LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN VI PEMBUATAN GARAM RANGKAP KUPRI AMMONIUM SULFAT DAN GARAM KOMPLEKS TETRAAMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT
OLEH NAMA
: SARMAL
STAMBUK
: A1L1 15 042
KELOMPOK
: III B
ASISTEN
: LA ODE ABUDARMANTO
LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
HALAMAN PENGESAHAN Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing praktikum Kimia Anorganik dengan judul percobaan “Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Garam dan Garam Kompleks Tetraamin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat” yang
bertempat di Laboratorium Jurusan
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari, yang dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: Selasa, 12 Desember 2017
Waktu
: 13.30 WITA – Selesai
Kendari,
Desember 2017
Asisten Pembimbing
La Ode Abudarmanto
ABSTRAK Telah dilakukan percobaan pembuatan garam rangkap kupri Ammonium Sulfat dan garam kompleks Tetraamin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat. Pembuatan garam rangkap ditimbang 2,495 gram CuSO4.5H2O dan 1,32 gram ammonium sulfat dilarutkan dengan aquades dan dipanaskan , lalu didinginkan hingga terbentuk Kristal. Hasil percobaan diperoleh kristal garam rangkap sebanyak 0,0929 gram dengan persen hasil 4,43 %. Pembuatan garam kompleks ditimbang 2,495 gram CuSO4.5H2O lalu dilarutkan dalam 4 mL ammonia 15 M yang telah diencerkan dengan 2,5 mL aquades. Lalu ditambahkan 8 mL etanol dan didiamkan selama semalam. Kemudian dicuci lagi dengan ammonia 15 M. Hasil percobaan menunjukkan berat kristal yang diperoleh 1,1929 gram dengan persen hasil 39,11%. Kata kunci : garam, garam rangkap, garam kompleks, ligan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Garam banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya garam sederhana yang dikenal dengan garam dapur. Akan tetapi garam dapat dibagi atas beberapa jenis diantaranya garan tunggal, rangkap dan kompleks. Pelarutan tembaga, hidroksida, karbonat dan sebagainya dalam asam menghasilkan ion akuo hijau kebiruan yang dapat ditulis [Cu(H2O)6]2+. Dua molekul-molekul H2O berada lebih jauh dari pada tempat lainnya. Diantara berbagai hidrat lainnya CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa ini dapat terhidrasi menjadi anhidrat yang benarbenar putih. Penambahan ligan terhadap logam aqua menyebabkan pembentukan kompleks dengan pertukaran molekul air secara berurutan, misalnya dengan amonia namun penambahan molekul amonia yang kelima dan keenam sulit. Molekul keenam dapat ditambah hanya dalam cairan amonia,alasan ini untuk prilaku lazim ini dihubungkan dengan efek john- teller, karenanya ion Cu 2+ tidak mengikat ligan kelima dan keenam secara kuat meskipun ada H2O. Ion logam transisi memiliki sifat-sifat unik yang berbeda dari ion logam lainnya seperti bilangan oksidasi lebih dari satu, sifat katalitik, sifat magnet dan spektrum elektronik. Ion ini berperan besar dalam pembentukan senyawa kompleks karena memiliki orbital d yang belum seluruhnya terisi penuh dengan elektron sehingga mampu menerima pasangan elektron dari ligan untuk berikatan. Ion-ion logam transisi yang memiliki konfigurasi elektron valensi d6 seperti besi(II), mempunyai sifat magnet yang menarik. Dalam senyawa kompleksnya,
ion besi(II) dapat memiliki perbedaaan jumlah elektron tak berpasangan pada keadaan spin tinggi (4) dan spin rendah (0). Keadaan spin tinggi (paramagnetik, S=2) dan spin rendah (diamagnetik, S=0) dari ion logam d6 ini, memiliki perbedaan momen magnet yang besar. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan percobaan pembuatan garam rangkap dan garam kompleks serta mempelajari sifast-sifat dari kedua garam tersebut. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari pembuatan dan sifatsifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraammin tembaga (II) sulfat monohidrat. 1.3 Prinsip Dasar Percobaan Percobaan ini didasarkan pada pembentukan garam rangkap dan garam kompleks dari larutannya dengan mengikat sebagian molekul air sebagai hidrat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senyawa Kompleks Senyawa koordinasi selalu memiliki ion atau molekul kompleks, sehingga senyawa koordinasi sering juga disebut senyawa kompleks. Kata senyawa yang dimaksudkan dalam senyawa koordinasi atau senyawa kompleks tidak lain adalah berupa garam. Sehubungan dengan pengertian ini, maka senyawa koordinasi atau senyawa kompleks sering juga dinamakan garam kompleks. Perlu Anda ketahui, ada dua kemungkinan garam yang akan terbentuk ketika dua garam sederhana atau lebih dicampurkan secara stoikiometri, yaitu a). garam yang identitasnya hilang ketika berada dalam larutan (pelarut air). Garam semacam ini dinamakan garam rangkap (double salt), dan b). garam yang identitasnya tetap ketika berada dalam larutan (pelarut air). Garam semacam ini dinamakan garam kompleks (complex salt) (Rosbiono, 2012). Garam kompleks yang dibuat didinginkan setelah itu dikeringkan. Produk yang dihasilkan biasanya berupa bubuk higroskopis putih, kemudian disimpan kedalam desikator melalui gel silika. Analisis kandungan garam bromida supernatan, di uji dengan aliquot larutan perak nitrat, menegaskan bahwa pertukaran ion yang terjadi telah selesai, tanpa adanya bromida yang terdeteksi dalam pencucian (Fernanda & Watson, 2011).
