jurnal tentang ergonomi di tempat kerja. memiliki banyak dokumen yang membuat kalian senang membacanya.Full description
erhDeskripsi lengkap
Suatu pembahasan mengenai kelelahan ototDeskripsi lengkap
logamFull description
SOAL-SOAL LATIHAN : 1. Jelaskan proses pembuatan baja ! 2. Jelaskan perbedaan antara proses Bessemer dan proses Thomas ! 3. Jelaskan pengaruh kadar karbon terhadap sifat-sifat baja ! 4. …Full description
logam
sains tingkatan 4Full description
kelelahan otot
k3Deskripsi lengkap
Full description
GALVANIK LOGAM LOGAM
Kelelahan dapat menurunkan produktivitas kerja. Temukan cara-cara deteksi dan penanganannya.Deskripsi lengkap
Kelelahan KerjaFull description
Full description
Weld Fatigue
KELELAHAN LOGAM (FATIGUE) KELOMPOK G :
ISRA ISR A HUT HUTAURU AURUK K
(120401 (120 401109) 109)
IMMANUEL SIMANULLANG (120401110)
ZYKRIE YUDHI SETIYO
(1204011 (120401 111)
KARAKTERISTIK KELELAHAN LOGAM
Kelelahan (Fatigue) merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang - ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Diperkirakan 50%-90% kegagalan mekanis disebabkan oleh kelelahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi umur lelah: 1.Pembebanan: 1).Jenis beban:uniaksial, lentur, puntir. 2).Pola beban: periodik, random. 3).Besar beban (besar tegangan). 4).Frekwensi siklus beban. 2.Kondisi material. 1).Ukuran butir. 2).Kekuatan. 3).Penguatan dengan larutan padat. 4).Penguatan dengan fasa ke-2. 5).Penguatan regangan. 6).Struktur mikro. 7).Kondisi permukaan (surface finish). 8).Ukuran Komponen.
Parameter pembebanan yang berpengaruh terhadap kelelahan logam adalah tegangan ratarata dan tegangan amplitudo, serta frekwensi pembebanan. 2.
Pengaruh Kondisi Material
Awal retak lelah terjadi dengan adanya deformasi plastis mikro setempat, dengan demikian komposisi kimia dan struktur mikro material akan sangat mempengaruhi kekuatan untuk menahan terjadinya deformasi plastis sehingga akan sangat berpengaruh pula terhadap kekuatan
3.
Pengaruh Proses Pengerjaan
Pada dasarnya setiap ketidakkontinyuan dan ketidakseragaman pada material akan berpengaruh langsung terhadap penjalaran retak lelah atau ketahanan lelah material, ketidakkontinyuan ini dapat berupa takikan dari geometri komponen ataupun berupa retakan dan rongga sebagai akibat suatu proses pengerjaan. Selain itu ketidakseragaman yang berupa ketidakmohogenan struktur ataupun berupa segregasi dari suatu proses pengerjaan akan sangat berpengaruh pula terhadap ketahanan lelah material.
4.
Pengaruh Temperatur Operasi
Pada temperatur tinggi, kekuatan logam akan menurun sehingga deformasi plastis akan lebih mudah terjadi dan batas lelah menjadi tidak jelas (hilang) yang disebabkan oleh karena pengaruh mobilitas dislokasi.
Pengaruh temperatur terhadap batas lelah baja.
5.
Pengaruh Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang korosif akan menyerang permukaan logam dan menghasilkan lapisan oksida atau produk korosi. Umumnya oksida adalah sebagai lapis lindung dan dapat mencegah kerusakan korosi selanjutnya, tetapi pembebanan siklik dapat menyebabkan pecahnya lapisan tersebut dan kerusakan korosi berikutnya sehingga timbul korosi sumuran yang berfungsi sebagai takikan. Hal itulah yang menyebabkan penurunan kekuatan lelah, pengaruh lingkungan korosif ini menurunkan kekuatan lelah logam hingga 10 % serta dapat menyebabkan batas lelah menjadi tidak jelas (hilang).
Karakteristik kelelahan logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik makro dan karakteristik mikro. • Karakteristik
makro merupakan ciri-ciri
kelelahan yang dapat diamati secara visual (dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar). • karakteristik
mikro hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Karakteristik Makroskopis
Karakteristik makroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai berikut: 1. Tidak adanya deformasi plastis secara makro. 2.Terdapat tanda ’garis-garis pantai’ (beach marks) atau clam shell atau stop/arrest marks. Beach marks merupakan tanda penjalaran retakan, mengarah tegak lurus dengan tegangan tarik dan setelah menjalar sedemikian hingga penampang yang tersisa tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja
3. Terdapat ’Ratchet marks’ (permukaan patah). ratchet marks ini merupakan pertemuan beach marks dari satu lokasi awal retak dengan beach
Contoh gambar logam yang terdaoat ratchet mark
Contoh gambar logam yang terdaoat beach mark
Ratchet marks menjalar kearah radial dan merupakan tanda penjalaran retakan yang terjadi bila terdapat lebih dari satu lokasi awal retak, ratchet marks ini merupakan pertemuan beach marks dari satu lokasi awal retak dengan beach marks dari lokasi lainnya.
Tanda garis-garis pantai (beach marks) yang merupakan tanda penjalaran retakan, mengarah tegak lurus dengan tegangan tarik dan setelah menjalar sedemikian hingga penampang yang tersisa tidak mampu lagi beban yang bekerja, maka akhirnya terjadilah patah akhir atau patah statik.
Karakteristik Mikroskopis Karakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai berikut : 1. Pada permukaan patahan terdapat striasi (striations). 2. Permukaan patahan memperlihatkan jenis patah transgranular (memotong butir) tidak seperti jenis patah intergranular seperti yang terjadi pada kasus SCC (stress corrosion cracking) atau mulur (creep).
Mekanisme patah lelah, adalah terdiri atas 3 tahap kejadian yaitu: • Tahap awal terjadinya retakan (crack inisiation). • Tahap penjalaran retakan (crack propagation). Tahap akhir (final fracture). Umur lelah biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus tegangan yang dicapai sampai spesimen atau komponen patah. Dengan demikian umur total tersebut telah mencakup pula tahap awal retakan dan penjalaran retakan yang bila telah cukup jauh penjalarannya akan menyebabkan patah menjadi dua. Selain itu data kelelahan lain yang penting adalah laju penjalaran retakan (crack growth rate). Laju penjalaran retakan inilah yang datanya dapat dipakai untuk memperkirakan umur lelah.
Pencegahan Kelelahan Dengan pengikat ( fastenings) Ekspansi dingin menggunakan madrel (contoh paku keling) Pelubangan mandiri (autofrettage) Ekspansi dingin oleh penekanan (contoh ketel bertekanan)