BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia yang kita huni ini adalah bangsa yang kaya akan Sumber Daya Alam. Berbagai keanekaragaman pulau, flora, fauna, lestarikan. Kita patut bangga dan bersyukur. Kekayaan ini didukung pula oleh tempat – tempat wisata yang eksotik yang menambah keindahan. Keberadaan beberapa daerah pariwisata semakin meneguhkan bahwa bangsa Indonesia yabg kita huni ini adalah bangsa Indonesia yang sangat begitu indah. Adanya keanekaragaman pariwisata yang dimiliki banga Indonesia merupakan aset dan potensi yang patut untuk dibanggakan dan potensi tersebut memiliki arti yang sangat begitu penting untuk mengenalkan bangsa Indonesia dan juga akan dapat menarik para pelancong untuk mengunjungi tempat – tempat wisata yang ada di Indonesia. Maka dari itu kita pantas bersyukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahi negeri Yang indah dan nyaman ini. Salah satunya adalah obyek wisata yang kami kunjungi kemarin yaitu Pulau Dewata Bali. Tempat wisata yang telah kami kunjungi antara lain yaitu: Tanah Lot, Danau Bedugul, Joger, Pantai Kuta, Danau Kintamani, Hutan sanggeh, Tanjung Benoa, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Tenun Galuh, dan Pasar Sukowati. Seluruh tempat wisata tersebut telah memberikan kesan yang sangat mendalam dan juga takkan pernah terlupakan. Namun, ada tempat – tempat wisata yang kurang baik dan masih perlu ditingkatkan lagi. Karya tulis ini akan mengulas berbagai persoalan mengenai tempat wisata yang kami kunjungi tersebut.
Faktor yang menyebabkan tempat wisata itu memiliki daya daya tarik tempat wisata tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Obyek wisata mana sajakah yang akan dikunjungi ketika di Bali ? 2. Faktor apa sajakah yang menjadi daya tarik obyek wisata tersebut untuk dikunjungi? 3. Permasalahan apa sajakah yang terdapat dalam obyek wisata tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui obyek wisata yang dikunjungi di daerah Pulau Dewata Bali. 2. Untuk mengetahui faktor daya tarik tempat wisata tersebut. 3. Untuk mengetahui permasalahan yang dijumpai di lokasi wisata.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh penyusun dalam mengikuti kegiatan karya wisata dan membuat laporan karya tulis wisata diantaranya adalah: 1. Memberikan wawasan kepada penyusun tentang obyek pariwisata di Indonesia. 2. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai obyek wisata di Pulau Dewata Bali. 3. Memberikan pengalaman baru dalam membuat karya tulis. 4. Bermanfaat kepada pihak yang membutuhkan informasi mengenai obyak wisata yang terdapat di Pulau Dewata Bali.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam laporan karya tulis wisata ini: a. Waktu kegiatan: Hari Sabtu – Rabu Tanggal 25 – 29 Juni 2011. b. Tempat wisata yang dikunjungi meliputi: Tanjung benoa, Garuda Wisnu Kencana(GWK), Pantai Kuta, Danau Kintamani, Hutan Sanggeh, Garuda Wisnu Kencana ( GWK), dan Pasar Sukowati. Sukowati. c. Tema penulisan karya tulis ini meliputi: Obyek Wisata yang dikunjungi, faktor yang menjadi daya tarik obyek wisata,dan permasalahan yang terdapat dalam obyek wisata tersebut.
F. Metode Penulisan
Penelitian karya tulis: a. Metode Observasi yaitu mengamati obyek wisata yang kita kunjungi secara mendalam yang tidak hanya melihat saja, melainkan juga memberi catatan dan kesan terhadap tempat wisata tersebut. b. Metode Dokumentasi yaitu memperoleh dokumen yang berkaitan dengan obyek wisata tersebut baik berupa brosur yang diberikan pihak,guide wisata, foto yang diperoleh dari kamera,maupun dari internet dan lain sebagainya.
BAB II GAMBARAN UMUM
Gambaran umum ini memaparkan tentang obyek wisata secara global dan detail, apa adanya dan belum dianalisis. Gambaran umum ini mempunyai beberapa aspek yang meliputi: a. Tempat lokasi b. Fasilitas c. Pengelola d. Biaya e. Informasi Gambaran umum ini akan menjelaskan tentang: a. Proses Pemberangkatan b. Mengunjungi Tempat Wisata c. Proses Pemulangan
A. Proses Pemberangkatan
Pada hari sabtu , 25 juni 2011 saya dan teman – teman akan melaksanakan karya wisata ke Bali. Sebelum berangkat kami berkumpul di sekolah pukul 09.00 WIB, Karena perjalanan kami akan memerlukan waktu yang sangat lama maka kami melaksanakan sholat dzuhur dan ashar menjadi satu atau mengqoshor. Selesai sholat kami menuju bus masing – masing. Saat itu sekolah menggunakan 2 bus, satu bus surya sejati yang akan ditempati oleh siswa – siswi beserta guru pendamping bapak yoyok , ibu diah , ibu nur ,. Sedangkan bus dua akan ditempati oleh siswa – siswi beserta guru pendamping bapak hasanudin, bapak yusdi ,& bapak syawal Sebelum berangkat, masih banyak siswa – siswi yang masih bersama orang tuanya masing – masing, untuk mengucapkan selamat tinggal. Dan
mungkin saat itu ada siswa maupunsiswi yang masih belum mau melepaskan tangannya dari orang tuanya. Namun waktu terus berjalan, kami harus segera berangkat. Suara mesin bus sudah terdengar. Meskipun dengan rasa berat hati harus meninggalkan orangtua dan orang – orang yang kami sayangi,kami mulai naik kedalam bus dan menempati tempet duduk masing – masing. Sebelum berangkat Pak Hasanudin mengabsen siswa – siswi yang ikut dalam rombongan bus I. Setelah selesai kami berdo‟a bersama,memohon keselamatan dalam perjalanan dan dapat sampai di tempat tujuan dengan selamat. Setelah berdo‟a bus mulai berjalan, kami pun menengok keluar jendela melambaikan tangan kepada orang tua dan keluarga. Tak lupa senyum termanis kami persembahkan untuk mereka. Bus mulai berjalan meninggalkan kawasan komplek kolombo menuju jalan laksda Adisutjipto. Kebetulan untuk menuju pulau Bali kami melewati kota Solo. Jadi, rute dari sekolah adalah SMP Muhammadiyah 3 Depok menuju jalan Laksda Adisutjipto melewati jalan Jogja – Solo ,kota Klaten, Solo dan Ngawi Dalam perjalanan yang tidak dekat kebanyakan siswa – siswi menggunakn waktu untuk tidur. Namun ada juga yang melakukan aktivitas lain, misalnya membaca buku, medengarkan musik, sms-an, melihat keluar jendela atau melihat pemandangan diluar dan ada juga yang hanya sekedar bercerita bersama teman disampingnya. Sekitar pukul 19.00 WIB kami sampai dikota Ngawi. Itu pun masih gerbang kota Ngawi, dan kami masih harus melewati kota Ngawi yang kebanyakan adalah hutan dan pemukiman penduduk sangat jarang sekali terlihat. Disebuah rumah makan bus berhenti, kami beristirahat dan melaksanakan sholat isya beserta makan malam di rumah makan tersebut. Bus I parkir di sebelah timur pintu masuk rumah makan dan bus II parkir hampir dekat dengan pintu masuk rumah makan. Setelah bus berhenti kami turun membawa peralatan sholat menuju ke mushola yang terletak
di sebelah barat rumah makan. Suasana di mushola tersebut sangat penuh dan ramai karena bukan hanya siswa SMP Muhmmadiyah 3 Depok saja yang melaksanakan sholat melainkan juga dari SMP maupun SMA lain. Setelah melaksanakan ibadah sholat isya kami berjalan memasuki rumah makan. Begitu masuk kami disambut dengan ramah oleh pelayan rumah makan tersebut dan kami ditunjukkan meja makan siswa – siawi SMP Muhammadiyah 3 Depok, kami pun berjalan menuju meja tersebut. Namun kami harus berhati – hati karena suasana begitu sangat penuh, banyak orang yang berlalu lalang. Sesampainya di meja makan kami mengambil makanan secukupnya dan mengambil satu gelas minuman. Kemudian kami mencari tempat yang masih kosong untuk makan. Sekitar 30 menit setelah itu, kami mulai kembali ke bus untuk melaksanakan perjalanan yang masih jauh. Mungkin masih semalam. Kami masih berada di daerah Ngawi. Sudah banyak anak – anak dan guru pendamping yang sudah tidur, mungkin karena kekenyangan atau memang kelelahan. Hasilnya hanya beberapa anak saja dan itu bisa dihitung dengan jari. Setelah itu aku bersandar dikursi dan membuka tirai jendela melihat keluar. Keadaanya begitu sepi namun indah karena pohon – pohon di pinggir jalan diberi lampu warna warni yang dibentuk dengan unik dan sangat indah. Kebetulan saat itu bus berhenti di pom bensin untuk mengisi bensin sekaligus ada siswa maupun guru pendamping yang ingin ke toilet. Begitu bus berhenti anak - anak terbangun dan turun untuk ke toilet. Beberapa menit kemudian anak - anak dan guru - guru masuk ke dalam bus. Dan bus segera berjalan untuk melanjutkan perjalanan. Anak – anak pun melanjutkan tidurnya. Pagi – pagi buta, sekitar pukul 03.00 dini hari aku terbangun karena mendengar suara anak – anak yang lain. Aku menengok keluar ternyata kami hampir sampei di pelabuhan. Kami bersiap – siap membawa barang
yang penting saja. Tak lama kemudian bus sudah memasuki halaman pelabuhan. Sebelum menyeberang jembatan kami semua turun dan berjalan dari jembatan memasuki kapal ferri. Setelah sampai di kapal kami menuju balkon – balkon kapal mencari tempat istirahat. Namun karena penuh maka kami hanya berdiri di tepi, melihat pemandangan laut yang begitu luas tak terbatas. Kami tak menyangka kalau kami akan mengalami ini semua. Kapal mulai berlayar pelan – pelan meninggalkan pelabuhan. Udara begitu dingin, namun kami harus tetap bertahan merasakan goyangan kapal yang ke kiri dan ke kanan. Tepat pukul 04.00 WITA kami telah tiba di pelabuhan Gili Manuk, Bali. Banyak dari kami yang mengucapkan “alhamdulillah” karena sudah sampai di tempat tujuan dengan selamat. Kemudian kami keluar dari kapal dan berjalan menuju halaman parkir bus untuk mencari bus kami. Namun, ternyata bus kami belum keluar dari kapal. Sambil menunggu bus datang kami duduk dan mengganti jam dengan waktu indonesia tengah. Tak berapa lama kemudian kami menunggu, bus datang dan kami pun segera masuk kedalam. Sebelum melanjutkan perjalanan, pak Hasanudin menyuruh kami agar mengecek teman sebelah apakah sudah lengkap. Setelah semua murid menjawab “sudah” kami melanjutkan perjalanan ke tempat – tempat wisata. SEJARAH BALI
B. Mengunjungi tempat wisata
Sebelum kami menuju tempat wisata kami melanjutkan perjalanan wisata yang cukup jauh.namun karena pemaandangan alam di sebelah
kanan jalan yang sangat indah yang sudah terlihat tidak membuat kami merasa lelah.melihat ombak yang bergulung-gulung membuat kami merasa nyaman.dan sebelum menuju tempat wisata kami mandi dulu dan sarapan pagi terlebih dahulu.namun setelah kami sampai di restoran apa yang kami dapatkan...?? Tanpa di duga air di sana telah habis,jadi hanya sebagian dari kami yang mandi.Tanpa mandi dan cuci muka dan menggosok gigi kami menuju ke restoran untuk sarapan pagi.Namun hal yang buruk terjadi,makanan yang kami makan belum masak betul atau setengah matang awal pagi yang sungguh menyebalkan. Setelah kami semua selesai makan, kami melanjutkan perjalanan ke tempat lokasi wisata, yaitu: pura tanah lot, tanjung benoa, joger, pantai kuta, Garuda wisnu kencana (GWK), tenun galuh, tari barong, danau kintamani, danau bedugul, dan hutan sangeh.
