LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
PEMBUATAN KRISTAL BELERANG
Oleh : Rizky Widyastari 1112096000025 Kelompok 8 A
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
PEMBUATAN KRISTAL BELERANG Kamis, 03 April 2014
I. Tujuan Praktikum 1. Mengamati uji nyala serbuk belerang dan serbuk serbuk seng 2. Mempelajari pembuatan kristal belerang
II. Dasar Teori Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas, sulfat, maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami (Clark, 2008). Menurut Petrucci (1985), bahwa ada beberapa b eberapa allotropi allotropi belerang, yaitu :
Belerang rombik (Sα) Belerang monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ) yang memiliki warna gelap Uap belerang, S8 Belerang plastik
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa. Belerang dengan kemurnian kemurnian 99.999+% sudah sudah tersedia secara secara komersial. Belerang Belerang amorf atau atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal (Anonim, 2013). Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang belerang digunakan untuk menghasilkan menghasilkan asam sulfat, bahan kimia yang sangat penting. Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan
untuk memutihkan buah kering. Belerang merupakan insultor yang baik. Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat menghilangkan menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara (Anonim, 2013). III. Alat dan Bahan Alat : 1. 2. 3. 4. 5.
Tabung reaksi Gelas piala Cawan porselein Penangas air Spatula
Bahan : 1. Serbuk belerang 2. Serbuk seng 3. Aquades 4. Toluen 5. Pirit (FeS) 6. HCl pekat 7. HNO3 pekat 8. H2SO4 pekat 9. CuSO4 10. Sedotan 11. Aluminium foil IV. Prosedur Prosedur Kerja a. Diamati warna dan bau belerang belerang kemudian diambil sedikit serbuk belerang dan diletakkan diatas spatula. Lalu dicampurkan serbuk belerang tersebut dengan serbuk seng dengan perbandingan yang sama dan diaduk rata. Selanjutnya campuran dibakar dan diperhatikan apa yang terjadi b. 2 gram belerang belerang dipanaskan dipanaskan diatas hotplate pada suhu 350˚C sampai meleleh, kemudian ditambahkan aquades dingin 20 ml c. Ditimbang 1 gram belerang kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 6 ml toluen. t oluen. Setelah itu dipanaskan dengan hati-hati dalam penangas air sampai semua belerang larut. Kemudian didinginkan dan diamati warna dan bentuk kristal yang terbentuk, lalu dibandingkan dibandingkan dengan percobaan b d. Satu butir pirit (FeS) dimasukkan dimasukkan kedalam kedalam tabung reaksi lalu lalu ditambahkan 3ml HCl dan dipanaskan sebentar. Kemudian tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil yang telah diberi sedotan yang disambungkan ke tabung reaksi lain yang dipegang diatas nyala api. Diamati dasar tabung reaksi untuk melihat belerang yang tersublimasi e. Disediakan 3 tabung tabung reaksi dan diisi masing-masing masing-masing dengan dengan 2 ml larutan HNO HNO 3 pekat, H2SO4 pekat, CuSO 4. Dengan hati-hati dialirkan gas H 2S sedikit demi sedikit dan diamati warna gas, endapan, dan bau
V. Hasil Pengamatan a. Perlakuan
Pengamatan Campuran berwarna abu-abu kuning dan berbau belerang
Diambil sedikit serbuk belerang dan serbuk seng
Timbul nyala berwarna hijau
Campuran dibakar
b. Perlakuan
Pengamatan Belerang meleleh
2 gram belerang dipanaskan sampai suhu 350˚C
Ditambahkan aquades 20 ml
Terbentuk kristal belerang seperti gumpalan dan berbau seperti petasan
c. Perlakuan
Pengamatan Belerang tidak larut
1 gram belerang+ 6ml toluen dan dipanaskan
Terbentuk kristal belerang seperti jarum berwarna kuning dan berbau seperti lem aibon. Pada percobaan ini kristal lebih terlihat jelas, sementara pada percobaan b kristal berupa gumpalan
Didinginkan
d. Perlakuan Satu butir pirit (FeS) + 3ml HCl dan
Pengamatan Timbul gas H2S tidak berwarna
dipanaskan
Gas H2S dialirkan ke tabung reaksi lain yang dipegang diatas nyala api
Terbentuk belerang berwarna putih pada dinding tabung
Perlakuan
Pengamatan Gas tidak berwarna, tidak ada endapan, larutan berwarna biru, pada bagian atas terbentuk lapisan perak dan didinding terbentuk warna coklat dan berbau seperti telur busuk
e.
