Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN PRAKTIKUM 1
I. JUDUL
:
II. TUJUAN
:
SEL TUMBUHAN a. Mengidentifikasi pigmen dalam sel tumbuhan b. Membedakan zat-zat ergastik dalam sel tumbuhan
III.TANGGAL III. TANGGAL PRAKTIKUM : IV.
4 Maret 2011
PENDAHULUAN
Sel adalah unit terkecil dari organisme. Pada organisme multiseluler, sel tidak semata-mata semata-mata mengelompok tetapi dihubungkan dihubungkan dan dikoordinasikan dikoordinasikan dalam satu keseluruhan yang harmonis. Sel tumbuhan termasuk sel eukariotik. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (ada pula yang menyebutnya sebagai selaput inti). Selain sel tumbuhan, ada juga sel hewan yang termasuk sel eukariotik. Secara umum, sel tumbuhan memiliki struktur yang sama dengan sel hewan. Tetapi ada beberapa struktur yang secara eksklusif dimiliki tumbuhan, dan ada pula struktur yang dimiliki hewan tetapi tidak dimiliki tumbuhan.
(http://arif-worldscience.blogspot.com/2009/10/sel-tumbuhan-sel-eukariot.html)
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Struktur Sel
Sel hidup senantiasa mengandung protoplasma karena protoplasma didefinisikan sebagai isi sel hidup, dan tidak mencakup dinding sel. Dengan demikian, sel dapat dibagi menjadi protoplas yaitu seluruh bagian di dalam sel, dan dinding sel yang mengelilinginya. 1. Protoplas Protoplas terdiri atas bagian bermembran dan tidak bermembran. Membran merupakan bagian sitoplasma yang hidup dan dapat berubah sesuai dengan aktivitas sitoplasma. Satuan membran bersifat permeabel selektif terhadap berbagai zat yang melewatinya. Protoplas dapat dibagi menjadi sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, diktiosom, mitokondria, plastida, mikrobodi, ribosom, sferosom, mikrotubul, mikrofilamen, vakuola, dan zat ergastik. a. Retikulum Endoplasma (RE) Retikulum endoplasma tersusun dari satuan membran ganda yang dibangun oleh lipid dan protein. RE dapat berbentuk sisterna (wadah, tempat) yang melebar,tubul (bentuk pipa) atau lapisan berlubang. b. Diktiosom Diktiosom terdiri dari tumpukan kecil vesikula pipih yang tepi-tepinya tidak rata, melainkan terbagi menjadi tubul yang saling berhubungan menyerupai jala. Diktiosom berfungsi dalam memproses bahan ketika digerakkan melalui sel atau ke luar sel. ( Estiti B Hidayat, 1995) 1995 ) c. Mitokondria Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan d. Plastida Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam plastida, yaitu :
Leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
Kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
Kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten. (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html))
Amiloplast : membentuk butir pati besar sebagai cadangan makanan. Butir besar menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik ditengah, yaitu hilum. (Estiti (Estiti B Hidayat, 1995) 1995 )
e. Mikrobodi Organel yang dibatasi oleh membran tunggal. Struktur mikro, bulat, diameter 0,2 – 1,5 µm. Bagian matriksnya adalah amorf atau granuler. Pada sel tumbuhan, mikrobodi biasanya berdekatan dengan kloroplas. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan kerja antara kedua organel tersebut, khususnya pada jalur reaksi-reaksi daur glioksilat. (http://iymofialova.blogspot.com/2010/12/mikrobodi.html http://iymofialova.blogspot.com/2010/12/mikrobodi.html)) f.
Ribosom Ribosom merupakan partikel kecil yang bergaris tengah 17-20 µm, yang berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom terdiri dari dua bagian yang tersusun oleh RNA ribosom (rRNA) dan protein.
g. Sferosom Sferosom adalah tubuh lipid berbentuk bulat, yang dalam mikroskop tampak buram setelah diawetkan dengan osmium tetroksida. Beberapa peneliti berpendapat bahwa sferosom dibatasi oleh membran, sedangkan peneliti lain menganggap bahwa batas luar organel ini terdiri dari selapis molekul lipid yang dibentuk
sebagai
tanggapan
terhadap
mengandung air. (Estiti (Estiti B Hidayat, 1995) 1995 )
sitoplasma
sekelilingnya
yang
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan h. Mikrotubul Mikrotubula berbentuk lurus memanjang, kosong, dan tersusun atas sub unit protein membulat (globular). Mikrotubula terdapat di bagian tepi sitoplasma, dengan dinding sel yang masih tumbuh dan tipis, dalam mitosis dan meiosis, dan dalam fragmoplas yang terdapat di dalam sel anak pada waktu telofase. Bagian dari sitoplasma yang mempunyai banyak persamaan dengan mikrotubula adalah plasmalema dan mikroserabut selulosa dalam dinding sel. (http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-praktikum anatomi.html) i.
Mikrofilamen Mikrofilamen merupakan struktur yang amat ramping yang terbaik pada tumbuhan maupun hewan. Mikrofilamen pada tumbuhan sama dengan pada hewan, yaitu terdiri dari aktin dan terlibat dalam gerakan di dalam sel. (Estiti B Hidayat, 1995)
j.
Vakuola Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan ( cell sap). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html)
k. Zat Ergastik Zat ergastik memiliki keuntungan selektif dalam membuat tumbuhan menjadi pahit atau kurang enakdan demikian tidak dimangsa oleh hewan. Selain itu, banyak kristal menghambat serangga untuk memakannya atau bertelur diatasnya. Zat ergastik mencakup pati, protein, lipid, dan kristal. (Estiti B Hidayat, 1995) 2. Dinding Sel Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri dari selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat lubang pada dinding sel untuk pertukaran bahan
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu. Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg. (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html)
V.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan Alat
Bahan
a. Mikroskop Cahaya
a. Umbi Daucus carota
b. Silet atau cutter
b. Umbi Solanum tuberosum
c. Pipet Tetes
c. Umbi Manihot esculenta
d. Kaca Objek
d. Daun Rhoeo discolor
e. Kaca Penutup
e. Capsicum anuum
f.
Alat
tulis
(pensil,
ballpoint,
f.