1 Tanah Lot.
Tanah lot terletak di wilayah kecamatan Kediri, kabupaten daerah tingkat II, Tabanan. Tempat wisata Tanah Lot adalah sebuah pantai yang tardapat pura di tengah laut. Untuk sampai di pantainya kami harus berjalan dari tempat parkiran bus melewati kios – kios pedagang yang menjual hasil produksi rakyat bali diantaranya adalah : baju – baju, kerajinan, tato, dan yang lainnya. Dimana disetiap depan kios terdapat sesaji dan katanya sesaji – sesaji itu tidak boleh diinjak.Kita juga harus melewati anak tangga yang lumayan banyak dan melewati gapura tanah lot. Di gapura tersebut ada peresmian Tanah Lot. Dan dalam beberapa menit kami melanjutkan perjalanan kami akan sampai di Tanah Lot. Saat itu kondisinya lumayan padat.
Pura Tanah Lot memiliki sejarah yang sangat menarik untuk kita ketahui, yaitu: pada masa kerajaan majapahit ada seorang bhagawan yang bernama Dang Nyang Nirarta. Beliau terkenal dalam penyebaran ajaran agama hindu dengan nama “Dharma Yatra”, di Lombok beliau dikenal disebut “Tuan Semeru” atau guru dari semeru sebuah nama gunung di Jawa Timur. Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya yang berkuasa di Bali pada saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat. Beliau menyebarkan agama sampai ke pelosaok-pelosak pulau Bali, disebutkan saat beliau menjalankan “Dharma Yatra” di Rambut Siwi, beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan mengikuti sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air. Tidak jauh dari tempat mata air itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “gili beo” (gili artinya batu karang , Beo artinya burung) jadi itu adalah sebuah batukarang yang berbentuk burung. Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan melakukan pemujaan terhadap Dewa pengguasa laut. Lokasi tempat batukarang ini termasuk dalam daerah desa Beraban, dan beliau mulai menyebarkan ajarannya kepada penduduk desa beraban, dimana didesa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut”Bendesa Beraban Sakti”. Sebelumnya masyarakat desanya beraban menganut ajaran momotheisme dalam waktu singkat banyak masyarakat beraban mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat bendesa beraban sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir bhagawan suci ini. Dengan kekuatan sepiritual yang dimiliki, Dang Hyang Nirarta melindungi diri dari serangan bendesa beraban dengan memindahkan batukarang besar tempat beliau bermeditasi ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut. Kemudian beliau memberi nama ” Tengah Lot”
yang berarti Tanah di tengah Laut. Akhirnya bendesa beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Danghyang Nirarta, dan menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran itu kepada penduduk setempat. Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama ” Jaramenara/ Ki Baru Gajah” kepada Bendesa Beraban. Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan diupacarai setiap hari raya kuningan. Upacara di Pura tanah lot setiap 210 hari sekali yakni pada”Buda Wage Langkir” sesuai dengan penanggalan kalTanah Lot, Sejarah Tanah Lot, Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali. Di sini Danghyang Nirartha pernah menginap satu malam dalam perjalanannya menuju daerah Badung dan kemudian ditempat inilah oleh orang-orang yang pernah menghadap kepada Dang Hyang Nirartha dibangun bangunan suci (Pura atau Kahyangan) sebagai tempat memuliakan dan memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan. Pura atau Kahyangan ini diberi nama “Pura Pekendungan” yang sekarang lebih dikenal dengan “ Pura Tanah Lot” sebagai salah satu penyungsungan jagat. Bagaimana ikwal perjalanan Danghyang Nirartha tatkala berkeliling di Pulau Bali dan sampai ditempat ini, sebagaimana tertulis dalam babad Dwijendra Tatwa yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Pada suatu waktu Danghyang Niratha datang kembali ke Pura Rambut Siwi di dalam perjalanan beliau kelilling pulau Bali, dimana dahulu tatkala beliau baru tiba di Bali dari Brambangan (Blambangan) pada sekitar tahun icaka 1411 atau tahun 1489 M beliau pernah singgah di tempat ini. Setelah berada di Pura Rambut Siwi untuk
beberapa lama, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya menunju arah Purwa (Timur) dan sebelum berangkat paginya Dang Hyang Niratha melakukan sembahyang “Surya Cewana” bersama orang-orang yang ada disana. Sesudah menyiratkan (memercikkan )tirtha terhadap orang orang yang ikut melakukan persembahyangan , lalu Danghyang Nirartha keluar dari Pura Rambut Siwi berjalan menuju arah ke Timur. Perjalanan beliau ini menyusuri pantai Selatan pulau Bali dengan diiring oleh beberapa orang yang teraut cinta bhaktinya kepada Dang Hyang Nirartha. Dalam perjalannya ini Dang Hyang Nirartha dapat menyaksikan bagaimana deburan ombak laut menerpa pantai menambah keindahan alam yang sangat mengasyikkan. Terbayang oleh beliau bagaimana kebesaran Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) yang telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya yang dapat membrikan kehidupan bagi manusia. Karena asyik memperhatikan dan memandang keindahan alam dengan segala isinya, sampai – sampai Dang Hyang Nirartha tidak merasakan kelelahan didalam perjalanannya. Sebagaimana biasanya di dalam perjalanan Dang Hyang Nirartha senantiasa membawa lontar dan pengrupak (pisau raut untuk menulis pada daun lontar ) sehingga apaapa yang diangap penting baik yang dilihat maupun yang dirasakan kemudian disusun dalam bentuk kekimpoi atau gubahan lainnya. Demikian pula mengenai perjalanannya dari Pura Rambut Siwi ini, sehingga karena asyiknya beliau memperhatikan serta memandang dan memikirkan segala sesuatu yang dipandang penting dan akan digubah, tahu-tahu Dang Hyang Niratha sudah sampai pada suatu tempat di pantai Selatan dipantai Selatan pulau Bali. Di pantai ini terdapat sebuah pulau kecil yang terdiri dari tanah parangan (tanah keras) dan disinilah Dang Hyang Nirartha berhenti dan beristirahat. Tidak antara lama Dang Hyang Nirartha beristirahat disana, maka berdatangan kesana para nelayan untuk menghadap kepada Dang Hyang Nirartha sambil
membawa berbagai persembahan untuk diaturkan kepada beliau. Kemudian setelah sore hari, para nelayan tersebut memohon kepada Danghyang Nirartha agar beliau berkenan bermalam dipondok mereka masing- masing, namun permohonannya ini semua ditolak oleh Dang Hyang Nirartha, karena beliau lebih senang bermalam di pulau kecil itu. Disamping hawanya segar, juga pemandangannya sangat indah dan dari sana belaiu dapat melepaskan pandangan secara bebas kesemua arah. Pada malam harinya sebelum Dang Hyang Nirartha beristirahat, beliau memberikan ajaran-ajaran seperti agama,susila da ajaran kebajikan lainnya kepada orang-orang yang datang menghadap ke sana. Tatkala itu Dang Hyang Nirartha menasehatkan kepada orang-orang itu untuk membangun Parhyangan ( Pura atau Kahyangan ) disana karena menurut getaran batin beliau yang suci serta petunjuk gaib bahwa tempat itu baik untuk tempat memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang maha Esa ) . Dari tempat ini kemudian rakyat dapat memuja kebesaran sanghyang Widhi Wasa ( Tuhan YangMaha Esa ) untuk memohon wara nugrahaNya keselamatan dan kesejahteraan dunia. Demikian antara lain nasehat Danghyang Nirartha kepada orang-orang yang mengahadap pada malam hari itu, yang akhirnya sesudah Dang Hyang Nirartha meninggalkan tenpat itu, kemudian oleh orang-orang tersebut dibangunlah sebuah bangunan suci (Pura atau Kahyangan) yang diberi nama Pura Pakendungan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Pura Tanah Lot. Di Tanah Lot kami melihat pemandangan yang sangat indah banyak wisatawan yang datang,baik wisatawan mancanegara maupun domestic.di Tanah Lot kami juga sempat menyaksikan ular suci dan berfoto – foto bersama guru – guru dan teman – teman yang lain. Selain itu kami juga sempat bermain air dan pakaian kami sampai basah. Sekali dua kali saat ombak datang kami menjerit dan sengaja membasahi celana maupun baju yang kami pakai. Dan kami membayar jasa kamar mandi
seharga Rp. 2.000,00- Rp. 3.000,00 setiap anak. Bus mulai berjalan, menuju tempat wisata selanjutnya yaitu Tanjung Benoa. Perjalanannya sangat lama dan memerlukan waktu berjam – jam. Di perjalanan kami, melihat kondisi wilayah Bali. Kami juga mendengarkan cerita dari Beli Ketut. Meskipun di dalam bus kondisinya sangat gaduh. Kami juga saling bertukar makanan satu sama lain juga bercerita cerita
dan seperti
biasanya sms-an sama temen meskipun satu bus.
2. Tanjung Benoa. Pantai Tanjung Benoa terletak di ujung timur pulau Bali, masuk dalam
wilayah administratif Kecamatan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung.
