LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS
A. PENGERTIAN Hernia adalah prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Suratan dan Lusianah, 2010). Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah. Hernia tipe ini sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Huda dan Kusuma, 2015).
B. ETIOLOGI Menurut suratan dan lusianah (2010), etiologi terjadinya hernia yaitu : 1.
Defek dinding otot abdomen Hal ini dapat terjadi sejak lahir (kongenital) atau didapat seperti usia, keturunan, akibat dari pembedahan sebelumnya.
2. Peningkatan tekanan intra abdominal Penyakit paru obstruksi menahan (batuk kronik), kehamilan, obesitas. Adanya Benighna Prostat Hipertropi (BPH), sembelit, mengejan saat defekasi
dan
berkemih,
mengangkat
beban
terlalu
berat
dapat
meningkatkan tekanan intraabdominal.
C. TANDA DAN GEJALA/ MANIFESTASI KLINIS Menurut Suratun dan Lusianah (2010), manifestasi klinis hernia inguinalis lateral yaitu : 1. Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh keluarnya suatu organ. 2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut disertai perasaan mual. 3. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah pnggul, belakang kaki, dan daerah genital yang disebut Reffered disebut Reffered Pain. Pain. Nyeri biasanya meningkat dengan den gan durasi dan insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi strangurasi karena suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah dan panas.
4. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan dibawah sela paha. 5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai sesak nafas. 6. Bila klien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
D. PATHOFISIOLOGI Menurut Mutaqqin dan Sari (2011), hernia inguinalis tidak langsung (hernia inguinalis lateral) dimana prostusi keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang teletak lateral pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, akan menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolon akan sampai ke skrotum melalui jalur yang sama seperti pada saat testis bermigrasi dari rongga perut ke skrotum pada saat perkembangan janin. Jalur ini biasanya menutup sebelum kelahiran, tetapi mungkin tetap menjadi sisi hernia dikemudian hari.
E. PATHOFLOW
Peningkatan tekanan intra abdomen - Batuk - Bersin-bersin - Mengejan - Mengangkat benda berat
Isi rongga abdomen (usus) melewati dinding inguinal Masuk ke kanal inguinal
Kelemahan otot dinding abdomen - Trauma - Obesitas - Kehamilan - Kelainan kongenital kelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin Isi rongga abdomen (usus) melewati anulus inguinal Masuk ke kanal inguinal
Menonjol ke fascia transveralis Keluar pada cincin kanal
-
Teraba benjolan Terdengar bising usus Nyeri pada benjolan
Masuk ke scrotum terjadi penonjolan keluar (hernia) Obstruksi saluran intestinal
Nyeri akut Bendungan vena
Kurang pengetahuan
Edema Suplai terhambat Ischemik Nekrosis Pembedahan
Ansietas
Nyeri akut
Bising usus ↓
Resiko infeksi
Resiko terhadap konstipasi kolonik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Menurut Suratan dan Lusianah (2010), pemeriksaan diagnostik pada klien hernia yaitu : 1. Pemeriksaan darah lengkap Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi
(peningkatan
hemotokrit),
dan
ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah: mungkin memanjang, mempengaruhi homeostastis intraoperasi atau post operasi 2. Pemeriksaan urine Munculnya sel darah merah atau bakteri yang mengidentifikasikan infeksi. 3. Elektrokardiografi (EKG) Penemuan akan sesuatu yang tidak normal memberikan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi 4. Sinar X abdomen Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS Menurut Suratan dan Lusianah (2010), penatalaksanaan medik hernia inguinalis antara lain : 1. Terapi konservatif a. Reposisi Tindakan memasukan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti.Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukan isi hernia melalui leher hernia tadi.
b. Pemakaian penyangga/ sabuk hernia Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah diresposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. 2. Terapi operatif a. Herniatomi Pada herniatomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong. b. Hernioplasti Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. c. Medikasi 1) Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. 2) Pemberian antibiotik untuk menyembuhan infeksi. d. Aktivitas dan diet 1) Aktivitas Hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan. 2) Diet Tidak ada diet khusus, tetapi setelah operasi diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang. Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk mencegah sembelit dan mengejan selama buang air besar. Hindari kopi, teh, coklat, minuman berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.
H. PENATALKASANAAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN (POLA FUNGSI KESEHATAN) Pengkajian hernia inguinalis terdiri atas pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik, dan evaluasi diagnostik. Pada anemnesis keluhan utama yang lazim didapatkan adalah keluhan adanya benjolan akibat masuk nya material melalui kanalis inguinal bisa bersifat hilang timbul atau juga tidak.Keluhan nyeri hebat bersifat akut berupa nyri terbakar pada sisi hernia terutama pada hernia strangulata dan hernia inkaserata. Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang, keluhan lain yang didapat sesuai dengan kondisi hernia. Pada reponibel biasanya keluhan yanga ada berupa adanya benjolan setelah mengalami aktivitas peningkatan tekanan intraabdominal, seperti batuk, bersin, atau mengejan. Pada hernia
inkaserata dan hernia strangulata akut didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia, serta perasaan kelelahan pasca nyeri sering didapatkan. Menurut
Suratan
dan
Lusianah
(2010),
pengkajian
data
keperawatan pada klien pra operasi dan post operasi dengan hernia dalam buku Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Gastrointestinal antara lain:
a) Data pra operasi 1) Aktivitas/istirahat Klien
dilakukan
anamnese
mengenai
riwayat
pekerjaan,
mengangkat beban berat, duduk dan mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan matras untuk tidur. Pada pemeriksaan fisik klien mengalami penurunan rentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa, atrofi otot, gangguan dalam berjalan. 2) Sirkulasi Apakah klien mempunyai riwayat penyakit jantung, edema pulmonal, penyakit vaskular perifer. 3) Eliminasi Apakah klien mengalami konstipasi, adanya inkontinesia atau retensi urine. 4) Makanan/cairan Apakah klien mengalami gangguan bising usus, mual, muntah, nyeri abdomen, malnutrisi atau obesitas. 5) Nyeri/kenyamanan Apakah klien mengalami nyeri di daerah benjolan hernia walaupun jarang
dijumpai,
kalau
ada
biasanya
dirasakan
didaerah
epigastrium atau daerah perumbilikal berupa nyeri viseral karena rengangan pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. 6) Keamanan Apakah klien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan. 7) Pernafasan Apakah klien mempunyai riwayat batuk kronik (penyakit paru obstruksi menahun). b) Data post operasi 1) Aktivitas/istirahat Apakah klien mengalami kelemahan, merasa lemas, lelah, tirah baring, penurunan kekuatan otot, kehilangan tunos otot, dan letargi
2) Sirkulasi Apakah klien menunjukan takikardi, perubahan tekanan darah (hipotensi, hipertensi). 3) Eliminasi Apakah klien mengalami perubahan karakteristik urine dan feses, ketidakmampuan defekasi, konstipasi, penurunan pengeluaran urine, menurunya peristaltik/bising usus. 4) Makanan/cairan Apakah klien mengalami anoreksia, mual, muntah, membran mukosa kering, dan turgor kulit buruk. 5) Nyeri/kenyaman Apakah klien mengalami nyeri pada insisi pembedahan, distensi kandung kemih. 6) Keamanan Apakah klien mengalami gatal, nyeri, bengkak, kemerahan, dan kemungkinan perdarahan. 7) Pernafasan Apakah klien mengalami takipnea, pernafasan dangkal, batuk, dan perubahan pola nafas.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a) Pre operasi 1) Nyeri akut berhubungan dengan kondisi hermia antara intervensi pembedahan 2) Ansietas berhubungan dengan prosedur pra operasi post operasi 3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi b) Post operasi 1) Resiko
terhadap
konstipasi
kolonik
berhubungan
dengan
penurunan peristaltik 2) Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan/ trauma jaringan 3) Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Pre operasi No 1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri
akut
berhubungan
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan kondisi hernia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen nyeri
(Nanda, Domain 12, 00132)
diharapkan nyeri hilang/ berkurang
1. Monitor TTV
Kriteria hasil :
2. Lakukan pengkajian nyeri
1. Klien melaporkan nyeri, berkurang, skala nyeri 2-3
3. Observasi isyarat non verbal dari ketidak nyamanan
2. Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
4. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk
3. TTV dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, N:60100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
menurunkan nyeri 5. Kolaborasi dalam pemberian anlgetik Pemberian analgesik
1. Cek adanya riwayat alergi obat 2. Tentukan pilihan obat analgesik 3. Cek perintah pengobatan, meliputi : obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan 4. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik
2.
