LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: “PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG
INDUSTRI ONLINE
MELALUI
KREATIF LAMPION BENANG”
BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh : Sarinta Fitriani
3.41.13.3.23
2013
Dewi Yuli Setyowati
3.42.13.0.08
2013
Nurfitriana Kusuma wardhani 4.41.14 .0.14
2014
Ardi Firmansyah
4.31.13.1.03
2013
Dwi Sulistryono
3.21.13.6.08
2013
POLITEKNIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG SEMAR ANG SEMARANG 2015
i
ii
RINGKASAN
Berdasar pada semangat dan tecline Kota Semarang sebagai Kota Pesona Asia, serta guna mendukung program besar pemerintah dalam peningkatan taraf hidup masyarakat melalui industri kreatif, maka tiap anggota masyarakat harus mampu berperan aktif, dan berfikir cerdas terhadap perkembangan teknologi informasi yang semakin membumi. Guna mewujudkan itu semua, dibutuhkan suatu langkah nyata dan strategis untuk memunculkan pesona-pesona Kota Semarang itu menjadi suatu wadah perekonomian kreatif sehingga bangsa Indonesia bisa siap untuk menghadapi suatu fenomena ekonomi bernama ASEAN Economic Community. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan mindset anak jalanan sebagai suatu komunitas di masyarakat agar mereka mampu menjadi agen penggerak perekonomian negara di masa depan melalui industri kreatif berbasis teknologi informasi. Secara garis besar, program yang telah kami laksanakan adalah sebagai berikut. Pertama, Tim pelaksana pengamatan dan studi kasus di lokasi-lokasi yang banyak ditemui anak jalanan di Kota Semarang, misaln ya di kawasan Tugu Muda, Simpang Lima, Perempatan Jalan Fatmawati, dll. Dari hasil survei tersebut didapatkan data mengenai kondisi kekinian dari kehidupan anak jalanan di Kota Semarang. Berdasarkan data yang diperolah, analisa dilakukan guna menentukan metode pendekatan dan pelatihan yang tepat untuk diberikan kepada anak jalanan. Setelah memahami kondisi kekinian anak jalanan yang didapatkan dari analisis data hasil pengamatan, tim melaksanakan pendeketan emosional, sosialisasi dan pelatihan pembuatan lampion benang secara bertahap dan berkesinambungan di lokasi tertentu yang telah ditentukan, dan mudah dijangkau oleh peserta. Lampion benang dipilih karena bahan pembuatannya mudah didapat, terjangkau, dan proses pembuatannya yang tidak begitu sulit. Selain itu, minat masyarakat terhadap barang kerajinan yang mulai meningkat juga harus disikapi dengan inisiatif ekonomi yang terarah. Pendekatan emosional pada kegiatan ini lebih ditekankan serta dilakukan dengan ramah, santai, dan supel mengingat karakteristik masyarakat target cenderung labil. Terakhir, tim melaksanakan pendampingan dalam usaha pemasaran hasil kerajinan yang telah dibuat anak jalanan tersebut. Pemasaran lebih diintensifkan melalui media online yaitu melalui web yang telah dirancang sebelumnya maupun berbagai social network , karena selain bisa menghemat biaya, tenaga, dan tempat, pemasaran secara online juga bisa menambah jangkauan atau area pemasaran.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
ii
RINGKASAN .......................................................................................................
iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
v
BAB 1 PEND AHULUAN ...................................................................................
1
1.1 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA ....................................
1
1.2 IDENTIFIKASI PERMASALAH ...............................................................
1
1.3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ..............................................
2
BAB 2 TARGET LUARAN ...............................................................................
3
2.1 LUARAN YANG DIHARAPKAN .............................................................
3
2.2 MANFAAT DARI LUARAN KEGIATAN ...............................................
3
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................
4
3.1 TEKNIK PENYULUHAN ...........................................................................
4
3.2 PELATIHAN .................................................................................................
4
3.3 PENDAMPINGAN IPTEK ..........................................................................
4
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI ......................................................................
6
BAB 5 POTEN SI HASIL ...................................................................................
7
BAB 6 RENCANA TAHAP SELANJUTNYA ................................................
8
LAMPIRAN ........................................................................................................