Pantai ini merupakan tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Namun untuk olahraga surfing yang banyak terdapat di pantai-pantai pulau Bali lainnya, tidak dapat dijumpai disini dikarenakan ombak di pantai ini cenderung tenang, sehingga kurang mendukung untuk surfing. Harga yang dikenakan untuk menikmati berbagai sarana olahraga air itu pun bermacam-macam berkisar antara Rp150 ribu sampai Rp200 ribu untuk pemakaian selama 10-15 menit. Tetapi di waktu-waktu padat pengunjung, jatah waktu pemaikan sering dikurangi menjadi sekitar 5 menit saja karena banyaknya antrian pengunjung yang ingin mencoba. Terkadang panjangnya antrian diperparah dengan beberapa turis luar yang berusaha menyela antrian. Mereka sering melakukan itu karena mereka merasa membayar lebih mahal dibandingkan turis lokal. Diantara semua sarana olah raga air tersebut yang terasa agak asing didengar disini yaitu flying fish. Olahraga air ini memakai sebuah perahu dari karet yang berkapasitas dua orang dengan satu lagi untuk petugas yang duduk ditengah sebagai penyeimbang. Penumpang tidur terlentang di perahu yang kemudian akan ditarik dengan speedboat berkecepatan tinggi. Perahu akan menjadi terangkat dan terbang diatas air pada ketinggian 10-15 meter. Inilah yang disebut dengan flying fish. Selama berada
diudara,
petugas
yang
duduk
ditengah,
bertugas
menyeimbangkan perahu agar tidak berputar atau terbalik karena hembusan angin. Mengingat adanya tiga orang dalam perahu, terkadang bisa terjadi kasus dimana perahu karet tersebut tidak bisa terbang. Hal ini dikarenakan untuk bisa terbang dibutuhkan kecepatan speedboat yang tinggi dan juga
hembusan angin yang cukup kuat. Jika salah satu faktor itu tidak mendukung, maka sensasi flying fish tidak akan bisa dirasakan, hanya sekedar punggung yang terasa terhempas-hempas oleh permukaan air laut. Pesona lain dari pantai ini yaitu adanya Pulau Penyu yang berjarak kurang lebih 20-30 menit perjalanan, dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dengan biaya Rp.50 ribu per orang. Pulau ini disebut Pulau Penyu, karena merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu
yang hampir punah. Penangkaran ini sendiri bernama Pudut Sari. Sepaket dengan perjalanan ke Pulau Penyu ini, pengunjung juga disuguhi pemandangan objek wisata bawah laut. Perahu yang digunakan, dimodifikasi sedemikian rupa dengan bagian dasar tengah perahu dipasangi kaca, yang membuat dasar laut yang dangkal terlihat jelas. Berbagai ikan-ikan air laut yang beraneka ragam warna tubuhnya akan menjadi tontonan disini. Agar ikan-ikan mau mendekat, pengemudi kapal menebarkan roti tawar kelaut sebagai pancingan. Sebentar saja, ikan-ikan itu akan datang mendekat. Sayangnya jenis ikan yang mendekat kurang bervariasi sehingga kurang menarik untuk dinikmati . Perahu motor tidak bisa merapat langsung ke lokasi Pulau Penyu karena pendangkalan. Pengunjung harus turun menyusuri sendiri pantai yang berair setinggi mata kaki sampai dengan bawah lutut orang dewasa. Jika takut kaki terantuk batu karang atau lainnya, bisa menyewa sepatu yang ditawarkan beberapa warga disana. Pada Pulau Penyu ini terdapat ratusan ekor penyu berbagai ukuran dan usia. Untuk penyu yang berada di kandang merupakan penyu induk yang jumlahnya sekira 50 ekor. Yang berukuran besar usianya bisa mencapai 35
tahun lebih. Pengunjung bisa memegangi dan mengangkat induk penyu tersebut untuk berfoto bersama. Untuk setiap harinya induk penyu diberi makan rumput laut. Ketika air laut pasang mereka bisa leluasa ke pinggir pantai, namun tidak sampai lepas ke laut, karena telah dipagari dengan bambu. Mereka akan kembali ke kandang setelah air laut surut. Apabila ada yang tidak kembali, pekerja akan memindahkannya dengan tangan. Penyu yang terdapat di tempat penangkaran tidak diperjualbelikan, apalagi dipotong untuk dikonsumsi, karena penangkaran itu sendiri semata-mata untuk upaya pelestarian satwa laut yang dikhawatirkan akan punah. Satwa tersebut sengaja dibiarkan berkembang biak secara alami. Setelah bertelur dan anak-anaknya itu kuat berenang di laut, anak penyu itu dilepas, sementara induknya tidak. Tidak hanya penyu yang dapat dijumpai di pulau ini. Ular, monyet, burung dan hewan lain yang jinak bisa dijumpai di sana. Terdapat pula semacam galeri yang menawarkan berbagai macam cinderamata, termasuk replika penyu berbagai ukuran terbuat dari kayu dan batu karang. Kendati letaknya terpencil, di lokasi itu pun terdapat tempat penjualan makanan dan minuman. Untuk menuju Pantai Tanjung Benoa tetap harus menggunakan bus-bus pariwisata, kendaraan sewa maupun pribadi karena masih belum adanya transportasi umum yang melewati daerah tersebut. Saat kami sampai di parkiran tanjung benoa, sopir bus binggung mencari tempat parkir karena kondisinya sangat penuh. Tanpa parkir kami turun dan berjalan menuju tanjung benoa. Sesampainya
disana
kami langsung mencari tempat peristirahatan. Kami pun duduk meskipun
tidak bersama – sama dengan rombongan dari SMP Muhammadiyah 3 Depok. Karena ingin melihat pemandangan di Tanjung Benoa kami menuju ke sebuah tempat yang ada semacam gubuk tempat anak laki laki melihat pemandangan laut lepas. Kami pun bergabung dengan mereka. Kami melihat ada yang bermain banana boats, para layang ataupun hanya bermain di pasir. Fasilitas yang ada di tempat wisata ini adalah kamar mandi, paralayang, banana boats, dan masih banyak lagi. Di Tanjung Benoa kami juga sempat foto – foto. Dan aku sempat mengambil penyu berwarna hijau di dekat bebatuan. Penyunya kecil – kecil dan banyak pula. Udara yang dingin bercampur panas pada sat itu membuat kami ingin berteduh. Sambil menunggu teman – teman yang tadi, ada diantara anak – anak yang membeli bakso, lotis, rujak, es campur, dan ada juga yang makan makanan yang dibawa sendiri. Tak berapa lama kemudian mereka telah kembali dan sudah masuk kedalam bus. Setelah panitia mengecek bahwa semua siswa sudah berkumpul semuanya bus mulai berjalan meninggalkan daerah kawasan Tanjung Benoa.
4. Joger.
Tempat wisata yang selanjutnya adalah jogger. Lagi – lagi perjalanan yang harus kami tempuh jauh.banyak diantara kami yang mengeluh dan ingin segera menuju tempat penginapan. Di perjalanan, kami berkaraoke menyanyikan lagu, baik itu dangdut, pop, ataupun yang lain. Ada juga anak yang tidur, mungkin terlalu kelelahan.
Berjam – jam kemudian kami
sampai di central parker. Kami
mendapatkan dua tiket untuk menuju ke jogger dan pantai kuta. Karena jalan menuju ke jogger dan pantai kuta begitu padat dan tidak dapat dijangkau oleh angkutan besar seperti bus. Kami menunggu angkutan itu di sentral parker. Kami diantar sampai ke jogger. Kondisi di area parker jogger begitu padat dan untuk masuk kedalam jogger kami harus antre terlebih dahulu. Di dalam jogger, ramainya bukan main dan antrean di kasir begitu penuh. Sehingga untuk mengambil barang kami harus berdesak – desakan. Karena kondisinya sangat tidak meungkinkan kami memutuskan untuk keluar dari jogger dan tidak membeli apapun juga. Dan menurut data yang saya peroleh dari akses internet pada tanggal 6 Oktober 2008, Joger adalah sebuah pabrik dan toko baju di Bali yang bertuliskan kata-kata lucu dan nyeleneh. Mungkin bisa dikatakan mirip dengan Dagadu di Jogja. Joger sendiri merupakan sebuah singkatan. Yaitu Joseph (pemilik Joger) dan Gerard (sahabat Joseph). Menurut cerita Pak Joseph uang pemberian dari Gerard inilah yang digunakan untuk mulai merintis usahanya yang sekarang sudah berkembang pesat dan di kenal orang-orang sebagai Joger. Joger memang ahli dalam merangkai kata-kata yang dapat membuat kita tersenyum simpul. Walaupun kadang-kadang terkesan garing. Salah satu produk aneh di Joger adalah Jam mundur yang katanya di buat khusus untuk orang-orang yang berpikiran maju. Harganya relative murah. Hanya dengan 65.000 rupiah jam dinding yang berputar terbalik dapat anda bawa pulang. Sekedar informasi, pembelian di Joger dibatasi hanya sampai 12 pcs saja. Begitu masuk di area parker Joger kita akan menemukan sebuah tembok hijau bertuliskan “ INI TEMBOK JOGER BUKAN TEMBOK
BERLIN”. Yah rasanya kurang lengkap jalan-jalan jalan -jalan ke Bali tanpa Singgah di Joger. Wisatawan yang umumnya datang bersama keluarga umumnya sangat tertarik terhadap hasil produksi "home industry" masyarakat setempat diantaranya baju kaos khas Bali, kain pantai, ikat kepala, patung, lukisan, anyam-anyaman, sprei tempat tidur dan alat musik tradisional. Harga aneka jenis hasil kerajinan rumah tangga yang ditawarkan, sejak adanya kebijakan kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat rata-rata 25% dibandingkan sebelumnya. Harga baju khas Bali yang bergambar lukisan barong atau "Baju Barong" misalnya untuk ukuran dewasa naik menjadi Rp21.000 lembar bila
dibandingkan
sebelumnya
tercatat
Rp17.000
per
lembar,
sedangkan baju kaos biasa naik menjadi Rp20.000 per lembar dari sebelumnya Rp15.000 per lembar. "Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap biaya produksi berbagai hasil kerajinan tangan masyarakat di salah satu daerah tujuan wisata terkenal di Indonesia bagian tengah tersebut," katanya. Sementara itu, hasil pantauan ANTARA, sejumlah obyek wisata seperti Kuta, Tanah Lot, Alas Kedaton, Sangeh, Ubud, Goa Gajah, dan lain-lainnya sejak mulai libur lebaran tahun ini "dipadati" wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. "Terjadinya ledakan Bom di kawasan wisata Kuta dan Jimbaran, 1 Oktober yang lalu, ternyata tidak banyak atau tidak lama pengaruhnya terhadap jumlah kunjungan turis ke obyek-obyek wisata di Bali," kata manajer operasional obyek wisata Tanah Lot, I Made Sujana. "Pihaknya tetap optimis bahwa keberadaan pariwisata Bali ke depan kembali akan menggeliat, asalkan tidak lagi terjadi tindakan-
tindakan kriminal, ledakan bom dan bencana alam yang menghantui wisatawan sedang berlibur," tegasnya. Di depan jogger kami menunggu angkutan yang akan mengantar kami sampai ke Pantai Kuta. Ketika diperjalanan dala ankutan itu sopirnya ugal – ugalan dan dengan seenaknya sendiri menurunkan kami diperempatan dan kami disuruh berjalan menuju pantai Kuta. Padahal kami sudah membayar dengan ongkos Rp. 2000,00. akhirnya kami terpaksa jalan. Huh… menyebalkan sekali. Apalagi kondisi jalannya begitu penuh dan semrawut. Kami harus berjalan kurang lebih 1 km.