Air
penghapus, penggaris, dan jangka) g. Buku gambar
2. Cara Kerja mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan membuat sayatan tipis melintang pada korteks umbi Daucus carota letakkan di atas kaca objek
tetesi dengan air sebagai reagen
tutup dengan kaca penutup
amati dibawah mikroskop
gambar hasil pengamatan lakukan hal yang sama pada umbi Solanum tuberosum, Manihot esculenta, daun Rhoeo discolor dan Capsicum anuum
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VI. HASIL PENGAMATAN 1. Wortel (Daucus carota)
Tangkai daun dinding sel akar tombak
kromoplast (pigmen karoten)
sitoplasma ujung akar
Gbr. 1 Morfologi Daucus carota
Gbr.2 Penampang Melintang Daucus carota Dengan Pembesaran 10X10
Gbr.3 Penampang Melintang Daucus carota
Gbr.4 Literatur Daucus carota
2. Sosongkokan (Rhoeo discolor )
Dinding sel
kloroplast kromoplast (pigmen Antosianin)
sitoplasma
Gbr.5 Morfologi Rhoeo discolor
Gbr.6 Penampang Melintang Daun Rhoeo discolor Dengan Pembesaran 10X10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
Gbr.7 Penampang Melintang Daun Rhoeo discolor
Gbr.8 Literatur Rhoeo discolor
3. Cabe Merah (Capsicum anuum) tangkai reseptakulum
Dinding sel kromoplast (pigmen Fikoeretrin) sitoplasma
daging buah
Gbr.9 Morfologi Capsicum anuum
Gbr.10 Penampang Melintang Capsicum anuum Dengan Pembesaran 10X10
Gbr.11 Penampang Melintang Capsicum anuum
Gbr.12 Literatur Capsicum anuum
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 4. Kentang (Solanum tuberosum)
Sprouting bud
periderm
pati Dormant bud Umbi telanjang
Gbr. 13 Morfologi Solanum tuberosum
Gbr.15 Preparat Pati Solanum tuberosum
Gbr.14 Preparat Pati Solanum tuberosum Dengan Pembesaran 10X10
Gbr.16 Literatur Pati Solanum tuberosum
5. Singkong (Manihot esculenta)
pangkal akar eksoderm
Umbi akar pati
Gbr.17 Morfologi Manihot esculenta
Gbr.18 Preparat Pati Manihot esculenta Dengan Pembesaran 10X10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
Amiloplast pada singkong
Gbr.19 Preparat Pati Manihot esculenta
Gbr.20 Literatur Pati Manihot esculenta
VII. PEMBAHASAN
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya. Tapi, pada dasarnya struktur sel tumbuhan terdiri dari dinding sel, sitoplasma, dan nukleus. Yang membuat sel tumbuhan berbeda adalah dengan adanya organel-organel seperti : 1. Vakuola yang besar
dikelilingi membran, disebut tonoplas, yang menjaga
turgor sel dan mengontrol pergerakan molekul di antara sitosol dan getah. 2. Dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein, dalam banyak kasus lignin, dan disimpan oleh protoplasma di luar membran sel. Ini berbeda dengan dinding sel fungi, yang dibuat dari kitin, dan prokariotik, yang dibuat dari peptidoglikan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_tumbuhan) Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuhsn, mempertahankan bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang terbuat dari sel khusus mempertahankan tumbuhan agar tegak melawan gravitasi. (Campbell, 2000)
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 3. Plasmodesmata, merupakan
pori-pori
penghubung
pada
dinding
sel
memungkinkan setiap sel tumbuhan berkomunikasi dengan sel berdekatan lainnya. Ini berbeda dari jaringan hifa yang digunakan oleh fungi. 4. Plastida, terutama
kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang
memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_tumbuhan). Senyawa yang ada di dinding sel antara lain selulosa dan senyawa lain hemiselulosa, pectin, protein, serta zat seperti lignin (zat kayu) dan saberin (zat gabus). Pigmen anthosianin ditemukan di epidermis, sedangkan bagian sel yang tidak mengandung anthosianin warna Rhoeo discolor tergantung pada pH jingga, ungu atau biru (lingkungan netral atau basa). Kloroplas dan kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen athosianin. Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan dibawahnya tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu. Pigmen karoten adalah pigmen warna oranye yang terdapat pada wortel. Karoten merupakan pigmen warna yang terdapat pada wortel dan bentuknya ada yang berupa jarum (terdapat pada plastida) dan ada juga yang berupa butiran (tersebar ada vakuola). Pigmen ini akan tampak terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali. Sitoplasma meliputi sebagian protoplas, merupakan zat kental yang kurang lebih transparan dalam cahaya tampak. Komponen utamanya adalah air 8090%. (http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-praktikum anatomi.html) Substansi ergastik (dari bahasa Yunani erg yang berarti kerja) adalah produk metabolisme. Substansi ini dapat muncul dan hilang pada waktu yang berbeda dalam hidup suatu sel. Substansi ergastik dapat berupa produk-produk cadangan atau sisa yang merupakan hasil dari kegiatan seluler dan biasanya mempunyai struktur yang lebih sederhana daripada badan-badan protoplasmik. (http://www.scribd.com/doc/37255881/artikel-zat-ergastik) Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Butir pati yang dibentuk dalam kloroplast selanjutnya dapat terurai dan diangkut dalam bentuk gula ke
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan jaringan penyimpan cadangan makanan untuk kemudian tersintesis kembali dalam amiloplast. Selain pati, protein juga ditemukan dalam berbagai bentuk, terutama pada biji. Pada serealia, butir aleuron terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel terluar dari endosperm. Di dalam endosperm lainnya terdapat protein amorf. Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka. Ada beberapa macam kristal seperti : 1. Kristal pasir, kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar. 2. Rafida, kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya runcing. Rafida biasanya terhimpun dalam berkas. Stiloid, kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya meruncing seperti bilah. (Estiti B Hidayat, 1995)
VIII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Bentuk kromoplast dalam sel korteks wortel ada yang berupa jarum (terdapat pada plastida)
dan ada juga yang berupa butiran (tersebar ada vakuola).
Pigmen ini akan tampak terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali. Pada hasil pengamatan kami di dapat gambar sebagai berikut :
2. Kromoplast tersebut terdapat pada vakuola dan sitoplasma sel korteks wortel. Kita mengetahuinya dari hasil pengamatan dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 10X10, dan pada bagian itu menunjukkan warna orange yang merupakan pigmen karoten yang terdapat pada sel korteks wortel.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 3. Pada kerokan bagian dalam umbi kentang kita dapat melihat butiran-butiran pati yang cukup besar serta warnanya mengkilat. 4. Pada kentang yang diamati hanya terlihat butir tunggal saja sebab butiran tersebut terpisah satu sama lain. Cara untuk membedakannya, butir tunggal hanya terdapat 1 hilium yang dikelilingi oleh lamela. Butir majemuk terdapat lebih dari 1 hilium dan masing-masing dikelilingi lamela, tetapi tidak dikelilingi lamela bersama. Butir sederhana hampir sama dengan butir tunggal memiliki 1 hilium. 5. Jika pengarah halus diubah-ubah maka lapisan-lapisan butir amilum akan terlihat lebih jelas dan terfokuskan sehingga kita dapat lebih membedakan jenis butiran-butiran amilum tersebut. 6. Pembentukan butir tepung pertama kali dibentuk dalam kloroplas. Butir majemuk atau poliadeif adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari 1 hilium. Masing-masing dikelilingi oleh lamela bersama, sedangkan butir sederhana hanya mempunyai 1 hilium. Proses pembentukannya yaitu karena adanya
pemadatan molekul dan
perbedaan
kadar
air
pada
awal
pertumbuhan tiap lapisan. 7. Dari seluruh hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kami dapat disimpulkan bahwa sel tumbuhan itu pada intinya terdiri dari dinding sel, sitoplasma, plastida dan vakuola. Dinding sel merupakan organel yang membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan. Selain itu ada juga vakuola yang biasanya berisi kromoplas atau pigmen yang memberikan zat warna pada tumbuhan. Zat ergastik yang paling umum adalah pati. Butir pati yang dibentuk dalam kloroplast selanjutnya dapat terurai dan diangkut dalam bentuk gula ke jaringan penyimpan cadangan makanan untuk kemudian tersintesis kembali dalam amiloplast.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan IX. KESIMPULAN
Sel tumbuhan memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh sel hewan, yaitu memiliki organel-organel seperti dinding sel, vakuola, dan plastida. Organel-organel tersebut yang membedakannya dari sel hewan. Kromoplas pada pada sel korteks Daucus carota adalah pigmen karoten, pada daun Rhoeo discolor adalah pigmen
antosianin yang ditemukan pada sel epidermis, sedangkan pada Capsicum anuum adalah pigmen fikoeretrin yang memunculkan warna merah. Pada kerokan bagian dalam umbi Solanum tuberosum dan Manihot esculenta merupakan butir pati tunggal yang terdapat dalam amiloplas.
X.
DAFTAR PUSTAKA
B Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB. Campbell, dkk. 2000. Biologi Jilid I Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga. http://arif-worldscience.blogspot.com/2009/10/sel-tumbuhan-sel-eukariot.html http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-praktikum anatomi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_tumbuhan http://iymofialova.blogspot.com/2010/12/mikrobodi.html http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html http://www.scribd.com/doc/37255881/artikel-zat-ergastik
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan PRAKTIKUM 2
I. JUDUL
:
PARENKIM
II. TUJUAN
:
a. Membandingkan
jaringan
parenkim
pada
bagian empulur batang tanaman dalam aspekaspek tertentu (bentuk sel, ruang antarsel dan dinding sel). b. Mengidentifikasi
bagian-bagian
noktah
sederhana melalui pengamatan pada jaringan parenkim. c. Membedakan preparat hasil sayatan dengan hasil maserasi. d. Membandingkan macam-macam bentuk sel parenkim pada berbagai organ tumbuhan termasuk bentuk ruang antar sel. e. Membandingkan
berbagai
bentuk
sel
parenkim pada jaringan yang sama. III.TANGGAL PRAKTIKUM :
11 Maret 2011
IV. PENDAHULUAN
Parenkim merupakan bagian utama sistem
jaringan dasar dan terdapat
pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambungan seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun mesofil daun. Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. Di samping itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium; pada tubuh sekunder berkembang dari cambium pembuluh serta cambium gabus. Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam-macam bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda pula. Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya tidak banyak menunjukan spesialisasi dan dapat terlibat dengan berbagai fisiologi tumbuhan.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Karena parenkim berupa sel hidup, maka sel parenkim masih dapat membelah meskipun telah dewasa. Sebab itu, sel parenkim berperan penting dalam penyembuhan luka serta regenerasi. Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Sebagian besar tubuh tumbuhan seperti empulur, sebagian atau seluruh korteks akar dan batang, perisikel, mesofil daun, serta bagian buah yang berdaging, terdiri dari parenkim. Sel parenkim juga terdapat pada xylem dan floem. Jaringan bunga karang atau parenkim spons merupakan selsel parenkim yang berada di bawah lapisan jaringan parenkim palisade. Selain itu, di dalam jaringan yang lain seperti jaringan pengangkut (xilem dan floem) juga terdapat sel parenkim. Ruang antar sel dapat terjadi secara sizogen atau lisigen. Pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi pada saat dinding primer di bentuk di antara dua sel anak yang baru, lamela tengah di antara dua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamela tengah dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak shinga terbentuk ruang antar sel meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang serupa pada sel di sebelahnya. Ruang antar sel di isi oleh senyawa yang berasal dari lamela tengah. Ruang antar sel lisigen di bentuk
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada batang tumbuhan air. 1. Sifat Sel Parenkim
selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar
memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat
berbentuk segi enam
memiliki banyak vakuola
mampu bersifat meristematik
2. Struktur dan isi sel parenkim Struktur internal parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, seperti :
sel parenkim yang berperan dalm fotosintetis, mengandung kloroplas dan membentuk jaringan klorenkim (pada mesofil daun, korteks batang, empulur)
sel parenkim dapat berperan menyimpan makanan cadangan yang berupa: larutan dalam vakuola: gula terlarut dan senyawa N dalam akar Beta vulgaris; cairan dalam plasma: protein dan minyak dalam endosperm biji Ricinus communis; kristal: pati dalm endosperm, kotiledon, umbi, buah.