2.2 Ligan Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion pusat pada tempat tertentu dalam lengkung koordinasi, sehingga ligan merupakan basa lewis dan ion logam adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron (misalnya NH3 molekul atom N) disebut ligan unidentat.Ligan ini mungkin merupakan anion monoatomik (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida, anion poliatomik seperti NO2-, molekul sederhana seperti NH3, atau molekul kompleks seperti piridin, C5H5N (Petrucci, 1987). 2.3 Mekanisme Kristalisasi
Kristalisasi dari larutan terdiri dari dua phenomena yang berbeda yaitu pembentukan inti kristal/nukleasi (nucleation) dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Baik nukleasi maupun pertumbuhan kristal memerlukan kondisi supersaturasi dari larutannya. Supersaturasi didefinisikan sebagai perbedaan antara konsentrasi aktual dalam larutan dan konsentrasi dimana fasa cair secara termodinamik berkesetimbangan dengan fasa padat (kelarutan). Keadaan supersaturasi dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu : dengan perubahan suhu (pendinginan untuk sistem yang gradien kurva kelarutannya positif atau pemanasan untuk sistem yang gradien kurva kelarutannya negatif), dengan pemisahan pelarut (biasanya dengan penguapan) atau dengan penambahan bahan tertentu (drowning-out agent) (Setyopratomo, dkk, 2003).
2.4 Garam Amonium Sulfat Garam ammonium sulfat dapat terperangkap dalam pori zeolit dalam bentuk (NH4)2.Ca(SO4)2. Impreknasi zeolit dalam larutan garam ammonium sulfat seperti yang dilakukan dimaksudkan agar garam ammonium sulfat terdispersi ke seluruh bagian struktur pori dan saluran zeolit secara merata, masuknya garam ammonium sulfat ke seluruh bagian pori zeolit dapat terjadi dengan proses adsorbsi,.difusi maupun migrasi. Penggunaan reaktan ammonium sulfat yang berlebihan akan bergabung dengan garan yang terbentuk yaitu CaSO4 membentuk garam rangkap (NH4)2Ca(SO4)2, sedangkan garam (NH4)2Ca(SO4)2 yang ada di alam dikenal sebagai koktait (Taslimah, 2003). Ion ammoniuum (NH4+) sering ditemukan dalam level rendah dang tinggi (ppm) di air sebagai hasil polusi dari pembuangan air kecil manusia. Untuk kesehatan manusia, makanan yang terkontaminasi ammonium akan menyebabkan korosi pada dinding mulut, esofagus, dan perut. Ion (NH4+) dalam darah merupakan indikator kuat dari ketidaknormalan homositas nitrogen yang menunjukan kerusakan hati (Ling, 2011). 2.5 Garam CuSO4.5H2O Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan di industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa
dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2 (Fitrony, dkk, 2013). CuSO4.5H2O adalah salah satu garam yang tidak dapat mendeteksi adanya dispersi. Kemudian Groendijk dan Gorter (pengukuran yang tidak dipublikasikan) menemukan fenomena dispersi pada Cu(NH4)2.(SO4)2. 6H2O. Ketepatan yang mereka peroleh bagaimanapun tidak memungkinkan penentuan konstanta karakteristik 𝛿 dan F. Karena perilaku magnetik dan kalori garam tembaga pada suhu sangnat rendah dari eksperimen. Karena beberapa perbaikan eksperimen yang dilakukan akhirnya didapatkan konstanta dari beberapa garam, meskipun ketepatannya tidak begitu baik. Hal ini disebabkan rendahnya penyerapan garam tembaga, ion tembaga hanya memiliki satu putaran (Broer & Kemperman, 1947).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum kimia anorganik pembuatan garam kompleks dan garam rangkap dilaksanakan pada Selasa, 21-22 November 2017, pukul 13.30 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, gelas kimia 50 mL dan 250 mL, gelas arloji, pipet volum 10 mL, gelas ukur 10 mL, 50 mL dan 100 mL, batang pengaduk, pemanas, corong buchner, filler, spatula, kertas saring, dan botol semprot. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan yaitu kristal CuSO4.5H2O, kristal (NH4)2SO4, etanol, larutan ammonia 6 M, larutan ammonia 15 M, CuSO4 anhidrat dan aquades.
