LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULU AN ASUHAN ASUHA N KEPERAWA KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN PASIEN DENGAN KARSINOMA NASOFARING
A. Konsep Konsep Dasa Dasarr Penya Penyakit kit . De!i De!ini nisi si
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan dengan predil predileks eksii di fossa fossa Rossen Rossenmu muller ller dan atap nasofa nasofarin ring. g. Karsin Karsinoma oma nasofa nasofarin ring g merupakan merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak terbanyak ditemukan ditemukan di Indonesia. Indonesia. (Efiaty & Nurbaiti, 200!. Karsi Karsino noma ma naso nasofar farin ing g (KN" (KN"!! adal adalah ah tumo tumorr gana ganass yang ang tumb tumbuh uh dida didaer erah ah nasofaring nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller Rossenmuller dan atap nasofaring nasofaring (#rima, 200$ dan Nasional %aner Institute, 200'!. Karsinoma nasofaring adalah tumor tumor ganas yang yang berasal dari selsel epitelial yang menutupi permukaan nasofaring. Karsinoma nasofaring pertama kali dikemukakan oleh Regaud dan )hminke pada tahun '2 (*ernard, 200$!.
Ga"#ar . Karsinoma Nasofaring
$. Epi%e"io&o Epi%e"io&o'i(In 'i(Insi%en si%ensi si Kas)s
KN" dapat ter+adi pada setiap usia, namun sangat +arang di+umpai penderita di baah usia 20 tahun dan usia terbanyak antara - / - tahun. akilaki lebih banyak dari anita dengan perbanding perbandingan an antara 2 / 1 . Kanker nasofaring nasofaring tidak umum di+umpai di+umpai di #merik #merikaa )erika )erikatt dan dilapo dilaporka rkan n baha baha ke+adi ke+adian an tumor tumor ini di #merik #merikaa )erika )erikatt adalah adalah kurang dari dalam 00.000 (Nasional %aner Institute, 200'!.
3i sebagian pro4insi di %ina, di+umpai kasus KN" yang ukup tinggi yaitu 10 per 00.000 penduduk. )elain itu, di %ina )elatan khususnya 5ongkong dan 6uang7hou, dilaporkan sebanyak 00 kasus per 00.000 orang per tahun. Insiden tetap tinggi untuk keturunan yang berasal %ina )elatan yang hidup di negaranegara lain. 5al ini menun+ukkan sebuah keenderungan untuk penyakit ini apabila dikombinasikan dengan lingkungan pemiu ("uda %aner 5ospital 6uang7hou, 2002 dan Nasional %aner Institute, 200'!. 3i Indonesia, KN" menempati urutan ke dari 0 besar tumor ganas yang terdapat di seluruh tubuh dan menempati urutan ke di bidang 8elinga, 5idung dan 8enggorok (858!. 5ampir $09 tumor ganas kepala dan leher merupakan KN" (Nasir, 200'!. *erdasarkan data 3epartemen Kesehatan, tahun ':0 menun+ukan pre4alensi -,; per 00.000 atau diperkirakan ;.000:.000 kasus per tahun (
*. Penye#a#(Faktor Pre%isposisi
8er+adinya KN" mungkin multifaktorial, proses karsinogenesisnya mungkin menakup banyak tahap. "aktor yang mungkin terkait dengan timbulnya KN" adalah ! Kerentanan 6enetik =alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif lebih menon+ol dan memiliki agregasi familial. #nalisis korelasi menun+ukkan gen 5# (human leukocyte antigen! dan gen pengkode en7im sitokrom p-02E (%><2E! kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma nasofaring, mereka berkaitan dengan sebagian besar karsinoma nasofaring (
berhubungan dengan karsinoma nasofaring tidak berdifrensiasi (undifferentiated ! dan karsinoma nasofaring nonkeratinisasi (non-keratinizing ! yang aktif (dengan mikroskop ahaya! tetapi biasanya tidak berhubung dengan tumor sel skuamosa atau elemen limfoid dalam limfoepitelioma (Nasir, 200' dan Nasional %aner Institute, 200'!. 1! "aktor ingkungan
+. Pato!isio&o'i
Keganasan pada umumnya dapat ter+adi melalui dua mekanisme yaitu, pertama pemendekan aktu siklus sel sehingga akan menghasilkan lebih banyak sel yang diproduksi dalam satuan aktu. Kedua, penurunan +umlah kematian sel akibat gangguan pada proses apoptosis. 6angguan pada berbagai protoonkogen dan gen penekan tumor (8)6s! yang menghambat penghentian proses siklus sel (Aaitra dkk, 200; dan Roe7in, #nida, 200;!.
