berumah tangga" -engan demikian, ia akan
mendapatkan kecukupan materi, bahkan berlimpah dengan materi namun rumah tangga !erta kondi!i batin tetap bahagia" elan%utnya, tu%uan hidup umat Buddha yang kedua !etelah mera!a cukup bahagia hidup di dunia adalah mengarahkan kehidupannya agar !etelah meninggal dunia ia terlahir di alam !urga" )u%uan terlahir di alam !urga ini men%adi tu%uan kedua agar memberikan ke!empatan para umat Buddha membuktikan terlebih dahulu man$aat A%aran ang Buddha dalam kehidupan ini" Apabila memang benar ia telah memetik man$aat Buddha -hamma dengan mendapatkan kebahagiaan dunia#i, tentu akan tumbuh keyakinan yang kuat dalam dirinya kepada A%aran ang Buddha" 'a akan lebih ber!emangat melak!anakan -hamma agar ia terlahir di alam bahagia !ebagai tu%uan hidup yang berikutnya" embuktian mencapai kebahagiaan di dunia ini men%adi !angat penting karena pembuktian kelahiran di !urga %auh lebih !ulit dilakukan !ema!a !e!eorang ma!ih hidup di dunia" Kelahiran di alam !urga !ering men%adi pengetahuan umum maupun kepercayaan membuta yang diperoleh dari berbagai kitab !uci yang ada dalam ma!yarakat" -i!ini Buddha -hamma beru!aha memberikan bukti, bukan hanya !ekedar %an%i" )idak adanya man$aat memiliki kepercayaan membuta tanpa bukti ata! kelahiran di !urga ini dapat diper%ela! dengan perumpamaan cinta !eorang pria terhadap gadi! pu%aannya" )er!ebutlah !ebuah ki!ah tentang !eorang gadi! yang cantik %elita" Kecantikannya telah terkenal di mana.mana" etiap hari, banyak pemuda datang mengharapkannya !ebagai i!tri" Mereka datang dengan memba#a berbagai buah tangan !ebagai penarik hati !i gadi! itu" Akhirnya, dari !ekian banyak pria yang melamar, gadi! ter!ebut memilih !alah !atu diantaranya" Ketika !i pria yang diterima lamarannya ini bertanya, kapan mereka akan menikah" i gadi! men%a#ab, 5*anti !etelah kita mati&" ebuah %a#aban yang aneh dan tidak ada gunanya" Ketika mereka mati, kapan mereka memiliki ke!empatan untuk hidup dan berbahagia ber!ama( )idak ma!uk akal memang" ayangnya, %a#aban !emacam ini dianggap tidak aneh dan tetap layak dipercaya ketika !e!eorang mendapatkan %an%i tanpa bukti bah#a !e!eorang akan terlahir di !urga !etelah ia meninggal dunia" /u!tru karena untuk membuktikan terlebih dahulu, Buddha -hamma memberikan ke!empatan kepada mereka yang mau mempela%ari dan melak!anakan -hamma mendapatkan kebahagiaan dunia#i !ebelum mereka membicarakan kebahagiaan !urga#i" Adapun kebahagiaan !urga#i yang dicapai !etelah mendapatkan kebahagiaan dunia#i dapat diperoleh para umat Buddha dengan mengkondi!ikan timbulnya kebahagiaan dunia#i kepada mereka yang membutuhkan" mat Buddha hendaknya !ering melakukan keba%ikan dengan membagikan kelebihan pakaian, makanan, tempat tinggal maupun !arana ke!ehatan yang telah ia miliki dan ia telah mera!a cukup dengan hal itu" -i!inilah peran ra!a cukup yang mampu mengata!i ketamakan men%adi !angat penting" -ari tindakan ini pula dapat dibedakan pengaruh cukup atau tamak terhadap diri !e!eorang" Mereka yang dipengaruhi oleh ketamakan tidak akan pernah mera!a cukup dan tidak ingin berbagi kepada mereka yang membutuhkannya" edangkan mereka yang mera!a cukup tidak akan pernah menyia.nyiakan !etiap ke!empatan untuk berbagi dan teru! berbagi kepada mereka yang membutuhkan" -engan !ering berbagi, maka umat pun terlatih untuk
memperbanyak keba%ikan melalui badan, ucapan !erta pikiran" Banyaknya keba%ikan yang telah dilakukan inilah yang akan men%adi %alan lebar !erta luru! untuk !e!eorang terlahir di alam !urga !etelah kematiannya" Akhirnya, karena !e!eorang telah mampu membuktikan pencapaian kebahagiaan dunia#i dengan melak!anakan -hamma, ia pun telah mera!akan kebahagiaan karena mampu berbagi, maka tahap ketiga !ebagai tu%uan hidupnya adalah beru!aha mencapai Nibbana atau Nirvana atau )uhan ang Mahae!a dalam kehidupan ini %uga maupun kehidupan yang !elan%utnya" ntuk memahami kon!ep ketuhanan dalam Agama Buddha, perlu dimengerti terlebih dahulu bah#a dalam ma!yarakat pada umumnya terdapat dua cara pendekatan" ertama, )uhan dikenal melalui bentuk manu!ia" Oleh karena itu, tidak %arang di%umpai i!tilah 5)uhan melihat umat*ya&, atau 5)uhan mendengar doa umat*ya& !erta ma!ih banyak lainnya" endekatan kedua, )uhan dikenal melalui !i$at manu!ia" Mi!alnya, 5)uhan marah&, 5)uhan cemburu&, 5)uhan menga!ihi&, 5)uhan adil&, !erta ma!ih banyak i!tilah !e%eni! lainnya" Berbeda dengan yang telah di!ampaikan, Ketuhanan dalam Agama Buddha tidak menggunakan kedua cara di ata!" Agama Buddha menggunakan a!pek +na7 atau penolakan ata! !egala !e!uatu yang dapat dipikirkan oleh manu!ia" /adi, pengertian Nibbanaatau )uhan dalam Agama Buddha adalah 5ang tidak terlahirkan&, 5ang tidak men%elma&, 5ang tidak ber!yarat&, 5ang tidak kondi!i&" 5ang tidak terpikirkan&, !erta ma!ih banyak kata +tidak lainnya" ecara !ingkat, )uhan atau Nibbana adalah mutlak, tidak ada kondi!i apapun %uga" endekatan yang berbeda ini !ehubungan dengan ketidakmampuan baha!a manu!ia untuk menceritakan !egala !e!uatu bahkan hal !ederhana yang ada di !ekitar hidup manu!ia" Mi!alnya, !e!eorang tidak akan pernah mampu menceritakan ra!a maupun bentuk durian kepada orang yang !ama !ekali belum pernah melihat durian" epandai apapun %uga orang itu bercerita, !i pendengar tetap mengalami ke!ulitan untuk membayangkannya, apalagi %ika membaha! mengenai bau durian yang