KONSEP DASAR PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Dr. Lukas Mangindaan, SpKJ(K) Departemen Psikiatri Psikiatri FKUI / RSUPCM
PENDEKATAN KOMPREHENSIF Pembelajaran pelbagai aspek perlaku manusia ( manusia (b e h a v i o r a l ) secara komprehensif sciences pendekatan manusia (termasuk pasien dari pelbagai cabang ilmu kedokteran) secara kedokteran) secara komprehensif dari aspek biologis, psikologis dan sosial-budaya Sebagai cabang ilmu kedokteran yang secara khusus mempelajari dan menatalaksana gangguan jiwa, problem kesehatan jiwa, serta saling keterkaitan pelbagai cabang ilmu kedokteran dengan psikiatri ( C o n s u l t a t i o n •
•
•
•
L i ai a i s o n P s y c h i at at r y )
PENDEKATAN KOMPREHENSIF Pembelajaran pelbagai aspek perlaku manusia ( manusia (b e h a v i o r a l ) secara komprehensif sciences pendekatan manusia (termasuk pasien dari pelbagai cabang ilmu kedokteran) secara kedokteran) secara komprehensif dari aspek biologis, psikologis dan sosial-budaya Sebagai cabang ilmu kedokteran yang secara khusus mempelajari dan menatalaksana gangguan jiwa, problem kesehatan jiwa, serta saling keterkaitan pelbagai cabang ilmu kedokteran dengan psikiatri ( C o n s u l t a t i o n •
•
•
•
L i ai a i s o n P s y c h i at at r y )
Landasan pendekatan psikiatri adalah •
E k l e k t i k , merangkul: semua cabang ilmu kedokteran dasar, semua cabang spesialistik dalam kedokteran, dan ): semua cabang Humaniora (T h e H u m a n i t i e s): s –
–
–
psikologi, psikologi, teologi, filsafat, ilmu sejarah, sejarah, filologi (ilmu bahasa), kesusasteraan /susastera, kesenian (musik, seni rupa, seni pertunjukan), pertunjukan), ilmu ilmu sosial , antropologi antropologi •
H o l i s t i k : melihat manusia secara keseluruhan secara keseluruhan /
komprehensif, baik sebagai individu sebagai makluk bio-psiko-sosial; maupun sebagai anggota masyarakat Dengan tujuan akhir: meningkatkan KESEHATAN JIWA dan kualitas hidup ( jadi ( jadi bukan sekedar mendiagnosis dan terapi gangguan jiwa saja ).
Definisi KESEHATAN JIWA WHO (2001) Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang: •
Merasa sehat dan bahagia
•
Mampu menghadapi tantangan hidup
•
Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya ( d a p a t b e r e n p a t i d a n t i d a k s e c a r a ap r i o r i b e r s i k a p n e g a t i f t er h a d a p o r a n g a t au k e l o m p o k l a i n y an g b e r b e d a )
•
Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Buku Pedoman Kesehatan Jiwa, Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, 2003 (hal.5).
Manfaat konsep / kriteria Kesehatan Jiwa •
•
Merupakan hak asasi dari tiap orang baik dalam usia apapun dan dalam keadaan sehat atau sakit Sebagai acuan akhir dari upaya peningkatan kualitas kehidupan manusia, baik dalam konteks: kehidupan pribadi, hubungan antar manusia (pendidikan anak / remaja, guru murid), antar kelompok / golongan, hubungan dokter-pasien, bahkan dalam keadaan menghadapi maut sekalipun –
Untuk lebih dapat mengerti kesehatan jiwa, perlu kita menelaah kehidupan manusia dalam perspektif mikro dan perspektif makro, yaitu cara pendekatan sesuai dengan konsep “General System Theory” yang diajukan oleh Ludwig von Bertalanffy (1936, 1968).
Dasar konsep G en er al S y s t em s Th eo r y •
•
Dunia ( termasuk manusia dan antariksa/ universe) terdiri dari sistem sistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya baik dalam hubungan horizontal maupun vertikal serta saling memberi dan menerima enersi positif dan negatif baik secara horizontal maupun secara vertikal dari sistem lainnya. Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang berfungsi mandiri , terdiri dari elemen elemen yang lebih kecil yang mempunyai hubungan unik. Sistem itu berfungsi sebagai sebuah kesatuan yang holistik dan yang tidak semata-mata merupakan penjumlahan elemen-elemennya.