sel parenkim dapat berfungsi untuk menyimpan air, misalnya pada tumbuhan sukulenta.
Banyak sel parenkim mengandung tanin dan vakuolanya.
3. Bentuk dan Susunan Sel Parenkim Sel parenkim umunya berbentuk isodiametris, tetapi ada bentuk-bentuk lain, yaitu :
perismatis memanjang atau silindris terdapat pada parenkim palisade mesofil daun dikotil
Bercabang-bercabang, misalnya : parenkim bintang/aktinenkim pada mesofil daun canna sp dan Juncus sp
Parenkim dengan ruang antar sel yang besar contohnya : aerenkim pada alat pengapung tumbuhan air ( Eichornia crassiper).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
Parenkim dengan bentuk tidak teratur dan banyak ruang antar sel, terdapat pada mesofil daun (parenkim spons atau parenkim bunga karang).
Parenkim dengan dinding yang melekuk-lekuk kearah dalam, yaitu berupa parenkim lipatan, misalnya pada daun Pinus merkusi, Oryza sativa, Bambusa sp.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain : a. Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. b. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. c. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. d. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit. Banyak sekali macam-macam sel parenkim seperti bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel parenkim yang panjang terdapat sebagai sel palisade pada daun; yang berbentuk benang terdapat pada
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan batang tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang mencolok besarnya seperti pada Scirpus dan Juncus. Parenkim dewasa dapat pula tersusun amat rapat selnya seperti pada endosperm, atau ditemukan sebagai jaringan dengan ruang antarsel yang luas seperti pada batang.
V.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan Alat
Bahan
a. Mikroskop Cahaya
a. Biji salak (Sallaca edulis)
b. Silet atau cutter
b. Buah pisang (Musa paradisiaca)
c. Pipet Tetes
c. Tangkai daun singkong ( Manihot
d. Kaca Objek
esculenta)
e. Kaca Penutup f.
Alat
tulis
d. Batang singkong ( Manihot (pensil,
ballpoint,
penghapus, penggaris, dan jangka)
esculenta)
e. Tangkai daun papaya ( Carica
g. Buku gambar
papaya)
f.
Batang bunga tasbih ( Canna)
g. Tangkai daun eceng gondok (Eichornia crassipus) h. Preparat awetan sel parenkim pada batang jagung ( Zea mays)
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2. Cara Kerja mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan membuat sayatan tipis melintang pada korteks biji Salacca edulis letakkan di atas kaca objek
tetesi dengan air sebagai reagen
tutup dengan kaca penutup
amati dibawah mikroskop
gambar hasil pengamatan
lakukan hal yang sama pada seluruh bahan yang disediakan, kecuali preparat awetan batang Zea mays yang dapat langsung diamati
VI. HASIL PENGAMATAN 1. Parenkim pada biji salak (Sallaca edulis)
Gambar parenkim biji salak
Gambar sel parenkim pada
http://preparatpecah.tripod.com/index_fil
penampang melintang biji salak
es/page596.htm
Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
2. Parenkim pada buah pisang (Musa paradisiaca)
Parenkim pada buah pisang http://gurungeblog.wordpress.com/2008/ 11/20/jaringan-pada-tumbuhan/
Gambar sel parenkim pada penampang melintang buah pisang Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 3. Parenkim pada tangkai daun singkong ( Manihot esculenta)
Parenkim tangkai daun singkong
Gambar sel parenkim pada penampang
http://adesahy.blogspot.com/2010/11/sel
melintang tangkai daun singkong
-dan-jaringan-tumbuhan.html
Perbesaran 10 X 10
4. Parenkim pada batang singkong (Manihot esculenta)
Gambar parenkim batang singkong http://www-bio-
Gambar sel parenkim pada
m.blogspot.com/2009/12/jaringan-
penampang melintang batang singkong
parenkim.html
Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
5. Parenkim pada tangkai daun papaya ( Carica papaya)
Parenkim tangkai daun pepaya
Gambar sel parenkim pada penampang
(http://preparatpecah.tripod.com/index_fi
melintang tangkai daun pepaya
les/page596.html152010)
Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 6. Parenkim pada batang bunga tasbih ( Canna hybrida)
Parenkim batang bunga tasbih
Gambar sel parenkim pada penampang
http://khalimut.blogspot.com/2010/11/an
melintang batang bunga tasbih
atomi-tumbuhan.html
Perbesaran 10 X 10
7. Parenkim pada Tangkai eceng gondok ( Eichornia crassipus)
Parenkim tangkai eceng gondok
Gambar sel parenkim pada penampang
http://khalimut.blogspot.com/2010/11/an
melintang tangkai eceng gondok
atomi-tumbuhan.html
Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
8. Parenkim pada preparat awetan batang jagung ( Zea mays)
Parenkim pada preparat akar jagung http://preparatpecah.tripod.com/index_fil es/page596.html152010
Gambar sel parenkim pada penampang melintang preparat awetan batang jagung Perbesaran 16 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VII. PEMBAHASAN
Sel parenkim memiliki bentuk yang bermacam-macam dan dengan fungsi yang bervariasi. Sebagai sel hidup, parenkim masih dapat membelah meskipun sudah
dewasa.
Itulah
sebabnya
sel
parenkim
berperan
penting
dalam
penyembuhan luka serta regenerasi. Sebagian besar tumbuhan terdiri dari parenkim empulur, sebagian besar atau seluruh korteks akar dan batang, perisikel, mesofil daun, dan bagian buah yang berdaging umumnya mengandung sejumah besar sel parenkim. Sel parenkim juga ditemukan pada pembuluh floem dan xilem. Banyak sel parenkim berbentuk segi banyak ( polihedral ) dengan garis tengah dalam berbagai arah hampir sama ( isodiametris). Sel parenkim yang panjang terdapat sebagai sel palisade pada mesofil daun. Ada sel parenkim yang berbentuk benang dan biasanya terdapat pada tumbuhan yang memiliki ruang antar sel yang sangat jelas, seperti pada Scirpus dan Juncus. Sel parenkim dewasa dapat tersusun rapat seperti pada endosperm atau dengan ruang antar sel seperti ditemukan pada batang tumbuhan air. Ruang antar sel terbentuk karena lamela tengah ada tempat-tempat pertemuan 3-4 sel larut oleh pektinase, sehingga dinding-dinding sel di tempat itu tidak berhubungan stau sama lainnya. Ruang antar sel dapat terbentuk secara s chizogen atau lizigen. Pembentukan ruang antar sel secara schizogen terjadi karena pada saat dinding primer dibentuk pada dua sel baru yang berhubungan, lamela tengah diantara kedua dinding sel baru hanya berhubungan dengan dinding primer sel induk dan tidak nenyentuh lamela tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya. Ruang antar sel yang terbentuk secara lizigen terjadi karena disintegrasi sel-sel utuh, seperti ruang antar sel yang ditemukan pada batang tumbuhan air. Sebagian besar sel parenkim berdinding tipis, tetapi ada juga yang berdinding tebal seperti ada endosperm kurma, kopi, dan salak. Pada dinding parenkim yang tebal seperti itu terhimpun hemiselulosa sebagai cadangan makanan. Pada jaringan parenkim yang berdinding tebal noktah (noktah sederhana) lebih jelas tampak di bawah mikroskop cahaya.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VIII. PERTANYAAN
Pertanyaan Parenkim I 1. Bagaimanakah bentuk sel parenkim pada empulur batang singkong? Apakah yang tampak di dalamnya? 2. Adakah perbedaan dinding sel antara sel parenkim pada empulur batang singkong dan sel parenkim pada tangkai daun pepaya dan tangkai daun singkong? 3. Manakah dinding yang lebih tebal, bagian pangkal tangkai daun atau bagian ujung tangkai daun? 4. Adakah hubungan antar sel yang serupa noktah pada sel parenkim tangkai daun pepaya? Bagaimana bentuk noktah tersebut? 5. Apakah ketika anda mengamati sayatan melintang tangkai dan pepaya menemukan adanya Kristal kalsium oksalat? Bagaimanakah bentuknya? 6. Bagaimanakah penampakan sel-sel parenkim pada bagian korteks akar jagung dibandingkan dengan bagian empulur? 7. Apakah anda menemukan ruang antar sel antara sel-sel parenkim korteks dan empulur akar jagung? Apakah anda juga menemukan ruang antar sel yang sangat besar? Mengapa terjadi demikian? 8. Apakah ruang antar sel ini juga anda temukan diantara sel-sel parenkim pada preparat yang lainnya? Coba jelaskan! 9. Bagaimanakah hubungan antar sel pada buah pisang yag anda amati? Adakah pelekatannya? Apakah yang menyebabkan keadaan tersebut? Bagaimana bekerjanya? Coba kamu buat hubungan hasil pengamatan yang anda lakukan dengan proses yang terjadi pada pembuatan selai buah? 10. Bagaimanakah gambaran umum sel parenkim dari semua preparat yang telah anda amati? Nyatakan karakteristik sel parenkim tersebut berdasarkan aspek-aspek yang anda temukan.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
Pertanyaan Parenkim II 1.