3.3. Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan Garam Rangkap Kristal Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat Dilarutkan 2,495
gram
CuSO4.H2O dan 1,32 gram
ammonium
sulfat,(NH4)SO4 dengan 10 ml aquades dalam gelas kimia 100 ml. Dipanaskan secara perlahan-lahan sampai semua garam larut sempurna. Dibiarkan larutan tersebut menjadi dingin pada temperatur kamar sampai terbentuk kristal. Dibiarkan semalam hingga diperoleh kristal yang banyak. Dilanjutkan pendinginan campuran itu dengan water bath, kemudian di dekantir untuk memisahkan kristal dalam larutan. Dikeringkan kristal dalam kertas saring. kristal yang diperoleh berbentuk monoklin. Ditimbang kristal yang dihasilkan dan dicatat jumlah mol reaktan dan mol kristal hasil. Kemudian dihitung persen hasilnya. Berat kristal yang dihasilkan 0,0929 gram dengan persen hasil 4,43 %. 3.3.2
Pembuatan
Garam Kompleks
Tetraamin
Copper
(II)
Sulfat
Monohidrat Sebanyak 4 ml larutan ammonia 15 M, diencerkan dengan 2,5 ml aquades kedalam cawan penguapan. Ditimbang 2,485 gram CuSO4.5H2O dan ditambahkan ktistal tersebut kedalam ammonia dan sampai semua kristal larut sempurna. Ditambahkan 8 ml etil alkohol secara perlahan-lahan melalui dinding gelas kimia sehingga tertutupi alkohol. jangan diaduk atau digoyang dan dibiarkan semalam. Setelah didiamkan semalam, diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna. Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan didekantasi. Dipindahkan kristal kedalam kertas saring dan dicuci dengan 3-5 ml campuran larutan
ammonia 15 M dengan etil alkohol yang perbandingan volumenya sama. Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol dan disaring dengan pompa. Ditimbang kristal kering yang dihasilkan dan ditentukan beberapa mol ammonia yang diperlukan. Berat kristal yang diperoleh adalah 1,1929 dan mol ammonia yang diperlukan sebesar 0,16 mol.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan 4.1.1 Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat Tabel 4.1 Hasil pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. 2,495 gram CuSO4.5H2O + 1,32 gram Larutan berwarna biru (NH4)SO4 + 10 mL aquades muda 2. Dipanaskan secara perlahan-lahan sampai Larut semua garam larut sempurna 3. Larutan dibiarkan selama semalam Terbentuk Kristal 4. Disaring dan dikeringkan kristal dalam Kristal kering berwarna kertas saring biru muda 5. Ditimbang berat Kristal Berat kristal = 0,0929 g 4.1.2 Pembuatan Garam Kompleks Tetraammin Copper (II) Sulfat Monohidrat Tabel 4.2 Hasil pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat No. Perlakuan Pengamatan 4 mL NH3 15 M + 2,5 mL 1. Larutan bening aquades Larutan NH3 + 2,495 gram 2. Larutan berwarna biru tua CuSO4.5H2O. Diaduk 3. Ditambahkan 8 mL etanol Larutan biru tua 4. Didiamkan selama semalam Terbentuk kristal warna biru 5. Kristal disaring Kristal terpisah dari larutan Kristal dicuci dengan larutan 5 6. Kristal berwarna biru mL etanol + 5 mL NH3 15 M 7. Kristal ditimbang Berat kristal = 1,1929 g
4.2 Reaksi Lengkap Reaksi-reaksi yang terjadi : CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O → (NH4)2Cu(SO4) 2.6 H2O CuSO4.5H2O + 4 NH4CH → Cu(NH4OH) SO4 + H2O CuSO4.5H2O + 2 (NH4) 2SO4 → Cu(NH3)4 + (SO4) 3 CuSO4 + 4 H2O → (Cu(OH)4)2+ + SO42Cu(NH3)4(SO4) 3 → Cu2+ + 3 SO42- + 4 NH3 (NH4)2 Cu(SO4) 2→ 2 NH4+ + Cu2+ + 2 SO42Cu(NH3)4 SO4. H2O → [Cu(NH3)4] 2+ + SO42- + H2O [Cu(H2O)5] SO4 + 4 NH3 → [Cu(NH3)4] SO4 + 5 H2O 4.3 Analisis Data 4.3.1 Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat mol CuSO4.5H2O
= 2,495 gram/185 gram/mol = 0,01348 mol
mol (NH4)2SO4
= 1,32gram/132 gram/mol = 0,01 mol
reaksi CuSO4. 5 H2O + 2 (NH4)2SO4 M
0,01348
R S
(NH4)2Cu(SO4) 2.6 H2O
0,01 0,01
0,005
(NH4)2Cu(SO4) 2.6 H2O
0
0,005 = mol x Mr = 0,005 x 419
= 2,095 gram %Rendemen