Contoh: otak, mata, jantung, susunan kemih merupakan sistem sistem yang mandiri; yang masing-masing berfungsi dan berkembang sebagai sebuah kesatuan. Di pihak lain, baik otak, mata atau jantung, dsb. saling berinteraksi dan saling mempengaruhi: secara horisontal oleh sistem /organ tubuh lainnya, mis sistem saraf, kardiovaskular, gastro intestinal, sistem hormon dsb., secara vertikal dari atas ke bawah dan sebaliknya yi: dari seseorang manusia sebagai satu kesatuan sistem terhadap pelbagai (sub)sistem dalam tubuh manusia itu. Hal yang sama berlaku pula untuk sistem hewan, tumbuh-tumbuhan, sistem lain dalam dunia •
•
Secara garis besar hubungan vertikal / hierarkis antar sistem adalah sebagai berikut: Antariksa Dunia Hubungan internasional Negara (Pemerintah) Institut (mis. kementerian, departemen, pemerintah daerah, partai politik)
Komunitas Kelompok masyarakat (mis. sekolah, universitas, IDI, RT, RW )
Keluarga Individu Organ (Alat / sistem tubuh) Sel Molekul Atom
PSIKIATRI Adalah cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan diri •
kepada Pembelajaran pelbagai aspek perlaku manusia (b e h a v i o r a l s c i en c e s ) secara komprehensif yang meliputi: - Siklus kehidupan perkembangan manusia - Otak dan perilaku - Ilmu ilmu psikososial - Teori-teori kepribadian dan perkembangan: Freud, Jung, Adler, Horney, Erikson, Piaget, Terapi Gestalt, Psikiatri Eksistensial, - Terapi Perilaku, Terapi Kognitif, Terapi Keluarga, Terapi Interpersonal –
•
•
Pemeriksaan Psikiatrik Gangguan Jiwa , Psikiatri Anak dan Remaja, Psikiatri Geriatri, Psikiatri Forensik Catatan : D ef i n i s i G an g g u a n J i w a : Suatu
kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis bermakna dan yang disertai penderitaan ( d i s t r e s s ) pada kebanyakan kasus, dan berkaitan dengan i seseorang : terganggunya fungsi ( d i s f u n g s ) •
•
Terapi Psikiatrik: Terapi Biologik , Psikoterapi Pelbagai problem yang berhubungan dengan Kesehatan Jiwa
Psikiatri mempunyai dwifungsi 1. Sebagai ilmu kedokteran dasar yang menekankan pendekatan manusia (termasuk pasien dari pelbagai cabang ilmu kedokteran) secara komprehensif dari perspektif biologis, psikologis dan sosial 2. Sebagai cabang ilmu kedokteran yang secara khusus mempelajari dan menatalaksana pelbagai gangguan jiwa, problem kesehatan jiwa, serta saling keterkaitan pelbagai cabang ilmu kedokteran dengan psikiatri ( C o n s u l t a t i o n L i ai s o n P s y c h i at r y )
Secara garis besar fenomena perilaku manusia bermanifestasi dalam tiga aspek besar, yaitu perilaku, pikiran, perasaan
Urutan Hierarkis. •
•
cara yang sistematik untuk memastikan suatu diagnosis gangguan jiwa. WHO mengelompokkan gangguan gangguan jiwa dalam blok blok tertentu berdasarkan adanya persamaan deskriptif - baik persamaan –
dalam etiologi (mis. etiologi organik/medis atau zat psikoaktif dalam F0 dan F1), atau persamaan dalam gejala dasar (mis: gejala psikotik dalam F2 atau gangguan mood dalam F3),
dan menaruh blok-blok itu berdasarkan suatu urutan hierarkis
•
Pengertian urutan hierarkis adalah : pada umumnya gangguan-gangguan jiwa yang secara hierarkis terletak dalam blok di urutan atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gangguan jiwa yang terletak dalam blok di bawahnya
Urutan hierarki secara umum F0 : Gangguan Mental Organik / Simptomatik F1 : Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan Zat Psikoaktif F2 F5: Gangguan Mental Lainnya (Gangguan Psikotik, Gangguan Mood, Gangguan Neurotik) F6 : Gangguan Kepribadian & Perilaku masa Dewasa F7 - F9 : Retardasi Mental / Gangguan Perkembangan Mental Lainnya dengan Onset Masa Kanak & Remaja –
Evaluasi Multi aksial Berguna untuk memahami pasien secara menyeluruh komprehensif dari segi: –
Aksisi I: Gangguan jiwa; Aksis II: Ciri / Gangguan kepribadian; Aksis III: Kondisi medik / fisik; Aksis IV: Problem psiko-sosial dan lingkungan Aksis V : Fungsinya sebagai makluk psikososial secara menyeluruh (GAF-Global Assessment of functioning)
Empat urutan dasar untuk memastikan suatu gangguan jiwa. 1. O (Observasi): observasi secara deskriptif fenomenologis dari gejala atau keluhan pasien 2. I (Interview): Interview (dengan berempati untuk membina rapport) termasuk observasi yang sensitif dan mendengar aktif dilakukan secara interaktif 3. A (Assessment): simpulkan pelbagai data yang ada untuk evaluasi multi aksial 4. D (Diagnosis): dijabarkan secara Multi Aksial –
Faktor-faktor yang mempengaruhi sakit / tidak sakitnya, atau keparahan penyakit seseorang BERAT SAKIT
TARAF BERAT STRESOR TIDAK SAKIT
RINGAN DAYA TAHAN / PERSEPSI, KEPRIBADIAN
KUAT
RENDAH / LEMAH
Pemeriksaan Psikiatrik I. Wawancara Psikiatri II. Riwayat Psikiatrik III. Pemeriksaan Status Mental
I. WAWANCARA PSIKIATRIK Tujuan 1. Mengenal faktor-faktor genetik-biologik-fisik-medik temperamen psikologik perkembangan pendidikan sosial- budaya yang mempengaruhi pasien dan penyakitnya 2. Menentukan evaluasi ( multiaksial ) yang tepat •
•
–
–
–
•
Agar bersama dengan pasien, dapat melakukan terapi ( obat, manipulasi lingkungan atau psikoterapi ) yang komprehensif dan efektif
Caranya Terapis harus menunjukkan : keprihatinan, respek, empati dan kompetensi Agar terbina RAPPORT & KEPERCAYAAN, Supaya pasien dapat berbicara jujur, terbuka dan intim / pribadi
Terapis harus : trampil, menguasai tehnik wawancara dan bersifat fleksibel, agar Pasien dapat mendeskripsikan : gejala gejala , sehingga dapat dikumpulkan menjadi sindrom , dan dirumuskan menjadi diagnosis (evaluasi multi aksial)
JENIS DAN TEKNIK WAWANCARA Bersifat : •
Umum, maupun
•
Spesifik ( mis. mendalami tiap aspek dari evaluasi multiaksial, atau psikodinamik dari suatu psikopatologi
Syarat penting untuk wawancara
Menjadi pendengar aktif dan bersifat fleksibel sewaktu mencari data-data tentang pasien Mampu berempati dengan kondisi dan perasaan pasien Tidak didorong oleh suatu keharusan untuk mendapat riwayat penyakit atau status mental secara berurutan Dapat mendeteksi tema yang tidak disadari oleh pasien atau mendeteksi hal yang tersirat dari pembicaraan pasien
II. Riwayat Psikiatrik •
•
•
Adalah catatan ttg. riwayat penyakit, gangguan jiwa dan riwayat hidup pasien, untuk mengerti: Siapa, dari mana, & kira-kira kemana pasien akan selanjutnya Diceritakan oleh pasien dari sudut pandang pasien sendiri
( Catatan: kadang-kadang perlu keterangan tambahan dari sumber lain: orang tua / pasangan - a l l o a n a m s e s i s )
Hal-hal yang ditelusuri : •
•
•
•
•
Data konkrit tentang kronologi gejala/ gangguan Riwayat gangguan psikiatrik dan gangguan medik Ciri-ciri kepribadian termasuk kekuatan dan kelemahan pasien Hubungan pasien dengan orang-orang yang dekat dirinya di masa sekarang dan lampau Riwayat perkembangan pasien
Garis besar riwayat psikiatrik: Data pribadi II. Keluhan utama III. Riwayat gangguan sekarang: 1. Onset 2. Faktor presipitasi IV. Penyakit / gangguan sebelumnya 1. Psikiatrik 2. Medik 3. Penggunaan zat
Riwayat hidup A. prenatal & perinatal B. masa kanak awal ( sp 3 tahun) C. masa kanak pertengahan ( 3 11 th ) –
D. masa kanak akhir, pubertas sp. akir masa remaja E. masa dewasa: F. Riwayat psikoseksual G. Riwayat keluarga H. Impian, fantasi, dan nilai-nilai
III. Pemeriksaan status mental •
•
•
Adalah kesimpulan menyeluruh yang mendeskripsikan hasil observasi dan kesan dari pasien selama wawancara Status mental pasien dapat berubah dengan waktu Status mental = deskripsi: penampilan } pembicaraan } perilaku } pikiran } pasien selama wawancara
I. Deskripsi umum A. Penampilan B. Perilaku dan aktivitas psikomotor C. Sikap terhadap pemeriksa II. Mood dan afek A. Mood B. Afek C. Keserasian afek III. Ciri pembicaraan IV. Persepsi V. Isi pikiran dan arah pikiran ( mental trends ) A. Proses / bentuk pikiran B. Isi pikiran
VI.
Kesadaran dan kognisi
VII. Pengendalian impuls VIII. Daya nilai dan tilikan IX.
Taraf dapat dipercaya
LAPORAN PSIKIATRIK Disusun sesudah mendapat: - Riwayat psikiatrik - Pemeriksaan status mental yang komprehensif, yang dilanjutkan dengan: - Pemeriksaan diagnostik lebih lanjut
DIAGNOSIS Evaluasi multiaksial Aksis I : - Gangguan jiwa - Kondisi lain yang mungkin menjadi pusat perhatian klinis II : - Gangguan / ciri kepribadian - Retardasi mental III : - Kondisi fisik / penyakit medik umum IV : - Problem psikososial / lingkungan V : - GAF ( Global Assessment of Functioning )
PROGNOSIS •
•
Adalah suatu pendapat tentang perjalanan segera dan masa depan selanjutnya, seberapa luas, and hasil akhir dari gangguannya Sebutkan juga faktor-faktor yang secara baik ( positif ) dan secara buruk (negatif ) mempengaruhi prognosis