LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHUL UAN ASUHAN ASUH AN KEPERAWA KEPERAWATAN PADA PASIEN PASIEN DENGAN ANEMIA HEMOLITIK DI RUANG ANTURIUM RSD dr. SOEBANDI JEMBER
oleh Aldila Kurnia Puri! S.Ke" NIM ##$%###&&' ##$%###&&'
PROGRAM PENDIDIKAN PRO(ESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNI)ERSITAS JEMBER $*
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA HEMOLITIK Oleh Aldila Kurnia Puri! S.Ke"
#. Ka+u+ Anemia Hemolitik $. Pro+ Pro+e+ e+ Te Ter,adi r,adin-a n-a Ma+a Ma+alah lah a. Pener erian Anemia hemolitik adalah suatu keadaan anemia yang terjadi oleh karena
meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit yang diikuti dengan ketidakmampuan dari sumsum tulang dalam memproduksi memproduksi sel eritrosit eritrosit untuk mengatasi mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit. Untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit tersebut, penghancuran sel eritrosit yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hiperplasia sumsum tulang sehingga produksi sel eritrosit akan meningkat dari normal. Hal ini terjadi bila umur eritrosit berkurang dari 120 hari menjadi 15-20 hari tanpa diikuti dengan anemia, namun bila sumsum tulang tidak mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi anemia !rice, 2005". #emendeknya umur eritrosit tidak saja terjadi pada anemia hemolitik tetapi juga terjadi pada keadaan eritropoesis ine$ekti% seperti pada anemia megaloblastik dan thalasemia. Hormon eritropoetin akan merangsang terjadinya hiperplasia eritroid eritropoetin-induced eritroid hyperplasia" hyperplasia" dan ini akan diikuti dengan pembentukan sel eritrosit sampai 10 & lipat dari normal. Anemia terjadi bila serangan hemolisis yang akut tidak diikuti dengan kemampuan yang cukup dari sumsum tulang untuk memproduksi sel eritrosit sebagai kompensasi, bila sumsum tulang mampu mengatasi keadaan tersebut di atas sehingga tidak terjadi anemia, keadaan ini disebut dengan istilah anemia hemolitik kompensata 'ulistyo, 200(". /. Kla+ Kla+ii0i1a 0i1a+i +i )erdapat )erdapat beberapa jenis anemia hemolitik di antaranya* antaran ya* 1" Anem Anemia ia hemo hemoli liti tik k ba+aa ba+aan n elainan pada membran sekl eritrosit • e$isiensi enim glikolitik eritrosit • elainan metabolisme nukleotida eritrosit •
•
e$isiensi enim yang terlibat dalam metabolism pentose phospat pathway dan
glutathione elainan sintesis dan struktur hemoglobin • 2" Anemia hemolitik yang didapat Immune-hemolytic anemia • Anemia hemolitik mikroangipatik dan traumatic • /n$eksius • at kimia, obat, dan racun bisa • Physical agent • Hypophosphatemia • Spur-cell anemia pada penyakit hati • Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria !H" • e$isiensi %itamin pada newborn 3eiss dan 4oodnough, 2005". • 2. Pen-e/a/
Ada dua $aktor utama dan mendasar yang memegang peranan penting untuk terjadinya anemia hemolitik yaitu* 1. aktor /ntrinsik /ntra orpuskuler" 6iasanya merupakan kelainan ba+aan, diantaranya yaitu* a" elainan membran b" elainan molekul hemoglobin c" elainan salah satu enim yang berperan dalam metabolisme sel eritrosit. 2. elainan aktor kstrinsik kstra orpuskuler" 6iasanya merupakan kelainan yang didapat acquired) dan selalu disebabkan oleh $aktor imun dan non imun. 6ila eritrosit normal ditrans$usikan pada pasien ini, maka penghancuran sel eritrosit tersebut menjadi lebih cepat, sebaliknya bila eritrosit pasien dengan kelainan ekstra korpuskuler ditrans$usikan pada orang normal maka sel eritrosit akan normal. Umur sel eritrosit yang memendek tidak selalu dikaitkan dengan anemia hemolitik, ada beberapa penyakit yang menyebabkan anemia dengan umur eritrosit yang pendek namun tidak digolongkan kedalam anemia hemolitik, diantaranya
yaitu leukemia, lim$oma malignum, gagal ginjal kronik, penyakit li%er kronik, rheumatoid arthritis, anemia megaloblastik 'ulistyo, 200(".