Ansietas
berhubungan Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan prosedur pra operasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Pengurangan kecemasan
post operasi
diharapkan
1. Jelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan
(Nanda, Domain 9, 00146)
keperawatan (cemas dapat hilang/berkurang/terkontrol)
perasaan
Kriteria hasil :
melakukan tindakan.
penurunan
1. Ekspresi
wajah
kecemasan
selama
tampak tenang,
rileks
proses
mungkin
muncul
pada
saat
dan 2. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat
kooperatif.
kecemasan (takikardi, takipnea, ekspresi cemas non
2. Mengenali, mengungkapkan dan
menunjukkan
teknik untuk mengontrol kecemasan. 3. Menemukan sikap dan tingkat
yang
3. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan
tubuh, ekspresi wajah, isyarat
kegiatan
menurunkan rasa takut.
yang menggambarkan 4. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
berkurangnya penderitaan. 4. Menunjukkan
verbal).
relaksasi.
beberapa kemampuan
untuk
menenangkan diri. 3.
Kurang
pengetahuan Tujuan (NOC) :
berhubungan
dengan
NIC :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Pendidikan kesehatan
kurangnya informasi
diharapkan pasien dapat mengerti tentang proses penyakit
1. Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.
(Nanda, Domain 5, 00126)
Kriteria Hasil :
2. Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar.
1. Pasien
mengungkapkan pengertian
tentang proses 3. Menjelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi,
penyakit dan pengobatan. 2. Berpartisipasi dalam pengobatan.
tanda, gejala, komplikasi) 4. Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan. 5. Instruksikan pasien mengenal tanda gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.
b. Post operasi No 1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri
akut
berhubungan
Tujuan (NOC) Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan pembedahan/ trauma
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen nyeri
jaringan
diharapkan nyeri hilang/ berkurang.
1. Monitor TTV
(Nanda, Domain 12, 00132)
Kriteria hasil :
2. Lakukan pengkajian nyeri
1. Klien melaporkan nyeri, berkurang, skala nyeri 2-3
3. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
2. Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
4. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk
3. TTV dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, N:60100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt). 2.
Intervensi (NIC)
Resiko terhadap konstipasi Tujuan (NOC) :
menurunkan nyeri 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik NIC :
2.
Ansietas
berhubungan Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan prosedur pra operasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Pengurangan kecemasan
post operasi
diharapkan
1. Jelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan
(Nanda, Domain 9, 00146)
keperawatan (cemas dapat hilang/berkurang/terkontrol)
perasaan
Kriteria hasil :
melakukan tindakan.
penurunan
1. Ekspresi
wajah
kecemasan
selama
tampak tenang,
rileks
proses
mungkin
muncul
pada
saat
dan 2. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat
kooperatif.
kecemasan (takikardi, takipnea, ekspresi cemas non
2. Mengenali, mengungkapkan dan
menunjukkan
teknik untuk mengontrol kecemasan. 3. Menemukan sikap dan tingkat
yang
3. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan
tubuh, ekspresi wajah, isyarat
kegiatan
menurunkan rasa takut.
yang menggambarkan 4. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
berkurangnya penderitaan. 4. Menunjukkan
verbal).
relaksasi.
beberapa kemampuan
untuk
menenangkan diri. 3.