Bagaimana bentuk parenkim eceng gondok? Adakah perbedaan antara bentuk sel parenkim yang satu dengan yang lainnya?
2.
Bagaimana susunan sel parenkim petiolus eceng gondok terhadap ruang antar selnya?
3.
Bagaimana bentuk sel parenkim petiolus bunga tasbih? Adakah perbedaan antara bentuk sel parenkim yang satu dengan yang lainnya?
4.
Sebutkan perbedaan struktur parenkim dengan parenkim korteks petiolus bunga tasbih?
5.
Apakah yang tampak pada sel-sel parenkim korteks petiolus bunga tasbih?
Jawaban Parenkim I 1.
Sel parenkim batang singkong berbentuk segienam (polyhedral) yang di dalamnya ada titik hitam.
2.
Sel parenkim batangsi ngkong berbentuk segi enam dan ada pemisah antar sel, sedangkan sel parenkim tangkai daun tidak ada pemisahnya.
3.
Yang lebih tebal adalah pada empulur bagian pangkal tangkai daun karena sel parenkim merupakan sel dasa maka semakin ke bawah semakin hitam.
4.
Ada, bentuknya seperti celah kecil antara satu sel dengan sel yang lainnya
5.
Ada bentuk seperti bintang terdapat pada salah satu sel
6.
yang tebal karenaterhimpun hemiselulosa sebagai cadanganmakanan.
7.
Sel-sel parenkim pada bagian korteks akar jagung berbentuk segi banyak dengan ruang antar sel di dalamnya.
8.
Iya, pada parenkim korteks dan empulur jagung terdapat ruang antar sel yang cukup besar, sebab dalam pembentukan ruang antar sel terjadi secara sizigon dan dapat menghasilkan ruangan yang sangat luas bila sel-sel mengalami pembelahan tegak lurus terhadap ruangan-ruangan besar lainnya dihasilkan secara lizigen atau reaksi gen (kerusakan mekanik).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 9.
Pada preparat lain yang mempunyai ruangan antar sel adalah preparat pepaya dan jagung.
10. Ada, meskipun sel-selnya di jaringan meristematik umunya tersusun rapat selama diferensiasi hubungan jaringan yang erat antar dinding-dinding sel yang berdekatan dapat terpisah sebagai ruang antar sel. Paling banyak ruang antar sel sebagai akibat pemisahan dinding sel yang satu dengan yang lainnya sepanjang daerah perlekatannya. 11. Dari semua preparat yang diamati parenkim merupakan jaringan utama yaitu jaringan dasar yang terdapat pada berbagai sebagai jaringan bersinambungan seperti pada korteks dan empulur batang korteks akar jaringan dan dasar pada tangkai daun, mesofil daun dan bagian buah yang berdaging dan terdapat pada xylem dan floem. Hal ini sesuai pada pengamatan batang singkong, preparat akar jagung, buah pisang, biji salak, batang bunga tasbih dan tangkai daun pepaya. Karakteristik sel parenkim
Sel parenkim pada umumnya berukuran besar (bersegi banyak) dan berdinding tipis (tidak semua).
Banyak mengandung rongga sel.
Letak sel tidak rapat.
mampu bersifat meristematik
selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar
memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat
Jawaban Parenkim II 1.
Aerenkim eceng gondok, berbentuk segi empat . Tidak ada perbedaan tetapi ukurannya yang berbeda.
2.
Pada aerenkim eceng gondok terdapat penebalan terhadap ruang antar sel.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 3.
Bentuk sel aerenkim petiolus bunga tasbih bulan dan segi banyak, ada yang satu bulat dan ada yang satu segi banyak. Ada perbedaan antara bentuk sel aerenkim yang satu dengan yang lain.
4.
Sel-sel parenkim korteks ptiolus bunga tasbih tampak sel-selnya lebih rapat, sehingga ruang antar selnya kecil.
5.
Bentuknya bulat tak beraturan. Ada ruang antar sel tetapi ruang selnya sangat sempit dan kecil-kecil
IX. KESIMPULAN
Sel parenkim memiliki bentuk yang bermacam-macam dan dengan fungsi yang bervariasi. Juga merupakan bagian sel yang terbesar pada tumbuhan. Parenkim terdapat pada bagian empulur, korteks, perisikel, mesofil, buah, xilem dan floem. Bentuknya bermacam-macam seperti tiang, polihedron, bintang atau aktinenkim. Pada batang dan daun tumbuhan hidrofit atau tumbuhan yang hidup di air, terdapat parenkim udara atau disebut juga dengan aerenkim.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Tri Wahyu. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung : Pendidikan Biologi fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. B. Hidayat, Estiti 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB. Sutrian, Yayan. 2004.
Pengantar anatomi tumbuh-tumbuhan tentang sel dan
jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tim Dosen, 2010. Buku Pengantar Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biologi fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. http://preparatpecah.tripod.com/index_files/page596.htm http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/anatomi-dan-morfologitanaman/ http://www.g-excess.com/id/sistem-jaringan-epidermis-dan-sistem-jaringanparenkim-pada-tumbuhan.html
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan PRAKTIKUM 3
I. JUDUL
:
EPIDERMIS (STOMA & TRIKOMA)
II. TUJUAN
:
a. Mengamati jaringan epidermis daun berbagai tumbuhan
dalam
aspek-aspek
tertentu
(macam sel, bentuk sel, dan hubungan antar sel. b. Mengidentifikasi stoma daun tumbuhan serta sel-sel yang membangunnya. c. Mengidentifikasi trikoma berbagai tumbuhan serta sel-sel yang membangunnya. III.TANGGAL PRAKTIKUM:
18 Maret 2011
IV. PENDAHULUAN
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti : daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Fungsi utama epidermis adalah: Sebagai pelindung jaringan terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
di bagian sebelah dalam. Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik. Sebagai pelindung terhadap perubahan toC. Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan.
Ciri khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin. Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kitin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadang kala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk mengurangi penguapan air. Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya diantaranya adalah: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder. Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula; rambut akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola besar. Jaringan epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan yang berumur panjang, epidermis digantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua.
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis. Fungsi stomata : Sebagai jalan masuknya CO 2 dari udara pada proses fotosintesis. Sebagai jalan penguapan (transpirasi). Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin. Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1.
Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2.
Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata.
3.
Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian. Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di
samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: 1.
Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
2.
Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3.
Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
4.
Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae. Trikoma (Rambut Daun) adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa
tonjolan/rambut-rambut. Dijumpai pada seluruh organ seperti : daun, batang,
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan bunga, buah, akar; tetapi utamanya terdapat pada daun yang disebut dengan rambut daun. Fungsi trikoma pada masing-masing organ : Pada akar : untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur-unsur hara. Pada
daun
:
untuk
mengurangi
besarnya
penguapan,
mengurangi
gangguan hewan/manusia, meneruskan rangsang (trikoma kaya akan plasma). Pada bunga : nectaria mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantu penyerbukan. Pada kepala putik mengeluarkan zat perekat dan mudah melekat pada saat terjadi penyerbukan dan pembuahan. Pada biji : biji menjadi ringan mudah diterbangkan oleh angin dan membantu
penyebaran. Mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air, biji lekas berkecambah dan tumbuh. Pada batang : untuk mengurangi penguapan dan untuk memanjat (Kaktus,
Rotan). Manfaat trikoma bagi manusia, antara lain: Rambut biji kapas ( Gossypium sp) bahan penting untuk tekstil. Rambut buah kapok ( Ceiba pentandra) bahan kasur. Rambut kelenjar daun Mentha piperita bahan obat mengandung minyak
permen. Rambut kelenjar daun teh ( Camellia sinensis) aroma pada air teh.
Berdasar jumlah sel penyusunnya, trikoma dibedakan menjadi : Trikoma
uniseluler (tunggal) : berupa sebuah sel, umumnya tidak
bercabang tetapi kadang-kadang bercabang. Trikoma multiseluler (bersel banyak) : merupakan satu deretan sel/beberapa
lapis (deretan) sel. Ada yang terdiri dari bagian tangkai dan bagian kepala; bercabang seperti pohon ( dendroid ) atau dapat juga mempunyai cabangyang memanjang dan mendatar ( stellate hairs).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Berdasar ada tidaknya fungsi sekresi, dibedakan menjadi : 1.
Trikoma non glanduler (tanpa kelenjar) : sering disebut “rambut biasa“ (rambut pelindung). Bila sel-selnya tidak berfungsi sebagai jaringan sekretoris.
2.
Trikoma glanduler (rambut kelenjar) : Apabila selnya atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi sebagai sel/ jaringan sekretoris. Trikoma yang terdiri dari bagian tangkai dan kepala, umumnya fungsi sekresi di bagian kepala. Di antara sel-sel epidermis terdapat juga yang dinamakan sel pendek. Sel
pendek ini terdiri atas 2 tipe sel, yaitu : sel silika dan sel gabus. Kedua macam sel ini sering dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel silica : mengandung badanbadan silika (SiO 2) yang berbentuk bulatan, elips, halter/pelana. Dijumpai juga pada tanaman Cyperaceae, Equisetinae dan Ficus dan beberapa Monocotyledoneae lainnya. Kandungan silikon dalam sel muda rendah, akumulasinya tinggi pada sel yang mengalami proses menua. Sel gabus : dinding selnya disisipi suberin (gabus). Fungsi sel gabus dan sel silika : memperkuat batang, kulit batang menjadi keras.
V.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan Alat
Bahan
a. Mikroskop Cahaya
a. Kuteks
b. Silet atau cutter
b. Air
c. Pipet Tetes
c. Daun Zea mays
d. Kaca Objek
d. Daun Rhoeo discolor
e. Kaca Penutup
e. Daun Persea americana
f.
Alat
tulis
(pensil,
ballpoint,
penghapus, penggaris, dan jangka) g. Buku gambar
f.
Daun Tectona grandis
g. Daun Bambusa sp h. Daun Hibiscus tiliaceus i.
Daun Solanum tuberosum
j.
Awetan sayatan melintang Ficus elastica
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2. Cara Kerja a. Kegiatan 1
b. Kegiatan 2
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
olesi dauntumbuhan yang akan diamati stomatanya dengan kuteks
biarkan sampai kering
ambillah satu atau lebih trikoma dari permukaan bawah daun tumbuhan yang sudah disediakan
membuat sayatan tipis pada daun yang sudah diolesi kuteks
letakkan di atas kaca objek
letakkan di atas kaca objek
tetesi dengan air sebagai reagen
tetesi dengan air sebagai reagen tutup dengan kaca penutup tutup dengan kaca penutup
amati dibawah mikroskop amati dibawah mikroskop
gambar hasil pengamatan
gambar hasil pengamatan
lakukan hal yang sama pada seluruh bahan yang disediakan, kecuali preparat awetan batang Zea mays yang dapat langsung diamati
lakukan hal yang sama pada seluruh bahan yang disediakan
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VI. HASIL PENGAMATAN 1. Stoma Rhoeo discolor
Gambar stoma daun Rhoeo discolor di
Gambar literatur stoma daun Rhoeo
bawah mikroskop
discolor
Perbesaran 10 X 4
2. Stoma Daun Zea mays
Gambar stoma daun Zea mays di bawah mikroskop Perbesaran 10 X 40
Gambar literatur stoma daun Zea mays
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
3. Stoma Daun Persea americana
Gambar stoma daun Persea americana di bawah mikroskop
Gambar Literatur stoma daun Persea
Perbesaran 10 X 10
americana
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 4. Trikoma Daun Zea mays
Gambar trikoma daun Zae mays di bawah mikroskop
Gambar literatur trikoma daun Zae mays
Perbesaran 10 X 10
5. Trikoma Daun Tectona grandis
Gambar trikoma daun Tectona grandis di bawah mikroskop
Gambar literatur trikoma daun Tectona
Perbesaran 10 X 10
grandis
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
6. Trikoma Bambusa sp.
Gambar trikoma daun Bambusa sp di bawah mikroskop Perbesaran 10 X 10
Gambar literatur trikoma daun Bambusa sp
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 7. Trikoma Hibiscus tiliaceus
Gambar trikoma daun Hibiscus tiliaceus di bawah mikroskop
Gambar literatur trikoma daun Hibiscus
Perbesaran 10 X 10
tiliaceus
8. Trikoma Solanum lycopersicum
Gambar trikoma daun Solanum lycopersicum di bawah mikroskop
Perbesaran 10 X 10
Gambar literatur trikoma daun Solanum lycopersicum
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
9. Litosis pada Awetan Daun Ficus elastica
Gambar epidermis daun Ficus elastica di bawah mikroskop Perbesaran 10 X 10
Gambar literatur epidermis daun Ficus elastica
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VII. PEMBAHASAN
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Epidermis termasuk jaringan permanen yang biasanya mempunyai tebal satu sel dan yang membentuk lapisan permanen daun, bagian-bagian bunga, dan bagian-bagian batang dan akar yang lebih muda. Sel epidermis membentuk lapisan penutup di permukaan tubuh tumbuhan pada stadium primer. Sifat lainnya berkaitan dengan posisinya di permukaan tubuh tumbuhan. Sebagian besar selnya beragam bentuknya, namun seringkali berbentuk lempengan. Selain itu, terdapat sel penutup stomata, berbagai rambut, sel sekresi, dan sel sklerenkim. Dinding luar sel-sel epidermis sering agak tebal dan sering tertutup oleh lapisan kutin, suatu substansi air yang disekresikan oleh protoplasma sel epidermis. Sel epidermis selain sel penutup biasanya tak berwarna. Kadang-kadang pigmen kebiruan, merah atau ungu terdapat dalam air sel pada sel-sel epidermis sehingga menimbulkan warna seperti itu pada daun tempatnya berada, seperti misalnya daun beraneka warna pada Coleus. Sel penutup mengandung kloroplas karena itu sel-sel ini berwarna hijau. (http://bayumuhammad.blogspot.com/2010/06/epidermis.html) Jaringan epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun rapat dan tanpa rongga antarsel. Biasanya hanya terdiri dari satu lapisan sel. Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epidermis dapat mengalami modifikasi membentuk stomata, lentisel, rambut akar, dan trikoma. Pada daun tumbuhan yang hidup di darat, sel-sel epidermis menghasilkan kutikula yang dapat mencegah penguapan yang berlebihan dari sel-sel daun. (http://www.g-excess.com/id/sistem-jaringan-epidermis-dan-sistem-jaringanparenkim-pada-tumbuhan.html) Stoma (jamak : stomata) berfungsi sebagai
organ respirasi. Stoma
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O 2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO 2
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan dari udara dan mengeluarkan O 2, sedangkan hidung mengambil O 2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Daun) Trikoma merupakan salah satu alat tumbuhan atau derivat dari jaringan epidermis. Trikoma atau rambut daun banyak ditemukan di tulang helaian daun, di biji, dan ada juga yang terdapat di buah yang disebut dengan rambut buah. Trikoma memiliki fungsi spesifik terhadap masing-masing organ tumbuhan, antara lain sebagai berikut : 1. Pada akar, berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara. 2. Pada epidermis daun, berfungsi untuk memgurangi besarnya penguapan. Rambut gatal yang berfungsi untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh hewan maupun manusia. 3. Pada biji, membuat biji menjadi ringan, sehingga memudahkan menerbangkan biji dan membantu penyerbukan. Karena mudah diserap air, sehingga mempercepat pertumbuhan biji, mencegah serangga yang akan merusak biji. 4. Pada bunga Nektaria, akan menghasilkan madu untuk menarik perhatian serangga yang nantinya akan membantu dalam penyerbukan. 5. Pada kepala putik, akan mengekuarkan zat perekat sehingga serbuk sari akan mudah melekat. 6. Pada batang, mengurangi besarnya penguapan air, mempermudah untuk memanjat. (http://ratihkuspriyadani.blogspot.com/2010/05/trikoma.html)
VIII. PERTANYAAN 1.
Apakah epidermis beberapa tumbuhan yang anda amati memiliki bentuk sel yang sama?