9
LAMPIRAN 1 (LAPORAN PENGGUNAAN DANA) ...................................
9
LAMPIRAN 2 (FOTO DOKUMENT ASI KEGIATAN) .................................
11
iv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Masyarakat Mitra Semarang terkenal dengan potensi wisatanya yang sangat menjanjikan. Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini mempunyai banyak hal menarik yang dapat dieksplorasi. Baik di kawasan Kota Semarang atas maupun bawah, keduanya menyuguhkan satu pengalaman eksplorasi yang tidak akan kita dapatkan di daerah lain. Namun, di sisi lain dari pesona Kota Semarang tersebut terdapat satu hal yang menjadi ironi. Program pemerintah Kota Semarang yang mencanangkan Kota Semarang sebagai Kota Pesona Asia mendapat satu hambatan yang datang dari eksisnya komunitas anak jalanan. Mereka hadir bukan karena kemauan mereka sendiri, tetapi karena keadaanlah yang menuntun mereka untuk hidup di tengah keramaian kota. Sehari-hari anak jalanan tersebut melakukan aktivitas seperti mengamen, menjadi loper koran,
bahkan ada yang menjual jasa semir sepatu. Pemberian dari orang lain merupakan faktor utama yang mengakibatkan mereka terus hidup di jalanan. Sebagian besar dari anak jalanan merupakan anak putus sekolah yang terpaksa meninggalkan bangku SD dan SMP karena kendala biaya. Hal tersebut mengakibatkan sebagian dari mereka tidak mengetahui kemajuan teknologi saat ini. Namun, tidak sedikit juga mengetahui teknologi ataupun situs jejaring sosial. 1.2 Identifikasi Permasalahan Eksistensi anak jalanan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di kota besar mempunyai dampak yang amat kompleks terhadap sendi kehidupan lain. Berdasarkan analisa hasil observasi yang telah dilakukan selama satu bulan terhadap kondisi kehidupan anak jalanan di Kota
Semarang, dapat diuraikan beberapa permasalahan yang masih menjamur dan harus segera dibenahi, antara lain : 1. Kurangnya Komunikasi dengan Masyarakat Komunikasi sebagai alat untuk melakukan interaksi dengan orang lain adalah suatu hal yang harus selalu dipelajari agar pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat selalu ditingkatkan. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi komunitas anak jalanaan di Kota Semarang. Komunikasi yang lemah antara anak jalanan dan masyarakat dapat terjadi karena tidak adanya rasa nyaman masyarakat untuk berkomunikasi dengan anak jalanan tersebut. Rasa nyaman ini tidak muncul karena faktor penampilan anak jalanan yang kotor, kumuh, dan cenderung terlihat brutal sehingga memunculkan
2
rasa takut dan resah masyarakat sekalipun untuk sekadar berbincang santai. 2. Buruknya Manajemen Keuangan Anak jalanan yang didominasi oleh para pengamen pada dasarnya telah mempunyai kegiatan tetap dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka dapat ditemui dengan mudah, terutama saat akhir pekan tiba. Jumlah pengunjung pusat keramaianlah yang tentu saja menjadi target operasi anak jalanan. Ketidaktepatan manajerial keuangan terjadi karena sebagian uang yang mereka dapatkan dari hasil mengamen digunakan untuk hal-hal yang cenderung tidak berguna, antara lain untuk membeli rokok. 3. Rendahnya Minat Anak Jalananan terhadap Dunia Kewirausahaan Dunia wirausaha sejatinya telah menjadi primadona dalam membangun kehidupan bangsa dan negara yang lebih maju. Namun, kenyataan praktisnya tidak semua orang sanggup membentuk suatu usaha di lingkungannya. Hal itu disebabkan rasa malas untuk “berjudi” dalam dunia usaha, atau sudah adanya rasa nyaman bekerja pada orang lain dengan risiko kegagalan yang lebih kecil. Faktor inilah yang menjadi masalah bagi pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan dan mengurangi jumlah anak jalanan di Kota Semarang. Sebagian besar dari mereka sudah merasa pada zona nyaman dengan mencari rupiah di jalanan tanpa ada pandangan jauh ke depan untuk melirik sektor wirausaha. 1.3 Alternatif Pemecahan Permasalahan Penanganan permasalahan yang terdapat pada angka 1.2 tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan harus melalui tahap-tahap kompleks dan intensif. Sifat dasar dari anak-anak yang secara psikis cenderung senang
menirukan apa yang ia lihat menjadi pedoman bahwa setiap langkah yang dilakukan harus berpijak pada norma, etika, kebenaran, dan kejujuran. Secara singkat, alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dapat dijelaskan dengan beberapa tahap berikut : 1. Pendekatan emosional untuk mendapatkan perhatian dari anak jalanan. 2. Pemberian doktrin mengenai pentingnya kehidupan di masa depan. 3. Penggantian mindset dengan mengubah arah pemikiran yang lebih maju. 4. Pengenalan dunia usaha dengan contoh-contoh nyata yang menjanjikan.