1
Ga"#ar $. )kema
,. K&asisikasi
*erdasarkan klasifikasi histopatologi menurut =5B, KN" dibagi men+adi tipe karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi, tipe 2 gambaran histologinya karsinoma tidak berkeratin dengan sebagian sel berdiferensiasi sedang dan sebagian lainnya dengan sel yang lebih ke arah diferensiasi baik, tipe 1 karsinoma tanpa diferensiensi adalah sangat heterogen, sel ganas membentuk sinsitial dengan batas sel tidak +elas. Cenis KN" yang banyak di+umpai adalah tipe 2 dan tipe 1. Cenis tanpa keratinisasi dan tanpa diferisiensi mempunyai sifat radiosensitif dan mempunyai titer antibodi terhadap 4irus Epstein*arr, sedangkan +enis karsinoma sel skuamosa dengan berkeratinisasi tidak begitu radiosensitif dan tidak menun+ukkan hubungan dengan 4irus Epstein*arr (Roe7in, #nida, 200; dan Nasir, 200'!.
-. Gea&a K&inis a/ Gea&a %ini
KN" bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, maka diagnosis dan pengobatan yang sedini mungkin memegang peranan penting (Roe7in,#nida, 200;!. 6e+ala pada telinga dapat di+umpai sumbatan 8uba Eutahius.
penuh di telinga, rasa dengung kadangkadang disertai dengan gangguan pendengaran. 6e+ala ini merupakan ge+ala yang sangat dini. Radang telinga tengah sampai peahnya gendang telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lan+ut yang ter+adi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi airan. %airan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya ter+adi kebooran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran (Roe7in, #nida, 200; dan National %aner Institute, 200'!. 6e+ala pada hidung adalah epistaksis akibat dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat ter+adi pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini biasanya berulangulang, +umlahnya sedikit dan seringkali berampur dengan ingus, sehingga berarna merah muda. )elain itu,sumbatan hidung yang menetap ter+adi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana. 6e+ala menyerupai pilek kronis, kadangkadang disertai dengan gangguan peniuman dan adanya ingus kental. 6e+ala telinga dan hidung ini bukan merupakan ge+ala yang khas untuk penyakit ini, karena +uga di+umpai pada infeksi biasa, misalnya pilek kronis, sinusitis dan lainlainnya. Aimisan +uga sering ter+adi pada anak yang sedang menderita radang (Roe7in, #nida, 200; dan National %aner Institute, 200' !.
#/ Gea&a Lan)tan
penekanan tumor ke selaput otak rahang tidak dapat dibuka akibat kekakuan otototot rahang yang terkena tumor. *iasanya kelumpuhan hanya mengenai salah sat u sisi tubuh sa+a (unilateral! tetapi pada beberapa kasus pernah ditemukan mengenai ke dua sisi tubuh (#rima, 200$ dan Nurlita, 200'!. 6e+ala akibat metastasis apabila selsel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya +auh dari nasofaring, hal ini yang disebut metastasis +auh. >ang sering ialah pada tulang, hati dan paru. Cika ini ter+adi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk (
0. Pe"eriksaan Dia'nostik
lebih +elas. *iopsi tumor nasofaring umumnya dilakuan dengan anestsi topial dengan Dyloain 09. *ila dengan ara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral nasofaring dalam nakrosis. Endoskopi dapat membantu dokter untuk melihat bagian dalam tubuh dengan hanya menggunakan thin flexible tube.
1. T2erapy(Tin%akan Penan'anan
Radioterapi
masih
merupakan pengobatan utama
dan
ditekankan pada
penggunaan mega4oltage dan pengaturan dengan komputer.
mengunyah bahan yang rasa asam sehingga merangsang keluarnya air liur. 6angguan lain adalah mukositis rongga mulut karena +amur, rasa kaku di daerah leher karena fibrosis +aringan akibat penyinaran, sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan kadangkadang muntah atau rasa mual (Roe7in,#nida, 200;!. Kesulitan yang timbul pada peraatan pasien pasa pengobatan lengkap dimana tumor tetap ada (residu! akan kambuh kembali (residif!. 3apat pula timbul metastasis +auh pasa pengobatan seperti ke tulang, paru, hati, otak.
