BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Sistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk untuk menduk mendukung ung penyel penyeleng enggar garaan aan pemban pembangun gunan an keseha kesehatan tan guna guna mencap mencapai ai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujua ujuan n dari dari peny penyel elen engg ggar araan aan siste sistem m pemb pembia iaya yaan an keseh kesehat atan an adal adalah ah tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu Fee yaitu Fee for Service (Out of Pocket) dan Health dan Health Insurance. Insurance. Sistem Fee Sistem Fee for Serv Servic icee (Out (Out of Pock Pocket et)) secara secara singka singkatt diartik diartikan an sebaga sebagaii sistem sistem pembay pembayaran aran berdasarkan layanan, dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada kepada pember pemberii pelaya pelayanan nan keseha kesehatan tan (PP!. (PP!. PP (dokte (dokterr atau rumah rumah sakit! sakit! mendapatka mendapatkan n pendapatan pendapatan berdasarkan berdasarkan atas pelayanan pelayanan yangdiberi yangdiberikan, kan, semakin semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan yang diterima. Sedangkan sistem "ealth Insurance diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Siste istem m heal health th insu insuran rance ce ini ini dapa dapatt beru berupa pa sistem sistem kapi kapita tasi si dan dan sist sistem em Diagnose Related Group (DRG syste). syste) . Sistem Sistem kapita kapitasi si merupa merupakan kan metode metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PP menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per periode #aktu. #aktu. Sistem kedua kedua yaitu yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan sistem kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat melihat diagnosis diagnosis penyakit yangdialami yangdialami pasien. pasien. PP telah mendapat mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda
1
pula tiap diagnosis penyakit. $umlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi P. I%& ')s merupakan kelanjutan dari aplikasi Indonesia Diagnosis Related Groups (I%& *+)s!. &plikasi I%& ')s menggantikan fungsi dari aplikasi I%& *+) yang saat itu digunakan pada Tahun 2. *alam persiapan penggunaan I%& ') dilakukan pembuatan soft#are entry data dan migrasi data, serta membuat surat edaran mengenai implementasi I%&-')s. Sistem yang baru ini dijalankan dengan meng-gunakan grouper dari !nited "ation !niversity Internasional Institute for Glo#al Health (% - II)"!. ni/ersal )rouper artinya sudah mencakup seluruh jenis pera#atan pasien. Sistem ini bersifat dinamis yang artinya total jumlah ')s bisa disesuaikan berdasarkan kebutuhan sebuah negara. Selain itu, sistem ini bisa digunakan jika terdapat perubahan dalam pengkodean diagnosa dan prosedur dengan sistem klasifikasi penyakit baru. Pengelompokan ini dilakukan dengan menggunakan kode-kode tertentu yang terdiri dari 01. kode diagnosa (I'* 3 0! dan 4. kode prosedur5tindakan (I'* 3 6 '7!. 7engombinasikan ribuan kode diagnosa dan prosedur tersebut, tidak mungkin dilakukan secara manual. ntuk itu diperlukan sebuah perangkat lunak yang disebut grouper. )rouper ini menggabungkan sekitar 28. kode ke dalam banyak kelompok atau group yang terdiri dari 28 7*' ($a%or Diagnostic &ategory), terdiri pula dari 044 kode I%& *+) yang terbagi menjadi 46 kode untuk ra#at inap dan 2 kode untuk ra#at jalan. 1.2 Rumusan Masalah 0. &pa yang dimaksud dengan I%& ')s 9 2. agaiman sejarah I%& ')s di Indonesia 8. agaimana penerapan I%& ') di Indonesia 9 1. agaimana sistem coding dalam I%& ') 9 . &pa saja kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan I%& ') 9
BAB II
2
PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Pembaaran INA !B"s
Sistem pembayaran I%& ') ( Indonesia &ase 'ase Groups! merupakan salah satu sistem pembayaran prospektif. Sistem pembayaran prospektif merupakan sistem pembayaran dimana besaran biayanya sudah ditetapkan dari a#al sebelum pelayanan kesehatan diberikan. Sistem 'asemi: I%& ')s adalah suatu pengklasifikasian dari episode pera#atan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien 3 pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis. &ase 'ase Groups (');s!, yaitu cara pembayaran pera#atan pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. +umah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan ratarata
biaya
yang
dihabiskan
oleh
untuk
suatu
kelompok
diagnosis.