3
BAB II TARGET LUARAN 2.1 Luaran yang Diharapkan 1. Kenyamanan dan ketertiban Kota Semarang khususnya dengan berkurangnya jumlah anak jalana n di kawasan keramaian Kota Semarang. 2. Anak jalanan dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang ada menuju ke arah yang lebih baik, serta mampu menata diri mempersiapkan masa depan mereka yang lebih terprogram. 3. Lahirnya industri-industri kreatif baru di Kota Semarang. 2.2 Manfaat Dari Luaran Kegiatan 1. Mengurangi dampak kesenjangan sosial yang ada di Kota Semarang. 2. Mewujudkan program besar pemerintah guna meningkatkan jumlah industri kreatif yang ada. 3. Memberikan program pelatihan industri kreatif berbasis teknologi
informasi terhadap anak jalanan di Kota Semarang. 4. Membentuk suatu komunitas masyarakat yang kreatif dan inovatif.
4
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Teknik Penyuluhan Penyuluhan dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu survei lapangan, pengenalan personal, dan pengenalan program yang akan dilaksanakan. Penyuluhan dilakukan dengan nuansa keakraban dan kekeluargaan supaya timbul rasa nyaman dan komunikatif antara kedua belah pihak. Pihak RPSA Yayasan Pelangi sebagai koordinator menyediakan tempat pelaksanaan sekaligus menjamin kepastian waktu pelaksanaan sehingga kegiatan berjalan efektif dan diikuti banyak peserta.
Gambar 1. Halaman Depan Slide Presentasi Pengenalan Program 3.2 Pelatihan Pelatihan pembuatan kerajinan yang dikehendaki dilaksanakan pada dua tempat yang berbeda, yaitu di Rumah Singgah dan di Simpang Lima. Hal
ini dilakukan karena menyesuaikan kegiatan dan keberadaan anak jalanan pada waktu pelatihan. Pelatihan ini dimulai dengan pembelian alat dan bahan oleh tim penyuluh. Peserta disediakan bahan-bahan pembuatan dan dikoordinir untuk menirukan apa yang dikerjakan oleh tim penyuluh. Dalam beberapa percobaan awal, peserta banyak mengalami kegagalan dengan kondisi kerajinan lampion yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Namun, dengan usaha dan rasa antusias yang cukup tinggi, beberapa peserta mampu membuat lampion benang dengan hasil yang baik. 3.3 Pendampingan IPTEK Pendampingan IPTEK dilaksanakan dalam rangka memasarkan produk kerajinan ke masyarakat. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan
5
pada bulan keempat dan kelima periode program, dengan rincian pelatihan komunikasi iklan ke publik, etika pelayanan konsumen, serta pelatihan banking guna melayani pemesanan di luar daerah.
6
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
Berdasarkan target luaran dan pencapaian terkini dari seluruh tahap pelaksanaan, maka kegiatan yang dilakukan telah mencapai 70%. Sementara 30% yang tersisa terdapat pada tahap pemasaran hasil produksi anak jalanan tersebut.
7
BAB V POTENSI HASIL
Penghargaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap barang hasil kerajinan telah menjadi lecutan semangat tersendiri bagi para pengusaha yang bergerak di bidang industri kreatif, tak terkecuali pada pelaksanaan program kegiatan ini. Lampion benang sebagai salah satu barang kerajinan yang relatif mudah dibuat dan banyak diminati masyarakat dirasakan pantas untuk dikembangkan dengan konsenterasi yang tinggi. Beberapa tempat dengan taraf menengah ke atas seperti hotel dan restoran menjadi target pemasaran lampion benang ini. Begitu pula dengan khalayak masyarakat luas yang secara bebas dari semua lapisan masyarakat dapat menjadi target pemasaran dikarenakan harga jual yang terjangkau namun tanpa adanya degradasi kualitas.