5. Pantai Kuta.
Setelah sampai di Pantai Kuta rasanya senang sekali.kemudian kami duduk – duduk di pasirnya bersama guru – guru pendamping menikmati pemandangan pantai yang sangat indah. Aktivitas yang kami lakukan disana hanyalah bermain ombak,membuat istana pasir, dan menulis kata – kata di pasir pantainya.dan saat kami bermain tidak menggunakan alas kaki maka pasir – pasirnya menempel pada kaki dan celana dan itu sulit untuk di hilangkan. Setelah bermain kami duduk
di
pinggir
pantai
bersama
rombongan
dari
SMP
Muhammadiyah 3 Depok. Menurut data yang diperoleh dari akses internetpada tanggal 6 Oktober 2008 pantai Kuta mulai dikenal ketika para pedagang dari Denmark membuka kantor perwakilan dagang disini. Hubungan dagang yang terjalin antara perwakilan dagang tersebut dengan penduduk pribumi asli kemudian berkembang dengan sangat pesat. Baru mulai pada tahun 1930 sepasang suami istri asal California Amerika sangat terkesan dengan keindahan pantai Kuta yang waktu itu sama sekali belum terjamah campur tangan manusia, alias masih
alami. Kuta Beach Hotel adalah hotel pertama yang berdiri di kawasan ini, namun sayang harus ditutup karena tentara Jepang menyerbu pulau Bali pada waktu itu. Pada tahun 1960 ketika banyak turis Australia yang harus singgah di Bali untuk perjalanan ke Eropa, Kuta mulai semakin dikenal kembali. Dalam perkembangannya, area Kuta semakin menarik kunjungan para wisatawan tidak hanya dari Australia, namun juga dari berbagai belahan dunia yang lain. Dengan cepat berdirilah berbagai hotel di sepanjang kawasan pantai Kuta. Biasanya hotel-hotel dikawasan ini bertaraf internasional atau setidaknya sebuah grup hotel internasional. Berawal dari awal ujung pantai Kuta terdapat Inna Kuta Beach Hotel, Hard Rock Hotel, Mercure Hotel, dll. Juga berdiri sebuah penginapan yang sangat nyaman bergaya butik resort yaitu Alam KulKul Boutique and Resort. Waktu paling ramai di kawansan pantai Kuta adalah di sore hari atau sewaktu matahari terbenam (sunset). Semua turis
mancanegara
ataupun lokal berkumpul menjadi satu disini. Apalagi ada momen momen khusus di dalam negeri seperti liburan sekolah, liburan Lebaran Idul Fitri atau liburan tahun baru, bisa dipastikan keramaian itu semakin menjadi. Di pantai Kuta pengunjung bisa melakukan selancar atau surfing, bermain sepakbola, bermain layang-layang, sekedar rebahan di pasir pantainya yang hangat, atau cuci mata menyaksikan para turis bule berjemur. Apabila tertarik dengan layanan kuncir rambut atau pembuatan tato sementara, itu juga bisa didapat di pantai ini. Kuta Bali, yang dulunya dikenal sebagai perkampungan nelayan, kini telah berubah menjadi sebuah tempat tujuan wisata ternama di Indonesia khususnya Bali.
Salah satu daya tarik Kuta adalah pantai Kuta. Pantai yang membentang lebih dari 2 km ini menawarkan pasir putihnya yang indah dan pesona sunset (matahari tenggelam). Pantai Kuta juga dikenal sebagai tempat olahraga surfing alias selancar. Event-event surfing nasional dan internasional juga sering digelar di sini. Dan event akbar tahunan Kuta Karnival pun digelar di sini dengan berbagai kegiatan olahraga dan hiburan yang cukup menyedot animo pengunjung pantai Kuta. Kawasan wisata Kuta juga dikenal sebagai pusat perkembangan pariwisata Bali. Fasilitas seperti restoran, spa, hiburan dan tempat penginapan dengan berbagai harga sangat banyak jumlahnya. Untuk menikmati keindahan dan suasana Kuta dapat ditempuh dengan jalan kaki, dengan mobil ataupun alat transportasi traditional, delman. Setelah merasa cukup menikmati pemandangan di pantai Kuta kai kembali ke sentral parker lagi. Dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK).
6. Garuda Wisnu Kencana
Ide Garuda Wisnu Kencana (GWK) begitu hebat. Sebuah mini-city dengan segala fasilitas hiburan, shopping dan tempat rekreasi seluas puluhan hektar. Tentu saja jangan lupakan patung GWK itu sendiri.
Rencananya akan menjulang setinggi 128 meter dan konon merupakan patung yang tertinggi di dunia untuk kategori Statue.Kami bisa mencapai GWK melalui beberapa jalur. Berkeliling GWK akan membuat kita kagum. Area yg aslinya bukit batu yg miring terjal disulap menjadi sebuah bangunan raksasa dengan arsitektur mengagumkan. Bukit dipotong - potong menjadi pilar - pilar raksasa ala bangunan di mesir, tapi tetap dengan style Bali. Mereka memotong - motong bukit seperti memotong keju. Dibalik semua keindahan, proyek GWK ternyata punya banyak kasus. Proyek GWK dari awal berjalan lancar sampai Bom Bali I meledak. Bali mengalami krisis dan proyek mulai mangkrak. Penduduk lokal mulai berdemo menuntut janji pekerjaan sebagai kompensasi dari pembebasan tanah. Isu korupsi dan penyelewengan dana juga mulai menggerogoti GWK. Sekitar awal 2006, patung megah yang dijanjikan belum juga berdiri. hanya ada sepetak batu dan semen berukuran semeter dua meter yang merupakan hasil upacara peletakan batu pertama oleh Mantan Presiden Megawati.
7. Tenun Galuh.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan
kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Pertenunan Cap Batik GALUH didirikan pada tahun 1976 di Br. Tegehe, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali oleh Bapak Pande Ketut Krisna. Pada awal berdirinya, pembuatan tenun Batik Cap Galuh memperoleh ijin usaha dari Departemen Perdagangan dengan no. SIUP. 118/22-04/PM/VI/86 serta terdaftar sebagai wajib pajak dengan NPWP : 4.139.244.0-58. Pada awal pelaksanaan kegiatan produksinya, Pertenunan Batik Cap Galuh memiliki hanya 5 (lima) buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Adanya keinginan untuk maju di dalam mengembangkan pertemuannya telah menjadi tekad bagi Bapak Pande Ketut Krisna. Sehingga perusahaan pertenunan yang dikelolanya dapat berkembang dengan pesat seperti yang dapat kita lihat pada saat ini. Dan petenunan batik cap Galuh pada saat kini telah mempunyai 32 buah ATBM.
Mengenai
dihasilkan
lebih
mutu
design
mengutamakan
produk/barang-barang mutu
sehingga
yang
mendapatkan
perhatian yang sangat serius sekali dari konsumen, dan hasilnya pun sangat laku di pasaran baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di tenun galuh kami dapat melihat produksi batik dari Bali. Selain itu kami dapat melihat berbagai kerajinan yang bermacam – macam, diantaranya adalah: alat memasak yag terbuat dari kayu, tas dari rotan, baju, gantungan kunci, patung, lukisan, pernak pernik kecil dan
masih
banyak
lagi.
Kami
di
tenun
galuh
tidak
lama,kemudiankami kembali lagi ke parkiran bus, dan di parkiran bus kami juga sempat mentato tangan maupun lengan kami. Ada juga yang membeli ikat kepala yang khas dari Bali.
Tak lama kemudian kami masuk kedalam bus dan melanjutkan perjalanan ketempat wisata yang selanjutnya.
8. Tari Barong.
Setelah kami berbelanja di pusat oleh – oleh Cahayu dan sebelum kami menuju lokasi Pasar Seni Sukowati kami menyaksikan pertunjukan tari barong. Tepatnya di daerah Celuk – Sukawati, Gianyar. Pertunjukan tersebut dibuka pada setiap hari pada pukul 09.30 – 19.30 WITA. Kira – kira sekitar pukul 10.00 kami telah sampai di halaman parkir ditempat tersebut. Kondisi parkirannya sangat padat. Tapi tak membutuhkan waktu lama untuk memarkirkan bus. Setelah bus sudah benar – benar berhenti kami semuanya turun dan segera menuju kedalam area pertunjukan. Di pintu masuk kami dibagi oleh petugas tempat wisata tersebut selebaran atau brosur tentang tari barong dan keris. Setelah itu kami masuk dan mencari tempat duduk yang nyaman untuk
melihat pertunjukan tari barong dan keris. Karena
suasana ruangan yang sangat penuh maka ada diantara kami yang berdiri, tapi ada juga yang duduk meskipun berpencar. Sekitar pukul 10 lebih pertunjukan dimulai dan ceritanya adalah: tarian barong menggambarkan pertarungan antara “ kebajikan “ melawan “kebatilan”. Barong adlah makhluk mithologi yang menggambarkan “kebajikan” dan rangda adalah makhluk yang maha dahsyat menggambarkan “kebatilan”. Tari barong terdiri dari beberapa babak yaitu: Gending pembukaan, babak pertama, babak kedua, babak ketiga, babak ke empat dan babak ke lima.
Gending pembukaan
Barong dank era sedang berada di dalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi. Dimana kera dapat memotong hidung dari salah satu dari tiga orang bertopeng. Babak pertama
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut – pengikut dari rangda yang sedang mencari pengikut – pengikut Dewi Kunthi yang sedang dalam perjalanan menemui patihnya. Babak Kedua
Pengikut – pengikut dewi kunthi tiba. Salah seorang pengikut dari rangda berubah menjadi setan. Semacam rangda dan memasukkan roh jahat kepada pengikut dewi kunthi yang menyebabkan mereka bisa marah. Keduanya menemui patih dan bersama – sama menghadap dewi kunthi. Babak Ketiga
Muncullah dewi kunthi dan anaknya Sahadewa dan dewi kunthi telah berjanji kepada rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban.
Sebenarnya
dewi
kunthi
tidak
sampai
hati
untuk
mengorbankan anaknya. Tetapi setan memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkan dewi kunthi bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anakya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih itupun tak luput dari kemasukkan roh jahat oleh setan kedalam hutan dan mengikatnya di muka istana sang rangda.
Babak Keempat
Turunlah
dewa
Siwa
dan
memberikan
keabadian
kepada
Sahadewa dan keabadian itu tidak diketahui oleh Rangda dan
kemudian datanglah rangda untuk mengkoyak – koyak dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Siwa. Rangda menyerah kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan sang rangda mendapat surga. Babak Kelima
Kalika
adalah
seorang
pengikut
rangda
yang
menghadap
Sahadewa. Penolakan ini menimbulakan perkelahian dan kalika berubah rupa menjadi babi hutan dan didalam pertarungan diantara Sahadewa melawan babi hutan, Sahadewa mendapatkan kemenangan kemudian babi hutan ini berubah menjadi burung
tetapi tetap
dikalahkan. Kemudian burung tersebut berubah kembali menjadi rangda. Oleh karena itu saktinya rangda ini maka Sahadewa tidaj dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah menjadi barong. Karena sama saktinya, maka pertarungan antara barong melawan rangda ini tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Dan dengan demikian pertarungan dan pertempuran ini terus abadi “kebajikan” melawan “kebathilan”. Kemudian muncullah pengikut – pengikut barong masing – masing dengan kerisnya yang hendak menolong barong dalam pertarungan melawan rangda. Mereka semuanya tidak berhasil melumpuhkan kesaktian sang rangda.