Tidak sama, bentuk sel pada beberapa tumbuhan berbeda-beda. Ada sel yang memiliki bentuk stoma (mulut daun) dan ada juga yang berbentuk trikoma (rambut-rambut daun).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2.
Bagaimana bentuk sel epidermis tersebut? Jelaskan untuk setiap tumbuhan yang anda amati?
Bentuk sel epidermis dari tumbuhan yang diamati, ada yang stoma yaitu pada daun tumbuhan Rhoeo discolor, Zea mays, dan Persea americana. Dan yang berbentuk trikoma yaitu pada daun tumbuhan Zea mays, Tectona grandis, Bambusa sp, Hibiscus tiliaceus, dan Solanum lycopersicum. 3.
Pada preparat epidermis apa dapat anda temukan sel silica dan sel gabus? Bagaimana bentuk kedua sel tersebut?
Sel silika ditemukan pada preparat daun Persea americana, sel silica berbentuk bulatan, elips, halter/pelana.
Sel gabus ditemukan pada preparat daun Rhoeo discolor, sel gabus berbentuk persegi, bentuk gabus umumnya dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu yang besar berdinding tipis dan yang pipih berdinding tebal.
4.
Bagaimana hubungan perlekatan sel antar epidermis?
Perlekatan antar sel ada yang menempel seperti pada preparat daun Rhoeo discolor, Persea americana, dan Zea mays. Dan juga perlekatan antar selnya
terpisah seperti pada preparat daun Ficus elastica, Tectona grandis, Solanum lycopersicum, Bambusa sp dan Hibiscus tiliaceus. 5.
Apa yang dapat anda simpulkan berkenaan dengan sel epidermis?
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan yang memiliki bentuk, ukuran, dan susunan berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Dari pengamatan sel epidermis pada pre parat tumbuhan yang diamati sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal. Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya diantaranya adalah: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder. 6.
Bagaimana penyebaran stoma pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil? Bagaimana pula bentuk sel penutup stoma pada kedua kelompok tumbuhan tersebut? Adakah perbedaannya? Coba anda jelaskan?
Pada monokotil sel penutup memiliki struktur yang khusus dan seragam, sel penutup ramping ditengah dan menggelembung pada ujungnya, penyebaran stoma berderet rapih. Pada dikotil sel penutup terbentuk melengkung, penyebaran stoma pada dikotil menyebar. 7.
Terdiri atas apa saja stoma itu? Coba jelaskan dengan lengkap! Mana yang lebih tebal, dinding sel penutup pada bagian panggung (yang berlekatan dengan sel tetangga) atau pada bagian perut (yang menghadap porus)?
Stoma terdiri dari porus (celah) dan sel penutup. Struktur yang lebih tebal adalah dinding sel penutup pada bagian punggung (yang berlekatan dengan sel tetangga). 8.
Apa saja yang tampak di dalam sel penutup, sel tetangga, dan sel epidermis lain di sekitarnya? Adakah kutikulanya?
Pada sel penutup terdapat kloroplas, pada sel tetangga bagian stoma yang diamati ditemukan sedikit kutikula karena stoma yang diamati pada daun bagian bawah yang tidak berhubungan langsung dengan udara. 9.
Tipe stoma apa yang anda temukan (anomositik, anisomatik, parasitic, diasitik atau aktinositik)?
Tipe stoma yang ditemukan pada preparat yang telah diamati yaitu stoma tipe anomositik, stoma tipe anisositik dan stoma tipe diasitik. 10. Pada preparat apa tipe stoma itu anda temukan?
Pada preparat daun Rhoeo discolor, Stoma tipe anomositik .
Pada preparat daun Zea mays, Stoma tipe dan diasitik .
Pada preparat daun Persea americana, Stoma tipe ansositik.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 11. Apakah stoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama? Bagaimnana halnya untuk daun lain dari satu species tumbuhan?
Ya, stoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama. Begitupun pada stoma daun satu spesies tumbuhanpun memiliki bentuk y ang sama. 12. Bagaimana bentuk dan susunan sel trikoma dari daun masing-masing tumbuhan yang anda amati?
Bentuk dan susunan trikoma rambut tunggal, terdapat pada daun tumbuhan Zea mays, Bambusa sp, dan Solanum lycopersicum.
Bentuk dan susunan trikoma rambut bercabang (bersel banyak), terdapat pada daun Tectona grandis,
Bentuk dan susunan trikoma rambut bintang (bersel banyak), terdapat pada daun Hibiscus tiliaceus.
13. Trikoma apa yang tergolong granular dan trikoma tumbuhan apa yang tergolong non granular?
Trikoma yang tergolong glanular yaitu trikoma rambut bercabang (bersel banyak), biasanya sel atau salah satu selnya mempunyai fungsi sekresi yang terdapat di bagian kepala. Seperti trikoma pada daun Tectona grandis.
Trikoma yang tergolong non glanular yaitu trikoma tambut bintang (bersel banyak) dan trikoma rambut tunggal. Seperti trikoma pada daun Zea mays, Bambusa sp, Hibiscus tiliaceus, dan Solanum lycopersicum.
14. Apakah anda temukan trikoma bentuk rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang, dan rambut bersisik? Pada preparat apakah setiap bentuk trikoma itu anda temukan?
Trikoma pada daun Zea mays, memiliki bentuk dan susunan trikoma rambut tunggal.
Trikoma pada daun Tectona grandis, memiliki bentuk dan susunan trikoma rambut bercabang (bersel banyak).
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
Trikoma pada daun Bambusa sp, memiliki bentuk dan susunan trikoma rambut tunggal.
Trikoma pada daun Hibiscus tiliaceus, memiliki bentuk dan susunan trikoma rambut bintang (bersel banyak).
Trikoma pada daun Solanum lycopersicum, memiliki bentuk dan susunan trikoma rambut tunggal.
15. Apakah trikoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama, dan bagaimana untuk daun lain yang tumbuhannya sama?
Ya, trikoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama. Begitupun pada trikoma daun pada tumbuhan yang sama.
IX. KESIMPULAN
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan yang memiliki bentuk, ukuran, dan susunan berbeda-beda pada b erbagai jenis organ tumbuhan. Dari pengamatan sel epidermis pada preparat tumbuhan yang diamati sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal, seperti pada preparat daun tumbuhan Ficus elastica. Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya diantaranya adalah: stomata (mulut daun) yang berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma yang berupa tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder. Tipe stoma yang ditemukan pada preparat yang telah diamati yaitu stoma tipe anomositik, stoma tipe anisositik dan stoma tipe diasitik. Pada preparat daun Rhoeo discolor, Stoma tipe anomositik ; Pada preparat daun Zea mays, Stoma tipe
dan diasitik ; dan pada preparat daun Persea americana, Stoma tipe ansositik . Bentuk dan susunan trikoma berbeda-beda, ada trikoma rambut bintang (bersel banyak), trikoma rambut bercabang (bersel banyak) dan trikoma rambut
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan tunggal. Bentuk dan susunan trikoma rambut tunggal, terdapat pada daun tumbuhan Zea mays, Bambusa sp, dan Solanum lycopersicum. Bentuk dan susunan trikoma rambut bercabang (bersel banyak), terdapat pada daun Tectona grandsi; dan Bentuk dan susunan trikoma rambut bintang (bersel banyak), terdapat pada
daun Hibiscus tiliaceus.
X.