Pengklasifikasian setiap tahapan pelayanan kesehatan sejenis kedalam kelompok yang mempunyai arti relatif sama. Setiap pasien yang dira#at di sebuah rumah sakit diklasifikasikan ke dalam kelompok yang sejenis dengan gejala klinis yang sama serta biaya pera#atan yang relatif sama. I%& ')s merupakan kelanjutan dari aplikasi Indonesia Diagnosis Related Groups (I%& *+)s!. &plikasi I%& ')s menggantikan fungsi dari aplikasi I%& *+) yang saat itu digunakan pada Tahun 2. Sistem yang dijalankan dalam I%& ') menggunakan sistem casemi: dari %-II)" (he !nited "ations !niversity International Institute for Glo#al Health). *alam pembayaran menggunakan ');s, baik +umah Sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode *+). esarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara pro/ider5asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Perkiraan #aktu lama pera#atan (length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya disesuikan dengan jenis diagnosis maupun kasus penyakitnya.
3
2.2 Se#arah Sistem Pembaaran INA !B"s 2.2.1 Se#arah INA !B"s $i In$%nesia
Pada a#al mulanya, sistem pembayaran di Indonesia menggunakan sistem %>S5S5?II52 tentang ujicoba penerapan Sistem *iagnostic +elated )roup di 0 +umah Sakit di Indonesia. emudian sistem I%& *+)
mulai
diimplementasikan
pada
pembiayaan jaminan kesehatan masyarakat 2 melalui S 7enkes nomor 0257>%>S5S5II52. emudian penggunaan sistem I%& *+) di Indonesia berakhir lisensinya pada tanggal 8 September 20 dan digantikan dengan penggunaan sistem I%& '). Penggantian penggunaan I%& *+) menjadi I%& ') dikarenakan ada beberapa kelemahan dai penggunaan sistem I%& *+) diantaranya, (0! sistem I%& *+) hanya mencakup kasus-kasus penyakit akut saja@ (2! tarif tidak adekuat pada beberapa kasus seperti, kasus sub akut dan kronik, prosedur khusus, 7+I (7agnetic +esonance Imaging!, dan lain sebagainya.
4
Pada masa transisi antara I%& *+) dan I%& ') yakni pada tahun 200, sistem yang digunakan masih menggunakan sistem costing yang sama dengan I%& *+). %amun pada tahun yang sama %ational 'asemi: 'enter ementerian esehatan melihat ketidakcocokan tarif I%& ')s bagi rumah sakit, kemudian dilakukan e/aluasi secara berkala dan menghasilkan tarif sesuai dengan epmenkes %omor 11 tahun 202 tentang Penetapan Tarif +umah Sakit erdasarkan Indonesia 'ase ased )roups (I%&-')s!. Sampai tahun 208, sistem I%& ') masih digunakan dalam klaim program $aminan esehatan 7asyarakat ($amkesmas!. *an pada era $aminan esehatan %asional, sistem I%& ')s masih digunakan dengan terus dilakukan e/aluasi tarif oleh %'' dan yang kemudian ditetapkan oleh ementerian esehatan. 2.& Man'aat Sistem Pembaaran INA !B"s
Sistem 'asemi: I%& ')s merupakan suatu pengklasifikasian dari episode pera#atan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis. 'ase ase )roups (')s!, yaitu cara pembayaran pera#atan pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasuskasus yang relatif sama. +umah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh suatu kelompok diagnosis. *alam pembayaran menggunakan sistem I%& ')s, baik +umah Sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode *+) (Disease Related Group)* esarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara pro/ider5asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Perkiraan #aktu lama pera#atan (length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya disesuaikan dengan jenis diagnosis maupun kasus penyakitnya. ukan hanya dari segi pembayaran, tentu masih banyak lagi manfaat dengan penggunaan sistem I%& ')s.
5
agi pasien, adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahan, dengan adanya batasan pada lama ra#at (length of stay! pasien mendapatkan perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit karena berapapun lama ra#at yang dilakukan biayanya sudah ditentukan, dan mengurangi pemeriksaan serta penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi pasien. 7anfaat bagi +umah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya, dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan +umah Sakit, dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan, meningkatkan komunikasi antar
spesialisasi atau multidisiplin
ilmu agar pera#atan
dapat
secara
komprehensif serta dapat memonitor dengan cara yang lebih objektif, perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat, dapat menge/aluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing klinisi, keadilan (eAuity! yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran, dan mendukung sistem pera#atan pasien dengan menerapkan &linical Path+ay* emudian manfaat bagi penyandang dana Pemerintah (pro/ider! dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan, dengan anggaran pembiayaan yang efisien, eAuity terhadap masyarakat luas akan akan terjangkau, secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik sehingga
meningkatkan
kepuasan
pasien
dan
pro/ider5Pemerintah,
dan
penghitungan tarif pelayanan lebih objektif serta berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya. 2.( Penera)an Sistem Pembaaran INA !B"s Di In$%nesia 2.(.1
Dasar Penera)an INA !B"s
*i Indonesia penerapan sistem I%& ')s mempunyai dasar hukum, antara lainB
6
a. %omor 1 Tahun 21 Tentang Sistem $aminan Sosial %asional b. c. d. e.