2 ml CuSO4 dialirkan gas H 2S sedikit demi sedikit
Gas tidak berwarna, tidak ada endapan, larutan berubah warna dari bening menjadi kekuningan, didinding didinding tabung terbentuk warna coklat dan berbau seperti telur busuk
2 ml HNO3 pekat dialirkan gas H 2S sedikit demi sedikit
2 ml H2SO4 pekat dialirkan gas H 2S
Gas tidak berwarna, tidak ada
sedikit demi sedikit
endapan, larutan berubah warna dari bening menjadi keruh dan berbau seperti telur busuk
VI. Pembahasan Pada praktikum minggu ini mengenai pembuatan kristal belerang, praktikan dapat mengamati uji nyala serbuk belerang dan serbuk seng, dan membuat kristal belerang dengan berbagai perlakuan. Pada percobaan pertama, serbuk belerang berwarna kuning dicampur dengan serbuk seng berwarna abu -abu dengan perbandingan perbandingan yang sama yaitu seujung spatula dibakar dan menghasilkan nyala berwarna hijau, seperti persamaan reaksi :
Zn + S → ZnS ZnS + 2O2+ → ZnSO4 Pada percobaan kedua, pemanasan belerang dengan suhu 350˚C menyebabkan belerang tersebut meleleh. Ketika sudah meleleh dengan segera dimasukkan aquades karena apabila suhunya terlalu tinggi, viskositas belerang akan berkurang dan akan cepat membeku. Setelah aquades dituangkan,terbentuk kristal-kristal kecil dan tak mempunyai pola menyeluruh karena lelehan belerang ini langsung dibekukan secara tiba-tiba sehingga molekul-molekul belerang itu tak mempunyai waktu untuk mengorientasikan menjadi bentuk kristal yang berkembang baik. Kristal ini disebut juga dengan belerang plastik yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan kedalam air berisi rantai – rantai spiral µ-S. Sedangkan uap belerang mengandung campuran S 2, S4, S6, dan S8 yang berbau seperti petasan. Dengan persamaan reaksi :
S8(s) + 8 O2(aq) → 8 SO2(s) SO2(s) + H2O(l) → ↓H2SO3(s)
Untuk percobaan ketiga, belerang tidak dapat larut dalam toluena yang dipanaskan. Seharusnya belerang dapat larut dalam pelarut organik non-polar seperti toluena, hal ini kemungkinan terjadi karena faktor pemanasan yang kurang sempurnya. Setelah didinginkan terbentuk kristal belerang seperti jarum berwarna kuning dan berbau seperti lem aibon, seperti persamaan reaksi :
4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq) + O2(g) → ↓4 C6H5CH2S8(s) + 2 H2O(g) Pada percobaan keempat, ketika satu butir pirit (FeS) ditambahkan HCl disertai pemanasan, pemanasan, timbul gas H 2S tidak berwarna, seperti pada persamaan reaksi :
FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + ↑H2S(g) Gas H2S tersebut kemudian dialirkan ke tabung reaksi lain yang dipegang diatas nyala api pada dinding tabung terbentuk belerang berwarna putih. Perubahan ini disebut sebagai penghabluran yaitu peristiwa perubahan gas menjadi padatan atau biasa sering disebut juga dengan kristalisasi. ,
Pada percobaan kelima, gas H 2S yang terbentuk dari percobaan sebelumnya dialirkan kedalam tabung reaksi berisi larutan CuSO 4 membentuk persamaan reaksi :
CuSO4 (aq) + H2S (g) → CuS(s) + H2SO4 (aq) Campuran tersebut menghasilkan larutan berwarna biru, pada bagian atas terbentuk lapisan perak dan didinding tabung terbentuk warna coklat dan berbau sulfida seperti telur busuk. Penambahan gas H 2S pada larutan HNO 3 menyebabkan larutan berubah warna dari bening menjadi kekuningan, didinding tabung terbentuk warna coklat dari gas NO 2 yang terbentuk.
H2S(g) + HNO3(aq) → H2SO4(aq) + ↑NO2(g) + H20(aq) Penambahan gas H 2S pada larutan H 2SO4 larutan berubah warna dari bening menjadi keruh membentuk persamaan reaksi :
H2S(g) + H2SO4(aq) → 2H2O(aq) + S + SO 2
VII. Kesimpulan 1. Serbuk belerang dan serbuk seng yang dibakar menghasilkan nyala hijau 2. Pelelahan belerang disertai penambahan penambahan aquades aquades membentuk belerang plastik 3. Pencampuran belerang dan toluen membentuk kristal belerang seperti jarum berwarna kuning 4. Belerang tersublimasi dibuat dari penambahan pirit dan dan HCl 5. Penambahan gas H2S pada CuSO 4, HNO3, dan H2SO4 menghasilkan perubahan yang berbeda-beda VIII. Daftar Pustaka Vogel. 1985. Kimia Analisis Anorganik Kuantitatif Makro Makro dan Semimikro Semimikro Jilid 1. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka Belerang http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang
(diunduh pada 06/04/2014 pukul 20.08) Belerang http://www.chem-is-try.org/tabel_peri http://www.chem-is-try. org/tabel_periodik/beler odik/belerang/ ang/ (diunduh pada 06/04/2014 pukul 20.15)