Dan menurut data yang diakses dari internet di www.google.com/ tari barong pada tanggal 6 oktober menyebutkan bahwa Tari Barong adalahTarian yang merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu
yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis. Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan pertunjukan pembuka, yang diiringi dengan gamelan. Ada beberapa jenis tari barong namun yang sering dipentaskan untuk konsumsi pariwisata yaitu jenis Barong Barong Ket atau Barong Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak. Untuk menarikannya Barong ini diusung oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk / Juru Bapang, satu penari di bagian kepala dan yang lainnya di bagian pantat dan ekornya. Tari Barong Keket ini melukiskan tentang pertarungan tanpa akhir antara kebajikan (dharma) dan keburukan (adharma) yang merupakan paduan yang selalu berlawanan. Setelah pertunjukan tari barong selesai kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke pasar sukowati.
9. Pasar Sukowati.
Pasar ini mudah dijangkau karena teletak di jantung kota dibandingkan dengan Pasar Seni Sukowati yang menjauhi kota Densapar sekitar 20 km. Jika anda berlibur di Bali memang hampir terdapat disepanjang jalan yang Anda lalui. Display kerajinan yang dapat dari jalan menunjukkan barang apa yang dapat Anda peroleh. Pemandangan seperti ini lazim Anda jumpai sewaktu Anda menyusuri jalanan ramai di Kuta, daerah tenang di Sanur, ataupun ketika berada di Ubud yang tentram. Jika
Anda
menginginkan
beberapa
jenis
kerajinan,
untuk
menghemat waktu tak ada salahnya jika langsung datang ke art shop atau pasar seni yang lengkap dalam menyediakan aneka kerajinan Bali, belum lengkap rasanya bila belum mengujungi pasar seni Sukowati Pasar Sukawati menyediakan pakaian-pakaian seperti Batik khas bali, selain batik khas bali juga tersedia berbagai macam baju-baju serta celana pendek harga miring yang akan cocok dipakai di pantai. Dan juga ada beberapa kaos yang bercorak Bali. Semua barang-barang disini bisa ditawar, dan sebagai tipsnya harganya bisa sepertiga dari harga pertama yang ditawarkan oleh penjualnya Dan untuk melancarkan tawarannya, sebaiknya datang ke pasar ini ketika pagi sekitar jam 8-10 karena para penjualnya baru selesai sembahyang dan mereka menggap jika jualan mereka berhasil di pagi tersebut akan mendatangkan kelarisan untuk jam-jam selanjutnya. Selain pakaian-pakaian murah, di pasar ini juga terkenal dengan barang-barang seni seperti lukisan dari berbagai aliran lukisan. Juga ada berbagai model tas. Dan sebelum menuju ke pasar Sukawati, sebaiknya mengunjungi Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak. Dan
kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaiman para perajin membuat kerajinan perak tersebut. Di pasar sukowati kami diberi waktu 2 jam untuk berbelanja. Di pasar Sukowati banyak yang kami beli diantaranya adalah: baju, kaos, celana, kain pantai, rok, sarung, kain bali, sprei tempat tidur, kerajinan, asbak, samurai, pedang, tas, pernak pernik, salak dan masih banyak lagi. Dalam membeli kami harus pandai menawar harga. Setelah merasa cukup dengan barang belanjaan, kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ketempat wisata yang selanjutnya.
10. Danau Kintamani.
Di daerah pegunungan sekitar Kintamani, terdapat Gunung Batur dengan danau kawah yang dalam dan mata air panas alami yang ada di
Toyabungkah.
Udara
pegunungan
yang
sejuk
disertai
pemandangan ke seluruh arah, sama indahnya dengan keberadaan beberapa pura penting, yang telah membuat Kintamani menjadi salah satu tempat yang tidak terlupakan dalam agenda wisatawan Bali. Gunung Batur adalah salah satu gunung berapi kecil, namun letaknya berada di tengah-tengah kawah besar berdiameter 14 Km. Selain itu, Gunung Batur bersebelahan dengan Danau Batur yang berbentuk sabit yang dikelilingi tembok tinggi pinggiran kawah. Ukuran kecuraman kawah akan membuat Anda membayangkan letusan dahsyat dari Gunung Batur yang terjadi sepuluh ribu tahun yang lalu. Gunung ini masih aktif sampai sekarang seperti penduduk Bali yang masih mengingat letusan yang terjadi pada tahun 1917 tersebut dimana letusan tersebut telah mengambil ribuan nyawa dan menghancurkan ratusan rumah penduduk Desa Batur Tua yang
berada di dasar kaldera Batur. Selajutnya masyarakat yang masih hidup akhirnya mengungsi ke Desa Batur yang sekarang (Kalangayar, yang berarti tempat yang baru.) Pura Ulundanu Batur yang sebelumnya juga berada di dasar kaldera di sebelah selatan Gunung Batur turut dipindahkan ke tempatnya yang sekarang. Pesona yang ditawarkan disini lebih banyak kepada wisata pemandangan alam. Pemandangan alamnya yang berupa kombinasi pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang berdiri di tengahtengah kaldera membuat daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Bali Jika anda mempunyai waktu lebih dan suka petualangan atau fotografi, ada baiknya anda menginap di daerah sekitar Gunung Batur untuk kemudian besoknya melakukan pendakian Gunung Batur atau kaldera Batur di sebelah timur Gunung Batur sambil menikmati indahnya matahari terbit yang muncul dari balik Gunung Rinjani di Lombok. Obyek wisata Kintamani dapat dicapai sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar atau Kuta. Bisa juga anda lewati ketika Anda inging berwisata ke Lovina. Terdapat beberapa tempat penginapan mulai dari hotel berbintang sampai dengan jenis home stay di Kintamani. Anda dapat memilih salah satunya untuk menginap sesuai dengan budget Anda. Salah satu penginapan yang cukup baik di sekitar Kintamani adalah Penginapan Lakeside Di Penelokan (tempat melihat-lihat), terdapat beberapa restoran, dimana Anda dapat beristirahat dan mendapatkan menyantap makanan yang sesuai dengan selera Anda. Kintamani terkenal dengan mascot jeruknya. Jeruk bisa menjadi alternative oleh-oleh ketika Anda mengunjungi Kintamani.
Tapi banyak juga bertebaran toko-toko souvenir sepanjang perjalan Denpasar-Kintamani terutama yang melewati jalur Tampaksiring. Apa yang menarik di Kintamani?? Wisata Trekking & Hiking di Gunung Batur atau Kaldera Batur Jika anda punya waktu cukup dan suka petualangan kecil, ada baiknya anda menyempatkan diri menginap satu hari di Toya Bungkah untuk selajutnya mendaki ke puncak Gunung Batur untuk melihat matahari terbit. Anda dapat melakukan trekking ini dengan cara meminta pada sebuah kelompok guide lokal atau pelayanan wisatawan yang terdapat disana. Gunung batur Nama obyek wisata kawasan Batur disesuaikan dengan potensi yang ada yaitu Gunung Batur dan Danau Batur. Nama Pura Batur berasal dari nama Gunung Batur yang merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di emong oleh Warga Desa Batur. Sebelum meletusnya Gunung Batur pada tahun 1917, Pura Batur berada di kaki sebelah Barat Daya Gunung Batur. Akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh letusan Gunung Batur ini, maka Pura bersama warga desa Batur dipindahkan di tempat sekarang. Sisasisa lahar yang membeku berwarna hitam, Gunung Batur tegak menjulang, Danau Batur teduh membiru, merupakan suatu daya tarik bagi setiap pengunjung. Dari Penelokan dapat memandang birunya Danau Batur dan buih-buih ombak yang menepi menemani sopir boat saat melayani wisatawan dan penumpang umum dalam setiap penyebrangan dari Desa Kedisan ke Desa Trunyan. Para nelayan juga mewarnai kesibukan di Danau Batur mengail ikan mujair yang hasil tangkapannya di jual di pasar Kota Bangli, sehingga di Bangli dikenal dengan sate mujairnya yang merupakan makanan ciri khas Kabupaten Bangli.
Obyek Wisata Kawasan Batur terletak di Desa Batur, Kecamatan Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. Obyek Wisata Kawasan Batur berada pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut dengan suhu udaranya berhawa sejuk pada siang ahri dan dingin pada malam hari. Untuk mencapai lokasi ini dari Ibu Kota Bangli jaraknya 23 km. Obyek wisata ini dapat dilalui dengan kendaraan bermotor, karena lokasi ini menghubungkan kota
Bangli
dan
kota
Singaraja.
Sedangkan
rute
obyek,
menghubungkan Obyek Wisata Kawasan Batur dengan Obyek Wisata Tampaksiring dan Besakih. Di obyek wisata Kawasan Batur sudah tersedia tempat parkir, rumah makan, restourant, penginapan, toilet, wartel, serta warung-warung minuman dan makanan kecil. Mengenai fasilitas angkutan umum dan angkutan penyeberangan sudah tersedia.
Kunjungan Obyek wisata Kawasan Batur ramai dikunjungi oleh wisatawan Mancanegara dan Nusantara. Kunjungan yang paling menonjol sekitar bulan Agustus, Desember, saat menyambut Tahun Baru dan suasana Tahun Baru. Demikian pula pada hari-hari Raya Galungan, Idul Fitri dan Hari Raya Natal, bahkan sering dikunjungi oleh tamu Negara baik dari pusat maupun tamu dari luar negeri. Sumber-sumber yang menyebutkan tentang Batur adalah Lontar Kesmu Dewa. Lontar Usana Bali dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur sudah ada sejak jaman Empu Kuturan yaitu abad X sampai permulaan abad XI. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih maka diperkirakan bahwa Pura Batur adalah Penyiwi raja-raja yang berkuasa di Bali,
sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam Lontar Usana Bali yang terjemahannya sebagai berikut : Adalah ceritera, terjadi pada bulan Marga Sari (bulan ke V) waktu Kresna Paksa (Tilem) tersebutlah Betara Pasupati di India sedang memindahkan Puncak Gunung Maha Meru dibagi menjadi dua, dipegang dengan tangan kiri dan kanan lalu dibawa ke Bali digunakan sebagai sthana Putra beliau yaitu Betara Putrajaya (Hyang Maha Dewa) dan puncak gunung yang dibawa tangan kiri menjadi Gunung Batur sebagai sthana Betari Danuh, keduanya itulah sebagai ulunya Pulau Bali. Kedua Gunung ini merupakan lambang unsur Purusa dan Pradana dari Sang Hyang Widhi. Pura Batur merupakan tempat Pemujaan Umat Hindu di seluruh Bali khususnya Bali Tengah, Utara dan Timur memohon keselamatan di bidang persawahan. Sehingga pada saat puja wali yang jatuh pada Purnamaning ke X (kedasa) seluruh umat terutama pada semua kelian
subak,
sedahan-sedahan
datang
ke
Pura
Batur
menghaturkan "Suwinih". Demikian kalau terjadi bencana hama. Kami tak begitu tahu bagaimana keadaan danau kintamani, karena kami tidak mengunjungi obyek wisata ini secara langsung. Jadi saya hanya dapat mengambil data dari internet saja. Udara disekitar gunung batur ini sangat dingin. Namun sangat begitu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan mancanegara atau wisatawan domestic. Ditempat ini banyak anak – anak kecil yang menjual dagangan berupa pernak pernik atau asesories. Tapi kami tak begitu tertarik. Didaerah ini kami juga sempat makan disebuah rumah makan dengan makanan khas daerah pegunungan batur.