(S$S%! %omor 26 Tahun 21 Tentang Praktik edokteran %omor 8= Tahun 26 Tentang esehatan %omor 11 Tahun 26 Tentang +umah Sakit S *irektur $enderal ina paya esehatan %omor ".8.5I565200 Tentang elompok erja 'entre for 'asemi: tahun 200.
2.(.2 *aha) Im)lementasi $an )engembangan INA !B"s
Implementasi sistem I%& ') dimulai pada Cktober 20 yang dimulai dengan menggunakan % )rouper. Setelah itu pada tahun 200 mulailah disusun tarif I%& ') yang akan digunakan, dimana launching tarifnya sendiri dilaksanakan pada a#al $anuari 208. Selama kurun #aktu 208 selalu dilakukan update tarif I%&- ')s dan persiapan $% sampai pada a#al $anuari 201 barulah implementasi I%& ') dalam program $% diberlakukan.
Penyusunan tarif dalam sistem I%& ')s dilakukan oleh %ational 'asemi: 'enter (%''! yang berada di ba#ah ementerian esehatan dan dibantu oleh konsultan dari nited %ations ni/ersity (%! 7alaysia. %ational 'asemi: 'enter (%''! akan terus menge/aluasi tarif I%& '), terutama dalam rangka pelaksanaan $aminan esehatan %asional ($%! 201. Tarif yang berlaku merupakan tarif baru yang dimulai pada tanggal 0 $anuari 208 yaitu tarif pelayanan kesehatan di ruang pera#atan kelas III rumah sakit yang berlaku untuk rumah sakit umum dan rumah sakit khusus milik Pemerintah
7
dan S#asta yang bekerjasama dengan program $amkesmas. "al ini sesuai dengan epmenkes %omor 11 Tahun 202. ah#a berdasarkan indeks harga konsumen yang dikeluarkan dari PS, ada penetapan regionalisasi tarif. ntuk +S mum dan husus kelas &, Pendidikan, %on-Pendidikan, ' dan * dijabarkan pada empat regional, yaitu regional I daerah $a#a dan ali, regional II daerah Sumatera, regional III untuk daerah alimantan, Sula#esi dan %usa Tenggara arat (%T!, dan regional ID daerah %usa Tenggara Timur (%TT!, 7aluku, 7aluku tara, Papua dan Papua arat. *engan pertimbangan tertentu, setiap #ilayah dapat menambahkan sesuai dengan kemampuan #ilayahnya. Tarif yang akan diberlakukan saat $% sudah diprogramkan sejak dua tahun yang lalu dan bulan $uli 208 harus sudah diproduksi tarif baru untuk tahun 201. Perubahan tarif untuk $% dilakukan mengingat ada konsekuensi biaya dari akti/itas yang dilakukan. $adi harus sudah disiapkan tarif untuk $%, salah satunya tujuh kelompok khusus dengan pembayaran terpisah. emudian tahun 201 akan ada perubahan tarif baru yang akan dibuat oleh %'' dan ditetapkan oleh emenkes. Perubahan juga menyangkut pada data costing, jika yang sebelumnya data costing berasal dari 0 rumah sakit. emudian untuk persiapan $% 201, data costing rumah sakit Pemerintah dan S#asta diperluas menjadi 0=0 rumah sakit dari berbagai kelas dan #ilayah. *engan perbaikan ini, diharapkan tarif I%& ') akan lebih baik dari sisi metodologi maupun data yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. *ari tahun ke tahun jumlah rumah sakit pengguna I%& ')s semakin meningkat. "al tersebut terlihat pada tabel 2.0.