d. Pao0i+ioloi
!ada anemia hemolitik terjadi peningkatan hasil pemecahan eritrosit dalam tubuh hemolisis". 6erdasarkan tempatnya dibagi menjadi 2, yaitu*
4ambar 1* #ekanisme hemolisis intra%askuler dan ekstra%askuler
a) Hemolisis Ekstraaskuler Hemolisis ekstra%askuler lebih sering dijumpai dibandingkan dengan hemolisis intra%askuler. Hemolisis terjadi pada sel makro$ag dari sistem retikuloendothelial 7'" terutama pada lien, hepar dan sumsum tulang karena sel ini mengandung enim heme oxygenase! Hemolisis terjadi karena kerusakan membran misalnya akibat reaksi antigen-antibodi", presipitasi hemoglobin dalam sitoplasma, dan menurunnya $leksibilitas eritrosit. apiler lien dengan diameter yang relati$ kecil dan suasana relati$ hipoksik akan memberi kesempatan destruksi sel eritrosit, mungkin melalui mekanisme $ragmentasi.
!emecahan eritrosit ini akan menghasilkan globin yang akan dikembalikan ke protein pool , serta besi yang dikembalikan ke makro$ag cadangan besi" selanjutnya akan dipakai kembali, sedangkan protopor$irin akan menghasilkan gas karbonmonoksida 89" dan bilirubin. 6ilirubin dalam darah berikatan dengan albumin menjadi bilirubin indirek, mengalami konjugasi dalam hati menjadi bilirubin direk kemudian dibuang melalui empedu sehingga meningkatkan sterkobilinogen dalam $eses dan urobilinogen dalam urin. 'ebagian hemoglobin akan menuju ke plasma dan diikat oleh haptoglobin sehingga kadar haptoglobin juga menurun, tetapi tidak serendah pada hemolisis intra%askuler. b) Hemolisis Intraaskuler !emecahan eritrosit intr%askuler menyebabkan lepasnya hemoglobin bebas ke dalam plasma. Hemoglobin bebas ini akan diikat oleh haptoglobin suatu globulin al$a" sehingga kadar haptoglobin plasma akan menurun. ompleks hemoglobin-haptoglobin akan diba+a oleh hati dan 7' dalam beberapa menit. Apabila kapasitas haptoglobin dilampaui maka akan terjadilah hemoglobin bebas dalam plasma yang disebut sebagai hemoglobinemia. Hemoglobin bebas akan mengalami
oksidasi
menjadi
methemoglobin
sehingga
terjadi
methemoglobinemia. Heme juga diikat oleh hemopeksin suatu glikoprotein beta1" kemudian ditangkap oleh sel hepatosit. Hemoglobin bebas akan keluar melalui urin sehingga terjadi hemoglobinuria. 'ebagian hemoglobin dalam tubulus ginjal akan diserap oleh sel epitel kemudian besi disimpan dalam bentuk hemosiderin, jika epitel mengalami deskuamasi maka hemosiderin dibuang melalui urin hemosiderinuria", yang
merupakan
tanda hemolisis intra%askuler kronik
'melter, 2001". e. Tanda dan Ge,ala adang : kadang hemolosis terjadi secara tiba- tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang ditandai dengan* emam •
• • •
#engigil yeri punggung dan lambung !erasaan melayang !ada penderita anemia hemolitik dapat ditemukan tanda dan gejala sebagai
akibat adanya hemolisis berupa* 1" erusakan pada eritrosit ragmentasi dan kontraksi sel darah merah • #ikros$erosit • 2" atabolisme hemoglobin yang meninggi Hiperbilirubinemia sehingga muncul ikterus • Hemoglobinemia • Urobilinogenuria atau urobilinuri • Hemoglobinuri atau methemoglobinuri • Hemosiderinuri • Haptoglobin menurun • ;" ritropoesis yang meningkat regenerasi sumsum tulang" arah tepi • 7etikulositosis sebagai derajat hemolisis ormoblastemia atau eritroblastemia 'umsum tulang • Hiperplasia eritroid 7asio mieloid* eritroid menurun atau terbalik Hiperplasia sumsum tulang !erubahan tulang-tulang tengkorak dan panjang" Anemia hemolitik kongenital ritropoesis ekstramedular • 'plenomegali atau hepatomegali Absorpsi e yang meningkat 6et dan 'o+den, 2002". •