= berat hasil/berat teori x 100% = 0,0929 gram/ 2,095 gram x 100 % = 4,43 %
4.3.2 Pembuatan Garam Kompleks
Tetraammin Copper (II) Sulfat
Monohidrat mol CuSO4. 5 H2O
= 2,495 gram/185 gram/mol = 0,01348 mol = 0,6942 gram/mL
massa jenis NH3 ρ
= m/v
m
=ρxV = 0,6942 gram/mL x 4 mL = 2,7768 gram
mol NH3
= 2,7768 gram/ 17 gram/mol = 0,16 mol
CuSO4.5H2O + 4NH3
Cu(NH3)4 SO4 + 5H2O
M
0,01348
0,16
R
0,01348
0,05
0,01348
0,011
0,01348
S
-
Massa teoritis
= mol Cu(NH3)4SO4 x Mr Cu(NH3)4SO4. = 0,01348 mol x 227 gram/mol = 3,05 gram
% Rendemen
= berat hasil/berat teori x 100 % = 1,1929 gram/ 3,05 gram x 100 % = 39,11 %
4.4 Pembahasan
Percobaan ini mengenai pembuatan garam kompleks dan gram rangkap. Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, prosesnya disebut netralisasi dimana sejumlah asam dan basa murni yang ekivalen dicampur dan larutannya diuapkan sehingga akan tertinggal suatu kristal yang tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa. Garam rangkap dibentuk jika dua garam mengkristal bersamaan dalam perbandingan mol tertentu, dan dalam larutan garam rangkap akan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garm rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat. Ada tiga langkah yang harus dilakuan dalam kegiatan praktikum ini yaitu pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat dan pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)2SO4.H2O, seta perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat, dimana garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam ini mengandung ion-ion kompleks dan dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Garam rangkap yang digunakan dal praktikum ini adalah Cu(NH4)2SO4.6H2O. Garam ini terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O
dan (NH2)4 SO4. Garam kupri sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O berwarna biru muda sedangkan garam ammonium sulfat NH2)4SO4 berwarna putih. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, dengan melarutkan kedua kristal tersebut menghasilkan larutan yang berwarna biru muda. Kemudian, dipanaskan agar kristal dapat melarut dan proses reaksi dapat dipercepat akibat pemanasan. Larutan dibiarkan menjadi dingin pada suhu kamar selama semalam sampai terbentuk kristal. Krisal tersebut disaring untuk memisahkan kristal dai larutannya. Kristal yang diperoleh dikeringkan dengan menggunakan pemanasan, agar air yang masih berada pada kristal menguap sehingga diperoleh kristal yang kering. Kristal tersebut ditimbang dengan timbangan neraca yang telah disediakan dan diperoleh berat kristalnya seberat 0,0929 gram. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam rngkap kupri ammonium sulfat, yaitu: CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuNH4)2SO4.6H2O Hasil reaksi di atas terlihat bahwa terbentuk garam kupri ammonium sulfat, CuNH4)2SO4.6H2O apabila yang merupakan garam rangkap, karena garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur sendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Dari hasil analisis data diperoleh rendemen sebesar 4,43%. Sehingga, hasil rendemen dapat diketahui bahwa masih banyak kristal yang belum terbentuk. Percobaan kedua yang dilakukan yaitu pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O. Pembuatan garam ini dilakukan pertahap, dimana larutan ammonia 15 M
yang berfungsi sebagai