*abel 2.1 +,umlah RS )engguna INA !B"s-
+S S#asta +S Pemerintah
Tahun 26 80 =8
8
Tahun 202 12= 40
Tahun 208 0 414
2. Alur /laim $alam Sistem INA !B"s
Prinsip klaim dalam sistem I%& ')s antara lain bah#a koding harus dilakukan oleh petugas ruangan (yang memberikan pelayanan! dan bagian rekam medis. *imana koding tersebut kemudian diproses dalam grouping I%& ')s oleh koder. &pabila terjadi kesalahan koding, maka grouping juga akan mengalami kesalahan. $ika grouping mengalami kesalahan, maka akan terjadi kesalahan pula dalam proses klaim, dan rumah sakit dapat mengalami kerugian. Cleh karena itu proses koding harus dilakukan secara cermat. laim yang akan dilakukan harus dilengkapi dengan tanda tangan dokter dan nama terang dengan lengkap. *an kemudian diproses ke dalam soft#are I%& ')s, dimana pengisian harus benar 3 benar lengkap sehingga klaim yang dilakukan akan mendapatkan uang ganti5reimbursmet sesuai dengan diagnosa dan prosedur yang dilakukan rumah sakit kepada pasien. esarnya pembayaran dalam I%& ')s ditentukan olehB (0! *iagnosa Primer@ (2! *iagnosa Sekunder@ (8! omplikasi@ dan (1! Prosedur. &lur klaim dalam sistem I%& ')s secara singkat dapa digambarkan pada bagan 2.0.
Bagan 2.1. Alur /laim INA !B"s $i Rumah Sakit 2.0 Sistem !%$ing $alam Sistem INA !B"s
*alam pelaksanaan 'ase 7i: I%& ')s, peran koding sangat menentukan, dimana logic soft#are yang digunakan untuk menetukan tarif adalah dengan pedoman I'* 0 untuk menentukan diagnois dan I'* 6 '7 untuk tindakan atau prosedur. esar kecilnya tarif yang muncul dalam soft#are I%&
9
')s ditentukan oleh *iagnosis dan Prosedur. esalahan penulisan diagnosis akan mempengaruhi tarif. Tarif bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. *iagnosis dalam kaidah ')s, harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta. *iagnosa penyerta terdiri dari omplikasi dan omorbiditas. *iagnosis penyerta juga dapat mempengaruhi besar kecilnya tarif, karena akan mempengaruhi level severity (tingkat keparahan! yang diderita oleh pasien. Eogikanya pasien yang dira#at terjadi komplikasi, maka akan mempengaruhi lama pera#atan di rumah sakit. $ika lama pera#atan bertambah lama dibanding tidak terjadi komplikasi, maka akan menambah jumlah pembiayaan dalam pera#atan. *alam logic soft+are I%&-')s penambahan tarif dari paket yang sebenarnya, jika terjadi level severity tingkat 2 dan le/el se/erity tingkat 8. $ika dalam akhir masa pera#atan terjadi lebih dari satu diagnosis, koder harus bisa menetukan mana yang menjdi diagnosa utama maupun sekunder. ode yang digunakan dalam I%& ')s terdiri dari 1 sub groups kode. 'ontoh kode I%& ')s seperti I-1-0-I, kode tersebut mengandung makna bah#a pasien terdiagnosa Infark 7iocard &kut +ingan. a.
Sub Grup ke 1 menunjukkan CMGs ( Casemix Main Groups). CMGs a!am "#$ C%Gs &eriri ari 31 koe. %eriku& ini beberapa 'on&o koe CMGs an* i*unakan a!a "#$ C%Gs+
%o 0 2 8 1 = 4 6 0
'asemi: 7ain )roups ('7)! 'entral %er/ous System )roups >ye and &dne:a )roups >ar, %ose, 7outh, F Throat )roups +espiratory System )roups 'ardio/ascular System )roups *igesti/e System )roups "epatobiliary F Pancreatic System )roups 7usculoskeletal System F 'onnecti/e Tissue )roups Skin, Subcutaneous Tissue F reast )roups >ndocrine System, %utrition F 7etabolisme System
1,
'7) 'odes ) " $ I 7 E >
b. Sub )rup ke 2 menunjukkan tipe kasus, dimana tipe kasus yang ada dalam sistem I%& ')s terdiri dari 0- 6 group kasus dan group 0 akan muncul jika terjadi error. Secara rinci kode tersebut dijelaskan sebagai berikutB 0. Prosedur +a#at Inap 2. Prosedur esar +a#at $alan 8. Prosedur Signifikan +a#at $alan 1. +a#at Inap ukan Prosedur . +a#at $alan ukan Prosedur =. +a#at Inap ebidanan 4. +a#at $alan ebidanan . +a#at Inap %eonatal 6. +a#at $alan %eonatal 0. >rror c. Sub )roup ke 8 menunjukkan spesifik ')s (ode ')s!. ode I%& ')s terdiri dari 044 kode yang terdiri dari 46 kode untuk ra#at inap dan 2 untuk ra#at jalan. d. Sub )roup ke 1 menunjukkan se/erity le/el (tingkat keparahan!. Tingkat keparahan terdiri dari 8 le/el, Se/erity le/el 0 (ringan!, Se/erity Ee/el II (Sedang!, dan Se/erity Ee/el III (erat!.