Setelah makan kami kembali kebus dan melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang selanjutnya.
11. Hutan Sangeh.
Di bali, pohon pule memiliki banyak taman wisata alam sangeh, mungkin memang belum banyak dikenal oleh masyarakat indonesia, padahal sangeh terletak di sebuah pulau terkenal di indonesia yaitu bali. Taman wisata alam sangeh terletak di desa sangeh, badung, bali, sekitar 20km dari denpasar. Taman wisata alam sangeh memiliki pesona wisata hutan yang banyak dihuni oleh ratusan kera. Kera-kera sangeh dahulu memang dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. Kera sangeh juga dikenal sangat jahil, karena seringkali
mengambil
barang-brang
pengunung
yang
akan
dikembalikan bila kera-kera tersebut diberi sepotong makanan. Namun sekarang kera sangeh tidak lagi seliar dan sejahil dahulu, karena sekarang kera-kera tersebut telah diurus dengan baik. Kera sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memilki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah pura yang sangat terkenal kesakralannya yaitu pura bulit sari. Entah bagaimana caranya, pemimpin kera dipilih karena memiliki kekuatan dan kharisma yang sangat luar biasa. Bahkan mereka memiliki hak-hak yang lebih dibanding kera lainnya,
seperti saat mengawini kera betina atau saat mendapat jatah makanan. Bisanya raja kera akan mendapat jatah pertama sampai ia puas, sebelum memberikan jatah tersebut pada kera-kera lain. Sebagian besar kawasan hutan wisata ini, menjadi tempat bermukim kera, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan para pengusaha untuk membuat beberapa kios tempat menjual beraneka ragam cinderamata. Hutan wisata ini memang banyak ditumbuhi tanaman pala (dipterocarpustrinervis). Menurut informasi hutan pala ini telah berumur ratusan tahun, bahkan diantara pohon pala tersebut konon ada yang telah berumur lebih dari tigaratus tahun. Menurut pengelola taman wisata ini, hutan wisata sangeng dibuat sebagai taman dari kerajaan mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus didatangkan dari gunung agung. Sebenarnya rencana pembuatan taman ini sangat dirahasikan namun akhirnya pembuatan taman ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama sangeh, yang artingya ada orang yang melihat. Jika kita sempat mengunjungi taman wisata ini, kita pasti akan tertarik dengan keindahan pohon pala yang tumbuh dihutan ini, karena selain tumbuhnya lurus, pohon pala juga memiliki kayu yang sangat bagus. Namun anehnya, menurut beberapa sumber pohon pala sangeh konon tidak bisa ditanam ditempat lain. Hingga orang-orang yang ingin memiliki kayu pohon pala tidak pernah kesampaian. Ada hal menarik diceritakan oleh para pengunjung dan pengelola taman wisata sangeh tentang sebuah pohon yang telah tua dan akan roboh. Dari perkiraan banyak orang, pohon tersebut
akan roboh kearah pura bukit sari, namun kenyataanya semua ternyata melenceng. Awalnya pohon tersebut akan ditebang namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan. “sekitar awal januari, akhirnya pohon itu roboh sendiri, mengarah ke barat daya. Persis antara bangunan bale kulkul dan pewaregan, sehingga hanya sedikit sekali menimbulkan kerusakan, hanya pada tembok luar pewaregan saja. Ini mengherankan karena seharusnya pohon itu tumbang persis di bangunan utama pura,” kata sumohon. Selain pohon pala, masih ada tanaman yang terkenal di hutan sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya pohon lanang wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule. Keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya, membuat topeng yang dipakai sebagai
sungsungan.
Masyarakat
kadang-kadang
ada
yang
meminta kayu pule itu, kata subawa. Tetapi, tentu saja tidak boleh begitu saja orang mengambil kayu atau dahannya karena harus disesuaikan dulu hari baiknya serta memberi persembahan sebagai tanda minta ijin. 12. Danau Bedugul. Bedugul Bali, merupakan salah satu objek wisata pilihan di
Bali juga. Objek wisata ini terletak di kabupaten Tabanan dan terkenal akan danau dan restorannya.
Suhu udara di Bedugul jauh lebih dingin dibandingkan tempat wisata lainnya di Bali, dengan suhu kurang lebih 18 drajat celcius, tentu memberikan suasana tersendiri selama liburan di Bali. Tempat wisata Bali ini mirip dengan yang ditawarkan di Kintamani Bedugul terkenal akan keindahan danau Tamblingan dan andapun
bisa
menikmati
keindahannya
dengan
menyewa
speedboat atau perahu untuk berkeliling danau. Objek wisata ini juga merupakan persinggahan untuk mengunjungi objek wisata lainnya seperti Tanah Lot, Sangeh, Taman Ayun dan tempat wisata lainnya.
Jalan-jalan ke Bali tanpa menyambangi Bedugul? Ah, sayang sekali. Tahkukah Anda, kawasan wisata yang berada di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini memiliki banyak hal menarik yang layak Anda nikmati. Tak hanya suasana pegunungan yang sejuk, Bedugul juga memiliki tiga buah danau yang luar biasa indah. Ada Danau Beratan, Tamblingan, dan Buyan. Anda yang suka menikmati dan mengamati tanaman, Kebun Raya Bedugul, tak boleh dilewatkan. Selain mengoleksi aneka tanaman konservasi, kebun raya ini juga ditumbuhi ribuan jenis anggrek. Bahkan, Anda yang ingin memacu adrenalin, tersedia pula sarananya di sini, yakni objek wisata petualangan Treetop. Dan untuk urusan perut, silakan cicipi satai dan gulai kelinci.
Terhampar di ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut, Bedugul berhawa sejuk. Tak heran, kawasan ini sejak lama dikenal sebagai tempat peristirahatan. Pada zaman penjajahan, banyak orang Belanda yang membangun pesanggrahan di sana dengan view menghadap danau. Kini, masyarakat lokal pun membangun tempat-tempat peristirahatan di sana. Ada yang dipakai sendiri, ada pula yang disewakan. Dibanding kawasan wisata lain di Bali, Bedugul memang beda. Hawa yang sejuk dan suasana yang tenang membuat orang betah berlama-lama di sana. Biasanya, wisatawan yang datang dan menginap di Bedugul adalah wisatawan „berkelas‟. Mereka tinggal di sini agak lama untuk menikmati ketenangan.
Wisatawan juga bisa sepuasnya menikmati keindahan danau sembari berperahu keliling danau atau memancing. Jika enggan berperahu atau memancing, Anda bisa duduk berlama-lama di restoran di tepi danau sambil melepas pandangan jauh ke tengah danau. Jagung rebus, yang dijajakan para pengasong, bisa menjadi teman setia. Jagung hangat yang masih mengepul itu bisa Anda beli dengan „uang kecil‟ Rp 700 per biji. Bedugul bukanlah kawasan wisata yang mahal. Harga makanan dan tarif penginapan relatif murah. Ingin menginap dengan tarif Rp 40 ribu per malam? Tak sulit mendapatkannya di Bedugul, yang dikenal sebagai kawasan penghasil dan pemasok sayur-sayuran untuk Denpasar. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih bergengsi, Anda bisa memilih sebuah vila
berisi dua kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur dengan tarif Rp 300 ribu per malam. Untuk makanan, jangan khawatir akan menguras kantong Anda. Dibanding Nusa Dua, Kuta, Sanur, dan Denpasar, harga makanan di Bedugul relatif lebih murah. Hanya dengan Rp 6.000, Anda sudah dapat menikmti satu porsi nasi campur dan segelas teh manis. Sementara di Denpasar, makanan serupa mesti Anda tebus dengan harga Rp 8.000, bahkan bisa mencapai Rp 20 ribu jika Anda membelinya di Nusa Dua. Untuk makanan, sempatkan mencicipi makanan khas Bedugul yakni satai kelinci. Harganya cukup murah, hanya Rp 6.000 untuk satu porsi atau sepuluh tusuk. ”Kita tidak membedakan harga. Walau yang berbelanja wisatawan asing, harga tetap lokal,” kata Patakun, pemilik warung satai kelinci di Pasar Bedugul. Anda yang ingin bersantap dengan menu lain juga tersedia. Ada nasi campur, ayam goreng, atau satai/gulai kambing. Bagaimana dengan kehalalan makanan-makanan itu? Tentu, Anda harus menanyakannya. Namun jangan terlampau khawatir, sebab pedagang makanan di Bedugul yang rata-rata Muslim, sangat memperhatikan soal ini. Kawasan wisata sebaik Bedugul, mestinya bisa menyerap wisatawan secara maksimal. Namun faktanya, wisatawan asing yang datang ke sini tak lebih dari 20 persen dari total jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Itu pun hanya sebagian kecil saja yang menginap. ”Kami menyediakan penginapan dan disewakan
untuk wisatawan, tetapi hingga kini belum banyak yang memanfaatkannya,” kata Wenni S Lestari, petugas Humas Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Sementara wisatawan domestik, umumnya tidak mendapat informasi lengkap mengenai kawasan wisata ini. Alhasil, mereka lebih memilih tinggal di Denpasar ketimbang Bedugul. Padahal, jika melihat jarak tempuh yang hanya 45 km dari Denpasar, mestinya Bedugul menjadi alternatif mereka untuk menginap. Belum lagi jika mengingat tarif penginapan dan harga makanan yang lebih murah. Melakukan perjalanan wisata ke Bedugul sebenarnya sangat menguntungkan. Ini karena biro perjalanan wisata biasanya menempatkan wisata ke Bedugul dalam satu paket dengan kunjungan ke objek wisata lainnya seperti Hutan Kera Sangeh, Pura Taman Ayun, dan Pura Tanah Lot. Jika berkunjung ke Bedugul pagi hingga siang hari, maka sore harinya dimanfaatkan untuk menikmati panorama matahari terbenam di Tanah Lot. Di danau bedugul kami juga sempat membeli buah strawberry, harmonica alias jagung rebus, salak, dan masih banyak lagi. Setelah merasa cukup kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Kami juga sempat melaksanakan sholat jum‟at berjamaah di sebuah masjid dekat kawasan danau bedugul.