1"
0. Penaala1+anaan )erapi yang diberikan pada pasien dengan anemia hemolitik adalah* 'uporti$ dan simtomatik sesuai kausa atau penyebab dasar" )ujuan pengobatan anemia hemolitik meliputi* a #enurunkan atau menghentikan penghancuran sel darah merah. b #eningkatkan jumlah sel darah merah c #engobati penyebab yang mendasari penyakit.
!ada hemolisis akut dimana terjadi syok dan gagal ginjal akut, maka untuk mengatasi hal tersebut harus mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,
serta memperbaiki $ungsi ginjal.
!erdarahan akut dan masi$ yang mengancam ji+a penderita" atau tidak ada
•
respon sebelumnya dengan pemberian cairan koloid=kristaloid. !enyebab anemia kongenital yang memerlukan trans$usi darah secara periodik. 'etiap anemia dengan tanda-tanda anoksia akut dan berat yang mengancam
•
ji+a penderita. !erhitungan dosis darah untuk trans$usi didasarkan atas perhitungan sebagai berikut*
!ada seorang normal dengan %olume eritrosit ;0 cc=kg bb konsentrasi Hb ialah 15 gr=dl.
0-?0@ eritrosit sehingga untuk menaikkan Hb 1 gr=dl diperlukan ; cc=kg bb. )erapi suporti$-simtomatik untuk anemia hemolitik diberikan untuk menekan
proses hemolisis, terutama di limpa lien". 9bat golongan kortikosteroid seperti prednison dapat menekan sistem imun untuk membentuk antibodi terhadap sel darah merah. gr=dl, bila terjadi renjatan ditangani sesuai protokol renjatan, bila terjadi kejang ditangani sesuai protokol kejang pada anak. apat diberikan klorokuin bentuk tablet di$os$at dan sul$at, kina dalam bentuk tablet berlapis gula berisi 250 mg kina sul$at.
2"
9perati$ !ada beberapa tipe anemia hemolitik seperti talasemia, sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah yang sehat. 'el darah merah yang terbentuk dapat dihancurkan sebelum +aktunya. 'ehingga transplantasi darah dan sumsum tulang mungkin dapat dipertimbangkan untuk mengobati jenis anemia hemolitik ini, transplantasi ini mengganti stem sel yang rusak dengan stem sel yang sehat dari pendonor !erhimpunan okter 'pesialis !enyakit alam /ndonesia, 200?".
. Ko3"li1a+i dan Prono+i+ Anemia hemolitik dapat menimbulkan komplikasi yang berat berupa gagal
ginjal akut 44A". !ada malaria yang berat dapat menimbulkan komplikasi seperti* hiperpireksia, kolaps sirkulasi renjatan", hemoglobinuria black water "eer ", hipogikemi gula darah B0 mg=dl". !rognosis pada anemia hemolitik tergantung pada etiologi dan deteksi dini. !rognosis jangka panjang pada pasien dengan penyakit ini baik. 'plenektomi dapat mengontrol penyakit ini atau paling tidak memperbaikinya. !ada anemia hemolitik autoimun, hanya sebagian kecil pasien mengalami penyembuhan dan sebagian besar memiliki perjalanan penyakit yang kronik. 'ebagai contoh penderita dengan hemolisis autoimun akut biasanya datang dengan keadaan yang buruk dan dapat meninggal akibat hemolisis berlebihan !erhimpunan okter 'pesialis !enyakit alam /ndonesia, 200?".