penyedia ligan, dengan kristal CuSO4.5H2O yang berfungsi sebagai penyedia atom pusat, diencerkan dengan aquades dimana H2O ini sebagai pengkompleks Cu2+ yang kemudian ligan H2O ini diganti oleh NH3 karena NH3 sebagai ligan kuat yang dapat mendesak ligan netral H2O sehingga warnanya berubah dari biru menjadi biru tua. Ditambahkan etil alkohol setetes demi tetes agar alkohol tidak bercampur dengan larutan melainkan dapat menutupi larutan. Fungsi etil alkohol yaitu mencegah terjadinya penguapan pada ammonia, karena apabila ammonia menguap, maka ligan akan habis sebab ammonia merupakan penyedia ligan. Didinginkan pada temperature kamar selama semalam, kemudian disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya. Setelah itu kristal dicuci dengan 3-5 campuran larutan ammonia 15 M untuk mempermantap ligan dan dicuci dengan etil alkohol untuk mengikat air. Kemudian kristal dikeringkan dan ditimbang diperoleh berat kristal 1,1929 gram. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam kompleks ini yaitu: CuSO4.5H2O + NH3
C2H5OH → Cu(NH3)4SO4.H2O
Reaksi di atas terlihat bahwa terbentuk garam kompleks tetrammincopper (II) sulfat monohidrat, Cu(NH3)4SO4.H2O, kristal berwarna biru tua. Dari hasil analisis data diperoleh rendemen sebesar 39,11 %. Rendemen yang diperoleh ini sudah cukup baik, karena berarti kristal yang diperoleh sudah benar-benar kering.
BAB V SIMPULAN Simpulan dari percobaan ini bahwa pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat diperoleh berat kristal sebesar 0,0929 dengan rendemen 4,43 %. Sedangkan pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat diperoleh berat kristal 1,1929 g dengan rendemen sebesar 39,11%.
DAFTAR PUSTAKA Broer, L.J.F. and Kemperman J. 1947. Paramagnetic Dispersion In Some Copper An Silver Salts. Physica. 8(13). Fernanda, Rosa Alves and Watson Loh. 2011. Vesicles prepared with the complex salts dioctadecyldimethylammonium polyacrylates. Journal of Colloid and Interface Science. 1(3) Fitrony, Rizqy F., Lailatul Q., dan Mahfud. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits. 2(1). Ling, Tan Ling., Ahmad, Musa., Heng, Lee Yook. 2011. Quantitative Determination of Ammonium Ion in Aqueous Environment Using Riegler’s Solution and Artificial Neural Network. Sains Malaysiana. 10(40). Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga. Rosbiono, Momo. 2012. Terminologi – Karakteristik – Metode Pendeteksian – Aplikasi, Klasifikasi, Tatanama dan Isomerisasi Senyawa Koordinasi. Modul Kimia Anorganik. Setyopratomo, P., Wahyudi S., & Heru S. I. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi. Jurnal Teknik Kimia. 2 (11). Taslimah, Muharam S., & Sumardjo D. 2003. Pemerangkapan Garam Ammonium Sulfat Dalam Zeolit. JSKA. 1(6).
LAMPIRAN PROSEDUR KERJA
Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat
2,495 gr CuSO4.5H2O
1,32 gr (NH)SO4
10 mL Aquades
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL - Dipanaskan hingga semua garam larut sempurna - Dibiarkan larutan menjadi dingin pada temperatur kamar selama semalaman - Didinginkan dengan water bath. - Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan corong buchner - Dicuci dengan 5 mL campuran larutan amonia dengan etil alkohol yang perbandingan volumenya sama - Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol dan disaring dengan corong buchner - Ditimbang kristal yang dihasilkan - Dihitung persen hasil kristal
% kristal = 4,43%
Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat Cu(Nh3)4SO4.H2O
2,495 gr CuSO4.5H2O - Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi 4 mL larutan amonia 15 M dan diencerkan dengan 2,5 mL aquades - Diaduk sampai semua kristal larut sempurna - Ditambahkan 8 mL etil alkohol secara perlahan-lahan melalui dinding gelas kimia sehingga larutan tertutupi alkohol - Dibiarkan selama semalam - Diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna - Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan corong buchner ABSTRAK - Dicuci dengan 5 mL campuran larutan amonia dengan etil alkohol yang perbandingan volumenya sama - Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol dan disaring dengan corong buchner - Ditimbang kristal yang dihasilkan - Ditentukan berapa mol amonia - Dihitung persen hasil kristal % Kristal = 39,11% gram