kha!" a!ti tidak mungkin terceritakan" ntuk itu, cara yang %auh lebih mudah men%ela!kan hal ini adalah dengan memba#a contoh durian a!li untuk dikenalkan kepada !i pendengar" etelah melihat bendanya, mencium aromanya, !i pendengar pa!ti !egera menganggukkan kepada penuh pengertian" -emikian pula dengan kon!ep ketuhanan dalam Agama Buddha" Apabila ra!a, bentuk maupun #arna durian yang mudah di%umpai !a%a tidak mampu diceritakan, maka tentunya kini !udah dapat dimengerti penyebab -hamma mempergunakan i!tilah +tidak terpikirkan untuk menceritakan Nibbana" 8anya !a%a, menyebutkan +tidak terpikirkan bukan berarti tidak ada" ama dengan ke!ulitan menceritakan ra!a durian di ata!9 tidak bi!a diceritakan bukan berarti tidak ada" ntuk men%ela!kan durian, perlu dibuktikan !endiri" ntuk memahami *ibbana, perlu di%alani !endiri" /alan yang haru! ditempuh itu dikenal !ebagai /alan Mulia Berun!ur -elapan" /alan Mulia Berun!ur -elapan !e!ungguhnya hanya merupakan !atu %alan !a%a" *amun, !atu %alan ini terdiri dari delapan un!ur yaitu engertian Benar, ikiran Benar, capan Benar, erbuatan Benar, enghidupan Benar, -aya paya Benar, erhatian Benar dan Kon!entra!i Benar" /alan Mulia inilah yang dia%arkan ang Buddha ketika Beliau pertama kali menga%arkan -hamma di dunia" Karena !eorang umat Buddha haru! melak!anakan dan men%alani !endiri /alan Mulia Berun!ur
-elapan agar dapat memahami Ketuhanan ang Mahae!a atau *ibbana, maka dalam A%aran ang Buddha dikenal i!tilah 5datang dan buktikan& atau ehipassiko Bh!" ali" /alan Mulia Berun!ur -elapan yang telah di!ebutkan di ata! adalah merupakan !alah !atu un!ur dari A%aran okok ang Buddha yang dikenal dengan mpat Ke!unyataan Mulia" eperti nama yang dipergunakan, mpat Ke!unyataan Mulia terdiri dari empat kondi!i yang pa!ti dialami oleh !emua mahluk hidup" Ke!unyataan pertama menyebutkan kenyataan bah#a hidup beri!ikan ketidakpua!aan" Ketidakpua!an ini di!ebabkan karena keinginan untuk !elalu bertemu dan berkumpul dengan mereka yang dicintai dan keinginan untuk tidak ber%umpa dengan mereka yang tidak di!ukai" Ke!unyataan kedua menganali!a bah#a ketidakpua!an ter!ebut di!ebabkan oleh keinginan" emakin kuat keinginan, !emakin kuat pula ketidakpua!an yang dialami" ebaliknya, !emakin lemah keinginan, !emakin lemah pula ketidakpua!an yang timbul dalam batin !e!eorang" Ke!unyataan ketiga memberikan penalaran bah#a terkendalinya keinginan akan menyebabkan hilangnya ketidakpua!an !ehingga !e!eorang mencapai Nibbana" -an, ke!unyataan keempat memberikan cara atau !atu %alan yang memiliki delapan un!ur untuk mengendalikan keinginan !erta melenyapkan ketidakpua!an" Agar mendapatkan gambaran yang lebih %ela!, maka ma!ing.ma!ing ke!unyataan mulia ini akan !epinta! dibaha! !ecara umum" Ke!unyataan Mulia yang pertama menyebutkan bah#a hidup beri!ikan ketidakpua!an" Ketidakpua!an ini muncul karena dalam kehidupan !elalu terkondi!i untuk berpi!ah dengan !egala hal yang dicinta dan bertemu dengan !egala hal yang tidak di!uka" Mak!ud dari !egala hal yang dicinta dan tidak di!uka ini dalam arti yang !elua!.lua!nya" -engan demikian, pengertian ter!ebut dapat meliputi orang, benda, !ua!ana d!b" Mi!alnya, !e!eorang pada mulanya bi!a !a%a duduk ber!ila di lantai dengan nyaman, namun pada !aat berikutnya ia mungkin mera!akan ke!emutan yang menyakitkan" era!aan ini timbul karena ia telah berpi!ah dengan kondi!i yang dicinta yaitu nyaman duduk ber!ila di lantai dan bertemu dengan kondi!i yang tidak dicinta yaitu ra!a !akit akibat ke!emutan" -emikian pula dengan ra!a tidak nyaman akibat lapar" Kondi!i ini timbul akibat berpi!ah dengan yang dicinta yaitu ra!a tidak lapar dan bertemu dengan kondi!i yang tidak di!uka yaitu ra!a lapar" /adi, kondi!i bertemu dengan yang tidak di!uka dan berpi!ah dengan yang di!uka ini !elalu muncul berbarengan bagaikan dua !i!i tangan yang terlihat berbeda apabila dipandang dari dua arah" *amun, kedua perbedaan !udut pandang ini tetap !a%a melihat !atu bagian yang !ama yaitu telapak tangan" ang Buddha mengerti dengan %ela! bah#a !umber ketidakpua!an yang dialami ini adalah dari keinginan yang tidak tercapai untuk !elalu bertemu dengan yang dicinta dan tidak bertemu dengan yang tidak di!uka" Oleh karena itu, Ke!unyataan Mulia yang kedua menyebutkan bah#a keinginan adalah !umber ketidakpua!an" emakin kuat keinginan !eeorang untuk mempertahankan kondi!i yang dicintai, maka !emakin be!ar pula ra!a ketidakpua!an yang ia alami" -emikian pula, !emakin kuat penolakan terhadap pertemuan dengan kondi!i yang tidak menyenangkan akan memperberat ra!a ketidakpua!an yang timbul dalam batinnya" -alam contoh di