DAFTAR PUSTAKA
TUMBUHAN BERBIJI BERBIJI. Bandung: ITB. Hidayat, Estiti B. 1995. ANATOMI TUMBUHAN Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan
Tim Dosen. 2010. Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN. Wahyu Agustina, Tri. 2010. MATERI POKOK BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN . Bandung: UIN. http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-derivatnya/ http://bayumuhammad.blogspot.com/2010/06/epidermis.html http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi.htm http://bima.ipb.ac.id/ipb/materi/bio100/Gambar/vegetatif_ http://bima.ipb.ac.id/ipb /materi/bio100/Gambar/vegetatif_tnm/ficus_elas tnm/ficus_elastica.jpg tica.jpg http://biodea.files.wordpress.com/2010/12/kg.jpg?w=252&h=198 http://employees.csbsju.edu/ssaupe/images/stomata/corn-mcgreev400.jpg http://farm3.static.flickr.com/2795/4171857154_d47f9c5f5e.jpg http://id.wikipedia.org/wiki/Daun http://laskarbirulangit.wordpress.com/category/anatomi-tumbuhan/ http://lena-unindrabio2a.blogspot.com/2009/05/epidermis-dan-derivat-derivatnyagabus.html https://lh5.googleusercontent.com/-5UGle6cPZIE/TXH-/s320/Stomata.bmp http://ratihkuspriyadani.blogspot.com/2010/05/trikoma.html http://www.avocadosource.com/WAC2/WAC2_p179_files/image002.jpg http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_ http://www.crayonpedia.org/mw/1._ Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_T Fungsi_Jaringan_Tumbuhan_11 umbuhan_11 http://www.g-excess.com/id/sistem-jaringan-epidermis-dan-sistem-jaringanparenkim-pada-tumbuhan.html
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan http://www.usbdigitalmicroscopes.com/images/specimennew/0008ab070008bc40x-rhoeodiscolor-leafstomata.jpg http://1.bp.blogspot.com/_27zAdphWtk4/TQt1DO http://1.bp.blogspot.com/_ 27zAdphWtk4/TQt1DOECrKI/AAAAAAAAAO ECrKI/AAAAAAAAAOA/j6LZLGyO A/j6LZLGyO 1qE/s1600/Hibiscus+teliaceus+2.jpg http://3.bp.blogspot.com/_27zAdphWtk4/QfHn6hZCwPM/s1600/zea+mays1.jpg http://3.bp.blogspot.com/_LLPysF0ximE/TCcRI9mKNoI/AAAAAAAAAZo/nLlib_K3yA/s1600/Spirogira_zygote.jpg
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan PRAKTIKUM 4
I. JUDUL
:
STEREOM (KOLENKIM & SKLERENKIM)
II. TUJUAN
:
a. Mengidentifikasi jaringan kolenkim (kolenkim angular, lamellar, anular atau ikaunar) dan selsel
pembangunnya
pada
berbagai
jenis
tumbuhan.
b. Mengidentifikasi jaringan sklerenkim (serabut dan sklereid) dan sel-sel pembangunnya pada berbagai jenis tumbuhan. III.TANGGAL III. TANGGAL PRAKTIKUM:
25 Maret 2011
IV. PENDAHULUAN
Stereom adalah jaringan penguat pada tumbuhan. Stereom terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim merupakan jaringan pada organ tumbuhan, terutama tumbuhan lunak. Jaringan kolenkim terdapat di batang, daun, bagianbagian bunga, buah dan akar. Bentuk dan ukuran sel kolenkim bervariasi dan mengandung kloroplas.Kolenkim biasanya berada dibawah epidermis. Tetapi ada pula yang terpisah oleh beberapa lapisan sel parenkim. Kolenkim tersusun atas selsel hidup yang dindingnya dapat mengalami mengalami penebalan selulosa,pectin atau lighnin yang tidak merata.Dinding sel kolenkim sulit dibedakan primer dan sekundernya. Berdasarkan oenebalan dinding selnya, Klenkim dibedakan atas empat macam, yaitu : 1. Kolenkim angular (sudut),penebalan dindingnya di sudut-sudut tempat bertemunya tiga atau lebih sel 2. Kolenkim lamelar (lempeng/papan), penebalan dindingnya terutama pada dinding tangensial. (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terihat seperti papan berderet 3. Kolenkim lakunar, penebalan dinding selnya pada bagian yang menghadap ruang antar sel
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 4. Kolenkim anular/tubular, penebalan dinding selnya merata sehingga lumenya berbentuk pipa Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan. Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem. Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya. Dinding sekunder pada kolenkim tidak ada, dinding primernya lunak, lentur dan tidak berlignin. (Estiti B. Hidayat, 1995)
Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penunjang pada organ muda yang sedang tumbuh, dan pada tumbuhan herba tetap ada meskipun organnya sudah tua. Kolenkima yang terdapat pada organ yang sedang tumbuh menyebabkan sifat plastis dan lentur terhadap organ tersebut. Kolenkima yang sudah dewasa kurang bersifat plastis, lebih keras dan lebih rapuh dibandungan dengan kolenkima yang masih muda. Antara kolenkima dan parenkima ada hubungan fisiologis dan morfologis dan pada tempat kedua jaringan tersebut letaknya berdampingan, bentuk transisi dapat ditemukan diantara kolenkima dan parenkima tipikal. (Susetjoadi Setjo, 2004) Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk kambium gabus atau menanggapi luka. Dinding sel sklerenkim
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan lebih bertahan dan tak dapat seera dilenyapkan, meskipun protoplas masih ada. Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya setelah dewasa. (Estiti B. Hidayat, 1995) Seperti halnya parenkima, kolenkima mungkin mengandung kloroplas. Pada sel-sel kolenkima tertentu mungkin kandungan kloroplasnya banyak seperti halnya pada parenkima, mungkin juga kloroplasnya lebih sedikit atau di dalam kolenkima yang kebanyakan terdiri atas sel-sel yang sempit dan memanjang, tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel-sel kolenkima juga mengandung tanin. (Sustejoadi Setjo, 2004) Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagan bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akan didedahkan kepada cahaya. Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentu silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang. Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. (Estiti B. Hidayat, 1995)
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut bentuk peralihan. Menurut penebalan dindingnya, dibedakan menjadi tiga jenis utama :
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 1. Kolenkim sudut, dengan penebalannya memanjang pada satu sudut sel. Pada penampang melintang, penebalan sudur terlihat di tempat pertemuan tiga sel atau lebih. Contoh : pada Solanum tuberosum. 2. Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada dinding tangensial. Contohnya pada korteks Sambucus nigra. 3. Kolenkim lakuna, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak mengandung ruang antar sel. Contohnya pada batang Ambrosia. ( Estiti B. Hidayat, 1995) Sklerenkim merupakan jaringan yang sel-selnya mengalamki penebalan sekunder dengan lighnin. Atau zat lain. Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan lighnin. Sklerenkim terdiri atas serabut dan skelein. Sel serabut umumnya panjang-panjang. Sedangkan sel sklereid umumnya pendekpendek. Serabut dapat berupa sel tunggal diantara jaringan dasar, tetapi umumnya bergerombol membentuk pita atau anyaman pada berkas pegangkut.Serabut dibedaka atas erabut axilar dan ekstra xilar.Serabut xilar terbentuk dari sel intial (pemula) yang sama dengan xylem,sedangkan serabut ekstra xiliar dapayt berasal dari floem atau jaringan dasar tempat terdapatya. Sklereid dapat berupa sel tunggal dalam satu jaringan atau dapat membentuk jaringan khusus yang keras,seperti pada tempurung kelapa. Sklereid merupakan idioblas,yaitu sel yang dibentuk,ukuran dan ketebalan dindingnya berbeda dari sel-sel yang lainya. Sel sklereid umumnya terbentuk dari sel parenkim yang mengalami penebalan dinding. Pda tumbuhan dewasa sklereid umumnya berupa sel-sel mati, namun ada pula yang masih hidup selama organ yang ditempatinya hidup. Sklereid dapat dikelompokan kedalam lima bentuk, yaitu : 1.
Brakisklereid (sel batu), bentuknya relative berat,umumnya terdapat di floem korteks,kulit batang dan daging buah beberapa jenis tumbuhan,misalnya pada Pyrus comunis.
2.
Makrosklereid,bentuknya seperti batang,sering membentuk deretan tegak lurus permukaan biji,misalnya pada kulit dan mesofil beberapa daun.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 3.
Asterosklereid,seperti binatang atau bercabang-cabang,terutama terdapat di daun.
4.
Trikoskeleid,relatif panjang dan bercabang terdapat di mesofil daun.
V.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan Alat
Bahan
a. Mikroskop Cahaya
a. Petiolus Carica papaya
b. Silet atau cutter
b. Batang Ageratum conyzoides
c. Pipet Tetes
c. Endocarp Cocos nucifera
d. Kaca Objek
d. Batang Camellia sp.
e. Kaca Penutup
e. Air
f.