C. Proses Pemulangan
Setelah
kami
selesai
melaksanakan
sholat
dzuhur
berjama‟ah, kami melanjutkan perjalanan kembali. Namun bukan untuk mengunjungi tempat wisata yang lain melainkan untuk kembali ke kota asal atau untuk kembali ke kota Jogja. Tentunya perjalanan kami akan membutuhkan waktu yan tak singkat melainkan memerlukan waktu yang panjang, mungkin sehari semalam. Kami harus melewati kota Bali kemudian menyeberangi selat, melewati kota Ngawi, Solo, Klaten, dan baru akan sampai ke kota Jogja. Sekitar pukul 10.00 WITA, kami mulai meninggalkan kawasan danau bedugul dan melewati jalan menuju pelabuhan. Entah pukul berapa kami sampai dipelabuhan saat itu, yang jelas ketika kami sampai di pelabuhan kami harus menunggu kapal ferrynya terlebih dahulu karena kami datang telalu cepat dan kapalnya belum sampai di pelabuhan. Sambil menunggu kapal datang kami berkumpul dan melakukan aktivitas yang bermacam – macam seperti makan, mengobrol, melihat pemandangan dan foto – foto. Tak berapa lama kemudian kapal sudah datang kamipun segera masuk kedalam kapal dan duduk ditempat duduk yang sudah disediakan. Aktivitas yang kami kerjakan didalam kapal adalah bernyanyi bersama – sama. Selain itu kami juga melihat pemandangan di dalam laut. Wow... ternyata ikannya banyak sekali dan sangat bermacam – macam. Sekitar satu jam kemudian kami sudah sampai di pelabuhan ketapang kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju ke kota Jogja.
Dan setelah semalam melewati perjalanan dan sempat makan malam pada pukul 21.00 di rumah makan di daerah Situbondo, kira-kira pukul 09.30 wib, kami sampai di Jogja tepatnya di sekolahan.
BAB III Pembahasan Dan Hasil Karya Tulis
Selama melaksanakan karya wisata di bali penulis mendapatkan hasil yang berupa: A.
Faktor yang menjadi daya tarik antara lain adalah: tempat wisata
yang mudah terjangkau, ongkos yang terjangkau dan murah, tempat wisata yang indah, bersih dan nyaman dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan.
B.
Permasalahan yang terdapat di tempat wisata ternyata masih sangat
banyakdan beragam yang meliputi aspek kebersihan, keamanan, dan fasilitas yang belum maksimal. C.
Selama ada di bali, penulis dapat mengunjungi beberapa tempat
wisata yaitu:puratanah lot, tanjung benoa, joger, pantai kuta, gwk, tari barong, pasar sukowati, hutan sangeh, danau kintamani, dan danau bedugul. Adapun penjelasan secara rinci dan detail: Pada tanggal 25-29 juni 2011 kemarin saya dan teman – teman yang lain melaksanakan karya wisata ke pulau bali bersama sama dengan beberapa guru pendamping. Kami berangkat pada pukul 09.00karena kami melaksanakan sholat dzuhur dan ashar secara bersama sama atau biasa disebut mengqoshor. Sebelum berangkat kami berjabat tangan dengan orang tua maasing – masing. Begitu juga dengan aku. Tak terasa air mataku berjatuhan dan rasanya berat sekali untuk meninggalkan kedua orang tua, keluarga dan orang – orang yang disayangi. Apalagi harus jauh dari mereka. Rasanya berat sekali. Namun bagaimanapun juga kami harus tetap melaksanakan study tour ke bali. Dengan rasa berat hati, kami semua naik ke bus dan setelah semuanya masuk bus mulai berjalan meninggalkan daerah komplek kolombo. Disepanjang jalan kami melihat – lihat pemandangan yang sangat indah. Perjalanan menuju ke pulau bali sangat jauh dan memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk sampai disana. Waktu terus berjalan , tak terasa hari sudah mulai gelap dan waktu telah menunjukkan pukul 18.00 wib. Banyak diantara kami yang sudah tidur. Dan sekitar pukul 19.00 wib, bus berhenti di sebuah rumah makan di daerah ngawi, jawa timur. Lamipun turun dan melaksanakan sholat isya berjamaah kemudian diteruskan dengan makan malam di rumah makan setempat.
Setelah makan kami melanjutkan perjalanan yang masih panjang. Di perjalanan hampir semua siswa dan guru – guru tidur. Mungkin karena kekenyangan atau memang sudah bener – benar kelelahan. Malam hari, entah pukul berapa bus memasuki pom bensin dan mengisi bensin. Sekaligus ada siswa maupun guru pendamping yang ingin ke toilet. Begitu bus berhenti anak anak terbangun dan turun untuk ke toilet. Namun tidak denganku, aku tidak turun karena kelelahan dan kedinginan. Beberapa menit kemudian siswa dan guru pendamping sudah kembali dan bus mulai melanjutkan perjalanan. Kami semuanya pun kembali tertidur. Pukul 04.00 dini hari kami terbangun karena sudah sampai di pelabuhan dankami segera turun dan berjalan menuju kapal ferry. Tak berapa lama kemudian kapal mulai meninggalkan pelabuhan. Rasanya saat dikapal badan terasa terombang ambing. Dan angin bertiup dengan kencang, akupun tak tahan dengan kedinginan itu. Sesampainya di pelabuhan ngurah rai kami membetulkan jam dan melanjutkan perjalanan ke restoran untuk sarapan pagi dan mandi. Diperjalanan kami melihat pemandangan. Perjalanan dari pelabuhan menuju restoran cukup lama. Sesampainya disana ternyata airnya habis dan kami tidak bisa mandi. Apalagi makanan yang disediakan belum benar – benar matang.. Sekitar 30 menit kemudian kami kembali kebus danmelanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang pertama yaitu pura tanah lot. Untuk sampai ditempat itu memerlukanwaktu yang lumayan lama. Diperjalanan kami melihat pemandangan yang sangat indah yang berupa hamparan pasir dan laut lepas yang sangat bersih. Namun itu bukan tanah lot. Beberapa lama kemudian kami sampai di parkiran tanah lot, untuk sampai ke pantainya kami harus berjalan terlebih dahulu. Meskipun terasa lelah namun semua itu akan terbayarkan dengan indahnya pemandangan pantainaya. Keadaan disekitar tanah lot pun bersih dan fasilitasnya ada pusat informasi wisatawan, kamar mandi dankios kios
perbelanjaan. Sebelum melanjutkan perjalanan aku, erna, anis dan adila menyempatkan diri untuk mandi karena badan kami sudah terasa lengket- lengket. Setelah mandi kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke tanjung benoa. Diperjalanan kami kami dibagikan makan siang dan kamipun makan bersama sama di dalam bus. Ternyata makan dibus juga mengasyikkan, selain itu kami bisa melihat pemandangan di daerah tersebut. Mungkin kami sudah cukup lapar makananpun langsung cepat habis lagian lauknya enak juga.kamipun melahapnya dengan segera. Tanjung benoa benar-benar surganya permainan air, pertama kali menginjakkan kaki disini khususnya saya tidak terlalu menikmati sekali di tempat ini selain karena saya sudah capek karena terlalu lama di dalam bus dan perjalanan yang sangat lama dan jauh. Sesampainya disana pun kami kami lewat pinggir pantai pemandangan disini kurang enak karena disini ada sampah-sampah yang agak menumpuk. Di tempat ini saya dan sebagian teman-teman menyempatkan untuk beristirahat sejenak di sebuah tempat beristirahat seperti gazebo yang sudah di sediakan di pinggir pantai sekalian untuk menikmati pemandangan yang indah di pantai ini. Suasana di pantai ini sangat sejuk dan terlihat indah dengan warna air laut yang biru membentang luas di perairain daerah bali, apalagi di pantai ini ombaknya tidak terlalu besar seperti di pantai tanah lot dan pantai kuta yang ombaknya besar jadi sangat bersahabat jika beristirahat sambil menikmati pemandangan ini. Tetapi ada hal yang tidak menyenangkan dan bila kita memendang dan menikmatinya. Yaitu salah satunya sampah-sampah yang berserakan dan banyak menumpuk di pingiran pantai ini. Sebenarnya sangat disayangkan apabila pantai ini tetap kotor, apalagi pantai ini sangatlah indah bila di nikmati saat kita lagi
leleh dan jenuh dan ada daya tarik tersendiri di sini, yaitu banyak permainan air dan olahraga air di tempat ini sehingga banyak wisatawan berdatangan disini dan ingin mencobanya langsung permainan air yang ekstrim itu. Setelah agak lama di tempat wisata ini, kira-kira pukul 14.30 wita, kami melnjutkan ke tujuan wisata ke tiga yaitu joger.kami di menuju di tempat wisata joger kira-kira memerluhkan waktu 1jam untuk sampai di tempat wisata tersebut. Setelah lama di perjalanan kami menuju ke joger, kami juga melewati kota di di bali dan juga melewati ibu kota dan pusat pemerintahan di bali yaitu denpasar, dan kira-kira pukul 15.30 wita, kami sampai di tempat tujuan wisata kami yang ke tiga yaitu, joger Tetapi sekarang di jogger tidak di perkenankan untuk memarkir kendaraan besar dan menggingat padatnya di perkotaan dan menuju ke jogger dan pantai kuta kecil sehingga dilarang karena kemungkinan menambah kemacetan jadi terpaksa sekarang parker kendaraan besar yang akan menuju ke joger dan pantai kuta, di alihkan di utara joger dan jaraknya agak jauh sehingga harus kita tempuh dengan naik mini bus yang menuju ke arah ke dua tempat wisata tersebut. Setelah sampai di joger kami harus mengantri dan menggingat banyaknya pengunjung disini, jadi harus menunggu lama untuk mengantri. Setelah agak lama, giliran kami yang di persilahkan masuk. Sebelum masuk kita juga di beri kartu tanda telah mengunjungi tempat ini dan stiker. Penjagaan di pintu masuk di joger sangat ketat, sampai-sampai apabila pengunjung sudah banyak masuk di tempat ini akan di tutup dan menunggu pengunjung yang ada di dalam setelah keluar dan barulah di
buka kembali. Saat kami masuk di joger, kami melihat banyak barang dan tulisan-tulisan unik dan lucu seperti, kaos, sandal, manik-manik, kerajinan tangan dari kayu, barang pecah belah, topi, gelas, dll yang semuanya bertulisakan kata-kata iseng. Tetapi sayangnya saya tidak membeli cinderamata di joger, jadi seakan saat itu dan sampai saat ini saya menyesal karena tidak membawa cinderamata dari bali khususnya di joger dan seakan saya tidak di bali. Kesan dan rasa saya salut di joger adalah, suatu tempat pembuat asesoriess, souvenir, pakaian dll yang punya nilai tersendiri dan bisa menarik banyak konsumen khususnya wisatawan yang berkunjung di sana, sehingga juga joger ini termasuk tempat yang ramai dan kemingkinan omset dari joger ini sangatlah besar karena dapat menarik wisatawan untuk berkunjung dan membeli produk barang dari joger dan bagi wisatawan joger adalah salah satu tujuan wisata favorit jika berlibur ke bali.