2. A)likasi S%'tare INA !B"s
Program I%&-')Gs merupakan program soft#are keluaran kementrian kesehatan yang pada prinsipnya digunakan sebagai memasukan entry data base peserta jamkesmas atau jamkesda. Program ina cbgGs sudah mengalami beberapa pengembangan dilihat dari serikeluarannya, yang dalam hal ini kita memakai keluaran pengembangan terakhir yaitu /ersi 8.0. Program I%& cbgGs berbasis #eb bro#ser sehingga dalam pengoperasiannya memakai #ebbro#ser seperti 7oHila
11
Eangkah-langkah pengoperasian Soft#are I%& ')s 8.0 antara lainB 0. 7enyiapkan surat atau berkas berkas syarat peserta 2. 7embuka soft#are I%& 'bg 8.0 8. Pencarian pasien didasarkan pada %C.+7 pada blangko monitoring kegiatan. 1. langko data base diisikan secara rinci seperti %o.+ekam 7edis dengan melihat blanko monitoring kegiatan rajal dan ranap. emudian untuk pengisian %ama Eengkap, $enis elamin, dan Tanggal Eahir dengan melihat dari
2.3 /elebihan Dan /ekurangan Sistem Pembaaran INA !B"s
*alam penguunaan sistem pembayaran I%& ')s terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. elebihan dari penggunaan sistem pembayaran I%& ')s antara lainB a. agi pro/ider Pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksitas pelayanan
12
Proses klaim lebih cepat b. agi pasien ualitas pelayanan cukup baik *apat memilih pro/ider dengan pelayanan terbaik c. agi pembayar Terdapat pembagian risiko keuangan dengan pro/ider iaya administrasi lebih rendah 7endorong peningkatan sistem informasi
Sedangkan kekurangan dari penggunaan sistem pembayaran I%& ')s antara lainB a. Pro/ider urang kualitas koding akan menyebabkan kurangnya besaran
penggantian yang seharusnya dibayar b. Pasien Pengurangan kuantitas pelayanan Referral out c. Pembayaran 7emerlukan pemahaman implementasi konsep prospektif *iperlukan monitoring pasca klaim
BAB III PENU*UP &.1 /esim)ulan
I%& ')s merupakan kelanjutan dari aplikasi Indonesia Diagnosis Related Groups (I%& *+)s!. &plikasi I%& ')s menggantikan fungsi dari aplikasi I%& *+) yang saat itu digunakan pada Tahun 2. *alam persiapan penggunaan I%& ') dilakukan pembuatan soft#are entry data dan migrasi data, serta membuat surat edaran mengenai implementasi I%&-')s. Sistem yang baru ini dijalankan dengan meng-gunakan grouper dari !nited "ation !niversity Internasional Institute for Glo#al Health (% - II)"!. Sistem 'asemi: I%&
13
')s merupakan suatu pengklasifikasian dari episode pera#atan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis. Penyusunan tarif dalam sistem I%& ')s dilakukan oleh "ational &asei, &enter (%''! yang berada di ba#ah ementerian esehatan dan dibantu oleh konsultan dari nited %ations ni/ersity (%! 7alaysia. %ational 'asemi: 'enter (%''! akan terus menge/aluasi tarif I%& '), terutama dalam rangka pelaksanaan $aminan esehatan %asional ($%! 201. *iharapkan tarif I%& ') akan lebih baik dari sisi metodologi maupun data yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
DA4*AR PUS*A/A
*epartemen esehatan +I, 26, Siste -esehatan "asional , *epkes +I, $akarta. agian "ukormas Sekretaris *irektorat $enderal ina paya esehatan ementerian esehatan +I, 208, uletin 7ei 208, emenkes +I, $akarta. ibo#o , Pelaksanaan I".&'G dI RS!P Dr* -ariadi, +SP *r. ariadi, Semarang. 7aghfirah
I,
Siste
Pe#iayaan
-esehatan
di
Indonesia.
httpB55###.scribd.com5doc5021410015Sistem-Pembiayaan-esehatan-Indonesia
14
"astomo,
'uku
Panduan
soft+are
ina
c#g
httpB55###.scribd.com5doc5044084205uku-Panduan-soft#are-ina-cbgs-8-0
15
/*0 .