3. Pro'nosis
4. Ko"p&ikasi
8oksisitas dari radioterapi dapat menakup erostomia, hipotiroidisme, fibrosis dari leher dengan hilangnya lengkap dari +angkauan gerak, trismus, kelainan gigi, dan hipoplasia struktur otot dan tulang diiradiasi. Retardasi pertumbuhan dapat ter+adi sekunder akibat radioterapi terhadap kelen+ar hipofisis.
kasus.
Kehilangan
pendengaran
sensorineural
mungkin ter+adi
dengan
penggunaan isplatin dan radioterapi. 8oksisitas gin+al dapat ter+adi pada pasien yang menerima isplatin. Aereka yang menerima bleomyin beresiko untuk menderita fibrosis paru. Bsteonekrosis dari mandibula merupakan komplikasi langka radioterapi dan sering dihindari dengan peraatan gigi yang tepat (AaFbook, 2000 dan Nasir, 200'!.
:
. Pen5e'a2an
6. Konsep Dasar As)2an Kepera7atan . Pen'kaian
a! "aktor herediter atau riayat kanker pada keluarga misal ibu atau nenek dengan riayat kanker payudara b! ingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap se+enis kayu tertentu. ! Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan kebiasaan makan makanan yang terlalu panas serta makanan yang diaetkan ( daging dan ikan!. d! 6olongan sosial ekonomi yang rendah +uga akan menyangkut keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup (Efiaty & Nurbaiti, 200! e!
#kti4itas Kelemahan atau keletihan.
)irkulasi #kibat metastase tumor terdapat palpitasi, nyeri dada, penurunan tekanan darah, epistaksisGperdarahan hidung.
Integritas ego "aktor stres, masalah tentang perubahan penampilan, menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, kehilangan kontrol, depresi, menarik diri, marah.
Eliminasi
AakananGairan Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahanpengaet!, anoreksia, mualGmuntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat badan, kakeksia, perubahan kelembabanGturgor kulit.
Neurosensori )akit kepala, tinitus, tuli, diplopia, +uling, eksoftalmus
NyeriGkenyamanan Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia!, rasa kaku di daerah leher karena fibrosis +aringan akibat penyinaran
Keamanan
)eksualitas Aasalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi sosial KetidakadekuatanGkelemahan sistem pendukung
(3oenges, 2000! 0
$. Dia'nosa Kepera7atan
! Nyeri akut berhubungan dengan agen in+uri fisik ditandai dengan pasien tampak meringis. 2! Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan nutrisi ditandai dengan penurunan berat badan. 1! Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasi4e, imunitas tubuh menurun.
*. Ren5ana Kepera7atan No
Dia'nosa
Nyeri akut
T))an
Inter8ensi
)etelah dilakukan askepManae"en nyeri 9
berhubungan dengan selama 1 2- +am tin'kat. akukan pegka+ian nyeri seara agen in+uri fisik kenya"anan klien komprehensif termasuk lokasi, ditandai dengan meningkat, dan dibuktikan karakteristik, durasi, frekuensi, pasien tampak meringis
dengan le4el nyeri klien dapat pada
nyeri
kualitas dan faktor presipitasi. Rasional Nyeri merupakan
frekuensi
pengalaman subyektif dan harus
melaporkan petugas,
nyeri, ekspresi a+ah, dan
di+elaskan
menyatakan
mengidentifikasi
kenyamanan
fisik dan psikologis, 83
oleh
pasien,
nyeri
untuk
memilih inter4ensi yang tepat.
20G:0 mm5g, N $0002. #n+urkan untuk beristirahat dalam Gmnt, RR $20Gmnt ruangan yang tenang. Rasional Aenurunkan stimulasi %ontrol nyeri dibuktikan yang berlebihan yang dapat dengan klien melaporkan mengurangi sakit kepala. ge+ala nyeri dan ontrol 1. *erikan
nyeri.
kompres
dingin
pada
bagian yang nyeri. Rasional
Aeningkatkan
nyaman
dengan
rasa
menurunkan
4asodilatasi. -. #+arkan teknik relaksasi dengan distraksi dan napas dalam. Rasional Aembantu
mengendalikan
nyeri
dan
mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. . Kolaborasi
medis,
berikan
analgesik untuk mengurangi nyeri. Rasional #nalgesik mampu menekan saraf nyeri.