h. Pe3eri1+aan Penun,an
elainan laboratorium yang selalu dijumpai sebagai akibat meningkatnya proses eritropoesis dalam sumsum tulang diantaranya yaitu* 1" !ada darah tepi bisa dijumpai adanya* 7etikulositosis polikromatopilik, stipling " 'el retikulosit merupakan sel eritrosit yang masih mengandung ribosom, pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan pengecatan #relian $resiel #lue %#$#), nilai normal berkisar antara 0,(:2,5 @ pada pria dan 0,(:B,1 @
pada
+anita,
jumlah
retikulosit
ini
harus
dikoreksi
dengan
rasio
hemoglobin=hematokrit Hb=0.B5" sedang jumlah retikulosit absolut dapat dihitung dengan mengkalikan jumlah retikulosit dengan jumlah eritrosit. !erlu juga dihitung &etikulosit Production Index % &PI ) yaitu*
#akrositosis 'el eritrosit dengan ukuran lebih besar dari normal, yaitu dengan nilai 'ean
$orpuscular (olume %'$() C D> $l. ritroblastosis Eeukositosis dan trombositosis 2" !ada sumsum tulang dijumpai adanya eritroid hiperplasia ;" errokinetik* #eningkatnya Plasma Iron urnoer % PI ) #eningkatnya Eritrosit Iron urnoer % EI ) B" 6iokimia+i darah* #eningkatnya kreatin eritrosit #eningkatnya akti%itas dari enim eritrosit tertentu diantaranya yaitu* urophorphyrin syntese,hexokinase* S+,! !emeriksaan laboratorium lain yang dapat dilakukan untuk membuat diagnosa banding adalah* 1" elainan bentuk sel eritrosit pada pemeriksaan sediaan apus darah tepi yang sering dilihat adalah bentuk* 'el 'pherosit* biasanya pada hereditary spherositosis immunohemolitik anemia
didapat, thermalinury, hypophosphatemia, keracunan at kimia tertentu. 'el Akantosit, kelainan pada komposisi at lemak sel eritrosit yaitu pada abetalipoproteinemia. 'el 'pur biasanya ditemukan pada keadaan sirosis hati. 'el 'tomatosit, ada hubungannya dengan kation eritrosit jarang pada keadaan penyakit hemolitik yang diturunkan biasa terjadi pada keracunan alcohol. 'el )arget, spesi$ik untuk* penyakit thalassemia, E8A) de$isiensi dan postsplenektomi. Elliptocyte bentuk eritrositnya o%al. Sickle $ell .
Schistocyte* Helmet #el dan $ragmentosit sel, biasanya ada hubungannya
dengan trauma pada sel eritrosit. 2" Eritrophagositosis, merupakan kelainan yang jarang yaitu adanya $agositik sel yang mengandung eritrosit hal ini memberi kesan adanya kerusakan pada permukaan sel eritrosit terutama oleh adanya induced komplement "ixing antibody, protooa, in$eksi bakteri dan keracunan at kimia tertentu. ;" Autoaglutinasi, hal ini merupakan karakteristik utama dari adanya penyakit cold aglutinin immunohemolitik , autoaglunatinasi harus dibedakan dengan rouleaux "ormation yang sering kita jumpai pada multiple mieloma dan hal ini sering diikuti dengan peningkatan laju endap darah E". B" ,smotic .ragility est yaitu mengukur ketahanan sel eritrosit untuk menjadi lisis oleh proses osmotik dengan menggunakan larutan saline hipotonik dengan konsentrasi berbeda-beda. !ada keadaan normal lisis mulai terjadi pada konsentrasi saline 0?B5-0,50 gr=l dan lisis sempurna terjadi pada konsentrasi 0?;00,;; gr=l. 'edian $orpuscular .ragility %'$.) yang meninggi akan menyebabkan terjadinya pergeseran kur%a ke kiri hal ini ada hubungannya dengan spherositosis, sebaliknya nilai #8 yang menurun $ragilitas menurun atau osmotik resisten yang meningkat" maka kur%a akan bergeser ke kanan, hal ini sering kita temui pada thalassemia, sickle cell anemia, leptositosis, sel target, dengan kata lain osmotik $ragiliti sitosis penting dalam menentukan adanya kelainan mor$ologi eritrosit 'melter, 2001".