ata!, !emakin !e!eorang geli!ah ata! ra!a ke!emutan yang ia alami, maka !emakin memuncak ra!a ketidakpua!annya terhadap kondi!i tubuhnya yang terbata! ter!ebut" emakin !e!eorang menolak ra!a lapar yang memang !udah timbul, !emakin parah pula ra!a lapar menyerangnya" Oleh karena itu, pembabaran ang Buddha !elan%utnya adalah Ke!unyataan Mulia yang ketiga bah#a ketidakpua!an dapat diata!i apabila keinginan dapat dikendalikan" engendalian keinginan ini dicapai dengan pemahaman bah#a hidup adalah pro!e! yang berke!inambungan" )idak ada kekekalan di alam !eme!ta ini" 8anya ketidakkekalan itulah yang kekal" -engan demikian, ada pertemuan pa!ti ada perpi!ahan" Ketika !e!eorang bertemu dengan kondi!i nyaman duduk ber!ila di lantai, maka !eiring dengan ber%alannya #aktu, ia pun pa!ti akan bertemu dengan kondi!i tidak nyaman duduk di lantai yaitu ke!emutan" -emikian pula ketika ia mera!a nyaman +bertemu dengan ra!a tidak lapar, maka !uatu !aat !e!uai dengan ber%alannya #aktu, ia pa!ti akan +bertemu dengan ra!a lapar" egala bentuk keinginan yang menimbulkan ketidakpua!an ter!ebut akan dapat diata!i apabila !e!eorang mampu memahami ketidakkekalan ini" Akhirnya, !ebagai Ke!unyataan Mulia yang Keempat, diuraikan ang Buddha tentang /alan Mulia Berun!ur -elapan yang men%adi kunci pelak!anaan !e!eorang untuk dapat mengendalikan keinginannya" elak!anaan /alan Mulia inilah yang !eharu!nya diker%akan dengan tekun dan penuh !emangat oleh para umat !erta !impati!an Buddhi! agar hidupnya mencapai kebahagiaan" Kebahagiaan yang bi!a diperoleh, !eperti yang telah diuraikan !ebelumnya, adalah kebahagiaan dunia#i, kemudian, kebahagiaan !etelah meninggal dunia dengan terlahir di !alah !atu alam !urga atau bahkan tentu !a%a kebahagiaan tertinggi yaitu terbeba! dari kelahiran kembali yakni ketika !e!eorang mencapai Nibbana atau )uhan ang Mahae!a dalam Agama Buddha" -a!ar pelak!anaan /alan Mulia Berun!ur -elapan dia#ali dengan latihan kemoralan" aling tidak, !ebagai a#al, terdapat lima latihan kemoralan yang dapat dilakukan yaitu upaya menghindari tindakan pembunuhan, pencurian, per%inahan, bohong dan mabuk.mabukan" ;atihan mengendalikan diri terhadap lima perilaku tidak benar ini mengkondi!ikan !e!eorang untuk !elalu menyadari !egala tingkah laku badan dan ucapan yang !edang diker%akan" emakin !ering !e!eorang mampu mengembangkan ke!adaran ata! tindakan !erta ucapannya, maka ia pun !emakin terkondi!i untuk memperhatikan !erta menyadari !egala bentuk gerak gerik pikiran yang men%adi !umber tindakan badan maupun ucapan yang dilakukannya" erhatian pada gerak gerik pikiran inilah yang akan mengkondi!ikan !e!eorang menyadari bah#a kenyataan hidup adalah !aat ini" ecara bertahap dengan mempunyai ke!adaran ini, !e!eorang akan !emakin berkurang kemelekatannya pada ma!a lampau maupun ma!a depan" Ma!a lampau hanyalah tinggal kenangan !ebagai bagian dari upaya pembela%aran untuk diperbaiki maupun ditingkatkan di ma!a !ekarang" edangkan ma!a depan ma!ih berupa rencana maupun impian yang haru! !egera dilak!anakan !edikit demi !edikit di ma!a !ekarang" -engan demikian, ma!a !ekarang men%adi ma!a yang !angat penting !ekali untuk !elalu meningkatkan kualita! diri !ecara lahir maupun batin" emahaman yang kuat bah#a kenyataan hidup adalah !aat ini men%adikan !e!eorang !ecara perlahan.
lahan akan berkurang kemelekatannya" Batinnya men%adi tenang !eimbang menghadapi !egala perubahan yang di%umpainya" Bahkan, pada akhirnya ia mampu membeba!kan diri dari kemelekatan !ehingga batinnya pun terbeba! dari ketamakan, kebencian !erta kegelapan" Kegelapan batin yang dimak!udkan di !ini adalah ketidaktahuan !e!eorang bah#a kenyataan hidup adalah tidak kekal dan hanya merupakan pro!e! berke!inambungan" -engan demikian, ia tidak lagi melekat dengan pro!e! yang teru! meneru! berubah ini" engertian inilah yang memba#a !e!eorang terbeba! dari kelahiran kembali atau mencapai *ibbana yang tidak bi!a diceritakan karena kemutlakannya" ama !ekali tidak ber!yarat" 8anya !a%a, #alaupun tidak bi!a diceritakan, ternyata *ibbana mampu dicapai oleh mereka yang dengan !ungguh.!ungguh melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan" -emikianlah *ibbana atau )uhan ang Mahae!a dalam Agama Buddha yang tidak bi!a diceritakan namun bi!a dicapai dengan melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan" )entu !a%a akan timbul pertanyaan dalam diri para umat !erta !impati!an Buddhi! bah#a apabila Nibbana atau )uhan dalam Agama Buddha tidak memiliki kon!ep !eperti pemahaman umum yang dikenal dalam ma!yarakat, lalu bagaimanakah umat Buddha !eharu!nya berdoa( Banyak orang !ering menyebutkan !ecara keliru bah#a umat Buddha melakukan !embahyang di
!ebagai tanda menghormati mereka yang layak dihormati dan menun%ukkan upaya untuk mengurangi keakuan !endiri" Karena ber!u%ud di depan altar ataupun arca ang Buddha hanyalah bagian dari tradi!i, maka para umat dan !impati!an boleh !a%a tidak melakukannya apabila batinnya tidak berkenan untuk melakukan tindakan itu" )idak ma!alah, karena !ebentuk arca tidak mungkin menuntut dan memak!a !e!eorang yang berada di depannya untuk ber!u%ud" *amun, dengan mampu ber!u%ud, maka !e!eorang akan mempunyai ke!empatan lebih be!ar untuk berbuat baik dengan badannya" 'a bela%ar ber!ikap rendah hati" etelah mema!uki ruangan dan ber!u%ud, umat Buddha dapat duduk ber!ila di tempat yang telah di!ediakan" mat kemudian !ecara !endiri atau ber!ama.!ama dengan umat yang ada dalam ruangan ter!ebut membaca paritta yaitu mengulang kotbah ang Buddha" -iharapkan dengan pengulangan kotbah ang Buddha, umat mempunyai ke!empatan untuk merenungkan i!i uraian -hamma ang Buddha !erta beru!aha melak!anakannya dalam kehidupan !ehari.hari" -engan demikian, !emakin lama !e!eorang mengenal -hamma, !emakin banyak ia melakukan pu%a bakti, !emakin banyak kotbah ang Buddha yang diulang, maka !udah !eharu!nya ia !emakin baik pula dalam tindakan, ucapan maupun pola pikirnya" alah !atu contoh yang paling mudah ditemukan adalah kebia!aan umat membaca Karaniyametta Sutta di