8
BAB VI RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Untuk mencapai hasil pencapaian 100%, tidak cukup program kegiatan ini dilaksanakan sebatas tahap di atas. Namun, harus dilaksakan optimalisasi supaya kegiatan yang dilakukan mampu memberikan luaran yang diharapkan. Tahaptahap tersebut antara lain : 1 Pendampingan pemasaran, yang meliputi etika pemasaran, pelatihan perbankan, dan pelatihan komunikasi iklan ke publik. 2 Penekanan jiwa kewirausahaan melalui praktik langsung di lapangan. 3 Efisiensi penggunaan alat dan bahan agar biaya produksi dapat ditekan. 4 Peningkatan kualitas barang dengan penambahan variasi tertentu supaya tidak terkesan biasa saja dan umum. 5 Pemberian label dan pengemasan produk supaya nilai jual dapat ditingkatkan.
9
Lampiran 1. Laporan Penggunaan Dana NO
MATERIAL
BAHAN PAKAI
KUANTITAS
Lem Fox Flanel Balon
4 5 6
Lem Tembak Kertas HVS Benang Jahit
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Benang Wol Kertas Foto Isi stapler Mata mainan 18m/10 Mata mainan 23m/10 Fitting Lampu Tatakan kayu Lampu Kabel Socket Male SUBTOTAL ALAT PENUNJANG Kuas Alat tembak lem besar Alat tembak lem kecil Drei besar Drei kecil Stapler Gunting kecil Gunting besar SUBTOTAL TRANSPORTASI Transportasi Simpang Lima Transportasi beli bahan Transportasi beli alat elektronik Penjemputan peserta SUBTOTAL LAIN-LAIN
25 26 27 28
JUMLAH (RP)
8.500 17.000 4.500
850.000 425.000 45.000
HABIS
1 2 3
17 18 19 20 21 22 23 24
HARGA SATUAN (RP)
100 25 m 10 bungkus (isi 10/bungkus) 100 1 rim 42 pack (isi 12 benang/pack) 3 1 kodi 1 1 bungkus 1 bungkus 100 100 100 100m 100
2.000 36.000 1.100
200.000 36.000 554.400
1.000 12.000 2.400 1.500 3.000 3.500 5.000 2.000 2.500/m 2.000
3.000 12.000 2.400 1.500 3.000 350.000 500.000 200.000 250.000 200.000 3.632.300
2 1 1 6 1 1 5 9
4.000 56.000 25.000 31.000 4.000 8.500 5.500 8.500
8.000 56.000 25.000 186.000 4.000 8.500 27.500 76.500 391.500
9 kali perjalanan x 5 orang 10 kali perjalanan x 2 motor 5 kali perjalanan x 3 motor 5x perjalanan
10.000
450.000
10.000
200.000
10.000
150.000
50.000
250.000 1.050.000
10
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Konsumsi Banner MMT Sewa LCD Print, Pamflet Dokumentasi Jilid Laporan Parkir Album Foto kecil Album foto besar Post it cox Time Table Materai Biaya lain-lain SUBTOTAL TOTAL
10 2 1 1
30.000 20.000 90.000 80.000
5 10 kali x 5 motor 1 1 1 1 2
3.000 1.000 24.000 37.000 5.500 10.500 6.500
300.000 40.000 90.000 80.000 100.000 40.000 15.000 50.000 24.000 37.000 5.500 10.500 13.000 11.700 816.700 5.890.500
11
Lampiran 2. Foto Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Halaman Depan Slide Presentasi Pengenalan Program
Gambar 2. Anak Jalanan Memperhatikan Slide Presentasi Pengenalan
12
Gambar 3. Membeli Bahan Pembuatan Lampion Benang di Toko Satria Jalan Pemuda No. 26
Gambar 3. Proses Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Kerajinan Lampion Benang di Simpang Lima