2
Ketidakseimbangan )etelah dilakukan askepManae"en N)trisi nutrisi kurang dari selama 1H2- +am klien. Ka+i pola makan klien RasionalAengidentifikasi kebutuhan tubuh menun+ukan stat)s n)trisi defisiensi nutrisi. dibuktikan 2. Identifikasi pasien yang mengalami ketidakmampuan dengan ** stabil tidak mualGmuntah yang diantisipasi. pemasukan nutrisi ter+adi mal nutrisi, tingkat Rasional AualGmuntah psikogenik ditandai dengan energi adekuat, masukan ter+adi sebelum kemoterapi muali
berhubungan dengan a%ek)at
penurunan berat
nutrisi adekuat.
seara
badan
umum
tidak
berespons
terhadap obat antiemetik. 1. Kolaborasi medis
dengan
pemberian aniemetik pada +adal reguler sebelum atau selama dan setelah
pemberian
agen
antineoplastik dengan sesuai. Rasional AualGmuntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping
psikologis
kemoterapi
yang menimbulkan stress. -. )a+ikan makanan selagi hangat. Rasional 3engan sa+ian makanan hangat lebih mengurangi mual. . 3orong pasien untuk makan sedikit tapi sering. Rasional Kebutuhan seharihari dapat terpenuhi dengan baik. 2
1
Risiko infeksi
)etelah dilakukan askepKontro& in!eksi 9
berhubungan dengan selama 1 2- +am tidak . Ka+i adanya tandatanda infeksi. Rasional ntuk memudahkan tindakan infasi4e, terdapat !aktor risiko imunitas tubuh menurun
in!eksi
pada
klien
memberikan
inter4ensi
kepada
dibuktikan dengan status pasien. 2. Aonitor tandatanda 4ital. imune klien adekuat Rasional Aerupakan tanda adanya bebas dari ge+ala infeksi, infeksi apabila ter+adi peradangan. angka lekosit normal (-1. Kolaborasi
medis
dengan
pemberian antibiotik. Rasional #ntibiotik
.000 !
menegah
sekaligus
dapat
membunuh
kuman penyakit untuk berkembang biak
+. E8a&)asi
! Nyeri akut berhubungan dengan agen in+uri fisik ditandai dengan pasien tampak meringis. Aeringis pasien berkurang )kala nyeri menurun 2! Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan nutrisi ditandai dengan penurunan berat badan. *erat badan pasien stabilGtidak menurun Nutrisi pasien adekuat 1! Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasi4e, imunitas tubuh menurun. 8idak adanya tandatanda infeksi pada pasien )uhu tubuh pasien dalam batas normal (1,;1;,2o%!
1
PATHWA:S KARSINOMA NASOFARING Riayat Keluarga
"aktor Etiologi
Kerusakan 3N# pada sel dimana pola kromosomnya abnormal
Aengaktifkan E*?
8erbentuk selsel muatan
Aenstimulasi pertumbuhan sel abnormal yg tak terkontrol
Aetastase sel kanker ke kelen+ar getah bening melalui aliran limfe
)ifat kanker diturunkan pd anak
AK 6angguan persepsi sensori (
-
*en+olan massa pd leher bagian samping
Aenembus kelen+ar
)ystem imunitas tubuh menurun
Kelen+ar melekat pada otot dan sulit digerakkan
AK@ Risiko Infeksi
Indikasi kemoterapi
AK Nyeri akut
Aerusak selsel epitel kulit
Kerusakan intregitas kulit Iritasi mukosa mulut
Aual dan muntah
anoreksia
AK Ketidakseimbangan nutrisi
Kerusakan pd kulit kepala
kurang dari kebutuhan tubuh AK gangguan harga diri rendah.