Setelah menikmati dan melihat barang-barang produk joger , kami melanjutkan perjalanan ketempat wisata yang ke empat yaitu, pantai kuta. Saat menuju ke pantai kuta kami juga harus menempuhnya dengan naik mini bus lagi. Saat menuju pantai kuta kira-kira menempuh waktu 25 menit dan bisa lebih apabila keadaan kota macet dan mengingat bila waktu sore dan malam hari kota di bali akan semakin ramai dan kemungkinan kemacetan akan terjadi dan semakin banyaknya orangorang berlalu lalang di daerah kota di bali. Dan setelah sampai tujuan kami langsung berhamburan ke tempat yang kami inginkan.
Pemandangan dan sususana pantai ini sangatlah indah dengan gulungan ombak yang begitu besar dan apalagi saaat menjelang senja sambil memandangi laut yang indah dan melihat sun set. Makanya tidak heran apabila pantai kuta jika saat mejelag sore dan malam pasti ramai. Dan ada nilai plus bagi pantai kuta ini yaitu sebagai pantai favorit di bali dan di tambah pantai ini jarang terkena erosi dan kebersihannya sangat terjaga jadi juga sebagai daya tarik dari wisatwan untuk mengunjung pantai ini. Waktu sudah senja dan sudah puas menikmati pantai kuta, sekitar pukul 18.30 kami keambali di tempat parkiran bus kami berada. Dan setelah sampai di tempat parkiran bus, kami dipersilahkan dahulu untuk makan malam di bus yang sudah di sediakan pihak study tour. Setelah selesai beristirahat dan makan, kami melajutkan kembali di perjalanan tempat wisata yang ke lima yaitu, garuda wisnu kencana. Waktu itu itu menujukkan pukul 19.30 wita. Dan sekitar 20 menit lebih kami sudah sampai di garuda wisnu kencana. Disana kami mengunjungi patung garuda wisnu kencana, dan di perbolehkan untuk naik dan melihat langsung patung tersebut sambil berfoto-foto. Setelah agak lama di gwk, sekitar pukul 20.30 wita kami melanjutkan perjalanan menuju hotel yang kami sewa dan sudah di sediakan pihak study tour selama di bali. Perjalanan kira-kira selama 30 menit untuk menuju hotel, akhirnya kami sudah sampai di hotel. Kami langsung di beri kunci hotel untuk menuju kamar yang sudah di sediakan. Kami pun setelah itu langsung beristirahat dan ada yang mandi terlebih dahulu untuk melepas lelah setelah 1 setengah hari tidak beristirahat dan mandi. Setelah mandi kami langsung beristirahat untuk perjalanan besok pagi ke tempat wisata tari barong.
Setelah semalam kami beristirahat kami melajutkan perjalanan yang ke enam yaitu tari barong. Sebelum menuju ke tempat wisata tari barong, kami di persilahkan untuk sarapan pagi dahulu sebelum meneruskan perjalanan.sesudah sarapan kami lalu meneruskan perjalanan ke tempat wisata tari barong. Sebelum ke tari barong kami menyempatkan di cahayu yaitu, salah satu pusat oleh-oleh di bali. Di cahayu kami hanya di beri waktu 1 jam untuk berbelanja dan setelah itu meneruskan perjalanan. Setelah sampai di tujtuan kami langsung di pertontonkan tariantarian khas bali dan drama-drama. Setelah agak lama dan puas menikmati tempat wisata tari barong , sekitar pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan yang ke tujuh yaitu tenun galuh. Di tenun galuh kami disuguhkan beberapa kerajinan kai-kain, tenun-tenun dan batik bali. Dan juga kami di persilahkan langsung untuk melihat kerajinan di sini. Kerjajinan kain tenun dan batik bali di sini tidak kalah bagus dengan jogja. Dilihat dari segi atristik dan seni dengan padunan corak budaya bali yang sangat indah. Setelah lama di tenun galuh, kami melanjutkan perjalanan yang ke delapan di danau kintamani. Untuk menuju kesana kami harus menempuh waktu yang cukup lama sekitar 1 setengah jam. Setelah lama perjalanan menuju danau kintamani, akhirnya sekitar pukul 13.30 kami sampai di tempat tujuan. Di danau kintamani kita hanya bisa menikmatinya dari jalan dan sangat jauh untuk menuju danau tersebut. Danau kintamani juga terdapat dan bersebelahan dengan gunung batur yang salah satu gunung api tertinggi di bali. Setelah puas di danau kintamani, sekitar pukul 14.30 kami melanjutkan perjalanan yang ke sembilan yaitu, pasar sukowati. Pasar sukowati adalah salah satu pasar atau pusat oleh-oleh dan perbelanjaan
barang-barang khas bali. Setelah menepuh perjalanan kira-kira 1 jam, kami pun sampai di pasar sukowati. Di pasar sukowati banyak diperjual belikan barang-barabg khas bali seperti, kaos, celana, samurai, lukisan, makanan atau oleh-oleh dan jajanan khas bali, dll. Psar sukowati ini sangat ramai pengunjung, karena juga merupakan pusat perbelanjaan barang-barang dan oleh-oleh khas bali. Disana kami di persilahkan untuk berkunjung dan berbelanja bila yang berminat di pasar tersebut. Saya menyempatkan untuk melihat-lihat sejenak dan bila ada yang saya minati saya akan beli. Akhirnya saya hanya menikmati sejenak disana dan mengambil kesimpulan bahwa mengapa pengunjung banyak datang di sini dan tidak mamilih tempat pusat cinderamata di bali, karena di pasar sukowati harganya lebih terjangkau dari pada pusat atau tempat perbelanjaan lainya, sehingga banyak wisatawan datang dan berkun jung untuk membeli oleh-oleh di sini. Setelah lama berkunjung di pasar sukowati sekalian survey tentang pasar itu pada pedagang, sekitar pukul 17.00 wita, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan segera check out dari hotel dan meneruskan perjalanan yang terakhir ke hutan sangeh dan danau bedugul. Setelah sampai kira-kira pukul 18.00 wita, kami langsung di persilahkan untuk ber istirahat dan sekalian mandi danb makan malam yang sudah di sediakan. Setelah mandi dan makan malam saya memeutuskan untuk beristirahat untuk perjalanan yang terakhir besok dan check out dari hotel dan kembali pulang ke jogja Saat pagi dan waktu menunjukan pukul 06.30 wita, kami akan check out dari hotel dan menuju ke tanpat wisata yang terakhir yaitu hutan
sangeh dan danau bedugul. Tidak lupa sebelum check out kami di persilahkan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Setelah sarapan, dan kira-kira pukul 07.30 wita, kami berangkat menuju hutan sangeh. Agar sampai di hutan sangeh, memerluhkan waktu 2 jam karena mengingat jarak dari hotel ke hutan sangeh sangat jauh.setelah sampai di tujuan kira-kira pukul 10.00 wita, kami menikmati hutan sangeh ini. Di hutan ini juga terdapat banyak kera-kera di biyarkan hidup liar dan bagi wisatawan dilarang untuk mengusik kera tersebut. Di obyek ini sangatlah asri dan di jaga kebersihannya sehingga seakan wisatawan nyaman di obyek tersebut. Dan keinukan dan kelebihan dari obyek ini adalah adanya sebuah pohon dan dinamakan pohon lanang wadon karena terkesan pohon ini mirip sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukan. Setelah puas di hutan sangeh, kami melanjutkan perjalanan yang terakhir yaitu danau bedugul. Agar sampai danau bedugul kami harus menempuh waktu 1 jam. Setelah kira-kira pukul 11.30 wita, kami sampai di daanu bedugul. Di danau ini kami hanya melihat orang mincing dan bermain boat di danau. Dan di tempat ini juga di sediakan oleh-oleh dari bali. Setelah hanya menikmati sebentar kami menuju bis dan melanjutkan untuk pulang ke jogja. Setelah beristirahat sebentar sambil menikmati makanan yang sudah di sediakan kami akhirnya kembali ke jogja setalah 2 hari menikmati tempat-tempat wisata di bali. Setelah melewati perjalanan yang cukup lama karena dari bedugul ke pelabuhan gilimanuk sangatlah jauh dan lama kira-kira membutuhkan
waktu 2 setengah jam, kami sampai di pelabuhan. Dipelabuhan untungnya kami langsung bisa masuk kapal dam menyebarang selama 1 jam menuju pelbuhan ketapang. Setelah sampai di pelabuhan ketapang kira-kira pukul 17.00 wib, kami meneruskan perjalanan pulang ke jogja. Dan setelah semalam melewati perjalanan dan sempat makan malam pada pukul 21.00 di rumah makan di daerah situbondo, kira-kira pukul 07.00 wib, kami sampai di jogja dan sekolahan
BAB IV Kesimpulan dan Saran
Setelah kami mengadakan study tour di obyek-obyek wisata di pulau bali, tepatnya di Tanah Lot, Tanjung Benoa, Joger, Pantai Kuta, Gwk, Tari Barong, Tenun Galuh, Danau Kintamani, Pasar Sukowati, Hutan Sangeh, Dan Danau Bedugul, yang kami laksanakan pada tanggal 24 - 28 Juni 2008, kami mendapat banyak pengetahuan tentang tempat wisata yang kami kunjungi di Bali, dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi kami
terutama bagi saya sendiri, yang belum pernah tau dan menikmati tempat wisata di pulau Bali. Dari pengalaman yang kami peroleh, maka kami dapat menarik kesimpulan antara lain : 1. Obyek wisata yang dikunjugi meliputi: Tanah Lot, Tanjung Benoa, Joger, Pantai Kuta, GWK, Tari Barong, Tenun Galuh, Danau Kintamani, Pasar Sukowati, Hutan Sangeh, Dan Danau Bedugul. 2. Faktor yang menjadi daya tarik obyek wisata tersebut adalah: tempat wisata yang indah, pengelola yang ramah, dan memberikan informasi pengetahuan yang sangat baik. 3. Permasalahan yang terdapat dalam obyek wisata tersebut meliputi aspek kebersihan dan fasilitas yang belum memadai.
Saran:
1)
Kebersihan tempat wisata lebih diperhatikan lagi karena banyak wisata yang berkunjung.
2)
Fasilitas perlu dioptimalkan lagi, agar menambah daya tarik pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2008. sekilas tentang tari barong dan keris . Bali: pengelola tempat wisata pertunjukan tari barong. diakses tanggal 22 Oktober dan 06 November 2008. Mukti, abdullah. 2008. panduan penyusunan laporan karya tulis wisata. Yogyakarta.
PENUTUP Alhamdulillahi rabbil ’alamien ,
akhirnya laporan karya tulis ini dapat
selesai. Puji syukur hanya pantas kami berikan kepada-Nya. Sebagai manusia yang tak sempurna dan kesempurnaan hanya milik allah. Tentu laporan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk menjadi lebih baik. Wassalamu ’alai kum
Penyusun
w.r w.b