tahap" eperti halnya menuli! !urat tentu membutuhkan kalimat pembuka !ebelum mengutarakan mak!ud atau i!i yang !e!ungguhnya !ebelum ditutup dengan kalimat penutup" -emikian pula kalau mendatangi rumah !e!eorang, maka bia!anya dia#ali dengan pembicaraan yang !antai, ramah dan penuh per!audaraan !ebelum membaha! ma!alah yang !e!ungguhnya" etelah itu, barulah acara ramah tamah ditutup kembali dengan hal yang ringan !ebelum berpamitan pulang" -emikian pula ketika umat Buddha menyampaikan keinginan ataupun harapannya dalam upacara ritual Buddhi!" ada mulanya dibuka dengan mengingat A%aran ang Buddha" -i!ebutkan +mengingat karena untuk membedakan dengan i!tilah +memu%i" -alam ritual Buddhi!, tidak dilakukan pu%ian kepada ang Buddha karena tindakan ter!ebut tidak berman$aat" ang Buddha !udah tidak terlahirkan kembali" -engan demikian, pu%ian tidak lagi memberikan pengaruh kepada Beliau" Oleh karena itu, ingatan pada kotbah atau A%aran ang Buddha dirumu!kan !ebagai, 5e!uai dengan benih yang ditabur, demikian pula buah yang akan dituai" Menanam keba%ikan akan tumbuh kebahagiaan"& erenungan atau ingatan ini berhubungan dengan 8ukum ebab dan Akibat atau lebih dikenal dengan 8ukum Kamma" etelah dibuka dengan perenungan, !elan%utnya diungkapkan harapan atau keinginan yang dimiliki dengan menyebutkan, 5emoga dengan !emua kebaikan yang telah !aya lakukan !ampai !aat ini akan membuahkan kebahagiaan dalam bentuk== 5 yang dapat dii!i, mi!alnya : banyak re%eki, pan%ang umur, !ehat kuat dan ber!emangat, !erta ma!ih banyak lagi i!ian !e!uai dengan keinginan yang dimiliki" -engan dia#ali perenungan pada hukum !ebab dan akibat, maka !e!eorang akan lebih menyadari bah#a apabila ia menginginkan kebahagiaan, ia hendaknya melakukan keba%ikan terlebih dahulu kepada 7hak lain" eperti halnya tanam padi akan panen padi, demikian pula apabila !e!eorang menanam keba%ikan, ia pun akan memetik kebahagiaan" /ika ia menanam pelepa!an mahluk dari penderitaan, maka ia pun akan terlepa! dari berbagai ke!ulitan yang !edang dihadapi" -emikian !eteru!nya" Apabila telah cukup banyak keba%ikan yang dilakukan, maka tentu kebahagiaan !eperti yang diharap pun akan dapat ter#u%ud" Kalaupun ma!ih ada keinginan yang belum ter#u%ud, ia akan !elalu ber!emangat untuk melakukan keba%ikan karena ia telah menyadari bah#a !emua keba%ikan yang ia lakukan tidak akan pernah hilang begitu !a%a" Apabila ungkapan permintaan itu telah dibuka dan didahului dengan perenungan pada 8ukum Kamma atau 8ukum ebab dan Akibat, maka !ebagai penutup umat Buddha dapat mengucapkan berkali.kali kalimat, 5emoga !emua mahluk berbahagia yang artinya, ia !endiri adalah mahluk, !emoga ia bahagia dengan tercapai !egala harapannya" Keluarganya %uga mahluk, !emoga keluarganya bahagia !e!uai dengan kondi!i kamma mereka ma!ing.ma!ing" Bahkan, mu!uh. mu!uhnya pun adalah mahluk, !emoga mereka !emua berbahagia !e!uai dengan keinginan yang mereka miliki" -engan mengucapkan kalimat penutup !eperti ini, maka umat Buddha diarahkan untuk mengingat kebahagiaan 7hak lain !elain diri !endiri" Kebahagiaan kepada 7hak lain ini di#u%udkan dengan memancarkan pikiran cinta ka!ih kepada !emua mahluk, bahkan kepada para mu!uhnya" e!ungguhnya, dengan !e!eorang mampu mengharapkan !emua mahluk berbahagia, maka dirinya
!endiri pun akan mendapatkan kebahagiaan !e!uai dengan harapan yang telah dimiliki !elama ini" /adi, !ecara lengkap, rumu!an ungkapan permintaan ataupun +doa dalam tradi!i Buddhi! ini terdiri tiga tahap !eperti yang telah diuraikan di ata! yaitu: 5 e!uai dengan benih yang ditabur demikian pula buah yang dituainya, menanam keba%ikan maka akan memperoleh kebahagiaan" emoga dengan !emua kebaikan yang telah !aya lakukan !ampai !aat ini akan membuahkan kebahagiaan dalam bentuk ="" dii!i: pan%ang umur, !ehat, !uk!e! d!b"" emoga !emua mahluk berbahagia"& -engan rumu!an +doa !eperti ini, umat Buddha akan !elalu ber!emangat untuk mengembangkan keba%ikan melalui badan, ucapan dan %uga pikiran karena ia !adar bah#a kebahagiaan akan dapat dira!akan melalui upaya keba%ikan yang ia ker%akan" 'a tidak akan pernah menyalahkan 7hak lain ata! penderitaan yang ia alami" ebaliknya, ia pun tidak akan menganggap ada 7hak lain yang membuatnya bahagia" uka duka adalah bagian dari buah perbuatan yang ia lakukan !elama ini" 'a akan !elalu ber!emangat untuk melak!anakan lima latihan kemoralan yaitu beru!aha tidak melakukan pembunuhan, pencurian, per%inahan, bohong maupun mabuk.mabukan" 'a %uga akan tekun melak!anakan latihan pengembangan ke!adaran atau medita!i" -engan demikian, ia akan !elalu !adar pada !aat ia !edang bertindak, berbicara maupun berpikir" Ke!adaran yang penuh akan hidup !aat ini akan mengkondi!ikan !e!eorang mencapai kebeba!an dari ketamakan, kebencian !erta kegelapan batin" ada tingkat inilah !e!eorang di!ebut mencapai *ibbana atau )uhan dalam Agama Buddha" /adi, pencapaian )uhan atau *ibbana ini tidak haru! dialami ketika !e!eorang telah meninggal, namun %uga bi!a dalam kehidupan ini %uga" ekarang %uga" ebagai ke!impulan, !udah %ela! !ekarang bah#a tu%uan hidup !eorang umat Buddha adalah untuk mencapai kebahagiaan" -alam -hamma di!ebutkan adanya tiga tu%uan hidup yaitu berbahagia di dunia ini, berbahagia !etelah kehidupan ini yaitu mencapai alam !urga atau alam bahagia lainnya" Kemudian, !ebagai tu%uan hidup yang tertinggi adalah kebahagiaan Nibbana atau )uhan ang Mahae!a" )entu !a%a, Nibbana bukan !urga atau alam, namun