*en+olan massa pd leher bagian samping
Aenembus kelen+ar
)ystem imunitas tubuh menurun
Kelen+ar melekat pada otot dan sulit digerakkan
AK@ Risiko Infeksi
Indikasi kemoterapi
Aerusak selsel epitel kulit
AK Nyeri akut
Kerusakan intregitas kulit Iritasi mukosa mulut
Aual dan muntah
anoreksia
AK Ketidakseimbangan nutrisi
Kerusakan pd kulit kepala
kurang dari kebutuhan tubuh AK gangguan harga diri rendah.
DAFTAR PUSTAKA
#rima, %. 200$. Paralisis Saraf Kranial Multipel pada Karsinoma Nasofaring . #4ailable from httpGGlibrary.usu.a.idGdonloadGfkG30-00'1.pdf J#esed ; #pril 200. #risandi, 3. 200:. suhan Pera!atan Pada Klien "engan Kanker Nasofaring . #4ailable fromhttpGG.fadlie.eb.idGaskepGaskepkankernasofaring's.pdf. J#esed 0#pril 200. #rsyad Efiaty, Iskandar Nurbaiti. 200. #uku jar $lmu Kesehatan %elinga &idung %enggorok Kepala dan 'eher . Cakarta "KI. *ernand. 200$. Nasopharyngeal (arcinoma )evie! in *rphanet +ournal in )are "isease . *iomed %entral. 3harishini, <. 200. ,ambaran Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring di )umah Sakit mum Pusat &aji dam Malik Medan dari +anuari sampai "esember .//0 . Karya 8ulis Ilmiah. 3iterbitkan. Aedan ni4ersitas )umatera tara. 3oenges, A. 6. 2000. )encana suhan Kepera!atan. Edisi 1. Cakarta E6%. "uda %aner 5ospital 6uang7hou. 2002. Nasopharynx (arcinoma %herapy fter %he 1ailure of (oventional %herapy # il bl
DAFTAR PUSTAKA
#rima, %. 200$. Paralisis Saraf Kranial Multipel pada Karsinoma Nasofaring . #4ailable from httpGGlibrary.usu.a.idGdonloadGfkG30-00'1.pdf J#esed ; #pril 200. #risandi, 3. 200:. suhan Pera!atan Pada Klien "engan Kanker Nasofaring . #4ailable fromhttpGG.fadlie.eb.idGaskepGaskepkankernasofaring's.pdf. J#esed 0#pril 200. #rsyad Efiaty, Iskandar Nurbaiti. 200. #uku jar $lmu Kesehatan %elinga &idung %enggorok Kepala dan 'eher . Cakarta "KI. *ernand. 200$. Nasopharyngeal (arcinoma )evie! in *rphanet +ournal in )are "isease . *iomed %entral. 3harishini, <. 200. ,ambaran Karateristik Penderita Karsinoma Nasofaring di )umah Sakit mum Pusat &aji dam Malik Medan dari +anuari sampai "esember .//0 . Karya 8ulis Ilmiah. 3iterbitkan. Aedan ni4ersitas )umatera tara. 3oenges, A. 6. 2000. )encana suhan Kepera!atan. Edisi 1. Cakarta E6%. "uda %aner 5ospital 6uang7hou. 2002. Nasopharynx (arcinoma %herapy fter %he 1ailure of (oventional %herapy. #4ailable fromhttpGG.orienttumor.omGidGKankernasofaring.htm J #esed ;#pril200. Krishnakat & )amir. 2002. Pharyngeal %umors. In # )hort 8etbook Bf Ear,Nose #nd 8hroat 3isease "or )tudents #nd
N. 200'. Karsinoma Nasofaring @ Kedokteran $slam. #4ailable from httpGG.nasriyadinasir.o.G200'G2GkarsinomanasofaringL20.html J#esed #pril200.
National %aner Institute. 200'. Nasopharyngeal (ancer %reatment ..#4ailable from httpGG.aner.go4GanertopisGpdFGtreatmentGnasopharyngealG5ealth
Nurlita,
N. 200'. Karsinoma Ilmu Keperaatan. #4ailable Nasofaring . fromhttpGGilmukeperaatan-u.blogspot.omG200'G0$Ganasofaring.html J#essed #pril 200.
Nutrisno, #hadi. '::. Karsinoma Nasofaring "i )umah Sakit "r2Kariadi Semarang . %ermin 3unia Kedokteran. #4ailable from httpGG.sribd.omGdoG;'$2$;G%dk028umortumor3iKepala3aneher. J#esed #pril 200.