Kurang
pengetahuan Tujuan (NOC) :
berhubungan
dengan
NIC :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Pendidikan kesehatan
kurangnya informasi
diharapkan pasien dapat mengerti tentang proses penyakit
1. Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.
(Nanda, Domain 5, 00126)
Kriteria Hasil :
2. Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar.
1. Pasien
mengungkapkan pengertian
tentang proses 3. Menjelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi,
penyakit dan pengobatan. 2. Berpartisipasi dalam pengobatan.
tanda, gejala, komplikasi) 4. Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan. 5. Instruksikan pasien mengenal tanda gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.
b. Post operasi No 1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri
akut
berhubungan
Tujuan (NOC) Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan pembedahan/ trauma
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen nyeri
jaringan
diharapkan nyeri hilang/ berkurang.
1. Monitor TTV
(Nanda, Domain 12, 00132)
Kriteria hasil :
2. Lakukan pengkajian nyeri
1. Klien melaporkan nyeri, berkurang, skala nyeri 2-3
3. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
2. Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
4. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk
3. TTV dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, N:60100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt). 2.
Intervensi (NIC)
menurunkan nyeri 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Resiko terhadap konstipasi Tujuan (NOC) :
NIC :
kolonik
berhubungan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen konstipasi
dengan
penurunan
diharapkan konstipasi sistemik tidak terjadi
1. Monitor tanda gejala dari konstipasi
Kriteria Hasil :
2. Catat data terakhir perubahan eliminasi BAB
peristaltik (Nanda, Domain 3, 00015)
1. Pola eliminasi dalam batas normal 2. Konstipasi tidak ada 3. Kontrol perubahan eliminasi BAB
3. Monitor perubahan BAB (frekuensi, konsisten, volume, warna) 4. Kolaborasi dengan nutrisionis dalam menentukan diit yang tepat 5. Kolaborasi dengan tim farmakologi
3.
Resiko
terhadap
infeksi
Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Perlindungan infeksi
prosedur invasif
diharapkan infeksi tidak terjadi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
(Nanda, Domain 11, 00004)
Kriteria Hasil :
2. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah
berhubungan
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Jumlah leukosit dalam batas normal 3. Suhu normal (36 – 37 °C)
3. Ajarkan
pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi 4. Ajarkan cara menghindari infeksi 5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
penyakit dan pengobatan. 2. Berpartisipasi dalam pengobatan.
tanda, gejala, komplikasi) 4. Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan. 5. Instruksikan pasien mengenal tanda gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.
b. Post operasi No 1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri
akut
berhubungan
Tujuan (NOC) Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan pembedahan/ trauma
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen nyeri
jaringan
diharapkan nyeri hilang/ berkurang.
1. Monitor TTV
(Nanda, Domain 12, 00132)
Kriteria hasil :
2. Lakukan pengkajian nyeri
1. Klien melaporkan nyeri, berkurang, skala nyeri 2-3
3. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
2. Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
4. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk
3. TTV dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, N:60100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt). 2.
Intervensi (NIC)
menurunkan nyeri 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Resiko terhadap konstipasi Tujuan (NOC) :
NIC :
kolonik
berhubungan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Manajemen konstipasi
dengan
penurunan
diharapkan konstipasi sistemik tidak terjadi
1. Monitor tanda gejala dari konstipasi
Kriteria Hasil :
2. Catat data terakhir perubahan eliminasi BAB
peristaltik (Nanda, Domain 3, 00015)
1. Pola eliminasi dalam batas normal 2. Konstipasi tidak ada 3. Kontrol perubahan eliminasi BAB
3. Monitor perubahan BAB (frekuensi, konsisten, volume, warna) 4. Kolaborasi dengan nutrisionis dalam menentukan diit yang tepat 5. Kolaborasi dengan tim farmakologi
3.
Resiko
terhadap
infeksi
Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Perlindungan infeksi
prosedur invasif
diharapkan infeksi tidak terjadi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
(Nanda, Domain 11, 00004)
Kriteria Hasil :
2. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah
berhubungan
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Jumlah leukosit dalam batas normal 3. Suhu normal (36 – 37 °C)
3. Ajarkan
pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi 4. Ajarkan cara menghindari infeksi 5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
4. PENGGUNAAN REFERENSI Bickley, Lynn S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates Edisi 3. Jakarta: EGC. 2008. Bilotta, Kimberly A.J. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, edisi 2.Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2012. Black, J.M & Hawks J.H. Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Reproduction of thr lates American Edition. 2009. Herdman, T. Heather. Nanda International. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran : EGC. 2013.
peristaltik
Kriteria Hasil :
(Nanda, Domain 3, 00015)
1. Pola eliminasi dalam batas normal 2. Konstipasi tidak ada 3. Kontrol perubahan eliminasi BAB
2. Catat data terakhir perubahan eliminasi BAB 3. Monitor perubahan BAB (frekuensi, konsisten, volume, warna) 4. Kolaborasi dengan nutrisionis dalam menentukan diit yang tepat 5. Kolaborasi dengan tim farmakologi
3.
Resiko
terhadap
infeksi
Tujuan (NOC) :
NIC :
dengan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam
Perlindungan infeksi
prosedur invasif
diharapkan infeksi tidak terjadi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
(Nanda, Domain 11, 00004)
Kriteria Hasil :
2. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah
berhubungan
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Jumlah leukosit dalam batas normal 3. Suhu normal (36 – 37 °C)
3. Ajarkan
pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi 4. Ajarkan cara menghindari infeksi 5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
4. PENGGUNAAN REFERENSI Bickley, Lynn S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates Edisi 3. Jakarta: EGC. 2008. Bilotta, Kimberly A.J. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, edisi 2.Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2012. Black, J.M & Hawks J.H. Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Reproduction of thr lates American Edition. 2009. Herdman, T. Heather. Nanda International. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran : EGC. 2013. Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika. 2008. Jitowiyono, Sugeng dan Weni Kristiyanasari. Asuhan Keperawatan Post Operasi pendekatan Nanda, Nic-Noc. Yogyakarta: Yuha Medika. 2010. Lewis Sharon L. et al. Medical Surgical Nursing. Problems. Reproduction of the latest American Edition. 2011. Kusuma Hardhi dan Nurarif Amin Huda. Handbook For Health Student. Yogyakarta : Mediaction. 2012. Muttaqin, Arif dan Sari Kumala. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2011. Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta : EGC. 2013. Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction. 2015. Priharjo, Robert. Buku Pengkajian Fisik Keperawatan . Edisi 2. Jakarta : EGC. 2006.
4. PENGGUNAAN REFERENSI Bickley, Lynn S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates Edisi 3. Jakarta: EGC. 2008. Bilotta, Kimberly A.J. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan, edisi 2.Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2012. Black, J.M & Hawks J.H. Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Reproduction of thr lates American Edition. 2009. Herdman, T. Heather. Nanda International. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran : EGC. 2013. Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika. 2008. Jitowiyono, Sugeng dan Weni Kristiyanasari. Asuhan Keperawatan Post Operasi pendekatan Nanda, Nic-Noc. Yogyakarta: Yuha Medika. 2010. Lewis Sharon L. et al. Medical Surgical Nursing. Problems. Reproduction of the latest American Edition. 2011. Kusuma Hardhi dan Nurarif Amin Huda. Handbook For Health Student. Yogyakarta : Mediaction. 2012. Muttaqin, Arif dan Sari Kumala. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2011. Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta : EGC. 2013. Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-noc. Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction. 2015. Priharjo, Robert. Buku Pengkajian Fisik Keperawatan . Edisi 2. Jakarta : EGC. 2006. Ruhl, CE, Everhart, JE. Risk Factors for Inguinal Hernia among Aduls in the US Population. Am J Epidemiol. 2007. Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Kedokteran : EGC. 2010.
Bedah.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Smeltzet, Suzanne C, dan Branda G. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC. 2009. Suratan dan Lusianah. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gatrointestinal. Jakarta : Trans Info Media. 2010. William & Wilkins, L. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran : EGC. 2011.