Alat
tulis
(pensil,
ballpoint,
penghapus, penggaris, dan jangka) g. Buku gambar
2. Cara Kerja mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan membuat sayatan melintang pada petiolus Carica papaya letakkan di atas kaca objek
tetesi dengan air sebagai reagen
tutup dengan kaca penutup
amati dibawah mikroskop
gambar hasil pengamatan
lakukan hal yang sama pada seluruh bahan yang disediakan
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VI. HASIL PENGAMATAN 1. Kolenkim Tangkai Daun Carica papaya
Kolenkim pada penampang melintang Litertur Kolenkim tangkai daun pepaya
Tangkai daun pepaya Perbesaran 10 X 40
Penjelasan : Pada petiolus Carica papaya dan pada sayatan Carica papaya pada percobaan yang dilakukan, bahwa pada sayatan Carica papaya yang di tetesi dengan akuades ini tampak kelihatan bagian jaringan kolenkim, dan pada sayatan patiolus Carica papaya ini mengandung jaringan penguatnya atau jaringan kolenkim.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 2. Kolenkim Tangkai Daun Ageratum conyzoides
sklrenkim pada penampang melintang batang Ageratum conyzoides Perbesaran 10 X 10 Penjelasan : Kandungan kimia Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri. 3. Sklerenkim pada Endocarp Cocos nucifera Bagian Dalam
Sklerenkim pada penampang melintang Sklerenkim tempurung kelapa bagian
tempurung kelapa bagian dalam
dalam
Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan
4. Sklerenkim pada Endocarp Cocos nucifera Bagian Luar
Sklerenkim pada penampang melintang Sklerenkim tempurung kelapa bagian luar
tempurung kelapa bagian luar Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Penjelasan : Untuk mengamati anatomi pada batok kelapa saya melakukan kegiatan praktikum dan meneliti batok kelapa pada sayatan batok kelapa Pada percobaan yang dilakukan, bahwa pada sayatan batok kelapa yang di tetesi dengan akuades ini tampak kelihatan bagian jaringan skelerenkim, dan pada batok kelapa ini mengandung jaringan skelereidnya Skelereid dapat berupa sel tunggal dalam satu jaringan atau dapat membentuk jaringan khusus yang keras, seperti pada tempurung kelapa. Skelereid merupakan idioblas, yaitu sel yang bentuk, dan ukuran dan ketebalan dindingnya berbeda dari sel-sel yang lainnya. Sel skelereid umumnya di bentuk dari sel paarenkim yang mengalami penebalan dinding pada tumbuhan dewasa skelereid umunnya berupa sel-sel mati namun adapula yang masih hidup selama organ yang ditempatinya. 5. Sklerenkim pada Batang Camellia sp.
Sklerenkim pada penampang melintang Sklerenkim Batang Teh
batang teh Perbesaran 10 X 10
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan VII. PEMBAHASAN
Jaringan kolenkim adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel hidup yang memiliki selulosa tebal, penebalan yang utama terjadi pada sudut-sudutnya. Jaringan ini biasanya berkelompok membentu untaian atau silinder. Jaringan ini terletak pada bagian terluar batang dan urat daun. Fungsinya sebagai penyokong dan memperkuat organ. (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/jaringan-tumbuhan.html) Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding sel primer. Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat antara jaringan
kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini. (http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/anatomi-danmorfologi-tanaman/) Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan pelindung. (http://www.membuatblog.web.id/2010/02/jaringan-tumbuhan.html) Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel -sel pendek, sedangkan serabut sel - selnya panjang. Sklereid berasal
dari sel-sel parenkim, sedangkan
serabut berasal dari sel-sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh.
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan Sel-selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut. Bentuk sklereid
isodiameter
(agak
membulat),
mempunyai
dinding
sekunder
yang tebal dan sangat keras. Kulit kacang menjadi keras karena adanya sklereid, selain itu sklereid juga dijumpai tersebar dalam jaringan parenkim daging buah misalnya pada buah pir. Berbeda dengan sklereid sel serat berbentuk panjang dan ramping dengan ujung meruncing , biasanya terdapat
dalam berkas (kumpulan).
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat manila yangdigunakan se bagai bahan dasar tali. (http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/05/jaringan-pada-tumbuhan.html)
VIII. PERTANYAAN
1. Dimana jaringan kolenkim dari setiap organ tumbuhan tersebut diatas berada ? Apakah sel-selnya masih hidup ? Bagaimana ciri-cirinya ? 2. Bagaimana bentuk dan ukuran sel kolenkim pada setiap bagian tumbuhan diatas dibandingkan sel epidermis dan parenkim disekitarnya ? 3. Kolenkim apakah (angular, lamelar, anular, lakunar) yang dimiliki oleh masingmasing tumbuhan tersebut diatas? Bagaimana ciri sel-sel kolenkim tersebut (bagaimana penebalan dinding selnya dan apakah ada ruang antar selnya) ? 4. Dari setiap objek yang diamati pada kegiatan 2, apakah anda menemukan serabut dan sklereidnya? Bagaimana ciriyang dapat anda temuakn (bentuk sel, lumen, penebalan dinding dan saluran noktahnya)? 5. Pada jaringan apa anda menemukan serabut dan sklereid? Apakah serabut dan sklereid yang anda temukan berupa sel tunggal atau berada dalam kelompokkelompok (bergerombol)? 6. Apakah serabut dan sklereid yang anda temukan berupa sel hidup atau sel mati? Jelaskan ciri-ciri yang dapat anda temukan untuk menyatakan bahwa sel tersebut hidup atau mati?
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan 7. Apakah serabut yang anda temukan berupa serabut xilar atau extra xiliar?Coba jelaskan perbedaannya? 8. Pada tumbuhan apa saja sklereid dapat anda temukan?Bagaimana bentuknya dan apakah nama sklereid itu? JAWABAN
1.
Di tangkai / di batang. Ya sel-selnya masih hidup, cirinya karena jaringan kolenkim mengalami penebalan.
2.
Untuk ukuran sel kolenkim mengalami pembelahan, sehingga terjadi pembelahan. Sehingga membuat bentuk kolenkim berubah-ubah sedangkan epidermis dalam parenkim tidak.
3.
Tangkai daun pepaya ; kolenkim sudut (angular) terdapat ruang antar sel dan terjadi penebalan sudut (agular).
4.
Dari pegamatan yang telah dilakukan dari tempurung kelapa ditemukan sel batu (sklereid) dimana terdapat sel-sel yang mengalami penebalan sekunder.
5.
Sklereid ditemukan pada jaringan dasar, dan sklereid yang ditemukan berupa sel tunggal.
6.
Organ dewasa pada umumnya sel mati, namun adapun sel hidup apabila organ yang ditempatnya masih hidup.
7.
Serabut Xilar terbentuk dari xilem, dan serabut ekstra xilar terbentuk dari jaringan dasar dan floem.
8.
Pada tempurung kelapa bentuknya makrosklereid. Sklereid dapat ditemukan pada Cocos nucifera (kelapa) dimana berupa sel tunggal / membulat.
IX. KESIMPULAN
Stereom adalah jaringan penguat pada tumbuhan, terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim merupakan sel hidup dan mempunyai sifat yang sama dengan parenkim, kolenkim bertugas menyokong tumbuhan. Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambatmengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Kolenkim terdiri atassel-sel yang
Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan berupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding sel primer. Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim memberi dukungan yang cukup untuk sel-sel tetangganya. Menurut penebalan dindingnya, dibedakan tiga jenis utama : a) Kolenkim sudut Dengan penebalan memanjang pada sudut sel, penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan tiga sel atau lebih. Contoh : pada batang Solanum tuberosum dan pada Salvia.
b) Kolenkim papan Dengan penebalan terutama pada dinding tangensial. Contoh : pada korteks batang Sambucus nigra. c) Kolenkim lacuna Yang mirip kolenkim sudut, namun banyak mengandung ruang antar sel. Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang antar sel itu. Contoh : pada batang Ambrosia.
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukan sifat elastic. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel-sel pendek, sedangkan serabut sel-selnya panjang. Macam-macam sel sklerenkim 1. Sklereid Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara sel parenkim sekelilingnya. Tempurung kelapa misalnya, hamper seluruhnya terdiri dari sklereid. Sering pula sklereid terdapat sebagai idioblas, yakni sel yang segera dapat dibedakan dari sel sekelilingnya karena berbeda ukuran, bentuk dan tebal dindingnya. Sklereid dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu :