Laporan Fisiologi tumbuhan, pengaruh cahaya terhadap perkembangan plastida tanamanFull description
Full description
Full description
Deskripsi lengkap
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembanganDeskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan LARUTANDeskripsi lengkap
Laporan Fisiologi Tumbuhan Acara 2
fDeskripsi lengkap
laporanFull description
Full description
Full description
Deskripsi lengkap
Full description
Full description
Fisiologi tumbuhanFull description
III. Hasil dan Pembahasan A. Analisis Data Hasil -
Tabel Persentase Sel Pada Tiap Perlakuan Sukrosa Keadaan sel dalam 1 bidang pandang Tidak terplasmolisis Terplasmolisis (%) (%) 20 50 22 40 28 35 30 32 40 20 50 20
Perlakuan Sukrosa
0.14 M 0.16 M 0.18 M 0.20 M 0.22 M 0.24 M
-
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Larutan Sukrosa dengan Tingkat Plasmolisis 60 50 50 50
40
) %40 ( l e s e s 30 a t n e s r e 20 P
35
28 20
32
40
30
20
20
Terplasmolisis Tidak Terplasmolisis
22
10
0 0.14
0.16
0.18
0.2
0.22
0.24
Konsentrasi Larutan Sukrosa (M)
B. Pembahasan Pada praktikum ini yaitu tentang Potensial Osmosis dan Plasmolisis digunakan bahan percobaan berupa daun Rhoeo discolor yang yang dimabil sayatan epidermis bagian bawah daun yang kemudian sayatan tersebut direndam selama 20-30 menit di larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,14; 0,16; 0,18; 0,2; 0,22 dan 0,24. Kemudian sayatan tersebut diamati dibawah mikroskop untuk melihat apakah ada sel-sel yang terplasmolisis atau tidak, sel yang terplasmolisis ditandai dengan warna sel yang menjadi ungu.
Pada pengujian ini sel-sel yang banyak mengalami plasmolisis yaitu pada konsentrasi larutan sukrosa yang tinggi, dapat diartikan juga bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka semakin banyak juga sel yang terplasmolisis. Karena plasmolisis terjadi karena perbedaan konsentrasi larutan atau tekanan osmotik antara larutan di dalam sel dan dilingkungannya. Jika tekanan osmotik larutan atau cairan di dalam sel lebih tinggi dari cairan di luarnya maka akan terjadi endosmosis yaitu masuknya air kedalam sel yang dapat menyebabkan sel terisi penuh oleh air dan bahkan akan menyebabkan lisis pada sel tersebut. Sebaliknya jika tekanan osmotik atau konsentrasi larutan di dalam sel lebih rendah dari larutan di lingkungannya maka akan terjadi eksosmosis yaitu keluarnya cairan didalam sel yang dapat menyebabkan membran plasma terlepas dari dinding sel yang disebut dengan plasmolisis. (Buana, 2011). Sel yang mengalami plasmolisis dalam keadaan tertentu masih mampu kembali ke keadaan semula bila jaringan dikembalikan ke air murni, peristiwa ini disebut dengan gejala deplasmolisis. Sama halnya dengan jika sel ditempatkan pada larutan yang tekanan osmotik didalam sel dan diluarnya sama maka tidak akan terjadi plasmolisis ataupun lisis karena tidak ada pergerakan cairan baik didalam sel ke luar ataupun sebaliknya. IV. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengamatan yang didapat dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa plasmolisis dapat terjadi pada sel jika sel tersebut di tempatkan pada larutan yang konsentrasi atau tekanan osmotiknya lebih tinggi daripada konsentrasi larutan didalam sel sehingga menyebabkan terlepasnya membran plasma dari dalam sel karena sel kehilangan cairan. Dalam keadaan tertentu sel masih mampu kembali ke keadaan semula jika sel atau jaringan dimasukkan kedalam air murni.
Daftar Pustaka Buana, Eqi. Dkk. 2011. Regina : Bogor.
Struktur dan Inti Sel Rhoeo discolor Saat Normal dan Plasmolisis .