terbeba! dari kelahiran kembali yang dapat dicapai dalam kehidupan ini %uga" Agar !e!eorang dapat mencapai tu%uan hidup yang tertinggi yaitu *ibbana, maka ia hendaknya !elalu beru!aha melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan !ecara teru! meneru!" Adapun /alan Mulia Berun!ur -elapan itu adalah andangan Benar, ikiran Benar, capan Benar, erbuatan Benar, Mata encaharian Benar, -aya paya Benar, erhatian Benar dan Kon!entra!i Benar" -engan melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan ini !e!eorang paling tidak akan mera!akan kebahagiaan dalam hidup ini" -an, apabila timbul keinginan atau harapan, maka ia dapat mengucapkan tekad yang terdiri dari tiga bagian yaitu pembuka, i!i !erta penutup !eperti yang telah diuraikan di ata!" 4ara mengungkapkan harapan atau keinginan dalam tiga bagian ter!ebut dapat dipergunakan dimanapun !e!eorang berada tanpa menimbulkan pertentangan maupun permu!uhan dengan 7hak lain" 4ara ter!ebut dapat dipergunakan di berbagai tempat ibadah Buddhi! maupun bukan"
'nilah yang perlu di!ampaikan pada ke!empatan ini" emoga uraian -hamma ini akan memberikan man$aat !erta kebahagiaan untuk para umat dan !impati!an Buddhi!" emoga Anda !emua berbahagia" emoga !emua mahluk !elalu berbahagia" emoga demikianlah adanya" TANYA JAWAB:
)anya 01 : Apakah dalam Agama Buddha ada surga dan neraka, seperti dalam agama lain? /a#ab : eperti yang telah di%ela!kan di ata! bah#a terdapat tiga tu%uan hidup !eorang umat Buddha yaitu bahagia di dunia, kemudian, bahagia !etelah kehidupan ini yaitu terlahir di alam !urga dan %uga bahagia karena terbeba! dari kelahiran kembali ketika !e!eorang telah mencapai *ibbana" -engan demikian, dalam Agama Buddha pa!ti ada !urga maupun neraka" Bahkan, !urga dalam Agama Buddha lebih dari !atu tingkat" Banyaknya %eni! alam !urga ini karena tingkat keba%ikan yang dilakukan !e!eorang tidaklah !ama dengan keba%ikan yang dilakukan oleh orang lain" /adi, mereka yang lebih banyak melakukan keba%ikan akan terlahir di !urga yang lebih tinggi dan lebih lama daripada mereka yang kurang keba%ikannya" 8al ini hampir !ama dengan orang yang mempunyai uang lebih banyak tentunya akan mempunyai ke!empatan membeli kendaraan lebih banyak pula daripada mereka yang mempunyai uang lebih !edikit" Kendaraan yang mampu dibeli %uga berbeda $a!ilita!nya" emakin kaya !e!eorang, tentu !emakin bagu! pula $a!ilita! kendaraan yang dapat ia peroleh" /adi, para prin!ipnya, perbanyak keba%ikan dengan badan, ucapan !erta pikiran maka !e!eorang akan terlahir di !urga yang lebih baik daripada mereka yang kurang keba%ikannya" ebaliknya, !elain alam !urga !ebagai buah keba%ikan yang dilakukan !e!eorang !ema!a hidupnya, maka tentu terdapat pula alam menderita atau alam neraka yang merupakan buah perilaku buruk yang pernah di%alani !elama hidup yang !ebelumnya" Alam neraka %uga mempunyai banyak tingkat" -engan demikian, !emakin %ahat perilaku !e!eorang, !emakin buruk pula kondi!i neraka yang ia %umpai" 8al ini !ama dengan pen%ahat yang melakukan banyak ke%ahatan akan mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada pen%ahat yang bentuk ke%ahatannya tidak terlalu berat" )anya 02 : Setelah manusia meninggal masih adakah surga atau neraka yang kekal? Bagaimana kita bisa tahu jalan menuju ke surga / Nibbana? Apa yang dijadikan patokan baha jalan kita yang dileati itu benar? /a#ab :
-alam pengertian Buddhi!, !e!eorang yang meninggal akan !egera terlahir kembali di alam !urga atau neraka !e!uai dengan buah kamma yang ia miliki" Mereka yang mempunyai banyak kamma baik akan terlahir di !urga atau alam bahagia" Mereka yang banyak mempunyai kamma buruk akan terlahir di alam menderita, terma!uk alam neraka" *amun, alam !urga maupun neraka dalam -hamma di!ebutkan tidak kekal" Oleh karena itu, ketika buah kamma yang mendukung kelahiran di !uatu alam telah habi!, maka mahluk itu akan meninggal dari alam ter!ebut untuk terlahir kembali di alam yang !e!uai" -an, untuk mengetahui %alan ke !urga maupun *ibbana, dalam uraian di ata! !udah di%ela!kan bah#a A%aran ang Buddha memberikan bukti dengan menguraikan cara. cara untuk mencapai kebahagiaan di dunia" ada pokoknya di!ebutkan bah#a !egala !uka dan duka hanyalah akibat permainan pikiran !endiri" ikiran akan bahagia ketika keinginan tercapai, !ebaliknya pikiran menderita ketika keinginan tidak tercapai" -engan memahami kenyataan ini, !e!eorang hendaknya melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan agar ia mampu mengendalikan keinginan" Kemampuan untuk mengendalikan keinginan inilah yang akan menimbulkan kebahagiaan dalam batin !e!eorang" Kebahagiaan dalam batin ini %uga akan mengkondi!ikan kebahagiaan di lingkungannya" Kebahagiaan di lingkungan akan mampu me#u%udkan kebahagiaan di dunia" etelah !e!eorang mampu membuktikan kebenaran A%aran ang Buddha untuk mencapai kebahagiaan di dunia, maka ia tentunya akan lebih yakin bah#a -hamma A%aran ang Buddha mampu %uga memberikan %alan hidup bahagia dengan terlahir di alam !urga" 'a %uga akan yakin bah#a pelak!anaan Buddha -hamma akan mengkondi!ikan !e!eorang mencapai ke!ucian atau *ibbana dalam kehidupan ini %uga" /adi, kunci keyakinan pada Buddha -hamma adalah ke!empatan untuk membuktikan terlebih dahulu kebenaran -hamma dalam kehidupan ini %uga" )anya 03 : Apakah Agama Buddha per!aya adanya malaikat dan hantu? /a#ab : Malaikat atau lebih dikenal dalam i!tilah Buddhi! !ebagai de#a dan de#i adalah para penghuni !urga" edangkan hantu adalah mahluk halu! dalam Agama Buddha di!ebutkan ada beberapa %eni!" Ada mahluk yang di!ebut !ebagai !etan kelaparan, ada %uga yang di!ebut !etan rak!a!a maupun berbagai %eni! lainnya" Oleh karena itu, !udah %ela! bah#a Agama Buddha mengakui keberadaan para de#a dan de#i !erta para mahluk halu!" Me!kipun demikian, umat Buddha !ama !ekali tidak dian%urkan untuk meminta maupun memu%a mereka" mat Buddha hanya mengetahui !a%a bah#a mereka adalah bagian dari para mahluk yang terlahir di berbagai alam kelahiran" )anya 0> : Apakah Agama Buddha terdapat manusia pertama? /a#ab :
ebenarnya tu%uan -hamma A%aran ang Buddha lebih cenderung dipergunakan untuk mengendalikan pikiran, ucapan dan perbuatan" -an, kemampuan !e!eorang untuk mengendalikan diri ini !ama !ekali tidak ada hubungan lang!ung dengan pengetahuan tentang manu!ia pertama" )anpa mengetahui manu!ia pertama !ekalipun, !e!eorang bi!a !a%a mencapai ke!ucian" *amun, dalam !alah !atu ke!empatan, kepada mereka yang telah mempunyai kemampuan batin dari latihan medita!i yang tekun !ehingga mampu mengingat berkali.kali muncul dan kiamatnya bumi, barulah ang Buddha menceritakan ter%adinya manu!ia pertama" 4erita ang Buddha hanya kepada mereka yang mampu mengingat terbentuk dan kiamatnya bumi ini agar ada orang yang bi!a menyak!ikan !erta mengingat !endiri peri!ti#a yang di!ampaikan ang Buddha" )entu !a%a, !ikap ang Buddha ini berhubungan dengan pengertian da!ar dalam -hamma yaitu +datang dan buktikan, bukan +datang dan percaya !a%a" -alam ki!ah yang di!ampaikan oleh ang Buddha, manu!ia pertama bukan hanya !atu atau dua orang !a%a, melainkan banyak" Mereka bukan ha!il ciptaan" Mereka merupakan ha!il !ebuah pro!e! pan%ang ber!amaan dengan pro!e! ter%adinya bumi be!erta planet.planetnya" eperti diketahui bah#a dalam pengertian -hamma, tata !urya !eperti yang dihuni manu!ia !aat ini bukan hanya !atu melainkan lebih dari !atu milyar %umlahnya" Ma!ing.ma!ing tata !urya ketika kiamat akan terbentuk lagi" ada !aat ter%adinya bumi ini, datanglah mahluk.mahluk berupa cahaya dari tata !urya yang lain" Mereka berpro!e! ber!amaan dengan pro!e! pembentukan tata !urya ini" -alam pro!e! ter!ebut mereka tertarik mencicipi dan mengkon!um!i !ari bumi, !ari tumbuhan d!b" Ketertarikan mereka menyebabkan tubuh cahaya men%adi redup dan mulai ter%adilah pro!e! pembentukan tubuh, %eni! kelamin, per!ilangan !erta keturunan" -an, !ekali lagi, manu!ia pertama karena merupakan ha!il pro!e! !eperti ini, %umlahnya tidak bi!a ditentukan lagi" angat banyak" Mereka berpro!e! dan bere
mengata!i ketidakpua!an" elak!anakan /alan Mulia inilah yang akan dapat membeba!kan manu!ia dari kemelekatan !ehingga ia dapat mencapai *ibbana atau kon!ep Ketuhanan dalam Agama Buddha" Kemungkinan be!ar manu!ia mencapai ke!ucian dalam kehidupan inilah yang menda!ari pengertian bah#a terlahir !ebagai manu!ia adalah !ebuah kondi!i yang ideal untuk mencapai ke!empurnaan" edangkan di berbagai alam !urga maupun alam menderita karena %angka #aktu bahagia dan menderita berlang!ung !angat lama maka para mahluk di !ana tidak mampu melihat ketidakkekalan" Mereka !ulit menyadari adanya perubahan" -engan demikian, merekapun !ulit untuk memahami mpat Ke!unyataan Mulia dan mencapai ke!ucian di alam !urga maupun alam menderita" )anya 06 : Saya setuju baha Nirana bisa dijumpai dalam kehidupan sekarang" Apakah mungkin bila tidak bertemu sekarang, orang tidak akan men!apai Nirana? /a#ab : Nirvana atau Nibbana memang tidak haru! dicapai dalam !atu kehidupan ini" Kalaupun !e!eorang ma!ih belum mampu mencapainya dalam kehidupan ini, ia hendaknya teru! meneru! melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan, !ehingga dalam !atu ma!a kehidupan yang akan datang, ia mungkin baru akan mencapainya" *amun, !ebelum mencapai *ibbana, !e!eorang yang teru! melak!anakan /alan Mulia Berun!ur -elapan dengan tekun pa!ti akan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini maupun kebahagiaan !etelah kehidupan ini yaitu terlahir di alam bahagia" /adi, bagaimanapun %uga, pelak!anaan /alan Mulia Berun!ur -elapan !elalu memberikan man$aat dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang !elan%utnya !ampai !e!eorang mencapai kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana" )anya 0@ : Nasib, apakah ada dan bagaimana !ara menanggulangi, kiat mengatasi nasib? /a#ab : -alam pengertian -hamma tidak di%umpai i!tilah na!ib, kodrat maupun takdir" -alam Agama Buddha lebih dikenal i!tilah +kamma Bh!" ali atau +karma Bh!" an!kerta" -engan mengenal berlakunya 8ukum Kamma yang %uga !ering diartikan !ebagai 8ukum ebab dan Akibat, per%alanan hidup !e!eorang dapat diubah" -a!ar pengertian 8ukum Kamma adalah mereka yang melakukan keba%ikan akan memperoleh kebahagiaan" -engan demikian, !emakin banyak !e!eorang melakukan keba%ikan, !emakin be!ar pula kemungkinan dia untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan ini pula" -engan demikian, !e!eorang yang ingin hidup berbahagia, ia haru! memperbanyak keba%ikan dengan badan, ucapan dan %uga pikiran" edangkan, mereka yang telah hidup berbahagia, ia hendaknya tidak pernah bo!an untuk teru! menambah keba%ikan agar hidupnya !emakin berbahagia" ebagai contoh bah#a per%alanan hidup !e!eorang dapat diubah melalui perbuatan kamma yang haru! ia ker%akan !aat ini adalah ki!ah tentang !e!eorang yang
dilahirkan dalam kondi!i menderita akibat kekurangan materi" Apabila ia dalam hidupnya mampu !elalu memperbanyak keba%ikan, maka kondi!i penderitaan yang dialami mungkin !a%a berubah 10 dera%ad" Berubah total" Mungkin dengan berbagai keba%ikan dan ke%u%uran yang telah dilakukan akan mengkondi!ikan ia mudah mencari ker%a dan mendapatkan kepercayaan" -engan demikian, dalam #aktu !ingkat, per%alanan hidupnya dapat berubah total" Mungkin !a%a, ia men%adi orang yang lebih mampu daripada !ebelumnya" Mungkin ia bahkan mampu menga%ak orangtuanya hidup ber!ama dengannya" ebaliknya, mereka yang terlahir dalam kondi!i kecukupan !ecara materi mi!alnya, apabila tindakan yang ia lakukan tidak baik yaitu dengan melakukan pelanggaran lima latihan kemoralan, maka hidupnya mungkin akan berubah total" 'a men%adi orang yang tidak di!ukai lingkungannya" 'a men%adi orang yang tidak bahagia" -engan demikian, !udah %ela! !ekarang bah#a perbuatan !e!eorang atau kamma !angatlah berperanan untuk mengkondi!ikan hidup !e!eorang men%adi bahagia atau bahkan lebih bahagia !erta mampu menghindari penderitaan" )anya 0 : Kalau kita berbuat baik berdasarkan pamrih apakah itu juga akan ada karma baiknya? /a#ab : -alam kenyataan, !etiap orang yang belum mencapai ke!ucian atau terbeba! dari ketamakan, kebencian !erta kegelapan batin pa!ti ia akan melakukan !uatu perbuatan dengan pamrih" Memiliki pamrih !elama tidak dibarengi dengan kemelekatan, kiranya ma!ih dapat dianggap #a%ar" Oleh karena itu, dalam rumu!an doa di ata! di!ebutkan niat &emoga dengan keba%ikan yang !aya lakukan !ampai !aat ini akan membuahkan kebahagiaan dalam bentuk ="& epinta! +doa ini memang tampak berpamrih, namun, !ebenarnya rumu!an doa ini dipergunakan untuk mengarahkan para umat dan !impati!an Buddhi! yang ma!ih dalam tahap a#al agar mereka berkenan melak!anakan keba%ikan !ecara lebih terarah" edikit demi !edikit, apabila batinnya mulai meningkat dengan pengertian -hamma, maka ia pun akan bi!a diarahkan untuk mencapai ke!ucian atau *ibbana" -alam tahap akhir !eperti ini, !emua tindakan yang dilakukan tidak akan lagi mengharapkan pamrih" emua tindakan dilakukan demi tindakan itu !endiri" Kondi!i ini !eperti bunga yang mekar demi mekarnya !endiri, bukan karena ingin diletakkan di tempat yang bagu! atau menghindari tempat yang buruk" Adapun perbuatan yang berpamrih, !e%auh ma!ih dapat digolongkan !ebagai perbuatan baik yang mampu memberikan kebahagiaan untuk banyak 7hak, maka !i pelaku ma!ih tetap dianggap menanam kamma baik yang pada !uatu !aat nanti akan ia ra!akan buah kebahagiaannya" )anya 0 : #alam kenyataan hidup, kita selalu merasa kurang" $unya uang puluhan milyar, juga masih kurang" Karena hidup ini tidak kekal, !ontohnya, kalau kalah dagang
atau bangkrut, belum tentu besok ada teman kita yang mau menolong" #alam hal ini mohon pengertian, sehingga kita merasa !ukup" /a#ab : engertian +cukup memang ber!i$at !angat relati$" Oleh karena itu dalam -hamma !ebagai ukuran minimal atau paling rendah adalah kecukupan yang dialami oleh para bhikkhu" ara bhikkhu !udah cukup dengan terpenuhinya kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal maupun !arana ke!ehatan" Makanan para bhikkhu cukup !ehari !ekali atau dua kali !a%a !ebelum tengah hari" akaian cukup dengan !atu !et %ubah" )empat tinggal cukup apabila !udah dapat membaringkan tubuh di goa maupun di gubuk" arana ke!ehatan dengan menggunakan therapi urine !udah cukup" /adi, apabila !e!eorang telah mampu menyediakan !edikit lebih dari keperluan minimal !eorang bhikkhu, maka ia !e!ungguhnya bi!a di!ebut cukup" *amun, kalau !ampai menyediakan !ecara berlebihan ma!ih tera!a tidak cukup, hal itu lebih di!ebabkan karena adanya ketamakan" -emikian pula dengan uang yang puluhan milyar, %ika ia tidak mampu mengendalikan diri dari keinginan, maka !e!ungguhnya ia !udah ter%ebak dalam ketamakan" Kalau !e!eorang kuatir gagal dalam u!aha dan tidak ada yang menolong, maka ia haru! beru!aha mandiri !ecara ekonomi dengan menyimpan hartanya di tempat yang !e!uai" -engan demikian, ketika ia bangkrut dan tidak ada yang menolong, ia ma!ih bi!a menolong dirinya !endiri" Be!arnya !impanan yang diperlukan tentu berda!arkan kebi%ak!anaan, bukan karena ketamakan" Menentukan beda kebi%ak!anaan dan ketamakan kiranya membutuhkan ke!adaran tinggi yang tidak bi!a ditentukan oleh orang lain" -alam -hamma, !emua ini bukanlah keharu!an" Memiliki uang !edikit bi!a di!ebut cukup, memiliki uang puluhan milyar bi!a mera!a tidak cukup" emuanya berpulang pada kebi%ak!anaan diri !endiri" )anya 10 : Kalau kita sembahyang dengan saji%sajian misalnya makanan, minuman dan buah% buahan apakah betul itu diterima atau sebagai simbolis? /a#ab : e!a%ian yang diper!embahkan dalam upacara ritual Buddhi! !e!ungguhnya lebih ber!i$at tradi!i dan !imboli!" Kebia!aan memper!embahkan makanan di altar ang Buddha dimulai !e%ak ang Buddha #a$at" ara murid yang !udah berpuluh tahun membantu ang Buddha memper!iapkan makanan, ketika ang Buddha #a$at mereka ma!ih %uga memper!iapkan makanan yang di!a%ikan !erta dibere!kan pada #aktu.#aktu tertentu !etiap harinya" Kebia!aan ini berlang!ung turun temurun !ehingga akhirnya !ampai !ekarang ma!ih banyak orang yang memper!embahkan makanan, minuman maupun buah.buahan di altar ang Buddha maupun altar yang lain" er!embahan makanan, buah d!b di altar lebih ditu%ukan untuk melakukan penghormatan" elain itu, per!embahan %uga mempunyai makna !imboli! atau lambang bah#a !e!eorang yang telah mampu memberikan buah atau makanan yang terbaik di altar, hendaknya ia %uga mampu memberikan pikiran, ucapan !erta