i.
Pen2eahan #enurut )ar+oto, dkk 2010", upaya-upaya untuk mencegah anemia
secara umum antara lain sebagai berikut* 1" #akan makanan yang mengandung at besi dari bahan he+ani daging, ikan, ayam, hati, dan telur"F dan dari bahan nabati sayuran yang ber+arna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe".
2" 6anyak makan makanan sumber %itamin c yang berman$aat untuk meningkatkan penyerapan at besi, misalnya* jambu, jeruk, tomat, dan nanas. ;" #inum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid. B" 6ila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
%. a. Pohon Ma+alah
Faktor Interinsik Kelainan Membran Kelainan HB Kelaian Enzim
Faktor Eksterinsik Imun Non imun
Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik turunan
Anemia sel sabit
Hb Menurun
Splenomegali Penurunan suplai oksigen alam tubuh
Kerusakan sel arah merah !ang "epat
Distensi Sel#sel berisi molekul Hb !ang tiak sempurna
Sesak% kelemahan &sik Intoleransi aktiftas
$a"at kaku Tirah baring lama
Ketiakmampuan mengun!ah makanan Kurang pengetahuan Sel#sel ma"et i pembuluh arah
Penekanan salah satu aerah tubuh !ang lama
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Sirkulasi arah lambat
Gangguan integritas kulit Gangguan perusi jaringan perier
/. Daa -an Perlu Di1a,i #4 Ana3ne+i+ a" /dentitas pasien #eliputi nama, jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perka+inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis. b" 7i+ayat penyakit sekarang !engumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup a+itan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. c" 7i+ayat penyakit dahulu !ada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya anemia hemolitik misal kelainan ba+aan atau kelainan yang didapat karena $aktor imun dan non imun". d" aji keluhan pasien sekarang !ada umumnya keluhan utama pada kasus anemia aplastik adalah pasien mengalami kelemahan dan kelelahan, demam, na$su makan berkurang, tidak dapat melakukan akti%itas sehari-hari, sesak napas. e" 7i+ayat penyakit keluarga !enyakit anemia dapat disebabkan olen kelainan=kegagalan genetik yang berasal dari orang tua yang sama-sama mengalami anemia $4 Daa Da+ar 1" !ola akti%itas sehari-hari eletihan, malaise, kelemahan ehilangan produktibitas* penurunan semangat untuk bekerja 2" 'irkulasi !alpitasi, takikardia, mur mur sistolik, kulit dan membran mukosa • •
•
• •
• •
konjungti%a, mulut, $arink dan bibir" pucat 'klera* biru atau putih seperti mutiara !engisian kapiler melambat atau penurunan aliran darah keperi$er dan %asokonstriksi kompensasi" uku* mudah patah, berbentuk seperti sendok 7ambut kering,mudah putus,menipis dan tumbuh uban secara
prematur ;" liminasi iare dan penurunan haluaran urin B" /ntegritas ego •
epresi, ansietas, takut dan mudah tersinggung 5" #akanan dan cairan !enurunan na$su makan #ual dan muntah !enurunan 66 istensi abdomen dan penurunan bising usus yeri mulut atau lidah dan kesulitan menelan >" Higiene urang bertenaga dan penampilan tidak rapi ?" eurosensori 'akit kepala, pusing, %ertigo dan ketidak mampuan berkonsentrasi !enurunan penglihatan 4elisah dan kelemahan (" yeri atau kenyamanan yeri abdomen samar dan sakit kepala. D" eamanan 4angguan penglihatan, jatuh, demam dan in$eksi 10" 'eksualitas !erubahan aliaran menstruasi menoragia=amenore" Hilang libido /mpoten %4 Pe3eri1+aan 0i+i1 !ada pemeriksaan $isik penderita anemia hemolitik ditemukan* )ampak pucat dan ikterus • )idak ditemukan perdarahan dan lim$adenopati • apat ditemukan hepatomegali dan splenomegali • •
• • • • •
•
• • •
•
•
• •
54 Diano+i+ Ke"era6aan
a. 4angguan per$usi jaringan peri$er berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke daerah peri$er b. etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan c. /ntoleransi akti%itas berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan dinding perut karena pembesaran limpa d. 4angguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama e. urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in$ormasi terkait proses penyakit AA, 2011".
5. Ren2ana Tinda1an Ke"era6aan
No
1.
Diano+a
Tu,uan dan Krieria Ha+il
4angguan per$usi jaringan peri$er berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke daerah peri$er
NO7 Sau+ +ir1ula+i Per0u+i ,arinan "eri0er 'etelah dilakukan tindakan kepera+atan selama ;&2B jam pasien menunjukkan peningkatan per$usi jaringan dengan kriteria hasil* 1.tanda-tanda %ital dalam batas normal ) 120=(0 mmHg, * >0-100 &=mnt, 77* 1>-20&=mnt, '* ;>-;?,5 o 8", 2.+arna kulit tidak pucat, ;. peningkatan kekuatan dan $ungsi otot, B.suhu kulit hangat, 5.nilai laboratorium dalam batas normal Hb* 12-1> gr=dE +anita", 1B-1( gr=dE pria", Hmt* ;;-;(@ anak", B0-B(@ pria de+asa", ;?-B;@ +anita de+asa".
2.
etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
NO7 Tera"i i8i 'etelah dilakukan tindakan kepera+atan selama ;&2B jam terjadi keseimbangan pemasukan nutrisi dengan kriteria hasil* 1. pemasukan nutrisi yang adekuat, 2. pasien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan, ;.tidak ada tanda-tanda malnutrisi, B.nilai laboratorim normal protein total (-( gr@, albumin ;.5-5.B gr@, globulin 1.(-;.> gr@, Hb tidak kurang dari 10 gr @", 5.membran mukosa lembab dan konjungti%a tidak pucat.
;.
/ntoleransi akti%itas
NO7 Pera6aan diri
Ren2ana Tinda1an Ke"era6aan NI7 Pera6aan +ir1ula+i "eri0er 1. aji tanda-tanda %ital 2. aji secara komprehensi$ sirkulasi peri$er ;. %aluasi nadi peri$er dan edema B. le%asi anggota badan 20o atau lebih 5. Ubah posisi pasien setiap 2 jam >. orong latihan 79# sebelum bedrest ?. #onitor laboratorium hemoglobin dan hematokrit" (. olaborasi pemberian anti platelet atau anti perdarahan.
Ra+ional
1.#engetahui kondisi pasien secara umum
2.#engetahui keadaan sirkulasi peri$er secara umum ;.#enentukan kepatenan sirkulasi darah ke peri$er B.#emaksimalkan sirkulasi darah 5.#eminimalkan kerusakan kulit akibat tirah baring lama >.#encegah kekakuan otot karena kelemahan ?.#engetahui kondisi pasien melalui hasil laboratorium (.#encegah terjadinya perdarahan
NI7 1.'ebagai pedoman untuk Mana,e3en Nuri+i menetapkan kebutuhan nutrisi 1.9bser%asi masukan makanan= pasien sudah tercukupi atau minuman dan hitung kalori belum harian secara tepat 2.#emberikan kenyamanan dan 2.6erikan pera+atan mulut menjaga kebersihan oral sebelum dan sesudah makan hygiene ;.6erikan diet makanan tinggi ;.#emenuhi kebutuhan nutrisi kalori dan tinggi protein pasien B.9bser%asi hasil labioratorium* B.!enanda kekurangan nutrisi protein, albumin, globulin, 5.#encegah pengurangan na$su Hb makan 5..#enambah selera makan kurang enak untuk ?.!enentuan jumlah kalori dan dipandang seperti urinal, bahan makanan yang kotak drainase, bebat dan memenuhi standar gii pispot dari pandangan pasien >.'ajikan makanan hangat dengan %ariasi yang menarik ?.aloborasi dengan ahli gii terkait penyajian diet sesuai dengan kebutuhan pasien NI7 Tera i a1i9ia+
1.#emastikan akti%itas yang
*. E9alua+i
'etelah dilakukan implementasi terkait perencanaan tindakan kepera+atan inter%ensi" yang telah dibuat, perlu adanya e%aluasi terkait* 1. !eningkatan per$usi jaringan •
)anda-tanda %ital dalam batas normal ) 120=(0 mmHg, * >0-100 &=mnt, 77* 1>-20&=mnt, '* ;>-;?,5o 8"
•
3arna kulit tidak pucat
•
!eningkatan kekuatan dan $ungsi otot
•
'uhu kulit hangat
•
ilai laboratorium dalam batas normal Hb* 12-1> gr=dE +anita", 1B-1( gr=dE pria", Hmt* ;;-;(@ anak", B0-B(@ pria de+asa", ;?-B;@ +anita de+asa".
2. eseimbangan pemasukan nutrisi •
!emasukan nutrisi yang adekuat
•
!asien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan
•
)idak ada tanda-tanda malnutrisi
•
ilai laboratorim normal protein total (-( gr@, albumin ;.5-5.B gr@, globulin 1.(-;.> gr@, Hb tidak kurang dari 10 gr @"
#embran mukosa lembab dan konjungti%a tidak pucat ;. !eningkatan akti%itas •
•
6erpartisipasi dalam akti%itas $isik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan 77
•
#ampu melakukan akti%itas sehari hari AEs" secara mandiri
•
eseimbangan akti%itas dan istirahat
•
)anda-tanda %ital dalam batas normal ) 120=(0 mmHg, * >0-100 &=mnt, 77* 1>-20&=mnt, '* ;>-;?,5o 8"
6. Discharge Planning
'elama dira+at di rumah sakit, pasien sudah dipersiapkan untuk pera+atan di
rumah.
6eberapa
in$ormasi
penyuluhan
pendidikan
yang
harus
sudah
dipersiapkan=diberikan pada keluarga pasien ini adalah* a. b. c. d.
!engertian dari penyakit anemia hemolitik !enjelasan tentang penyebab penyakit )anda dan gejala yang dapat ditanggulangi=diketahui oleh keluarga !enjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat keluarga lakukan di rumah bila
muncul gejala penyakit e. !asien dan keluarga dapat pergi ke rumah sakit=puskesmas terdekat apabila ada f.
gejala yang memberatkan penyakitnya eluarga harus mendorong=memberikan dukungan pada pasien dalam menaati
program pemulihan kesehatan g. Anjurkan pasien untuk diet makanan tinggi kalori dan tinggi protein
DA(TAR PUSTAKA
6et, 8ecily E. dan 'o+den, Einda A. 2002. #uku Saku /eperawatan Pediatrik %'osby0s Pediatric Nursing &e"erence).
!erhimpunan okter 'pesialis !enyakit alam /ndonesia. 200?. #uku 2ar Ilmu Penyakit 1alam. . #uku Saku 1iagnosis /eperawatan dengan Interensi NI$ dan /riteria Hasil N,$ .