perbuatan yang terbaik kepada lingkungannya agar memberikan kebahagiaan !erta kedamaian bagi !emua 7hak" )anya 11 : Apakah karma seseorang bisa diketahui dan bagaimana !iri%!irinya? /a#ab : -alam tradi!i yang berkembang di ma!yarakat Buddhi!, kamma bi!a !a%a dikenali dari #u%ud luar !e!eorang" 8al ini %uga di!ebutkan dalam !alah !atu !yair -hamma bah#a !etiap orang dilahirkan oleh kamma !endiri, dilindungi oleh kamma !endiri" /adi, bentuk lahir !e!eorang adalah bagian dari kamma yang haru! di%alani" Oleh karena itu, dalam ma!yarakat dapat di%umpai orang yang mampu, mi!alnya, membaca gari! tangan untuk menyebutkan ma!a lalu maupun ma!a depan !e!eorang" Kemampuan ini di!ebabkan karena gari! tangan %uga merupakan !alah !atu tanda ba#aan kamma lampau" )entu !a%a, metoda membaca gari! tangan yang merupakan !alah !atu upaya mengetahui kamma !e!eorang ini bukan bera!al dari A%aran ang Buddha melainkan bagian dari tradi!i !uatu ma!yarakat" e!ungguhnya ma!ih banyak cara yang bi!a dipergunakan untuk mengetahui kamma !e!eorang, namun, !atu contoh ini kiranya !udah dapat me#akili %a#aban ata! pertanyaan ini" )anya 12 : Sekarang tentang meditasi" Apakah ada kemungkinan dan bagaimana melatih Samatha Bhavana sebagai umat biasa? /a#ab : -alam kehidupan !ebagai umat Buddha, !angat di!arankan umat untuk berlatih medita!i !ecara rutin" ;akukan medita!i !etiap pagi bangun tidur dan malam hendak tidur" ;akukan medita!i paling tidak !elama 1? menit !ampai dengan 30 menit !etiap kalinya" Adapun medita!i yang dapat dilakukan, !ebagai da!ar adalah medita!i kon!entra!i yang !ering di!ebut !ebagai Samatha Bhavana" ;atihan medita!i ini bia!anya mempergunakan pengamatan dan perhatian pada pro!e! ma!uk keluarnya perna$a!an yang berlang!ung !ecara alamiah" /adi, medita!i tidak perlu mengatur perna$a!an" Medita!i hanya mengamati dan mengetahui !aat na$a! ma!uk dan !aat na$a! keluar" /ika pikiran memikirkan hal yang lain, maka pelaku medita!i akan teru! beru!aha untuk mengembalikan kon!entra!i pikiran pada pengamatan pro!e! perna$a!an kembali" -emikian !eteru!nya dilakukan !ampai pikiran benar.benar terpu!at pada obyek medita!i" Apabila !e!eorang telah mampu memu!atkan perhatian pada obyek medita!i, maka ia bi!a melan%utkan tingkat latihan medita!i yang telah dicapainya dengan mengembangkan ke!adaran pada !egala gerak gerik pikiran, pera!aan, maupun badan" Artinya, pelaku medita!i men%adikan !egala yang ter%adi pada badan maupun batin !ebagai obyek medita!i" Medita!i mengembangkan ke!adaran ini di!ebut !ebagai &ipassana Bhavana" Kedua latihan medita!i ini hendaknya !ering dilatih para umat Buddha agar !emakin lama !e!eorang mengikuti dan melak!anakan A%aran ang Buddha, !emakin tinggi
pula ke!adaran yang ia miliki untuk !elalu mengamati gerak gerik badan dan batinnya" Ke!adaran yang mak!imal tentang badan dan batin ini akan menu%u pada tercapainya ke!ucian yaitu Nibbana dalam kehidupan ini %uga" )anya 13 : Bagaimana !ara menghindari pengaruh roh halus, setan dalam bermeditasi ? /a#ab : -alam bermedita!i, pada a#alnya !e!eorang hendaknya !elalu beru!aha memu!atkan perhatian pada obyek kon!entra!i, mi!alnya pro!e! ma!uk dan keluarnya perna$a!an" -engan demikian, apabila ter%adi +penampakan, pelaku medita!i hendaknya tidak menghiraukannya" 'a haru! tetap memu!atkan perhatian pada obyek medita!i" -engan mampu memu!atkan pikiran pada obyek, maka !ecara bertahap !egala bentuk penampakan dan gangguan akan lenyap dengan !endirinya" *amun, pelaku medita!i tahap lan%utan boleh mempergunakan ke!adaran penuh untuk mengetahui dan mengamati adanya gangguan mahluk halu!" elaku medita!i hanya mengetahui !a%a !egala penampakan yang ada tanpa haru! timbul ra!a takut maupun benci" -engan pengembangan ke!adaran yang tinggi, mahluk halu! itupun akhirnya akan lenyap dan tidak mengganggu lagi" *amun, kalau pelaku medita!i ma!ih belum mempunyai kon!entra!i maupun ke!adaran yang cukup tinggi, maka ia boleh %uga mengucapkan berkali.kali dalam batin kalimat &emoga !emua mahluk berbahagia&" Kalimat ini adalah merupakan kalimat pemancaran pikiran penuh cinta ka!ih yang merupakan !arana ampuh untuk mengkondi!ikan agar para mahluk halu! itu tidak mengganggu lagi" -engan demikian, latihan medita!i dapat dilan%utkan dengan pikiran tenang dan damai, beba! dari berbagai +penampakan" -emikianlah !emua pertanyaan !udah ter%a#ab !ecara !ingkat" emoga uraian -hamma tentang kon!ep Ketuhanan dalam Agama Buddha dan %uga %a#aban ata! berbagai pertanyaan di ata! dapat berman$aat !erta menambah keyakinan Anda pada A%aran ang Buddha" emoga keyakinan Anda akan men%adi pendorong untuk !elalu melak!anakan A%aran ang Buddha dalam kehidupan !ehari.hari !ehingga tercapailah kebahagiaan di dunia, kemudian, kebahagiaan !etelah kehidupan ini dan bahkan kebahagiaan *ibbana" emoga Anda !elalu berbahagia" emoga !emua mahluk yang tampak maupun mahluk yang tidak tampak akan mendapatkan kebahagiaan !e!uai dengan kamma baik yang mereka miliki !endiri" emoga demikianlah adanya" Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta"